Anda di halaman 1dari 5

SAP

SIAP SIAGA 3M+ UNTUK CEGAH DBD



A. Latar Belakang
Penyakit demam berdarah merupakan salah satu dari beberapa penyakit
menular dengan angka kesakitan dan kematian yang tinggi di Indonesia. Di Indonesia,
setiap tahunnya penyakit demam berdarah ini masih menunjukkan angka kesakitan dan
kematian yang meningkat terus. Sejak ditemukannya kasus demam berdarah di Jakarta
dan Surabaya pada tahun 1968 sampai dengan tahun 1989, data Direktorat Epidemiologi
dan Imunisasi Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan
Lingkungan Pemukiman (PPM dan PLP) menunjukkan bahwa seluruh Indonesia telah
terjangkit penyakit ini.
Vektor utama yang berperan dalam penyebaran penyakit demam berdarah ini
adalah nyamuk Aedes aegypti. Nyamuk Aedes Aegypti ini telah tersebar rata di seluruh
Asia Tenggara dan juga di seluruh Indonesia (OConnor dan Tine Sopa, 1981). Tempat
perindukkannya ada disekitar permukiman manusia berupa tempat-tempat air bersih
seperti bak mandi, tempayan, drum atau ember dan tempat-tempat tertampungnya air
hujan seperti kaleng bekas, pagar bambu serta tempat air bersih lainnya seperti antara
lain : perangkap semut, tempat minum binatang peliharaan dan vas bunga
(Christophers, 1960; Depkes RI, 1976).
Di Indonesia angka kesakitan DBD cenderung meningkat dan semakin menyebar
luas. Pada tahun 1968 baru berjangkit di Surabaya dan Jakarta, tetapi 20 tahun
kemudian telah menjangkitti 201 kabupaten/kotamadya di Seluruh Indonesia. Saat ini
Indonesia menempati posisi kedua di dunia setelah Brasil dan posisi pertama di ASEAN
dengan angka insiden DBD tertinggi. Pada tahun 2012, data Kementerian Kesehatan
menyebutkan bahwa jumlah kasus DBD mencapai 70.000 kasus dengan angka kematian
70 orang (Tingkat Kefatalan Kasus/CFR sebesar 1%) (13 Desember 2013 diunduh dari
www.metronews.com).
Adapun hasil Penyelidikan Epidemology (PE) Dinas Kesehatan DKI Jakarta hingga
15 Juli 2013 tercatat adanya sebanyak 5.731 kasus demam berdarah dengan 14
kematian (CFR) 0,24 persen. Di Jakarta, Kecamatan Palmerah menempati posisi teratas
dalam ranking BDSK IR atau Angka Kesakitan DBD (IR/100.000 penduduk) yaitu dengan
118,09, kemudian Duren sawit (108,97), Kelapa Gading (105,63), Sawah Besar (95,89)
dan Pulo Gadung (95,01).
Bila dilihat dari sisi wilayah maka wilayah Jakarta Timur menjadi lokasi insiden
DBD tertinggi pada periode ini dengan 1.901 kasus dengan sembilan kematian, lalu
Jakarta Barat (1,285 kasus), Jakarta Selatan (1,156 kasus), Jakarta Utara (828 kasus) dan
Jakarta Pusat (550 kasus). Dilihat dari data tersebut maka wilayah Jakarta Timur
merupakan kondisi paling rawan. Hal ini karena Jakarta Timur memiliki areal
pemukiman yang paling luas.
Sampai saat ini belum ada vaksin yang dapat mencegah infeksi dengue dan
belum ada obat yang khusus untuk mengobatinya sehingga pencegahan perkembang
biakan nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor penyebar penyakit dilingkungan
tempat tinggal menjadi hal yang terpenting dalam pengendalian penyakit Demam
Berdarah Dengue ini. Karena itu dibutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam
menanggulanginya Penelitian ini bertujuan untuk untuk memberikan gambaran tentang
pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam usaha pencegahan terhadap
Penyakit Demam Berdarah Dengue. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh
tingkat pengetahuan responden cukup baik ( 58,7 % ), sikap cukup baik ( 90,2 % ), dan
perilaku kurang ( 61,1 % ). Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat berperan
penting dalam keberhasilan program pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.
Walaupun pengetahuan dan sikap masyarakat di Indonesia pada umumnya baik,
akan tetapi masih banyak masyarakat yang memiliki perilaku yang kurang dalam
pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue, sehingga program pencegahan
penyakit tersebut masih belum maksimal (Andriani, 2007). Sehingga perlu diadakan
penyuluhan oleh petugas kesehatan setiap 3 bulan sekali dengan penekanan pada
kegiatan 3 M guna peningkatan kesadaran masyarakat untuk berperilaku lebih baik
dalam pencegahan penyakit Demam Berdarah Dengue.

