Buku Pedoman Teknis P2KP pada dasarnya merupakan penjabaran dari Buku Pedoman Umum P2KP, khususnya dalam hal menguraikan bagaimana langkah demi langkah kegiatan P2KP dilaksanakan serta hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mendukung kelancaran kegiatan P2KP di lapangan. Dalam Buku Pedoman Teknis P2KP diuraikan secara lebih detail peran-peran stakeholders P2KP, yakni pemerintah, konsultan dan masyarakat, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Sebagai tambahan, dalam buku pedoman teknis P2KP, peranan sosialisasi juga diperluas dan diperkuat mencakup secara luas kegiatan bidang periklanan dan kehumasan di berbagai media sosialisasi. Lebih lanjut, kegiatan pelatihan dan pengembangan kapasitas juga diberi porsi yang besar dalam P2KP. Penyempurnaan Buku Pedoman Teknis P2KP tersebut juga mencakup substansi dan format-format isian yang lebih menitikberatkan pada aspek "dinamika proses dalam rangka menumbuhkan kesadaran kritis masyarakat" dari setiap langkah kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar semua stakehold- ers P2KP dapat memahami substansi proses pemberdayaan dan penyadaran masyarakat dalam melaksanakan suatu langkah kegiatan di P2KP, dan tidak terjebak pada tindakan yang semata-mata berorientasi pada prosedur formal atau yang penting kegiatan terlaksana. Melalui berbagai penyempurnaan dalam Buku Pedoman Teknis P2KP tersebut diharapkan agar semua stakeholders P2KP memiliki komitmen, landasan berpikir, bertindak serta orientasi pelaksanaan operasional yang sama. Bab 1. Pendahuluan 1.2 Tuj uan Buku Pedoman Teknis P2KP ditulis dengan tujuan sebagai berikut : Agar tujuan akhir proyek P2KP tercapai dengan tepat dan benar dalam kerangka waktu yang telah ditetapkan Agar menjadi pedoman/acuan/rujukan bagi semua pihak yang bergiat dalam melaksanakan maupun memonitoring P2KP secara langsung. Agar semua pelaku dan stakeholders P2KP berorientasi pada dinamika proses dan kesadaran kritis masyarakat dalam menjalankan langkah demi langkah P2KP. 1.3 Sistematika Buku Pedoman Teknis P2KP Buku Pedoman Teknis P2KP ini terdiri dari 6 bab, sebagai berikut: Bab I: Pendahul uan; berisi uraian singkat mengenai latar belakang, tujuan dan sistematika dari Buku Pedoman Teknis ini. Bab II: Persi apan Proyek P2KP; berisi uraian penyiapan pengorganisasian pelaksanaan P2KP, sosialisasi, pelatihan, dan hubungan antara daur/siklus proyek P2KP dengan kegiatan pengembangan kapasitas pelaku P2KP. Pada uraian pengorganisasian pelaksanaan P2KP dijelaskan tata peran antar pelaku P2KP, sehingga diharapkan dapat memperjelas peran serta hubungan kerja dari setiap pelaku P2KP dalam kaitannya dengan siklus proyek atau rangkaian kegiatan P2KP secara 2 Pedoman Teknis menyeluruh. Selain itu, juga digambarkan tentang strategi penanganan sosialisasi dan pelatihan dalam pelaksanaan P2KP, terutama kontribusi kedua strategi dimaksud pada siklus proyek P2KP. Melalui gambaran dari aspek-aspek yang diperlukan guna menunjang siklus proyek P2KP diharapkan akan dapat mendorong kejelasan arah dan optimalisasi proses maupun hasil yang dicapai pada setiap tahapan kegiatan P2KP. Bab III: Pel aksanaan P2KP; berisi gambaran umum penanganan P2KP, termasuk dia- gram alir penanganan P2KP, dan pelaksanaan rincian tahapan demi tahapan kegiatan dari masing-masing komponen proyek P2KP. Bab ini secara detail menjabarkan langkah pelaksanaan P2KP sebagaimana secara umum telah dijelaskan pada Bab IV Buku Pedoman Umum P2KP. Meskipun demikian, tidak semua tahapan kegiatan akan diuraikan dengan detail pada buku pedoman teknis ini. Hanya tahapan kegiatan-kegiatan utama komponen proyek pemberdayaan masyarakat dan kapasitas pemerintah daerah serta bantuan langsung masyarakat (BLM) yang akan diuraikan secara detail. Kegiatan dimaksud adalah kegiatan yang secara substansi akan berpengaruh pada kualitas proses dan hasil yang dicapai serta berpengaruh pada tumbuh tidaknya kesadaran kritis serta keberdayaan masyarakat. Sedangkan kegiatan-kegiatan lainnya merupakan kegiatan penunjang dari kegiatan-kegiatan utama kedua komponen tersebut. Pada uraian dari setiap tahapan kegiatan kedua komponen dimaksud akan dijelaskan pengertian, ketentuan dasar, tujuan, penanggungjawab, waktu pelaksanaan, keluaran, indikator kinerja, serta langkah- langkah dari kegiatan tersebut. Termasuk format-format yang perlu diisi untuk hasil tiap tahapan kegiatan. Bab IV: Pengel ol aan pi nj aman bergul i r ol eh UPK-BKM; berisi gambaran umum mengenai bagaimana prinsip standar pengelolaan pinjaman bergulir oleh UPK- BKM. Kegiatan pinjaman bergulir itu sendiri hanya merupakan salah satu pilihan dari keputusan masyarakat melalui PJ M dan rencana tahunan Pronangkis. Oleh karena itu, uraian mengenai pengelolaan pinjaman bergulir hanya diperuntukkan bagi masyarakat kelurahan yang telah memutuskan sebagian dana BLM dimanfaatkan sebagai pinjaman bergulir. Substansi uraian pinjaman bergulir dalam Bab ini adalah dalam konteks proses pembelajaran masyarakat agar mampu secara optimal mengelola kegiatan pinjaman bergulirnya sehingga benar-benar bermanfaat bagi masyarakat miskin serta berkelanjutan. Bab V: Si st em Inf or masi Manaj emen P2KP berbasis website; berisi penjelasan singkat tentang membangun sistem monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan P2KP melalui sistem informasi manajemen P2KP berbasis website. Pada bab ini diuraikan latar belakang, tujuan, sasaran, strategi pengembangan SIM dan prinsip pengelolaan dana serta pengelolaan informasi dalam P2KP. Bab VI: Strategi Terminasi Proyek (exit strategy); berisi penjelasan umum tentang proses penanganan proyek P2KP menje-lang dan setelah berakhirnya masa proyek. Exit strategy pada dasarnya merupakan proses yang melekat dalam siklus proyek secara keseluruhan, sehingga perlu diper- hatikan sejak tahap awal pelaksanaan P2KP. Pada kurun waktu tertentu menjelang berakhirnya proyek perlu disusun strategi khusus untuk mengevaluasi dan memba- ngun kesiapan pasca proyek dengan memperhatikan indikator-indikator keber- lanjutan P2KP. Uraian mengenai exit strategy antara lain menjelaskan tentang dasar pemikiran, pengertian, tujuan, persoalan-persoalan penting, indikator keberlanjutan P2KP, dan fase penyiapan terminasi. 3 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Bab 2. Persiapan Proyek P2KP 2.1 Pengorganisasian Pelaksanaan P2KP P2KP merupakan proyek pemerintah yang ber- upaya memberdayakan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk pemerintah daerah dan kelompok peduli setempat, untuk mem- bangun "gerakan kemitraan" dalam menanggulangi kemiskinan secara mandiri dan berkelanjutan. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka dituntut adanya pembagian peran yang jelas antar pelaku P2KP, baik yang langsung tergabung dalam organisasi proyek maupun pihak-pihak yang terlibat. Kejelasan tata peran dari pelaku-pelaku P2KP tersebut sangat penting dalam upaya membangun hubungan kerja yang integral dan komplementer agar tercapai misi utama P2KP, yakni memberdayakan masyarakat dalam menanggulangi masalah kemiskinan, yang didukung oleh pemerintah daerah serta kelompok peduli setempat. Gambaran umum mengenai peran dan hubungan kerja antar pelaku-pelaku P2KP dapat dilihat pada Tabel 2.1 Matriks Tata Peran Antar Pelaku P2KP. 4 Pedoman Teknis D e p k i m p r a s w i l K o n s u l t a n
E v a l u a s i T i m
I n t e r
D e p a r t e m e n P M U / P r o y e k T i m
P e r s i a p a n
P 2 K P K M P T i m
P e l a t i h
P 2 K P K M W B a p p e d a
P r o p i n s i D i n a s / I n s t .
P r o p i n s i B a p p e d a
K o t a P J O K
P A K E T K o m i t e
P A K E T F o r u m
B K M D i n a s
K o t a / K a b . K P K N C a m a t / P J O K T i m
F a s i l i t a t o r L u r a h / K a d e s K a d e r
M a s y a r a k a t B K M U P K K S M M a s y a r a k a t KEGIATAN Tabel 2.1 Matriks Tata Peran Antar Pelaku P2KP TAHAP PERSIAPAN Lokakarya P2KP bagi Intern Ditjen Perkim Dept.Kimpraswil Lokakarya orientasi P2KP Tingkat pusat. Pencanangan pelaksanaan P2KP Training P2KP bagi KMP dan Training bagi tim pelatih KMP Training P2KP bagi seluruh KMW Lokakarya orientasi P2KP Tingkat nasional Lokakarya orientasi P2KP Tingkat Propinsi Lokakarya orientasi P2KP di tiap kab/kota Lokakarya orientasi P2KP Tingkat Kecamatan TAHAP PELAKSANAAN Pengembangan Masyarakat dan Kapasi tas Pem. Daerah Rembug warga kelurahan untuk Kesiapan Melaksanakan P2KP Pelatihan Kader Masyarakat FGD Refleksi Kemiskinan Pemasyarakatan awal P2KP dan hasil refleksi kemiskinan ke seluruh lapisan masyarakat Pemilihan utusan warga sbg calon peserta pelatihan pemetaan swadaya Pelatihan dasar pemetaan swadaya dan perencanaan Partisipatif Pemetaan Swadaya Serangkaian FGD merumuskan kebutuhan Organisasi masyarakat warga sebagai pengendali pelaksanaan P2KP di kelurahannya NO A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 B B.1 10 11 12 13 14 15 16 17 5 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan D e p k i m p r a s w i l K o n s u l t a n
E v a l u a s i T i m
I n t e r
D e p a r t e m e n P M U / P r o y e k T i m
P e r s i a p a n
P 2 K P K M P T i m
P e l a t i h
P 2 K P K M W B a p p e d a
P r o p i n s i D i n a s / I n s t .
P r o p i n s i B a p p e d a
K o t a P J O K
P A K E T K o m i t e
P A K E T F o r u m
B K M D i n a s
K o t a / K a b . K P K N C a m a t / P J O K T i m
F a s i l i t a t o r L u r a h / K a d e s K a d e r
M a s y a r a k a t B K M U P K K S M M a s y a r a k a t Serangkaian rembug warga mengukuhkan/membentuk BKM Pelatihan perencanaan partisipatif Perencanaan Partisipatif menyusun PJ M dan Rencana aksi Pronangkis Masyarakat Penyebarluasan PJ M dan Rencana Aksi Pronangkis Pelatihan untuk BKM dan UP Pembentukan KSM atau pe- manfaatan kelompok yang ada Konsultasi usulan PJ M Pro- nangkis lain untuk keterpaduan Pelatihan dinas-dinas kota/kab Penyediaan Dana Bantuan Langsung Masyarakat Pengajuan pencairan dana BLM tahap I (20%) ke PJ OK & SPPB Pencairan BLM tahap I untuk kegiatan kolektif oleh BKM Penyusunan usulan kegiatan oleh KSM sesuai hasil PJ M dan rencana tahunan Pronangkis Analisa kelayakan usulan KSM Proses prioritasi usulan yang layak melalui Rapat Prioritas Usulan oleh BKM Verifikasi kinerja kelembagaan, kegiatan, dan keuangan oleh KMW Pengajuan pencairan BLM Tahap II dan tahap III ( 50% dan 30%) Pencairan dana BLM tahap II atau III ke rekening BKM Pencairan dana ke KSM-KSM Pemanfaatan dana oleh KSM sesuai usulan KEGIATAN Lanjutan Tabel 2.1 Matriks Tata Peran Antar Pelaku P2KP NO 18 19 20 21 22 23 24 25 B.2 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 6 Pedoman Teknis D e p k i m p r a s w i l K o n s u l t a n
E v a l u a s i T i m
I n t e r
D e p a r t e m e n P M U / P r o y e k T i m
P e r s i a p a n
P 2 K P K M P T i m
P e l a t i h
P 2 K P K M W B a p p e d a
P r o p i n s i D i n a s / I n s t .
