Anda di halaman 1dari 41

ENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF

MELALUI PENERAPAN KEGIATAN MENULIS JURNAL


DAN PEMANFAATANNYA UNTUK PENILAIAN AUTEMATIK
PADA SISWA KELAS II SMP NEGERI 1 ANDOOLO
KABUPATEN KONAWE SELATAN









OLEH

SAMAL SONI, S.Pd
NIP. 131 853 440

GURU SMP NEGERI 1 ANDOOLO










PEMERINTAH KABUPATEN KONAWE SELATAN
DINAS PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
ANDOOLO 2007












ABSTRAK


Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui Penerapan Kegiatan
Menulis Jurnal dan Pemanfaatanya untuk Penilaian Autentik pada Siswa
Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Kabupaten Konawe Selatan

Oleh
Samal Soni, S.Pd

Kata Kunci : menulis paragraf, menulis jurnal, penilaian autentik

Salah satu persoalan yang ditemukan di sekolah adalah rendahnya keterampilan menulis siswa,
khususnya keterampilan menulis paragraf. Hal tersebut terjadi karena strategi pembelajaran menulis
yang digunakan belum memberi kesempatan lebih banyak pada siswa untuk mengemukakan
gagasan secara tertulis dengan lebih bebas, ekspresif, dan spontan. Pembelajaran menulis yang
dilakukan belum mendorong terbentuknya kebiasaan menulis pada siswa.
Di sisi lain, penilaian pembelajaran menulis yang diterapkan juga belum dapat memberi informasi
yang sebenarnya tentang perkembangan keterampilan menulis siswa. Untuk mengatasi hal tersebut,
diterapkan kegiatan menulis jurnal pada siswa dan memanfaatkan tulisan dalam jurnal itu untuk
bahan penilaian autentik. Dalam penerapannya kegiatan menulis jurnal tersebut dilakukan dalam
tiga tahapan. Kegiatan tahapan itu adalah (1) pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis
jurnal, (2) pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, sedangkan rancangan
penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas. Rancangan penelitian tindakan kelas
tersebut dilakukan dalam tiga siklus penelitian. Subjek penelitiannya adalah siswa kelas II A SMPN 1
Andoolo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan tersebut dapat meningkatkan keterampilan menulis
paragraf siswa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas paragraf yang dihasilkan. Kegiatan menulis
jurnal juga membuat kegiaan menulis menjadi lebih menarik dan bermakna bagi siswa.
Peningkatan tersebut tidak terlepas dari upaya guru memberi respon, mengembangkan dialog,
memodelkan cara menulis paragraf yang benar, mencermati kesalahan yang kerap dilakukan siswa,
membiasakan secara tetap, serta memberikan berbagai arahan untuk membangkitan kreativitas
siswa dalam menulis paragraf. Bimbingan dan arahan guru itu tetap diberikan, meskipun menulis
jurnal adalah kegiatan menulis yang bersifat informal.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian disarankan kepada guru bahasa Indonesia sebaiknya
kegiatan pembiasaan menulis jurnal terus diterapkan dan dilakukan dengan disertai bimbingan yang
intensif dan terarah. Dengan mencermati isi tulisan siswa, disarankan pula kepada guru mata
pelajaran lain sebaiknya kegiatan menulis jurnal ini dapat diterapkan karena selain melatih
keterampilan menulis paragraf, jurnal juga dapat mengkomunikasikan serta merefleksikan hasil
belajar dan perkembangan pribadi siswa.















KATA PENGANTAR

Puji ke hadirat Allah SWT atas segala karunia, rahmat, dan hidayah yang telah dilimpahkan sehingga
karya tulis yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf melalui penerapan Kegiaan
Menulis Jurnal dan Pemanfaatannya untuk Penilaian Autentik pada Siswa Kelas II SMP Negeri 1
Andoolo Kabupaten Konawe Selatan. Karya tulis ini disajikan sebagai salah satu persyaratan dalam
Tes Pemilihan Guru Berprestasi Tahun 2007 Tingkat SMP di Kabupaten Konawe Selatan.
Karya tulis ini merupakan laporan hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP
Negeri 1 Andoolo, sebagai salah satu upaya perbaikan mutu pendidikan. Dalam penyajiannya penulis
menyadari karya tulis ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan berbagai saran dan kritik membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhirnya, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis, mulai dari pelaksanaan tindakan di kelas hingga penyusunan karya tulis ini. semoga Allah
SWT senantiasa memberikan Rahmat-Nya untuk semua usaha yang telah dan terus kita lakukan
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Amin

Andoolo, Juni 2007
Penulis,

Samal Soni, S.Pd




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ii
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Fokus Penelitian 5
1.3 Rumusan Masalah 7
1.4 Tujuan Penelitian 8
1.5 Manfaat Penelitian 9

BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan 11
2.2 Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan
Penilaian Autentik 14

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Rancangan Penelitian 17
3.2 Subjek Penelitian 18
3.3 Data dan Tehnik Pengumpulan Data 18
3.4 Analisis Data 19
BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN HASIL
4.1 Perencanaan Tindakan 20
4.2 Pelaksanaan Tindakan 24
4.2.1 Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan
Menulis Jurnal25
4.2.2 Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal 26
4.2.3 Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan
Tulisan dalam Jurnal Siswa 31
4.3 Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Siswa dalam
Menulis Paragraf34

BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan 41
5.2 Saran 42
DAFTAR RUJUKAN 43

DAFTAR TABEL


Tabel
Tabel 1 Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan 21

Tabel 2 Perbandingan Rata-Rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa
Tiap Siklus 35

Tabel 3 Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan
Siswa Per Siklus 35

Tabel 4 Topik-Topik Tulisan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan 36

Tabel 5 Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan 37


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Pembelajaran bahasa Indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang lebih
menekankan siswa untuk belaajar berbahasa, dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat
untuk berkomunikasi. Siswa bukan sekedar belajar tentang pengetahuan bahasa, melainkan belajar
menggunakan bahasa untuk keperluan berkomunikasi. Untuk itu, pendekatan pembelajaran yang
sesuai adalah pendekatan komunikatif.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan pendekatan komunikatif itu diarahkan untuk membentuk
kompetensi komunikatif, yakni kompetensi kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia
sebagai alat komunikasi, baik pada aspek pemahaman, aspek penggunaan, maupun aspek apresiasi
(Suparno 2001). Hal tersebut diatas berarti, melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan
siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna dari sebuah pesan atau informasi yang
disampaikan serta memiliki kemampuan untuk menalar dan mengemukakan kembali pesan atau
informasi yang diterimanya itu. Siswa juga diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekpresikan
berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik.
Kompetensi komunikatif itu dapat dicapai melalui proses pemahiran yang dilatihkan dan dialami
dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan,
pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis paragraf. Keterampilan menulis
paragraf sebagai keterampilan berbagasa yang bersifat produktif-aktif merupakan salah satu
kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis.
Siswa akan terampil mengorganisasikan gagasan dengan runtut, menggunakan kosakata yang tepat
dan sesuai, memperhatikan ejaan dan tanda baca yang benar, serta menggunakan ragam kalimat
yang variatif dalam menulis jika memiliki kompetensi menulis paragraf yang baik.
Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis kerap kali menjadi
suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari siswa. Siswa tampak
mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika
pembelajaran menulis dimulai. Mereka terkadang sulit sekali menemukan kalimat pertama untuk
memulai paragraf. Siswa kerap menghadapi sindrom kertas kosong (blank page syndrome) tidak
tahu apa yang akan ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan
gurunya.
Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hany diajarkan pada saat pembelajaran menulis saha,
pahadal pembelajan keterampilan menulis dapat dipadukan atau diintegrasikan dalam setiap proses
pembelajaran di kelas. Pengintegrasian itu dapat bersifat internal dan eksternal. Pengintegrasian
internal berati pembelajaran menulis diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan bebahasa
yang lain. Menulis dapat pula diintegrasikan secara eksternal dengan mata pelajaran lain diluar mata
pelajaran bahasa Indonesia.
Kecenderungan lain yang terjadi adalah pola pembelajaran menulis di kelas yang dikembangkan
dengan sangat terstruktur dan mekanis, mulai dari menentukan topik, membuat kerangka,
menentukan ide pokok paragraf, kalimat utama, kalimat penjelas, ketepatan penggunaan pungtuasi
dan sebagainya. Pola tersebut selalu berulang tiap kali pembelajaran menulis. Pola tersebut tidak
salah, tetapi pola itu menjadi kurang bermakna jika diterapkan tanpa variasi strategi dan teknil lain.
Akibatnya, waktu pembelajaran pun lebih tersita untuk kegiatan tersebut, sementara kegiatan
menulis yang sebenarnya tidak terlaksana atau sekedar menjadi tugas di rumah. Kegiatan menulis
seperti ini bagi siswa menjadi suatu kegiatan yang prosedural dan menjadi tidak menarik. Penekanan
pada hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak berkembang karena
hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami. Bahkan, Tompokins (1994:105)
menegaskan bahwa terlalu menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat
menghentikan kemauan siswa untuk menulis.
Pembelajaran menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilahan-pemilihan yang kaku
dalam mengajarkan jenis-jenis tulisan atau jenis-jenis paragraf, seperti narasi, eksposisi, deskripsi,
dan argumentasi. Pengategorian yang kaku itu membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena
takut salah, tidak sesuai dengan jenis karangan yang dituntut. Padahal, ketakutan untuk berbuat
salah tersebut dapat mematikan kreativitas siswa untuk menulis. Selain itu, Halliday (dalam
Tompkins & Hoskisson, 1991:187) menyatakan bahwa pengategorian jenis-jenis karangan tersebut
terlihat artifasial ketika kita meminta siswa menggunakannya untuk berbagai tujuan yang berbeda,
sebab siswa terkadang mengombinasikan dua atau lebih kategori untuk mengemukakan sebuah
gagasan dalam tulisannya.
Menulis merupakan suatu keterampilan dan keterampilan itu hanya akan berkembang jika dilatihkan
secara terus menerus atau lebih sering. Memberikan kesempatan lebih banyak bagi siswa untuk
berlatih menulis dalam berbagai tujuan merupakan sebuah cara yang dapat diterapkan agar
keterampilan menulis meningkat dan berkembang secara cepat.
Permasalahan lain yang terkait dengan pembelajaran keterampilan menulis di sekolah adalah sistem
penilaian dan pencapaian target kurikulum pembelajaran yang hanya diukur berdasarkan hasil tes-
tes tertulis di akhir caturwulan, semester, atau tahun pelajaran. Padahal, tidak semua keterampulan
berbahasa dapat dievaluasi dengan menggunakan paper and pencil tests (Saukah, 1999). Untuk
mengetahui kemampuan dan perkembangan keterampilan berbahasa, termasuk menulis tidak tidak
cukup hanya dilihat melalui jawaban soal-soal yang diberikan satu atau dua kali ditengah dan diakhir
semester (subsumatif dan sumatif). Tes-tes tertulis hanya salah satu bagian saja dari proses
penilaian.
Menyikap hal tersebut perlu diterapkan suatu model penilaian keterampilan menulis yang autentik
dari komprehensif dengan berbagai teknik dan prosedur. Model penilaian tersebut melihat
perkembangan dan keberhasilan keterampilan berbahasa siswa secara berkelanjutan (Pulh, 1997:6).
Penilaian tersebut juga harus dilakukan secara autentik, yaitu didasarkan proses perkembangan dan
data-data autentik yang menggambarkan keterampilan berbahasa yang dikuasainya (Nurhadi,
2003:19). Dalam konteks yang lebih komunikatif, penilaian pun tidak hanya dilakukan oleh guru,
siswa dapat belajar saling menilai dengan temannya, bahkan belajar menilai dirinya sendiri.

