KARKAS NAMA : ANDI SUKMA INDAH NIM : I111 12 275 KELOMPOK : II (DUA) GELOMBANG : I (SATU) ASISTEN : ANDI NURUL AINUN ARIF LABORATORIUM ILMU TERNAK POTONG DAN KERJA FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 201 BAB I PENDAHULUAN A! L"#"$ B%&"'"() Semakin meningkatnya daya beli masyarakat dan berkembangnya industri perhotelan, restoran dan usaha waralaba merupakan kekuatanyang mendorong meningkatnya permintaan produk peternakan, khususnya terhadap daging. Meskipun demikian, rendahnya populasidan produktivitas ternak lokal untuk suplai bakalan, serta ketergantungan terhadap bahan pakan impor merupakan kelemahan yang menghambat pengembangan usaha sapi potong. Jumlah populasi sapi potong di Indonesia menurun. Tingginya permintaan daging berkualitas merupakan peluang pengembangan usaha sapi potong yang dapat menjawab ancaman perdagangan bebas, dimana produksi ternak luar negeri akan bebas masuk ke Indonesia karena tidak adanya proteksi. Kebutuhan daging dalam negeri pertahun dapat dipenuhi dari produksi dalam negeri. enentuan harga pada saat jual beli ternak sapi potong, umumnya ditentukan oleh berat karkas yang dihasilkan oleh ternak yang bersangkutan. !ila harga ternak hidup ditentukan berdasarkan penaksiran, maka pembeli harus sudah bisa memperkirakan berapa banyak karkas yang akan didapat. enampilan ternak saat hidup mencerminkan produksi dan kualitas karkasnya. Ketepatan penaksir dalam menaksir nilai ternak tergantung pada pengetahuan penaksir dan kemampuan menterjemahkan keadaan dari ternak itu. "al inilah yang melatarbelakangi raktikum Mengenai Karkas. B! T*+*"( ,"( K%)*(""( #dapun tujuan dilakukannya praktikum karkas ini adalah untuk mengetahui bagian$bagian karkas dan juga mengetahui cara pemotongan karkas yang baik dan benar. #dapun kegunaan dilakukannya praktikum karkas ini adalah agar praktikan dapat mengetahui bagian$bagian karkas dan juga praktikan dapat mengetahui cara pemotongan karkas yang baik dan benar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A! K"$'"- S%."$" U/*/ Komponen utama karkas terdiri atas jaringan otot, tulang dan lemak. Kualitas karkas sangat ditentukan oleh imbangan ketiga komponen tersebut. Tulang sebagai kerangka tubuh, merupakan komponen karkas yang tumbuh dan berkembang paling dini, kemudian disusul oleh otot dan yang paling akhir oleh jaringan lemak. %aktor$&aktor yang mempengaruhi produksi karkas adalah perbandingan antara otot, lemak dan tulang yang berubah selama pertumbuhan ternak. Selama pertumbuhan dan perkembangan, bagianbagian tubuh mengalami perubahan, dari pertumbuhan tersebut mempengaruhi distribusi berat dan komposisi kimia komponen$komponen penyusun tubuh termasuk tulang, otot dan lemak '(ochman, )**+,. -ello ')***, dalam (ochman ')**+, mengemukakan bahwa kon&ormasi adalah keseimbangan dari perkembangan bagian$bagian karkas atau perbandingan antara daging dengan tulang. Jadi kon&ormasi adalah suatu ukuran untuk menilai kualitas daging secara langsung dengan membandingkan antara bagian$bagian karkas yang bernilai tinggi dengan yang bernilai rendah, serta perbandingan antara bagian$bagian yang dapat dimakan dengan yang tidak dapat dimakan. %aktor yang menentukan nilai karkas meliputi berat karkas, jumlah daging dan kualitas daging dan karkas. !obot karkas adalah bobot hidup setelah dikurangi bobot saluran pencernaan, darah, kepala, kulit dan keempat kaki mulai dari persendian carpus atau tarsus ke bawah. !obot karkas merupakan salah satu parameter yang penting dalam sistem evaluasi karkas. Sebagai indikator, karkas bukanlah merupakan prediktor produktivitas karkas yang baik karena adanya vaariasi tipe bangsa, nutrisi dan jenis pertumbuhan jaringan sehingga mengakibatkan penurunan tingkat akurasi. ersentase karkas adalah perbandingan antara bobot karkas dengan hidup saat dipotong 'dikurangi isi pencernaan dan urine, dikali .