P r o p i n s i B a p p e d a
K o t a P J O K
P A K E T K o m i t e
P A K E T F o r u m
B K M D i n a s
K o t a / K a b . K P K N C a m a t / P J O K T i m
F a s i l i t a t o r L u r a h / K a d e s K a d e r
M a s y a r a k a t B K M U P K K S M M a s y a r a k a t Penyedi aan Dana Penanggul angan Kemi ski nan Ter padu Pembentukan Forum BKM Diseminasi PAKET & kriteria peserta ke seluruh lokasi P2KP Seleksi kota partisipan PAKET FGD Refleksi kemiskinan kota Pembentukan Komite PAKET Pemasyarakatan PAKET ke seluruh wilayah lokasi PAKET Pembentukan Kelompok Ke- mitraan oleh BKM dan dinas Penyusunan proposal bersama oleh BKM dan dinas terkait Penilaian kelayakan oleh KMW Prioritasi Proposal dan Persetujuan Pendanaan oleh Komite PAKET Pencairan dana PAKET ke rekening panitia kemitraan Penyiapan detail desain teknis (bila diperlukan) Kerjasama pelaksanaan kegia- tan sesuai usulan yang disetujui KEGIATAN Lanjutan Tabel 2.1 Matriks Tata Peran Antar Pelaku P2KP NO B.3 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 7 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan D e p k i m p r a s w i l K o n s u l t a n
E v a l u a s i T i m
I n t e r
D e p a r t e m e n P M U / P r o y e k T i m
P e r s i a p a n
P 2 K P K M P T i m
P e l a t i h
P 2 K P K M W B a p p e d a
P r o p i n s i D i n a s / I n s t .
P r o p i n s i B a p p e d a
K o t a P J O K
P A K E T K o m i t e
P A K E T F o r u m
B K M D i n a s
K o t a / K a b . K P K N C a m a t / P J O K T i m
F a s i l i t a t o r L u r a h / K a d e s K a d e r
M a s y a r a k a t B K M U P K K S M M a s y a r a k a t TAHAP BERKELANJUTAN/ MENERUS ATAU BERKALA Monitoring Evaluasi Penanganan Pengaduan & Konflik Inventarisasi Best Practice Exit Strategy dan Penyiapan Tahap Terminasi Sosialisasi P2KP secara Intensif & Meluas Pelatihan Penguatan Forum dan Organisasi Masyarakat KEGIATAN NO Lanjutan Tabel 2.1 Matriks Tata Peran Antar Pelaku P2KP C 49 50 51 52 53 54 55 56 Keterangan =Penyelenggara/Pelaksana =Pendamping/Fasilitator =Partisipan/Peserta =Pembiayaan 8 Pedoman Teknis 2.2 Sosialisasi Penyempitan makna sosialisasi dan diseminasi informasi yang dititikberatkan hanya pada tahap awal pelaksanaan P2KP akan dapat mengakibatkan kurang utuhnya pemahaman mengenai P2KP di kalangan pelaku dan masyarakat, yang pada gilirannya akan memudarkan makna serta tujuan P2KP itu sendiri. Pada sisi lain, proyek P2KP yang memiliki cakupan sangat luas, baik wilayah maupun kelompok sasaran, menuntut peran kunci strategi sosialisasi pada keseluruhan pelaksanaan proyek P2KP yang akan melibatkan berbagai stakeholders. Oleh karena itu, perlu dipersiapkan suatu konsep sosialisasi menyeluruh yang mengikuti jalannya daur proyek sejak tahap persiapan, pelaksanaan, penyiapan terminasi dan bahkan setelah proyek P2KP berakhir. Untuk menjamin hal tersebut, maka kegiatan sosialisasi dalam proyek P2KP ini harus dilakukan secara terencana dan terpadu. Mulai dari tujuan yang hendak dicapai, siapa saja khalayak yang akan menjadi sasaran sosialisasi, pesan (message) yang hendak disampaikan, materi per kelompok khalayak, teknis penyampaian, media yang digunakan, dan siapa pelakunya (komunikatornya). Hanya dengan model sosialisasi yang utuh tersebut yang akan menjamin terwujudnya penyamaan persepsi serta tumbuhnya motivasi masyarakat sesuai dengan yang diharapkan P2KP. 2.2.1 Ruang Lingkup Ruang lingkup sosialisasi P2KP mencakup kegiatan periklanan dan kehumasan. Kegiatan periklanan sebagian dilakukan secara terpusat, sedangkan kegiatan kehumasan dilakukan dengan dekonsentrasi (pembagian kerja) ke daerah. Untuk menilai keberhasilan sosialisasi tersebut, maka diadakan evaluasi hasil sosialisasi. 2.2.2. Sasaran Kelompok sasaran tidak langsung (umum) dari pro- gram sosialisasi ditujukan ke seluruh masyarakat luas yang bukan penerima manfaat P2KP tetapi dianggap perlu mengetahui keberadaan program ini, terutama dalam hal penanggulangan kemiskinan. Kelompok sasaran langsung dari program sosialisasi ini ditujukan kepada masyarakat penerima manfaat P2KP. 2.2.3 Tujuan Tujuan dari sosialisasi ini adalah untuk: Meningkatkan kesadaran kritis (awareness) pentingnya penanggulangan kemiskinan secara mandiri dan terorganisasi; Menyebarluaskan informasi mengenai P2KP secara umum; Menanamkan pengetahuan yang cukup kepada masyarakat sasaran langsung mengenai P2KP dan pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan pengawasan proyek tersebut; Menyebarluaskan langkah-langkah P2KP kepada masyarakat sasaran langsung sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan; Menanamkan prinsip-prinsip serta nilai-nilai P2KP sebagai bagian integral yang harus terus dilestarikan; dan Menjaga transparansi dan membangun kontrol sosial yang melekat pada keseluruhan P2KP serta program-progam lain yang sejenis. 2.2.4 Pelaksana Secara prinsip, semua stakeholder P2KP (konsultan, pemerintah dan masyarakat) didorong untuk turut terlibat aktif dalam pelaksanaan sosialisasi P2KP; Pekerjaan sosialisasi dilakukan oleh KMP, seluruh KMW, Fasilitator Kelurahan, kader masyarakat dan diupayakan agar dapat mendorong keterlibatan pemerintah daerah serta dan kelompok peduli setempat. Dalam kerjanya, KMP merekrut Konsultan/Tenaga Ahli Sosialisasi di tingkat pusat maupun regional, sedangkan KMW merekrut Tenaga Ahli Sosialisasi setempat. Tenaga Ahli Sosialisasi di tingkat pusat diharapkan setidaknya terdiri atas tenaga ahli periklanan dan produksi materi sosialisasi serta tenaga ahli kehumasan. Fungsi konsultan sosialisasi di KMW adalah untuk mempermudah pembagian kerja dan dapat menangkap lebih seksama apresiasi dari wilayah yang bersangkutan, termasuk dapat mengalih- bahasakan materi-materi yang bersifat lokal. 9 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan 2.2.5 Strategi Kegiatan sosialisasi P2KP ini akan dilakukan dengan menempuh dua jalur secara terpadu, yaitu melalui jalur periklanan dan melalui jalur-jalur kehumasan atau pendekatan secara langsung ke masyarakat. Strategi dua jalur ini akan difokuskan pada tiga tahapan, yaitu: a) Tahap Persiapan Pada tahap persiapan dilakukan beberapa kegiatan yang pada prinsipnya berupaya mengembangkan wacana diskusi penanggulangan kemiskinan, setidaknya menyiapkan kondisi kognitif para stakeholder P2KP, sehingga pada saat peluncuran sudah ada kesiapan kognitif yang memadai. Kegiatan yang dilaksanakan pada saat persiapan ini adalah : 1. Penawaran berita (news pitching) ke pihak media massa 2. Sebaran berita (Press release) dengan tema: Aksi pemerintah dalam penanganan kemiskinan terpadu b) Tahap Peluncuran Pada tahap peluncuran dilakukan beberapa kegiatan yang prinsipnya berupaya menarik perhatian seluruh masyarakat mengenai adanya kegiatan P2KP untuk mengatasi persoalan kemiskinan secara terpadu. Hasil yang diharapkan pada tahap peluncuran ini adalah: Terbangunnya perhatian dan kepedulian semua pihak dari lapisan masyarakat akan pentingnya penanggulangan kemiskinan terpadu. Dikenalnya tanda-tanda (signage) dan ikon P2KP serta motto: "Bersama Membangun Kemandirian" Inisiasi dan internalisasi kepedulian kontrol sosial terhadap P2KP, sehingga mendorong terbentuknya "iklim anti-korupsi" dalam pelaksanaan proyek P2KP. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap peluncuran ini adalah: Konferensi Pers di tingkat pusat, bisa dipilih di J akarta atau di suatu kota yang memiliki masalah kemiskinan yang relevan dengan kepentingan nilai berita. Sebaran berita mengenai peluncuran/launching P2KP Sebaran ikon, poster, booklet, Komik dan lain- lainnya tentang "Membangun Kemandirian" serta "Kontrol Sosial" c) Tahap Implementasi Pada tahap implementasi kegiatan sosialisasi disesuaikan dengan pelaksanaan tiga komponen P2KP, yaitu: Pengembangan masyarakat dan kapasitas pemerintah daerah Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) Penanggulangan Kemiskinan Terpadu (PAKET) Kegiatan sosialisasi harus berfungsi penuh dalam penyebarluasan informasi mengenai kegiatan yang tercakup dalam kedua komponen tersebut, serta juga terus menanamkan konsep pengawasan (monitoring) dari masyarakat kepada seluruh pelaku yang terlibat langsung dalam proyek, seperti pemerintah daerah, konsultan pelaksana proyek serta masyarakat yang menerima bantuan langsung dari proyek. Selain itu sosialisasi juga harus menanamkan prinsip-prinsip yang menjamin keberlanjutan dari program penanggulangan kemiskinan secara mandiri, sehingga setelah masa proyek berakhir, program di tingkat masyarakat dan pemerintah daerah dapat terus berlanjut. Seperti telah diurai terdahulu, pelaksanaan sosialisasi ini akan menempuh dua jalur yaitu periklanan dan kehumasan. Kedua jalur tersebut memiliki kelebihan dan kekurangannya masing- masing. Kombinasi yang baik dari kedua jalur tersebut sebagai pendekatan sosialisasi diharapkan akan mencapai suatu dampak yang sesuai dengan yang diharapkan. Meskipun demikian, kreatifitas, inovasi dan inisiatif para pelaku merupakan hal yang sangat menunjang pelaksanaan sosialisasi ini, karena ketiga hal tersebut akan sangat mendorong tercapainya dampak yang diharapkan terjadi sebagai hasil dari sosialisasi ini. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek sesuai dengan dampak yang diharapkan maka sebagai bagian yang integral dalam program sosialisasi ini juga dibuat program evaluasi. Evaluasi akan dibagi dalam tiga tahapan, yaitu : Pre-test, dilakukan sebelum program sosialisasi dilaksanakan, yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan pemahaman publik sasaran mengenai program penganggulangan kemiskinan, 10 Pedoman Teknis prinsip-prinsip serta nilai-nilai P2KP yang akan menjadi bagian dari sosialisasi. Post-test 1, dilakukan setelah 4-6 bulan program sosialisasi dijalankan, setidaknya setelah penayangan materi iklan yang pertama untuk mengukur tingkat pengetahuan serta pemahaman yang terjadi sehingga dapat menjadi masukan bagi kelanjutan program sosialisasi. Post-test 2, dilakukan setelah pelaksanaan P2KP selesai, setidaknya setelah seluruh program sosialisasi selesai dijalankan, yaitu untuk mengukur tingkat keberhasilan sosialisasi sesuai dengan dampak yang diharapkan. 