1.2 Fokus Penelitian
Permasalahan pokok yang menjadi fokus penelitian ini adalah rendahnya keterampilan menulis
paragraf siswa Kelas II SMP Negeri 1 Andoolo. dari studi awal yang dilakukan di sekolah itu,
ditemukan beberapa indikator yang menunjukkan rendahnya keterampilan menulis siswa di sekolah
tersebut. Indikator yang dapat dilihat dari hasil tulisan siswa adalah (1) gagasan utama yang disajikan
tidak jelas dan banyak paragraf yang memiliki lebih dari satu gagasan utama, (2) gagasan
pengembang yang disajikan tidak padu dan tidak mendukung gagasan utama, (3) banyak paragraf
yang hanya terdiri dari atau kalimat, (4) kalimat-kalimat yang digunakan banyak yang memiliki
struktur yang tidak tepat, (5) pilihan kata yang digunakan masih terbatas dan kurang tepat,
utamanya pada penggunaan konjungsi, dan (6) tanda baca dan ejaan yang digunakan masih banyak
kesalahan. Berdasarkan indikator-indikator tersebut hasil tulisan diposisikan pada kualifikasi kurang
sampai dengan cukup.
Indikator-indikator rendahnya keterampilan menulis paragraf siswa tersebut didukung pula dengan
hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran menulis. Hasil pengamatan itu menunjukkan tiga
hal yang berhubungan dengan rendahnya keterampilan menulis siswa. Pertama, siswa memerlukan
waktu yang cukup lama untuk menyelesaikan sebuah paragraf yang baik. Kedua, siswa mengalami
kebingungan untuk menentukan topik, gagasan utama, atau kalimat pertama yang akan ditulis.
Ketiga, siswa kurang antusias dan tidak menunjukkan respon yang baik ketika mendapat tugas
menulis.
Dari hasil analisis dan diskusi disimpulkan dua faktor utama sebagai penyebab rendahnya
keterampilan menulis tersebut. Pertama, faktor yang berhubungan dengan strategi pembelajaran
keterampilan menulis. Kedua, faktor yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran
keterampilan menulis.
Ada lima indikator faktor penyebab yang berhubngan dengan strategi pembelajaran menulis.
Pertama, pembelajaran menulis yang dikembangkan masih dilakukan dengan cara mengutamakan
aspek teoritis, mekanis, dan kurang variatif sehingga kurang menarik minat belajar siswa. Kedua
siswa belum dibiasakan dan latih untuk menulis secara berkesinambungan. Ketiga, tugas-tugas
menulis paragraf atau membuat karangan yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi
jenisnya secara berksinambungan. Ketiga, tugas-tugas menulis paragraf atau membuat karangan
yang harus dikerjakan siswa sangat formal, dibatasi jenisnya secara kaku, dan menuntut
kesempurnaan hasil sehingga kreativitas siswa untuk mengekspresikan diri melalui tulisan kurang
dapat berkembang. Keempat, bimbingan dan penguatan yang diberikan guru terhadap kegiatan
menulis yang dilakukan siswa belum optimal. Kelima, pembelajaran menulis yang dilaksanakan
cenderung ekslusif, tidak terpadu dengan pembelajaran aspek keterampilan berbahasa lain.
Indikator faktor penyebab yang berkaitan dengan proses penilaian pembelajaran keterampilan
menulis ada empat hal. Pertama, penilaian keterampilan menulis hanya dilakukan melalui soal-soal
tes sehingpa kurang memperhatikan aspek komunikatif dalam pembeiajarean bahasa. Kedua,
penilaian tidak merekam perkembanil-an kemampi:an menulis yang sebenarnva karena tidak
dilakukan secara berkelanjutan. Ketiga, peniiaian hanya dilakukan sepihak oleh guru secara tertutup.
Keempat, hasil penilaian tidak merefleksi kebutuhan belajar siswa.

1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah, maka masalah dalam penelitian ini secara umum
adalah "bagaimaanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP
Negeri 1 Andoolo melalui penerapan kegiatan menulis jurnal dan pemanfaatannya untuk penilaian
autentik?". Rumusan masalah umum itu dirinci meniadi tiga masalah khusus. Ketiga masalah khusus
tersebut adalah sebagai berikut :
1). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1
Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal ?.
2). Bagaimanakah upava meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1
Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan menulis jurnal dalam pembelajaran
?
3). Bagaimanakah upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1
Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tuiisan-tulisan dalam jurn,al
siswa.

1.4 Tu.juan Penelitian
Secara umum tujuan penelitian ini adalah mcndapatkan kajian tentang upaya meningkatkan
keterampilan memalis paragraf siswa kelas II SMP Negeri 1 Andoolo Malang melalui kegiatan
menulis jurnal dan pemanfaatannva untuk penilaian autentik. Tujuan penelitian umum itu diuraikan
secara khusus sebagai berikut :
1). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pemahaman konsep dan pemodelan?
2). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dalam
pembelajaran ?
3). Mendapatkan kajian tentang upaya meningkatkan keterampilan menulis paragraf siswa kelas II
SMP Negeri 1 Andoolo melalui tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan-tulisan
dalam jurnal siswa?


1.5 Manfaat Penelitian
Kegiatan dan laporan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat; baik yang bersifat teoritis
maupun praktis. Manfaat teoritisnya yaitu memberi sumbangan informasi dan masukan bagi
pengembangan teori pembelajaran keterampilan menulis dan pengembangan teori penilaian
autentik dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini juga memiliki manfaat praktis
bagi guru, siswa, dan sekolah dalam upaya peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan menulis.
Bagi guru, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan dan pertimbangan empiris dalam
memilih strategi alternatif dan menerapkan penilaian autentik dalam pembelajaran menulis sebagai
upaya meningkatkan keterampilan menulis siswa. Selain itu; hasil penelitian ini diharapkan dapat
mendorong guru untuk meneliti lebih lanjut tentang berbagai strategi pembelajaran dan proses
penilaian keterampilan menulis, dalam kaitannya dengan pengembangan profesi.
Bagi siswa, kegiatan atau tindakan dilakukan dalam penelitian ini juga bermanfaat yaitu memberikan
variasi kegiatan pembelajaran vang lebih menarik dan bermakna. Siswa dapat berlatih
mengekspresikan diri, mengemukakan gagasan, atau perasaannya secara tertulis dengan lebih bebas
dan lebih sering. Dengan berlatih menulis jurnal secara lebih sering dan lebih bebas, diharapkan
keterampilan menulis siswa khususnya keterampilan menulis paragraf dapat menjadi lebih baik.
Bagi sekolah atau lembaga pendidikan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagaa bahan pertimbangan
pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah. Hasil penelitian ini
juga dapat dijadikan referensi dan bahan pertimbangan bagi pengemhangan kurikulum, perangkat
pembelajaran; dan proses penilaian pembelajaran yang lebih baik.

BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Alternatif Tindakan
Salah satu cara alternatif yang dapat diterapkan untuk membiasakan dan melatihkan keterampilan
menulis pada siswa, khususnva menuiis paragraf adalah dengan menuiis jurnal atau dalam istilah
yang lebih umum dikenal dengan menulis buku harian. Pembiasaan dan rutinitas menulis tersebut
akan menjadi suatu kebiasaan perilaku yang positif. Dengan menulis jurnal. siswa dapat berlatih
menulis lebih sering dan lebih bebas di luar jam pembelajaran menulis secara khusus. Siswa akan
terbiasa mengungkapkan gagasan atau perasaannya secara tertulis dalam bentuk paragraf-paragraf
yang baik. Jurnal dapat menjadi sarana yang membantu siswa untuk belajar menulis dengan lebih
menyenangkan dan berhasil (Eanes, 1997:457).
Kegiatan menulis jurnal itu tidak hanya dilakukan ketika pmbelajaran menulis, pada pembelajaran
bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan lain kegiatan tersebut juga dapat disisipkan. Guru
dapat menyediakan waktu setiap bari atau beberapa hari dalam seminggu sekitar sepuluh sampai
dengan lima bela menit bagi siswa untuk menuiis jurnal pribadinva (Capacchione, 1989:15; Tompkins
& Hoskisson, 1991:189). Dalam konteks sistem pembelajaran sekolah di Indonesia sekilas terkesan
penyedian waktu ini mengurangi alokasi waktu pembelajaran pokok, tetapi bila disadari lebih jauh
pengurangan alokasi waktu pembelajaran ini, yang dimanfaatkan untuk menulis jurnal, dapat
memberi manfaat yang besar bagi siswa.
Rutinitas menulis jurnal yang dilakukan siswa memberi manfaat positif bagi perkembangan
kemampuan menulis. Selain itu, dapat pula meningkatkan penguasaan aspek pembahasaan yang lain
secara tidak langsung. Secara berkesinambungan siswa akan teriatih mengemukakan gagasan dan
perasaannva dengan pilihan kata, kalimat; struktur penyajian, dan pola pengernbangan yang baik.
Sebab, untuk terampil menulis, anak-anak harus sering dan bebas menulis (serta membaca) supaya
mereka terampil dalam menggunakan struktur yang kompleks dan benat secara tata bahasa (
Leonhardt, 200l : 22).
Kegiatan menulis jurnal mengajak siswa untuk lebih bebas dan kreatif mengekspresikan diri lewat
bahasa tulis. Dalam kegiatan menulis jurnal, kemampuan komukasi secara tertulis dikembangkan,
siswa mengkomunikasikan hal-hal yang mereka amati, berbagai informasi, dan berbagai ide (Saukah,
2000). Dalam jurnal siswa dapat menuliskan berbagai hal, tanpa tekanaii dan ketakutan membuai
kesalahan. Jika anak terbiasa menulis secara mandiri, maka mereka akan belajar cara menulis
dengan fokus vang tajam dan jelas (Leonhard. 2GG 1:21).
Tulisan dalam jurnal merupakan produk yang alamiah dan bersifat spontan. Siswa dapat menuliskan
pengalaman keseharian vang dialami atau dirasakannya, tanggapannya tentang kegiatan
pembelajaran, tanggapannya tentang suatu bacaan yang dibacanya, tanggapan terhadap lingkungan
di sekitarnva atau hal-hal lain yang menurutnva menarik untuk di tulis. Melalui kegiatan menulis
jurnal siswa berlatih dan membiasakan diri mengemukakan gagasan, mengekspresikan diri, atau
menanggapai hal-hal yang menarik perhatiannya dalam bentul: paragraf-paragraf. Kegiatan menulis
jurnal ini memberikan kesempatan siswa untuk menulis dengan lebih bebas. untuk keperluan tugas-
tugas menulis seeara formal, tulisan dalam jurnal dapat menjadi pilihan sumber ide awal untuk
dikembangkan.
Konsep jurnai dalam penelitian ini adalah tulisan-tulisan yang ditulis siswa daiam buku catatan
khusus yang sifatnva informal, spontan, rutin, dan personal. Hal-ha1 yang ditulis adalah tentang
pengalaman pribadi, curahan perasaan atau gagasan, tanggapan tentang), bacaan, tanggapan
tentang proses pembelajaran. atau hal-hal lain yang menarik minat dan perhatian siswa. Topik-topik
yang ditulis dalam jurnal itu dapat dipilih secara bebas atau ditentukan sesuai konteks pembelajaran.
Selanjutnya, tulisan siswa tersebut diberi respon oleh guru sebagai upaya meningkatkan motivasi
siswa untuk menulis.
Sebagai tulisan informal maka aspek yang ditekankan dalam menulis jurnal adalah
kelancaran/kefasihan (fluencv) dalam mengemukakan suatu gagasan secara tertulis. Kejelasan isi
tulisan lebih ditekankan dari pada aspek-aspek mekanik, seperti ketepatan ejaan atau penggunaan
pungtuasi. Namun. bukan berarti aspek mekanik diabaikan oleh guru dalam pembelajaran. justru
sebaiknya, tulisan-tulisan jurnal siswa dapat menjadi bahan acuan dan refleksi bagi guru untuk
mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan siswa terhadap aspek-aspek tersebut.
Meskipun tulisan dalam jurnal siswa bersifat bebas, tulisan-tulisan tersebut tetap dapat dipantau
dan mendapat respon dari guru. Respon yang diberikan bukan sekedar mengoreksi kesalahan-
kesalahan mekanis penulisan, tetapi berupa respon yang lebih bersifat positif. Respon positif itu
berupa komentar atau tanggapan yang berhubungan dengsan isi tulisan sehingga dapat menjadi
penguatan atau motivasi bagi siswa untuk terus menulis. Tulisan-tulisan respon itu juga tidak lebih
panjang dari tulisan siswa dan ditulis dengan kalimat vang baik dan benar, sehingga tulisan tersebuut
dapat menjadi model bagi siswa. Kegiatan pemberian respon secara tertulis itu memungkinkan
terjalinnya interaksi dinamis antara guru dan siswa lewat bahasa tulis, dalam konteks pendekatan
komunikatifpembelajaran bahasa.
Dalam pelaksanaannva kegiatan menulis jurnal dapat dilakukan melalui tiga tahapan. Ketiga tahapan
itu adalah (1) tahap pendahuluan. (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap penilaian. Pada tahap
pendahuluan, kegiatannya pokoknya terdiri dari pemahaman konsepdan pemodelan kegiatan yang
akan dilakukan. Pada tahap peiaksanaan. kegiatan pokoknya adalah pengintegrasian menulis jurnal
dalam pembelajaran, pembiasaan menulis jurnal secara berlanjut, pemberian penguatan dan respon
guru, serta pemberian bimbingan. untuk mengembangkan kreativitas iswa dalam menulis. Pada
tahap penilaian, kegiatan penilaian yang dilakukan dalam bentuk penilaian proses dan penilaian
hasil.

2.2 Pemanfaatan Kegiatan Menulis Jurnal sebagai Bahan Penilaian Autentik
Aspek lain yang tidak dapat diabaikan dalam upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf
adalah cara penilaian yang dilakukan dalam pembelajaran. Penilaian yang sesuai untuk menilai
perkembangan keterampilan menulis paragraf siswa adalah penilaian autentik. Penilaian autentik
sesuai untuk diterapkan karena penilaian tersebut bersifat menyeluruh, berkesinambungan, dan
berdasarkan pada data autentik berupa tulisan siswa yang sebenarnya. Penilaian itu tidak hanya
mengacu pada produk akhir, tetapi juga mengacu pada kinerja dan proses perkembangan beiajar
siswa secara berkelanjutan.
Tulisan siswa dalam jurnal dapat digunakan sebagai salah satu bahan untuk penerapan penilaian
autentik. Penilaian autentik yang memanfaatkan tulisan siswa dalam jurnalnya memberikan
gambaran yang sebenarnya (autentik) tentang performansi keterampilan menulis paragraf siswa.
Penilaian ketcrampilan menulis tersebul bersifat kompleks dan berkelanjutan.
Realisasi penerapan penilaian autentik dengan memanfaatkan jurnal berguna untuk memberi
informasi tentang perkembangan kosakata, struktur kalimat, kelancaran dan kepaduan penataan
gagasan dalam paragraf; serta penggunaan aspek-aspek mekanik yang diperoleh siswa setahap demi
setahap. Jurnal rnenjadi sebuah portofolio yang memberikan data tentang perkembangan
keterampifan menulis siswa secara menyeluruh. Selain itu. berbagai kekurangan dan kesalahan yang
terdapat tulisan siswa melalui penilaian autentik dapat dibenahi dan dapat menjadi pertimbangan
perencananaan pembelajaran selanjutnva sehingga konsep penilaian yang, sesungguhnya
terlaksana.
Salah satu model atau perangkat penilaian autentik dalam pembelajaran keterampilan menulis yang
dapat dilakukan adalah memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa. Jurnal dapat menjadi sebuah
afternatif bahan penilaian yang efektif untuk mengetahui dan melihat perkembangan keterampilan
menulis siswa. Jurnal siswa dapat menjadi bagian dari portofoiio yang merekam perkembangan
menulis dari waktu ke waktu. Selain itu, pemanfaatan jurnal dalam penilaian menjadikan penilaian
tidak hanya dilakukan guru, tetapi siswa juga dapat dilatih untuk melakukan penilaian diri-sendiri
(self-assesment) terhadap tulisan-tulisan yang telah dibuatnya. Siswa juga dapat memilih sebuah
tulisan andalan dalam jurnal yang ditulisnya untuk dinilai atau ditanggapi oleh temannva (peer-
assesment). Bahkan bila siswa tidak keberatan, orangtuanya pun dapat membaca dan memberikan
penilaian terhadap tulisan-tulisan dalam jurnal itu.
Melalui kegiatan ini siswa dapat berpikir kritis, mengamati, menemukan kesaiahannya sendiri
kemudian berupava membuat tulisan yang lebih baik. Bila kegiatan ini dapat dilakukan secara efektif
dan optimal, maka diharapkan keterampilan menulis siswa, khususnya keterampilan menulis
paragraf dapat meningkat. Proses penilaian dan pembelajaran menulis pun menjadi lebih bermakna
hagi siswa.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Raneangan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif Penggunaan
pendekatan kualitatif ini didasari pemikiran bahwa penelitian ini berupaya untuk mengungkapkan
berbagai gejala yang memberikan makna dan informasi scsuai konteks dan tujuan penelitian melalui
pengumpulan data. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada latar alamiah dengan peneliti
sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data.
Sejalan dengan pemfokusan dan latar alaminya yang berwujud aktivitas di dalam kelas, rancangan
penelitian tindakan yang diterapkan adalah penelitian tindakan kelas classroom action reserch).
Berdasarkan pendekatan dan rancangan PTK yang akan diterapkan, prosedur dan langkah-langkah
penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip dasar penelitian tindakan. Oleh karena itu, model rancangan
penelitian tindakan kelas yang akan digunakan adalah model spirail-bersiklus sebagaimana
dikemukakan Lewin dan dikembangkan oleh kemmis dan Elliot (Elliot, 1991:71). Secara umum model
siklus ini meliputi (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, (4) analisis dan
refleksi.




