Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


THYPUS ABDOMINALIS
DI RUANG TROPIK LK RSUD DR. SOETOMO
SURABAYA
PERIODE TANGGAL 10 JUNI 2002 S/D 14 JUNI 2002
DI SUSUN
OLEH :
SUBHAN
NIM 010030170 B
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIERSITAS AIRLANGGA
PROGRAM STUDI S.1 ILMU KEPERAWATAN
SURABAYA
2002
0
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN
THYPUS ABDOMINALIS
DI RUANG TROPIK LK RSUD DR. SOETOMO SURABAYA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
Thypus Abdominalis adalah suatu penyakit infeksi pada usus halus
dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai gangguan pada saluran
pencernaan dengan atau tanpa gangguan kesadaran. (Rampengan,1!"
#. Anatomi $isiologi
%usunan saluran pencernaan terdiri dari & 'ris (mulut", faring (tekak",
esofagus (kerongkongan", (entrikulus (lambung", intestinum minor (usus
halus", intestinum mayor (usus besar ", rektum dan anus. )ada kasus demam
tifoid, salmonella typi berkembang biak di usus halus (intestinum minor".
*ntestinum minor adalah bagian dari sistem pencernaan makanan yang
berpangkal pada pilorus dan berakhir pada seikum, panjangnya + cm,
merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi
hasil pencernaan yang terdiri dari & lapisan usus halus, lapisan mukosa
(sebelah dalam", lapisan otot melingkar (, sirkuler", lapisan otot memanjang
(muskulus longitudinal" dan lapisan serosa (sebelah luar".
-sus halus terdiri dari duodenum (usus 1# jari", yeyenum dan ileum.
Duodenum disebut juga usus dua belas jari, panjangnya #. cm, berbentuk
sepatu kuda melengkung ke kiri pada lengkungan ini terdapat pankreas. Dari
bagian kanan duodenum ini terdapat selapu t lendir yang membukit yang
disebut papila (ateri. )ada papila (ateri ini bermuara saluran empedu (duktus
koledikus" dan saluran pankreas (duktus /irsung0duktus pankreatikus".
Dinding duodenum ini mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung
kelenjar, kelenjar ini disebut kelenjar brunner yang berfungsi untuk
memproduksi getah intestinum.
1eyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar + meter. Dua perlima
bagian atas adalah yeyenum dengan panjang #2 meter dari ileum dengan
panjang 3 4 . m. 5ekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen
posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas dikenal
sebagai mesenterium.
1
Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang6
cabang arteri dan (ena mesenterika superior, pembuluh limfe dan saraf ke
ruang antara # lapisan peritonium yang membentuk mesenterium. %ambungan
antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.
-jung diba/ah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan
lubang yang bernama orifisium ileoseikalis. 'rifisium ini diperlukan oleh
spinter ileoseikalis dan pada bagian ini terdapat katup (al(ula seikalis atau
(al(ula baukhim yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam asendens tidak
masuk kembali ke dalam ileum.
,ukosa usus halus. )ermukaan epitel yang sangata luas melalui lipatan
mukosa dan mikro(ili memudahkan pencernaan dan absorbsi. 5ipatan ini
dibentuk oleh mukosa dan sub mukosa yang dapat memperbesar permukaan
usus. )ada penampang melintang (ili dilapisi oleh epitel dan kripta yag
menghasilkan bermacam6macam hormon jaringan dan en7im yang memegang
peranan aktif dalam pencernaan.
Didalam dinding mukosa terdapat berbagai ragam sel, termasuk banyak
leukosit. Disana6sini terdapat beberapa nodula jaringan limfe, yang disebut
kelenjar soliter. Di dalam ilium terdapat kelompok6kelompok nodula itu.
,ereka membentuk tumpukan kelenjar peyer dan dapat berisis #! sampai 2!
kelenjar soliter yang panjangnya satu sentimeter sampai beberapa sentimeter.
Kelenjar6kelenjar ini mempunyai fungsi melindungi dan merupakan tempat
peradangan pada demam usus (tifoid". %el6sel )eyer8s adalah sel6sel dari
jaringan limfe dalam membran mukosa. %el tersebut lebih umum terdapat
pada ileum daripada yeyenum. ( 9(elyn :. )earce, #!!!"
