Anda di halaman 1dari 8

Ikan laut dalam

1. Antigonia capros

Klasifikasi Antigonia capros (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Zeiformes
Famili : Caproidae
Genus : Antigonia (Lowe 1843)
Spesies : Antigonia capros (Ogilby 1910)

Antigonia capros tersebar mulai dari Samudera Atlantik bagian timur (Perancis
sampai Namibia) meliputi Azores dan Madeira, Samudera Atlantik bagian barat
(Inggris, USA dan Meksiko sampai Uruguai), Samudera Pasifik meliputi Hawai, dan
Jepang. Ikan ini hidup di laut demersal pada kedalaman 50-900 m. Antigonia capros
memiliki ciri-ciri morfologis, yaitu memiliki jari-jari keras pada sirip dorsal sebanyak
9 buah dan jari-jari lemahnya 27-30 buah, sedangkan jari-jari keras pada sirip anal
sebanyak 3 buah dan jari-jari lemahnya 24-28 buah. Ikan ini juga memiliki gill rakers
(selaput insang) pada gill arch pertama pendek dan terpisah dengan baik. Ikan ini
memiliki panjang total maksimum tubuhnya adalah 30,5 cm dan berat tubuh
maksimum mencapai 170 kg. Antigonia capros dapat mencapai umur 1,44,4 tahun.
Antigonia capros diperdagangkan namun dalam jumlah yang sedikit. Ikan ini
dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless) serta tidak terdaftar dalam
International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) red
list yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak termasuk dalam hewan yang dilindungi
atau dikonservasi.

2. Antigonia rubicunda
Klasifikasi Antigonia rubicunda (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Zeiformes
Famili : Caproidae
Genus : Antigonia (Lowe 1843)
Spesies : Antigonia rubicunda (Ogilby 1910)
Antigonia rubicunda mempunyai nama Inggris, yaitu roseate boarfish. Ikan ini hidup
di perairan batidemersal daerah suptropik dengan kedalaman 125- 340 m dan tersebar
mulai dari Okinawa Trough, Indonesia, tropical Australia, dan New Zealand. Ikan
jantan Antigonia rubicunda mencapai panjang total maksimum tubuhnya adalah 10,6
cm. Ikan ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless) serta tidak terdaftar dalam
IUCN red list yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak termasuk dalam hewan yang
dilindungi atau dikonservasi.

3. Caelorinchus smithi
Klasifikasi Caelorinchus smithi (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gadiformes
Famili : Macrouridae
Sub Famili : Macrourinae
Genus : Caelorinchus
Spesies : Caelorinchus smithi
Caelorinchus smithi hidup tersebar mulai dari Laut Mediteranian dan timur Laut
Atlantik, sebelah selatan di sekitar Cape Verde dan sebelah timur di sekitar teluk
Guinea dan barat laut Atlantik, yaitu Kanada. Ikan ini mencapai panjang total
maksimum sebesar 48 cm (ikan jantan) dan dapat mencapai umur 8 tahun. Ikan ini
hidup di daerah bentopelagik pada kedalaman laut 90-1250 m. Ikan ini
diperdagangkan namun dalam jumlah yang sedikit. Caelorinchus smithi memiliki
fekunditas rendah atau waktu penggandaan populasi minimum 4,5-14 tahun. Ikan ini
memiliki ciri-ciri morfologi, yaitu tidak memiliki jari-jari keras sirip dorsal dan sirip
anal, mata besar, moncong pendek dan cukup tajam, garis samping lateral disokong
oleh tulang, punggung kepala kuat Makanan Caelorinchus smithi bervariasi dari
organisme bentik, seperti Polychaeta, Gastropoda, Cephalopoda, kelompok Crustacea
(Copepoda, Gammarian, Isopoda, Cumacean, Natantia) dan ikan. Caelorinchus smithi
dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless) dan tidak terdaftar dalam IUCN red list
yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak termasuk dalam hewan yang dilindungi atau
dikonservasi.

