Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Udara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan yang paling
utama untuk mempertahankan kehidupan. Udara dapat dikelompokkan menjadi: udara
luar ruangan (outdoor air) dan udara dalam ruangan (indoor air). Kualitas udara dalam
ruang sangat mempengaruhi kesehatan manusia, karena hampir 90% hidup manusia
berada dalam ruangan. Sebanyak 00 sampai !00 juta orang khususnya di negara yang
sedang berkembang sedang berhadapan dengan masalah polusi udara dalam ruangan.
"i #merika, isu polusi udara dalam ruang ini men$uat ketika %&# pada tahun '9(9
mengumumkan studi polusi udara dalam ruangan lebih berat daripada di luar ruangan.
&olusi jenis ini bahkan bisa menurunkan produkti)itas kerja hingga senilai US *'0
milyar. kualitas udara dalam ruangan (indoor air +uality) juga merupakan masalah yang
perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
,imbulnya kualitas udara dalam ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu
kurangnya )entilasi udara (!-%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan ('.%)
kontaminasi dari luar ruangan ('0%), mikroba (!%), bahan material bangunan (%) ,
lain/lain ('0%). &emerintah 1ndonesia telah mengatur persyaratan kualitas udara dalan
ruang perkantoran yaitu dengan Keputusan 2enteri Kesehatan 31 4o.
'0!52%4K%S5SK5615-00- dalam keputusan tersebut dinayatakan bah7a #ngka kuman
kurang dari 880 koloni5m0 udara, bebas kuman pathogen.
1.2 Rumusan Masalah
'. 9agaimana kualitas mikrobiologi udara dalam ruangan :
-. 9akteri udara apa saja yang terdapat dalam ruangan :
0. ;aktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kualitas bakteriologis udara dalam
ruangan :
. #dakah dampak kualitas bakteriologi udara dalam ruangan terhadap kesehatan :
1.3 Tujuan
'. 2engetahui kualitas mikrobiologi udara dalam ruangan
-. 2engetahui jenis bakteri udara dalam ruangan
0. 2engetahui <aktor yang mempengaruhi tingkat kualitas bakteriologi udara dalam
ruangan
. 2engetahui dampak bakteri udara dalam ruangan terhadap kesehatan
BAB II
TINAUAN PU!TA"A
2.1 M#kr$%#$l$g# L#ngkungan
=ingkungan, sesuatu yang ada di sekeliling manusia dimana semua makhluk hidup
berada dari makhluk terke$il (mikroorganisme) sampai makhluk yang sempurna
(manusia). =ingkungan yang terdiri dari udara, air dan tanah dimana dari ketiga
komponen tersebut manusia sangat membutuhkannya dalam kehidupan sehari/hari, bila
ketiga komponen tersebut terganggu maka terganggu pula akti)itas manusia. &eranan
mikroorganisme dalam pengelolaan pen$emaran lingkungan dapat terjadi dalam dua hal,
yaitu:
i. 2ikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan untuk menggantikan suatu
proses produk sehingga hanya menghasilkan polutan sedikit mungkin.
ii. 2ikroorganisme yang telah direkayasa dapat digunakan sebagai organisme
pembersih.
2.2 M#kr$%#$l$g# U&ara
Udara tidak mempunyai <lora alami, karena organisme tidak dapat hidup dan tumbuh
terapung begitu saja di udara. ;lora mikroorganisme udara terdiri atas organisme/
organisme yang terdapat sementara mengapung di udara atau terba7a serta pada partikel
debu. Setiap kegiatan manusia biasanya menimbulkan bakteri di udara serta batuk dan
bersin menimbulkan aerosol biologi (yaitu kumpulan partikel di udara). Kebanyakan
partikel dalam aerosol biologi terlalu besar untuk men$apai paru/paru, karena partikel/
partikel ini tersaring pada daerah pernapasan atas.
Sebaliknya, partikel/partikel yang sangat ke$il mungkin men$apai tapak/tapak in<ekti<
yang berpotensi. >adi, 7alaupun udara tidak mendukung kehidupan mikroorganisme,
kehadirannya hampir selalu dapat ditunjukkan dalam $uplikan udara. >umlah dan ma$am
mikroorganisme dalam suatu )olume udara akan ber)ariasi sesuai dengan lokasi, kondisi
$ua$a dan jumlah orang yang ada. "aerah yang berdebu hampir selalu mempunyai
populasi mikroorganisme atmos<er yang tinggi. Sebaliknya, hujan, salju atau hujan es
akan $enderung mengurangi jumlah organisme di udara dengan membasuh partikel/
partikel yang lebih berat dan mengendapkan debu.
Kelompok mikroorganisme yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk didalamnya ragi) dan juga mikroalgae. Kehadiran jasad hidup
tersebut didalam udara, ada yang didalam bentuk )egetati< (tubuh jasad) ataupun dalam
bentuk generati< (umumnya spora).
2.3 en#s'en#s M#kr$%a D# U&ara
Selain gas, partikel debu dan uap air, udara juga mengandung mikroorganisme. "i
udara terdapat sel )egetati< dan spora bakteri, jamur dan ganggang, )irus dan kista
proto?oa. Selama udara terkena sinar matahari, udara tersebut akan bersuhu tinggi dan
berkurang kelembabannya. Selain mikroba yang mempunyai mekanisme untuk dapat
toleran pada kondisi ini, kebanyakan mikroba akan mati. Udara terutama merupakan
media penyebaran bagi mikroorganisme. 2ereka terdapat dalam jumlah yang relati< ke$il
bila dibandingkan dengan di air atau di tanah. 2ikroba udara dapat dipelajari dalam dua
bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan di dalam ruangan.
&entingnya mikroorganisme udara telah dipelajari sejak '899, di mana tahun =a?aro
Spallan?ani berusaha untuk menyangkal teori @generatio spontaneaA. ,ahun '(08,
,heodore S$h7ann, dalam per$obaan untuk mendukung pandangan Spallan?ani
memasukkan udara segar yang telah dipanaskan ke dalam kaldu daging steril dan
menunjukkan bah7a pertumbuhan mikroba tidak dapat terjadi. =ouis &asteur pada tahun
'(.' merupakan orang yang pertama menunjukkan bah7a mikroorganisme tumbuh
akibat kontaminasi dari udara. "ia menggunakan kapas khusus untuk menyaring udara
sehingga mikroba tidak dapat masuk ke dalam kaldu daging steril. "ia se$ara
mikroskopis menunjukkan keberadaan mikroorganisme dalam kapas. "alam per$obaan
menggunakan tabung berleher angsa, ia menunjukkan bah7a pertumbuhan tidak bisa
terjadi dalam media steril ke$uali terdapat kontaminasi dari udara yang tidak steril.
Kelompok mikroba yang paling banyak di temukan sebagai jasad hidup yang tidak
di harapkan kehadiranya di udara, umumnya di sebut hidup yang tidak di harapkan
kehadiranya di udara, umumnya disebut jasa& k$ntam#nan. Suatu benda atau substrat
yang di tubuhinya di nyatakan sebagai benda atau substrat yang terkontaminasi, antara
lain:
Bakter# (Bacillus sp., Staphylococcus sp., Streptococcus sp., Pseudomonas sp.,
Sarcina, dan lain sebagainya.
"a)ang (Aspergillus, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan lain/lain
"ham#r (Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya
9anyak jenis dari $enda7a kontaminan udara yang bersi<at ,ermo<ilik, yakni tahan
pada pemanasan tinggi, di atas (0
o
B, katahanan ini bila $enda7an tersebut dalam bentuk
spora. Cal ini terbukti 7alaupun suatu medium telah disterilkan, tetapi di dalamnya
tumbuh dan berkembang pula bakteri atau jamur yang tidak di harpkan kehadiranya
kandungan udara di dalam dan di luar ruangan akan berbeda.
T#)e't#)e m#kr$$rgan#sme *ang &# #s$las# &ar# u&ara %ag#an atas
T#ngg# +,eet- Bakter# .en&a/an
'.!00/.!00 Alcaligenes bacillus
Aspergillus
Macrosporium
Penicillium
.!00/8.!00 Bacillus
Aspergillus
Cladosporium
8.!00/'0.!00
Sarcina
Bacillus
Aspergillus
Hormodendrum
'0.!00/'0.!00
Bacillus
urthia
Aspergillus
Hormodendrum
'0.!00/'..!00
Micrococcus
Bacillus
Penicillium
2.0 1akt$r'1akt$r 2ang Mem)engaruh# M#kr$%a D# U&ara
2.0.1 1akt$r #ntr#ns#k
;aktor intrinsik adalah <aktor yang berasal dari dalam tubuh mikroba itu sendiri,
yaitu:
1. !#,at m#kr$$rgan#sme
Spora relati< lebih banyak daripada sel )egetati<, si<at spora
memungkinkanmerekauntuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan
seperti pengeringan, kurangnya nutrisi yang $ukup dan radiasi ultra)iolet.Spora
<ungi berlimpah di udarakarenasporamerupakanalatpenyebaran <ungi.
2. Ukuran m#kr$$rgan#sme
Ukuran mikroorganisme menentukan jangka 7aktu mereka untuk tetap
melayang di udara.
3. "ea&aan sus)ens#
Semakin ke$il suspensi, semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap
berada di udara. 9iasanya mereka melekat pada partikel debu dan air liur.
2ikroorganisme yang ada dalam partikel debu di udara hanya hidup untuk
7aktu yang singkat. ,etesan yang dibuang ke udara melalui batuk atau bersin
juga hanya dapat bertahan di udara untuk 7aktu singkat. 4amun, jika ukuran
suspensi menurun, mereka dapat bertahan lama di udara.
2.0.2 1akt$r ekstr#ns#k
;aktor ekstrinsik adalah <aktor yang berasal dari luar yang dapat mempengaruhi
keberadaan mikroba di udara, yaitu lingkungan.