Absorbsi. Absorbsi makanan yang sudah dicernakan seluruhnya
berlangsung dalam usus halus melalui dua saluran, yaitu pembuluh kapiler
dalam darah dan saluran limfe di sebelah dalam permukaan (ili usus. %ebuah
(ili berisis lakteal, pembuluh darah epitelium dan jaringan otot yang diikat
bersama jaringan limfoid seluruhnya diliputi membran dasar dan ditutupi oleh
epitelium.
Karena (ili keluar dari dinding usus maka bersentuhan dengan makanan
cair dan lemak yang di absorbsi ke dalam lakteal kemudian berjalan melalui
pembuluh limfe masuk ke dalam pembuluh kapiler darah di (ili dan oleh (ena
porta diba/a ke hati untuk mengalami beberapa perubahan.
$ungsi usus halus
a. ,enerima 7at67at makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui
kapiler6kapiler darah dan saluran 4 saluran limfe.
2
b. ,enyerap protein dalam bentuk asam amino.
c. Karbohidrat diserap dalam betuk monosakarida.
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus
yang menyempurnakan makanan.
a. 9nterokinase, mengaktifkan en7im proteolitik.
b. 9ripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
1. 5aktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
#. ,altosa mengubah maltosa menjadi monosakarida
2. %ukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida
3
2. )atofisiologi
Kuman %almonella Typi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan
makanan dan air yang tercemar. %ebagian kuman dimusnakan oleh asam
lambung. %ebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai jaringan limfoid
pla;ue peyeri di ileum terminalis yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini
komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat terjadi. Kuman
%almonella Typi kemudian menembud ke lamina propia, masuk aliran limfe
dan mencapai kelenjar limfe mesenterial, yang juga mengalami hipertrofi.
%etelah mele/ati kelenjar6kelenjar limfe ini salmonella typi masuk ke aliran
darah melalui duktus thoracicus. Kuman salmonella typi lain mencapai hati
melalui sirkulasi portal dari usus. %almonella typi bersarang di pla;ue peyeri,
limpa, hati dan bagian6bagian lain sistem retikuloendotelial. %emula disangka
demam dan gejala6gejala toksemia pada demam tifoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tapi kemudian berdasarkan penelitian ekperimental
disimpulkan bah/a endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam
dan gejala6gejala toksemia pada demam tifoid. 9ndotoksin salmonella typi
berperan pada patogenesis demam tifoid, karena membantu terjadinya proses
inflamasi lokal pada jaringan tempat salmonella typi berkembang biak.
Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typi dan endotoksinnya
merangsang sintesis dan penglepasan 7at pirogen oleh 7at leukosit pada
jaringan yang meradang.
,asa tunas demam tifoid berlangsung 1!613 hari. <ejala6gejala yang
timbul amat ber(ariasi. )erbedaaan ini tidak saja antara berbagai bagian
dunia, tetapi juga di daerah yang sama dari /aktu ke /aktu. %elain itu
gambaran penyakit ber(ariasi dari penyakit ringan yang tidak terdiagnosis,
sampai gambaran penyakit yang khas dengan komplikasi dan kematian hal ini
menyebabkan bah/a seorang ahli yang sudah sangat berpengalamanpun dapat
mengalami kesulitan membuat diagnosis klinis demam tifoid.
Dalam minggu pertama penyakit keluhan gejala serupa dengan penyakit
infeksi akut pada umumnya , yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,
anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut,
batuk dan epistaksis. )ada pemeriksaan fisis hanya didapatkan suhu badan
meningkat. dalam minggu kedua gejala6gejala menjadi lebih jelas dengan
demam, bradikardia relatif, lidah yang khas (kotor di tengah, tepi daan ujung
merah dan tremor", hepatomegali, splenomegali, meteroismus, gangguan
mental berupa somnolen, stupor, koma, delirium atau psikosis, roseolae jarang
ditemukan pada orang *ndonesia.
4
3. Dampak ,asalah
a. )ada pasien
1" )ola persepsi dan metabolisme
=afsu makan klien meurun yang disertai dengan mual dan muntah.
#" )ola eliminasi
Klien tyfoid biasanya mengalami konstipasi bahkan diare.
