Anda di halaman 1dari 18

PAPER MANAJEMEN PROYEK

PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP


Disusun oleh:
Fimalananda A I0611006
Larasati I0611010
Devy Herawati I0613009
Faisal Indra P I0613012
Septyani Widyastuti I0613035
PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2014
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
2
RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
A. Latar Belakang Rencana Pembangunan di Indonesia
Pembangunan nasional adalah rangkaian upaya pembangunan yang berkesinambungan
yang meliputi seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara, untuk melaksanakan
tugas mewujudkan tujuan nasional sebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan UUD Republik
Indonesia tahun 1945. Rangkaian upaya pembangunan tersebut memuat kegiatan pembangunan
yang berlangsung tanpa henti, dengan menaikkan tingkat kesejahteraan masyarakat dari
generasi demi generasi. Pelaksanaan upaya tersebut dilakukan dalam konteks memenuhi
kebutuhan masa sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk
memenuhi kebutuhannya.
Dengan ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman
penyusunan rencana pembangunan nasional dan diperkuatnya otonomi daerah dan
desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka untuk menjaga
pembangunan yang berkelanjutan, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sangat
diperlukan. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) yang memerintahkan penyusunan RPJP Nasional
yang menganut paradigma perencanaan yang visioner, maka RPJP Nasional hanya memuat
arahan secara garis besar.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional adalah dokumen perencanaan
pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintahan Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam bentuk visi, misi, dan arah pembangunan nasional untuk masa 20
tahun ke depan. Dokumen ini bersifat visioner dan hanya memuat hal-hal yang mendasar,
sehingga memberi keleluasaan yang cukup bagi penyusunan rencana jangka menengah dan
tahunannya.
RPJP Nasional digunakan sebagai pedoman dalam menyusun RPJM Nasional.
Pentahapan rencana pembangunan nasional disusun dalam masing-masing periode RPJM
Nasional sesuai dengan visi, misi, dan program Presiden yang dipilih secara langsung oleh
rakyat. RPJM tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang
merupakan rencana pembangunan tahunan nasional. Dalam rangka menjaga kesinambungan
pembangunan dan menghindarkan kekosongan rencana pembangunan nasional, Presiden yang
sedang memerintah pada tahun terakhir pemerintahannya diwajibkan menyusun RKP dan
Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) pada tahun pertama periode
Pemerintahan Presiden berikutnya.
RPJP Nasional juga digunakan sebagai acuan dalam merumuskan RPJP Daerah dengan
memperhatikan karakteristik dan potensi daerah. Kurun waktu RPJP Daerah sesuai dengan
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
3
kurun waktu RPJP Nasional. Selanjutnya RPJP Daerah tersebut dijabarkan lebih lanjut dalam
RPJM Daerah. Keterkaitan antar dokumen rencana pembangunan tersebut secara singkat dapat
dilihat pada gambar berikut.
Gambar 1. Skema Keterkaitan Dokumen Rencana Pembangunan di Indonesia
Namun dalam makalah ini hanya akan dibahas mengenai proses penyusunan dan
substansi dokumen rencana pembangunan jangka panjang di Indonesia secara umum. Proses
penyusunan meliputi: persiapan, penyusunan rancangan awal, pelaksanaan musrenbang,
perumusan rancangan akhir dan penetapan RPJP. Sedangkan substansi merupakan materi yang
tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang.
B. Proses Penyusunan RPJP
Proses penyusunan rencana pembangunan jangka panjang meliputi proses penyusunan
RPJPN dan proses penyusunan RPJPD. Berikut merupakan tahapan penyusunan dari masing-
masing dokumen perencanaan tersebut.
Proses penyusunan RPJPN:
1) PENYIAPAN RANCANGAN AWAL RPJP NASIONAL
Rancangan Awal RPJP Nasional disiapkan oleh Menteri dengan menggunakan antara
lain:
a. pemikiran visioner untuk periode jangka panjang berikutnya tentang kondisi
demografi, sumberdaya alam, sosial, ekonomi, budaya, politik, pertahanan dan
keamanan; dan
b. hasil evaluasi pembangunan sebelumnya.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
4
Rancangan Awal RPJP Nasional memuat rancangan visi, misi dan arah pembangunan
nasional yang merupakan penjabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintah Negara
Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Selanjutnya rancangan awal RPJP Nasional digunakan sebagai
bahan utama Musrenbang Jangka Panjang Nasional.
