Anda di halaman 1dari 23

1

BAB I
PEMBAHASAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien : An. Z
No. Rekam Medik : 0385xx
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 8 tahun 7 bulan
Tempat / tanggal lahir : Kupang, 2 Mei 2005
Alamat : Jl. Kosambi II , RT 023, RW 008, Oesapa
Suku bangsa : Timor
Agama : Kristen
Pendidikan : SD
Orang tua / wali
Ayah :
Nama : Tn. A
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kosambi II , RT 023, RW 008, Oesapa
Pekerjaan : Tukang
Penghasilan : Rp 800.000,-
Suku bangsa : Timor

2

Ibu :
Nama : Ny. Y
Agama : Kristen
Alamat : Jl. Kosambi II , RT 023, RW 008, Oesapa
Pekerjaan : IRT
Penghasilan : -
Suku bangsa : Timor
Hubungan dengan orang tua : pasien merupakan anak kandung

I. ANAMNESIS
Dilakukan secara auto dan allo anamnesis pada tanggal 21 Desember 2013 di bangsal
rawat inap anak dan dewasa, kamar C, jam 12.00
A. Keluhan Utama
Mata bengkak sejak 4 hari SMRS
B. Keluhan Tambahan
Bengkak di kaki, perut kembung, mual, muntah
C. Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang dengan keluhan kedua mata bengkak sejak 4 hari SMRS . bengkak
dirasakan pada kedua mata dan dirasakan semakin lama semakin bengkak. Bengkak
terutama pada mata kiri. Selain di mata, os juga mengeluh kedua kaki bengkak yang
dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Selain itu pasien juga mengeluh perut terasa
kembung dan baju terasa sesak terutama bagian perut. Sebelum keluhan-keluhan tadi
3

timbul, os mengaku bahwa os merasakan sakit ketika menelan, yang dirasakan sejak 6
hari SMRS. Riwayat terpukul pada mata disangkal.

D. Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit Umur Penyakit Umur Penyakit Umur
Alergi - Difteria - Jantung -
Cacingan - Diare - Ginjal -
Demam
berdarah
- Kejang - Faringitis -
Demam
thypoid
- Kecelakaan - Radang paru -
Otitis - Morbili - Tuberkolosis -
Parotitis - Operasi - Lainnya -
Kesan :
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang serius
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan os. Tidak ada
riwayat tekanan darah tinggi, asma, jantung, kencing manis, alergi makanan atau
obat-obatan pada keluarga.
F. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Selama hamil, ibu pasien rutin control ke bidan. Selama kehamilan, ibu pasien tidak
pernah mengeluh sakit seperti demam ataupun sakit lainnya. Ibu pasien juga tidak
pernah mengkonsumsi obat-obatan selama kehamilan, hanya vitamin yang diberikan
bidan atau dokter. Ibu os juga tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol selama
kehamilan. Imunisasi TT2x selama kehamilan.
KEHAMILAN Morbiditas kehamilan (-)
Perawatan antenatal Pemeriksaan rutin ke
4

bidan 1 kali/bulan
KELAHIRAN Tempat kelahiran Puskesmas
Penolong persalinan Bidan
Cara persalinan Spontan per vaginam
Masa gestasi Cukup bulan (39 minggu)
Keadaan bayi Berat lahir : 3000 gram
Panjang badan : 35 cm
Lingkar kepala : ibu lupa
Langsung menangis
Kulit kemerahan
Kejang (-)
Nilai Apgar : 9/10
Kelainan bawaan : -
Kesan :
Riwayat kehamilan dan persalinan baik
G. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan gigi : umur 7 bulan (normal : 5-9 bulan)
Psikomotor
Tengkurap : umur 4 bulan (normal : 3-4 bulan)
Duduk : umur 9 bulan (normal : 6-9 bulan)
Berdiri : umur 11 bulan (normal : 9-12 bulan)
Berjalan : umur 12 bulan (normal : 13 bulan)
Bicara : umur 12 bulan (normal : 9-12 bulan)
Baca dan tulis : umur 2 tahun
Gangguan perkembangan mental/emosi : tidak ada
5

Kesan :
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik, tidak ada kelainan.
H. Riwayat Makanan
Umur
(bulan)
ASI/PASI Buah /Biskuit Bubur Susu Nasi Tim
0-2 - - -
2-4 - - -
4-6 - -
6-8 -
8-10
10-12 -