2" )ola akti(itas dan latihan
Klien demam tyfoid haruslah tirah baring total untuk mencegah
terjadinya komplikasi yang berakibat akti(itas klien terganggu. %emua
keperluan klien dibantu dengan tujuan mengurangi kegiatan atau
akti(itas klien. Tirah baring totalnya yang dapat menyebabkan
terjadinya dekubitus dan kontraktur sendi.
3" )ola tidur dan istirahat
Terganngu karena klien biasanya gelisah akibat peningkatan suhu
tubuh. %elain itu juga klien belum terbiasa dira/at di rumah sakit.
." )ola penanggulangan stress
)ada pola ini terjadi gangguan dalam menyelesaikan permasalahan
dari dalam diri klien sehubungan penyakit yang dideritanya.
b. )ada keluarga
1" Adanya beban mental sebagai akiabt dari salah satu anggota
keluarganya dira/at di rumah sakit karena sakit yang di deritanya
sehingga menimbulkan kecemasan.
#" >iaya merupakan masalah yang dapat menimbulkan beban keluarga.
>ila pera/atan yang diperlukan memerlukan pera/atan yang
konser(atif yang lama di rumah sakit, akan memerlukan biaya yang
cukup banyak, sehingga dapat menimbulkan beban keluarga.
2" Akibat klien di ra/at di rumah sakit maka akan menambah kesibukan
keluarga yang harus menunggu anggota keluarga yang sakit.
5
>. Asuhan Kepera/atan
)roses kepera/atan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan
asuhan kepera/atan yang mempunyai empat tahapan yaitu pengkajian,
perencanaan, palaksanaan dan e(aluasi.
)roses kepera/atan ini merupakan suatu proses pemecahan masalah yang
sistimatik dalam memberikan pelayanan kepera/atan serta dapat menghasilkan
rencana kepera/atan yang menerangkan kebutuhan setiap klien seperti yang
tersebut diatas yaitu melalui empat tahapan kepera/atan. ()roses kepera/atan &
? 1#"
1. )engkajian
a. )engumpulan data
1" *dentitas klien
,eliputi nama,, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan,
suku0bangsa, agama, status perka/inan, tanggal masuk rumah sakit,
nomor register dan diagnosa medik.
#" Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang
tidak turun6turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia,
diare serta penurunan kesadaran.
2" Ri/ayat penyakit sekarang
)eningkatan suhu tubuh karena masuknya kuman salmonella
typhi ke dalam tubuh.
3" Ri/ayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam tifoid.
." Ri/ayat penyakit keluarga
Apakah keluarga pernah menderita hipertensi, diabetes melitus.
+" Ri/ayat psikososial dan spiritual
>iasanya klien cemas, bagaimana koping mekanisme yang
digunakan. <angguan dalam beribadat karena klien tirah baring total
dan lemah.
@" )ola6pola fungsi kesehatan
a" )ola nutrisi dan metabolisme
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual
dan muntah saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan
tidak makan sama sekali.
b" )ola eliminasi
9liminasi al(i. Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena
6
tirah baring lama. %edangkan eliminasi urine tidak mengalami
gangguan, hanya /arna urine menjadi kuning kecoklatan. Klien
dengan demam tifoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang
berakibat keringat banyak keluar dan merasa haus, sehingga dapat
meningkatkan kebutuhan cairan tubuh.
c" )ola akti(itas dan latihan
Akti(itas klien akan terganggu karena harus tirah baring total,
agar tidak terjadi komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
d" )ola tidur dan istirahat
)ola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan
suhu tubuh.
e" )ola persepsi dan konsep diri
>iasanya terjadi kecemasan terhadap keadaan penyakitnya
dan ketakutan merupakan dampak psikologi klien.
f" )ola sensori dan kognitif
)ada penciuman, perabaan, perasaan, pendengaran dan
penglihatan umumnya tidak mengalami kelainan serta tidak
terdapat suatu /aham pad klien.
g" )ola hubungan dan peran
Aubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien di
ra/at di rumah sakit dan klien harus bed rest total.
h" )ola reproduksi dan seksual
<angguan pola ini terjadi pada klien yang sudah menikah
karena harus dira/at di rumah sakit sedangkan yang belum
menikah tidak mengalami gangguan.
i" )ola penanggulangan stress
>iasanya klien sering melamun dan merasa sedih karena
keadaan sakitnya.
j" )ola tatanilai dan kepercayaan
Dalam hal beribadah biasanya terganggu karena bedrest total
dan tidak boleh melakukan akti(itas karena penyakit yang
dideritanya saat ini.