1. !uhu &an kelem%a%an
,emperatur dan kelembaban relati)e adalah dua <a$tor penting yang
menentukan )iabilitas dari mikroorganisme dalam aerosol.Studi dengan
Serratia marcesens dan !. coli menunjukkan bah7a kelangsungan hidup udara
terkait erat dengan suhu.#da peningkatan yang progresi< di tingkat kematian
dengan peningkatan suhu dari /'(D B sampai 9
o
B.
Eirus dalam aerosol menunjukkan perilaku serupa. &artikel in<luen?a, polio
dan )irus )a$$inia lebih mampu bertahan hidup pada temperatur rendah, 8/-D
B.,ingkat kelembaban relati< (3C) optimum untuk kelangsungan hidup
mikroorganisme adalah antara 0 sampai (0%.Kelembaban relati< yang lebih
tinggi maupun lebih rendah menyebabkan kematian mikroorganisme.Campir
semua )irus mampu bertahan hidup lebih baik pada 3C '8 sampai -!%.Eirus
poliomyelitis bertahan lebih baik pada 3C (0 F ('%.
Kemampuan mikroba bertahan hidup lebih ditentukan oleh 3C dan suhu.
&ada semua temperatur, kemampuan mereka untuk bertahan hidup adalah pada
3C ekstrem.,erlepas dari 3C, peningkatan suhu menyebabkan penurunan
7aktu bertahan.
2. Ang#n
&ada udara yang tenang, partikel $enderung turun oleh gra)itasi tapi sedikit
aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspense untuk 7aktu yang relati<
lama. #ngin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena memba7a
mereka lebih jauh. #rus juga memproduksi turbulensi udara yang
menyebabkan distribusi )erti$al mikroba udara.Selain itu, pola $ua$a global
juga mempengaruhi penyebaran )ertikal.
3. "et#ngg#an
Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari
permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultra)iolet semakin tinggi, dan
suhu semakin rendah sampai bagian pun$ak tropos<er hanya spora yang dapat
bertahan.
2.3 D#str#%us# m#kr$%a &# u&ara +"r#sn$4 2511-
2ikrooganisme di udara dibagi menjadi -, yaitu mikroorganisme udara di luar
ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan dimana mikroba paling banyak
ditemukan adalah di dalam ruangan.
2.3.1 M#kr$%a &# Luar Ruangan
2ikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial.
2ikroba di udara pada ketinggian 000/',000 kaki atau lebih dari permukaan bumi
adalah organisme tanah yang melekat pada <ragmen daun kering, jerami, atau
partikel debu yang tertiup angin. 2ikroba tanah masih dapat ditemukan di udara
permukaan laut sampai sejauh 00 mil dari pantai pada ketinggian sampai '0.000
kaki.
2ikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama Alternaria,
Penicillium, dan Aspergillus. 2ereka dapat ditemukan baik di daerah kutub maupun
tropis. 2ikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di ba7ah
ketinggian !00 kaki yaitu spora Bacillus danClostridium, yeast, <ragmen dari
miselium, spora <ungi, serbuk sari, kista proto?oa, alga,Micrococcus,
Corynebacterium, dll.
2.3.2 M#kr$%a &# &alam Ruangan
"alam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar orang
menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteriTuber"ulum,
Streptococcus, Pneumococcus dan Staphylococcus. 9akteri ini tersebar di udara
melalui batuk, bersin, berbi$ara, dan terta7a. &ada proses tersebut ikut keluar $airan
sali)a dan mukus yang mengandung mikroba. Eirus dari saluran pernapasan dan
beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara.
&atogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi $airan
yang mengandung patogen. ,etesan $airan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin,
batuk dan berbi$ara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi
ribuan mikroba. "iperkirakan bah7a jumlah bakteri dalam satu kali bersin berkisar
antara '0.000 sampai '00.000. 9anyak patogen tanaman juga diangkut dari satu
tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada tanaman
dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara.
A&a 3 sum%er )en6emaran &# &alam ruangan *a#tu +an$n#m4 14 2511-(
a. &en$emaran dari alat/alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida,
bahan/bahan pembersih ruangan.
b. &en$emaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan
bermotor, gas dari $erobong asap atau dapur yang terletak di dekat
gedung, dimana kesemuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang
udara yang tidak tepat.
$. &en$emaran akibat bahan bangunan meliputi pen$emaran
<ormaldehid, lem, asbes, <iberglass dan bahan/bahan lain yang merupakan
komponen pembentuk gedung tersebut.
d. &en$emaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, proto?oa dan
produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat
pendingin beserta seluruh sistemnya.
e. Gangguan )entilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk,
serta buruknya distribusi udara dan kurangnya pera7atan sistem )entilasi
udara.
2.7 .$nt$h )en*ak#t serta 6ara )en*e%arann*a melalu# u&ara
1- Tu%erkul$s#s atau TB.
,uberkulosis atau ,9B adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam
penularannya. &ada umumnya penularan ,9B terjadi se$ara langsung ketika
sedang berhadap/hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak
yang keluar dari batuk dan hembusan na<as penderita. Se$ara tidak langsung
dapat juga melalui debu, lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya
gejala penyakit dari yang berbulan/bulan sampi tahunan membuat penyakit ini
digolongkan penyakit kronis
2- Men#ng#t#s
2eningitis adalah peradangan yang terjadi pada meninges, yaitu membrane
atau selaput yang melapisi otak dan syara< tunjang. 2eningitis yang disebabkan
oleh )irus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, $iuman, sharing makan '
sendok, pemakaian sikat gigi bersama dan merokok bergantian dalam satu
batangnya. 2aka bagi anda yang mengetahui rekan atau disekeliling ada yang
mengalami meningitis jenis ini haruslah berhati/hati. 2an$u$i tangan yang bersih
sebelum makan dan setelah ketoilet umum, memegang he7an peliharaan.
3- 1lu Burung
#)ian 1n<luen?a atau <lu burung adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh )irus in<luen?a C!4'. Eirus yang memba7a penyakit ini
terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. &enularan )irus <lu burung
berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terin<eksi )irus ini akan
mengeluarkan )irus dalam jumlah besar di kotorannya. 2anusia dapat terjangkit
)irus ini bila kotoran unggas ber)irus ini menjadi kering, terbang bersama debu,
lalu terhirup oleh saluran napas manusia.
0- Pneum$n#a
&neumonia atau yang dikenal dengan nama penyakit radang paru/paru
ditandai dengan gejala yang mirip dengan penderita selesma atau radang
tenggorokan biasa, antara lain batuk, panas, napas $epat, napas berbunyi hingga
sesak napas, dan badan terasa lemas. &enyakit ini umumnya terjadi akibat
bakteri Strepto$o$us pneumoniae dan Cemopilus in<luen?ae yang berterbangan di
udara terhirup masuk ke dalam tubuh. 9akteri tersebut sering ditemukan pada
saluran pernapasan, baik pada anak/anak maupun orang de7asa.
!um%er Re,erens#(
http:55andianggarenianggi.blogspot.$om5-0'-50!5<aktor/tumbuh/mikroba.html
http:55hendra/biologiham?an7adi.blogspot.$om5-0'05''5makalah/mikroba/
udara.html
http:55mikrobiologiudara.blogspot.$om5-0'05'-5mikrobiologi/udara.html
http:55nuymoo$hi$hi.blogspot.$om5-0'-5085mikroorganisme/di/udara.html
P$lus# u&ara &alam ruangan &# negara %erkem%ang( l#ngkungan
utama &an tantangan kesehatan mas*arakat
Sekitar !0% orang, hampir semua di negara berkembang, bergantung
pada batu bara dan biomassa dalam bentuk kayu, kotoran dan residu tanaman
untuk energi dalam negeri. 9ahan/bahan ini biasanya dibakar dalam perapian
yang sederhana dengan pembakaran yang sangat tidak lengkap. #kibatnya,
7anita dan anak/anak terkena polusi udara tingkat tinggi dalam ruangan setiap
hari.
#da bukti yang konsisten bah7a polusi udara dalam ruangan
meningkatkan risiko penyakit paru obstrukti< kronik dan in<eksi saluran
pernapasan akut pada anak, penyebab kematian paling penting di antara anak di
ba7ah usia ! tahun di negara berkembang. 9ukti juga ada asosiasi dengan berat
lahir rendah, peningkatan kematian bayi dan perinatal, ,9 paru, kanker
naso<aring dan laring, katarak, dan, khususnya sehubungan dengan penggunaan
batu bara, dengan kanker paru/paru. #da bukti bertentangan yang berkaitan
dengan asma. Semua studi obser)asional dan sangat sedikit yang telah
mengukur eksposur se$ara langsung, sementara sebagian besar belum ditangani
oleh pembaur. #kibatnya, perkiraan risiko buruk diukur dan mungkin tidak
seimbang. &aparan polusi udara dalam ruangan mungkin bertanggung ja7ab
untuk hampir - juta kelebihan kematian di negara berkembang dan untuk
beberapa % dari beban global penyakit.
&olusi udara dalam ruangan merupakan an$aman utama kesehatan
masyarakat global yang sangat membutuhkan peningkatan upaya di bidang
penelitian dan pembuatan kebijakan. &enelitian mengenai pengaruh kesehatan
harus diperkuat, terutama dalam kaitannya dengan tuberkulosis dan in<eksi
saluran pernapasan akut rendah. &endekatan yang lebih sistematis untuk
pengembangan dan e)aluasi inter)ensi yaitu diinginkan, dengan pengakuan
jelas tentang keterkaitan antara kemiskinan dan ketergantungan pada bahan
bakar polusi.
"ata kun6#: polusi udara, e<ek samping, bahan bakar <osil / toksisitasH
penyakit paru/paru, $edera inhalasi asap, katarak, negara/negara berkembang.