B. Tujuan
Tujuan umum: Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pencegahan DBD
masyarakat Ds Cepoko RT 06 / RW 01 Malang dapat memahami
penyakit DBD khususnya bagaimana pencegahan DBD.
Tujuan khusus: Setelah dilaksanakan pendidikan kesehatan masyarakat Ds Cepoko
RT 06 RW 01 dapat:
1. mengetahui tentang DBD
2. Mengetahui cara penyebaran DBD
3. Mengetahui tanda dan gejala terjangkit DBD
4. Mengetahui bagaimana pencegahan DBD

C. Rencana Kegiatan
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Media : Poster, PPT, video
Waktu : Hari Rabu 18 desember 2013, pukul 16.00 (4 sore)
Tempat : Balai desa Ds Cepoko
Materi : Apa itu DBD dan bagaimana cara pencegahanya
Pemateri : 1. Sindy Wulandari
2. Dian Kharisma
3. Farida Laksitarini
4. Arif Dika Mahendra
5. Ephysia R.
Peserta : Warga desa Cepoko RT 06 RW 01 Malang

D. Susunan Acara
No Tahap
Kegiatan
Kegiatan Pelatih Kegiatan Peserta Metode Media/
Alat
Bantu
Waktu
1. Pendahul
uan
1.1 Memberi salam
1.2 Memperkenalkan
diri
1.3 Membuat kontrak
waktu
1.4 Memaparkan latar
belakang topic
bahasan
1.5 Memaparkan
tujuan
1.6 Menjelaskan
1.1 Menjawab
salam
1.2 Menyetujui
kontrak waktu
1.3 Mendengarka
n
1.4 Menjawab
pertanyaan
dasar secara
umum
Ceramah Power
point
5
menit
manfaat materi
1.7 Memberikan
pertanyaan-
pertanyaan dasar
secara umum
2. Penyajian 2.1 Menjelaskan apa
yang dimaksud
dengan DBD
2.2 Menjelaskan
penyebaran DBD
di Indonesia
2.3 Menjelaskan
akibat yang
ditimbulkan dari
DBD
2.4 Menjelaskan cara
pencegahan DBD
yang benar
2.5 Mencontohkan
cara yang benar
penggunaan
ABATE
2.6 Memutarkan
Video cara
pencegahan DBD
yang benar
2.7 Mendiskusikan
mengenai hal yang
kurang dimengerti
oleh peserta
2.8 Memberikan
pertanyaan-
pertanyaan
2.1
Mendengarkan
2.2 Memberikan
tanggapan dan
pertanyaan
mengenai hal
yang kurang
dimengerti
2.3 menjawab
pertanyaan
Ceramah
dan
Tanya
jawab
2.1 Power
point
2.2 Poster
2.3 Video
2.4 Obat
ABATE
30
menit
seputar materi
yang telah
diberikan oleh
pemateri
2.9 Membagian
ABATE dan
memberikan
hadiah kepada
peserta yang
dapat menjawab
pertanyaan
dengan benar
3 Penutup 3.1 Klarifikasi dan
evaluasi
3.2 Mengakhiri
Pertemuan
3.2 Mengucapkan
Terimakasih
3.3 Mengucapkan
salam
3.1 Memberikan
tanggapan
balik
3.2 Menjawab
salam

Ceramah Power
Point
5
menit

E. Evaluasi

F. Materi
( Terlampir)

Anda mungkin juga menyukai