Umur di atas 1 tahun
Jenis makanan Frekuensi dan jumlah Takaran/ hari sesuai
AKG
Nasi/ pengganti 3x sehari 1-1,5 piring
Sayur 3x sehari, 1 mangkuk/hari mangkuk
Daging 3x seminggu, 1 potong /kali Lauk hewani 1-2 potong
Telur 3x seminggu, 1 butir /kali
Ikan 3x seminggu, 1 potong/kali
Tahu 1x sehari, 1 potong/kali Lauk nabati 1-2 potong
Tempe 1x sehari, 1 potong/kali
Susu
(merk/takaran)
Susu SGM 1 botol/hari 1 botol susu 120 ml
Lain-lain
Kesan :
Asupan gizi cukup, makanan bervariasi


6

I. Riwayat Imunisasi
Vaksin Dasar (umur) Ulangan (umur)
BCG 0 bulan
DPT/PT 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Polio 0 bulan 2 bulan 6 bulan
Campak - - 9 bulan
Hepatitis
B
0 bulan 1 bulan 6 bulan

Kesan :
Os telah memenuhi imunisasi dasar tetapi belum mendapat imunisasi tambahan.

J. Riwayat Keluarga (Corak Reproduksi)
Riwayat Pernikahan
Ayah Ibu
Nama Tn. A. Ny. Y
Perkawinan ke Satu Satu
Umur saat menikah 41 tahun 34 tahun
Pendidikan terakhir SMP SMP
Agama Kristen Kristen
Suku bangsa Timor Kristen
Keadaan kesehatan Baik Baik
Kosanguitas Tidak ada Tidak ada

No Tanggal
lahir
Jenis
kelamin
Hidup Lahir
mati
Abortus Mati
(sebab
)
Keterang
an
1. 10 Januari
2003
Laki-laki - - - Kakak
pasien
(sehat)
7

2. 2 Mei
2005
Laki-laki - - - Pasien
3. 27 Juli
2007
Perempu
an
- - - Adik
pasien
(sehat)
4. 2 Maret
2009
Laki-laki - - - Adik
pasien
(sehat)
Pasien merupaka anak ke 2 dari 4 bersaudara

K. Riwayat Perumahan dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama ayah dan ibunya, sebuah rumah tinggal milik sendiri
dengan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, dapur, beratap seng, berlantai semen,
berdinding tembok, jarak antar rumah tidak terlalu padat, keadaan rumah bersih,
pencahayaan rumah cukup, ventilasi cukup. Sumber air dari air sumur. Air limbah
rumah tangga disalurkan dengan baik dan pembuangan sampah baik.

Kesan :
Keadaan lingkungan tempat tinggal pasien cukup baik.
II. PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada tanggal 21 Desember 2013, pukul 13.00
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Data Antropometri
- Berat badan : 17 kg
- Tinggi badan : 126 cm
- Lingkar kepala : 50 cm
8

Status Gizi
- BB/U = (17 kg / 26kg) x 100% = 65,38% gizi kurang (60-80%)
- TB/U = (126 cm / 130 cm) x 100% = 96,92% gizi baik/normal (90-110%)
- BB/TB = (17 kg / 23 kg) x 100 % = 73,91% gizi kurang (70-90%)
Berdasarkan data diatas maka dapat disimpulkan bahwa status gizi pasien untuk
BB/U dan BB/TB adalah gizi kurang.
Tanda vital :
- Tekanan darah : 90/60 mmHg
- Nadi : 90 x/menit
- Pernapasan : 28x/menit
- Suhu : 36,5C
Kepala : Normocephali, wajah simetris, tidak ada kelainan.
Rambut : warna hitam, tebal, penyebaran merata, tidak mudah dicabut.
Mata : mata cekung (-/-), oedem palpebra (+/+), konjungtiva anemis (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya
tidak langsung (+/+)
Telinga : normotia, secret (-/-)
Hidung : normosepta, secret (-/-)
Mulut/gigi : oral hygiene baik, gigi lengkap, lidah kotor (-), tidak hiperemis
Kulit : tidak anemis, kelembapan cukup
Leher : KGB dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar, trakea letak normal

