Anda di halaman 1dari 16

8

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB II
PENGGUNAAN ALAT PERAGA DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI KENAMPAKAN BENDA LANGIT

A. Pengertian, Manfaat dan Jenis Alat Peraga
1. Pengertian Alat Peraga
Menurut Briggs (dalam Amalia, 2010:5.10 ) alat peraga adalah
wahana fisik yang mengandung materi pembelajaran. Schramm
berpendapat bahwa alat peraga dalam pendidikan sebagai suatu
teknik untuk menyampaikan pesan sehingga alat peraga didefinisikan
sebagai teknologi pembawa informasi atau pesan pembelajaran.
Sedangkan menurut Gagne adalah komponen sumber belajar di
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari
definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan alat
peraga adalah sebagai alat bantu dalam pembelajaran memiliki fungsi
memperjelas, memudahkan siswa memahami konsep/prisip atau teori
dan menjadikan pesan kurikulum yang akan disampaikan kepada
siswa lebih menarik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar
siswa dan meningkatkan efektivitas proses belajar.
Yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah alat peraga
tiruan yaitu komponen sumber belajar yang menyerupai benda asli
yang mengandung materi pembelajaran dengan memiliki fungsi
memperjelas, memudahkan siswa memahami konsep atau teori.
9

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Manfaat Alat Peraga
Alat peraga memiliki banyak manfaat. Manfaat alat peraga IPA
bagi siswa antara lain:
a. Meningkatkan motivasi belajar.
b. Menyediakan variasi belajar.
c. Memberi gambaran struktur yang memudahkan belajar.
d. Memberikan contoh yang selektif.
e. Bagian integral dari keseluruhan situasi mengajar.
f. Meletakan dasar dasar yang konkret dan konsep yang abstrak
sehingga dapat mengurangi pemahaman yang bersifat
verbalisme.
g. Mempertinggi mutu belajar mengajar.

3. Macam - Macam Alat Peraga
Menurut Soekanto ( Romzah, 2006:9) berdasarkan wujudnya alat
peraga dikelompokkan menjadi :
a. Alat Peraga Benda Asli
Adalah benda asli yang digunakan sebagai alat peraga,
contoh: bola, daun, pohon dan sebagainya.
b. Alat Peraga Benda Tiruan
Adalah tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian
bagian tertentu dari suatu benda asli. Contoh : organ organ tubuh
seperti jantung, paru paru, kerangka.
10

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. Syarat syarat Alat Peraga
Syarat alat peraga yang baik antara lain:
a. Alat peraga harus mudah dibuat, didapat, dan digunakan.
b. Alat peraga harus menarik perhatian, merangsang serta
memotivasi terjadinya proses belajar yang optimal
c. Alat peraga harus relevan dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
Adapun alat dan bahan yang kita butuhkan dalam membuat
alat peraga IPA yang sederhana bisa diperoleh dari lingkungan
sekitar seperti : kertas, penggaris, botol plastic, kantung plastic,
balon, bola, lilin, selang plastic, dan lain-lain.

5. Tahap Tahap Pembuatan Alat Peraga
a. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang harus kita lakukan adalah menelaah
sasaran alat peraga, memilih media yang akan kita gunakan,
dan mempelajari media yang telah dipakai sebelumnya.
b. Tahap Perencanaan
Didalam tahap perencanaan kita harus memperhatikan tujuan
yang ingin kita dapat dari pemberian alat peraga pada siswa
yakni:
1) Mampu membuat siswa paham dan mengerti
2) Mampu membentuk konsep atau ide baru untuk mereka.
11

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3) Mampu membuat perubahan perilaku mereka
4) Membantu mempermudah penjelasan materi
c. Tahap Pembuatan
Ketika membuat alat peraga kita lakukan pre testing atau revisi
jika perlu. Pre testing merupakan percoabaan alat peraga pada
siswa dengan harapan apakah siswa mengerti dan paham pada
pesan alat peraga. Jika pahammaka alat peraga siap digunakan.
Jika tidak maka perlu diadakan revisi lagi.
d. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini alat peraga siap untuk dipakai. Pemakaian alat
peraga tergantung dari jenis alat peraga itu sendiri.