Pen&ahuluan
&olusi udara dalam ruangan dapat ditelusuri ke ?aman prasejarah ketika
manusia pertama kali pindah ke daerah beriklim sedang dan menjadi penting
untuk membangun tempat penampungan dan menggunakan api untuk memasak,
kehangatan dan $ahaya. #pi menyebabkan paparan tingkat tinggi polusi,
sebagaimana dibuktikan oleh jelaga yang ditemukan di gua/gua prasejarah.
Sekitar setengah populasi dunia dan sampai 90% dari rumah tangga pedesaan di
negara/negara berkembang masih mengandalkan bahan bakar biomassa diolah
dalam bentuk kayu, kotoran dan residu tanaman. 1ni biasanya kebakaran
ruangan atau kompor yang kurang ber<ungsi dengan baik. #kibatnya ada polusi
udara tingkat tinggi, bagi perempuan, terutama mereka yang bertanggung ja7ab
untuk memasak, dan anak/anak mereka, yang paling banyak terkena. (Gambar
').
"i negara maju, modernisasi telah disertai dengan pergeseran dari bahan
bakar biomassa seperti kayu untuk bahan bakar minyak dan listrik. "i negara
berkembang, meskipun demikian, bahkan di mana bahan bakar bersih dan lebih
$anggih yang tersedia, rumah tangga sering terus menggunakan bahan bakar
biomassa yang sederhana. 2eskipun proporsi energi global yang berasal dari
bahan bakar biomassa turun dari !0% pada tahun '900 menjadi sekitar '0%
pada tahun -000, ada bukti bah7a penggunaannya kini meningkat di kalangan
orang miskin. Kemiskinan adalah salah satu hambatan utama untuk adopsi
bahan bakar bersih. =ambatnya pembangunan di banyak negara menunjukkan
bah7a bahan bakar biomassa akan terus digunakan oleh masyarakat miskin
selama beberapa dekade.
2eskipun pentingnya paparan polusi udara dalam ruangan dan
peningkatan risiko in<eksi saluran pernapasan akut pada anak, penyakit paru
obstrukti< kronik dan kanker paru/paru, e<ek kesehatan telah agak diabaikan
oleh komunitas riset, donor dan pembuat kebijakan. Kami menyediakan bukti
baru dan yang mun$ul untuk e<ek seperti itu, termasuk dampak bagi kesehatan
masyarakat. Kami mempertimbangkan prospek inter)ensi untuk mengurangi
eksposur, dan mengidenti<ikasi isu/isu prioritas bagi para peneliti dan pembuat
kebijakan.
9ahan bakar biomassa adalah setiap bahan yang berasal dari tumbuhan
atau he7an yang sengaja dibakar oleh manusia. Kayu merupakan $ontoh yang
paling umum, tetapi penggunaan kotoran he7an dan sisa tanaman juga meluas.
Bina, #<rika Selatan dan beberapa negara lain juga menggunakan batubara
se$ara ekstensi< untuk kebutuhan dalam negeri.
Gambar. '. !e%uah rumah )e&esaan &# &ataran t#ngg# B$l#8#a &engan
&#n&#ng mengh#tam karena asa) &ar# a)# ka*u *ang ter%uka
Se$ara umum jenis bahan bakar yang digunakan menjadi lebih bersih dan
lebih nyaman, e<isien dan mahal sebagai orang naik jenjang. Kotoran he7an,
pada tingkat terendah dari jenjang ini, digantikan oleh sisa tanaman, kayu,
arang, minyak tanah, gas dan listrik. Irang $enderung untuk naik tangga
sebagai kondisi sosial ekonomi membaik. Sumber/sumber polusi udara dalam
ruangan di negara berkembang termasuk asap dari rumah/rumah di dekatnya,
pembakaran hutan, lahan pertanian dan limbah rumah tangga, penggunaan
lampu minyak tanah, dan emisi industri dan kendaraan. &olusi udara dalam
ruangan dalam bentuk asap tembakau dapat diperkirakan akan meningkat di
negara/negara berkembang. &erlu di$atat bah7a kebakaran di tungku terbuka
dan asap yang terkait dengan mereka sering memiliki nilai yang $ukup praktis,
misalnya dalam pengendalian serangga, pen$ahayaan, pengeringan makanan
dan bahan bakar, dan penyedap makanan.
9anyak ?at dalam asap biomassa dapat merusak kesehatan manusia. Jang
paling penting adalah partikel, karbon monoksida, nitro oksida, sul<ur oksida
(terutama dari batubara), <ormaldehida, dan bahan organik polisiklik, termasuk
karsinogen seperti ben?o KaL pyrene. &artikel dengan diameter di ba7ah '0
mikron (&2
'0
), dan khususnya mereka yang kurang dari -,! mikron dalam
diameter (&2
-.!
), dapat menembus jauh ke dalam paru/paru dan tampaknya
memiliki potensi terbesar untuk merusak kesehatan.
2ayoritas rumah tangga di negara/negara berkembang menggunakan
bahan bakar biomassa di perapian terbuka, yang terdiri dari pengaturan
sederhana seperti tiga batu, lubang berbentuk U di blok tanah liat, atau lubang di
tanah, atau kurang ber<ungsi bumi atau logam kompor (Gambar. -). &embakaran
sangat lengkap di sebagian besar kompor ini, menghasilkan emisi yang
substansial, dengan adanya )entilasi yang buruk, menghasilkan tingkat polusi
yang sangat tinggi dalam ruangan. Konsentrasi partikel dalam ruangan biasanya
melebihi tingkat pedoman dengan margin besar: - jam berarti tingkat &2
'0
biasanya dalam kisaran 000/0000 mg5m
0
dan dapat men$apai 00 000 mg5m
0
atau
lebih selama periode memasak.
Standar #merika Serikat %n)ironmental &rote$tion #gen$y untuk rata/rata
- jam &2
'0
dan &2
-.!
konsentrasi adalah masing/masing '!0 mg5m
0
dan .!
mg5m
0
. 3ata/rata tingkat - jam karbon monoksida di rumah menggunakan
bahan bakar biomassa di negara berkembang berada di kisaran -/!0 ppm,
selama memasak, nilai '0/!00 ppm telah dilaporkan. #merika Serikat
%n)ironmental &rote$tion #gen$y standar rata/rata karbon monoksida ( jam
adalah 9 ppm atau '0 mg5m
0
.
Sebuah e<ek kesehatan ditentukan bukan hanya oleh tingkat polusi tetapi
juga, dan yang lebih penting, oleh 7aktu yang dihabiskan orang menghirup
udara ter$emar, yaitu tingkat pemaparan. &aparan menga$u pada konsentrasi
pen$emaran di lingkungan bernapas langsung selama periode 7aktu tertentu. 1ni
dapat diukur baik se$ara langsung melalui pemantauan pribadi atau tidak
langsung dengan menggabungkan in<ormasi tentang konsentrasi pen$emar di
setiap lingkungan mikro di mana orang menghabiskan 7aktu dengan in<ormasi
tentang pola akti)itas. 1n<ormasi tentang pola/pola sema$am ini sangat penting
untuk memahami hubungan dinamis antara tingkat polusi dan perilaku. Seperti
tingkat polusi yang berkurang itu mungkin bah7a orang akan menghabiskan
lebih banyak 7aktu di dalam ruangan atau dekat sumber polusi. >ika terjadi
pengurangan polusi lingkungan tidak akan selalu menghasilkan penurunan
proporsional dalam paparan, dan akan ada implikasi penting untuk inter)ensi.
Irang/orang di negara berkembang biasanya terkena polusi yang sangat
tinggi polusi selama 0/8 jam setiap hari selama bertahun/tahun. Selama musim
dingin di daerah dingin dan pegunungan, paparan dapat terjadi sebagian besar
dari setiap periode - jam. Karena keterlibatan adat mereka dalam memasak,
paparan perempuan jauh lebih tinggi daripada laki/laki. #nak/anak ke$il sering
diangkat di punggung ibu mereka saat memasak dan karena itu menghabiskan
berjam/jam menghirup asap.
Gambar. -. !e%uah rumah tra&#s#$nal &# "/a9ula4 Natal4 A,r#ka
!elatan &engan ka*u a)# ter%uka
Kami
berkonsentrasi pada
paparan terkait dengan
penggunaan bahan bakar
biomassa pada populasi
negara/negara
berkembang. 4amun, di mana bukti sangat terbatas, kami menyertakan
in<ormasi mengenai eksposur yang rele)an dengan polusi udara luar ruangan
dan dalam ruangan dan asap tembakau lingkungan. Kami menganggap penyakit
pernapasan, kanker, ,9B, hasil perinatal termasuk berat badan lahir rendah, dan
penyakit mata.
Pen*ak#t )erna,asan
Anak #n,eks# saluran )erna)asan akut
Infeksi akut saluran pernafasan bawah. 1n<eksi akut saluran perna<asan
ba7ah adalah satu penyebab paling penting dari kematian pada anak usia di
ba7ah ! tahun, terhitung sekitar - juta kematian setiap tahunnya di kelompok
usia ini. 9erbagai studi di negara berkembang telah melaporkan hubungan
antara paparan polusi udara dalam ruangan dan in<eksi saluran perna<asan akut
yang lebih rendah. Kami membatasi komentar dengan penelitian yang terda<tar,
karena ini semua menggunakan de<inisi in<eksi yang $ukup erat sesuai dengan
kriteria MCI saat ini atau untuk de<inisi lain yang diterima pada saat penelitian
dilakukan dan 5 atau menyertakan bukti radiogra<i. Sebuah tinjauan rin$i topik
ini telah dipublikasikan.
