Normal flora terdiri dari beberapa jamur eukaryotik dan protist, akan tetapi paling banyak komponen dari flora normal adalah bakteri 2 organisme berbeda yang hidup bersama mempunyai hubungan yang dapat dapat dibagi menjadi : a. Mutualisme menguntungkan bagi keduanya b. Komensalisme menguntungkan bagi 1 pihak, tapi tidak merugikan yang lainnya c. Parasitisme menguntungkan 1 pihak dan merugikan pihak lain Mayoritas normal flora mempunyai hubungan komensalisme atau mutualisme dengan host-nya Keadaan ini dapat berubah bila : Ada perubahan pada mekanisme kimiawi, seluler, imunologis, sehingga mengganggu penghambatan infeksi bakteri (underlying disease ) Barier anatomi lokal terganggu (trauma, insrumentasi)
Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah mikroorganisme dalam tubuh adalah : 1. Ketersediaan oksigen 2. Adanya reseptor yang tepat untuk berikatan 3. pH bagian tubuh (abdomen, vagina) 4. Ketersediaan nutrien 5. Pengaruh gangguan mikroorganisme lain pada daerah tersebut 6. Respon imunologis dari host terhadap adanya mikroba Efek yang menguntungkan dari normal flora : 1. Resistensi kolonisasi = antagonisme bakteri = bacterial interference. Suatu interaksi bakteri-bakteri, dimana terdapat : a. Kompetisi nutrien b. Kompetisi terhadap ikatan pada mukosa c. Akumulasi asam lemak bebas, pelepasan bakteriosin(untuk menghambat/membunuh bakteri lain), dan perubahan pH atau potensi oksidasi-reduksi untuk memelihara flora normal 2. Imunitas flora normal merangsang terbentuknya sistem imun 3. Nutrisi Bakteri pada usus membentuk beberapa vitamin yang dapat digunakan oleh host, seperti vitamin K, folat, pyridoksin, biotin, riboflavin
Efek flora normal yang merugikan 1. Sinergisme bakterial menjadikan organisme patogen, walaupun pada awalnya tidak misalnya : Gonococcus pada uretra dapat terlindung dari Staphylococci penghasil penicillinase. 2. Patogen oportunis bila imunitas host terganggu, bakteri flora normal dapat menyebabkan penyakit 3. Dapat menjadi agen penyakit flora normal dapat menyebabkan penyakit endogen, bila mereka mencapai jaringan dimana mereka tak dapat dibatasi oleh pertahanan host. Beberapa flora normal dapat menjadi patogen, bila mereka mendapat akses ke jaringan yang terganggu penyakit 4. Transfer terhadap host yang rentan beberapa bakteri patogen yasng merupakan flora normal bergantung pada host untuk ditransfer ke individu lain, dimana mereka dapat menyebabkan penyakit Flora Normal Tractus Urogenitalia Urin steril Flora pada uretra anterior , seperti diperoleh dari kultur urine, menunjukkan area tersebut ditinggali oleh Staphylococcus epidermidis, Enterococcus faecalis dan beberapa alpha-hemolytic streptococci.Jumlahnya tidak banyak. Sebagai tambahan, beberqapa bakteri usus ( misalnya E. coli, Proteus) dan Corynebacteria, yang merupakan kontaminan kulit, vulva atau rektum dapat ditemukan. Vagina menjadi tempat tinggal Corynebacteria, Staphylococci, Streptococci, E. coli, and a bakteri asam laktat, yang dikenal dengan "Doderlein's bacillus" (Lactobacillus acidophilus) segera setelah lahir. . Selama fase reproduksi, mulai pubertas sampai menopause, epitel vagina mengandung glikogen berhubungan dengan aktivitas sirkulasi estrogen. Doderlein's bacillus, dapat memetabolisme glikogen menjadi asam laktat (pH 4.5) Asam laktat dan produk metabolisme lain dapat menghambat kolonisasi semua mikroba, kecuali lactobacillus dan beberapa jenis bakteri asam laktat. pH vagina yang rendah menghambat pertumbuhan sebagian besar bakteri, dan juga Candida albicans
Keseimbangan antara sehat dan sakit di dalam vagina sangat tipis. Hal ini dipengaruhi oleh pertumbuhan mikroorganisme yang berlebihan dari Lactobacilli yang dapat menyebabkan terjadinya bacterial vaginosis, dapat juga penyakit disebabkan oleh yeast-like fungi (misal :Candida spp), atau infeksi karena Trichomonas vaginalis
