Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PEMBUATAN FILM

BLOK CHEM II
TERPAPAR NAFSU 3








Disusun Oleh :

Nama NIM
1. LARAS DYAH P G1A 007009
2. REZKY GALUH SAPUTRA G1A 007020
3. AYU ASYIFA RF G1A 007028
4. IKA WAHYU N G1A 007043
5. RIFQI M G1A 007054
6. FATIHA SRI UTAMI TAMAD G1A 007065
7. HELMI BEN BELLA G1A 007078
8. FERRA NURUL HIDAYANI G1A 007088
9. SUHARMILAH G1A 007107
10. ANDIKA REDIPUTRA G1A 007122
11. NOVIE NURIDASARI G1A 007125


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER
PURWOKERTO


2008
Judul : Terpapar Nafsu 3
Durasi :
Tema : HIV AIDS
Kelompok : VI
Struktur organisasi proyek :
Sutradara : Rezky Galuh S
Editor : Laras Dyah P
Pemain : 1. Ayu Asyifa RF
2. Andika Rediputra
3. Novie Nuridasari
4. Rifqi M
5. Suharmilah
6. Laras Dyah P
7. Ika Wahyu N
8. Helmi Ben Bella
9. Ferra Nurul H
10. Fatiha Sri Utami
11. Rezky Galuh S
Make up pemain : Suharmilah dan Novie Nuridasari
Perlengkapan : Ika Wahyu N
Konsumsi : Fatiha Sri Utami









BAB I
PENDAHULUAN

I. Konsep dasar yang digunakan
Konsep dasar yang digunakan dalam pembuatan film Terpapar Nafsu 3
adalah konsep transmisi penyakit dan pencegahan penyakit.

II. Latar belakang
Dewasa ini Indonesia mengalami masalah kesehatan masyarakat yang
sangat kompleks dan menjadi beban ganda dalam pembiayaan pembangunan
bidang kesehatan. Pola penyakit yang diderita oleh masyarakat sebagian besar
adalah penyakit infeksi menular seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran napas
atas (ISPA), malaria, diare, dan penyakit kulit. Namun demikian, pada waktu
yangersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti penyakit
jantung dan pembuluh darah, serta diabetes mellitus dan kanker. Selain itu
Indonesia juga menghadapi emerhing diseases seperti demama berdarah dengue,
HIV/AIDS, chikungunya, Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Dengan
demikian telah terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia menghadapi
beban ganda pada waktu yang bersama.
Mengenai penyakit HIV/AIDS, penyakit ini telah menjadi pandemi yang
mengkhawatirkan masyarakat dunia, karena di samping belum ditemukan obat
dan vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga memiliki window period dan
fase asimtomatik (tanpa gejala) yang relatif panjang dalam perjalanan
penyakitnya. Hal tersebut di atas menyebabkan pola perkembangannya seperti
fenomena gunung es.
Jumlah kasus HIV/AIDS dai tahun ke tahun di seluruh bagian dunia terus
meningkat meskipun berbagai upaya preventif terus dilaksanakan. Tidak ada
negara yang tidak terkena dampak penyakit ini.
Prevalensi HIV/AIDS di Indonesia secara umum memang masih rendah,
tetapi Indonesia telah digolongkan sebagai negara dengan tingkat epidemi yang
terkonsentrasi yaitu adanya prevalensi lebih dari 5% pada subpopulasi tertentu
misalnya penjaja seks dan penyalah guna NAPZA. Tingkat epidemi ini
menunjukkan tingkat perilaku berisiko yang cukup aktif menularkan penyakit di
dalam suatu subpopulasi tertentu. Selanjutnya perjalanan epidemi akan
ditentukan oleh jumlah dan sifat hubungan antara kelompok berisiko tinggi
dengan populasi umum.
Kasus AIDS pertama di Indonesia dilaporkan di Bali pada bulan April
1987 yaitu seorang wisatawan Belanda yang meninggal di RSUP Sanglah
Denpasar. Pada awalnya penyebaran HIV/AIDS di Indonesia terjadi pada pekerja
seks komersial (PSK) beserta pelanggannya dan kaum homoseksual. Setelah itu
mulai terjadi penularan ke ibu-ibu rumah tangga yang etrtular dari pasangannya
dan berlanjut ke bayi-bayi yang lahir dari ibu yang positif HIV.
Meluasnya HIV/AIDS akan menimbulkan dampak buruk terhadap
pembangunan nasional secara keseluruhan. Tidak hanya berpengaruh terhadap
bidang kesehatan tetapi juga mempengaruhi bidang sosial ekonomi. Apalagi
penyakit ini paling banyak terjadi pada kelompok usia produktif. Oleh karena itu
informasi tentang perkembangan kasus HIV/AIDS perlu terus dilakukan agar
didapatkan gambaran besaaran masalah sebagai salah satu pendukung dalam
upaya pencegahan maupun penagnggulangan.