** /. ersentase karkas dipengaruhi oleh bobot karkas, bobot ternak, kondisi, bangsa ternak, proporsi bagian$bagian non karkas, ransom yang diberikan dan cara pemotongan '(ochman, )**+,. Karkas adalah bagian badan ternak yang telah di sembelih, dikuliti, dikeluarkan. Isi perutnya dan di potong kaki bagian bawah serta kepalanya. 0ntuk mendapatkan daging1 has, sandung lamur dan sebagainya, maka karkas dipotong dengan pembagian '#nonim, .223,. B! K"$'"- S"01 4alam bangsa ternak yang sama, komposisi karkas dapat berbeda. Setiap bangsa ternak akan menghasilkan karkas dengan karakteristiknya sendiri. Misalnya, sapi #ngus mempunyai kecenderungan yang khas untuk menimbun lemak intramusculer. 4emikian halnya dengan perbedaan utama antara bangsa sapi tipe perah 'dairy, dan tipe daging 'bee&, adalah terletak pada ciri dari pendistribusian lemak diantara depot$depot lemaknya. Karkas sapi tipe perah cenderung mempunyai proporsi lemak ginjal dan pelvis 'lemak internal, yang lebih tinggi dan proporsi lemak subkutan yang lebih rendah dibanding dengan sapi tipe daging, dan sebaliknya '5emari, )**6,. erbedaan komposisi tubuh dan karkas terutama disebabkan oleh perbedaan ukuran tubuh atau bobot pada saat dewasa. Sebagai contoh, bila perbandingan komposisi karkas antara bangsa tipe besar dan tipe kecil didasarkan pada bobot yang sama, maka bangsa tipe besar akan lebih besar perdagingannya dan lebih banyak mengandung protein, proporsi tulangnya lebih tinggi dan proporsi lemak lebih rendah daripada sapi tipe kecil. erbedaan ini disebabkan karena pada bobot yang sama, ternak tipe besar secara &isiologis adalah lebih muda. Sapi 7ropa tipe kecil seperti #ngus, "ere&ord dan Shorthorn mengandung lebih banyak lemak pada saat penggemukan daripada tipe besar seperti 8harolais. Karkas dan daging, sapi #ngus jantan lebih berat dibandingkan dengan sapi kebiri pada bangsa yang sama. !angsa sapi !rahman, "ere&ord dan ersilangan !rahman$"ere&ord yang diberikan dua macam perlakuan pakan 'hijauan dan konsentrat,, maka peningkatan proporsi lemak dan penurunan proporsi daging yang dihasilkan tidak ny ata berbeda jika perbandingan tersebut dilakukan antar bangsa ternak dalam perlakuan pakan yang berbeda, tetapi nyata berbeda jika perbandingan tersebut dilakukan antar bangsa ternak dalam masing$masing perlakuan pakan yang sama '5emari, )**6,. Terdapat hubungan yang jelas antara laju pertumbuhan dengan tingkat kedewasaan diantara ternak yang mempunyai bobot tubuh target yang berbeda, dimana ternak dengan bobot tubuh target lebih berat akan tumbuh lebih cepat dan biasanya masak lambat. Komposisi karkas biasanya bervariasi tergantung pada target bobot tubuh dewasa dan maturitas ternak. (asio daging$tulang dan rasio daging$lemak dapat menggambarkan proporsi daging tanpa lemak 'lean, pada tingkat perlemakan yang sama. Jika terdapat perbedaan dalam hal ini, semata$ mata disebabkan oleh deposisi lemak subkutan, intermusculer, intramusculer dan lemak ginjal dan pelvis yang berbeda '5emari, )**6,. Mengingat bahwa penyebaran lemak terutama lemak subkutan berhubungan dengan bentuk kerangka tubuh ternak, maka perbedaan yang tampak dalam penyebaran lemak diantara depot$depotnya dapat dijelaskan berdasarkan jumlah total lemak yang ada dihubungkan dengan tingkat kedewasaan dari ternak tersebut. ada sapi tipe besar dengan bobot lemak subkutan yang sama, akan mengandung lemak intermuskular lebih banyak. Sebagai langkah untuk memperkecil jumlah lemak, dapat dilakukan dengan menyilangkan ternak tipe kecil yang biasanya digemukkan lebih awal dengan bangsa