9

Thorax :
Paru :
Inspeksi : bentuk dada normal, simetris, efloresensi primer/sekunder
dinding dada (-), pulsasi abnormal (-), gerak pernapasan
simetris, irama teratur, tipe abdominothorakal, retraksi (-).
Palpasi : gerakan napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : sonor di semua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : ictus cordis teraba di 1 cm medial garis midcklavikularis
kiri, thrill (-)
Perkusi :
Batas kanan : sela iga IV linea sternalis kanan.
Batas kiri : sela iga V, 1cm sebelah medial linea
midklavikula kiri.
Batas atas : sela iga II linea parasternal kiri.
Auskultasi : S1-S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Punggung : skoliosis (-)
Abdomen :
Inspeksi : tampak buncit, smiling umbilikus (+)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba membesar
10

Perkusi : timpani di semua kuadran abdomen, shifting dullness (+)
Auskultasi : bising usus (+), 3x/menit
Ekstremitas : akral hangat, oedem pretibia (+/+), ptechie (-)
Reflex : fisiologis (+), patologis (-)
Sensibilitas : (+)
Genitalia :OUE (+), tidak hiperemis, sirkumsisi (-), rambut pubis (-)
III. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dilakukan pemeriksaan darah pada tanggal 21 Desember 2013 di poli anak
Jenis pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Hematologi Rutin 2

Leukosit 10,8 ribu/uL 3,5-10
Hemoglobin 9,0 g/dL 11,8-15
Hematokrit 38 % 40-52
Trombosit 380 Ribu/uL 156-406

Hasil pemeriksaan kolesterol dan albumiun darah pada tanggal 21 Desember 2013
Cholesterol 62 mg/dl 120-200 mg/dl Rendah
Albumin 5,08 3,0-5,0 meningkat

Hasil pemeriksaan urine lengkap pada tanggal 21 Desember 2013
Berat jenis 1,025 Sedimen
pH 6,0 Leukosit 30-40/LP
Protein ++ Eritrosit Penuh/LP
11

Glukosa - Epitel 15-20/LP
Keton - Kristal -
Bilirubin - Bakteri (+)
Urobilinogen - Silinder -
Nitrit - Lain-lain -
Eritrosit +++
Leukosit +


IV. RESUME
Pasien laki-laki, 8 tahun 7 bulan, datang dengan keluhan kedua mata bengkak
sejak 4 hari SMRS, dirasakan pada kedua mata dan semakin lama semakin bengkak,
terutama pada mata kiri, kedua kaki bengkak yang dirasakan sejak 4 hari yang lalu, perut
terasa kembung dan baju terasa sesak terutama bagian perut, sebelum keluhan-keluhan
tadi timbul, os mengaku bahwa os merasakan sakit ketika menelan, yang dirasakan sejak
6 hari SMRS. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi
90x/menit, pernapasan 28x/menit, suhu 36,5
0
C, oedem palpebra (+/+), ascites (+), oedem
pretibia (+/+). Dari hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 21/12/2013 : anemia dan
hematuria.
V. DIAGNOSA BANDING
Glomerulonefritis Akut Post Infeksi Streptokokus
Anemia
Sindroma Nefrotik
VI. DIAGNOSA KERJA
Glomerulonefritis Akut Post Infeksi Streptokokus
Anemia
12

VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan titer ASTO

VIII. TERAPI
Non farmakologis :
1. Pasien dirawat di rumah sakit untuk bed rest total dan observasi keadaan pasien
secara ketat baik tanda-tanda vital dan oedem pada palpebrae, ascites dan oedem
pretibia.
2. Diet rendah garam


Farmakologis :
1. IVFD D5 NS 500 cc/24 jam
2. Injeksi Ceftriaxon 2 x 350 mg

IX. PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanasionam : ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal : 23 Desember 2013, perawatan hari ke-3
Subjectif Objectif Analisis Perencanaan
- Bengkak di
kelopak mata kiri
(+)
- Bengkak di
kedua kaki (-)
- mual (-)
-BAK (+) warna
KU/kes : TSR/CM
TD : 90/60 mmHg
N:96x/menit
S:36,6
0
C
RR:32x/menit
Kepala : normocefali
Mata : CA +/+,SI -/-, mata
- Glomerulonefritis
akut post infeksi
streptokokus
dengan anemia
- pada pemeriksaan
lab tanggal
21/12/2013 :
-Bedrest total
-IVFD D5 NS
500 cc/24 jamstop
-Eritromisin sirup 3
x I sendok teh
-Observasi tanda-
tanda vital
13