4. Coryphaenoides sp.

Klasifikasi Coryphaenoides sp. (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Gadiformes
Famili : Macrouridae
Genus : Coryphaenoides sp.
Coryphaenoides sp. termasuk famili Macrouridae mempunyai nama Inggris, yaitu
Rattails, Grenadirs (Gloerfelt dan Kailola 1984 diacu dalam Fanany 2005). Ikan ini
hidup di daerah batidemersal pada kedalaman antara 150-3700 m serta tidak
melakukan migrasi dan tersebar mulai dari Samudera Pasifik bagian utara, Jepang
bagian utara sampai Laut Okhotsk, Laut Bering dan utara Oregon. Coryphaenoides sp.
memiliki fekunditas atau waktu penggandaan populasi sedang antara 1,4-14 tahun.
Jenis Coryphaenoides acroleptis memiliki fekunditas sangat rendah, yaitu lebih dari
14 tahun. Ikan ini memiliki ciri-ciri morfologi, yaitu kepala besar, ekor panjang dan
seperti sabuk, meruncing hingga menjadi satu titik. Coryphaenoides sp. mempunyai
dua sirip dorsal, yang pertama pendek dan tinggi, yang kedua panjang, bersambung
hingga ujung ekor, sirip anal serupa dengan sirip dorsal yang kedua, memiliki jari-jari
sirip 5-17 sirip ventral, sirip kaudal biasanya tidak ada. Coryphaenoides acroleptis
memiliki moncong berbentuk bundar dan tajam serta kuat. Ikan ini memiliki bentuk
mulut terminal sampai inferior, gigi lengkap, biasanya ada sungut di bagian dagu,
mata besar, sisiknya biasanya tajam, ditutupi oleh duri-duri kecil. Grenadirs memiliki
rasa yang mild (ringan) dan aroma yang harum gurih serta lebih manis dari ikan Cod.
Ikan ini memiliki berat berkisar antara 1,75-2,75 kg dengan panjang berkisar antara
61-76 cm (Perkins 1992 diacu dalam Fanany 2005). Daging Grenadirs berwarna
putih, tipis dan berjonjot (berlapis). Makanan utama Coryphaenoides sp. adalah
berupa ikan kecil, udang, Amphipoda dan Cephalopoda. Pembekuan Grenadirs yang
hati-hati dapat memberikan daging yang kualitasnya bagus (Perkins 1992 diacu dalam
Fanany 2005). Coryphaenoides sp. dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless)
serta tidak terdaftar dalam IUCN red list yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak
termasuk dalam hewan yang dilindungi atau dikonservasi.

5. Diretmoides pauciradiatus
Klasifikasi Diretmoides pauciradiatus (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Beryciformes
Famili : Diretmidae
Genus : Diretmoides
Spesies : Diretmoides pauciradiatus
Diretmoides pauciradiatus tersebar mulai dari Samudera Atlantik bagian timur
(Guinea Bissau sampai Angola, Atlantik bagian barat (Florida bagian timur, Teluk
Brazil, dan Carribean dan Brazil bagian utara), Samudera Hindia (Mozambik,
Madagaskar, dan Australia bagian barat), Samudera Pasifik (Indonesia, Laut Cina
Selatan, pegunungan Palau-Kyushu). Ikan ini memiliki ciri-ciri morfologi, yaitu jari-
jari lemah pada sirip dorsal sebanyak 24-26 dan jari-jari lemah pada sirip anal
sebanyak 18-21. Ikan jantan dapat mencapai panjang total maksimum sebesar 37 cm.
Hidup di lingkungan batipelagik pada kedalaman 0-600 m. Ikan ini ketika muda hidup
di daerah mesopelagik dan ketika dewasa dapat hidup di daerah bentopelagik yang
mencapai kedalaman 1000 m. Makanannya berupa plankton, seperti halnya anggota
famili lainnya. Ikan ini dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless) serta tidak
terdaftar dalam IUCN red list yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak termasuk
dalam hewan yang dilindungi atau dikonservasi.