ternak tipe besar yang umumnya digemukkan lambat. Ternak yang mempunyai ukuran tubuh dewasa besar cenderung lebih besar dan proporsi dagingnya lebih banyak '5emari, )**6,. !obot potong dapat mempengaruhi distribusi relati& daging 'lean,, lemak dan tulang dari keseluruhan bagian tubuh ternak. #pabila ternak dipotong pada rata$rata bobot tubuh dewasa yang hampir sama, diperoleh bahwa perbedaan laju pertumbuhan dan hasil daging eceran secara relati& kecil '5emari, )**6,. Target untuk mencapai bobot potong dan tingkat pengakhiran pemeliharaan ternak sapi, memerlukan kesesuaian dengan tipe kedewasaannya. Jika penggemukan dilakukan melampaui tingkat bobot dewasa yang tepat, maka ternak akan lebih bany ak menghasilkan lemak dan sangat sedikit otot. Sebagai contoh, penggemukan secara intensi& dilakukan dalam waktu .3. hari pada bobot hidup 3*+ kg sampai mencapai 9*: kg, maka +./ dari kenaikan bobot karkas sapi #ngus tersebut adalah lemak '5emari, )**6,. 2! K"$'"- K"/31() Menurut S;I *.$32)6$.226 karkas kambing<domba adalah tubuh kambing<domba sehat yang telah disembelih, utuh atau dibelah membujur sepanjang tulang belakangnya, setelah dikuliti, isis perut dikeluarkan tanpa kepala, kaki bagian bawah dan alat kelamin kambing<domba jantan atau ambing kambing<domba betina yang telah melahirkan dipisahkan dengan atau tanpa ekor. Kepala dipotong diantara tulang occipital 'os occipitale, dengan tulang tengkuk pertama 'Os atlas,. Kaki depan dipotong diantara carpus dan metacarpus= kaki belakang dipotong diantara tarsus dan metatarsus. Jika diperlukan untuk memisahkan ekor, maka paling banyak dua ruas tulang belakang coccygeal 'Os caudalis, terikut pada karkas. 0mumnya penjualan daging domba dan kambing didasarkan kepada berat karkas 'daging dan tulang, dan belum didasarkan kepada klasi&ikasi bagian$ bagiam potongan komersial seperti di negara$negara maju. "asil utama yang diharapkan dari pemotongan ternak adalah daging yang merupakan bagian dari karkas sebagai tolok ukur produktivitas ternak potong. Seekor ternak potong dianggap mempunyai nilai ekonomis tinggi bila produksi karkas yang dihasilkan juga tinggi. !eberapa &aktor yang mempengaruhi produksi karkas seekor ternak antara lain adalah bangsa, jenis kelamin, umur dan bobot potong disamping &aktor nutrisi. !angsa yang memiliki bobot potong besar menghasilkan karkas yang besar. !obot potong yang semakin meningkat menghasilkan karkas yang semakin meningkat pula sehingga diharapkan bagian daging menjadi lebih besar. Semakin tinggi bobot potong menyebabkan bobot karkas segar dan persentase karkas semakin tinggi. 4alam kaitannya dengan &aktor umur, bertambahnya umur ternak yang sejalan dengan pertambahan bobot hidup maka bobot karkas akan bertambah. ada bobot tubuh dan karkas yang sama ternak jantan 'kambing, mengandung lebih banyak daging dan tulang serta lebih sedikit lemak dibandingkan ternak berjenis kelamin betina. "al ini disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan pada umur yang sama antara ternak jantan dan ternak betina 'Sunarlim dan 0smiyati, )**:,. !obot karkas merupakan pengurangan bobot hidup oleh komponen saluran pencernaan, darah, kepala, kulit dan keempat kaki mulai dari persendian carpusatau tarsuske bawah. ersentase karkas merupakan perbandingan antara bobot karkas dengan bobot hidup saat dipotong 'dikurangi isi saluran pencernaan dan urine, dikali dengan .