Sepuluh penelitian memiliki desain kasus/kontrol (dua adalah penelitian
mortalitas), empat penelitian kohort (semua prihatin dengan morbiditas), dan
salah satu adalah penelitian kasus <atalitas. Sedangkan akut in<eksi pernapasan
bagian ba7ah yang relati< kokoh dide<inisikan, pengukuran paparan diandalkan
di hampir semua studi tentang proNy, termasuk jenis bahan bakar dan kompor,
apakah seorang anak tinggal dalam asap dan apakah itu berada di belakang ibu
saat memasak, dan melaporkan jam yang dihabiskan di dekat kompor. "alam
satu/satunya penelitian di mana pengukuran langsung terbuat dari polusi dan
paparan dalam subsampel, kasus partikel yang terhirup di dapu se$ara
substansial lebih tinggi daripada kontrol ('99( mg5m
0
)s !. mg 5 m
0
, p O0,0')
tetapi tidak ada perbedaan yang signi<ikan dalam tingkat $arboNyhaemoglobin.
=ima penelitian melaporkan tidak ada hubungan yang signi<ikan antara
kejadian in<eksi saluran pernapasan akut yang lebih rendah dan paparannya,
namun sisanya dilaporkan signi<ikan meningkat di kisaran -/! untuk ke$elakaan
atau kematian. ,idak semua, bagaimanapun, ditangani se$ara memadai dengan
<aktor pembaur, meskipun akuntansi untuk pengganggu dalam studi paparan ini
akan dapat bermasalah dalam hal apapun. 4amun, rasio odds dalam studi yang
disesuaikan untuk <aktor pembaur yang serupa dalam kisaran dengan studi/studi
yang disesuaikan.
"alam beberapa penelitian di mana tidak ada hubungan ditemukan,
proporsi yang relati< ke$il dari sampel yang terkena. "i perkotaan 9rasil,
misalnya, hanya .% anak/anak yang terpapar asap dalam ruangan, dalam studi
lain di #merika Selatan, 98% dari rumah menggunakan gas untuk memasak,
meskipun ('% digunakan polusi bahan bakar untuk pemanas, yaitu minyak
tanah, kayu dan batu bara. "alam penelitian terakhir, neonatus dengan berat
lahir di ba7ah -!00 g / kelompok yang paling rentan terhadap in<eksi saluran
perna<asan akut yang lebih rendah F telah dikeluarkan. "i "urban hanya '9%
kasus dan '% dari kontrol yang digunakan kayu atau kompor batubara. 9enda
yang disebut tanpa asap $hullah (lumpur perapian) digunakan dalam satu
penelitian sebagai paparan indikator yang lebih rendah, tetapi kompor tersebut
dapat sedikit lebih baik daripada yang tradisional.
Studi di masyarakat 4a)ajo menggunakan ran$angan kasus kontrol,
melaporkan jenis bahan bakar (kayu )s pembersih) sebagai proNy untuk paparan
dan disesuaikan untuk <aktor pembaur. 2ereka melaporkan peningkatan rasio
odds sekitar !, meskipun ini tidak signi<ikan se$ara statistik dalam salah satu
studi. &enelitian terakhir juga melibatkan pengukuran '! jam tingkat &2
'0
: ada
perbedaan sedikit antara kasus dan kontrol, dan tingkat aktual (median '! jam
&2
'0
P --, mg5m
0
, kisaran 0,-/'(.,! mg5m
0
) yang relati< rendah. 4amun,
anak/anak yang tinggal di rumah dengan tingkat &2
'0
.! mg5m
0
dan di atas
memiliki rasio odds yang 8,0 kali lebih tinggi dibandingkan anak/anak dengan
tingkat di ba7ah .!mg5m
0
(inter)al keper$ayaan 9!% P 0,9/!.,9).
Infeksi saluran pernapasan atas dan otitis media. 9eberapa penelitian
telah melaporkan hubungan antara paparan asap bahan bakar biomassa dan
penyakit umum pernapasan akut pada anak/anak, sebagian besar dari saluran
pernapasan bagian atas. 1n<eksi telinga tengah (otitis media) jarang <atal tetapi
menyebabkan banyak morbiditas, termasuk tuli, dan membuat tuntutan pada
sistem kesehatan. ,idak diobati, dapat berkembang menjadi mastoiditis. 9ukti
dari negara/negara berkembang sangat terbatas, tetapi ada alasan baik untuk
mengharapkan sebuah asosiasi. #da bukti kuat bah7a paparan asap tembakau
lingkungan menyebabkan penyakit di telinga tengah: metaanalisis terbaru
melaporkan rasio odds ',( (',0(/-,0) untuk otitis media berulang jika salah
satu orang tua merokok, dan salah satu dari ',0( (',-0/',!!) untuk telinga
tengah e<usi dalam situasi yang sama. Sebuah penelitian kasus/kontrol berbasis
klinik anak/anak di daerah pedesaan 4e7 Jork State melaporkan rasio odds
yang disesuaikan untuk otitis media, melibatkan dua atau lebih episode terpisah,
',80 (',00/-,(9) untuk paparan kompor pembakaran kayu.
Pen*ak#t )aru kr$n#s
Pen*ak#t )aru $%strukt#, kr$n#k. "i negara maju, merokok
bertanggung ja7ab atas lebih dari (0% kasus bronkitis kronis, yaitu peradangan
pada lapisan saluran bronkial, dan untuk sebagian besar kasus em<isema
(o)erin<lation dari kantung udara di paru/paru) dan penyakit paru obstrukti<
kronik (progresi< dan obstruksi aliran udara tidak lengkap re)ersibel). 4amun,
penyakit ini terjadi di daerah di mana merokok jarang terjadi. &asien dengan
penyakit paru/paru kronis telah dilaporkan di masyarakat yang sangat terkena
polusi asap biomassa dalam ruangan di 4e7 Guinea. "e7asa berusia di atas !
tahun memiliki pre)alensi tinggi gejala pernapasan dan penyakit, sama pada
pria dan 7anita, dan -0% pria dan '0% 7anita memiliki ;%E'5;EB ()olume
ekspirasi paksa dalam satu detik5kapasitas )ital paksa) di ba7ah .0%. &resentasi
klinis sebagai penyakit paru obstrukti< kronik dengan, pada beberapa pasien,
<ibrosis paru lokal dan bronkiektasis (penghan$uran lokal dan in<eksi paru/
paru), dan penyakit ini disebabkan polusi udara dalam ruangan dan in<eksi
berulang. Kebanyakan pasien adalah perokok tembakau, dihirup dalam $ara
yang mirip dengan $erutu, tetapi tidak ada hubungannya dengan merokok yang
ditemukan untuk obstruksi aliran udara atau mortalitas.
Sejumlah penelitian, termasuk yang dengan $rossse$tional dan kasus/
kontrol desain, telah melaporkan hubungan antara paparan asap biomassa dan
bronkitis kronis atau penyakit paru obstrukti< kronik. "i 4epal, pre)alensi
bronkitis kronis adalah serupa pada pria dan 7anita ('(,9%), ini tidak akan
diharapkan jika merokok, menjadi rakyat biasa pada pria, telah menjadi
penyebab utama. &re)alensi bronkitis kronis juga lebih besar pada 7anita di
=adakh, di mana beberapa perempuan merokok, dan di &akistan. &aparan asap
biomassa telah dilaporkan lebih sering pada orang dengan obstruksi aliran udara
pada studi kasus/kontrol berbasis rumah sakit dan beberapa penelitian pada
masyarakat. "alam studi berbasis rumah sakit, obstruksi lebih sering parah dan
asosiasi dengan paparan yang kuat, rasio odds yang disesuaikan berada di
kisaran ',( / 9,8. Satu penelitian pada masyarakat melaporkan rasio odds yang
disesuaikan -,!, tetapi dalam penelitian spirometri$ perbedaan dilaporkan dalam
<ungsi paru/paru yang berhubungan dengan paparan asap kayu biasanya telah
relati< ke$il, mungkin men$erminkan pemilihan kasus jauh lebih parah dalam
penelitian pada rumah sakit. "i pedesaan 2eksiko penggunaan biomassa
dikaitkan dengan penurunan % di ;%E'5;EB, sedangkan peningkatan
konsentrasi partikel dapur '000 mg5m
0
dikaitkan dengan penurunan -% pada
;%E'. "i 1ndia, pasien yang menggunakan biomassa memiliki ;EB lebih
rendah dibandingkan mereka yang menggunakan minyak tanah, gas dan bahan
bakar $ampuran. &andey melaporkan hubungan paparan/respon dengan ;%E'
dan ;EB yang menurun sebagai jam paparan terlapor meningkat, itu tidak
signi<ikan se$ara statistik pada non/perokok. &engalaman dengan perokok
menunjukkan bah7a kurang dari '!% orang yang terpapar asap kayu mungkin
untuk mengembangkan penyakit paru obstrukti< kronik atau bronkitis kronis,
meskipun hal ini mungkin tergantung pada tingkat paparan.
&aparan biasanya diperkirakan dari kuesioner sebagai ada atau tidak
adanya, karena jam yang dihabiskan dekat dengan tungku kayu, atau sebagai
jam dikalikan dengan tahun pemaparan. &enelitian mengukur tingkat partikel
dalam dapur dikon<irmasi konsentrasi yang sangat tinggi, penilaian 7aktu
anggaran juga dibuat di salah satu penelitian ini. 4orboo melaporkan
penggunaan dapur dan hembusan pribadi tingkat karbon monoksida. 9ronkitis
kronis se$ara umum telah ditentukan oleh kuesioner, sementara spirometri telah
digunakan untuk menentukan obstruksi aliran udara dan penyakit paru
obstrukti< kronis. "alam banyak penelitian telah ada sedikit perhatian untuk
mengontrol kualitas.