2.2.6. Teknik-Teknik Sosialisasi Seluruh kegiatan sosialisasi harus mendukung setiap tahapan yang terjadi di setiap daerah dan harus menyentuh pula berbagai publik sasaran yang dibutuhkan dalam mendukung tahapan siklus P2KP tersebut. Karena sangat mungkin terjadi ketidaksamaan jadwal pelaksanaan, maka pada setiap wilayah kabupaten -- yang menjadi wilayah kerja tim fasilitator kelurahan -- dapat dibuat rencana kerja sosialisasi yang berbeda-beda dari segi waktu maupun strategi penggunaan media. Kerjasama antara koordinator sosialisasi dengan fasilitator kelurahan sangat diperlukan untuk penyusunan rencana kerja bersama. Berikut ini akan dibahas satu persatu karakteristik, kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk saluran/media komunikasi yang dapat digunakan pada sosialisasi P2KP ini. Iklan Layanan Masyarakat di Televisi Iklan layanan masyarakat merupakan media yang berfungsi untuk menciptakan perhatian (awareness). Penayangan iklan melalui televisi dapat membantu menyentuh publik di wilayah yang relatif luas. Masyarakat hingga di wilayah terpencil umumnya gemar menonton televisi terutama pada segmen acara hiburan. Pada sosialisasi P2KP iklan layanan masyarakat di televisi dibutuhkan untuk mendukung proses yang terjadi dilapangan. Sehingga publik sasaran P2KP yang sedang diterpa oleh bentuk-bentuk informasi lainnya dapat lebih mempercayai dan lebih mudah menerima informasi yang diterimanya. Secara teoritis, semakin sering seseorang mendapat terpaan informasi, maka semakin kuat dukungannya terhadap informasi tersebut. Karena semakin banyak sumber informasi yang relatif dipercaya yang membicarakan suatu topik tertentu (dalam hal ini P2KP). Di tingkat kelurahan, fasilitator juga dapat memanfaatkan iklan ini sebagai alat bantu memberikan penjelasan ke masyarakat, sehingga masyarakat juga ikut menyadari bahwa yang mereka lakukan sebetulnya merupakan bagian dari kegiatan nasional untuk menanggulangi kemiskinan secara mandiri. Hal ini penting untuk ditanamkan karena akan memunculkan rasa senasib dan sepenanggungan sehingga akan mendorong tumbuhnya gerakan nasional penanggulangan kemiskinan mandiri. Untuk mencapai jumlah eksposure (penayangan) yang cukup sehingga khalayak saaran dapat tahu (aware) keberadaan pogram ini digunakan metode GRP (Gross Rating Point). Metode GRP ini mengumpulkan jumlah rating pemirsa (sesuai dengan karakteristik masyarakat sasaran) dari acara-acara yang dipasangi iklan. J umlah GRP yang dianggap cukup dalam 1 bulan masa penayangan adalah 1000 GRP, namum GRP yang dianggap ideal adalah 1500. Iklan Layanan Masyarakat di Surat Kabar Masyarakat daerah, termasuk pejabat pemerintahan lokal serta kelompok strategis umumnya lebih membaca koran daerah daripada koran nasional. Namun pejabat pengambil keputusan di daerah umumnya lebih menyukai menonton berita di televisi dan membaca surat kabar nasional seperti Kompas. Penayangan melalui surat kabar diperlukan karena ada beberapa kelompok publik sasaran yang tidak bisa dijangkau oleh bentuk media lainnya, karena mereka jarang memirsa televisi, jumlah mereka tidak terlalu banyak tapi tersebar di berbagai tempat. Disarankan agar iklan layanan masyarakat di surat kabar ini diimbangi atau dibarengi juga dengan pemuatan artikel-artikel mengenai P2KP yang dihasilkan dari news pitching. J umlah penayangan di surat kabar tidak perlu sering, karena fungsi iklan di surat kabar tidak seefektif di televisi. Cukup 2-3 kali penayangan iklan di surat kabar nasional dan 3-4 kali penayangan di surat kabar daerah. 11 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Lokakarya Orientasi (workshop) Lokakarya merupakan media efektif untuk memperkenalkan suatu hal baru di kalangan publik sasaran, khususnya kalangan pemerintahan yang relatif sibuk dengan urusannya masing-masing. Materi workshop harus dibuat sedemikian rupa sehingga audiens tidak hanya duduk pasif mendengarkan melainkan harus ikut berinteraksi dengan materi yang dibawakan. Karena pada P2KP 2 ini peran pemerintah harus aktif dalam ikut menciptakan suasana yang kondusif di wilayah sasaran, maka akan sangat baik jika peran tersebut dimainkan dalam suatu bentuk role playing pada saat lokakarya berlangsung. Hasil yang diharapkan dari lokakarya ini adalah terbangunnya pengertian dan dukungan kolektif dari peserta terhadap kegiatan P2KP serta keberlanjutannya. Namun hal yang sangat penting dan membedakan lokakarya dari kegiatan komunikasi lainnya adalah karena pada saat lokakarya semua pihak yang membuat kebijakan umum ada di tempat tersebut. Hal ini sangat menunjang terjadinya kesepakatan atau komitmen bersama sehingga akan mendukung proses P2KP. Penawaran berita (news pitching) Bentuk berita atau tulisan feature memiliki dampak yang jauh lebih baik dibandingkan dengan bentuk iklan atau promosi melalui media massa lainnya. Publik cenderung lebih mempercayai tulisan/feature di me- dia daripada iklannya. Untuk bisa mempengaruhi editor media sehingga secara sukarela menyediakan halaman atau kolom untuk diisi oleh materi P2KP maka perlu dilakukan pendekatan yang kontinyu terhadap tim editor atau redaksi dari media-media yang kita harapkan. Pendekatan ini disebut sebagai penawaran berita (news pitching), karena intinya memang berusaha menawarkan agenda berita kepada media. Proses news pitching ini sebaiknya dilakukan dengan upaya untuk membangun kerjasama yang ideal dengan media massa. Namun bisa juga diiringi dengan proses pemasangan iklan layanan masyarakat P2KP di media yang bersangkutan. Bentuknya aktualnya dapat berupa mengunjungi kantor redaksi media massa untuk memberi penjelasan mengenai pelaksanaan P2KP, dan menawarkan berita seputar P2KP atau pengkondisian untuk masuknya P2KP di suatu daerah. Pengkondisian dimulai dengan menurunkan tulisan- tulisan tentang kemiskinan dan model dukungan pemerintah terhadap pengentasan kemiskinan. Konsultan Sosialisasi harus menyiapkan berbagai data dan tulisan yang berhubungan atau menunjang yang dapat digali dari berbagai nara sumber. Konferensi Pers Konferensi adalah kegiatan yang dapat menjadi rutinitas pada setiap event-event tertentu yang cukup layak untuk diangkat menjadi suatu line berita. Bahkan akan sangat baik jika suatu event direncanakan sedemikian rupa misalnya dengan mengundang tokoh tertentu, sehingga punya nilai yang cukup untuk diangkat menjadi line berita. Fungsi utama dari kegiatan ini setidaknya ada tiga, yaitu: Memberikan kesan bahwa kegiatan P2KP selalu dinamis dan positif, dan dikelola dengan baik Memberikan impresi adanya perkembangan dari P2KP baik secara nasional maupun secara lokal di wilayah tempat konferensi pers dilaksanakan. Membangun jaringan dengan media massa. Kegiatan ini dapat dilakukan di setiap wilayah P2KP, terutama di tingkat propinsi dan juga harus dilaksanakan di tingkat nasional. Secara teknis bentuk konferensi pers adalah berupa mengundang wartawan untuk diberi penjelasan secara terbuka, tepat dan proporsional mengenai topik yang dianggap penting untuk disebarluaskan secara langsung kepada para wartawan media cetak dan elektronik. Hal yang umum dilakukan dalam konperensi pers adalah: Memberikan penjelasan secara terbuka, tepat dan proporsional mengenai beberapa topik yang dianggap penting disebarluaskan kepada para wartawan media cetak dan elektronik Mengakomodasi kepentingan media massa untuk melakukan konfirmasi atas berbagai masalah yang dianggap penting. Membangun kepercayaan kalangan media massa bahwa pengelolaan P2KP memiliki keinginan untuk bekerjasama dan melayani kebutuhan mereka akan sumber-sumber informasi yang otoritatif dan terpercaya. Memperkecil kemungkinan salah tafsir dan salah paham dari kalangan media massa sehingga informasi yang keliru atau distorsi dikemudian hari sedapat mungkin dihindari. 12 Pedoman Teknis Memberikan informasi yang cepat dan tepat kepada para pengelola media massa mengenai perkembangan dan kemajuan penyelenggaraan P2KP atau informasi relevan lainnya yang dianggap perlu diketahui masyarakat luas. Memberikan tanggapan secara cepat dan akurat berkaitan dengan berita dan sajian informasi me- dia yang dianggap tidak benar, tidak tepat dan tidak proporsional Untuk menampung semua informasi yang melatarbelakangi seluruh kebgiatan, maka pada saat konperensi pers juga dibutuhkan semacam press release dan jika dianggap perlu juga seluruh back- ground information mengenai P2KP. Press Release (Sebaran Berita) Press release merupakan metode yang lebih praktis dibandingkan konperensi pers, namun fungsinya lebih khas dibandingkan konperensi pers. Dalam kaitan P2KP, press rel ease dapat mengkomunikasikan berbagai hal yang terjadi dalam pelaksanaan P2KP yang menjadi hak masyarakat (khususnya masyarakat penerima manfaat atau yang berhubungan secara langsung maupun tidak dengan pelaksanaan proyek), baik berupa kemajuan, hambatan, maupun hal-hal lain yang layak untuk dipublikasikan. Fungsi khas dari sebaran berita setidaknya adalah: Menyebarkan secara cepat kondisi atau peristiwa yang bersangkutan dengan P2KP Memberikan informasi yang kontinyu mengenai perkembangan P2KP terutama bagi konsumsi media lokal Menumbuhkan kesan yang dinamis dan selalu tumbuh terhadap P2KP Mendukung tumbuhnya awarenes Menumbuhkan transparansi dari keseluruhan proyek Kegiatan ini dapat dilakukan di setiap wilayah P2KP, terutama di tingkat propinsi dan juga harus dilaksanakan di tingkat nasional. Sesuai dengan kondisi aktual maka masalah pemuatan isi sebaran berita amat bergantung pada media bersangkutan, karena menyangkut nilai, isi, dan ruang (kolom) yang tersedia di media bersangkutan. Namun, sekurang-kurangnya, dengan pengiriman press release, tanggung jawab pengelola/ pelaksana proyek mengkomunikasikan kemajuan, hambatan, atau hal lain yang dipublikasikan tersebut sudah dilakukan. Media Monitoring Merupakan kegiatan pengumpulan arsip berita dari media cetak di seluruh Indonesia mengenai kemiskinan secara umum dan P2KP, sehingga dapat dilakukan pengkajian atas opini publik serta feed back dari masyarakat. Media yang dipantau terutama me- dia cetak nasional dan media lokal diwilayah lokasi P2KP. Kegiatan ini merupakan kegiatan pelengkap dari seluruh kegiatan yang bersangkutan dengan media massa. Sebaiknya seluruh daerah dan tingkat nasional ikut menjalankan proses media monitoring. Hasil dari media monitoring di setiap wilayahnya dapat dikumpulkan secara periodik (sebulan sekali) ke tingkat manajemen pusat. Konsultan sosialisasi dapat segera melakukan analisa atas berbagai arsip yang ada dan dapat menentukan tindakan-tindakan yang dianggap perlu dilakukan untuk keseluruhan wilayah, atau dapat juga menangani segenap kasus yang ada secara lebih dini. Media monitoring ini juga dapat mengurangi kemungkinan konflik atau dapat menjadi suatu input sehingga dapat direncanakan tindakan preventif terhadap suatu masalah. Sarasehan Kelompok Strategis Sarasehan ini berupa pertemuan informal antara kelompok strategis di tingkat kabupaten dan kecamatan untuk memberi pemahaman atas pelaksanaan P2KP. Tujuannya adalah agar kelompok ini dapat memberi dukungan dan dapat memberi masukan yang berguna bagi perkembangan dan pelaksanaan proyek serta upaya-upaya dalam menanggulangi kemiskinan serta program P2KP. Pelaksanaan Sarasehan harus dilakukan secara informal untuk melepaskan jarak antara masing- masing pelaku sehingga kelak kegiatan ini dapat dilakukan oleh mereka secara mandiri. Bentuk acara ini akan sangat berbeda dengan lokakarya karena setiap peserta yang diundang akan menjadi wakil dari segenap unsur di masyarakat. Dialog yang terjadi juga diharapkan menghasilkan suatu kesepakatan- kesepakatan bersama, dimana setiap orang adalah sejajar satu dengan yang lainnya. Kegiatan ini dilakukan ditingkat kelurahan, kecamatan hingga kabupaten dan propinsi. Di masing- 13 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan masing tingkat kegiatan ini diharapkan dapat membawa dampak berupa terciptanya hubungan yang khusus dan istimewa antar berbagai unsur masyarakat tersebut. Event Event yang dimaksud dalam pedoman ini adalah penyelenggaraan aktivitas yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas komunikasi, namun dipandang efektif untuk menyisipkan pesan untuk mengajak keterlibatan