Bakteri Listeria monocytogenes - batang, gram positif - aktif pada suhu rendah - dapat diisolasi dari tanah, sayur, produk dari susu, atau pengolahan ayam yang kurang atau tidak matang - Infeksi maternal : pada kehamilan lanjut, gejala bervariasi dari gejala flu ringan, sampai menggigil, demam, nyeri punggung dan bakteriemia - Neonatus pada saat ibu terinfeksi dapat menjadi sakit segera setelah lahir, dengan gejala respiratory distress, bradikardi, jaundis, hepatosplenomegali, gejala neurologis, dan kulit kemerahan. Neonatus yang terinfeksi saat intrapartum dapat enjadi meningitis dengan periode inkubasi 5-7 hari - Lesi karakteristik dapat ditemukan di plasenta pemeriksaan mikroskopik untuk menyingkirkan tanda ini sebaiknya dilakukan Infeksi Gonococcal dan Chlamydia mengenai cervix, menyebabkan duh genitalia bagian atas Bacterial vaginosis, infeksi gonococcal dan chlamydia merupakan predisposisi infeksi asenden endometritis dan salpingitis infertilitas dan kehamilan ektopik. Bacterial vaginosis juga merupakan suatu faktor yang menyebabkan kejadian kelahiran prematur Actinomycetes - karakteristik menyerupai jamur - Dapat melakukan kolonisasi di dalam AKDR
Neisseria gonorhoeae - kokus, gram negatif - biasanya ditemukan di eksudat sel yang mengalami inflamasi - menginfeksi sel kolumner parasit dari cervix (BUKAN vagina) Basil, gram negatif, anaerob banyak didapatkan di dalam tubuh, seperti usus, orofaring dan vagina Mobiluncus spp. Gardnerella vaginalis - menyebabkan bacterial vaginosis mengikat sel skuamosa dan pada pemeriksaan apus vagina disebut clue cell - vaginosis inflamasi (-) pada dinding vagina, tetapi ada bau amis, duh vagina yang banyak dengan pH >5
Treponema pallidum - spirochaeta penyebab sifilis, tidak dapat dibedakan secara serologis dengan spirochaeta penyebab yawns dan pinta - hasil lab hanya dapat menyebutkan aopakah infeksi ini lama atau baru - Sifilis pada kehamilan akan mempengaruhi fetus kemerahan, abnormalitas gigi, snuffles, hepatosplenomegali, osteokondritis dan gumata - Pengobatan yang tepat pada usia kehamilan apapun memberi hasil baik neonatus sehat Mycoplasma - dapat ditemukan di traktus genitalia - M. hominis ditemukan pada 20 %wanita yang aktif secara seksual, Dihubungkan dengan kejadian bacterial vaginosis, penyakit radang panggul, pyelonefritis - penyebab dari pireksia post-partum terapi dengan tetrasiklin bila demam tidak turun - resisten terhadap macrolides (misal : eritromisin), sensitif terhadap klindamisin - M.genitalium berperan pada penyakit radang panggul
Ureaplasma urealyticum - ditemukan pada 80 %wanita yang aktif secara seksual - bersama M.hominis diisolasi dari korioamnionitis Chlamydia trachomatis - menginfeksi epitel kolumner, ditemukan juga pada sel cervix
Jamur Candida albicans - dapat ditemukan di kulit,vagina dan traktus gastrointestinal - kandodosis vaginal penyebab tersering duh vagina - infeksi kandida terjadi bila daya tahan tubuh menurun, atau pada pasien dalam terapi dengan antibiotik spektrum luas Parasit Protozoa Helminth Protozoa Trichomonas vaginalis - memiliki 3 flagela, - sexually transmitted - dapat dikolonisasi dalam tubuh manusia, tetapi dapat hilang dari uretra dalam beberapa hari - menyebabkan duh vagina yang kental dan mengiritasi dengan pH >5, dinding vagina eritem - terapi dengan metronidazole Toxoplasma gondii - protozoa intraseluler - fase aseksual (bradyzoit) dapat berkembang di jaringan bila terdapat dalam makanan yang kurang matang dimakan terinfeksi - penularan transplasental bila ibu terkena infeksi akut penyakit serius pada fetus - infeksi pada trimester I stillbirth, bayi lahir hidup dengan infeksi sistemik (koriodoretinitis, mikrosefali/hidrosefalus, kalsifikasi intrakranial, hepatosplenomegali, trombositopenia) - infeksi pada trimester III dapat ditransmisi pada fetus, tetapi biasanya tanpa kelainan - terapi untuk ibu dan fetus : spiramisin Helminth tidak menyebabkan kelainan yang signifikan pad kehamilan, selain penyebab anemia kronis dengan perdarahan intestinal Virus Infeksi intrauterin Rubella Varicella HIV-1 dan HIV-2 Infeksi perinatal HSV Hepatitis B Hepatitis C
Rubella - bila terinfeksi terjadi saat organogenesis (8minggu pertama kehamilan) defek multipel dan parah terjadi - bila infeksi pada trimester I infeksi fetal - bila infeksi setelah trimester I defek lebih sedikit, tapi kemungkinan terjadinya penyakit jantung kongenital, defek pada mata (katarak), dan ketulian masih mungkin terjadi CMV - infeksi primer sering asimtomatik infeksi fetal dan kerusakan selama kehamilan - penyebab tersering retardasi psikomotor - transmisi pada fetus 30-40%, tetapi kerusakan hanya 10% dari fetus yang terinfeksi Varicella - kelainan meliputi defek pada SSP dan muskuloskeletal, hipoplasia ekstremitas, dan sikatrik - bila infeksi saat kehamilan matur, janin dapat menderita varicella saat hamil - bila infeksi saat 8 hari sebelum lahir, diberikan acyclovir - varicella pada kehamilan 3minggu terakhir kehamilan harus diberi VZIG profilaksis