**/. Komponen utama karkas terdiri atas jaringan otot 'daging,, tulang dan lemak yang imbangan ketiga komponen tersebut menentukan kualitas karkas. roporsi komponen karkas dan potongan karkas yang dikehendaki oleh konsumen adalah karkas atau potongan karkas yang terdiri atas proporsi daging tanpa lemak 'lean, yang tinggi, tulang yang rendah dan lemak yang optimal. Komposisi karkas akan berubah dengan bertambahnya bobot karkas. eningkatan bobot karkas akan diikuti oleh pertambahan persentase lemak dan penurunan persentase daging serta tulang 'Sunarlim dan 0smiyati, )**:,. D! F"'#4$5F"'#4$ 6"() M%/0%()"$*71 K*"&1#"- K"$'"- roduksi karkas seekor ternak dipengaruhi oleh beberapa &aktor antara lain jenis kelamin dan umur disamping &aktor nutrisi. menyatakan bahwa bobot potong yang tinggi menghasilkan karkas yang makin besar sehingga diharapkan bagian daging menjadi lebih besar. !ertambahnya umur ternak dan pertambahan bobot hidup maka bobot karkas semakin bertambah. ada bobot tubuh dan bobot karkas yang sama, ternak domba jantan mempunyai lebih banyak daging dan tulang serta lebih sedikit lemak dibanding ternak domba betina . "al ini disebabkan oleh perbedaan laju pertumbuhan pada umur yang sama antara ternak jantan dan betina '0smiyati dan Setiyanto, )**+,. Komponen utama karkas terdiri atas jaringan otot<daging, tulang dan lemak serta imbangan ketiganya menentukan kualitas karkas. proporsi komponen dan potongan karkas yang dikehendaki konsumen adalah karkas atau potongannya yang terdiri atas proporsi daging tanpa lemak 'lean, yang tinggi, tulang yang rendah dan lemak yang optimal. eningkatan bobot karkas biasanya diikuti oleh pertambahan persentase lemak serta penurunan persentase daging dan tulang. Seekor ternak potong dianggap memiliki nilai ekonomis tinggi bila produksi karkas yang dihasilkan tinggi '0smiyati dan Setiyanto, )**+,. %aktor yang turut menentukan kualitas daging diantaranya adalah warna, keempukan 'tenderness, dan susut masak 'cooking loss,. -arna daging banyak dipengaruhi oleh konsentrasi pigmen daging 'mioglobin,. Konsentrasi mioglobin berbeda antar umur dan bangsa ternak serta lokasi otot. Keempukan daging dipengaruhi oleh &aktor antemortem antara lain umur, jenis kelamin, lokasi otot dan aktivitas ternak. Secara umum konsumen lebih menyukai daging dari ternak yang masih muda karena lebih empuk dengan perlemakan sedikit atau belum terbentuk. "al ini menguntungkan peternak karena dengan masa pemeliharaan ternak yang cukup singkat telah mampu memberikan nilai ekonomi yang baik. !erdasarkan potensi domba dan kambing sebagai ternak potong yang dapat mensuplay kebutuhan daging dalam negeri maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat penampilan karkas kedua jenis ruminansia kecil ini. enelitian dilakukan pada domba dan kambing dengan jenis kelamin dan tingkat umur yang berbeda '0smiyati dan Setiyanto, )**+,. E! P%$3"(,1()"( K"$'"- B%#1(" ,"( J"(#"( Menurut Saka ')*.., karkas$karkas sapi jantan amat sangat nyata lebih berat daripada sapi$sapi betina. Ini mendukung hasil$hasil penelitian sebelumnya bahwa karkas sapi$sapi jantan amat sangat nyata lebih tinggi daripada berat karkas sapi$sapi betina. #danya hormon testosteron atau androgen yang memberi pengaruh meningkatnya retensi nitrogen atau sintesis protein atau otot di dalam tubuh sehingga memacu laju pertumbuhan sapi$sapi jantan menjadi lebih tinggi daripada sapi$sapi betina. Karena itu maka pada umur &isiologi atau kronologi yang sama maka berat badan dan berat karkas sapi$sapi jantan selalu lebih tinggi daripada sapi$sapi betina. "asil$hasil yang sama juga dilaporkan oleh Saka et al. '.22.,, bahwa karkas sapi$sapi jantan amat sangat nyata '>*,**., .),2/ lebih berat daripada berat karkas sapi$sapi betina pada kisaran umur kronologi yang sama. Sejalan dengan berat karkas, sapi$sapi jantan mempunyai luas 04M( amat nyata '>*,*., ..,+?