berbagai pihak yang berkaitan dengan pelaksanaan proyek. Event yang dapat diselengarakan dengan berbagai variannya adalah seperti infotainment, acara keagamaan dan atau sport event. Bentuk aktualnya dapat berupa penyelenggaraan kegiatan secara mandiri atau hanya ikut menjadi spon- sor bagi kegiatan yang berlangsung. Pada event yang telah ada dapat dipasang berbagai bentuk media seperti poster atau spanduk P2KP. Acara berikut ini dapat dilakukan ditingkat kelurahan atau kecamatan (dimana kelurahan yang dicakup berdekatan satu sama lain): Infotainment menyelenggarakan acara-acara kesenian yang digemari khalayak yang menjadi sasaran sosialisasi, misalnya pertunjukan wayang, reog, musik dangdut, dll Sport event menyelenggarakan acara-acara olah raga yang melibatkan khalayak sasaran yang menjadi sasaran sosialisasi, misalnya sepak bola antar warga berhadiah kambing, tarik tambang, bola volley, panjat pinang, dll. Tabligh Akbar atau acara keagamaan lainnya dengan mengundang da'i yang dikenal dan disegani masyarakat untuk menyelipkan juga pesan-pesan moral dan dukungan terhadap pro- gram P2KP sebagai bagian dari program pengentasan kemiskinan. Manfaat dari event ini adalah untuk menghimpun dan menjangkau lebih banyak warga kelurahan atau kecamatan sehingga dapat diampaikan materi mengenai P2KP secara lebih efektif. Masih banyak warga masyarakat di wilayah sasaran P2KP yang sulit dijangkau oleh media elektronik atau media cetak, sehingga perlu pendekatan melalui event-event ini. Pemilihan event harus sangat hati-hati karena menghindari pemborosan dan keluarnya biaya-biaya yang tidak perlu. Talkshow Radio (siaran langsung di lokal dan atau secara nasional) Talk show di radio ini secara aktualnya berupa ruang diskusi di radio yang dihadiri oleh kelompok penerima manfaat (KSM) atau stakeholder yang berkaitan dengan P2KP yang melakukan tanya-jawab secara terbuka. Manfaat dari talk show ini adalah untuk menyebarluaskan berbagai persoalan teknis dan cara pemecahannya sesuai dengan siklus P2KP yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu talk show melalui radio ini dapat dilaksanakan sesering mungkin, atau setiap ada suatu tahapan P2KP yang perlu disebarkan keseluruh masyarakat. Talkshow ini dapat berupa talk show di radio lokal dengan peserta lokal, maupun juga dapat sebuah talk show yang direkam untuk konsumsi nasional dan disiarkan secara lokal keseluruh daerah. Misalnya talk show antara pelaku P2KP dengan seorang anggota DPR atau dengan menteri dapat disiarkan secara nasional di stasiun-stasiun radio lokal. Keunggulan talkshow ini adalah pertanyaan dan jawaban yang diberikan dapat diketahui secara langsung dan menjangkau khalayak yang lebih luas dalam waktu bersamaan, sehingga hambatan- hambatan dalam pelaksanaan P2KP di tingkat kabupaten atau propinsi dapat dikurangi. Selain itu, dibukanya ruang diskusi melalui radio akan lebih membangkitkan kegairahan penerima manfaat untuk mengetahui lebih jauh tentang P2KP. Pelaksanaan talk show di radio ini sebagian besar merupakan tugas dari KMW. Tim Sosialisasi di KMP dapat juga membuat beberapa talk show radio yang direkam secara terpusat untuk disiarkan di wilayah sasaran P2KP. Pemanfaatan Website Media website sangat berguna karena wilayah kerja P2KP yang relatif luas dan berada di daerah yang relatif jauh dari manajemen pusat. Dengan bantuan website dapat diciptakan sebuah mekanisme komunikasi dan penyimpanan data (archive) yang dapat di akses dari berbagai tempat di seluruh Indonesia, setidaknya di kota besar. Website P2KP harus dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk menyimpan informasi-informasi umum yang kelak akan banyak dicari oleh berbagai stakeholder's seperti media massa, akademisi, dan juga dapat membantu bagi fasilitator di lapangan. 14 Pedoman Teknis Menjadi tugas seluruh pelaksana P2KP untuk menyebarluaskan keberadaan website ini. Melalui website, sebuah informasi dapat disebarkan dan di perbaharui keseluruh pelosok dalam waktu yang sangat singkat. Pekerjaan website ini berkoordinasi dengan bagian MIS dari P2KP, konsultan sosialisasi berkontribusi dalam bentuk up- dating release, content lainnya yang berhubungan dengan sosialisasi. Website ini karena sifatnya yang online, maka memiliki kemungkinan untuk dibuka dan dipelajari oleh negara-negara donor. Focus Group Discussion Focus Group Disscussion atau FGD merupakan suatu kegiatan diskusi yang bertujuan untuk menggali opini pesertanya mengenai suatu hal. FGD sebagai bagian dari kegiatan sosialisasi dilakukan dalam rangka menghimpun informasi dari para stakeholder mengenai sesuatu kegiatan yang telah berlangsung. Dengan demikian pihak konsultan P2KP dapat menyusun rencana sosialisasi yang lebih baik pada tahapan berikut dari siklus P2KP. Pada kegiatan ini juga dapat sekaligus didiskusikan kemungkinan kontribusi aktif dari para stake holder mengenai suatu kegiatan yang direncanakan akan berlangsung. Dengan demikian akan timbul pengertian bersama seta dukungan kolektif. FGD dapat dilakukan sebanyak 2 - 3 kali dalam setahun, dengan mengajak keterlibatan berbagai publik sasaran. J ika dilakukan dengan mengundang pihak-pihak termasuk pemerintah daerah atau pejabat kelurahan atau kecamatan secara sejajar, maka kegiatan ini dapat juga menghasilkan manfaat yang lebih besar dan membiasakan adanya diskusi yang interaktif antara berbagai pihak yang menjadi stake holder lokal P2KP. Metode pelaksanaan FGD adalah sama dengan FGD yang dibahas dalam panduan teknis, hanya saja pada FGD sosialisasi, materi yang dibahas lebih pada seputar penerimaan informasi sebagai hasil dari sosialisasi. Sehingga secara dini dapat diketahui tingkat awareness dari publik sasaran. Pelaksana FGD ini adalah Tim Fasilitator dan BKM. Tema FGD disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan. Budget yang digunakan juga diusahakan seminim mungkin dengan mengajak partisipasi dari BKM atau forum BKM. Silaturahmi Warga Sillaturahmi warga adalah hal yang harus paling sering dilaksanakan di tingkat kelurahan atau tingkat kelompok masyarakat. Silaturahnmi ini sesuai dengan sifatnya, maka harus dilakukan secara sangat infor- mal, mengundang berbagai publik sasaran yang sangat terkait dengan proses P2KP hingga di kelompok terkecil. Manfaat dari silaturahmi adalah terjalinnya hubungan yang lebih harmonis antara warga yang akan terlibat atau sudah terlibat dengan P2KP dengan aparat kelurahan atau kecamatan serta para kader masyarakat dan konsultan yang mendampingi mereka dalam pelaksanaan proyek P2KP. Silaturahmi merupakan program rutin dari fasilitator bekerjasama dengan kader masyarakat. Penggunaan biaya ditekan seminim mungkin dan dianjurkan untuk merangsang inisiatif dari BKM atau foorum BKM demi memperlancar kegiatan mereka sendiri. Lokakarya penggunaan website Lokakarya khusus penggunaan website merupakan kegiatan yang dianjurkan untuk dilaksanakan sebagai bagian dari upaya penyebaran perilaku pencarian informasi yang relatif murah dan dapat menjangkau ke seluruh dunia. J ika di lokasi P2KP sudah terjangkau oleh internet, maka kegiatan ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan kapasitas masyarakat setidaknya para kader masyarakat yang menjadi bagian dari P2KP. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan teknologi informasi yang akan sangat berguna di masa depan ini. Sesuai dengan prinsip dari internet sendiri, bahwa teknologi ini memungkin seseorang secara relatif murah menjangkau berbagai pihak di banyak tempat di seluruh dunia dalam waktu yang cepat. Banyak pihak termasuk pemerintah Indonesia percaya bahwa teknologi internet akan menjadi kebutuhan mutlak bagi pembangunan bangsa. Lokakarya ini dilakukan di tingkat kabupaten/kota dengan pesertanya berasal dari berbagai pelaku aktif P2KP seperti Fasilitator Kelurahan, Kader Komunitas dan atau pejabat pemerintah daerah yang aktif mendukung P2KP. Kegiatan ini menjadi tanggung jawab KMW dengan meminta bantuan fasilitator kelurahan untuk mendapatkan peserta yang memang sesuai dengan tujuan lokakarya ini. 15 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Kunjungan jurnalis ke Daerah Proyek (Media Site Visit) Kegiatan ini berupa mengajak wartawan dari berbagai media untuk berkunjung ke lapangan agar mereka dapat mengetahui dan memberi penilaian secara proporsional atas pelaksanaan P2KP. Wartawan yang diundang adalah: Wartawan dari media Nasional di J akarta (atau perwakilan mereka di daerah) Wartawan dari media lokal untuk mengunjungi lokasi proyek di propinsi mereka atau propinsi tetangga mereka sebagai perbandingan hasil. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar para jurnalis lebih memahami dan menyelami kegiatan P2KP serta manfaat yang dicapai oleh masyarakat. Walaupun belum tentu kegiatan yang dikunjungi merupakan best practises tapi para jurnalis justru diajak untuk ikut menyelami kesulitan-kesulitan dan hambatan yang menyebabkan kondisi tersebut terjadi. Diharapkan sebagai hasil dari kunjungan tersebut, para jurnalis dapat menuliskan berita atau feature yang favorable bagi kegiatan P2KP ini, dimana mereka secara langsung melihat dan merasakan secara langsung proses yang terjadi di lapangan. Kegiatan ini dilakukan oleh KMW berkoordinasi dengan fasilitator kelurahan di wilayah yang akan di ekspos dalam kegiatan ini. Wilayah yang diekspos bukan melulu wilayah yang dapat menjadi contoh baik, tapi juga wilayah yang memiliki berbagai hambatan untuk berkembang, sehingga dapat menjadi bahan pelajaran bagi semua orang. Poster Poster sebagai suatu bentuk dari media cetak bertujuan untuk mengisi berbagai kemungkinan dimana masyarakat sasaran belum terjangkau oleh berbagai media lainnya. Berbagai manfaat dari penyebaran poster ini adalah: Dapat menjangkau wilayah yang lebih terpencil Dapat menjadi media pengukuhan kembali dari bentuk media sosialisasi lainnya. Dapat menjadi pengingat (reminder) akan berlangsungnya suatu tahapan P2KP. Poster ini berbentuk selembar kertas dengan ukuran yang cukup besar (setengah atau satu halaman koran) yang berisi informasi awal kepada khalayak yang jelas-jelas menjadi sasaran program. Pemasangannya dilakukan di tempat-tempat strategis di kelurahan yang menjadi tempat pelaksanaan P2KP untuk menjamin penyampaian maksimum dan penyimakan khalayak dari jumlah poster yang terbatas. Isinya cukup berupa slogan atau pesan pendek yang mudah diingat. Poster dibuat dengan pesan yang disesuaikan perkembangan dan tahapan proyek di lapangan. Ada 10 (sepuluh) macam poster yang telah dibuat desainnya pada saat persiapan P2KP-II ini. Setiap poster tersebut memiliki pesan yang berbeda dengan kegunaan dan waktu penyebaran yang berbeda pula. KMP selaku pengelola sosialisasi secara nasional dapat membuat poster tambahan untuk melengkapi yang sudah ada. Pesan dari poster yang sudah ada juga dapat disesuaikan atau diterjemahkan ke bahasa daerah sehingga lebih mudah diterima di masyarakat. Sesuai dengan publik sasaran yang ingin dicapai oleh poster tersebut, maka poster dapat ditempel di lokasi-lokasi strategis di kantor Kelurahan, kantor Kecamatan, sekolah-sekolah, tempat kumpul warga atau kantor BKM, lokasi-lokasi kegiatan masyarakat (lapangan olah raga, stadion), di dalam bis angkutan umum (bekerjasama dengan supir yang bersangkutan), dan semua tempat yang memungkinkan. Sebaiknya pada satu tempat dapat dipasang 2 atau lebih poster yang sama. Untuk memenuhi keseluruh tempat yang memungkinkan maka disarankan untuk memproduksi sekurangnya 50 lembar poster (tiap macamnya) untuk setiap kelurahan yang dipasang di wilayah kelurahan sasaran serta sekurangnya 10 lembar di kantor kecamatan serta di berbagai kantor atau lembaga yang strategis. Pemasangan di tempat- tempat ini penting karena dari poster tersebut diharapkan sebagian unsur masyarakat hingga di tingkat kecamatan dapat membacanya. Produksi poster ini dikoordinasikan oleh KMP dan diusahakan proses produksinya dapat dilakukan ke masing-masing KMW. Proses produksi yang terdesentralisasi ini dapat meringkas biaya pengiriman ke seluruh wilayah sasaran, dan juga setiap KMW berkesempatan untuk merubah bahasa atau menambah pesan-pesan khusus yang khas sesuai dengan wilayah mereka masing-masing. Buku Saku P2KP Buku juga merupakan bentuk media cetak yang praktis dan dapat berisi lebih banyak informasi. Buku ini dapat berupa panduan ringkas P2KP atau panduan 16 Pedoman Teknis khusus untuk masing-masing pelaku P2KP. Walaupun tidak banyak orang di wilayah P2KP yang senang membaca buku, namun kehadiran buku sangat diperlukan sebagai bahan acuan atau referensi yang padat informasi. Diusahakan untuk buku yang dibuat dapat berisi teks dan gambar ilustrasi yang sesuai dengan isi buku yang diterbitkan. Bentuk buku harus berisi informasi ringkas dan padat dengan bahasan yang mudah dicerna dan didukung visualisasi gambar. Isi yang disajikan mencakup mekanisme, tahapan proyek, dan pelestarian dana proyek. Buku ini berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat yang menjadi sasaran langsung proyek. Buku ini disebarkan melalui kegiatan pelatihan, silaturahmi warga atau pada saat pertemuan rutin di tingkat masyarakat penerima bantuan. Selain dari Buku Saku Informasi Ringkas P2KP, Tim Sosialisasi di KMP dapat membuat berbagai buku lainnya untuk melancarkan proses sosialisasi ke berbagai publik sasaran yang ingin dijangkau, sehingga pelaksanaan P2KP dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Produksi Buku Saku ini diperkirakan sekurangnya 15.000 buku untuk dibagikan ke seluruh publik sasaran yang telah disebutkan diatas. News Letter (Buletin) Buletin P2KP merupakan suatu media informasi yang diharapkan berguna khususnya untuk para fasilitator dan kader masyarakat. Rubrikasi dalam buletin dibuat sedemikian rupa hingga mudah dicerna oleh para fasilitaor dan kader masyarakat yang terlibat P2KP ini. Nama buletin ini bisa apa saja hanya saja materi/ isinya lebih dikhususkan pada pengembangan fasilitator dan kader masyarakat. Manfaat dari buletin ini diantaranya adalah: Menjadi sarana komunikasi dan belajar para fasilitator dan kader masyarakat di daerahnya dan didaerah lainnya. Menjadi alat pertukaran informasi atau tips yang bermanfaat bagi pelaksanaan P2KP di lapangan. Menjadi media yang mendukung proses transparansi dari pusat hingga ke daerah. Merupakan ekstensi dari program training yang dilakukan bagi fasilitator dan kader masyarakat. Berbentuk majalah 8-16 halaman yang terbit berkala (2 bulan satu kali), isinya berupa perkembangan informasi proyek yang disajikan dengan bahasa populer dan ringkas yang didukung pula tampilan foto (gambar). Dicetak sebanyak 7500 eksemplar perbulannya. Kalender Mengingat rentang waktu pelaksanaan proyek yang cukup panjang (3 tahun), kalender merupakan alternatif yang dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan pesan secara bertingkat sesuai perkembangan proyek. Misalnya dalam kurun waktu tiga bulan, dalam satu lembaran dapat diinformasikan mengenai prosedur pembentukan KSM hingga di lembar terakhir diinformasikan mengenai kelestarian program. Keuntungan dari kalender ini akan selalu dipasang hingga masa waktunya habis, tiap hari dilihat, dan dalam jangka waktu tertentu selalu diganti dengan lembaran baru yang ada di belakangnya. Publik sasaran dari kalender ini terutama adalah konsultan di KMW, fasilitator kelurahan serta kader masyarakat, diperkirakan akan diproduksi sekurangnya 7500 set kalender. Tujuan utama dari kalender ini adalah agar seluruh pelaksana P2KP di lapangan memiliki semacam panduan waktu bersama dari setiap tahapan pekerjaan mereka. Dengan demikian proses yang berlangsung di masyarakat, secara nasional terjadi dalam waktu yang hampir bersamaan. Desain dan produksi kalender ini dapat dibuat oleh KMP dengan memperhitungkan waktu dari siklus dan rencana kegiatan di lapangan. Spanduk Spanduk bertujuan untuk mengisi berbagaii kemungkinan dimana masyarakat sasaran belum terjangkau oleh berbagai media lainnya. Beberapa manfaat dari penyebaran spanduk ini adalah: Dapat menjangkau wilayah yang lebih terpencil Dapat menjadi media pengukuhan kembali dari bentuk media sosialisasi lainnya. Dapat menjadi pengingat (reminder) akan berlangsungnya suatu tahapan P2KP. J ika dipasang di lokasi yang sering dilalui banyak orang akan cukup bermanfaat dalam meningkatkan awareness masyarakat terhadap P2KP. Media ini berbentuk lembaran kain berukuran kurang lebih 1 x 6 meter yang berisi informasi kepada khalayak yang jelas-jelas menjadi sasaran program. Pemasangannya dilakukan di tempat-tempat strategis 17 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan di kelurahan yang menjadi tempat pelaksanaan P2KP untuk menjamin penyampaian maksimum dan penyimakan khalayak dari jumlah spanduk yang terbatas. Produksi spanduk ini diserahkan ke masing- masing KMW dan proses penyebarannya dititipkan melalui fasilitator kelurahan dan atau kader masyarakat di BKM-BKM. Spanduk dapat dipasang di tempat-tempat strategis di kelurahan sasaran, jumlah per kelurahan adalah 2-3 spanduk di wilayah kelurahan dan 1 spanduk di seputar kantor kecamatan. Sesuai dengan jumlah kelurahan dan kecamatan sasaran maka dibutuhkan sekurangnya 6000 spanduk satu kali produksi dengan sekurangnya 8 macam desain/pesan yang jadwal pemasangannya sesuai dengan siklus P2KP. Brosur P2KP Untuk menjadi materi informasi yang paling ringkas, bagi lebih banyak publik sasaran maka perlu dibuat suatu brosur yang berisi tentang konsep P2KP. Brosur ini ditujukan ke seluruh publik sasaran yang diberikan pada setiap kesempatan. Diperkirakan akan diproduksi sekurangnya 30.000 lembar brosur sesuai dengan desain yang telah dibuat tim persiapan P2KP-II. Brosur tersebut harus tersedia di kantor-kantor penyelenggara proyek (KMP, KMW, dsb) dan berbagai kantor pemerintah di daerah yang menjadi saaran P2KP Gambar Peraga/ Flip Chart (untuk Fasilitator Kelurahan) Perangkat peraga yang dapat dimanfaatkan fasilitator kelurahan untuk memudahkan tugasnya dalam mendiseminasikan tiap tahapan proyek kepada kelompok sasaran. Alat peraga ini dapat berupa lembar-lembar kain atau bahan parasut yang mudah digulung, ringan dan tahan air (mudah kering jika basah). Berisi gambar-gambar serta penjelasan mengenai P2KP dalam bahasa yang sederhana. Peragaan dengan flip chart ini bisa dilakukan pada sosialisasi awal dan pada setiap tahapan agar membuat ingatan masyarakat dapat lebih baik terhadap P2KP. Sebaiknya materi flipchart dibuat secara terpusat sebanyak 7500 set dan dibagikan pada saat pelatihan, dimulai dari pelatihan untuk para TOT hingga pelatihan fasilitator dan pelatihan kader masyarakat di berbagai daerah. Materi flip chart ini akan dibawa terus oleh fasilitator hingga seluruh masyarakat yang langsung terlibat dapat lebih mudah memberikan penjelasan ke kahalayak sasaran. Dari berbagai bentuk media dan metode yang disebutkan masih sangat terbuka kemungkinan untuk dilakukannya cara-cara lainnya dengan tujuan yang lebih baik. Asumsi pemanfaat media yang digunakan dalam panduan ini adalah: Fasilitator Kelurahan ada sekitar 1000 orang Kelurahan/Desa yang menjadi wilayah sasaran sebanyak 2.227 2.2.7 Penelitian Evaluasi Untuk dapat menentukan apakah suatu kegiatan sosialisasi mencapai tujuan yang diharapkan, maka perlu dilakukan penelitian evaluasi Desain penelitian yang digunakan dalam evaluasi adalah pre-test dan post-test design yang bertujuan untuk mengukur dampak nyata aktivitas sosialisasi yang dijalankan. Evaluasi ini akan dilakukan pada tiap tahapan (session), yaitu sebelum dan sesudah tahapan (session) kegiatan sosialisasi. 2.2.8. Indikator Keberhasilan Sosialisasi Indikator keberhasilan program sosialisasi dapat dilihat pada Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Sosialisasi. 2.3. Pelatihan Disamping proses sosialisasi, para pelaku P2KP juga harus dipersiapkan melalui pelatihan-pelatihan. Agar pelatihan ini pada gilirannya mampu menghasilkan pelaku-pelaku yang efektif, maka seluruh pelatihan yang dirancang untuk P2KP harus mampu menyentuh unsur manusianya sebagai sasaran perubahan. Model pelatihan yang diterapkan diharapkan pula mampu mentransformasi nilai-nilai kemanusiaan sebagai basis perubahan prilaku kolektif. 2.3.1 Tujuan Dengan demikian tujuan pelatihan dalam P2KP adalah : Agar peserta memiliki pemahaman, kesadaran 18 Pedoman Teknis dan keyakinan yang baik bahwa perubahan- perubahan mendasar terhadap sistem sosial, ekonomi, maupun kepemerintahan dimulai dengan perubahan perilaku individu-individunya. Agar peserta pelatihan termotivasi sehingga mau dan mampu menerapkan serta mengembangkan pendekatan Values Based Training Program (VBTP) sebagai basis transformasi kapasitas yang menjadi tugas utamanya kepada orang-orang sekitar lingkungan kerjanya maupun kepada kelompok masyarakat yang didampinginya. 2.3.2 Metode Pelatihan dan Proses Belajar Seluruh kegiatan pelatihan akan mengambil model "Values Based Training", yaitu model pelatihan yang metode penyampaiannya didasarkan pada upaya transformasi nilai-nilai utama (kemanusiaan) yang bersifat universal dan diyakini sebagai inti bagi terjadinya perubahan perilaku / sikap dari seseorang. Model ini berangkat dari pemikiran bahwa seseorang sebagai sebuah individu diyakini merupakan komponen dasar terjadinya perubahan perilaku kolektif di masyarakat. Dengan demikian, maka metode dan proses belajarpun dipilih, sebagai berikut: Met ode pel at i han, dilakukan dengan suatu proses pendidikan orang dewasa (andragogi), di mana peserta dan fasilitator pelatihan (trainer) merupakan mitra/rekan belajar yang secara partisipatif bersama- sama menggali pengalaman-pengalaman secara terstruktur yang kemudian disintesiskan bersama untuk mendapatkan nilai-nilai baru yang ingin diterapkan. Proses belajar, sejalan dengan metode yang dipilih, maka proses pembelajaran pun dilakukan melalui diskusi kelompok terarah (focus group discusion), tukar pengalaman (sharing), bermain peran (roleplay), metaplan, praktik lapangan, maupun tuto- Tabel 2.2 Indikator Keberhasilan Sosialisasi No. TUJUAN SOSIALISASI HASIL YANG DIHARAPKANB 1 2 3 4 5 6 Tumbuhnya awareness pentingnya penanggulangan kemiskinan secara mandiri Diketahuinya informasi mengenai P2KP secara umum Adanya pengetahuan P2KP yang cukup di masyarakat sasaran langsung dan tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan dan pengawasan proyek tersebut. Mengertinya masyarakat sasaran langsung mengenai langkah- langkah P2KP sebagai bagian dari pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan. Tersebarnya prinsip-prinsip serta nilai-nilai P2KP sebagai bagian integral yang harus terus dilestarikan. Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya transparansi dan kontrol sosial yang melekat pada keseluruhan P2KP serta program- progam lain yang sejenis. Meningkatnya awareness sebanyak 30% dari hasil pre-test Setidaknya 75% warga masyarakat dan pejabat pemerintahan mengetahui P2KP serta motto dan ikonnya Setidaknya 50% warga masyarakat dan pejabat pemerintahan mengetahui P2KP serta hasil-hasilnya dan munculnya minat untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan sejenis yang dilaksanakan di masyarakat setelah program berakhir. Setidaknya 50% masyarakat di lokasi sasaran mengetahui langkah-langkah P2KP sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan kemiskinan Meningkatnya awareness sebanyak 30% dari hasil pre-test Setidaknya 50% masyarakat di lokasi sasaran menyadari pentingnya transparansi dan pengawasan dalam kegiatan P2KP yang sudah berjalan dan yang secara terus menerus akan dilakukan masyarakat. 19 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan rial. Pada akhir setiap sesi para peserta akan diberi pencerahan yang disampaikan oleh fasilitator pelatihan, maupun narasumber ahli. 2.3.3 Pendekatan Pelatihan Pendekatan pelatihan yang diterapkan dalam rangka mencapai tujuan terjadinya "Perubahan Prilaku Kolektif" dari berbagai pihak (stakeholders) dalam berinteraksi di masyarakat, terutama dalam menanggulangi persoalan kemiskinan yang ada, dengan dilandasi komitmen yang kuat terhadap nilai- nilai kemanusiaan pada dasarnya dapat diuraikan melalui bagan 2.2.Pendekatan Pelatihan P2KP. Prosesnya dimulai dengan memotivasi peserta untuk mau melakukan perubahan perilaku masing- masing berdasarkan nilai-nilai yang diyakini atau dipercaya akan lebih baik, menjamin situasi perubahan yang diharapkan. Dengan nilai-nilai yang dikembangkan didalam sistem kepribadiannya tersebut, diharapkan akan terjadi kebiasaan- kebiasaan baru bermasyarakat yang kemudian melembaga dan disepakati sebagai acuan dalam berinteraksi. Inilah yang kelak menjadi 'Sistem Sosial' yang baru. 2.2.4 Strategi Dasar Pelatihan pada semua tataran dalam P2KP sesungguhnya dilakukan di dalam kerangka membangun gerakan masyarakat, melalui perubahan perilaku kolektif dalam penanggulangan kemiskinan, yang strategi dasarnya dilakukan dengan cara : Membangun kesadaran kritis semua pihak (masyarakat dan perangkat pemerintah) bahwa sesungguhnya setiap orang mampu dan berdaya untuk melakukan perubahan-perubahan penting dalam menanggulangi kemiskinan, yang dimulai dari dirinya sendiri. Situasi yang dipercaya lebih baik SITUASI PERUBAHAN YANG DIHARAPKAN Norma, Nilai, Aturan main SISTEM KEPRIBADIAN (Perilaku Positif) Kebiasaan baru bermasyarakat Proses pelembagaan di masyarakat SISTEM SOSIAL (Disepakati sebagai acuan dalam berinteraksi) Nilai-nilai dan Prinsip-prinsip Kemanusiaan Motivasi menuju Situasi yang lebih baik MEMBANGUN INSTITUSI MASYARAKAT Terjadinya Perubahan Perilaku Kolektif BAGAN 2.2 PENDEKATAN PELATIHAN P2KP PENGGALIAN PENGALAMAN PESERTA ANALISIS PENGALAMAN SINTESA NILAI/PRINSIP BARU APLIKASI NILAI/PRINSIP BARU BAGAN 2.1 METODE PENDIDIKAN ORANG DEWASA 20 Pedoman Teknis Menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan lembaga-lembaga yang ada di sekitar masyarakat miskin menjadi jaringan kelompok-kelompok peduli yang berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan di wilayahnya. 2.2.5 Strategi Operasional Secara operasional pelatihan akan dilakukan dengan; (a) pembelajaran secara tatap muka melalui kegiatan lokakarya orientasi dan pelatihan-pelatihan, (b) pembelajaran mandiri atau tanpa tatap muka, (c) Pembentukan tim pelatih inti. a) Pembel aj ar an secar a t at ap muka diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan: Lokakarya Orientasi P2KP untuk berbagai pihak yang terlibat, terutama untuk sasaran peserta yang termasuk kategori kelompok strategis lini atas, seperti: para aparat pemerintah di tingkat pusat/nasional, propinsi, maupun kabupaten/kota, perguruan tinggi, LSM, dan kalangan media massa. Pelatihan-pelatihan untuk para pelaku (penyelenggara) P2KP, terutama untuk sasaran peserta yang termasuk kategori kelompok strategis penyelenggara langsung, seperti: KMP, KMW, Fasilitator, PJ OK, Kader Masyarakat, BKM, UPK, UPPK, dan KSM. Pelatihan-pelatihan untuk para pelaku (kelompok penyelenggara) P2KP akan dilaksanakan dengan 2 (dua) cara, yaitu : Pelatihan Dasar (pra-tugas); pelatihan ini diberikan kepada peserta (kelompok BAGAN 2.3 RANGKAIAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS DI P2KP 21 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan penyelenggara) sebelum melaksanakan tugas- tugasnya agar memahami betul lingkup tugas dan tanggung jawabnya, menguasai mekanisme kerjanya, dan memiliki kemampuan teknis maupun manajemen sederhana untuk menjalankan tugas-tugasnya. Pelatihan Lanjutan (semasa tugas); pelatihan ini diberikan kepada peserta (kelompok penyelenggara) semasa kerjanya sebagai pelatihan lanjutan untuk peningkatan kemampuan teknis memfasilitasi kegiatan dan melakukan kegiatan pengembangan masyarakat. b) Pembel aj aran Mandi ri (tanpa tatap muka) Diselenggarakan melalui penyediaan berbagai buku panduan/petunjuk praktis yang dapat dipakai berbagai pihak sebagai media 'belajar mandiri'; mulai dari kelompok strategis lini atas, pelaku langsung, masyarakat luas, kelompok masyarakat sasaran, kelompok peduli, dsb. c) Pembentukan Tim Pelatih Inti. Untuk mencapai sasaran strategi pelatihan P2KP maka akan dibentuk Tim Pelatih Inti. PMU/Pimpro menunjuk KMP untuk bertanggung jawab melakukan identifikasi kebutuhan pelatih inti sekaligus melakukan seleksi atau rekrutmen. Pelatih inti atau master of training dapat direkrut dari unsur KMW maupun pihak-pihak lainnya yang mempunyai kompetensi sebagai pelatih, termasuk dari pemerintah, perguruan tinggi, LSM atau unsur lainnya yang mempunyai pengalaman cukup di bidang pelatihan pemberdayaan masyarakat. Tim Pelatih inti ini setelah direkrut akan mendapatkan pelatihan (training of trainers), selanjutnya akan memberikan pelatihan-pelatihan pra-tugas kepada fasilitator kelurahan dan tenaga ahli lainnya dari konsultan menejemen wilayah (KMW). Kebutuhan tim pelatih inti adalah sekitar 52 orang. Penempatan tugas anggota Tim Pelatih Inti (TPI) ini nantinya dapat ditempatkan sebagai tenaga pelatih dari KMP yang ada di Kantor Wilayah atau tenaga pelatih KMW, sedangkan yang berasal dari unsur luar menjadi pelatih secara paruh waktu. Bila dibutuhkan, untuk melengkapi kebutuhan pelatih, KMW juga dapat merekrut tenaga tim pelatih inti di tingkat KMW. 2.4 Daftar Kegiatan Pengembangan Kapasitas - P2KP Daftar kegiatan dengan ancar-ancar waktu kapan dilakukan dan durasi yang dibutuhkan dapat dilihat pada tabel 2.3.Daftar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku P2KP. 22 Pedoman Teknis Bulan 1 tahap persiapan Bulan 1 tahap persiapan Bulan 2 tahap persiapan Bulan 2 tahap persiapan Bulan 3 tahap persiapan Bulan 3 tahap persiapan Bulan 5 tahap persiapan Bulan 4 tahap persiapan Bulan 5 tahap persiapan Bulan 5 tahap persiapan Bulan 6 tahap persiapan Bulan 1 fasilitator mobilisasi Bulan 1 fasilitator mobilisasi Bulan 1 fasilitator mobilisasi 40 orang (Sekr P2KP, Staf Proyek & Tim KMP) 30 peserta, eselon 3 dan 4 serta staf fungsional Ditjen Perkim 60 (Staf Dirjen Perkim, Gubernur, Bappeda Prop & DPRD Prop ) 25 Staf Proyek & Tim KMP 75 Staf KMW 30 Pelatih (Tim Pelatih Inti) Fasilitator 30 - 100 peserta (Walikota, Bappeda, 2 orang Anggota DPRD) 50 peserta dari stakeholders Lokal 50 Peserta. Staf Pemda, Dinas, Camat & Pjok Lurah / Kades / Tokoh2 Masyarakat 30 orang, Staf dari Dinas/Instansi di Kota / Kabupaten 200 orang 40 orang Kader Masyarakat Kader Masyarakat No. 1x di J akarta 1x di J akarta 1x di J akarta 1x di J akarta 1x di J akarta 1x di J akarta 1x di Propinsi 1x di Propinsi 1x di Propinsi 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kecamatan 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kelurahan 5x di lingkup RW per Kelurahan 1x di tiap Kecamatan PMU PMU PMU PMU KMP PMU dibantu Tim Pers. P2KP KMW atau Training Provider Waktu yang tepat akan ditetapkan kemudian Bappeda Propinsi KMW Bappeda Kota / Kabupaten Camat Bappeda Kota / Kabupaten. Pelaksana: KMW atau Training Provider KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator Waktu akan ditetap- kan kemudian oleh Kader Masyarakat Wakt u Lokakarya Orientasi Pusat (LOP) - tentang P2KP Lokakarya Orientasi Pusat (LOP) - Staf Ditjen Perkim sebagai Executing Agency P2KP Lokakarya Orientasi Nasional (LON) Pelatihan Siklus Proyek Pelatihan Siklus Proyek Training of Trainer (TOT) untuk staf proyek, KMP, KMW, atau peserta tertentu yang dilatih menjadi Tim Pelatih Inti. Pelatihan Dasar (Basic training) Pelatihan Lanjutan Lokakarya Orientasi Propinsi (LO-Prop) Diskusi Kelompok Strategis, yang diprioritaskan untuk Lokakarya Orientasi Daerah (LOD) Lokakarya Orientasi Daerah (Kota / Kabupaten) Lokakarya Orientasi Kecamatan (LOKec) Pelatihan Dasar untuk Dinas/Instansi di Kota / Kabupaten Rembug Warga & Event Sosial untuk Diseminasi Pemilihan Kader Masyarakat Pelatihan Dasar Pelatihan Lanjutan Kegi at an Pengembangan Kapasi t as Fr ekuensi / Tempat Lamanya Penyel enggar a Peser t a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 Tabel 2.3 Daftar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku P2KP 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari 3 hari 6 hari 3 minggu 2 minggu 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 3 hari 1 hari 5 hari 3 hari 5 hari 23 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Lanjutan Tabel 2.3 Daftar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku P2KP Bulan 2 fasilitator mobilisasi Bulan 2 fasilitator mobilisasi Bulan 2 fasilitator mobilisasi Idem dan setiap 3 bulan Bulan 3 fasilitator mobilisasi Bulan 3 fasilitator mobilisasi Bulan 3 fasilitator mobilisasi Bulan 3 fasilitator mobilisasi Bulan 4-5 fasilitator mobilisasi Bulan 4-5 fasilitator mobilisasi Bulan 4-5 fasilitator mobilisasi Bulan 4-5 fasilitator mobilisasi Bulan 6-7 fasilitator mobilisasi Bulan 8-9 fasilitator mobilisasi Bulan 11/ 12 setelah fasilitator mobilisasi Kader Masyarakat Kader Masyarakat Kader Masyarakat Kader Masyarakat 40 orang 200 orang Tim Survey Swadaya Masyarakat Luas 40 orang 200 orang 200 orang 3 peserta per BKM Anggota BKM, Anggota KSM Anggota BKM 2 peserta per UPK Anggota KSM Independent monitor and evaluator 1x di Kelurahan 1x di Kecamatan 1x di Kecamatan setiap 3 Bulan di Kecamatan 1x di Lingkup RW 1x di Tingkat Kelurahan 1x di kelurahan 1x di Kelurahan 1x di tiap RW 1x di Kelurahan 1x di Kelurahan 1x di Kota/Kab, tiap 3 Bulan di Kelurahan 1 x di Kota/Kab. 1x di Kecamatan 1x di Kota/Kab. 1x di Kota/Kab. 1x di kecamatan setiap 2 bulan 1x di Kota/Kab. KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator KMW / Tim Fasilitator Tim Fasilitator Tim Fasilitator Tim Fasilitator