B" )emeriksaan fisik
a" Keadaan umum
Didapatkan klien tampak lemah, suhu tubuh meningkat 2B 4 31
!
:,
muka kemerahan.
b" Tingkat kesadaran
7
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis".
c" %istem respirasi
)ernafasan rata6rata ada peningkatan, nafas cepat dan dalam
dengan gambaran seperti bronchitis.
d" %istem kardio(askuler
Terjadi penurunan tekanan darah, bradikardi relatif, hemoglobin
rendah.
e" %istem integumen
Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut
agak kusam
f" %istem gastrointestinal
>ibir kering pecah6pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor
(khas", mual, muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut
terasa tidak enak, peristaltik usus meningkat.
g" %istem muskuloskeletal
Klien lemah, terasa lelah tapi tidak didapatkan adanya kelainan.
h" %istem abdomen
%aat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan
konsistensi lunak serta nyeri tekan pada abdomen. )ada perkusi
didapatkan perut kembung serta pada auskultasi peristaltik usus
meningkat.
" )emeriksaan penunjang
a" )emeriksaan darah tepi
Didapatkan adanya anemi oleh karena intake makanan yang
terbatas, terjadi gangguan absorbsi, hambatan pembentukan darah
dalam sumsum dan penghancuran sel darah merah dalam
peredaran darah. 5eukopenia dengan jumlah lekosit antara 2!!! 4
3!!! 0mm
2
ditemukan pada fase demam. Aal ini diakibatkan oleh
penghancuran lekosit oleh endotoksin. Aneosinofilia yaitu
hilangnya eosinofil dari darah tepi. Trombositopenia terjadi pada
stadium panas yaitu pada minggu pertama. 5imfositosis umumnya
jumlah limfosit meningkat akibat rangsangan endotoksin. 5aju
endap darah meningkat.
b" )emeriksaan urine
Didaparkan proteinuria ringan (C # gr0liter" juga didapatkan
peningkatan lekosit dalam urine.
c" )emeriksaan tinja
8
Didapatkan adanya lendir dan darah, dicurigai akan bahaya
perdarahan usus dan perforasi.
d" )emeriksaan bakteriologis
Diagnosa pasti ditegakkan apabila ditemukan kuman salmonella
dan biakan darah tinja, urine, cairan empedu atau sumsum tulang.
e" )emeriksaan serologis
1aitu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (aglutinin".
Adapun antibodi yang dihasilkan tubuh akibat infeksi kuman
salmonella adalah antobodi ' dan A. Apabila titer antibodi '
adalah 1 & #! atau lebih pada minggu pertama atau terjadi
peningkatan titer antibodi yang progresif (lebih dari 3 kali". )ada
pemeriksaan ulangan 1 atau # minggu kemudian menunjukkan
diagnosa positif dari infeksi %almonella typhi.
f" )emeriksaan radiologi
)emeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
komplikasi akibat demam tifoid.
b. Analisa data
Data yang sudah terkumpul dikelompokkan dan dianalisis untuk
menentukan masalah klien. -ntuk mengelompokkan data ini dilihat dari
jenis data yang meliputi data subyek dan dan data obyek. Data subyek
adalah data yang diambil dari ungkapan klien atau keluarga klien
sedangkan data obyek adalah data yang didapat dari suatu pengamatan
atau pendapat yang digunakan untuk menentukan diagnosis kepera/atan.
Data tersebut juga bisa diperoleh dari keadaan klien yang tidak sesuai
dengan standart kriteria yang sudah ada. -ntuk pera/at harus jeli dan
memahami tentang standart kepera/atan sebagai bahan perbandingan
apakah keadaan kesehatan klien sesuai tidak dengan standart yang sudah
ada. (5ismidar, 1!"
c. Diagnosa kepera/atan
Diagnosa kepera/atan merupakan suatu pernyataan yang jelas
tentang masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan
kepera/atan. Diagnosa kepera/atan ditetapkan berdasarkan analisa dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian data. Demam
menggambarkan tentang masalah kesehatan yang nyata atau potensial dan
pemecahannya membutuhkan tindakan kepera/atan sebagai masalah klien
yang dapat ditanggulangi. (5ismidar, 1!".