/ lebih besar dan amat sangat nyata '>*,**., mempunyai %I .6,)*/ lebih besar daripada sapi$sapi betina. "al ini adalah karena seperti telah dikemukakan di atas bahwa sapi$sapi jantan mempunyai laju pertumbuhan otot yang lebih tinggi, jadi juga mempunyai kon&ormasi karkas atau %I dan juga luas 04M( masing$masing amat sangat nyata '>*,**., atau amat nyata '>*,*., yang lebih tinggi daripada sapi$sapi betina. enggunaan %I dalam penelitian ini sebagai ukuran kon&ormasi karkas adalah sudah tepat oleh karena skor kegemukan karkas pada sapi$sapi jantan dan betina adalah masing$masing ),9 atau dibulatkan menjadi ) 'lean, dan ),+ atau dibulatkan menjadi 3 'medium,. 4ari angka %I ini yang masih amat rendah ini, terutama untuk sapi$sapi jantan menunjukkan bahwa tingkat perototan sapi$sapi jantan hasil pemeliharaan tradisional yang dipotong di (0 esanggaran adalah masih amat rendah. Karena itu maka perlu dilakukan upaya$upaya peningkatan jumlah dan mutu ransum, terutama berbagai macam daun$daunan dan rumput yang merupakan sumber protein untuk meningkatkan pertumbuhan ototnya. Juga harus dibarengi pula dengan upaya$upaya seleksi oleh karena luas 04M( merupakan si&at produkti& 'pruductive trait, yang heritabilitas 'h), atau angka pewarisan si&atnya adalah tinggi, *,? '?*/,. Ini berarti bahwa seleksi untuk si&at ini akan memberi tanggapan relati& singkat 'Saka, )*..,. (ataan tebal lemak subkutan sapi$sapi betina amat sangat nyata '>*,**., 3?,9/ lebih tinggi daripada sapi$sapi jantan. Ini mendukung teori petumbuhan dan perkembangan bahwa sapi$sapi betina mencapai dewasa &isiologi lebih dini daripada sapi$sapi jantan atau jantan kebirian. Karena itu maka deposisi lemak karkas dan lemak internal pada sapi$sapi betina dimulai lebih dini sehingga pada umur kronologi atau berat badan yang sama, sapi$sapi betina mempunyai depo lemak yang lebih tinggi. Ini didukung pula oleh skor kegemukan karkas sapi$ sapi betina yang amat nyata '>*,*., .:,?/ lebih tinggi daripada sapi$sapi jantan. "asil$hasil penelitian sebelumnya mendukung data$data bahwa sapi$sapi betina amat nyata mempunyai tebal lemak dan skor kegemukan karkas lebih tinggi daripada sapi$sapi jantan 'Saka, )*..,. Sapi$sapi jantan mempunyai kon&ormasi karkas amat sagat nyata lebih baik atau tingkat perototan karkas yang amat sangat nyata lebih tinggi yang tercermin dari indeks perototannya '%I, yang amat sangat nyata lebih tinggi daripada sapi$sapi betina. Sapi$sapi jantan lebih unggul dalam beberapa karakteristik karkas lainnya seperti berat karkas lebih tinggi, karkasnya lebih lean 'sedikit mengandung lemak,, dan skor wana lemaknya lebih rendah<diinginkan 'Saka, )*..,. DAFTAR PUSTAKA !adan Standarisasi ;asional. .226. SNI 01-3925-1995 Karkas Kambing!omba. !adan Standarisasi ;asional. Jakarta. #nonim. .223. Karkas dan "agian-"agiannya. @embar In&ormasi ertanian %ebruari .223, Aol. I #gdeB 9*3<): !alai In&ormasi ertanian. 4KI Jakarta. 5emari. )**6. #in$auan %ustaka. http1<<www.damandiri.or.id<&ile<harapinipb$ tinjpustaka.pd&. 4iakses tanggal .: #pril )*.9. 0smiyati, Sri dan ". Setiyanto. )**+. %enampilan karkas dan komponen karkas ternak ruminansia kecil &%er'ormance o' Small (uminant )arcass*+ Seminar ;asional Teknologi eternakan dan Aeteriner )**+. (ochman, M.#ri&. )**+. %endugaan "obot Karkas, "obot !aging !an "obot #ulang "erdasarkan "obot -idup Kelinci .okal "etina. Skripsi. Jurusan roduksi Ternak %akultas eternakan 0niversitas !rawijaya. Malang. Saka, I Ketut, I.!. Mantra, I ;. T. #riana, #.#. Cka, ;i @.. Sriyani dan S. utra. )*... Karakteristik Karkas Sapi "ali "etina dan /antan 0ang !ipotong !i (uma1 %otong 2mum %esanggaran, !enpasar. The 7Bcellence (esearch 0;IA7(SIT#S 04#D#;# )*... Sunarlim, (. dan S. 0smiyati. )**:. %ro'il karkas ternak domba dan kambing &%ro'ile o' S1eep and 3oat )arcass*+ Seminar ;asional Teknologi eternakan dan Aeteriner )**:.