3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II A SMPN 1 Moramo. Seluruh siswa akan dikenai tindakan
karena penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengikuti alur pembelajaran sebenarnva.
Pertimbangan pemilihan kelas II sebagai sumber data penelitian karena kelas II A merupakan kelas
peneliti dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan di kelas ini terdapat masalah tersebut. Selain itu,
kelas II SMP merupakan kelas tengah, dengan siswa yang telah dapat herpikir secara logis dan
abstrak serta telah mempunvai dasar pengetahuan awal tentang keterampilan menulis yang
dipelajari di kelas I. Pengetahuan awal tersebut, misalnya bentuk paragraf, pola-pola kalimat, dan
penggunaan ejaan atau pungtuasi.

3.3 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang ingin diperoleh adalah data tentang proses kegiatan dan data tentang hasil kegiatan
menulis jurnal. Data-data itu meliputi (1 ) data awal tentang kemampuan kcterampilan menulis
paragraf siswa (2) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui
tindakan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan menulis jurnal. (3) data pokok tentang upaya
peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui tindakan pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan
menulis jurna1, (4) data pokok tentang upaya peningkatan keterampilan menulis paragraf melalui
tindakan penilaian autentik dengan memanfaatkan tutisan-tulisan dalam jurnal siswa, serta (S) data
pendukung tentang perkembangan keterampilan menulis siswa setelah tindakan. Untuk
memperoleh data penelitian, teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah wawancara,
pengamatan, pendokumentasian. dan pemberian tes menulis. Sesuai dengan (karakteristik
penelitian kualitatif, dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai instrumen utama pengumpulan
data. Data-data tersebut berupa transkrip wawancara dan rekaman kegiatan belajar, catatan
lapangan dokumentasi hasil tulisan siswa dan hasil tes Menulis.

3.4 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dasar analisis data model alir yang terdiri
atas tiga tahapan yaitu (1) mereduksi data, (2) menyajikan data, dan (3) menarik kesimpulan dan
memverifikasi. Analisis data tersebut dilakukan selama dan sesudah penelitian, mulai dari tahap
perencanaan kegiatan, pelaksanaan. Hingga refleksi kegnatan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Perencanaan Tindakan
Sesuai perencanaan yang telah dibuat tindakan pembelajaran dikembangkan dalam tiga siklus
tindakan. Perencanaan yang dibuat, disesuaikan dengan satuan program semester yang telah
disusun oleh guru mata pelajaran, sehingga pelaksaaaan penelitian ini tetap berjalan sesuai alur
progam pembelajaran mata pelajaran bahasa Indonesia sebagaimana mestinya. kegiatan menulis
jurnal dalam penelitian ini menjadi kegiatan suplemen vang terintegrasi dalam pembeiajaran pokok.
Pelaksanaan setiap siklus terdiri atas tiga tindakan pokok. Adapun ketiga tindakan pokok tersebut
adalah (1 ) pemahaman dan pemodelan. (2) Pelaksanaan dan pembiasaan kegiatan menulis jurnal,
dan (3} pelaksanaan penilaian autentik melalui jurnal. Dalam tiap siklus, tindakan pertama
dilaksanakan dengan alokasi waktu dua kali pertemuan jam pelajaran. Tindakan kedua dilakukan
terinteigrasi dalam tiap jam pelajaran bahasa Indonesia selama empat kali pertemuan, guru
menyediakan waktu sepuluh sampai dengan lima belas menit di menit awal atau di akhir pelajaran
untuk menulis. Materi tulisan jurnal disesuaikan dengan konteks materi pembelajaran saat itu.
Tindakan ketiga selain dilakukan secara bersinambungan oleh yang, dilakukan pula oleh siswa sekitar
dua puluh menit pada waktu yang ditentukan. Setiap siklus siswa menulis jurnal sebanvak lima kali.
Tindakan-tindakan pokok tersebut langkah-langkahnya tergambar dalam tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Rencana Pembelajaran dalam Pelaksanaan Tindakan

Tindakan Pokok
Pokok Pembelajaran
Langkah-Langkah Pembelajaran

1. Pemahaman konsep dan pemodelan menulis jurnal


Membangkitkan skemata siswa

Mendiskusikan dan menjelaskan tentang menulis paragraf yang baik serta menyajikan model atau
contohnya.

Memberikan latihan dan contoh pola-pola pengembangan paragraf.


1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.

2. Membangkitkan skemata siswa tentang teknik pengembangan paragraf yang baik dilakukan
dengan cara mengembangkan tanya-jawab, guru memodelkan menulis, atau siswa memodelkan
menulis paragraf.

3. Guru dan siswa mendiskusikan paragraf yang telah dibuat, diskusi diarahkan pada keruntunan
dan kelogisan gagasan dan ketepatan penulisan.

4. Guru menyajikan contoh-contoh paragraf dengan pole pengembangan yang lain. Siswa
mengamati contoh-contoh-contoh itu lalu diminta membuat sebuah paragraf berdasarkan salah satu
model yang dipilih.
Untuk menghubungkannya dengan kegiatan menulis jurnal, maka siswa diminta menulis dengan
topik yang berhubungan dengan pengalaman, perasaan atau gagasan pribadinya. Untuk membantu
siswa menemukan ide atau topik untuk ditulis, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan misalnya :

Pengalaman apakah yang kurang menyenangkan yang kamu alami dalam minggu ini?
Siapakah orang yang kamu sayangi dalam hidupmu selain ibu?
Apa yang kamu akan lakukan seandainya kamu punya banyak uang ?
Siapakah kamu?


1
2
3

Menghubungkan pemahaman tentang menulis paragraf yang baik dengan kegiatan menulis jurnal






Mendiskusikan dan menjelaskan tentang kegiatan menulis jurnal


Memberikan contoh bentuk-bentuk jurnal dan memodelkan cara penulisannya dengan tehnik
pengembangan paragraf yang baik.



Membelajarkan dan membimbing siswa menulis jurnal pada tahap awal dengan mengamati model
yang ada.
5. Guru menghubungkannya konsep menulis paragraf dengan pengalaman siswa menulis buku
harian/jurnal, melalui pertanyaan :
Apakah kamu sering menulis hal-hal yang bersifat pribadi?
Di mana kamu dapat merasa aman untuk menulis atau menyimpan tulisan itu ?

6. Siswa menjawab pertanyaan guru tentang hal diatas, guru mengarahkan pada diskusi tentang
konsep jurnal/buku harian.

7. Siswa curah pendapat tentang manfaat menulis jurnal / buku harian.


8. Guru dan siswa bersama-sama menarik kesimpulan dan memberi penguatan tentang konsep
jurnal berdasarkan hasil curah pendapat.

9. Guru memampang beberapa contoh penulisan jurnal (yang telah diperbesar) di papan tulis
dan guru memberi penjelasan tentang contoh jurnal tersebut.
Selain itu guru memodelkan kegiatan menulis jurnal di muka kelas dengan menulis sebuah paragraf
yang baik.

10. Siswa memperhatikan contoh-contoh jurnal tersebut.

11. Siswa memilih salah satu contoh dan mulai menulis jurnal berdasarkan contoh tersebut tahap-
tahap aal dapat dimulai dengan cara meniru bentuk atau mengganti (mensubtitusi) bagian tertentu
dari contoh jurnal yang ada. Tahap berikutnya siswa menulis berdasarkan kreatifitasnya.

12. Guru memberikan bantuan berupa kalimat-kalimat pertanyaan atau pernyataan yang dapat
dikembangkan oleh siswa menjadi sebuah topik jurnal.

13. Siswa melanjutkan menulis jurnal yang lain di sebuah buku khusus, guru akan memberi respon
pada pertemuan berikutnya.

2. Pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal.


Mengintegrasikan kegiatan menulis jurnal dalam pembelajaran dan membiasakan siswa untuk
menulis jurnal secara rutin.
1. Siswa menulis jurnal secara bebas dan spontan beberapa menit (10-15 menit) jika kegiatan
menulis di awal pertemuan pembelajaran. Misalnya, menulis kejadian yang dialaminya diperjalanan,
menuju sekolah, tanggapannya tentang suasana keluarga di rumah, keinginan-keinginannya, dsb

2. Siswa menuliskan jurnal berisi tanggapannya tentang hal-hal yang dialami atau diperoleh
berkaitan dengan pembelajaran. Jika menulis dilakukan beberapa menit sebelum jam
pelajaran/pertemuan berakhir. Misalnya, tanggapannya tentang cara guru menjelaskan, simpulan
materi yang diperoleh, respon terhadap bacaan, hal-hal yang telah dimengerti atau belum
dimengerti, dsb.

3. Siswa saling berdiskusi jika menemukan kesulitan tentang topik yang akan ditulis.

4. Guru memberikan tanggapan atau respon atas tulisan-tulisan dalam jurnal siswa-siswa terus
menulis.
Respon yang diberikan lebih mengacu pada isi topik yang ditulis bukan mengoreksi aspek teknik dan
mekanik.

5. Guru memberikan bimbingan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat
membangkitkan ide kreatif siswa saat siswa menemui hambatan atau macet, guru juga
mengingatkan untuk menulis dengan pengembangan paragraf yang baik.
Misalnya :
Adakah pengalaman, peristiwa, atau kejadian yang berkesan di hatimu beberapa terakhir ini ?
Mengapa membuatmu terkesan ?
Ceritakan hal yang menarik yang dari kejadian itu !
Dimana peristiwa itu kamu alami ?
Apakah ada orang lain yang turut bersamamu.


3. Penilaian autentik dengan memanfaatkan kegiatan menulis jurnal.
Menerapkan penilaian autentik dengan memanfaatkan tulisan siswa dalam jurnal.

Melaksanakan penilaian diri-sendiri oleh siswa untuk menemukan sendiri kesalahan-kesalahan
tulisan dan memperbaikinya.

Melaksanakan penilaian sejawat (peer-assessment) oleh siswa.


Melaksanakan penilaian guru dengan memanfaatkan kegiatan dan hasil tulisan dalam jurnal.
1. Siswa memilih salah satu tulisannya dalam jurnal lalu siswa menilai/mengoreksi tulisan itu
sendiri menggunakan panduan yang disediakan.

2. Siswa memilih tulisan jurna yang dapat dibaca oleh orang lain untuk dinilai oleh temannya. Siswa
saling menilai hasil tulisan temannya lalu mengemukakan tanggapan dan hasil penilaiannya itu.

3. Siswa mencermati dan menjadikan hasil penilaian diri sendiri maupun orang lain untuk
perbaikan penulisan jurnal selanjutnya.

4. Guru memantau dan mengamati aktifitas siswa selama proses kegiatan, serta
mendokumentasikan keaktifan siswa mengikuti kegiatan.

5. Guru mencatat / merekan (bukan mengoreksi) perkembangan pilihan topik, pengungkapan
gagasan, pilihan kata, kepaduan dan kesatuan antar kalimat, serta teknik penulisan. Catatan ini
sebagai dokumen guru dan sebagai portofolio untuk mengetahui perkembangan kemampuan
menulis siswa berdasarkan jurnal. Catatan itu dimanfaatkan juga sebagai bahan refleksi untuk
mengetahui kebutuhan siswa dan perencanaan pembelajaran selanjutnya.




4.2 Pelaksanaan Tindakan
Penelitian dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari kegiatan perencanaan, pengamatan,
analisis temuan, dan refleksi tindakan. Dalam tiap siklusnya dilakukan tiga pokok pembelajaran.
Ketiga pokok pembelajaran itu adalah (1) kegiatan pemahaman konsep dan pemodelan kegiatan
menulis jurnal, (2) pelaksanaan dan pembiasan menulis jurnal, dan (3) penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan dalam jurnal siswa.

4.2.1 Pemahaman Konsep dan Pemodelan Kegiatan Menulis
Dalam kegiatan peanahaman konsep dan permodelan ini guru melakukan langkah-langkah pokok
dalam pembeiajaran. langkah-langkah tersebut, yaitu (1) menyampaikan tujuan dan pokok-pokok
kegiatan pembelajaran. (2 ) membangkitkan skemata siswa. (3) menjelaskan dan mendiskusikan
tentang mcnulis paragraf yang baik, (4) memberikan latihan dan contoh penulisan paragraf yang
baik, (5) menghubungkan kegiatan menulis paragraf dengan menulis jurnal, (6) mendiskusikan dan
menjelaskan tentang kegiatan menulis jurnal. (7) memajankan contoh-contoh jurnal sebagai model
serta (8) menulis jurnal tahap awal dengan mengamati model yang disajikan. Melalui kegiatan-
kegiaian itu, sisa manipu mengkontruksi sendiri konsep penngetahuannya tentang menulis paragraf
dengan pola pengembangan yang baik.
Untuk lebih mengektifkan proses pembelajaran guru memanfaatkan media pembelajaran. Media
digunakan berupa (1) lembar bagan struktur paragraf, (2) contoh-contoh, tulisan yang, dikutip dari
jurnal siswa, dan (3) gambar-gambar tentang berbagai peristiwa aktual yang tengah terjadi.

4.2.2 Pelaksanaan dan Pembiasaan Menulis Jurnal
Pada siklus I kegiatan yang dilakukan pada tahap ini ada 6 langkah pokok. Keenam langkah pokok itu
adalah ( 1 ) menyediakan waktu di awal pembelajaran untuk menulis, (2) meminta siswa menulis
secara bebas tentang gagasan. Perasaan, atau berbagai hal yang dialaminya, (3) membantu
memunculkan gagasan siswa melalui kegitan tanya jawab, (4) memantau dan membimbing siswa
saat menulis. (5) memberi penguatan tiap kali perternuan, dan (6) mengumpulkan kembali buku
jurnal yang telah ditulis untuk diberi respon
Pada siklus II langkah-langkah pembalajaran tersebut tetap sama, tetapi lebih bervariasi dibanding
langkah-langkah pembelajaran pada siklus I. Pada pertemuan pertama, guru meminta Siswa untuk
menulis tentang kegiatan kesehariannya, perasaan, pengalaman yang dialaminya, gagasan, atau
tanggapannya tentang sesuatu. Pada pertemuan kedua, guru memancing gagasan siswa untuk
menulis dengan berandai-andai melalui kegiatan tanya-jawab. Hal tersebut dapat dilihat pada
transkrip rekaman dialog berikut :
Guru : "Kalau boleh Bapak ingin bertanya pada Riza. apakah cita-citamu?"
Siswa : "Jadi dokter. Pak
Guru : "Kalau kamu, Nur?"
Siswa : "Saya ingin jadi guru saja, Pak?"
Guru : "Seandainya cita-cita kalian berdua tercapai apa yang kalian lakukan?"
Siswa : "Menolong orang sakit yang tidak mampu, Pak?
Siswa : Menjadi guru yang disenangi muridnya."
Guru : "Bagus, yang lain tentunya juga punya cita-cita yang bermacam-macam. Kali ini Bapak
ingin kalian menulis dalam jumai dengan topik "Seandainya aku...",
Misalnya, seandainya aku menjadi dokter, seandainya aku seorang guru, dan sebngainya."
Siswa : "Boleh Pak, kalau 'seandainya aku punya sayap`?"
Siswa : "Seandainya aku seorang jutawan, Pak."'
Guru : "Boleh saja, yang penting tulisan kalian runtut dan padu sehingga gagasan yang
dikemukakan mudah dimengerti."
(CL-TR 3 /PPMJ/K2/S2/Rabu,17-03-04)

Dalam dialog di atas tergambar keakraban guru dalam menjalin komunikasi dengan siswa.
Komunikasi yang akrab tersebut dilakukan guru untuk memancing gagasan yang lebih kreatif untuk
ditulis da1am jurnal. Sebelum menulis, guru menanyakan tentang harapan dan cita-cita siswa. Guru
mengajak siswa berimajinasi seandainya cita-cita atau keinginan itu tercapai.
Guru kemudian menambahkan dan mrnuliskan beberapa topik yang dikemukakan siswa di papan
tulis . Topik-topik tersebut, antara lain sebagai berikut :
1) Seandainya aku punya sayap.
2) Seandainya aku seorang jutawan.
3) Seandainya aku menjadi Presiden di Negeri ini.
4) Seandainya aku menjadi anggota DPRI
5) Seandainya aku dapat berkeliling dunia.
6) Seandainya aku menjadi seekor serangga.

