Anda di halaman 1dari 38

REMAJA

NURUL SORAIYA
1061050081



:
8/3/2014 1
1. PENGERTIAN REMAJA
a. Istilah adolescent (remaja) dan adolescence (masa
remaja) berasal dari bahasa Latin ADOLESCERE, yg
artinya tumbuh ke arah kematangan baik secara
fisik, psikis, dan sosial.

b. Masa remaja terbagi menjadi dua periode : periode
remaja awal dan periode remaja akhir.
2. CIRI-CIRI MASA REMAJA
a. Masa remaja merupakan periode penting.
b. Masa remaja merupakan periode peralihan.
c. Masa remaja merupakan periode perubahan.
d. Masa remaja merupakan masa bermasalah
e. Masa remaja merupakan masa yg tidak realistis.
f. Masa remaja merupakan masa mencari indentitas.
g. Masa remaja merupakan ambang masa dewasa.
3. PERKEMBANGAN PADA MASA REMAJA
a. Perkembangan fisik
1) Proporsi tubuh remaja, khususnya remaja akhir sudah menyamai
proporsi tubuh orang dewasa.
2) Berkat perkembangan ciri-ciri seks sekundernya, remaja, khususnya
remaja akhir , secara fisik sudah menyamai orang dewasa.
b. Perkembangan perilaku seksual
1) Perilaku seksual adalah perilaku yang terjadi karena dorongan
seksual.
2) Timbul rasa tertarik pada lawan jenis.
3) Timbul dorongan seksual.
4) Timbul fantasi-fantasi seksual
5) Pendidikan seks diperlukan agar perilaku seksual remaja tidak
menyimpang dari norma.
c. Perkembangan intelektual
1) Kemampuan intelektual sampai pada tingkat operasi
formal.
2) Mampu melakukan penalaran.
3) Mampu memikirkan masa depan dan membuat
perencanaan untuk mencapainya.
4) Mampu menyadari aktivitas kognitifnya dan
mekanisme yg membuat proses kognitif tersebut
menjadi lebih efisien.
c. Perkembangan emosi
1) Emosionalitas remaja berada diantara emosionalitas anak-anak
dan orang dewasa.
2) Masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (STURM UND
DRANG PERIODE).
3) Berkembang beberapa jenis perasaan seperti : simpati, cinta,
rindu, cemburu, bahagia dicinta dan mencintai.
d. Perkembangan sosial
1) Perilaku sosial remaja banyak dipengaruhi oleh kelompok teman
usia sebaya (peer group).
2) Terjadi pengelompokan sosial (sahabat karib, kelompok kecil,
kelompok besar, dan gang).
3) Terjadi peningkatan dalam kemampuan menyesuaikan diri.
4) Terjadi perubahan dalam penyesuaian thd kelompok besar ke
kelompok yg lebih kecil.
5) Perilaku sosialnya menjadi lebih tenang.
e. Perkembangan moral
1) Seiring dg perkembangan kognitifnya, remaja
memandang aspek moral dg abstraksi .
2) Penilaian thd moralitas semakin kognitif.
3) Penilaian moral mengalami orientasi dari
egosentri, ke sosiosentris, dan akhirnya ke
prinsip universal.
4) Pada remaja, penilaian moral secara
psikologis lebih mahal.
4. GANGGUAN JIWA/PERILAKU YG DAPAT TERJADI PADA
REMAJA

REMAJA MASALAH
TERPE-
CAHKAN
TIDAK
TERPE-
CAHKAN
STRES
DEPRESI
ANOREKSIA
BULIMIA
TERGANTUNG
PADA NARKOBA
DAN MIRAS
PERKEMB DAPAT
BERLANGSUNG
DENGAN BAIK
5. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA
1) Mencapai hubungan yg baru dan lebih matang dengan
teman sebaya.
2) Mencapai peranan sesuai dg jenis kelaminnya.
3) Menerima keadaan fisik apa adanya.
4) Mencapai kebebasan emosional dari orang tua dan orang
dewasa lainnya.
5) Membuat rencana yang berhubungan dengan karirnya.
6) Mampu berperilaku sosial dan seksual secara bertanggung
jawab.
7) Memperoleh perangkat nilai dan sistem etika sebagai
pedoman berperilaku.