"arakter#st#k kl#n#s &ar# )en*ak#t )aru')aru. &resentasi yang paling
umum di kedua komunitas dan penelitian rumah sakit rujukan orang de7asa
adalah penyakit saluran napas kronis, terutama bronkitis kronis. Ibstruksi aliran
udara dan sesak napas (dyspnoea) adalah tipikal dari pasien di rumah sakit
rujukan. Kegagalan pernapasan kronis mungkin terjadi pada pasien yang
memiliki obstruksi aliran udara yang parah bersama dengan hipertensi paru atau
gagal jantung kanan. "ari -9 pasien dengan bron$hitis kronik yang terkena asap
kayu, -0 memiliki tanda/tanda elektrokardiogra<i atau sinar/6 dada hipertensi
pulmonal. ;ungsi paru pada pasien yang datang ke rumah sakit rujukan
mungkin memiliki perubahan serupa dengan yang pada perokok, mulai dari
normal obstruksi aliran udara yang parah. 9eberapa pasien memiliki
karakteristik klasik em<isema tapi perubahan ketat juga telah dilaporkan. Sebuah
penelitian rumah sakit rujukan di 2eksiko tidak menemukan perbedaan yang
signi<ikan antara pasien dengan bron$hitis kronik yang terpapar asap biomassa
dan perokok tembakau dalam hal <ungsi paru/paru, gejala klinis atau <itur
radiogra<i.
Bukt# eks)er#mental &an )at$genes#s. %ksposur besar akut pada asap
kayu, seperti dalam kebakaran hutan, bisa $epat mematikan. Selain as<iksia dan
kera$unan karbon monoksida mungkin ada kerusakan parah pada epitel
pernapasan, dengan napas dan edema paru. "erajat paparan asap kayu pada
marmut menghasilkan bronkokonstriksi dan meningkatkan respon terhadap
paparan berikutnya. Setelah paparan asap kayu selama 0 jam sehari selama 0
bulan, guinea/pigs mengembangkan em<isema ringan. ,ikus yang terpapar asap
sebentar/sebentar kayu selama 8! menit setiap hari selama '! hari memiliki
bron$hiolitis mononuklear dan em<isema ringan, kondisi ini menjadi lebih parah
setelah paparan selama 00 dan ! hari. Sebuah paru/paru <ibrosis reaksi simulasi
silikosis telah diproduksi se$ara eksperimental pada he7an yang terpapar asap
kayu.
#da beberapa ketidakpastian tentang mekanisme dimana asap
menyebabkan em<isema dan penyakit saluran pernapasan. Stres oksidati< dapat
menjadi komponen, sebagai oksidasi radikal yang hadir dalam tembakau dan
asap biomassa dan yang dilepaskan oleh sel in<lamasi. ;aktor risiko untuk
penyakit paru obstrukti< kronik yang berhubungan dengan merokok tembakau
termasuk hiperreakti)itas bronkus, kerentanan genetik dan atopi, yang
semuanya bisa berlaku untuk paparan asap biomassa. Sebuah ke$enderungan
untuk penyakit paru obstrukti< kronis di kemudian hari bisa dihasilkan dari
gangguan pertumbuhan paru/paru pada bayi, yang menyebabkan penurunan
<ungsi paru/paru orang de7asa. &aparan asap tembakau atau asap biomassa
selama kehamilan dan masa kanak/kanak sehingga dapat meningkatkan risiko
penyakit tersebut.
"eposisi besar karbon di paru/paru (anthra$osis) terjadi se$ara konsisten
pada pasien terkena biomassa. 4e$ropsies perempuan bukan perokok dengan
$or pulmonale, sebagian besar dari mereka terpapar asap biomassa,
mengungkapkan bah7a semua memiliki em<isema, '' memiliki bronkiektasis, !
telah bronkitis kronis dan - menderita ,9B. 9eberapa penelitian telah
menggambarkan <ibrosis paru, menyerupai pneumokoniosis (reaksi kronis paru/
paru untuk menghirup debu, biasanya melibatkan <ibrosis), termasuk kasus
dengan <ibrosis masi< progresi<, dalam mata pelajaran terkena asap kayu.
&aparan debu organik atau anorganik dapat hidup berdampingan pada pasien,
tetapi bukti penyakit bronkial hadir dan dalam kebanyakan kasus dominan.
Silikosis non/kerja juga telah dilaporkan di negara berkembang dan dikaitkan
dengan badai pasir, tapi subyek sering juga terkena asap biomassa.
#da beberapa bukti bah7a paparan asap kayu dapat dikaitkan dengan
penyakit paru interstitial (radang struktur paru/paru menyebabkan <ibrosis) di
negara maju. "alam penelitian kasus/kontrol yang ke$il itu menemukan bah7a
pasien dengan <ibrosis kriptogenik al)eolitis memiliki probabilitas tinggi setelah
tinggal di sebuah rumah yang dipanaskan oleh kayu api. &aparan asap kayu
lebih mungkin dalam '0 kasus non perokok dengan eosinophili$ granuloma
dibandingkan 0. kontrol dengan penyakit paru/paru interstitial lain penelitian di
2eNi$o Bity (odds ratio !,., 9!% $on<iden$e inter)al P ',0/00). Kasus terkait
dengan paparan asap kayu juga menunjukkan S/'00 protein, sebuah penanda
penyakit.
Asma. Eariasi internasional dalam pre)alensi asma, bersama dengan
kenaikan baru/baru ini di banyak negara, telah mem<okuskan perhatian pada
peran polusi udara. &engaruh kompleks dari polusi udara pada pengembangan
asma adalah masalah kontro)ersi. Sementara beberapa menegaskan bah7a
polusi udara, termasuk asap tembakau lingkungan, dapat menjadi <aktor
kepekaan genetik indi)idu yang rentan terhadap alergen pada a7al kehidupan,
tinjauan sistematis baru/baru ini tidak mendukung pandangan ini sejauh asap
tembakau lingkungan yang bersangkutan. #da bukti lebih konsisten bah7a
polusi udara dan lingkungan asap tembakau memi$u asma pada indi)idu yang
peka.
"i negara berkembang, penelitian tentang asap biomassa dalam kaitannya
dengan asma pada anak/anak dan orang de7asa telah menghasilkan temuan
$ampuran. Sebuah sur)ei kuesioner anak/anak berusia 9/'- tahun di ,urki,
termasuk spirometri, menemukan bah7a pengguna batubara memiliki hari 5
malam yang lebih untuk batuk (p O0,0!) dan bah7a mereka yang menggunakan
tungku kayu bakar memiliki nilai terendah dari ;EB, ;%E', &%;3 (laju aliran
ekspirasi pun$ak) dan ;%;
-!
memaksa laju aliran ekspirasi pada -!% dari
)olume paru/paru), namun tidak ada penyesuaian untuk pembaur. Sebuah
penelitian kasus/kontrol $o$ok dari orang yang berusia ''/'8 tahun di pedesaan
4epal menemukan rasio odds yang disesuaikan dari -,0 (',-/,() untuk asma
antara mereka yang menggunakan kayu api atau kompor dibandingkan dengan
gas atau minyak tanah (S$hei, komunikasi pribadi). "i Jordania sebuah
penelitian $ross/se$tional <ungsi paru/paru pada anak usia ''/'0 tahun
ditemukan se$ara signi<ikan mengurangi ;EB, ;%E', &%;3 dan ;%;
-!/8!
untuk
paparan kompor kayu 5 minyak tanah dan asap tembakau lingkungan, namun
ada penyesuaian dibuat untuk <aktor pembaur. Sebuah studi kasus/kontrol
sekolah di 4airobi menemukan peningkatan paparan asap kayu pada penderita
asma.
9eberapa penelitian, bagaimanapun, telah melaporkan bah7a tidak ada
hubungan. Sebuah penelitain kasus/kontrol anak/anak berusia antara ' bulan
dan ! tahun yang dira7at di rumah sakit dengan asma di Kuala =umpur
menemukan bah7a penggunaan minyak tanah atau kayu kompor tidak
independen terkait dengan asma, tetapi bah7a ada hubungan antara kumparan
asap nyamuk dengan penyakit ini. 4oorhassim tidak menemukan hubungan
antara asma yang didiagnosis oleh dokter atau yang dilaporkan dan asap
biomassa dalam penelitian $ross/se$tional dari '.008 anak usia '/'- tahun di
2alaysia. Sebuah studi di perkotaan 2aputo tidak menemukan hubungan
setelah penyesuaian antara jenis bahan bakar dan mengi atau aliran pun$ak.
Qureshi tidak menemukan hubungan di pedesaan &akistan, meskipun jumlah
penderita asma adalah ke$il. ,emuan a7al dari studi $ross se$tional lain '.0!(
anak usia /. tahun di daerah pedesaan Guatemala, di mana metode
1nternational Study o< #sthma and #llergy in Bhildhood (1S##B) yang
digunakan, menunjukkan e<ek perlindungan yang mungkin terjadi. &enggunaan
perapian yang terbuka dikaitkan dengan penguragan risiko asma yang non/
signi<ikan (pre)alensi !,9% untuk perapian yang terbuka dibandingkan 8,0%
untuk semua subjek, rasio odds P 0.., 9!% $on<iden$e inter)al P 0,-'/',9').
4amun, ada perbedaan yang signi<ikan untuk latihan/indu$ed asma (pre)alensi
-,0% perapian terbuka )s jumlah total 0,8%, I3 P 0,-, 9!% B1: 0,-'/0,(-)
(S$hei, komunikasi pribadi).
Sebuah penelitian terhadap hampir -9.000 orang de7asa di pedesaan Bina
melaporkan bah7a rasio odds yang disesuaikan untuk mengi dan asma untuk
kelompok dengan pajanan kayu atau asap jerami adalah ',0. (','/',.') dan
',-8 (',0-/',!() se$ara berturut/turut. Sejak 90% dari sampel yang digunakan
kayu atau jerami untuk memasak hubungan dengan asma dipelajari antara 09%
perempuan dan -'% laki/laki terkena resiko. "emikian pula peningkatan rasio
odds dilaporkan bagi mereka yang menggunakan batubara untuk memasak.