Siswa cukup tertarik dengan pilihan topik-topik tersebut. Setelah memilih salah satu topik kemudian
siswa menulis jurnalnya penuh antusias. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil tulisan siswa.
Tulisan RZA (Kelompok atas):

Aku sangat prihatin dan sedih melihat pertikaian, perpecahan dan kekerasan yang terjadi di negeri
ini. Aku ingin sedarkan virus perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti
bertikai. Akan aku dudukkan semua orang yang bertikai di bawah atap kasih sayang negeriku. Kuajak
mereka bergandeng tangan membangun negeri ini menjadi negeri yang damai dan sejahtera. Semua
itu akan ku lakukan Seandainya aku menjadi presiden di negeri ini.
Aku akan menjadi pemimpin yang dapat menjadi teladan bagi rakyat. Keadiian dan kesejahteraan
akan menjadi perjuanganku. Aku tidak ingin negeri ini terus terpuruk dalam hutang dan kemiskinan.
Hal itu menjadi cita-cita. sayangnya aku cuma siswi SMP Moramo tak ada yang memilihku jadi
presiden.
(HTS/PPMJ/K2/S2/KI-At -RZA)

Dari tulisan di atas dapat dilihat kreativitas pengembangan gagasan yang diiakukan RZA dalam
menulis. Gagasan yang dikemukakan cukup padat berisi Pilihan kata yang digunakan dengan tepat,
bahkan mulai menggunakan majas. Salah satu contohnya pada kalimat Aku ingin sebarkan virus
perdamaian di hati setiap rakyat di negeri ini agar mereka berhenti bertikai. Kalimat tersebut
memiliki pilihan kata dan isi gagasan yang cukup baik. Kedua paragraf di atas juga menarik karena
dikembangkan dengan pola dedukatif. Pada kegiatan ketiga guru, memberikan kesempatan menulis
di akhir pembelajaran, siswa diminta mcnuliskan tanggapannya berkaitan dengan proses
pembelajaran yang telah diikuti. Pada kegiatan keempat, kembali guru meminta siswva untuk
menulis bebas tentang kegiatan kesehariannya, pengalaman berkesan yang dialaminya, dan
gagasan atau tanggapannya terhadap peristiwa yang sedang aktual.
Pada siklus ini langkah-langkah pembelajaran juga diperbaiki kembali berdasarkan hasil refleks siklus
II. Pada kegiatan menulis pertama. siswa tetap akan diminta menulis bebas tentang hal-hal yang
berkaitan dengan perasaan atau pengalamannya. Namun pada pertemuan kedua guru meeminta
siswa menuliskan tanggapannya tentang proses pembejajaran yang diikutinya, sehingga kegiatan
menulis jurnal dilakukan di pengujung jam pelajaran. Berikut ini disajikan salah satu contoh tulisan
siswa terkait dengan hal tersehut.
Tulisan UMA (keloinpok tengah)
Rabu. 10 September 2007

Hari ini kami belajar tentang menuhs telegram. Menulis telegram ternyata repot, aku bingung.
Banyak aturan yang harus diperhatikan dalam menulis. Katimatnya harus singkat padat, tanda titik
dan koma di tulis dengan huruf. Tulisannya harus ditulis dengan huruf kapital atau huruf kecil semua.
Dulu pernah sekali aku mengirim telegram. Aku menulis berita yang ingin dikirim di selembar kertas
yang disediakan petugas. Namun, aku ngga lagi memperhatikan aturan-aturan itu, tetapi petugas
tetap menerimanya dan ngga marah. Menurutku mengirim telegram juga sudah ngga praktis.
Sekarang kan lebih keren mengirim berita lewat SMS. Sebaiknya. Pak Agus mengajarkan saja cara
menulis SMS yang baik daripada tentang telegram yang jarang digunakan. (HTS/PPMJ/K3/S2/Kl-At-
UMA)


Tulisan SNT (kelompok tengah).

Rabu. 10 September 2007

Membuat telegram ternyata mudah. Berita yang panjang harus diringkas bila ingin dikirim
telegramnya. Pelalaran hari ini membuatku tahu bahwa cara penulisan telegram menggunakan
huruf kapital semua atau hurul kecil. Tanda-tanda baca juga harus ditulis huruf kapital semua.
Pak Nur rnengajarkan kami menulis telegrom dengan cara yang menarik. Kami tidak langsung
dljelaskan tentang telegram, tetapi disuruh mencari sendiri dengan mencermati dan berdiskusi.
Dengan begitu saya saya jadi cepat mengerti. Saya senang dengan cara ngajar beliau
Aku belum pernah mengirin telegram. Kalau aku ada kesempatan aku ingin mengirim telegram pada
saudaraku di tempat lain. Akan aku terapkan pelajaran yang kudapat hari ini. Aku senang dengan
pelajaran bahasa Indonesia hari ini.
(HTS/PPM/K3/S2/Kl-Tg-SNT)
Dua contoh tulisan di atas memberikan gamharan tentang tanggapan yang berbeda terhadap
pelajaran yang diterima siswa hari itu. Tulisan pertama mengungkapkan kekurangsetujuanya
terhadap materi pelajaran yang disajikan berkaitan dengan konteks penggunaannva. sedangkan
paragraf kedua memperlihatkan hal yang, sebaliknya. Dengan cara yang berbeda, kedua tulisan
tersebut memberi gambaran tentang apa yang mereka peroleh dalam kegiatan pembelajaran tulisan
pertama yang menunjukkan bahwa bentuk paragraf argumentasi digunakan siswa dalain jurnalnya.
Isi Kedua tulisan siswa dalam jurnal tersebut dapat menjadi refleksi guru dalam merencanakan
pembelajaran selaniutnya.
Pada kegiatan ketiga, guru mengaitkan kegiatan menulis dengan peristiwa denuan peritiwa aktual
yang terjadi. Pada kegiatan keempat kembali guru akan memberi kesempatan siswa
mengekspresikan gagasannya secara bebas tentang pengalaman, perasaan. atau tanggapannya
terhadap suatu hal. Dalam tiap siklus, pelaksanaan dan pembiasaan menulis jurnal dilaksanakan
sebanyak empat kali. Tiap dua kali pertemuan menulis jurnal diselingi dengan kegiatan penilaian
siswa. Selama siswa menulis, guru senantiasa memberikan bimbingan yang dapat membangkitkan
keretivitas siswa dalam menulis.
Pemberian respon diberikan guru secar-a tertulis, tetapi respon yang diberikan bukan hanya
mengoreksi kesalahan siswa. Respon diberikan, mengarah pada tanggapan guru terhadap isi/hal
yang dikemukakan siswa. Hal tersebut dapat diiihat pada contoh tulisan siswa berikut.

Kamis, 11 September 2007

Sudah lama aku tidak pulang ke Wawosunggu. Bosan Tinggal di pondok terus. Aku rindu sama adikku
dan ibuku. Aku mau sekali pulang ketemu mereka. Kenapa oleh ayahku aku jauh-jauh di sekolahkan
di sini? Jauh dari keluargaku padahal di dekat rumahku juga ada sekolah MTs.
Hari minggu kemarin aku ingin pulang tetapi uangku tidak cukup. Hari seninnya juga ada ulangan di
sekolah. Akhirnya sore itu. setelah sholat magrib aku cepat-cepat tidur sampai lupa sholat Isya.
Dalam tidurku aku akhirnya ketemu sama adik dan ibuku biar cuma hanya dalam mimpi.

Respon Guru : Seandalnya hari Minggu kemarin kami pulang ke Wawosunggu. hari Senin kamu
mungkin tidak ikut ulangan. Kamu tetap dapat bertemu dengan ibu dan adikmu walaupun hanya
dalam mimpi, Semoga mimpimu dapat mengobati kerinduanmu.
HTS/PPMJ/K1-Bw-ASW)

Dalam contoh tulisan di atas tergambar bagaimana guru dalam memberi respon terhadan apa yang
dikemukakan siswa. Respon ini menjadi rnembuat siswa senang karena guru menanggapi dan
menunjukkan simpati terhadap persoalan yang dialaminya. Hal ini sangat mengacu motivasi untuk
terus menulis. Siswa merasa tulisannya dibaca dan dihargai oleh guru mereka.

4.2.3 Penilaian Autentik dengan Memanfaatkan Tulisan dalam Jurnal Siswa
Dalam tiap siklus penilaian autentik tulisan Jurnal siswa dilakukan oleh Guru dan siswa. Penilaian
Guru mencakup penilaian proses dan penilaian hasil yang dilakukan secara berkelanjutan selama
tindakan. Kegiatan penilaian oleh siswa mencakup penilaian hasil tulisan yang dilakukan oleh diri
sendiri dan rekan sejawat /antarsiswa.
Kegiatan penilaian oleh siswa akan dilakukan dua kali. Penilaian pertama. berupa penilaian diri
seridiri dilakukan setelah kegiatan tertulis kesatu dan kedua. Penilaian tiang kedua berupa penilaian
rekan sejawat dilakukan telah kegiatan menulis ketua dan keempat. Dalam penilaian sejawat siswa
diminta untuk memilih salah satu tulisannya untuk saling dipertukarkan dan dinilai oleh temannya.
Untuk rnembantu siswa me!akukan penilaian terhadap tu!isannya, guru menyediakan panduan
penilaian. Selama siswa melakukan penilaian, guru akan senantiasa memberikan bimbingan pada
siswa. Berikut ini disajikan salah satu contoh hasil penilaian terhadap tulisan temannya.
Waktu masih di kelas 6 SD, aku ingat kalau aku pernah ikut kegiatan memperingati hari kartini.
Waktu itu aku disuruh memakai baju kebaya dan rambutku harus disanggul. Aku tidak punya baju
kebaya kecil, akhirnya ibu mengecilkan salah satu baju kebayanya agar pas dengan badanku. Aku
juga dimakeup dan dipasangi sanggul oleh ibu.
Hari itu aku diantar ayah ke sekolah naik matoku. Karena aku memakai kain sandal slopku waktu
turun dari motor aku hampir jatuh., Kepalaku juga rasanya berat sekali karena dipasangi sanggul.
Aku tidak berani banyak bergerak takut sanggulku jatuh. Jalannya pun harus pelan-pelan. Repot
sekali rasanya memakai baju kebaya. ku.
Semua temanku yang lain juga memakai kebaya. Kami kemudian disuruh berbaris. lbu guru lalu
menilai penampilan kami. Untunglah ketika diadakan penilaian busana aku berhasil meraih juara
satu. Pengalamanku saat itu sungguh-sungguh berkesan bagiku.
Komentar : Tulisannya sudah bagus, aku kasih, tapi jangan lupa kalau ya! Kalau pakai semua kata
teman satu saja. kata Kapital ya' Kalau pakai semua kata teman"satu saja. Kata karena lebih
bagus nggak di awal kalimat Perbaiki, ya (HTS/PAMJ/S3/KL-At-RZA)