Tim Fasilitator Tim Fasilitator Tim Fasilitator KMW Tim Fasilitator KMW atau Training Provider KMW atau Training Provider KMW atau Training Provider KMW atau Training Provider KMW Tim Fasilitator KMW Pelatihan Praktek untuk FGD Pelatihan Praktek untuk Informasi dan komunikasi/Infokom Pelatihan Praktek untuk Perencanaan Partisipatif FGD untuk masalah- masalah strategis dan berbagi pengalaman FGD untuk Refleksi Kemiskinan Rembug Warga untuk memilih anggota Tim Survey Swadaya Pelatihan Praktek tentang Metode Survey Swadaya Pemetaan Swadaya (Community Self Survey) FGD Pembentukan Kelembagaan Masyarakat (BKM) Rembug Warga untuk mendiskusikan hasil pemetaan dan P2KP Pembentukan BKM dan pemilihan pemimpin masyarakat/anggota BKM Pelatihan Dasar FGD tentang masalah strategis, termasuk perencanaan partisipatif Pelatihan Lanjutan Pelatihan Pengenalan untuk Pinjaman bergulir Pelatihan Dasar Pinjaman Bergulir Pelatihan Lanjutan untuk Manajemen Pengelolaan Keuangan dan sistem Akuntansi Pelatihan Dasar Pelatihan Praktek di Kelompok (KSM) Pelatihan untuk Evaluasi Partisipatif 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 1 hari 5 hari 1 hari 2 hari 1 hari 2 hari 1 hari 3 hari 1 hari 5 hari 5 hari 2 hari 1 hari 3 hari No. Wakt u Kegi at an Pengembangan Kapasi t as Fr ekuensi / Tempat Lamanya Penyel enggar a Peser t a 24 Pedoman Teknis Lanjutan Tabel 2.3 Daftar Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku P2KP Bulan 8-9 fasilitator mobilisasi Bulan 8-9 fasilitator mobilisasi Bulan 8-9 setelah fasilitator mobilisasi Bulan 8-9 fasilitator mobilisasi Bulan 10-11 setelah fasilitator mobilisasi Bulan 12 fasilitator mobilisasi Bulan 13 setelah fasilitator mobilisasi Mulai bulan 10 setelah fasilitator mobilisasi & berkelanjutan tiap 3/6 bln sekali Tentatif sesuai kebutuhan Tentatif sesuai kebutuhan Tentatif sesuai kebutuhan Keluarga miskin & Anggota KSM Anggota KSM Anggota BKM dan Stakeholders Anggota Forum BKM Staf Pemda dan Stakeholders kota sasaran P2KP Tim Inti dari Pemda dan Komite PAKET Staf dan dinas/ instansi Pemda Lokal stakeholders BKM, UPK, KSM, Kader Masyarakat & Fasilitator Tim inti Pemda, & BKM Fasilitator & Kader Masyarakat 1x di Kelurahan 1x di Kelurahan 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x di Kota / Kabupaten 1x per paket di Kecamatan / Kota/Kab 2 x di Kota / Kabupaten 1 x per kota / kabupaten Tim Fasilitator Tim Fasilitator KMW KMW KMW KMW KMW KMW KMW KMW KMW Pelatihan Kewirausahaan Pelatihan Praktek (coaching) tentang Cara Menyusun Proposal Lokakarya tentang Peran dan Fungsi Forum atau Asosiasi BKM di tingkat Kota Pelatihan tentang mengelola jaringan Kerja Pelatihan PAKET untuk Pemda dan stakeholders di kota sasaran P2KP Pelatihan tentang PAKET (konsep & mekanisme) Pelatihan tentang Perencanaan Partisipatif Diskusi (review) di tingkat kota/kab tentang kemajuan P2KP dengan strategic stakeholders Pelatihan Lanjutan sesuai kebutuhan; 3 paket untuk masing-masing (diluar pelatihan yang telah dite- tapkan sebelumnya) Pelatihan mengelola dan resolusi konflik Pelatihan mengelola dan resolusi konflik 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 2 hari 1 hari 2 hari 2 hari 1 hari 1 hari 3 hari 1 hari 3 hari per paket pelatihan 1 hari 1 hari No. Wakt u Kegi at an Pengembangan Kapasi t as Fr ekuensi / Tempat Lamanya Penyel enggar a Peser t a 25 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan 2.5 Hubungan antara Daur Proyek P2KP dengan Kegiatan Pengembangan Kapasitas Pelaku P2KP (Pelatihan dan Sosialisasi) Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 1 2 3 4 Penyamaan Persepsi Tingkat Executing Agency/ Pelaksana Proyek Pencanangan (launching) pelaksanaan P2KP Rekruitmen/ Pengadaan, Training dan Mobilisasi Konsultan(KMP & KMW ) Penyiapan & penyamaan persepsi P2KP bagi stakeholders di tingkat nasional, propinsi, kota dan kecamatan Des 2002 - Mei 2003 J uni 2003 J an - Maret 2003 J uli - Agustus 2003 DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI A. Persiapan Proyek P2KP oleh Pemerintah 1. Training siklus proyek P2KP bagi KMP 2. Training siklus proyek P2KP bagi seluruh KMW 3. Training siklus proyek P2KP bagi Tim pelatih inti 1. Pelatihan Dasar (kepemimpinan, sosialisasi, siklus proyek, dokumen- tasi dan TOT), 2. Pelatihan lanjutan mengenai - Kepemimpinan - Manajemen organisasi non- profit - Perencanaan Partisipatif - Community Development 1. Lokakarya P2KP bagi Intern Ditjen Perkim Dept. Kimpraswil 2. Lokakarya orientasi P2KP tingkat Pusat bagi PMU, Tim Koord. P2KP pusat & proyek 1. Penawaran berita (news pitching) mengenai peluncuran 2. Website mulai online 1. Penyebarluasan melalui media massa untuk pengadaan dan informasi mobilisasi. 2. Pemantauan media dimulai 3. Memilih advertising agency 4. Riset pre-test mengenai pengetahuan stakeholders di 13 kota dan memilih biro riset yang akan melakukan riset evaluasi 1. Radio Talk Show mengenai peranan strategis pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan 2. Lokakarya Orientasi P2KP Tingkat Nasional 3. Lokakarya orientasi P2KP Tingkat Prop. 4. Lokakarya Orientasi P2KP Tingkat Kota/ Kab. 5. Lokakarya Orientasi P2KP Tingkat Kec. 6. Pers release rekrut- men fasilitator P2KP & informasi proyek di media lokal & nasional 7. Sebelum lokakarya tingkat kecamatan, diadakan silaturahmi informal seluruh stakeholders kecamatan. Tanggungjawab executing agency dengan penyiapan materi & fasilitator oleh Konsultan Persiapan P2KP PMU melaksanakan penawaran berita, website dan peluncuran PMU/Pimpro tanggungjawab pengadaan KMP & KMW Booklet, Panduan Umum, folder, buku saku dicetak Konsultan persiapan P2KP memfasilitasi modul & proses training Tim Pelatih inti direkrut KMP dan akan menangani pelatihan dasar & kepemimpinan Pengadaan serta pelatihan fasilitator dibawah kontrak KMW, yang dibantu Tenaga Pelatih Inti Lokakarya tanggungjawab pemerintah di masing-masing tataran, dengan difasilitasi oleh Konsultan Booklet, Panduan Umum, Folder dibagikan ke peserta Fasilitator sudah mobilisasi sebelum lokakarya kecamatan Hubungan antara daur kegiatan proyek dan proses kegiatan pengembangan kapasitas pelaku P2KP dapat dilihat secara lengkap pada tabel 2.4.Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku. 26 Pedoman Teknis Lanjutan Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 1 2 3 4 Rembug Warga Kesiapan Masyarakat Kelurahan dan Pengusulan Kader Masyarakat Focused Group Discussion (FGD) Refleksi Kemiskinan Pemetaan Kemiskinan Secara Swadaya (Community Self Survey) Memampukan atau Membentuk Baru Organisasi Masyarakat Warga sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Bulan ke-1 Fasilitator dimobilisasi dilapangan Bulan ke-2 fasilitator dimobilisasi di lapangan & berlangsung berkala yang dikoordinir kader & BKM Bulan ke-3 fasilitator dimobilisasi di lapangan & berlangsung rutin/berkala dikoordinir BKM serta kader Bulan ke-4 sampai ke-5 fasilitator dimobilisasi di lapangan & pemilihan pe- ngurus serta anggota BKM berlangsung tiap tahun DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI B. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Komponen Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Setelah rembug warga kesiapan masyarakat, maka kader-kader masyarakat yang diusulkan & disetujui KMW mengikuti: Pelatihan Dasar sertaPelatihan lanjutan bagi Kader Masyarakat:- Kepemimpinan- Manajemen organisasi non-profit- Prencanaan Partisipatif- Community Development 1. Pelatihan praktek FGD utk Kader Masyarakat sebelum pelaksanaan FGD refleksi kemiskinan 2. Pelatihan praktek untuk informasi dan komunikasi (Infokom) 3. FGD masalah strategis & berbagi pengalaman (3 bln sekali) Pelatihan Praktis Pemetaan Swadaya (participatory assessment) bagi tim pemetaan swadaya dan kader masyarakat Setelah terbentuk BKM, mengikuti Pelatihan Dasar untuk BKM dan Pelatihan lanjutan mengenai :- Kepemimpinan- Manajemen organisasi non-profit- Perencanaan Partisipatif Sebelum, pada saat dan setelah rembug warga, dilakukan kegiatan: 1. Pre-recorded radio talk show mengenai bagai- mana fasilitator bekerja sama dengan masyarakat 2. Iklan Layanan Masyarakat, radio, TV & koran: MENANGGULANGI KEMISKINAN SECARA MANDIRI 3. Orientasi & pemasaran sosial (silaturrahmi informal stakeholders tingkat kelurahan) 4. Fasilitator mengenalkan P2KP ke stakeholder kelurahan 5. Post-test 1: kesadaran stakeholders tingkat kelurahan 1. FGD mengenai isyu-isyu kemiskinan dengan masyarakat kelurahan di berbagai tingkatan (RT, RW, dusun, desa/ kelurahan) 2. Pemasyarakatan awal dan pemasaran sosial hasil-hasil FGD refleksi kemiskinan dan P2KP ke seluruh masyarakat 1. Talk show di radio lokal dengan pemuka pendapat atau kader masyarakat mengenai peran & pentingnya penilaian partisipatif 2. Iklan Layanan Masyarakat Radio : BAHU MEMBAHU MENANGGULANGI KEMISKINAN 1. Serangkaian FGD merumuskan kebutuhan Organisasi Masyarakat warga pelaksana P2KP 2. FGD Kepemimpinan Masyarakat berbasis nilai kemanusiaan 3. Serangkaian rembug warga mengukuhkan atau membentuk BKM Kalendar 2 tahun didistribusikan ke fasilitator/ KMW Penyebarluasan booklet, komik: "Menangani masalah dan membuat rencana bersama" Spanduk tentang susbtansi/isi P2KP dalam bahasa daerah Pelatihan kader masyarakat difasilitasi KMW, Tim Fasilitator & tim pelatih inti Peningkatan target 20% dari hasil pre- test Praktek Lapangan pelatihan dilakukan Fasilitator Senior di tingkat Kelurahan Adlips di radio lokal sebelum & selama kegiatan selalu beriringan dengan langkah-langkah proyek Praktek Lapangan Pelatihan diselenggarakan oleh Fasilitator Senior di tingkat Kelurahan Petunjuk teknis & format pelatihan dibagikan ke peserta Penyebarluasan Poster & Buklet: INSTITUSI MASYARAKAT Penyebarluasan booklet, komik dan poster tentang: "Mengapa dan Bagaimana BKM dibentuk serta dikelola" Pelatihan lanjutan waktu ditentukan kemudian Buku Pegangan BKM dan UPK dibagikan 27 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Lanjutan Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 5 6 Perencanaan Partisipatif Untuk Menyusun PJ M dan Rencana Tahunan Pronangkis Pemampuan dan/atau Pembentukan Kelompok-Kelompok Masyarakat (KSM- KSM) Bulan ke-6 sampai ke-7 fasilitator dimobilisasi di lapangan & berlangsung berkala/rutin dikoordinir oleh BKM serta kader Proses awal "dirintis" setelah pemetaan swadaya, yaitu teridentifikasinya masyarakat sasaran.Secara formal dilakukan di Bulan ke-8 setelah fasilitator mobilisasi di lapangan & berlangsung berkelanjutan dikoordinir BKM & kader Masyarakat DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI 1. Rembug-rembug warga tingkat RT, RW, dusun dan kelurahan untuk menyusun Pronangkis. 2. Lokakarya perencanaan partisipatif tingkat kecamatan untuk keterpaduan Pronangkis 3. Penyebarluasan PJ M dan Rencana Tahunan Pronangkis Masyarakat ke seluruh masyarakat, pemerintah dan kelompok peduli lokal 4. Konsultansi Pronangkis dengan pemerintah daerah, termasuk dinas/ instansi setempat untuk memadukan program masyarakat dengan program pemerintah 1. FGD Dinamika Kelompok di tingkat kelompok masyarakat sasaran dan lainnya. 