Sumber pustaka :
Jayanti Dwi Novita.2008. KANDUNGAN STEROI D DAN TAURI N DARI BEBERAPA
SPESI ES I KAN LAUT DALAM DI PERAI RAN BARAT SUMATERA DAN SELATAN
J AWA.skripsi. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN. INSTITUT
PERTANIAN BOGOR (IPB)



Ikan mesopelagik

1. Aprion virescens

Klasifikasi A. virescens Valenciennes, 1830 menurut Saanin (1968 dan 1984) adalah
sebagai berikut:
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidea
Divisi : Perciformes
Family : Lutjanidae
Spesies : Aprion virescens
Sinonim : Mesoprion microchir, Sparopsis elongates, Sparopsis latifrons,
Aprion konekonis
Nama umum : Green jobfish
Nama lokal : Kurisi Bali (Indonesia), Gunturu(Makasar), Panakol bedug
(Palabuhanratu)
Nama dagang : Gray Snappers (USA), Uku (Hawai), Aochibiki (Jepang), Vivaneau
job (Perancis), Pargo verde (Spanyol).



Aprion virescens merupakan salah satu sumberdaya ikan kakap laut dalamdiperairan Pulau
Derawan dan sekitarnya dari sub-Famili Etelinae yang memiliki nilaiekonomis. Aprion
virescens mendiami perairan pada kedalaman 100-200 meter yangmasuk kedalam zona
mesopelagik. A. virescens memiliki cirri khusus sirip dada yang pendek, membundar dan
sepanjang hidung (Saanin, 1984). Badannya memanjang, kokoh, moncong di bawah lubang
hidung dengan alur horizontal, rahang atas dan rahang bawah hamper sama. Rahang atas
tidak bersisik, selaput sirip punggung dan sirip dubur tanpa sisik. Terdapat lingkar gigi pada
kedua rahang, memiliki gigi taring yang terdapat di depan. Maxilla tanpa sisik dan
memanjang vertical melalui garis tepi yang licin. Lengkungan insang pertama berkisar 7-11
buah melekat pada bagian atas dan pada oto bagian bawah 11-15 buah dengan total kisaran
18-26 buah. Sirip punggung keras dan sirip punggung lemah bersambung tetapi terdapat
sedikit lekukan yang tidak terlalu dalam. Sirip ekor bercabang dua berbentuk forked
(bercagak). Sirip punggung dengan jari-jari keras berkisar 10-2 buah, jari-jari sirip punggung
lemah berkisar 6-10 buah, sirip dada berkisar 15-17 buah dan garis rusuk (linea lateralis)
berjumlah 50-53 buah. Badan berwarna hijau gelap atau biru abu-abu, sirip-siripnya kuning
atau ungu (Allen,2001)
A.virencens hidup menyendiri atau soliter.Makanannya berupa ikan-ikan kecil, udang,
kepiting, plankton dan chepalapoda. Ikan ini tersebar pada daerah Indo Pasifik yang meliputi
Afrika Timur, Kepulauan Hawai, utara Jepang, selatan Australia, dan Afrika Selatan
(Allen,2001). Myers (1999) in Haight (2005) melaporkan A.virescens di Hawai mendiami
perairan pada kedalaman 3-180 meter pada substrat yang keras dengan struktur yang
kompleks. Haight (1989) in Haight (2005) melaporkan bahwa sebagian besar CPUE untuk
A.virescens di Hawai terjadi pada kedalaman 50-100 m sedangkan di perairan barat
Indonesia melalui servey kapal-kapal penelitian Bawal Putih 2 dan Jurong pada tahun 1974-
1979, sebagian besar A.virescens tertangkap pada kedalaman 20-100 m (Pauly dan
Martosubroto, 1996).

elyanaonna.2013. MAKALAH IKTIOLOGI IKAN KAKAP.
https://elyanaonna.wordpress.com/tag/makalah/ [di akses pada 10 juni 2014 ]


2. Scomber japonicus

Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Perciformes
Famili: Scombridae
Genus: Scomber
Spesies: S. japonicus