Siswa penilai mencermati dan mengoreksi kesalahan-kesalahan tersebut. Siswa penilai pun memberi
penilaian berupa bintang tiga atau berkategori baik. Siswa penilai juga memberikan penanda dan
catatan bagian-bagian yang sebaiknya diperbaiki.
Penilaian oleh guru dilakukan secara berkelanjutan dengan menilai kualitas paragraf yang dihasilkan
siswa tiap pertemuan dan mencatat kesalahan-kesalahan yang kerap dilakukan siswa. Berikut ini
disajikan salah satu contoh lembar catatan yang dibuat guru.
Contoh Catatan Guru Tentang Kekerapan Kesalahan dalam Tulisan Siswa
No
Tanggal
Kegiatan
Kesalahan yang Kerap Ditemukan


Aspek
Contoh Kesalahan
1.
Kamis, 12
Februari 2004
Terbahasa










Pilihan kata
Penggunaan kata penghubung diawal kalimat yang tidak tepat.
Dan hukuman keempat merupakan..
Belum dapat membedakan penggunaan imbuhan
di-
dengan kata depan di
di beri pertanyaan
di susul
Penggunaan pilihan kata yang berulang-ulangan.
Setelah itu......Setelah itu.



Ejaan dan
Tanda baca


Penulisan nama orang, nama tempat, hari bulan dan kata sapaan banyak yang tidak menggunakan
huruf kapital.
....hari rabu kemarin...
.... temanku itu bernama sri....


Catatan kekerapan kesalahan seperti daiatas selanjutnya menjadi acuan guru untuk perencanaan
pembelajaran berikutnya. Guru membenahi kesalahan-kesalahan tersebut dengan
mengintegrasikannya dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran rutin. Dengan tidak mengoreksi
langsung kesalahan pada tulisan siswa, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menemukan sendiri kesalahannya. Siswa juga merasa senang karena merasa tulisannya tidak selalu
disalahkan oleh guru.
Hasil penilaian autentik ini juga menjadi laporan tentang perkembangan menulis siswa, khususnva
menulis paragraf. Dan pencatatan dan analisis hasil tulisan setiap pertemuan diperoleh informasi
tentang perkembangan keterampilan siswa selama mendapat tindakan. Hasil dukumentasi penilaian
itu selanjutnva menjadi bahan pertimbangan perencanaan pembelajaran selanjutnya.

4.3 Pembahasan Hasil Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Siswa
Hasil penelitaan tindakan ini menunjukkan bahwa dengan pembiasaan menulis jurnal secara
berkelanjutan, siswa menjadi terbiasa menulis paragraf dan keterampilan menulis paragrafnya pun
meningkat. Indikator peningkatan keterampiian menulis paragraf tersebut dapat dilihat dari tiga hal
yaitu (1) kuantitas gagasan yang dihasilkan, (2) kualitas paragraf: dan i:cantus~asan aktivitas dan
motivasi siswa.
Peningkatan pertama terlihat dari jumlah gagasan dan pilihan topik. Jumlah gagasan yang ditulis
bertambah banyak serta memperlihatkan cara pemalu yang beragam, tidak datemukan lagi paragraf
yang hanya terdiri dari satu kalimat. Peningkatan tersebut teriadi pada tiap siklus tindakan. Hal
tersebut secara lebih jelas dapat terlihat pada tabel 2 berikut :
Tabel 2. Perbandingan Rata-rata Jumlah Gagasan dalam Tulisan Siswa Tiap Siklus

SIKLUS
PARAGRAF
KALIMAT
Jumlah
Rata-Rata
Jumlah
Rata-rata

Siklus I

97

10,4

431

47,8

Siklus II

120

13,3

554

61,6

Siklus III

132

14,7

606

67,3


Kualitas paragraf yang dihasilkan memperlihatkan peningkatan. Peningkatan kualitas tersebut
mencakup aspek pengembangan topik, pengorganissia gagasan, penggunaan pilihan kata, tata
bahasa, serta ejaan dan tanda baca yang secara bertahap semakin baik. Secara lebih jelas, hal
tersebut tergambar dalam tabel berikut :

Tabel 3. Perbandingan Nilai Rata-Rata dan Kualifikasi Kualitas Tulisan Siswa Per siklus.

SIKLUS I
SIKLUS II
Siklus III
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi
Nilai Rata-Rata
Kualifikasi

2,3

Cukup

3,1

Baik

3,4

Baik

Dari tabel di atas dapat dijelaskan siklus I kualitas paragraf siswa rata-rata berkualitas cukup, cukup
maka pada siklus II dan III meningkat menjadi baik. Dengan kata lain, paragraf yang ditulis siswa
umumnya telah memiliki gagasan utama dan gagasan pengembang yang jelas. Gagasan-gagasan itu
dikembangkan secara logis dengan pengorganisasian yang baik. Struktur kalimat dan peralihan antar
gagasan dalam paragraf sudah memperlihatkan keefektifan, hal tersebut teriihat dari sedikitnya
kesalahan dalam penggunaan konjungsi. Kosa-kata yang digunakan juga cukup tepat dan dapat
mewakiii gagasan yang dikemukakan. Beberapa kesalahan tata bahasa dari mekanik tulisan masih
diketemukan, tetapi tidak banyak dan tidak sampai mengaburkan makna gagasan yang
dikemukakan.
Seiain itu, jumlah pilihan topik tulisan yang dihasilkan, sangat beragam. Hal itu menunjukkan bahwa
siswa bahwa siswa telah dapat menentukan berbagai bahan, gagasan yang dapat mereka tulis.
Keragaman topik tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4. Topik-Topik Tulisan Siswa selama Pelaksanaan Tindakan Tindakan
No
Topik Tulisan
No
Topik Tulisan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Kenangan Di SD
Keluargaku
Orang-Orang Disekitarku
Tidak Setuju Hukuman
Sahabat Lama
Musim lama
Musim Jambu Mete
Hari Minggu Membosankan
Hobbiku membaca
Pengalaman Mengesankan
Aku sakit
Kepergian Sahabatku
Dihukum Bersama
Hari Minggu Yang Sedih
Tipuan Hadiah
Pasrahku


17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.


Pelajaran dari Buku Bacaanku
Ringkasan Isi Buku Bacaanku
Yang menarik dari Buku Bacaanku
Perjuangan Kartini
Pengalaman Hari Kartini
Adikku Berkebaya
Memancing
Pelajaran Hari ini
Diariku
Ulang Tahun Kakakku
Kesendirianku
Kamarku
Sakitnya Hatiku
Terlambat lagi
Disengat Lagi
Guruku Berubah

Keantusiasan, aktivitas, dan motovasi siswa untuk menulis yang semakin meningkat. Hal itu ditandai
dengan kemauan siswa membuat buram tulisannya di rumah, walaupun tanpa penugasan dari guru.
Siswa cepat menulis di kelas karena umumnya mereka telah memiliki buram yang dibuat di rumah.
Siswa juga terbangkitkan motivasi untuk melukis karena merasa tidak mendapat beban tugas yang
berat. Tabel berikut menunjukkan perilaku siswa dalam belajar selama siklus penelitian.
Tabel 5. Persentase Keaktifan Siswa Selama Pelaksanaan Tindakan

No
Indikator
Siklus I
Siklus II
Siklus II




1.