jernih sebanyak
4 liter
- makan dan
minum baik
cekung-/-, palpebrae oedem
(-/+)
Hidung : normosepta, secret
-/-
Telinga : normotia, secret -/-
Mulut : bibir kering (+), oral
hygiene baik, lidah kotor (-)
Leher : KGB dan kel tiroid
ttm
Thorax :
BJ I dan II regular, m(-), g(-
), SN vesikuler, Wh -/-, Rh-
/-
Abdomen :
Tampak datar, supel, nyeri
tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba membesar,
smiling umbilikus (-)
Ekstremitas : akral hangat
(+), oedem pretibia (-),
ASTO Titer Positif
: 1600 I.U./ml
(negatif bila <200
I.U./ml)
-Bed rest total
-Diet rendah garam
-Pemeriksaan urin
lengkap ulang
Tanggal 24 Desember 2013, perawatan hari ke-4
Subjectif Objectif Analisis Perencanaan
- Bengkak di
kelopak mata kiri
(-)
- Bengkak di
kedua kaki (-)
- mual (-)
-BAK (+) warna
KU/kes : TSR/CM
TD : 100/60 mmHg
N:110x/menit
S:36,2
0
C
RR:24x/menit
Kepala : normocefali
Mata : CA +/+,SI -/-,
- Glomerulonefritis
akut post infeksi
streptokokus dengan
anemia
- pada pemeriksaan
lab urin lengkap
tanggal 23/12/2013 :
-Eritromisin sirup 3 x
I sendok teh
-Pasien
diperbolehkan pulang
dan diwajibkan
kontrol ke poli anak.
14

jernih sebanyak
3 liter
- makan dan
minum baik
mata cekung-/-,
palpebrae oedem (-/-)
Hidung : normosepta,
secret -/-
Telinga : normotia, secret
-/-
Mulut : bibir kering (+),
oral hygiene baik, lidah
kotor (-)
Leher : KGB dan kel
tiroid ttm
Thorax :
BJ I dan II regular, m(-),
g(-), SN vesikuler, Wh -/-
, Rh-/-
Abdomen :
Tampak datar, supel,
nyeri tekan (-), hepar dan
lien tidak teraba
membesar, smiling
umbilikus (-)
Ekstremitas : akral
hangat (+), oedem
pretibia (-),
Eritrosit (+), leukosit
() trace, sedimen
leukosit 8-10/LP,
sedimen eritrosit 15-
20/LP, epitel 1-2/LP



15

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
Glomerulonefritis merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral. Peradangan
dimulai dalam glomerulus dan bermanifestasi sebagai proteinuria dan/atau hematuria.
Meskipun lesi terutama ditemukan pada glomerulus, tetapi seluruh nefron pada akhirnya
akan mengalami kerusakan, mengakibatkan gagal ginjal kronik. Penyakit yang mula-
mula digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 (penyakit Bright), sekarang
diketahui merupakan kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi (kebanyakan
tidak diketahui), meskipun respons imun agaknya menimbulkan beberapa bentuk
glomerulonefritis.
1,3,4

Pada tahun-tahun terakhir ini, pengetahuan tentang perubahan patologik pada
penyakit ginjal telah berkembang dengan pesat melalui penyelidikan biopsi ginjal dengan
mikroskop cahaya, imunofluoresensi, dan mikroskop elektron. Dengan berkembangnya
ilmu pengetahuan, maka timbul kategori-kategori baru berdasarkan kemampuan yang
lebih besar untuk mendefinisikan sifat alamiah lesi ginjal. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk memisahkan dan memilah berbagai jenis glomerulonefritis dengan
menghubungkan gambaran histologis dan klinisnya. Sayangnya berbagai kategori
tersebut tidak eksklusif. Dapat dimengerti mengapa ciri-ciri tersebut tumpang tindih
karena ginjal hanya mempunyai respon fungsional dan morfologik yang terbatas.
Kebingungan semakin bertambah karena berbagai gangguan sistemik dan metabolik
(yang menyerang ginjal) dapat menimbulkan perubahan-perubahan pada glomerulus yang
tidak dapat dibedakan dengan glomerulonefritis primer.
1,2
Istilah umum glomerulonefritis (GN) biasanya dipakai untuk menyatakan
sejumlah penyakit ginjal primer yang terutama menyerang glomerulus, tetapi juga
dipergunakan untuk menyatakan lesi-lesi pada glomerulus yang dapat ataupun tidak
disebabkan oleh penyakit ginjal primer. Misalnya lesi ginjal pada lupus eritematosus
sistemik dapat dinyatakan sebagai glomerulonefritis proliferatif.
1,6,9