Ikan yang bertubuh kecil hingga sedang; bentuk sedikit mirip cerutu, dengan
batang ekor yang kecil ramping. Panjang tubuh FL (fork length) maksimal 50 cm,
namun umumnya sekitar 30 cm saja Moncongnya meruncing. Bagian depan dan
belakang mata terlindungi oleh pelupuk lemak yang bening. Rahang atas dan bawah
dengan sederetan gigi kecil-kecil yang runcing mengerucut; deretan gigi serupa juga
terdapat di langit-langit mulut. Sisir saring berjumlah 25-35 pada lengan bawah
lengkung insang yang pertama Sirip punggung yang pertama tersusun oleh 9-10 jari-
jari keras (duri); jarak terbuka antara duri terakhir sirip ini dengan awal sirip
punggung kedua adalah lebih pendek daripada jarak duri pertama hingga terakhir
pada sirip punggung pertama. Sebuah duri pendek yang kaku dan kuat berada di
belakang anus, di muka sirip anal. Lima buah sirip kecil (finlet) terdapat masing-
masing di belakang sirip punggung dan sirip anal, di muka sirip ekor. Dua lunas kecil
menonjol di pangkal sirip ekor, pada masing-masing sisi tubuh.[2] Sirip pektoral
(dada) sangat pendek. Punggung berwarna biru baja, dengan pola garis berliku-liku;
sisi bawah dan perut kuning keperakan. Makerel pasifik menyebar luas di perairan
Indo-Pasifik. Di wilayah Samudera Hindia, ikan ini tidak ditemukan kecuali hanya di
perairan sekitar Afrika Selatan. Di Samudera Pasifik, makerel ini menyebar terutama
di bagian barat laut (Jepang hingga Filipina), timur laut (Alaska hingga Meksiko), dan
bagian tenggara (Cili, Peru). Ikan yang bersifat pelagik-neritik, menghuni wilayah
permukaan samudera pada kedalaman antara 0 300 m (biasanya 50 200 m,
epipelagik hingga mesopelagik), sepanjang pesisir dan paparan benua. Suhu perairan
yang disukainya antara 10C 27C. Makerel pasifik biasa berenang menggerombol
dengan sesama jenisnya yang berukuran serupa; namun kadang kala juga ditemukan
bergabung dengan jenis-jenis lain seperti Sarda chiliensis, Trachurus symmetricus dan
Sardinops sagax.

HOUTTUYN, M. 1782. Beschrijving van eenige Japanese visschen, en andere zee-
schepzelen.Verhandelingen der Hollandsche Maatschappij der Wetenschappen, v. 20(2):
311-350. Haarlem. { http://id.wikipedia.org/wiki/Makerel_pasifik }

3. Alopias superciliosus

Klasifikasi
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
SubKelas : Elasmobranchii
Bangsa : Carcharhiniformes
Suku : Alopiidae
Marga : Alopias
Spesies : Alopias superciliosus Lowe, 1840

Morfologi

1. ekor bagian atas hampir sepanjang ukuran tubuhnya
2. bentuk kepala hampir lurus di bagian antara mata, terdapat lekukan yang dalam di
bagian tengkuk
3. mata sangat besar, dengan bagian atasnya hampir mencapai bagian atas kepala
4. sirip punggung pertama lebih dekat dengan sirip perut daripada ujung belakang
sirip dada
5. warna putih di bagian perut tidak melewati bagian atas dasar sirip dada

Habitat dan Penyebaran

Merupakan spesies ikan hiu oseanik yang hidup mulai dari perairan pantai hingga laut
lepas, dari lapisan permukaan hingga kedalaman 600 m (White et al., 2006). Di
perairan Indonesia, spesies hiu ini tercatat ditemukan di perairan Samudera Indonesia,
mulai dari barat Sumatera hingga selatan Nusa Tenggara, Laut Pasifik, Selat
Makassar, Laut Sulawesi dan Laut Banda.

Sumber : http://coraloasisfoundation.wordpress.com/2013/11/13/ayo-selamatkan-
thresher-shark-di-pulau-weh-sabang/