Siswa sangat aktif menulis tiap kegiatan

Siswa aktif menulis tiap kegiatan

Siswa kurang aktif menulis

Siswa pasif

2 (8%)


9 (36%)

8 (32%)

6 (24%)


4 (24%)


12 (48%)

4 (16%)

3 (12%)


8 (32%)


14 (66%)

3 (12%)

-



Jumlah

25 (100%)

25 (100%)

25 (100%)

Dari tabel di atas terlihat terjadi peningkatan aktivitas siswa selama pelaksanaan tindakan. Pada
siklus I masih banyak siswa yang belum atau kurang aktif untuk menilis. Namun, pada siklus II dan III
jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif menulis terus meningkat. Bahkan, pada akhir siklus III tidak
terlihat siswa yang pasif atau tidak menulis jurnalnya.
Peningkatan tersebut dapat tercapai karena bimbingan Guru yang diberikan secara dinamis dan
tidak prosedural. Sekalipun menulis jurnal bersifat menulis informai. tetapi bimbingan tetap
diberikan sehingga dapat menggali ide-ide kreatif siswa dalam menentukan topik dan
mengemukakan gagasan. Guru jug berupaya mengaitkan kegiatan menulis jurnal tersehut dengan
konteks kehidupan atau materi pembelaiaran sehingga gagasan yang ditulis dapat merefleksikan
perkembangan hasil belajar dan perkembangan pribadi siswa. Selain itu, respon tertulis vang,
diberikan yang ternyata mampu meningkatkan motivasi untuk menulis. Motivasi itu tumbuh karena
siswa merasa guru menghargai dan peduli dengan apa vang ditulisnya.
Pada awal pembiasaan menulis jurnal, siswa banyak membutuhkan waktu untuk menghasilkan
sebuah paragraf. tetapi setelah beberapa kali menulis siswa menjadi semakin terampil. Bahkan
dalam perkembangannya siswa mau membuat buram tulisannya di rumah, meskipun guru tidak
menugaskan ha1 itu. Dampaknya, pemberian waktu sepuluh sampai lima beias menit yang awalnya
terkesan mengurangi waktu pembelajaran pokok dapat dimanfaatkan secara efektif, menjadi
berharga, dan lebih bermakna dalam upaya melatih keterampilan menulis siswa.
Dampak positif lain yang ditemukan dari pembiasaan menulis jurnal adalah tumbuhnya kemauan
dan keterbukaan siswa untuk mengkomunikasikan atau mengekspresikan secara tertulis berbagai
masalah atau peristiwa yang dialami. Selain itu, kehbngungan siswa menentukan topik atau kalimat
pertama saat mulai menulis dapat teratasi melalui pembiasaan menulis jurnal.
Rangkaian pelaksanaan tindakan menulis jurnal adalah kegiatan penilaian autentik dengan
memanfaatkan tulisan-tulisan jurnal siswa. Penilaian autentik ini meiiputi kegiatan penilaian diri
sendiri, penilaian sejawat antar siswa, dan penilaian oieh guru. Kegiatan penilaian autentik ini
menjembatani kesenjangan antara menulis jurnal sebagai kegiatan menulis informai dengan
pembelajaran keterampilan menulis paragraf secara formal di sekolah.
Ada empat indikator peningkatan keterarnpilan menulis paragraf siswa yang tampak sebagai
dampak dari tindakan penilaian autentik yang dilakukan oleh siswa. Keempat indikator itu adalah ( 1
) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi berbagai kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca
yang terdapat daiam sebuah tulisan. (2) meningkatnya kemampuan mengidentifikasi kalimat yang
sumbang dalam paragraf (3) meningkatnya kemampuan mengoreksi dan memperbaiki struktur
kalimat yang kurang tepat, dan (4) meningkatnya kemampuan untuk mengidentifikasi dan
memperbaiki pilihan kata yang kurang tepat.
Penilaian autentik ini juga mendorong siswa untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuannya tentang
kaidah-kaidah teknik penulisan yang benar karena siswa belajar dari mencermati, mengidentifikasi
kesalahan-kesalahan dalam tulisan, dan memperbaiki kesalahan-kesalahan tersehut. Kemampuan
mengidentifikasi berbagai kesalahan tersebut mendorong siswa untuk menulis paragrah secara lebih
cermat sehingga tidak mengulangi kesalahan serupa saat menulis paragraf dalam jurnal berikutnya.
Di sisi lain, semangat kerja sama dan percaya diri siswa semakin terbangun melalui kegiatan ini.
Siswa belajar untuk bersikap jujur dan berani menilai serta menghargai hasil pekerjaannya sendiri
maupun pekerjaan temannya.
Penilaian autentik yang dilakukan guru juga berpengaruh terhadap peningkatan keterarnpilan
menulis paragraf` siswa karena Guru tidak sekedar memberikan penilaian langsung pada hasil tulisan
sisw.a, tetapi mengumpuikan informasi berdasarkan aktivitas siswa saat menulis dan mereatat
kesalahan-Kesalahan yang cenderung dan kerap dilakukan siswa dalam tulisannya. Informasi ini
berguna untuk perencanaan dan penyesuaian kebutuhan belajar siswa. Guru juga melakukan
penilaian dengan mendokumentasikan perkembangan kualitas tulisan siswa tiap pertemuan secara
berkesinambungan karena hasil dokumentasi itu memberikan gambaran tentang peningkatan
kemampuan menuiis paragraf siswa yang sebenarnya.


BAB V
SIMPULAN

5.1 Simpulan
SaLah satu permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah
rendahnva keterampilan menuiis paragraf siswa. Hal itu terlihat dari rendahnva kualitas paragraf
yang dihasilkan siswa. Siswa juga kurang antusias dan mengalami kesulitan ketika mendapat tugas
untuk menulis. Hal tersebut diindikasikan karena pembelajaran menulis yang dilakukan belum
mendorong dan membentuk kebiasaaan siswa untak menulis. Pembelajaran menulis yang disajikan
belum memberi kesempatan banyak pada siswa untuk menulis. Di sisi lain penilaian keterampilan
menulis juga belum dilakukan secara komprehensif dan berkesinambungan. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut; salah satu alternatif tindakan yang dapat diterapkan adalah penerapan
kegiatan menulis jurnal dan memanfaatkan hasil tulisan siswa dalam jurnal untuk penilaian autentik.
Penerapan kegiatan menuiis jurnai ini dapat memberikan kesempatan lebih banyak kepada siswa
untuk mengekspresikan gagasan secara tertulis. Dengan terbiasa dan lebih sering menulis, kualitas
paragraf-paragraf yang dihasilkan dapat semakin baik. Dengan, terbiasa menulis kreativitas siswa
dalam menulis pun meningkat. Siswa semakin mudah dan terbiasa menemukan berbagai bahan atau
gagasan yang dapat ditulisnya.
Penerapan autentik oleh siswa maupun guru dengan memanfaatkan hasil tulisan jurnal siswa juga
dapat memberi pengaruh yang besar terhadap peningkatan keterampilan menulis paragraf siswa.
Dengan menilai hasil tulisannya sendiri maupun hasil tulisan teman; siswa dapat mengkonstruksi dan
menemukan sendiri pengetahuannya Siswa belajar dari berbagai kesalahan untuk menulis lebih baik.
Di Sisi lain guru juga dapat memanfaatkan hasil autentik tulisan dalam jurnal siswa sebagai sumber
informasi untuk melibat perkembangan belajar siswa. Dalam pelaksanaannya. kegiatan menulis
jurnal dan penilaian autentik tersebut dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan kegiatan
pokok pembelajaran bahasa lndonesia.

5.2 Saran-Saran
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, penulis mengemukakan saran-saran berikut- :
1) Bagi guru bahasa Indonesia maupun guru mata pelajaran lain disarankan kegiatan menulis
jurnal ini dapat terus diterapkan dan diintegrasikan dalam pembeiajaran karena selain memberikan
gambaran tentang perkembangan keterampilan menulis jurnal juga memberikan gambaran tentang
berbagai persoalan yang berkaitan dengan hasil belajar dan perkembangan psikologi siswa.
2) Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian tindakan serupa disarankan untuk
melakukannya dalam konteks tataran program studi atau mata pelajaran lain karena menulis
rnerupakan proses kognitif dan afektif yang mencakup berbagai bidang.

Daftar Rujukan
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (Action Research). Bahan Pelatihan Jakarta: Dikdasmen
Depdikbud.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
SMP dan MTs (Draf Final). Jakarta: Depdiknas.

Capacchione. L. 1989. The Creative Journal For Children: A Guide for Parents, Teacher, and
Counselors. Boston: Shambala.

Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching Todays and Tomorrow. New York: Delmar
Publisher.

Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open University Press.

Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition of Use. Hougton
Mifflin Company (online),
(http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28 Desember 2002).

Hammond, L.D. dan Snyde, J.D.2001. Authentic Assesment of Reaching Indonesia Context, U.S.
Departemen Education (online), (http:www.Contextual.org/abs2.htm., diakses 29 Oktober 2001 oleh
Darmono).

Laonhardt, M.2001. 99 Cara Menjadikan Anak Anda Bergairah Menulis. Terjemahan oleh Eva Y.
Nukman. 2001. Bandung Kaifa.

Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang:
Penerbit Universitas Negeri Malang.

OMalley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language Learners: Practical
Approaches For Teachers. Virginia: Addison-Wesley.

Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom. English Teaching
Forum, April 1997, pp 2-9.

Saukah, A. 1999. Prinsip Dasar Penilaian Pendidikan Bahasa. Bahasa dan Seni. Tahun 27, Nomor 1,
Pebruari 1999, Hal; 19- 33.

Saukah, Ali. 2001. The Teaching Writing and Grammar. Bahasa dan Seni. Tahun 28, Nomor 2, Agustus
2000, Hal. 191-199.

Suparno, 2001. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Pendekatan Kontekstual. Makalah disajikan
pada Simposium di Wisma Jaya, Bogor. Direktorat SLTP, Dirjen Dikdasmen. November, 2001.

Suyanto, K.E. 2002. Authentic Assesment (Penilaian Otentik) dalam Pembelajaran Bahasa. Materi
Pelatihan Calon Pelatih Pembelajaran Kontekstual Mata Pelajaran Bahasa Inggris Guru SLT di
Malang. Direktorat SLTP, Depdiknas. 2002.

Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis. New York:
Macmillan.

Tompskin, G.E. 1994. Teaching Writing Balancing Process and Product. New York: Macmillan.

Anda mungkin juga menyukai