16

2. DEFINISI
Glomerulonefritis akut (GNA) ialah suatu reaksi imunologi pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman Streptococcus.
Sebagai batasan dikatakan glomerulonefritis pasca Streptococcus adalah suatu proses
radang non supuratif yang mengenai glomerulus, sebagai akibat infeksi kuman
Streptococcus Haemolitikus grup A di tempat lain.
2,3,4


3. ETIOLOGI
Timbulnya glomerulonefritis akut didahului oleh infeksi ekstra renal, terutama di
traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman Streptococcus Haemolitikus
golongan A, tipe 4, 12, 16, 25, dan 49.
2,7
Antara infeksi bakteri dan timbulnya glomerulonefritis akut terdapat masa laten
selama lebih kurang 10 hari. Dari tipe tersebut diatas, tipe 12 dan 25 lebih bersifat
nefritogenik daripada yang lain. Mengapa tipe yang satu lebih bersifat nefritogenik
daripada yang lain belumlah diketahui sampai saat ini.
2,7,8
Mungkin faktor iklim, keadaan gizi, keadaan umum, dan faktor alergi
mempengaruhi terjadinya glomeulonefritis akut setelah infeksi dengan kuman
Streptococcus. Glomerulonefritis akut dapat juga disebabkan oleh Sifilis, keracunan
timah hitam, tiridon, penyakit amiloid, trombosis vena renalis, purpura anafilaktoid dan
lupus eritematosus.
2,6

4. EPIDEMIOLOGI
Penyakit ini sering ditemukan pada anak berumur antara 3-7 tahun dan lebih
sering mengenai anak pria dibandingkan anak wanita.
6,10

5. PATOFISIOLOGI
Meskipun penelitian morfologi dan penuturan kadar komplemen C
3
serum sangat
menunjukkan bahwa glomerulonefritis diperantarai oleh kompleks imun, mekanisme
yang tepat bagaimana Streptococcus nefritogenik menyebabkan pembentukan kompleks
imun masih belum dapat ditentukan.
1,2,6
17

Hasil penyelidikan klinis imunologis menunjukkan adanya kemungkinan proses
imunologis sebagai penyebab. Beberapa peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut
:
1,2,6

1. Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrana basalis
glomerulus dan kemudian merusaknya.
2. Proses autoimun kuman Streptococcus yang nefritogenik dalam tubuh menimbulkan
reaksi autoimun yang merusak glomerulus.
3. Streptococcus nefritogenik dan membrana basalis glomerulus mempunyai komponen
antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung merusak membrana
basalis ginjal.
















18

PATOFISIOLOGI
Infeksi Streptococcus extra renal


Kompleks Ab-Ag melekat di MBG Auto imun merusak MBG Ag MBG = Ag streptococcus


Proliferasi dan kerusakan MBG


Filtrasi sel darah (+) Hematuri
protein (+) Proteinuri/ albuminuria Hipoalbumin Oedem

Osmolaritas hasil filtrasi GFR (karena tek. Osmotic kapiler glomelurus )