Dari analisa data yang diperoleh maka diagnosa kepera/atan yang
9
muncul pada kasus demam tifoid dengan masalah peningkatan suhu tubuh
adalah sebagai berikut.
1" )eningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi kuman
%almonella typhi
#" <angguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan" sehubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
2" <angguan rasa nyaman (kebutuhan tidur dan istirahat" sehubungan
dengan peningkatan suhu tubuh.
3" Kecemasan sehubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang
penyakitnya.
." )otensial terjadinya gangguan intregitas kulit sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
+" )otensial terjadinya infeksi sehubungan dengan pemasangan infus.
#. )erencanaan
)ada tahap perencanaan ini meliputi penentuan prioritas diagnosa
kepera/atan, menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana
tindakan dan mengemukakan rasional dari rencana tindakan. %etelah itu
dilakukan pendokumentasian diagnosa aktual atau potensial, kriteria hasil dan
rencana tindakan. ( 5ismidar, 1! & 23?33"
Rencana kepera/atan yang digunakan untuk memberikan asuhan
kepera/atan klien pada dasarnya sesuai dengan masalah yang ditemukan
pada klien dengan demam tifoid dan hal ini sesuai dengan diagnosa
kepera/atan yang telah ada. )erencanaan berisi suatu tujuan pelayanan
kepera/atan dan rencana tindakan yang akan digunakan itu untuk mencapai
tujuan, kriteria hasil dan rasionalisai berdasarkan susunan diagnosa
kepera/atan diatas, maka perencanaan yang dibuat sebagai berikut &
a. Diagnosa kepera/atan *
)eningkatan suhu tubuh sehubungan dengan proses infeksi
1" Tujuan & suhu tubuh turun sampai batas normal
#" Kriteria hasil &
a" %uhu tubuh dalam batas normal 2+ 4 2@
!
:
b" Klien bebas demam
2" Rencana tindakan
a" >ina hubungan baik dengan klien dan keluarga
b" >erikan kompres dingin dan ajarkan cara untuk memakai es atau
handuk pada tubu, khususnya pada aksila atau lipatan paha.
c" )eningkatan kalori dan beri banyak minuman (cairan"
10
d" Anjurkan memakai baju tipis yang menyerap keringat.
e" 'bser(asi tanda6tanda (ital terutama suhu dan denyut nadi
f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat6obatan
terutama anti piretik.
3" Rasional
a" Dengan hubungan yang baik dapat meningkatkan kerjasama
dengan klien sehingga pengobatan dan pera/atan mudah
dilaksanakan.
b" )emberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh.
c" Air merupakan pangatur suhu tubuh. %etiap ada kenaikan suhu
melebihi normal, kebutuhan metabolisme air juga meningkat dari
kebutuhan setiap ada kenaikan suhu tubuh.
d" >aju yang tipis akan mudah untuk menyerap keringat yang keluar.
e" 'bser(asi tanda6tanda (ital merupakan deteksi dini untuk
mengetahui komplikasi yang terjadi sehingga cepat mengambil
tindakan
f" )emberian obat6obatan terutama antibiotik akan membunuh kuman
%almonella typhi sehingga mempercepat proses penyembuhan
sedangkan antipiretik untuk menurunkan suhu tubuh.
b. Diagnosa kepera/atan **
<angguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan" sehubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan.
1" Tujuan & kekurangan
#" Kriteria hasil &
a" ,ukosa mulut dan bibir tetap basah, turgor kulit normal.
b" Tanda6tanda (ital ( suhu, nadi, tekanan darah, pernafasan" dalam
batas normal.
2" Rencana tindakan
a" ,onitor intake atau output tiap + jam
b" >eri cairan (minum banyak # 4 2 liter perhari" dan elektrolit setiap
hari.
c" ,asukan cairan diregulasi pertama kali karena adanya rasa haus.
d" Aindarkan sebagian besar gula alkohol, kafein.
e" Timbang berat badan secara efektif.
f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan secara
intra(ena.