BATASAN USIA REMAJA :
Bigner (1994) :
Early Adolescence (13-16 tahun)
Late Adolescence (16-20 tahun)
Santrock (1998) :
Early Adolescence (usia SMP)
Late Adolescence (usia SMU)
Sarwono (1991) :
Remaja Awal (10-14 tahun)
Remaja Akhir (15-20 tahun)
WHO : Remaja (10-20 tahun)



KARAKTERISTIK REMAJA :
Perkembangan fisik dan psikologis yang cepat

Kebebasan Individual

Eksperimentasi, idealisme, konflik, ketidakpuasan,
kekecewaan

Masa badai dan penuh tekanan

Adanya harapan dan aspirasi yang tidak realistis

Menuntut kemampuan adaptasi terhadap tuntunan
masa dewasa




TUGAS PERKEMBANGAN :
Mampu menjalin hubungan baru dan hubungan
yang lebih dewasa dengan teman seusia

Mencapai peran sosial yang maskulin dan feminin

Menerima keadaan fisik dan menggunakan
tubuhnya secara efektif

Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan
orang dewasa lainnya

Mencapai kepastian/jaminan akan kemandirian
ekonomi

Memilih dan menyiapkan bidang pekerjaan


TUGAS PERKEMBANGAN :
Mempersiapkan diri untuk menikah dan menghadapi
kehidupan berkeluarga

Mengembangkan keahlian intelektual dan
menguasai konsep yang diperlukan untuk
meningkatkan kompetensi pribadi sebagai warga
negara

Menginginkan dan mencapai tingkah laku yang
bertanggung jawab secara sosial

Memperoleh sejumlah nilai-nilai dan sistem-sistem
etika sebagai pedoman dalam bertingkahlaku


14
Permasalahan berkaitan dengan seks
15 % remaja usia 10-24 tahun di Indonesia telah
melakukan hubungan sex diluar nikah (Ketua PKBI, Jumat
22/12-2006)
85% hubungan sex di usia 13-15 tahun
Dirumah
Dengan pacar
2,3 juta kasus aborsi di Indonesia / tahun (UNPF dan
BKKBN 2006)
20% oleh remaja
Kasus perkosaan di DKI Jaya meningkat dari 89 kasus pada
tahun 2001 menjadi 107 pada 2002 atau naik 20,22%
(Catatan akhir tahun 2002 Polda Metro Jaya)
15
17 dari 20 (85%) mahasisiwa di malang pernah aborsi
Sumber informasi seksual remaja usia 12-18 tahun:
16% dari teman,
35 % dari film porno,
5 % dari ortu
WHO: 40-60 juta wanita usia subur yang tidak ingin hamil
melakukan aborsi / th
. PBB:Tiap hari 1800 anak di seluruh dunia yang baru lahir
sebagian besar terinfeksi HIV.

Fakta
Di tahun 1987 tim dari Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia meneliti perilaku seks di kalangan siswa sekolah
lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jakarta dan Banjarmasin
Sebanyak 2% dari total responden menyatakan pernah
bersanggama
Yang berciuman, meraba-raba, atau berpelukan sambil
meremas-remas bagian tubuh tertentu (petting) lebih
banyak lagi
April 1995, tim dari Universitas Diponegoro, Semarang,
dan Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga meneliti perilaku
seks di kalangan siswa SLTA
Sekitar 10% dari 600.000 siswa SLTA di Jawa Tengah
pernah melakukan hubungan intim atau sanggama.

16
17
Seputar Masalah Sex ???
Tinjauan Aspek Medis
Sex = koitus ?
Koitus = hubungan badan
laki-laki dan wanita
Sex = pencetusan hubungan
antar individu, yang ditandai
oleh adanya daya tarik
rohani dan fisik yang
menjadi dasar kehidupan
bersama antara 2 insan
manusia
Hubungan bersifat
heteroseksual
Dipengaruhi oleh
Pandangan hidup
Kebudayaan
Agama