Vasokonstriksi arteriol glomelurus Makula densa produksi vasokonstriktor

GFR Filtrasi

Sel juxta glomeluar sekresi renin Produksi ADH

Sistem Renin Angiotensin Aldosteron Reabsorpsi air dan urea

Vasokonstriksi pembuluh darah Retensi Na dan air

Tekanan darah Oliguri Ureum dan creatinin darah


19

6. GEJALA KLINIS
Gambaran klinis dapat bermacam-macam. Gejala yang sering ditemukan ialah
hematuria/kencing berwarna merah daging. Kadang-kadang disertai edema ringan yang
terbatas di sekitar mata atau di seluruh tubuh. Umumnya edema berat terdapat pada
oligouria dan bila ada gagal jantung. Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dengan
glomerulonefitis pada hari pertama, kemudian pada akhir minggu dan menjadi permanen
(menetap) bila keadaan penyakitnya menjadi kronis. Hipertensi ini timbul karena
vasospasme atau iskemia ginjal dan berhubungan dengan gejala serebrum dan kelainan
jantung. Suhu badan tidak seberapa tinggi, tetapi dapat meninggi sekali pada hari
pertama. Kadang-kadang gejala panas tetap ada, walaupun tidak ada gejala infeksi lain
yang mendahuluinya. Gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan,
konstipasi, dan diare tidak jarang menyertai penderita glomerulonefritis akut.
2,4,6

Selama fase akut terdapat vasokontriksi arteriola glomerulus yang mengakibatkan
tekanan filtrasi menjadi kurang dan karena hal ini kecepatan filtrasi glomerulus pun
menjadi berkurang. Filtrasi air, garam, ureum, dan zat-zat lainnya berkurang dan sebagai
akibatnya kadar ureum dan kreatinin dalam darah meningkat. Fungsi tubulus relatif
kurang terganggu. Ion natrium dan air direabsorpsi kembali sehingga diuresis berkurang
(timbulnya oligouria dan bisa berlanjut menjadi anuria), dan ekskresi natrium berkurang,
ureum pun direabsorpsi kembali lebih dari biasanya. Akhirnya terjadi insufisiensi ginjal
akut dengan uremia, hiperfosfatemia, hidremia, dan asidosis metabolik.
2,4,6

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1,6

Air kemih : - Proteinuria ringan
- Hematuria mikroskopis dan makroskopis
- Mikroskopik sedimen kemih terdapat banyak silinder (silindruria),
adanya sel-sel darah merah dan eritrosit
- Berat jenis meningkat
Darah : - LED meningkat dan hemoglobin turun
- BUN naik pada fase akut, lalu normal kembali
- ASTO > 100 kesatuan todd
20

- Komplemen C
3
< 50 mg/dl dalam 4 minggu pertama
- Hipergamaglobulinemia terutama IgG
- Anti DNA-ase dan proferdin meningkat

8. DIAGNOSIS
3,8
Diagnosis glomerulunefritia akut ditegakkan berdasarkan :

o Gejala klinis ( hematuri, albuminuri, oedem, hipertensi, oligori)
o Pemeriksaan penunjang
Air kemih, harus lengkap
Darah, ASTO > 100 kesatuan todd dan C
3
< 50 mg/dl
9. DIAGNBOSIS BANDING
6,7,8

o Nefrotik sindrom
o Hematuria berulang dengan glomerulonefritis fokal (IgA nefropati)
o Hematuria berulang yang asimtomatis, tanpa penurunan fungsi ginjal
o Timbunan IgA glomerulus
o Purpura Henoch-Schonlein
o Glomerulonefritis progresif

10. PENGOBATAN
2,3,6
Karena tidak ada terapi yang spesifik terhadap glomerulonefritis akut maka
penatalaksanaannya adalah penatalaksanaan gagal ginjal akut.

Tidak ada pengobatan khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di glomerulus.
1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.
2. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotika ini
tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan mengurangi
menyebarnya infeksi Streptococcus yang mungkin masih ada. Tidak ada bukti
bahwa terhadap antibiotik mempengaruhi riwayat alamiah glomerulonefritis.
Pemberian penisilin ini dianjurkan hanya untuk 10 hari, sedangkan pemberian
21

profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak
dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap.
3. Makanan. Pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1 g/kgBB/hari) dan
rendah garam (1 g/hari). Makanan lunak diberikan pada penderita dengan suhu
tinggi 1
o
C dan makanan biasa bila suhu telah normal kembali. Bila ada anuria
atau muntah, maka diberikan IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada penderita
tanpa komplikasi pemberian cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila
ada komplikasi seperti gagal jantung, hipertensi, dan oligouria, maka jumlah
cairan yang diberikan harus dibatasi.
4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedativa
untuk menenangkan penderita sehingga dapat cukup beristirahat. Pada hipertensi
dengan gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin mula-mula diberikan
reserpin sebanyak 0,07 mg/kgBB secara intramuskuler. Bila terjadi diuresis 5-10
jam kemudian, maka selanjutnya reserpin diberikan peroral dengan dosis rumatan,
0,03 mg/kgBB/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena
memberi efek toksis.
5. Bila anuria berlangsung selama (5-7 hari), maka ureum harus dikeluarkan dari
dalam darah dengan beberapa cara misalnya, dialisis peritoneum, hemodialisis,
bilasan lambung dan usus (tindakan ini kurang efektif), transfusi tukar. Bila
prosedur diatas tidak dapat dilakukan karena kesulitan teknis, maka pengeluaran
darah vena pun dapat dikerjakan dan adakalanya menolong juga.
6. Diuretikum dulu tidak diberikan glomerulonefritis akut, tetapi akhir-akhir ini
pemberian furosemid (lasix) secara intravena (1mg/kgBB/hari) dalam 5-10 menit
tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi glomerulus.
7. Bila timbul gagal jantung, maka diberikan digitalis, sedativum, dan oksigen.

11. PROGNOSIS DAN PERJALANAN PENYAKIT
Gejala fisik menghilang dalam minggu kedua atau ketiga dan tekanan darah
umumnya menurun dalam satu minggu. Kimia darah menjadi normal pada minggu
kedua. Hematuria mikroskopis dan makroskopis dapat menetap selama 4-6 minggu,
22

hitung jenis menunjukkan kenaikan jumlah eritrosit untuk 4 bulan atau lebih, dan LED
meninggi terus sampai kira-kira 3 bulan. Protein sedikit dalam urin dan dapat menetap
untuk beberapa bulan.
1,2,7,9
Eksaserbasi kadang-kadang terjadi akibat infeksi akut selama fase penyembuhan,
tetapi umumnya tidak merubah proses penyakitnya. Penderita yang tetap menunjukkan
kelainan urin selama satu tahun dianggap menderita penyakit glomerulonefritis kronis,
walaupun dapat pula terjadi penyembuhan sempurna. Laju darah digunakan untuk
mengukur progresifitas penyakit ini, karena umumnya tetap meninggi, pada kasus-kasus
yang menjadi kronis. Diperkirakan 95% akan sembuh sempurna, 2% meninggal selama
fase akut dari penyakit ini dan 2% menjadi glomerulonefritis kronis.
1,2,7,9


12. KOMPLIKASI
1,2,4,6

1. Oligouria sampai anuria yang dapat berlangsung dua sampai tiga hari. Terjadi sebagai
akibat berkurangnya filtrasi glomerulus. Gambaran seperti insufisiensi ginjal akut
dengan uremia, hiperkalemia, hiperfosfatemia dan hidremia.
2. Ensefalopati hipertensi yang merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat
gejala berupa gangguan penglihatan, pusing, muntah, dan kejang-kejang. Ini
disebabkan spasme pembuluh darah lokal dengan anoksia dan edema otak.
3. Gangguan sirkulasi berupa dispnea, orthopnea, terdapatnya ronki basah, pembesaran
jantung dan meningginya tekanan darah yang bukan disebabkan spasme pembuluh
darah, melainkan juga disebabkan oleh bertambahnya volume plasma. Jantung dapat
membesar dan terjadi gagal jantung akibat hipertensi yang menetap dan kelainan di
miokardium.
4. Anemia yang timbul karena adanya hipervolemia disamping sintesis eitropoetik yang
menurun.



23

DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Silvia.A and Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep klinis proses-proses
penyakit. Edisi 4. EGC. Jakarta : 1995
2. Hassan R, dr, dkk. Glomerulonefritis Akut. Buku kuliah IKA 2. cetakan ke 7. FK UI.
Jakarta : 1997
3. Harianto, A, dkk. Pedoman diagnosis dan terapi. Lab/UPF dr. Soetomo. Ilmu kesehatan
anak universitas Airlangga. 1994
4. Behrman, Kliegman, Jenson. Nelson textbook of pediatrics 17th edition. Philadelpia : the
curtis center. 2004
5. Friel. Kamus kedokteran Dorland. Cetakan II. EGC. Jakarta : 1996
6. www.emedicine.com/ped/topic27.htm
7. www.nephrologychannel.com/agn
8. www.nlm.nih.gou/medicineplus/ency/article
9. www.outlinemed.com/demo/nephrol/8015.htm
10. www.fpnotebook.com/REN42.htm

Anda mungkin juga menyukai