B. Hakekat Hasil Belajar
1. Pengertian belajar
Belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam mencapai
perkembangan individu dan mempermudah pencapaian tujuan
institusional suatu lembaga pendidikan. Menurut pengertian secara
psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Hampir semua ahli telah merumuskan dan membuat
tafsiran tentang "belajar" diantaranya, yaitu: Belajar adalah perubahan
tingkah laku seseorag terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan
12

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
oleh pengalamannya yang berulang ulang dalam situasi itu. (Hilgard
dan Bower, 1975 ).
Menurut Benyamin Bloom dalam Sudjana (2004:50-54) belajar
adalah perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif (yaitu
pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi), ranah afektif (yaitu penerimaan, reaksi, penilaian,
organisasi, dan internalisasi) serta ranah psikomotorik (yaitu gerakan
refleks, ketrampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual atau
ketepatan, gerakan-gerakan skill dan gerakan ekspresif dan
interpretatif).
Belajar adalah proses usaha yang dilakukan individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan
lingkungan. (Surya, 1985)
Menurut Skinner dalam Dimyati dan Mudjiono (2002:9) belajar
adalah suatu perilaku di mana pada saat orang belajar responnya
menjadi lebih baik.
Dari beberapa definisi tentang belajar di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan
terjadinya perubahan dalam diri seseorang baik itu mengenai
pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar itu senantiasa merupakan
13

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan,
misal membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan sebagainya.
2. Fase fase dalam proses belajar
Menurut Jerome S. Bruner (Barlow, 1985) proses pembelajaran
siswa menempuh tiga fase yaitu ;
a. Fase Informasi (tahap penerimaan materi)
b. Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)
c. Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)
Sedangkan menurt Witting (1981) dalam bukunya Psychology
of learning, setiap proses belajar berlangsung dalam tiga tahap :
a. Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
b. Storage (tahap penyimpanan informasi)
c. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi
3. Hasil belajar
Gagne memberikan lima macam hasil belajar, tiga yang pertama
bersifat kognitif, yang keempat bersifat afektif dan yang kelima
bersifat psikomotorik. Adapun Taksonomi Gagne tentang hasil hasil
belajar meliputi :
a. Informasi verbal ( verbal information)
b. Keterampilan keterampilan intelektual (intellectual skills)
1). Diskriminasi (discrimination)
2). Konsep konsep konkret ( concrete concept)
3). Konsep konsep terdefinisi (defined concept)
14

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
5). Aturan aturan (Rules)
c. Strategi strategi kognitif (cognitive strategies)
d. Sikap sikap (attitudes)
e. Keterampilan keterampilan ( motor skills)
Menurut Nana Sudjana (2000 : 28) hasil belajar pada dasarnya
merupakan akibat dari suatu proses belajar.
Dengan menilai hasil belajar murid-muridnya sebenarnya guru
tidak hanya menilai hasil usaha muridnya saja tetapi sekaligus juga
menilai hasil usahanya sendiri. Menilai hasil belajar siswa berfungsi
untuk dapat membantu guru dalam menilai kesiapan anak pada suatu
mata pelajaran, mengetahui status anak dalam kelas, membantu guru
dalam usaha memperbaiki metode belajar mengajar. Selain bagi guru
kegunaan hasil belajar bagi administrator adalah untuk memberi
laporan kemajuan murid kepada orang tua, memberi ikhtisar mengenai
hasil usaha yang dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. (Sumadi
Suryabrata, 2002 : 299)
Jadi hasil belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah pengetahuan yang dicapai siswa pada mata pelajaran IPA
setelah mengalami proses pengajaran di sekolah dari hasil tes atau
ujian yang diberikan setelah melewati proses belajar pada akhir
rumusan tertentu.