3" Rasional &
11
a" )emenuhan cairan (input" dan koreksi terhadap kekurangan cairan
yang keluar serta deteksi dini terhadap keseimbangan cairan.
b" :airan yang terpenuhi dapat membantu metabolisme dalam
keseimbangan suhu tubuh.
c" Aaluaran cairan di regulasi oleh kemampuan ginjal untuk
memekatkan urine.
d" <ula, alkohol dan kafein mengandung diuretik meningkatkan
produksi urine dan menyebabkan dehidrasi.
e" Kehilangan berat badan #6. D menunjukkan dehidrasi ringan, .6
D menunjukkan dehidrasi sedang.
f" %ebagai pera/at melakukan fungsinya (independen" sebaik6
baiknya.
c. Diagnosa kepera/atan ***
<angguan rasa nyaman (kebutuhan istirahat dan tidur" sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh.
1" Tujuan & kebutuhan rasa nyaman (istirahat dan tidur" terpenuhi
#" Kriteria hasil &
a" Klien dapat0mampu mengekspresikan kemampuan untuk istirahat
dan tidur.
b" Kebutuhan istirahat dan tidur tidak terganggu.
2" Rencana tindakan
a" )ertahankan tempat tidur yang hangat dan bersih dan nyaman.
b" Kebersihan diri (cuci mulut, gosok gig, mandi sebagian"
c" ,engkaji rutinitas istirahat dan tidur klien sebelum dan sesudah
masuk rumah sakit.
d" Kurangi atau hilangkan distraksi lingkungan atau kebisingan.
e" >atasi pengunjung selama peroide istirahat dan tidur.
f" Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi (antipiretik".
3" Rasional &
a" Tempat tidur yang nyaman dapat memberi kenyamanan dalam
masa istirahat klien.
b" Kebersihan diri juga dapat memberikan rasa nyaman dan dapat
membantu kenyamanan klien dalam istirahat dan tidur.
c" Dapat memantau gangguan pola tidur dan istirahat yang dirasakan.
d" 5ingkungan yang tidak tenang, bagi klien akan cepat menambah
beban atau penderitaannya.
e" )engunjung yang banyak akan mengganggu istirahat dan tidur
12
klien.
f" Antipiretik dapat menurunkan suhu yang tinggi sehingga
kebutuhan istirahat dan tidur klien terpenuhi atau gangguan yang
selama ini dialami akan berkurang.
d. Diagnosa kepera/atan *E
:emas sehubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang
penyakitnya.
1" Tujuan & cemas berkurang atau hilang
#" Kriteria hasil &
a" Klien mengerti tentang penyakitnya, kecemasan hilang atau
berkurang.
b" Klien menerima akan keadaan penyakit yang dideritanya.
2" Rencana tindakan
a" >eri penjelasan pada klien tentang penyakitnya
b" Kaji tingkat kecemasan klien
c" Dampingi klien terutama saat6saat cemas.
d" Tempatkan pada ruangan yang tenang, kurangi kontak dengan
orang lain, klien lain dan keluarga yang menimbulkan cemas.
3" Rasional &
a" Klien mengerti dan merespon dari penjelasan secara kooperatif.
b" Dapat memberi gambaran yang jelas apa yang menjadi alternatif
tindakan yang direncanakan.
c" Klien merasa diperhatikan dan dapat menurunkan tingkat
kecemasan.
d" Dengan ruangan yang tenang dapat mengurangi kecemasannya
e. Diagnosa kepera/atan E
)otensial terjadinya infeksi sehubungan dengan pemasangan infus.
1" Tujuan & tidak terjadi infeksi pada daerah pemasangan infus.
#" Kriteria hasil &
a" Tidak terdapat tanda6tanda infeksi
b" *nfeksi tidak terjadi.
2" Rencana tindakan
a" >eri penjelasan pada klien dan keluarga tentang tanda6tanda
infeksi.
b" ,engganti atau mera/at daerah pemasangan infus.
c" 5akukan pemasangan infus secara steril dan jangan lupa mencuci
tangan sebelum dan sesudah pemasangan.
13
d" :abut infus bila terdapat pembengkakan atau plebitis.
e" 'bser(asi tanda6tanda (ital dan tand6tanda infeksi di daerah
pemasangan infus.
