Anda di halaman 1dari 7

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Keluarga Berencana (KB)
1. Definisi KB
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga
Pasal 1 menyebutkan bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran
anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui
promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Disebutkan pula bahwa suami
dan isteri mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dalam
melaksanakan KB dan bahwa dalam menentukan cara KB pemerintah
wajib menyediakan bantuan pelayanan kontrasepsi bagi suami dan
isteri.
4


2. Jenis Metode KB
Jenis metode KB yang ada di Indonesia:
3

Tabel 1. Jenis Metode KB








B. Konsep Pelayanan Keluarga Berencana
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan pada Pasal 78 menyatakan bahwa pelayanan kesehatan dalam
KB dimaksudkan untuk pengaturan kehamilan bagi pasangan usia subur
untuk membentuk generasi penerus yang sehat dan cerdas dan pemerintah
bertanggung jawab dan menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan,
Non Hormonal Hormonal
1. Metode Amenore Laktasi
(MAL)
2. Kondom
3. Alat Kontrasepsi dalam
Rahim
4. Kontrasepsi Mantap
(Vasektomi, Tubektomi)
1. Progestin : pil, injeksi,
implant
2. Kombinasi : pil dan injeksi

5


alat dan obat dalam memberikan pelayanan KB yang aman, bermutu dan
terjangkau oleh masyarakat.
4

Pelayanan KB adalah bagian dari implementasi pendekatan siklus
hidup dan prinsip continuum of care dalam upaya peningkatan derajat
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Peningkatan akses dan kualitas Pelayanan
KIA dimulai sejak remaja, wanita usia subur hingga masa pra-hamil,
kehamilan, persalinan dan nifas, bayi, dan balita.
4

Pelayanan KB adalah salah satu bentuk upaya kesehatan promotif
dan preventif perorangan. Implementasi pendekatan life cycle dan prinsip
continuum of care dalam Pelayanan KB terlihat dari jenis pelayanan dan
sasaran yang dituju. Pelayanan KB mulai diberikan kepada remaja berupa
pemberian informasi tentang Kesehatan Reproduksi yang terintegrasi
dalam Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR). Untuk calon
pengantin, pelayanan KB diberikan dalam bentuk pemberian informasi
sebagai bagian dari pelayanan kesehatan reproduksi.
4

Pelayanan KB kepada ibu hamil diberikan terintegrasi dengan
pelayanan antenatal dalam bentuk konseling KB pasca-persalinan,
penggunaan Buku KIA, Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), maupun pemberian informasi dalam Kelas Ibu Hamil.
Apabila setelah melahirkan seorang ibu belum menggunakan kontrasepsi,
maka pada saat memberikan pelayanan nifas petugas kesehatan dapat
melakukan konseling KB pasca-persalinan dan pelayanan KB pasca-
persalinan. Untuk PUS yang tidak sedang hamil Pelayanan KB diberikan
dalam bentuk konseling dan pelayanan KB dengan tujuan merencanakan
dan menjarangkan atau membatasi kehamilan.
4

C. Peran Puskesmas dalam Program KB
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah fasilitas
pelayanan kesehatan dasar yang tersedia di setiap kecamatan di Indonesia.
Implementasi dari strategi Kementerian Kesehatan tersebut adalah dengan
ditetapkannya 6 Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas yang meliputi Upaya
Promosi Kesehatan, Upaya Kesehatan Lingkungan, Upaya Kesehatan Ibu
dan Anak serta Keluarga Berencana, Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat,
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Upaya
6


Pengobatan. Dengan demikian, jelas bahwa pelayanan KB termasuk upaya
kesehatan wajib di Puskesmas.
4


D. Peran Penyuluh atau Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB)
Bila ditinjau dari aspek pengelolaaan program, keberhasilan
program KB tidak lepas dari berbagai kondisi di lapangan yang menunjang
proses operasional pelayanan program KB nasional. Hal tersebut didukung
oleh keberadaan penyuluh atau petugas lapangan KB (PLKB) dan institusi
masyarakat pedesaan (IMP). Keberadaan mereka sangat mendukung usaha
perluasaan jangkauan pelayanan program , baik dalam memotivasi serta
memfasilitasi masyarakat untuk mengakses pelayanan.
4