15

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
C. Pembelajaran IPA di SD
1. Hakekat IPA
IPA didefinisikan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang
tersusun secara alam. Perkembangan IPA tidak hanya ditandai dengan
adanya fakta, tetapi juga adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Metode ilmiah dan pengamatan ilmiah menekankan pada hakikat IPA.
Secara rinci hakikat IPA menurut Bridgman (dalam Nengsih,
2012:8) adalah sebagai berikut:
a. Kualitas; pada dasarnya konsep-konsep IPA selalu dapat
dinyatakan dalam bentuk angka angka.
b. Observasi dan Eksperimen; merupakan salah satu cara untuk dapat
memahami konsep konsep IPA secara tepat dan dapat diuji
kebenarannya.
c. Ramalan (prediksi); merupakan salah satu cara asumsi penting
dalam IPA bahwa misteri alam raya ini dapat dipahami dan
memiliki keteraturan. Dengan asumsi tersebut lewat pengukuran
yang teliti maka berbagai peristiwa alam yang akan terjadi dapat
diprediksi secara tepat.
d. Progresif dan komunikatif; artinya IPA itu selalu berkembang ke
arah yang lebih sempurna dan penemuan penemuan yang ada
merupakan kelanjutan dari penemuan sebelumnya. Proses,
tahapan-tahapan yang dilalui dan dilakukan menggunakan metode
ilmiah dalam rangka menemukan suatu kebenaran.
16

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Universilitas; kebenaran yang ditemukan senantiasa berlaku secara
umum.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA
dimana konsep-konsepnya diperoleh melalui suatu proses dengan
menggunakan metode ilmiah dan diawali dengan sikap ilmiah
kemudian diperoleh hasil (produk).

2. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Berdasarkan Kurikulum KTSP SD, pembelajaran IPA di tingkat
Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) memiliki tujuan
antara lain:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
17

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikanke SMP/MTs.

3. Ruang Lingkup IPA
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek
aspek berikut :
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat
dan gas.
c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet,
listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam sekitar meliputi: tanah, bumi, tata surya dan benda
benda langit lainnya.
Salah satu pokok bahasan yang terdapat dalam kurikulum
Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar yaitu kenampakan benda
langit yang diberikan di kelas IV semester II.


18

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Adapun materi kenampakan benda langit sebagai berikut :
a. Kenampakan Bulan
Bulan adalah benda langit yang mengelilingi bumi. Karena itu
bulan disebut sebagai satelit bumi. Bulan tidak bercahaya, tetapi
memantulkan cahaya yang diterimanya dari matahari.
Selama satu bulan atau lebih kurang 30 hari, bulan
menampakkan bentuk bentuk yang berbeda. Pada awal bulan, bulan
berada di antara bumi dan matahari. Seluruh bagian bulan yang
menghadap bumi tidak ada yang tersinari oleh matahari. Pada saat
inilah terjadi bulan mati. Selanjutnya bulan akan mengelilingi bumi
sehingga bulan tampak sebagai bulan sabit, bulan setengah, dan bulan
purnama. Bulan purnama tercapai pada tanggal 14 atau 15 tiap bulan
di tahun Hijriah. Bulan purnama akan bergerak kembali ke bulan
setengah, bulan sabit, dan kembali ke bulan mati.
Bulan sebenarnya tidak mengalami perubahan bentuk. Bentuk
bulan tetap bulat. Bulan tampak berubah bentuk karena bulan
mengelilingi bumi. Akibatnya, bagian bulan yang memperoleh cahaya
matahari menjadi berubah ubah pula. Karena kita hanya dapat
melihat bagian bulan yang terkena cahaya matahari, maka bentuk
bulan terlihat selalu berubah.


Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia
b. Kenampakan Matahari
Ma
menghasilkan
sangat panas serta berukuran sangat besar. Matahari akan melintas di
langit selama kurang lebih 12 jam., berjalan dari kaki langit sebelah
timur ke kaki langit sebelah barat. Di waktu pagi dan petang, langit
tampak kemerah
warna langit tampak biru. Hal ini disebabkan karena pada siang hari
cahaya matahari membentur partikel debu. Partikel
menyebarkan warna biru dari cahaya matahari, sehingga wa
lah yang akan sampai ke mata kita.
Matahari hanya bergerak mengelilingi sumbunya. Bumi
beredar mengelilingi matahari pada garis edarnya/orbit (
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Gambar 2.1 Fase Fase Bulan


Kenampakan Matahari
Matahari termasuk salah satu bintang karena dapat
menghasilkan cahaya sendiri. Matahari merupakan bola gas yang
sangat panas serta berukuran sangat besar. Matahari akan melintas di
langit selama kurang lebih 12 jam., berjalan dari kaki langit sebelah
timur ke kaki langit sebelah barat. Di waktu pagi dan petang, langit
tampak kemerah-merahan. Namun, saat matahari di atas kepala kita,
warna langit tampak biru. Hal ini disebabkan karena pada siang hari
cahaya matahari membentur partikel debu. Partikel
menyebarkan warna biru dari cahaya matahari, sehingga wa
lah yang akan sampai ke mata kita.
Matahari hanya bergerak mengelilingi sumbunya. Bumi
beredar mengelilingi matahari pada garis edarnya/orbit (
19

tahari termasuk salah satu bintang karena dapat
cahaya sendiri. Matahari merupakan bola gas yang
sangat panas serta berukuran sangat besar. Matahari akan melintas di
langit selama kurang lebih 12 jam., berjalan dari kaki langit sebelah
timur ke kaki langit sebelah barat. Di waktu pagi dan petang, langit
merahan. Namun, saat matahari di atas kepala kita,
warna langit tampak biru. Hal ini disebabkan karena pada siang hari
cahaya matahari membentur partikel debu. Partikel partikel ini
menyebarkan warna biru dari cahaya matahari, sehingga warna biru
Matahari hanya bergerak mengelilingi sumbunya. Bumi
beredar mengelilingi matahari pada garis edarnya/orbit (Revolusi) dan

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia
juga berputar mengelilingi sumbunya (
adalah dari barat ke timur
dari timur ke barat. Sebetulnya, gerak matahari terbit dan terbenam
merupakan gerak semu yaitu gerak yang bukan sesungguhnya.

c. Kenampakan Bintang
Bintang termasuk benda langit yang
cahaya sendiri. Di alam semesta banyak sekali kumpulan bintang
(gugusan bintang). Gugusan bintang di sebut galaksi. Sebenarnya
bintang bersinar setiap saat. Namun, karena letaknya sangat jauh,
lebih jauh daripada letak matahari, maka cah
kalah kuat dengan cahaya matahari. Oleh karena itu, bintang tidak
terlihat pada siang hari.
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
juga berputar mengelilingi sumbunya (Rotasi). Arah rotasi bumi
adalah dari barat ke timur. Akibatnya, kita melihat matahari bergerak
dari timur ke barat. Sebetulnya, gerak matahari terbit dan terbenam
merupakan gerak semu yaitu gerak yang bukan sesungguhnya.

Gambar 2.2 Revolusi Bumi

Kenampakan Bintang
Bintang termasuk benda langit yang dapat mengeluarkan
cahaya sendiri. Di alam semesta banyak sekali kumpulan bintang
(gugusan bintang). Gugusan bintang di sebut galaksi. Sebenarnya
bintang bersinar setiap saat. Namun, karena letaknya sangat jauh,
lebih jauh daripada letak matahari, maka cahaya bintang pada hari
kalah kuat dengan cahaya matahari. Oleh karena itu, bintang tidak
terlihat pada siang hari. Bintang yang saling berdekatan akan
20
). Arah rotasi bumi
. Akibatnya, kita melihat matahari bergerak
dari timur ke barat. Sebetulnya, gerak matahari terbit dan terbenam
merupakan gerak semu yaitu gerak yang bukan sesungguhnya.