18
Seputar Masalah Sex
Tinjauan Aspek Medis
Organ reproduksi
wanita bagian luar
Bibir kemaluan luar
(labia mayora)
Bibir kemaluan dalam
(labia minora)
Kelentit (clitoris)
Lubang kemaluan (
vagina)
Bukit kemaluan (mons
veneris) yang ditumbuhi
oleh rambut kemaluan
19
Seputar Masalah Sex
Tinjauan Aspek Medis
Organ reproduksi
wanita bagian dalam
Vagina (liang
kemaluan/liang
senggama)
Mulut rahim (cervix)
Rahim (uterus)
Dua buah saluran telur
(tuba fallopi)
Dua buah indung telur
(ovarium) kanan dan
kiri.
20
Seputar Remaja
Remaja
masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa
Batasan Remaja berdasar usia:
WHO : 12-24 Tahun
DepKes : 10-19 Tahun atau Belum menikah
BKKBN : 10-21 Tahun
Terjadi perubahan-perubahan
perubahan fisik (baik yang terlihat dari luar maupun
yang tidak kelihatan)
perubahan emosional yang tercermin dalam sikap
dan tingkah laku
21
Seputar Remaja
Remaja
Masa pubertas
ditandai dengan datangnya menstruasi (pada
perempuan) atau mimpi basah (pada laki-laki).
Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan
ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada
wanita yang berhubungan dengan timbulnya
penampilan ciri-ciri seksual sekunder.
22
Seputar Remaja
Remaja
Menstruasi terjadi karena berkurangnya kadar hormon
progesteron dan esterogen dalam darah.
lapisan lendir rahim akan gugur. Hanya sedikit sisa lapisan lendir
rahim yang dipertahankan.
Lapisan lendir rahim yang gugur dan mengandung darah
dikeluarkan melalui mulut rahim dan vagina sebagai menstruasi,
yang biasanya terjadi antara 3-7 hari.
Jarak antara satu haid dengan haid berikutnya tidak sama pada
setiap orang. Adakalanya 21 hari atau bisa juga 35 hari.
23
Seputar Remaja
Remaja harus mengerti bahwa begitu dia mendapatkan
menstruasi atau mimpi basah maka secara fisik dia telah
siap dihamili atau menghamili
Bisa hamil atau tidaknya remaja putri bila melakukan
hubungan seksual tidak tergantung pada berapa kali
dia melakukan hubungan seksual tetapi tergantung
pada kapan dia melakukan hubungan seksual
(dikaitkan dengan siklus kesuburan) dan apakah
sistem reproduksinya berfungsi dengan baik (tidak
mandul).
Banyak remaja yang tidak mengetahui akan hal ini,
sehingga mereka menyangka bahwa untuk hamil
orang harus terlebih dahulu melakukan hubungan
seksual berkali-kali.
24
Bahaya Sex Bebas
Fakta
Di tahun 1987 tim dari Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia meneliti perilaku seks di kalangan siswa sekolah
lanjutan tingkat atas (SLTA) di Jakarta dan Banjarmasin
Sebanyak 2% dari total responden menyatakan pernah bersanggama
Yang berciuman, meraba-raba, atau berpelukan sambil meremas-
remas bagian tubuh tertentu (petting) lebih banyak lagi
April 1995, tim dari Universitas Diponegoro, Semarang, dan
Dinas Kesehatan Jawa Tengah juga meneliti perilaku seks di
kalangan siswa SLTA
Sekitar 10% dari 600.000 siswa SLTA di Jawa Tengah pernah
melakukan hubungan intim atau sanggama.
25
Bahaya Sex Bebas
Penyebab
Pengaruh Negatif Media Massa
Lemahnya Keimanan
Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan
dilandasi nilai-nilai agama
Lemahnya pengawasan orang tua
Salah dalam memilih teman

26
BAHAYA SEKS BEBAS
? ? ?
27
Bahaya Sex Bebas
Bahaya Fisik
Penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS)
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari
seseorang kepada orang lain melalui hubungan
seksual.
hubungan seksual dengan berganti-ganti
pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal.
Bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat
berakibat serius bagi kesehatan reproduksi
Kemandulan
kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan
kematian.
Hubungan seks anal
Hubungan seks yang dilakukan dengan cara
memasukkan alat kelamin pria ke lubang
dubur pasangannya. Perilaku ini dapat
menyebabkan luka pada dubur/anus
Hubungan seks oral (melalui mulut)
Perilaku seks menyimpang ini akan beresiko
tertular penyakit menular seksual, bila
kebetulan ada luka di daerah mulut


28
HOMOSEKSUAL
Suatu kondisi tertentu dimana seseorang
dapat tertarik dengan sesama jenisnya .
Hubungan perasaan yang melebihi batas
kewajaran antara laki-laki dengan laki
dinamakan GAY, jika sebaliknya
dinamakan LESBI

29
30
Bahaya Sex Bebas
Penyakit Kelamin
kencing nanah (Gonorrhoe)
raja singa (Sifilis)
herpes genitalis
limfogranuloma venereum (LGV)
kandidiasis
trikomonas vaginalis
kutil kelamin
31
Dampak Sex Bebas
Tanda-tanda penyakit kelamin (Wanita)
rasa sakit/nyeri saat kencing/hubungan seksual
rasa nyeri pada perut bagian bawah
pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin
keputihan berwarna putih susu, bergumpal
rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual
bintil-bintil berisi cairan
lecet atau borok pada alat kelamin.
32
Sifilis
33
Gonorrhoe
34
Herpes Simpleks dan Ulkus Molle
35
Limfogranuloma Venereum
36
Candidiasis vagina dan Condyloma acuminata
37
Bahaya Sex Bebas
Bahaya Fisik
Resiko kehamilan dini yang tak dikehendaki
Pada Ibu
kontraksi rahim yang lemah
ketidak teraturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan
kehamilan serta
kejang-kejang yang dapat menyebabkan kematian
Pada anak
Gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh pada janin
kecacatan
Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari
ibu yang tidak menghendaki kehamilan bayi yang dilahirkanya nanti.
Sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar

38
Bahaya Sex Bebas
Bahaya Fisik
Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi.
tindakan ilegal atau melawan hukum
sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman
berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu.
Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan
terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang
tidak terlatih
Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah
tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang
melakukan aborsi
Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan
sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan
bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.

Anda mungkin juga menyukai