III. Kebutuhan film
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melancarkan pembuatan film
Terpapar Nafsu 3 meliputi:
Alat :
1. Handy cam
2. Sepeda motor
3. Mobil
4. Kostum
5. Peralatan Make up (bedak dan lipstick)
6. Rambut palsu

Bahan:
1. Kosumsi

IV. Tujuan Pembuatan film
Tujuan pembuatan film Terpapar Nafsu 3 adalah menjelaskan transmisi
penyakit HIV AIDS melalui penggunaan bersama jarum suntik dengan penderita
HIV AIDS dan hubungan seks bebas tanpa penggunaan kondom yang
kemungkinan besar dapat menyebabkan HIV AIDS. Film ini memaparkan faktor
faktor yang menyebabkan seseorang terjangkit HIV sehingga di harapkan film
ini dapat memberi pengetahuan agar kita dapat berhati hati dalam melakukan
sesuatu, terutama gaya hidup masa kini yang sudah terlalu menyimpang dari
norma norma agama dan akibatnya akan berdampak buruk, baik untuk diri kita
sendiri maupun orang lain. Diharapkan bagi yang menonton film ini dapat
menambah pengetahuan dan menghindari hal-hal yang memungkinkan dapat
mengakibatkan terinfeksi virus HIV.


AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah suatu penyakit
yang menghancurkan sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS disebabkan oleh
masuknya virus yang bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus) ke dalam
tubuh manusia. HIV dengan cepat akan melumpuhkan sistem kekebalan manusia.
Setelah sistem kekebalan tubuh lumpuh, seseorang penderita AIDS biasanya
akan meninggal karena suatu penyakit (disebut penyakit sekunder) yang biasanya
akan dapat dibasmi oleh tubuh seandainya sistem kekebalan itu masih baik.
AIDS merupakan penyakit yang paling ditakuti pada saat ini. HIV adalah virus
yang menyebabkan penyakit ini, merusak sistem pertahanan tubuh (sistem imun),
sehingga orang-orang yang menderita penyakit ini kemampuan untuk
mempertahankan dirinya dari serangan penyakit menjadi berkurang. Seseorang
yang positif mengidap HI, belum tentu mengidap AIDS. Banyak kasus di mana
seseorang positif mengidap HIV, tetapi tidak menjadi sakit dalam jangka waktu
yang lama. Namun, HIV yang ada pada tubuh seseorang akan terus merusak
sistem imun. Akibatnya, virus, jamur dan bakteri yang biasanya tidak berbahaya
menjadi sangat berbahaya karena rusaknya sistem imun tubuh.
Virus HIV ditemukan di dalam cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan
vagina dan air susu ibu. Penularan virus HIV hanya mungkin terjadi bila cairan
tubuh si penderita HIV masuk ke dalam tubuh orang lain. Virus HIV dapat
ditularkan melalui hubungan seks tanpa penggunaan kondom, jarum suntik/alat
tatoo/tindik yang dipakai bersama dengan penderita HIV AIDS, penularan dari
ibu ke bayi selama masa kehamilan, pada waktu melahirkan atau menyusui, serta
transfusi darah atau donor darah.
Penularan virus HIV yang diangkat dalam film ini adalah melalui
hubungan seks bebas tanpa penggunaan kondom. Banyak remaja yang
melakukan hubungan seks bebas di luar nikah karena beberapa faktor, salah
satunya adalah pergaulan bebas.
Adanya kecenderungan peningkatan kasus HIV pada kelompok umur
remaja, merupakan fakta yang tidak dapat dipungkiri lagi. Keadaan ini dapat
dirubah dengan melakukan perilaku pencegahan, seperti mengkonsumsi makanan
sehat, berolah raga, dan melakukan pergaulan yang sehat. Beberapa tindakan
untuk menghindari dari HIV/AIDS antara lain:
1. Hindari hubungan seksual di luar nikah dan usahakan hanya berhubungan
dengan satu pasangan seksual.
2. Menggunakan kondom, terutama bagi kelompok perilaku risiko tinggi.
3. Seorang ibu yang darahnya telah diperiksa dan ternyata positif HIV
sebaiknya jangan hamil, karena bisa memindahkan virusnya kepada janin
yang dikandungnya. Akan tetapi, bila berkeinginan hamil hendaknya selalu
berkonsultasi dengan dokter.
4. Orang-orang yang tergolong pada kelompok perilaku risiko tinggi
hendaknya tidak menjadi donor darah.
5. Penggunaan jarum suntik dan alat tusuk lainnya seperti; akupunktur, jarum
tatto, jarum tindik, hendaknya hanya sekali pakai dan harus terjamin
sterilitasnya.
6. Jauhi narkoba, karena sudah terbukti bahwa penyebaran HIV/AIDS di
kalangan panasun (pengguna narkoba suntik) 3-5 kali lebih cepat dibanding
perilaku risiko lainnya.

Anda mungkin juga menyukai