PLKB bertugas memberikan penyuluhan, pendataan dan
pendampingan Keluarga berencana, sebelumnya para PLKB diberi
orientasi dan pembekalan dengan tugas awalnya adalah melakukan
pendataan, Dari pendataan tersebut dapat diketahui persoalan yang
dihadapi dilapangan, kemudian akan dilakukan evaluasi apa saja yang
sudah dilaksanakan oleh PLKB dalam mengatasi persoalan tersebut.
Setelah itu tenaga PLKB tersebut akan dibekali lagi mengenai
pengetahuan latihan dasar umum (LDU) mengenai tugas dan fungsi PLKB
secara khusus lagi. Idealnya seorang PLKB hanya melayani 3 desa. PLKB
sebagai ujung tombak program KB didaerah harus langsung berhadapan
dengan masyarakat sampai tingkatan terbawah , termasuk di Rukun
Tetangga. Berdasarkan penguasaan lapangan tersebut, seorang PLKB juga
harus memberikan laporan kepada atasannya tentang hasil dan prediksi
hasil yang akan dicapai dalam program KB di wilayah binaannya. Dengan
demikian, keberhasilan program era kebangkitan KB di tengah-tengah
masyarakat sangat tergantung pada efektivitas PLKB.
4


E. Urutan Dalam Pemecahan Masalah.
Untuk memecahkan masalah dapat menggunakan siklus
pemecahan masalah seperti gambar berikut
1
:


7





1. Identifikasi Masalah
Dalam menganalisis masalah digunakan metode poendekatan system
untuk mencari kemungkina penyebab dan menyusun pendekatan-
pendekatan masalah, dari pendekatan sistem ini dapat ditelusuri hal-hal
yang dapat menyebabkan munculnya permasalahan. System yang
diutarakan disini adalah system terbuka pelayanan kesehatan yang
dijabarkan sebagai berikut :












Gambar 1. Siklus Pemecahan Masalah
Input :
Man
Money
Method
Material
Machin
e
Process:
Fungsi
Manajemen
(P1,P2,P3)
Ouput :
Cakupan
Kegiatan
dan Mutu
Outcome
Lingkungan
Fisik, Kependudukan,
Sosial Budaya
Gambar 2. Analisia Penyebab Masalah dengan Pendekatan Sistem
8




2. Penentuan Penyebab Masalah
Digali berdasarkan data atau kepustakaan dengan curah pendapat. Untuk
mewmbantu menentukan penyebab kemungkinan masalah dapat
dipergunakan diagram Fish Bone.

Gambar 3. Diagram Fish Bone
3. Penentuan Penyebab Masalah yang Paling Mungkin
Dipilih dari sebab-sebab yang didukung oleh data atau konfirmasi dan
survei lapangan.
4. Menentukan alternatif pemecahan masalah
Seringkali pemecahan masalah dapat dilakukan dengan mudah dari
penyebab yang sudah diidentifikasi. Jika masalah sudah jelas maka dapat
langsung pada alternative pemecahan masalah.
5. Penetapan Pemecahan Masalah terpilih
Setelah alternatif pemecahan masalah terpilih ditentukan, maka dilakukan
pemilihan pemecahan terpilih. Apabila ditemukan beberapa alternative
maka digunakan metode kriteria Matrix untuk menentukan atau memilih
pemecahan terbaik.
6. Penyusunan Rencana Penerapan
Rencana penerapan pemecahan masalah dapat dibuat dalam bentuk POA
(Plan Of Action) atau rencana kegiatan.
9




7. Monitoring dan Evaluasi
Ada dua segi pemantauan yaitu, apakah kegiatan penerapan pemecahan
masalah yang sedang dilaksanakan sudah diterapkan dengan baik dan
menyangkut masalah itu sendiri, apakah permasalahan sudah dapat
dipecahkan.

F. Prioritas Pemecahan Masalah
Setelah menentukan alternatif masalah, maka selanjutnya dilakukan
penetuan prioritas alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan
menggunakan kriteria Matrix:
1




Berikut ini proses penentuan prioritas alternative pemecahan masalah
dengan menggunakan Kriteria Matrix :
1. Magnitude (M): besarnya penyebab masalah dari pemecahan masalah yang
dapat di selesaikan. Makin besar (banyak) penyebab masalah yang dapat
diselsaikan dengan pemecahan masalah makin efektif
2. Importancy (I) : pentingnya cara pemecahan masalah. Makin pentinga cara
penyelesaian dalam mengatasi penyebab masalah makin efektif
3. Vulnerability (V) : sensitifitas cara penyelesaian masalah. Makin sensitif
bentuk penyelesaian masalah makin efektif
4. Cost (C) : Perkiraan besarnya biaya yang diperlukan untuk melakukan
pemecahan masalah.
Masing-masing cara pemecahan masalah diberi nilai 1-5. cara memberi
nilai : Dengan Nilai 1 adalah biaya yang dikeluarkan kecil nilai 3 biaya
menengah dan nilai 5 biaya yang dikeluarkan besar.




M x I x V
C
10


G. Pembuatan Plan Of Action dan Gann Chart
Setelah melakuakn penentuan pemecahan masalah maka selanjutnya
dilakukan pembuatan Plan Of Action serta Gann Chart, hal ini bertujuan untuk
menentukan perencanaan kegiatan.
1

Anda mungkin juga menyukai