,emuan $ampuran juga telah dilaporkan dari negara maju, beberapa studi
telah menemukan hubungan positi< dan beberapa telah ditemukan tidak ada
hubungan, seperti dengan anak/anak berusia !/9 tahun di Seattle. #da bukti
bah7a asap biomassa dikaitkan dengan penurunan risiko, men$erminkan
kemungkinan e<ek perlindungan. Eon 2utius menemukan risiko demam, atopi
dan reakti)itas bronkial akan berkurang pada anak/anak di pedesaan >erman
berusia 9/'' tahun yang rumahnya dipanaskan oleh batu bara atau kayu. 9ukti
serupa telah dilaporkan dari perkotaan #ustralia.
Se$ara keseluruhan, bukti bah7a terpapar asap biomassa dan asma di
negara/negara berkembang adalah terbatas dan tidak konsisten. 2eskipun asma
adalah kurang umum di kalangan penduduk pedesaan di mana bahan bakar
biomassa yang sebagian besar digunakan, tidak harus diasumsikan bah7a
paparan asap adalah pelindung dalam pengaturan ini.
"anker
"anker )aru')aru
#sap tembakau adalah risiko yang paling penting untuk kanker paru/
paru dan menjelaskan kebanyakan kasus di negara industri. "i negara
berkembang, non/perokok, sering pada perempuan, membentuk proporsi yang
jauh lebih besar pasien dengan kanker paru/paru. 9eberapa dua pertiga dari
7anita dengan kanker paru/paru di Bhina, 1ndia dan 2eksiko adalah non/
perokok. "i Bina, ratio odds untuk kanker paru/paru di kalangan 7anita yang
terpapar asap batubara di rumah, terutama yang dari apa yang disebut batubara
berasap, berada di kisaran -/.. 9atubara yang berasap telah ditemukan lebih
karsinogenik daripada batu bara bersih dan asap kayu saat diuji pada kulit tikus.
,idak ada hubungan yang telah dilaporkan antara kanker paru/paru dan
paparan asap kayu. ,ingkat kanker paru/paru di daerah pedesaan, di mana
paparan tersebut adalah umum, dan $enderung rendah. 1ni bisa disebabkan oleh
berbagai <aktor yang terkait dengan lingkungan pedesaan, dan tidak bijaksana
untuk menyimpulkan bah7a asap biomassa tidak meningkatkan risiko kanker
paru/paru, terutama karena ada paparan intens untuk dikenal oleh karsinogen
dalam asap biomassa. "i beberapa rumah, memasak selama tiga jam per hari
menghadapkan perempuan untuk jumlah yang sama ben?o KaL pyene seperti
merokok dua bungkus rokok sehari/hari. >ika paparan semua karsinogen dalam
asap kayu paralel paparan dengan partikel, memasak dengan kompor biomassa
tradisional setara dengan merokok beberapa batang rokok per hari.
Sebuah ri7ayat penyakit paru/paru sebelumnya merupakan <aktor risiko
untuk kanker paru/paru pada 7anita. "i negara berkembang, sebelumnya
penyakit paru/paru disebabkan tuberkulosis dan in<eksi paru/paru lainnya dapat
berkontribusi terhadap perkembangan kanker paru/paru pada orang yang tidak
pernah merokok. &enyakit paru obstrukti< kronis dikaitkan dengan peningkatan
risiko kanker, bahkan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan merokok
diperhitungkan. Cal ini menunjukkan baik bah7a ada paparan yang sejajar
dengan ra$un dan karsinogen paru/paru atau jaringan meradang kronis atau
$edera lebih rentan daripada jaringan normal untuk mengembangkan kanker.
#papun mekanismenya, paparan asap biomassa merupakan <aktor risiko
potensial untuk kanker paru/paru.
"anker nas$,ar#ng &an lar#ng
#sap biomassa telah terlibat sebagai penyebab karsinoma naso<aring,
meskipun ini bukan temuan yang konsisten. Sebuah penelitian kasus/kontrol di
9ra?il menemukan bah7a kanker mulut dikaitkan dengan tembakau, alkohol
dan penggunaan kompor kayu. &enelitian kasus/kontrol lain dari #merika
Selatan dari 8( kasus kanker mulut, <aring dan laring melaporkan rasio odds
yang disesuaikan -,.( (9!% $on<iden$e inter)al P -,-/0,0) untuk paparan asap
kayu dibandingkan dengan bahan bakar lebih bersih. Cubungan yang signi<ikan
yang ditunjukkan se$ara terpisah untuk mulut, laring dan <aring karsinoma dan
diperkirakan bah7a paparan asap kayu menjelaskan sekitar sepertiga dari
kanker saluran perna<asan dan pen$ernaan bagian atas di 7ilayah tersebut.
TB )aru
Sebuah analisis data pada -00.000 orang de7asa 1ndia menemukan
hubungan antara ,9 yang dilaporkan sendiri dan paparan asap kayu. Irang
yang tinggal di rumah tangga yang menggunakan bahan bakar biomassa
melaporkan ,9 lebih sering daripada orang yang menggunakan bahan bakar
bersih, dengan rasio odds dari -,!( (',9(/0,08) setelah penyesuaian untuk
berbagai <aktor sosial ekonomi. ,emuan ini mirip dengan sebuah penelitian di
1ndia utara, yang melaporkan hubungan antara penggunaan bahan bakar
biomassa dan ,9B yang dide<inisikan dengan tindakan klinis, meskipun
penyesuaian dibuat hanya untuk orang yang lanjut usia.
%<ek asap kayu ini dapat mengakibatkan pengurangan resistensi terhadap
in<eksi paru/paru. &aparan asap dapat mengganggu pertahanan mukosiliar paru/
paru dan menurunkan beberapa si<at antibakteri makro<ag paru/paru, seperti
anutan terhadap barometer, tingkat <agositik dan jumlah bakteri phago$ytosed.
&aparan kronis terhadap asap tembakau juga menurun imunitas seluler, produksi
antibodi dan kekebalan bronkial lokal, dan ada peningkatan kerentanan terhadap
in<eksi dan kanker. 2emang, asap tembakau telah dikaitkan dengan
tuberkulosis. 2eskipun imunosupresi luas tersebut belum dihubungkan dengan
asap biomassa, peningkatan risiko tuberkulosis $ukup terbayangkan.
#sosiasi ini, jika dikon<irmasi, akan memiliki implikasi besar bagi
kesehatan masyarakat. &aparan asap biomassa dapat menjelaskan sekitar !9%
kasus di pedesaan dan -0% kasus perkotaan tuberkulosis di 1ndia. &aparan
tersebut dapat menjadi <aktor tambahan dalam hubungan antara kemiskinan dan
,9B, sampai sekarang dijelaskan oleh malnutrisi, akses penduduk dan memadai
untuk pera7atan kesehatan.
Berat lah#r ren&ah &an kemat#an %a*#
"i pedesaan Guatemala, bayi yang lahir dari 7anita yang menggunakan
kayu bakar sebanyak .0 g lebih ringan (& O0,09) daripada mereka yang lahir
dari 7anita yang menggunakan gas dan listrik, setelah penyesuaian untuk <aktor
sosial ekonomi dan ibu hamil. 2eskipun kita tidak mengetahui adanya laporan
serupa lainnya, bukti yang berkaitan dengan perokok akti< dan asap tembakau
lingkungan yang kuat mengindikasikan kemungkinan e<ek ini, mungkin
dimediasi oleh karbon monoksida. Kadar karbon monoksida pada rumah yang
menggunakan bahan bakar biomassa adalah $ukup tinggi. 9erarti nilainya
kisaran -/jam di !/'0 ppm, berarti -0/!0 ppm atau lebih selama penggunaan
api, dan tingkat $arboNyhaemoglobin antara ',!% dan -,!% dan meningkat
menjadi '0% telah dilaporkan. ,ingkat ini sebanding dengan yang terkait
dengan paparan asap tembakau lingkungan, dan dalam beberapa kasus dengan
merokok akti<.
#da bukti yang mengaitkan polusi udara ambien dengan berat lahir
rendah, meskipun hanya satu penelitian telah melaporkan se$ara khusus
hubungan dengan karbon monoksida. "alam menilai potensi dampak kesehatan
masyarakat dari polusi udara dalam ruangan melalui e<ek ini, pada berat lahir
sangat penting untuk mengenali bah7a paparan yang terbesar di antara
perempuan miskin yang usia subur yang hidup dalam masyarakat di mana
sering ada pre)alensi tinggi dari berat badan lahir rendah.
Canya satu penelitian telah melaporkan hubungan antara kematian
perinatal dan paparan polusi udara dalam ruangan di negara berkembang,
dengan rasio odds ',! (',0/-,') untuk kelahiran setelah penyesuaian untuk
berbagai <aktor. Sebuah asosiasi uni)ariat dengan kematian neonatal dini tidak
bertahan setelah penyesuaian. 9ukti pendukung berasal dari luar penelitian
polusi udara. Sebuah penelitian di 2eNi$o Bity menguji hubungan antara
partikel halus dan angka kematian bayi. %<ek terkuat yaitu &2
-.!
pada 0/! hari
sebelum kematian, ketika meningkat '0 mg5m
0
dikaitkan dengan .,9% (9!% B1:
-,!/'',0) kelebihan angka kematian bayi. #ngka kematian bayi di #merika
Serikat menunjukkan kematian perinatal lebih terkait dengan tingkat &2
'0
tinggi
setelah penyesuaian: rasio odds ','0 (',0/','.) untuk kelompok polusi yang
tinggi (rata/rata ,! mg5m
0
) )ersus kelompok polusi rendah (rata/rata -0,. mg 5
m
0
). &ada bayi berat lahir normal, eksposur yang tinggi dikaitkan dengan
kematian perna<asan (rasio odds P ',0 (',0!/',(!)) dan sindrom kematian bayi
mendadak (S1"S) (rasio odds P ',-. (','/',09)). "i sisi lain, dalam sebuah
studi ekologi polusi dan lahir mati di 3epublik Beko, tidak ada hubungan yang
ditemukan antara setiap tindakan pen$emaran (,S&, SI-, 4IN) dan bayi lahir
mati, meskipun terkait dengan berat badan lahir rendah.