4. TUNA MATA
BESAR

Nama Indonesia Tuna mata besar
Nama Internasional Bigeye tuna
Nama Latin Thunnus Obesus (Lowe, 1839)
Nama Lokal Tuna Mata Lebar (PPP Labuhan Lombok), Tuna Mata Besar (PPS Cilacap), Tuna (PPN
Kejawanan), Tuna Mata Besar (PPS Bitung), Tuna mata besar (PPP Pondokdadap), BET (PPS Jakarta),
Tuna (PPS Kendari), Tuna mata besar (Pelabuhan Perikanan Banjarmasin), Tuna (PPN Ambon), Jabrig,
Tuna Mata Besar (PPN Palabuhan Ratu), Tuna (PPN Prigi), Tuna mata besar (PPN Sibolga), Tuna mata
besar (PPN Pengambengan), Sisiak bonta (PPS Bungus), Tuna (PPN Ternate)
Daerah Sebar Daerah penyebaran terutama di Laut Banda, Laut Flores, Laut Sulawesi, Samudra
Indonesia, Utara Irian Jaya (Samudra Pasifik).
Deskripsi Ordo Percomorphi (Sub ordo Scombroidea), Famili Scombridae, Genus Thunnus. Badan
memanjang, langsing seperti torpedo. Tapisan insang 23-30 pada busur insang pertama. Dua sirip
punggung, sirip punggung kedua diikuti 8-10 jari-jari sirip tambahan. Sirip dada sedang untuk jenis
ikan yang besar, dan sangat panjang untuk jenis ikan yang masih kecil. Dua buah lidah/cuping
diantara kedua sirip perutnya. 7-10 jari-jari sirip tambahan dibelakang sirip dubur. Sisik-sisik halus,
kecil. Pada korselet tumbuh sisik-sisik agak besar dan tebal tetapi tidak begitu nyata. Pangkal ekor
langsing, lunas kuat diapit dua lunas kecil pada ujung belakangnya. Termasuk ikan buas karnivor,
predator. Hidup didaerah perairan lepas pantai, laut dalam berkadar garam tinggi mulai dari lapisan
permukaan sampai kedalaman 250 m. Memiliki gelembung udara. Warna ikan hitam keabuan bagian
atas, putih perak bagian bawah. Semacam ban pelangi berwarna biru maya membujur sepanjang sisi
badan. Sirip punggung pertama berwarna kuning terpendam (abu-abu kekuningan). Sirip punggung
kedua dan dubur kekuningan. Sirip-sirp tambahan kuning dengan pinggiran kehitaman. Ukuran :
Dapat mencapai panjang 236 cm, umumnya 60-180 cm.
5. Zenopsis conchifer

Klasifikasi Zenopsis conchifer (Eschmeyer 2006):
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Zeiformes
Famili : Zeidae (Dories)
Genus : Zenopsis
Spesies : Zenopsis conchifer (Lowe 1852)

Zenopsis conchifer hidup di daerah mesopelagik pada kedalaman 50-600 m dan
tersebar mulai dari Samudera Hindia bagian barat seperti Somalia dan India sampai
dengan Afrika Selatan kecuali di Laut Merah, Samudera Atlantik bagian timur seperti
Teluk Biscay sampai Afrika Selatan, Samudera Atlantik bagian barat seperti Pulau
Sable, Kanada sampai Carolina Selatan, Amerika Serikat sampai Argentina, juga
Indonesia tetapi tidak di Samudera Pasifik. Ikan ini sering ditemukan di perairan dasar
atau daerah pertengahan dengan substrat berlumpur. Zenopsis conchifer memiliki ciri-
ciri morfologi, yaitu jari-jari keras sirip dorsal berjumlah 9-10 buah, jari-jari lemah
sirip dorsal berjumlah 24-26 buah, jari-jari keras sirip anal berjumlah 3 buah dan jari-
jari lemah sirip anal berjumlah 24-26 buah. Ikan ini memiliki panjang total
maksimum tubunya adalah 80 cm (ikan jantan). Tubuh berwarna perak dengan bintik
agak kehitaman dari bagian lateral, di bawah tubuh dan sedikit di bagian atas serta
berakhir di bagian sirip dada. Makanannya berupa ikan dan cumi-cumi. Ikan ini
dinyatakan aman untuk dikonsumsi (harmless) serta tidak terdaftar dalam IUCN red
list yang menunjukkan bahwa ikan ini tidak termasuk dalam hewan yang dilindungi
atau dikonservasi.

Jayanti Dwi Novita.2008. KANDUNGAN STEROI D DAN TAURI N DARI BEBERAPA
SPESI ES I KAN LAUT DALAM DI PERAI RAN BARAT SUMATERA DAN SELATAN
J AWA.skripsi. FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN. INSTITUT
PERTANIAN BOGOR (IPB)

Anda mungkin juga menyukai