2) PELAKSANAAN MUSRENBANG JANGKA PANJANG NASIONAL
Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakan oleh Menteri untuk
menyempurnakan Rancangan Awal RPJP Nasional periode yang direncanakan.
Musrenbang Jangka Panjang Nasional diikuti oleh unsur-unsur penyelenggara negara
dengan mengikut sertakan masyarakat. Musrenbang Jangka Panjang Nasional didahului
dengan sosialisasi Rancangan Awal RPJP Nasional, konsultasi publik, dan penjaringan
aspirasi masyarakat. Musrenbang Jangka Panjang Nasional diselenggarakan paling
lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya periode RPJP Nasional yang sedang berjalan.
3) PENYUSUNAN RANCANGAN AKHIR RPJP NASIONAL
Rancangan akhir RPJP Nasional disusun oleh Menteri berdasarkan hasil Musrenbang
Jangka Panjang Nasional. Rancangan akhir RPJP Nasional tersebut, disampaikan kepada
Presiden untuk selanjutnya diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat sebagai
rancangan undang-undang tentang RPJP Nasional inisiatif Pemerintah paling lambat 6
(enam) bulan sebelum berakhirnya RPJP yang sedang berjalan.
4) PENETAPAN RPJP NASIONAL
RPJP Nasional ditetapkan dengan Undang-Undang. RPJP Nasional berfungsi sebagai
pedoman bagi penyusunan: visi, misi, dan program prioritas calon Presiden; dan/atau
RPJM Nasional. Arah pembangunan nasional dalam RPJP Nasional berfungsi sebagai
acuan bagi penyusunan RPJP Daerah Provinsi.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
5
Agar lebih mudah dalam memahami proses penyusunan RPJPN maka dapat dilihat dari
gambar berikut.
Gambar 2. Mekanisme Penyusunan RPJPN
Proses penyusunan RPJPD:
1) PERSIAPAN PENYUSUNAN RPJPD
Tahapan persiapan dilakukan untuk menyiapkan keseluruhan tahapan penyusunan
RPJPD provinsi dan kabupaten/kota.
a. Pembentukan Tim Penyusun RPJPD
Kegiatan pembentukan tim penyusun dimulai dari penyiapan rancangan surat
keputusan kepala daerah tentang pembentukan tim penyusun RPJPD provinsi dan
kabupaten/kota. Anggota tim berasal dari pejabat dan staf SKPD yang memiliki
kemampuan dan kompetensi di bidang perencanaan dan penganggaran, serta dapat
mencurahkan waktu dan konsentrasinya untuk menyusun RPJPD. Guna efektivitas
proses penyusunan dan kedalaman kajian maupun rumusan dokumen, tim
penyusun sebaiknya dibagi ke dalam beberapa kelompok kerja (pokja)
berdasarkan urusan atau gabungan beberapa urusan penyelenggaraan pemerintahan
daerah yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota, atau menurut
klasifikasi lainnya yang dapat mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan
tugas dan fungsi tim. Tugas tim penyusun RPJPD selanjutnya dijabarkan kedalam
agenda kerja, yang dijadikan sebagai panduan kerja mulai dari tahap persiapan
sampai dengan ditetapkannya rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD. Struktur
tim penyusun RPJPD sekurang-kurangnya sebagai berikut:
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
6
Penanggungjawab : Sekretaris Daerah
Ketua Tim : Kepala Bappeda
Wakil Ketua : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
Sekretaris : Sekretaris Bappeda
Anggota : Kepala SKPD sesuai dengan kebutuhan.