dapat mengeluarkan
cahaya sendiri. Di alam semesta banyak sekali kumpulan bintang
(gugusan bintang). Gugusan bintang di sebut galaksi. Sebenarnya
bintang bersinar setiap saat. Namun, karena letaknya sangat jauh,
aya bintang pada hari
kalah kuat dengan cahaya matahari. Oleh karena itu, bintang tidak
Bintang yang saling berdekatan akan

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia
membentuk sebuah pola yang di sebut rasi bintang. Nama
bintang antara lain:
1. Rasi bintang Layan
Rasi bintang layang
bintang ini digunakan sebagai petunjuk arah selatan.
2. Rasi bintang Kalajengking
Rasi bintang kalajengking disebut juga rasi bintang
bintang ini dapat kita lihat dilangit sebelah tenggara.
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
membentuk sebuah pola yang di sebut rasi bintang. Nama
bintang antara lain:
Rasi bintang Layang layang
Rasi bintang layang layang disebut juga rasi bintang pari. Rasi
bintang ini digunakan sebagai petunjuk arah selatan.
Gambar 2.3 Rasi Bintang Layang-Layang

Rasi bintang Kalajengking
Rasi bintang kalajengking disebut juga rasi bintang
bintang ini dapat kita lihat dilangit sebelah tenggara.
Gambar 2.4 Rasi Bintang Kalajengking

21
membentuk sebuah pola yang di sebut rasi bintang. Nama nama rasi
layang disebut juga rasi bintang pari. Rasi
bintang ini digunakan sebagai petunjuk arah selatan.

Layang
Rasi bintang kalajengking disebut juga rasi bintang scorpio. Rasi
bintang ini dapat kita lihat dilangit sebelah tenggara.
Gambar 2.4 Rasi Bintang Kalajengking

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia
3. Rasi bintang Biduk
Rasi bintang biduk disebut juga rasi bintang beruang besar. Rasi
bintang ini dapat dilihat di langit sebelah utara.
4. Rasi bintang Waluku
Rasi bintang waluku disebut juga rasi bintang orion. Rasi bintang
ini dapat kita lihat pada sore diantara sebelah timur dan barat. Rasi
bintang waluku digunakan sebagai petunjuk untuk memulai
bercocok tanam.
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rasi bintang Biduk
Rasi bintang biduk disebut juga rasi bintang beruang besar. Rasi
bintang ini dapat dilihat di langit sebelah utara.
Gambar 2.5 Rasi Bintang Biduk
Rasi bintang Waluku
Rasi bintang waluku disebut juga rasi bintang orion. Rasi bintang
ini dapat kita lihat pada sore diantara sebelah timur dan barat. Rasi
bintang waluku digunakan sebagai petunjuk untuk memulai
bercocok tanam.
Gambar 2.6 Rasi Bintang Waluku
22
Rasi bintang biduk disebut juga rasi bintang beruang besar. Rasi


Rasi bintang waluku disebut juga rasi bintang orion. Rasi bintang
ini dapat kita lihat pada sore diantara sebelah timur dan barat. Rasi
bintang waluku digunakan sebagai petunjuk untuk memulai


23

Ana Meilianingsih
Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
D. Penggunaan Alat Peraga Tiruan
Contoh mendesain alat peraga IPA SD untuk kompetensi dasar:
Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan bumi dari hari ke hari
maka diperlukan alat dan bahan berupa: lampu senter dan bola Voli.
Prosedur penyiapannya adalah sebagai berikut :
1. Ambil bola sepak atau bola voli sebagai pengganti bulan.
2. Mintalah tiga orang siswa untuk maju ke depan kelas.
3. Siswa kedua diminta untuk memegangi bola itu dan suruh seorang
siswa pertama menyoroti bola tersebut menggunakan lampu senter (
dianggap sebagai cahaya matahari )
4. Mintalah siswa yang membawa bola bergerak perlahan-lahan
mengelilingi siswa ketiga ( ingat siswa yang pertama tetap menyorot
bola tersebut tanpa berpindah tempat).
5. Perhatikan penampilan bagian bola yang tersorot cahaya senter
secara cermat pada berbagai posisi!

Anda mungkin juga menyukai