3" Rasional &
a" Klien dapat mengetahui tanda6tanda infeksi dn melaporkan segera
bila terasa sakit di daerah pemasangan infus.
b" ,encegah terjadinya infeksi karena pemasangan infus yang lama.
c" Dengan cara steril adalah tindakan pre(entif terhadap
kemungkinan terjadinya infeksi.
d" ,encegah atau menghindari kondisi yang lebih buruk lagi akibat
infeksi.
e" Dengan obser(asi yang dilakukan akan dapat mengetahui secara
dini gejala atau tanda6tanda infeksi dan keadaan umum klien.
f. Diagnosa kepera/atan E*
)otensial terjadi gangguan integritas kulit sehubungan dengan
peningkatan suhu tubuh
1" Tujuan & tidak terjadi gangguan intregitas kulit.
#" Kriteria hasil &
a" Tidak terdapat tanda6tanda gangguan integritas kulit (kemerahan,
lecet".
b" Tidak terjadi luka lecet.
2" Rencana tindakan
a" Tingkatkan latihan rentang gerak dan mengangkat berat badan jika
mungkin.
b" -bah posisi tubuh tiap # jam sekali.
c" Anjurkan menjaga kulit tetap bersih dan kering.
d" Faga suhu dan kelembaban lingkungan yang berlebihan.
3" Rasional &
a" ,emperbaiki sirkulasi darah dan mengurangi penekanan yang
berlebihan .
b" ,erubah posisi tidur dapat memperbaiki sirkulasi darah dan
mengurangi penekanan yang berlebihan di daerah yang menonjol.
c" ,enjaga kulit tetap bersih dan kering dapat mengurangi masuknya
penyakit yang menyebabkan infeksi.
d" )anas tubuh 0 demam dengan kelembaban lingkungan yang baik
akan turun sesuai keadaan lingkungannya serta dapat mencegah
terjadinya infeksi.
14
2. )elaksanaan
)elaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai
tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan kepada pera/at untuk membantu klien mencapai tujuan
yang diharapkan. Adapun tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan meliputi peningkatan kesehatan
atau pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dari fasilitas yang dimiliki.
)erencanaan tindakan kepera/atan akan dapat dilaksanakan dengan
baik jika klien mempunyai keinginan untuk berpartisiasi dalam pelaksanaan
tindakan kepera/atan. %elama pera/atan atau pelaksanaan pera/at terus
melakukan pengumpulan data dan memilih tindakan pera/atan yang paling
sesuai dengan kebutuhan klien. dan meprioritaskannya. %emua tindakan
kepera/atan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan institusi.
3. 9(aluasi
9(aluasi merupakan langkah terakhir proses kepere/atan untuk
melengkapi proses kepera/atan, rencana tindakan dan pelaksanaan telah
berhasil dicapai, melalui e(aluasi memungkinkan pera/atan untuk memonitor
kealpaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa perencanaan dan
pelaksanaan tindakan. ,eskipun tahap e(aluasi diletakkan pada akhir proses
kepera/atan, tetapi e(aluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap
proses kepera/atan. Diagnosa juga perlu die(aluasi untuk menentukan apakah
realistik dapat dicapai dan efektif.
15
DAFTAR PUSTAKA
:arpenito, 5ynda Fuall. (1". Rencana Asuhan dan Dokumentasi Kepera/atan
9disi #G 9<:. Fakarta.
:arpenito, 5ynda Fuall. (1". Rencana Asuhan dan Dokumentasi Kepera/atan
9disi +G 9<:. Fakarta.
Doengoes, ,arylin 9. (1B" =ursing :are )lans. $.A Da(is :ompany. )hiladelphia.
-%A.
Aa7nam ,. H. (1#". Kompendium Diagnostik ? Terapi *lmu )enyakit Dalam
9disi **. >andung.
Funadi, )urna/an. (1B#". Kapita %elekta Kedokteran. ,edia Aesculapius $akultas
Kedokteran -ni(ersitas *ndonesia. Fakarta.
=gastiyah. (1@". )era/atan Anak %akit. 9ditor& %etia/an. 9<:. Fakarta&
)rice, %yl(ia Anderson. (1B.". )athofisiologi Konsep Klinik )roses6)roses )enyakit.
9<:. Fakarta.
%mith, :indy <rennberg. (1BB". =ursing :are )lanning <uides for :hildren.
>altimore. Hilliams ? Hilkins
%uparman. (1!". *lmu )enyakit Dalam Filid **. $K-*. Fakarta.
%,$ -)$ Anak. (13". )edoman Diagnosis dan Terapi. R%-D Dr. %oetomo.
%urabaya.
16

Anda mungkin juga menyukai