MIKROBIOLOGI DASAR
MATERI
IDENTIFIKASI JAMUR
DISUSUN OLEH :
NAMA
: LAILI W. AMALIA
NIM
: 115080501111029
PRODI
: BUDIDAYA PERAIRAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fungi (cendawan) adalah organisme heterofik, mereka membutuhkan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik
mati yang terlarut, mereka disebut saprofit (pelezar, 2008).
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk
dunia jamur regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler. Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur
buah, dan reproduksinya (zubaidah, 2006).
Jamur benang yang berukuran kecil dari biasanya bersifat uniseluler.
Dapat diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang
memungkinkan kita dapat mengamati objek yang berukuran sangat kecil.
Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang mikroorganisme
yang berukuran kecil. Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada
penampakan objek yang diamati yaitu mirkoskop dua dimensi dan
mikroskop tiga dimensi. (Iswar, 1997).
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut Hifa-hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jaringan
semu yang menjadi sebuah buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang
yang tersusun dari dinding sel berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma. Sitoplasmanya mengandung organel sel
eukariotik (Anton, 2001).
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dari praktikum mikrobiologi dasar tentang identifikasi jamur
ini adalah agar praktikan dapat mengetahui dan memahami cara
mengidentifikasi jamur dengan media PDA.
Sedangkan tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikum terampil
dalam melakukan pembuatan media, pengenceran, dan penanaman jamur
serta identifikasinya.
mikrobiologi
dasar
tentang
identifikasi
jamur
ini
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Jamur
Fungi atau jamur merupakan organisme eukariotik yang mempunyai
ciri memiliki spora, memproduksi spora, kelak punya klorofil, dapat
berkembang biak secara seksual dan aseksual (Waluyo, 2008).
Fungi atau jamur adalah organisme hoterotrofik, mereka memerlukan
senyawa organik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik
mati yang terlarut, mereka disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisasisa tumbuhan dan hewan yang kompleks, mengurainya menjadi zat-zat
kimia yang lebih sederhana. (Michael, 1986).
Jamur merupakan kelanjutan dari bakteri, dengan diketahuinya dari
sifat-sifatnya. Mengenal adanya lapisan lendir yang menyelubungi tubuh
organisme tersebut. Jamur mempunyai ciri yang khas yaitu berupa benang
tunggal bercabang-cabang yang disebut misselium atau berupa benangbenang padat yang menjadi satu (Dwi Djoseputro, 2006).
2.2. Morfologi Jamur
Menurut Yulia (2010), morfologi jamur adalah sebagai berikut :
-
Kelebihan
Kekurangan : Bila jumlah bakteri sangat tinggi dalam bahan yang akan
diperiksa. Diperlukan pengenceran, selain itu agak sulit
mengambil koloni yang berbeda di permukaan agar
3. METODOLOGI
2.1. Alat dan Fungsi
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Tabung reaksi
2. Cawan petri
: media penanaman
3. Erlenmeyer
5. Busen
: pengkondisian aseptis
6. Gelas ukur
: menakar larutan
7. Pipet serologis
8. Autodave
: sterilisasi basah
9. Incase
14. Mikroskop
15. Objek glass cekung : meletakkan sampel jamur yang telah ditetesi Nafis
untuk diamati
16. Pipit volume
17. Nampan
: media penanaman
2. Aquadest
: pelarut media
3. Sampel
4. Nafis
: untuk pengenceran
5. Koran
: membungkus peralatan
6. Tali
: mengikat peralatan
7. Kapas
8. Alkohol 70%
: Pengkondisian aseptis
9. Korek api
4. TINJAUAN PUSTAKA
4.1. Analisa Prosedur
Dalam praktikum mikrobiologi dasar materi identifikasi jamur,
langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan. Alat-alat yang diperlukan antara lain tabung reaksi,
cawan petri, rak tabung reaksi, bunsen, incase, sprayer, pipet tetes, pipet
serologis, pipet volume, objek glass cekung, timbangan digital, cover glass,
autoclave, gelas ukur, erlenmeyer, jarum loop, nampan. Sedangkan bahan
yang digunakan yakni PDA, aquadest, sampel, Nafis, koran, tali, kapas,
alkohol 70% dan cawan petri yang berisi jamur diambil dari incase.
Kemudian diamati apakah ada jamur yang tumbuh. Jika ada, jamur
diinokulasi dengan jarum loop yang sudah dipanaskan di atas busen. Jamur
diletakkan di atas cover glass, ditetesi Nafis 0,9% steril. Cover glass dibalik
dan diletakkan di atas objek glass cekung sehingga ini merupakan
pengamatan dengan cara tetesan bergantung. Jamur diamati di bawah
mikroskop, difoto dan digambar hasilnya.
Cara kedua adalah dimasukkan mokulasi, jamur yang berisi Nafis
0,9% steril dan dinkubasi semalam dalam incase. Perlakuan ini untuk
membedakan perlakuan antara yang telah diamati dengan yang diamati
setelah semalam. Setelah diinkubasi semalam dalam incase, diinokulasi
dengan jarum loop dan diletakkan dalam cover glass cekung sehingga ini
merupakan pengamatan dengan cara tetesan bergantung. Jamur diamati di
bawah mikroskop digambar hasil pengamatan.
4.2. Analisa Hasil
Pada praktikum Mikrobiologi Dasar materi identifikasi jamur hasilhasil dari proses penghomogenan Nafis dengan sampel setelah diamati di
bawah mikroskop, didapatkan jamur pada kaca objek seperti tabung-tabung
panjang tanpa sekat yang menumpuk dan dinding selnya berwarna. Hal ini
disebabkan karena terjadi penebalan pada dinding sel.
Akan tetapi hasil identifikasi jamur yang sebelum diinokulasi dengan
nafis. Jamur berbentuk batang lurus dan tidka berkoloni. Hal ini disebabkan
5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam praktikum mikrobiologi dasar
tentang identifikasi jamur antara lain :
-
5.2. Saran
Dalam praktikum mikrobiologi dasar tentang identifikasi jamur
sebaiknya para praktikan harus lebih teliti agar hasil atau data yang
diperoleh lebih jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Anton. 2001. Mikrobiologi dan Infextion disease, The science of Review TM.
New York.
Dwi Tejosaputro. 2008. Mikrobiologi Pengalaman Pakan Lanjut. Gramedia.
Jakarta
Iswar. 1997. Panduan Mikrobiologi Universitas Erlangga. Jakarta
Michael. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Universitas Indonesia. Jakarta
Mulyati. 2002. http://jamur dan fungsinya.com. Diakses pada tanggal 23 oktober
2011 pukul 20.00 WIB.
Nikos. 2008. http://kasifikasi jamur.com. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2011
pukul 20.00 WIB.
Pelczar dan Chan.2008. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI. Jakarta
Volk.1993. Mirkobiologi Universitas Erlangga. Jakarta
Waluyo.2008. Mikrobiologi Umum. UMM-Press.Malang
Yulia. 2010. http://Yuliani.blogspot.com. Mortologi Jamur.html. Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2011. Pukul 20.00 WIB.
Zubaidah.2006. http://mikrobiologidasar.com diakses pada tanggal 21 oktober
2011 pukul 20.00 WIB.