2. FGD tentang kebutuhan dari peminjam (KSM), manfaat dan kerugian serta persyaratan dan kondisi Praktek Lapangan Pelatihan di - selenggarakan oleh Fasilitator Senior di tingkat Kelurahan Penyebaran komik, booklet dan poster mengenai "Mengapa dan Bagaimana dan untuk apa Pro- nangkis disusun masyarakat" Adlips & Talk show Pronangkis serta program Pemda berbasis kebutuhan mayarakat Adlips mengenai KSM Buku Pegangan KSM dibagikan 1. Pelatihan Praktis (coaching) Peren- canaan Partisipatif yang diikuti oleh BKM, kader dan tim pemetaan 2. Pelatihan pengena- lan kredit mikro 3. Pengelola UPK mengikuti: - Pelatihan Dasar kredit mikro - Pelatihan lanjutan tentang manajemen organisasi dan sistem akuntansi 4. Pelatihan dasar siklus proyek P2KP bagi aparat pemda, termasuk dinas/ instansi setempat 1. Pelatihan praktek (coaching) tentang dinamika kelompok bagi BKM & kader 2. Pelatihan Dasar dan Praktek Pelatihan dalam kelompok bagi pengurus dan anggota KSM B. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Komponen Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah 28 Pedoman Teknis Lanjutan Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 1 2 3 4 5 6 Pencairan Dana BLM Tahap I sebesar 20% untuk kegiatan kolektif Proses penyusunan usulan kegiatan oleh KSM sesuai hasil PJ M dan rencana tahunan Pronangkis Analisa kelayakan usulan KSM oleh UPK, baik kelayakan keuangan, teknis, dan lingkungan Penetapan Prioritas Usulan Kegiatan KSM oleh Rapat Anggota BKM Penyaluran Dana BLM ke KSM- KSM dan/atau masyarakat sasaran melalui BKM Pelaksanaan Kegiatan Penanggulangan Kemiskinan oleh Masyarakat dengan memanfaatkan akses dana BLM P2KP Bulan ke-7 sampai ke- 8 setelah fasilitator dimobilisasi di lapangan Proses awal "dirintis" setelah Pronangkis dapat disusun, yaitu teridentifikasinya prioritas kegiatan secara formal dilakukan mulai bulan ke-8 setelah fasilitator mobilisasi & ber- langsung kontinyu dikoordinir BKM & kader Mulai Bulan ke-10 atau 11 setelah fasilitator mobilisasi di lapangan & berlangsung berkelanjutan oleh UPK difasilitasi BKM & kader Mulai Bulan ke-11 atau 12 setelah fasilitator mobilisasi di lapangan & berlangsung berkelanjutan oleh BKM difasilitasi kader Mulai Bulan ke-11 atau 12 setelah fasilitator mobilisasi di lapangan & berlangsung berkelanjutan oleh UPK/ BKM dengan difasilitasi oleh kader Mulai Bulan ke-12 setelah fasilitator mobilisasi di lapangan & berlangsung berkelanjutan oleh KSM/ UPK/ BKM DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI C. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Komponen Dana BLM 1. Pelatihan Praktis (coaching) tentang bagaimana cara membuat proposal yang baik bagi pengurus dan anggota KSM. 2. Pelatihan dasar Entrepreneurship bagi keluarga miskin dan anggota KSM Pelatihan Praktis (coaching) tentang bagaimana cara menilai kelayakan proposal sesuai standard bagi pengelola UPK dan pengurus BKM. Pelatihan metode monitoring dan evaluasi Partisipatif bagi kelompok pemantau independen 1. Adlips di Radio Lokal mengenai bagaimana komunitas membangun kampungnya 2. Press release informasi pencairan dana BLM ke BKM & ajakan pemantauan penggunaan dana maupun kegiatannya 1. Pre-recorded Radio Talk Show tentang bagaimana KSM menyusun proposal kegiatan sesuai PJ M dan rencana tahunan Pronangkis 2. Lokakarya: Menggunakan internet dan mencari informasi untuk kab/kota yang memiliki akses internet 1. Verifikasi UPK dengan anggota- anggota KSM untuk menggali informasi detail dan obyektif dari anggota/ masyarakat tentang usulan yang diajukan 2. Penyebarluasan Usulan/ Sub proyek KSM yang dinilai layak oleh UPK 1. Penyebarluasan hasil rapat prioritas BKM, termasuk KSM- KSM yang diprioritaskan usulannya ke seluruh lapisan masyarakat dan pihak terkait lainnya 2. Adlips Radio di Lokal mengenai bagaimana masyarakat memantau dana serta kegiatan P2KP dikampung dan kelurahannya 1. Adlips, Iklan Layanan Masyarakat, dan lain-lain tentang sudah disalurkannya dana BLM ke rekening masing- masing BKM 2. Penyebarluasan daftar KSM dan masyarakat penerima dana, sifat bantuan (hibah/ pinjam), jenis kegiatan, alamat dan lain-lain oleh BKM/UPK 3. Adlips Radio di Lokal mengenai bagaimana masyarakat memantau dana serta kegiatan P2KP di wilayahnya 1. Press release kemajuan proyek ke media lokal 2. Kunjungan lokasi bagi wartawan 3. Penyebarluasan perkembangan kegiatan ke seluruh masyarakat 4. Penyebarluasan poster dan spanduk tentang transparansi, akuntabilitas dan kemandirian Hand book, Komik & Kalender, disebarkan Tim Fasilitator mendampingi UPK dalam proses coaching penilaian kelayakan proposal Pelatihan oleh KMW untuk tingkat kota 29 Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan Lanjutan Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 1 2 3 4 5 6 Pembangunan Forum antar BKM Seleksi dan Penetapan Kota/ Kabupaten peserta atau partisipan PAKET Pembentukan Komite PAKET di kota peserta PAKET Pengajuan & Persetujuan Usulan/Sub proyek PAKET Pencairan dana PAKET ke reke- ning bersama (Panitia Kemi- traan BKM dan Dinas terkait) Kerjasama & Kemitraan BKM dengan Dinas dalam Pelaksanaan Kegiatan PAKET sesuai usulan yang disetujui Komite PAKET Rintisan dapat dimulai pada bulan keenam setelah fasilitator dimobilisasi atau setelah semua BKM terbentuk Dapat dimulai pada bulan ke 10 s/d ke 11 setelah fasilitator dimobilisasi Dapat dimulai pada bulan ke 12 setelah fasilitator dimobilisasi Dapat dimulai pada bulan ke 13 setelah fasilitator dimobilisasi Dapat dimulai pada bulan ke 15 atau 16 setelah fasilitator dimobilisasi Dapat dimulai pada bulan ke 17 setelah fasilitator dimobilisasi DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI D. Pelaksanaan Kegiatan Pokok Komponen Dana PAKET Pelatihan tentang mengelola jaringan Kerja bagi anggota Forum BKM Pelatihan tentang visi, misi, tujuan dan substansi PAKET untuk Pemda dan stakeholders di lokasi kota sasaran P2KP Pelatihan tentang PAKET (konsep & mekanisme) bagi tim inti Pemda dan Komite PAKET 1. Pelatihan tentang Perencanaan Partisipatif (Be- kerja Bersama Masyarakat) bagi tim inti Pemda dan Komite PAKET 2. Pelatihan Pengu- atan Kelompok Kemitraan ttg dinamika kelompok, pemberdayaan, & teknis kegiatan 1. Lokakarya tentang Peran dan Fungsi Forum antar BKM di tingkat Kota/ Kab. 2. Penyebarluasan hasil rapat pembentukan Forum antar BKM maupun keputusan-keputusan Rapat forum antar BKM 1. Diseminasi PAKET dan kriteria- nya ke pemda dan stakeholder lokasi sasaran P2KP 2. Press release mengenai PAKET di media nasional & lokal 3. Penyebarluasan kota/kab. terpilih sebagai lokasi PAKET di TV dan media lokal 1. FGD di tingkat kota mengenai kemiskinan 2. Radio Talk Show dengan kelompok strategis mengenai peran komite PAKET 3. Adlips Radio mengenai alokasi PAKET, ketentuan dan persyaratan untuk dapat mengakses alokasi dana PAKET di kota tersebut 1. Pemasaran sosial PAKET di seluruh masyarakat kelurahan dan dinas/instansi di kota peserta PAKET 2. Lokakarya Perencanaan partisipatif antara dinas dan masyarakat (BKM) 3. Radio Talk show mengenai bekerja bersama dengan masyarakat 1. Publikasi melalui radio dan media lokal mengenai proposal yang disetujui PAKET 2. Penyebarluasan informasi ttg dana PAKET telah disalurkan 1. Publikasi melalui radio dan media lokal tentang perkembangan dan hasil pelaksanaan kegiatan PAKET oleh masing-masing Panitia Kemitraan 2. Kunjungan lokasi PAKET bagi wartawan dari berbagai media 3. Penyebarluasan poster, spanduk, dll tentang pentingnya kemitraan masyarakat, pemerintah dan kelompok peduli dalam penanggulangan kemiskinan Buku Pegangan Pelaku Forum antar BKM dibagikan Keputusan penetapan lokasi PAKET oleh PMU dan Tim Koordinasi P2KP nasional yang difasilitasi KMP FGD tingkat kota membahas hasil FGD refleksi kemiskinan tingkat kelurahan dan merumuskan hasil FGD kemiskinan di tingkat kota/kab. Penyebaran book- let, komik dan pos- ter: "Mengapa dan Bagaimana Komite PAKET dibentuk dan bekerja" ke kelompok strategis Pelatihan difasilitasi oleh KMW Talk show dapat juga mengenai bagaimana pemda sebaiknya memfasilitasi inisiatif warga dan PAKET Bobot materi adlips informasi siapa penerima dana, jumlah dana, jenis, lokasi kegiatan, pelaksana dll Bobot materi dipioritaskan pada: Membangun dan melembagakan kesetaraan yang mutualisme dalam kerjasama antara BKM dengan dinas Memotivasi warga memantau dana & kegiatan PAKET & prinsip transparansi serta akuntabilitas 30 Pedoman Teknis Lanjutan Tabel 2.4 Matriks Hubungan antara Daur Proyek dan Pengembangan Kapasitas Pelaku 1 2 3 4 Monitoring dan Evaluasi Penanganan Pengaduan dan Penyelesaian Konflik Sosialisasi terus berjalan secara intensif dan berkesinambungan Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat (BKM, UPK dan KSM) Berkelanjutan dan berkesinambungan Berkala sesuai kebutuhan Berkesinambungan Berkala DAUR PROYEK NO. ESTIMASI WAKTU DUKUNGAN PELAKSANAANKEGIATAN PENGEMBANGAN KAPASITAS CATATAN PELATIHAN SOSIALISASI E. Pelaksanaan Kegiatan Berkala dan/atau Berkesinambungan 1. Pelatihan mengenai Pemantauan dan evaluasi partisipatif bagi pemantau independen 2. Pelatihan Praktek untuk Infokom Pelatihan mengenai Pengelolaan dan Resolusi konflik bagi pelaku- pelaku lokal oleh KMW Pelatihan praktis penguatan strategi sosialisasi bagi fasilitator, kader dan BKM 1. Pelatihan Lanjutan sesuai kebutuhan; 3 paket untuk masing-masing (diluar pelatihan yang telah ditetapkan sebelumnya) 2. Pelatihan mengenai manajemen jaringan bagi Forum BKM dan serta Pemda dan kelompok peduli 1. Diskusi tingkat kota/kab mengenai kemajuan penanggulangan kemiskinan, yang berhubungan dengan P2KP, antar stakeholder lokal 2. Penyebaran booklet komik dan poster tentang "Memantau Kemajuan Kampung Kita" 1. Penyebarluasan mekanisme dan ketentuan pengaduan serta penyelesaian konflik secara bertingkat, mulai tingkat paling bawah. 2. Penyebarluasan proses dan hasil-hasil penanganan pengaduan dan penyelesaian konflik yang telah dicapai 1. Public Service Advertisement Radio : "MENGGALANG GERAKAN BERSAMA UNTUK KEMANDIRIAN DAN KEBERLANJ UTAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN" 2. Penyebarluasan modul, panduan, poster, spanduk, buletin dan lain-lain ke seluruh lapisan. 3. Mengintensifkan FGD dan rembug-rembug warga serta silaturahmi pelaku-pelaku lokal untuk menumbuhkan kesadaran kritis dan perubahan perilaku 1. FGD-FGD dan rembug/ pertemuan rutin BKM, KSM serta UPK difasilitasi kader/ fasilitator 2. Iklan Layanan Masyarakat TV & koran : "MENGGALANG J ARINGAN INSTITUSI MASYARAKAT DAN PEMERINTAH YANG PRODUKTIF" 3. Periodik (setiap 6 bulan) FGD mengenai isyu-isyu strategis Pelatihan dilakukan untuk tataran tim inti Pemda, BKM serta untuk tataran Fasilitator dan kader masyarakat Berbagai strategi dan media sosialisasi dioptimalkan sesuai kebutuhan dinamika lapangan dan tujuan kegiatan Riset post-test 2: Pengetahuan stakeholders dari propinsi hingga ke kelurahan Keterangan: PMU : Project Management Unit KMP : Konsultan Manajemen Pusat KMW : Konsultan Manajemen Wilayah KE : Konsultan Evaluasi KSM : Kelompok Swadaya Masyarakat TPI : Tim Pelatih Inti PSA : Public Service Advertisement Adlips : Radio news/announcement FGD : Focussed Group Discussion BKM : Badan Keswadayaan Masyarakat UPK : Unit Pengelola Keuangan ILM : Iklan Layanan Masyarakat