atau subakut dari miokardium ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah terjadi karena robekan plak aterosklerotik dan berkaitan dengan adanya proses inflammasi, trombosis, vasokonstriksi dan embolisasi.
Manifestasi sindrom koroner akut adalah: 1. ST elevasi miokardium infark STEMI 2. Non-elevasi ST sindrom koroner akut NSTEMI Unstable angina
Kesemua kondisi ini sangat berkaitan erat, berbeda hanya dalam derajat beratnya iskemi dan luasnya miokard yang mengalami nekrosis Setiap tahun di Amerika Serikat 1.300.000 pasien dirawat di RS dengan Infark Miokard non elevasi ST, dibandingkan 350.000 pasien Infark miokard dengan gelombang ST elevasi
Tidak terkontrol
jenis kelamin keturunan jenis kaum usia Bisa dikontrol hipertensi kadar kolesterol tinggi merokok aktivitas fizikal obesitas Diabetes stress Faktor resiko Umumnya disebabkan oleh aterosklerosis koroner Plak aterosklerosis ruptur terbentuk trombus diatas ateroma yang secara akut menyumbat lumen koroner Apabila sumbatan terjadi secara total hampir seluruh dinding ventrikel akan nekrosis
CAD Atherosclerosis Risk Factors ( dyslipidemia , BP, DM, Insulin Resistance, Platelets, Fibrinogen, etc) The cardiovascular continuum of events Adapted from Dzau et al. Am Heart J. 1991;121:1244-1263 Myocardial Ischemia plaque Ischemia = oxygen supply and demand imbalance CAD Atherosclerosis Risk Factors ( Dyslipidemia , BP, DM, Insulin Resistance, Platelets, Fibrinogen, etc) The cardiovascular continuum of events Adapted from Dzau et al. Am Heart J. 1991;121:1244-1263 Myocardial Ischemia Coronary Thrombosis ACS Stable angina Plaque rupture Coronary thrombosis UA/NSTEMI STEMI Unstable Angina STEMI
NSTEMI Non occlusive thrombus
Non specific ECG
Normal cardiac enzymes
Occluding thrombus sufficient to cause tissue damage & mild myocardial necrosis
More severe symptoms KLASIFIKASI Menurut braunwald : 1. Kelas I: Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri pada waktu istirahat, atau aktivitas sangat ringan, terjadi >2 kali per hari. 2. Kelas II: Sub-akut, yakni sakit dada antara 48 jam sampai dengan 1 bulan pada waktu istirahat. 3. Kelas III: Akut, yakni kurang dari 48 jam.
Faktor resikolaki-laki usia >40 tahun, wanita menopause, DM, hipertensi, dislipidemia, perokok, kepribadian tipe A, obesitas.
17 Gejala penyerta :Mual, muntah, pusing, lemas pada ekstrimitas, mudah lelah, palpitasi Riwayat penyakit dahulu : identifikasi faktor resiko Riwayat komsumsi obat
Tekanan darah Suhu Nadi JVP
Pemeriksaan EKG
Gambaran EKG infark miokard akut dengan ST elevasi (STEMI) :
Elevasi segmen ST 1 mm pada 2 sadapan extremitas
Atau 2 mm pada 2 sadapan prekordial yang berurutan
Atau gambaran LBBB baru atau diduga baru
ST-segment elevation 24 Gambaran EKG infark miokard akut non ST elevasi (NSTEMI) atau angina pektoris tidak stabil (UAP) :
Depresi segment ST atau gelombang T terbalik pada 2 sadapan berurutan
Inversi gelombang T minimal 1 mm pada 2 sadapan atau lebih yang berurutan.
Perubahan segment ST saat keluhan dan kembali normal saat keluhan hilang sangat menyokong UAP ST-segment depression T-wave inversion Lokalisasi letak infark berdasarkan letak sedapan EKG :
Lokasi Lead Perubahan EKG Anterios ekstensif V1-V6 ST elevasi, gelombang Q Anteroseptal V1-V4 ST elevasi, gelombang Q Anterolateral V4-V6 ST elevasi, gelombang Q Posterior V1-V2 ST depresi, Gelombang R tinggi Lateral I, aVL, V5, V6 ST elevasi, gelombang Q Inferior II, III, aVF ST elevasi, gelombang Q Ventrikel kanan V4R, V5R ST elevasi, gelombang Q
29 Current-of-injury patterns with acute ischemia ELEKTROKARDIOGRAM Pemeriksaan Penanda Jantung/Enzim jantung (Cardiac Markers): Yang lazim adalah CKMB, dapat pula troponin T (TnT) atau troponin I (TnI) Peningkatan marka jantung akan terlihat pada infark miokard akut Q-wave (STEMI) dan non- Q-wave (NSTEMI)
30
31 Plot of the appearance of cardiac markers in blood versus time after onset of symptoms A myoglobin C CK-MB B troponin D troponin in UA Cardiac Marker Meningkat Puncak Normal cTn T 3 jam 12-48 jam 5-14 hari cTn I 3 jam 24 jam 5-10 hari CKMB 3 jam 10-24 jam 2-4 hari CK 3-8 jam 10-36 jam 3-4 hari Mioglobin 1-2 jam 4-8 jam 24 jam LDH 24-48 jam 3-6 hari 8-14 hari Membedakan antara unstable angina, NSTEMI dan STEMI
Perbedaan APTS NSTEMI STEMI Nyeri dada <15 menit >15 menit >15 menit EKG Normal/iskemik iskemik evolusi Cardiac marker normal meningkat meningkat ACS Coronary Thrombosis Myocardial Ischemia CAD Atherosclerosis Risk Factors ( , BP, DM, Insulin Resistance, Platelets, Fibrinogen, etc) Adapted from Dzau et al. Am Heart J. 1991;121:1244-1263 The cardiovascular continuum of events DYSLIPIDEMIA Arrhythmia and Loss of Muscle Remodeling Ventricular Dilatation Congestive Heart Failure End-stage Heart Disease death Terapi awal Penanganan dini yang harus segera diberikan pada pasien dengan keluhan nyeri dada tipikal dengan kecurigaan ACS
Oksigenasi - 5-10 liter/menit secara kanul hidung/sungkup sehingga pasien stabil Nitrogliserin sublingual (0.3 0.6mg) Dapat diulang sehingga 3x dengan interval 5-10 menit Drip intravena 5-10 g/menit (jangan lebih 200 g/menit) Kontraindikasi :hipotensi Morphine 2-4 mg IV Aspirin 160 325 mg/hari. Suppositoria 325mg pada mual muntah. Antitrombolitik alternatif clopidogrel 1x75mg, ticlopidine 2x250mg/hari
Terapi lanjut Reperfusi dilakukan untuk menghindari kerusakan yang lebih luas. Reperfusi dengan terapi trombolitik dan PCI (Percutaneus coronary intervention) Trombolitik <6 jam setelah serangan + zat inotropik pada tekanan sistolik <90mmHg Streptokinase 1.5 mega unit dlm 100ml salin/dextrose Alteplase (kemudian ditambahkan heparin selama 48 jam) Tenecteplase (tidak menginduksi produksi antibodi) Indikator berjaya Nyeri dada berkurang, tiada ST elevasi/<50%, CK dan CKMB meningkat, hemodinamik stabil
Indikator gagal Nyeri dada menetap, elevasi ST menetap, hemodinamik tidak stabil