"atarak
&en$emaran disebabkan oleh penggunaan bahan bakar biomassa
menyebabkan iritasi mata dan dapat menyebabkan katarak. "alam penelitian
kasus/kontrol berbasis rumah sakit di "elhi penggunaan bahan bakar gas $air
dikaitkan dengan rasio odds yang disesuaikan 0,.- (0,/0,9() untuk katarak
sub$apsular kortikal, nuklir dan $ampuran, tetapi tidak posterior dibandingkan
dengan penggunaan kotoran sapi dan kayu. Sebuah analisis lebih dari '80 000
orang di 1ndia menghasilkan rasio odds yang disesuaikan untuk melaporkan
kebutaan parsial atau buta seluruhnya dari ',0- (','./',!0) dalam hal orang
yang terutama menggunakan bahan bakar biomassa dibandingkan dengan bahan
bakar lainnya, dan ada perbedaan yang signi<ikan antara laki/laki dan
perempuan dan antara penduduk perkotaan dan pedesaan. &enyesuaian telah
dibuat untuk sejumlah sosial ekonomi, perumahan dan )ariabel geogra<is,
meskipun kurangnya in<ormasi mengenai perokok, status gi?i, episode diare dan
<aktor lain yang mungkin mempengaruhi pre)alensi katarak. "i sisi lain,
pengklasi<ikasian metode kasar dapat diharapkan untuk menghasilkan
meremehkan e<ek.
&enelitian pada he7an telah menunjukkan bah7a asap kayu kondensat,
seperti asap rokok, merusak lensa pada tikus, menghasilkan perubahan 7arna,
kekeruhan dan puing/puing partikel. 2ekanisme ini diduga melibatkan
penyerapan dan akumulasi ra$un yang menyebabkan oksidasi. 9ukti yang
berkembang bah7a asap tembakau lingkungan yang menyebabkan katarak
adalah sangat mendukung.
,abel ' merangkum kemungkinan mekanisme yang polutan yang paling
penting dalam biomassa dan asap batubara dapat menyebabkan katarak dan e<ek
kesehatan lain yang ditinjau di atas.
,abel '. Mekan#sme $leh %e%era)a kun6# )$lutan &alam asa) &ar#
sum%er &alam neger# &a)at men#ngkatkan r#s#k$ masalah )erna)asan &an
masalah kesehatan la#nn*a
P$lutant Mekan#s
me
E,ek
)$tens#al
kesehatan
&arti$ules
(partikel ke$il
kurang dari '0
mikron, dan
diameter
khususnya kurang
dari -,! mikron
aerodinamis)
#kut: iritasi bronkial,
peradangan dan peningkatan
reakti)itas
2engurangi pembersihan
mukosiliar
2engurangi respon makro<ag
dan (:) 2engurangi imunitas
lokal
(:) 3eaksi ;ibrosis
2engi, eksaserbasi asma
1n<eksi pernapasan
9ronkitis kronis dan penyakit
paru obstrukti< kronik
%ksaserbasi penyakit paru
obstrukti< kronik
Karbon
monoksida
2engikat dengan hemoglobin
untuk memproduksi
hemoglobin karboksi, yang
mengurangi pengiriman
oksigen ke organ utama dan
janin yang sedang berkembang
9erat badan lahir rendah (janin
$arboNyhaemoglobin -/'0%
atau lebih tinggi)
&eningkatan kematian
perinatal
&olysy$lig
hidrokarbon
aromatik, misalnya
ben?o KaL pyrene
Bar$inogeni$ Kanker paru/paru
Kanker mulut, naso<aring dan
laring
4itrogen
dioksida
&eningkatan akut reakti)itas
bronkial
&aparan jangka panjang
2engi dan eksaserbasi asma
1n<eksi pernapasan
&enurunan <ungsi paru/paru
meningkatkan kerentanan
terhadap bakteri dan )irus
in<eksi paru/paru
pada anak/anak
Sul<ur
dioksida
&eningkatan akut reakti)itas
bronkial
>angka panjang: sulit untuk
memisahkan dari e<ek partikel
2engi dan eksaserbasi asma
%ksaserbasi penyakit paru
obstrukti< kronik, penyakit
kardio)askular
#sap
biomassa
kondensat
termasuk polisiklik
aromatik dan ion
logam
&enyerapan ra$un ke lensa,
menyebabkan perubahan
oksidati<
Katarak
Dam)ak kesehatan &ar# )$lus# u&ara &alam ruangan &# negara
%erkem%ang
Upaya telah dilakukan untuk mengukur dampak dari paparan polusi
udara, termasuk yang timbul dari polusi udara dalam ruangan, se$ara global dan
di 1ndia. Se$ara umum, dua pendekatan telah diadopsi (,abel -). 2eskipun
keterbatasan bukti, khususnya mengenai tingkat paparan dan estimasi risiko,
kedua metode telah menghasilkan perkiraan sangat konsisten dari hanya di
ba7ah - juta kelebihan kematian (,abel 0). Sebuah <aktor kesalahan dari dua
arah yang telah disarankan. Untuk 1ndia, Smith melaporkan antara '0.000 dan
!80.000 kematian prematur di antara perempuan de7asa dan anak usia di ba7ah
! tahun yang timbul dari paparan polusi udara dalam ruangan, berdasarkan data
pada risiko dan paparan terutama berasal dari penelitian yang dilakukan di
negara ini. Jang paling men$olok adalah kesimpulan dari peneitian ini yaitu
bah7a beban terbesar dari kematian timbul dari paparan dalam ruangan di
daerah pedesaan di negara berkembang. &erkiraan beban global penyakit
menunjukkan bah7a polusi udara dalam ruangan hanyabertanggung ja7ab
untuk di ba7ah % dari ketidakmampuan perkiraan dari tahun hidup yang
hilang, yang berarti bah7a konsekuensinya dapat dibandingkan dengan
penggunaan tembakau dan bah7a mereka hanya dilampaui oleh orang/orang
yang malnutrisi ('.%), air yang tidak aman dan sanitasi (9%) dan seks yang
tidak aman (%). Sejauh ini kontribusi terbesar dari ketidakmampuan kehidupan
yang telah disesuaikan yang hilang timbul dari in<eksi saluran pernapasan akut
karena tingginya insiden dan mortalitas mereka yang bertanggung ja7ab atas
kalangan anak/anak.
Pr$s)ek untuk #nter8ens#
,ujuan dari inter)ensi ini harus mengurangi paparan polusi udara dalam
ruangan, sementara memenuhi energi dalam negeri dan kebutuhan budaya dan
meningkatkan keamanan, e<isiensi bahan bakar dan perlindungan lingkungan.
1nter)ensi harus terjangkau, yang mungkin memerlukan peningkatan
pendapatan dan pengaturan kredit, dan harus berkelanjutan.
,abel -. R#ngkasan )en&ekatan untuk mem)erk#rakan kele%#han
kemat#an *ang &#se%a%kan $leh )a)aran )$lus# u&ara &alam ruangan
Met$&e !m#th Met$&e !6h/ela
3ata/rata risiko kematian per
unit meningkat pada konsentrasi
partikel ambien yang diterapkan untuk
jumlah populasi yang berisiko,
menggunakan in<ormasi berikut
&erkiraan risiko berasal dari penelitian di
perkotaan tentang pen$emaran lingkungan, dan
menghasilkan berbagai peningkatan ',-/,% per
'0 mg5m
0
&2'0.
,ingkat polusi diperoleh dari penelitian terhadap
rata/rata konsentrasi partikel di dalam ruangan di
perkotaan dan pedesaan di negara/negara maju
dan berkembang.
Sejumlah asumsi yang dibuat, termasuk: bah7a
estimasi risiko terendah (',-%) digunakan,
bah7a risiko di atas ini dibelah '!0 mg5m
0
,
bah7a tingkat &2'0 adalah !0% dari total
partikel tersuspensi, dan perkiraan risiko yang
berasal dari penelitian pengembangan negara
perkotaan yang berlaku untuk populasi lain.
#nalisis dilakukan di enam
daerah utama ekonomi, yang
menggunakan polusi udara (materi
partikel tersuspensi) data yang berasal
dari G%2S dan #21S dan perkiraan
peningkatan mortalitas yang
berhubungan dengan polusi.
>umlah orang yang beresiko ditentukan
berdasarkan nomor paparan pada tingkat rata/rata
tahunan dari materi partikel yang tersuspensi
melebihi pedoman MCI '9(8.
3ata/rata angka kematian5'00.000 ditentukan
tanpa pengaruh polusi udara (tingkat di ba7ah
pedoman MCI).
&erkiraan peningkatan kematian yang disebabkan
polusi udara diambil sebagai '00 mg5m
0
dari
partikel materi yang disuspensi, berdasarkan data
dari Bhina, %ropa ,engah dan ,imur dan %konomi
&asar yang mapan.
,abel 0. umlah kemat#an *ang &#se%a%kan )art#kel )$lus# u&ara
&alam ruangan4 &engan )eneta)ann*a
P
e
n
6

u
m
l
"ele%#han kemat#an &engan )engaturann*a
+kemat#an &an: &ar# t$tal-
Negara'
negara maju
Negara'
negara
%erkem%ang
#
)
t
a
a
h
k
e
m
a
t#
a
n
*
a
n
g
&
#
s
e
%
a
%
k
a
n
)
a
r
t#
k
e
l
)
$
l
u
s
#
u
&
a
r
a
&
a
l
a
m

r
u
a
n
g
P
e
r
k
$
t
a
a
n
P
e
&
e
s
a
a
n
P
e
r
k
$
t
a
a
n
P
e
&
e
s
a
a
n
a
n
S
m
i
t
h
.

0
.
0
0
0
'
.
(
0
0
.
0
0
0
-
!
0
.
0
0
0
0
0
.
0
0
0
-
,
(
j
u
t
a
-
0
%
.
8
%
9
%
'
%
S
$
h
7
e
l
a
0
.
0
.
0
0
0
'
.
(

9
.
0
0
0
!
'
'
.
0
0
0
,
a
k
-
,
8
j
u
t
a
'
0
%
.
(
%
'
9
%
t
e
r
h
i
t
u
n
g
&aparan dapat dikurangi dengan $ara meningkatkan penggunaan kompor,
perumahan yang lebih baik, bahan bakar bersih dan perubahan perilaku.
&embersih bahan bakar, khususnya gas petroleum $air, mungkin mena7arkan
pilihan jangka panjang terbaik dalam hal mengurangi polusi dan melindungi
lingkungan, namun sebagian besar masyarakat miskin yang menggunakan
biomassa tampaknya tidak akan mampu membuat transisi ke bahan bakar
selama bertahun/tahun.
&eningkatan penggunaan kompor biomassa telah memberikan hasil yang
ber)ariasi dan sering tidak berhasil. 4amun, e)aluasi masih sangat terbatas dan
belum mempertimbangkan berbagai kriteria yang diuraikan di atas. 2emang,
sampai saat ini, penekanan utama pada program kompor telah mengurangi
penggunaan kayu, dan akibatnya telah ada sedikit e)aluasi yang relati<
mengenai pengurangan eksposur. 4amun demikian, ada $ontoh program
kompor pedesaan dengan skala besar, misalnya di Bina. "alam program Bina,
yang dimulai pada tahun '9(0, kompor perbaikan telah dipasang di lebih dari
'8- juta rumah pada akhir '99!. &rogram yang lebih ke$il, misalnya di Kenya
bagian barat, se$ara antusias telah diadopsi, terutama karena partisipasi
perempuan lokal dalam konstruksi dan diseminasi. 2eskipun peningkatan
kompor mampu mengurangi polusi lingkungan dan eksposur pribadi, tingkat
residu untuk kompor yang digunakan se$ara teratur masih tinggi, terutama di
kisaran !00 sampai beberapa ribu mg5m
0
,S& atau &2
'0
.
3elati< sedikit in<ormasi yang tersedia tentang inter)ensi potensi jenis
lain, termasuk penggunaan pembersih bahan bakar, terutama bagi masyarakat
pedesaan yang miskin. Sebuah penelitian tentang pola penggunaan bahan bakar
rumah tangga setelah elektri<ikasi di 7ilayah tradisional pembakaran kayu dari
#<rika Selatan menunjukkan bah7a, sementara ada pergeseran penggunaan
listrik, bahan bakar yang lebih berpolusi terus digunakan, terutama untuk
memasak dan pemanasan. #lasan utama untuk tidak menggunakan listrik yang
berlebihan adalah biaya dan peralatan listrik, meskipun <aktor/<aktor lain,
seperti kebutuhan energi musiman dan keyakinan budaya, juga penting dalam
hubungan ini.
"i bidang pembangunan, energi rumah tangga lebih penting dari
kesehatan, lingkungan dan sudut pandang ekonomi. #kibatnya adalah bidang
yang sangat penting untuk inter)ensi, dan satu di mana teknis dan kebijakan
penelitian perlu terkait erat dengan pekerjaan pengembangan di berbagai negara
dan pengaturannya.
Pem%ahasan
Bukt# &alam e,ek kesehatan
,injauan dari e<ek kesehatan dari polusi udara dalam ruangan di negara/
negara berkembang menegaskan tentang tinjauan penemuan sebelumnya dan
memberikan bukti lebih lanjut dari asosiasi dengan berbagai masalah kesehatan
yang serius dan umum. Jang paling penting tampaknya pada masa akut in<eksi
pernapasan ba7ah, yang tetap pada satu penyebab paling penting dari kematian
anak/anak berusia di ba7ah ! tahun di negara berkembang. 4amun demikian,
bukti memiliki keterbatasan yang signi<ikan: dari kurangnya penelitian umum
untuk berbagai kondisi, kurangnya polusi 5 penentuan paparan, karakter
obser)asional dari semua penelitian, dan kegagalan penelitian yang terlalu
banyak untuk menangani se$ara memadai dengan para pembaur.
9eberapa penelitian itu telah mengukur polusi atau paparan yang
menyajikan kemungkinan kesalahan klasi<ikasi pada paparan yang serius,
berarti sangat sedikit in<ormasi yang tersedia untuk mengukur hubungan antara
tingkat paparan dan risiko. Cal ini memiliki implikasi yang penting untuk
menilai dampak kesehatan dari tingkat paparan di berbagai populasi, serta dalam
memperkirakan keuntungan kesehatan potensial yang mungkin timbul dari
pengurangan paparan dengan jumlah yang berbeda. Se$ara khusus, perlu di$atat
bah7a inter)ensi (terutama kompor) telah die)aluasi. ,ingkat residu polusi
masih jauh di atas yang ditunjukkan dalam pedoman kualitas udara saat ini.
Si<at pengamatan di kebanyakan penelitian menyajikan masalah dalam
kaitannya dengan pembaur sejak rumah tangga mengadopsi kompor yang
kurang berpolusi5 atau perilaku pada umumnya sehingga mengikuti
pengembangan keadaan sosial ekonomi mereka, yang sangat mempengaruhi
banyak hasil kesehatan. 1ni, bersama dengan penyesuaian yang memadai untuk
pembaur dalam proporsi penelitian yang besar, kemungkinan akan
menghasilkan perkiraan risiko bias.
2eskipun keterbatasan ini, maka bukti untuk dua kondisi yang paling
penting F in<eksi akut pada saluran pernapasan atas dan penyakit pernapasan
obstrukti< kronik / adalah hal yang menarik dan bernada sebab akibat, terutama
dalam hubungannya dengan temuan untuk asap tembakau lingkungan dan polusi
lingkungan. "engan hasil ini, kelemahan utama dalam bukti yang berkaitan
dengan kuanti<ikasi pada respon hubungan pemaparan. Untuk hasil kesehatan
lainnya, termasuk asma, otitis media, kanker paru/paru (terutama dalam
kaitannya dengan biomassa asap bahan bakar) dan naso<aring 5 laring kanker,
penyakit paru interstitial, berat badan lahir rendah, kematian perinatal, ,9B dan
katarak, bukti harus dilihat sebagai si<at sementara. 9ukti dari asosiasi dengan
penyakit kardio)askular belum ditinjau se$ara rin$i karena tidak ada penelitian
yang berhubungan dengan paparan asap biomassa di negara berkembang.
4amun, banyak bukti tentang dampak terhadap penyakit kardio)askular
partikulat dan polusi udara yang berbentuk gas di luar ruangan dan asap
tembakau lingkungan yang menunjukkan bah7a ini adalah daerah penting yang
berpotensi untuk pekerjaan di masa depan.
"es#m)ulan
&olusi udara dalam ruangan merupakan bahaya kesehatan masyarakat
yang utama untuk sejumlah besar masyarakat termiskin di dunia, orang yang
paling rentan dan mungkin bertanggung ja7ab untuk proporsi yang sama dari
beban global pada penyakit sebagai <aktor risiko seperti tembakau dan seks
tidak aman. Kontribusi terbesar terhadap hasil dari beban ini adalah dari masa
akut in<eksi saluran perna<asan ba7ah. 9ukti yang estimasi ini dibuat
berdasarkan, bagaimanapun, $ukup terbatas. Cal ini penting untuk memperluas
dan memperkuat bukti itu, terutama untuk kondisi yang paling umum dan serius
termasuk in<eksi pernapasan ba7ah akut dan tuberkulosis, untuk mengukur
eNposure, dan untuk memastikan bah7a pembaur ditangani se$ara memadai.
9eberapa penelitian tentang kesehatan yang dilakukan se$ara a$ak dan
terkontrol yang berdampak pada pengurangan paparan yang men$olok akan
memperkuat bukti, dan akan diterapkan di tingkat rumah tangga. Untuk kondisi
di mana bukti yang ada sangat terbatas (misalnya berat badan lahir rendah) atau
di mana periode panjang yang tersembunyi akan membuat inter)ensi pada
penelitian praktis (misalnya, tuberkulosis, katarak), penelitian obser)asional
lanjut yang diinginkan.
2eskipun bekerja pada inter)ensi untuk mengurangi pemaparan telah
memberikan hasil yang beragam, ada berbagai kemungkinan dan telah ada
beberapa keberhasilan baik dari segi pengurangan pemaparan dan serapan.
&engembangan dan inter)ensi pada e)aluasi harus mempertimbangkan banyak
aspek pasokan energi dari rumah tangga dan peman<aatannya, dan harus
men$akup penilaian polusi dan pengurangan pemaparan, e<isiensi bahan bakar
dan dampak terhadap lingkungan lokal dan global, keselamatan, kapasitas untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga, keterjangkauan dan keberlanjutan. #da
suatu kebutuahan untuk suaut kumpulan yang terkoodinasi dari komunitas
penelitian untuk mengembangkan dan menge)aluasi inter)ensi dalam berbagai
pengaturan, bersama dengan kebijakan ekonomi makro dan penelitian tentang
isu/isu di tingkat nasional, seperti insenti< harga bahan bakar dan $ara lain untuk
meningkatkan akses masyarakat miskin untuk bahan bakar yang bersih. >uga
dibutuhkan sebuah sistematis, pendekatan yang standar untuk tingkat
pemantauan dan ke$enderungan pemaparan dalam berbagai per7akilan kaum
misking di pedesaan dan populasi kota.
#khirnya, perlu diingat keterkaitan erat antara kemiskinan dan
ketergantungan pada polusi bahan bakar, dan akibat pentingnya pembangunan
sosial ekonomi, yang seharusnya menjadi inti dari upaya untuk men$apai
lingkungan rumah sehat.

Anda mungkin juga menyukai