Tim penyusun RPJPD provinsi dan kabupaten/kota ditetapkan dengan keputusan
kepala daerah.
b. Orientasi mengenai RPJPD
Orientasi mengenai RPJPD kepada seluruh anggota tim perlu dilakukan. Hal ini
untuk penyamaan persepsi dan memberikan pemahaman terhadap berbagai peraturan
perundang-undangan berkaitan dengan perencanaan pembangunan nasional dan
daerah, keterkaitannya dengan dokumen perencanaan lainnya, teknis penyusunan
dokumen RPJPD, dan menganalisis serta menginterpretasikan data dan informasi
perencanaan pembangunan daerah yang diperlukan dalam menyusun RPJPD. Bahan
orientasi mengenai RPJPD, antara lain:
Peraturan perundang-undangan tentang keuangan negara; sistem perencanaan
pembangunan nasional; pemerintahan daerah; pengelolaan keuangan daerah;
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi
dan pemerintahan daerah kabupaten/kota; pedoman Evaluasi Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (EPPD); tahapan tata cara penyusunan, pengendalian dan
evaluasi pelaksanaan rencana penyelenggaraan daerah, dan tata cara pelaksanaan
evaluasi kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Panduan atau pedoman teknis terkait penyusunan RPJPD dan penyusunan anggaran.
Buku-buku literatur tentang perencanaan dan penganggaran.
c. Penyusunan Agenda Kerja Tim RPJPD
Rencana kegiatan tim penyusun RPJPD dijabarkan kedalam agenda kerja yang
dijadikan sebagai panduan mulai dari persiapan hingga ditetapkannya rancangan
Peraturan Daerah tentang RPJPD. Contoh agenda kerja penyusunan dokumen RPJPD
adalah sebagai berikut:
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
7
Tabel 1. Agenda Kerja Penyususnan RPJPD
d. Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi perencanaan pembangunan daerah merupakan unsur penting
dalam penyusunan rencana, karena akan menentukan kualitas dokumen rencana
pembangunan daerah yang akan disusun. Untuk itu, dalam rangka penyusunan
RPJPD perlu dikumpulkan data dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan.
Pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
1. Menyusun daftar data dan informasi yang dibutuhkan bagi penyusunan
RPJPD dan disajikan dalam bentuk matrik (check list) untuk memudahkan analisis.
2. Mengumpulkan data dan informasi yang akurat dari sumber-sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan.
3. Menyiapkan tabel-tabel/matrik kompilasi data yang sesuai dengan kebutuhan
analisis.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
8
Data dan informasi yang perlu dikumpulkan dalam proses penyusunan RPJPD, antara
lain: Peraturan perundangan terkait; Kebijakan-kebijakan nasional yang terkait;
Dokumen-dokumen (RPJPN, RTRWN, RPJMN, untuk penyusunan RPJPD provinsi;
RPJPN, RTRWN, RPJMN dan RPJPD provinsi untuk penyusunan RPJPD
kabupaten/kota; Hasil evaluasi RPJPD periode lalu) dan data statistik minimal lima
tahun terakhir.
2) PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RPJPD
Penyusunan rancangan awal RPJPD merupakan salah satu dari tahapan penyusunan
RPJPD. Rancangan awal RPJPD provinsi dan kabupaten/kota yang dilakukan
melalui dua tahapan rangkaian proses yang berurutan, mencakup: Tahap perumusan
rancangan awal RPJPD dan Tahap penyajian rancangan awal RPJPD. Tahapan
penyusunan rancangan awal RPJPD provinsi dan kabupaten/kota, dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar 3. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Provinsi
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
9
Gambar 4. Penyusunan Rancangan Awal RPJPD Kabupaten/Kota
a. Tahap Perumusan Rancangan Awal RPJPD
Perumusan isi dan substansi rancangan awal RPJPD sangat menentukan kualitas
dokumen RPJPD yang akan dihasilkan, mengingat cikal bakal perumusan
kebijakan perencanaan pembangunan jangka panjang daerah yang akan disusun
kedalam RPJPD, disiapkan pada tahap ini baik melalui pendekatan teknokratis
maupun pendekatan partisipatif. Dokumentasi perumusan dan keseluruhan tahap
perencanaan pembangunan daerah daerah dijadikan sebagai kertas kerja (working
paper). Suatu kertas kerja perumusan dan keseluruhan tahap penyusunan RPJPD
merupakan dokumen yang tak terpisahkan dan dijadikan sebagai dasar penyajian
(dokumen). Perumusan rancangan awal RPJPD provinsi dilakukan melalui
serangkaian kegiatan, sebagai berikut:
1. Pengolahan data dan informasi;
2. Penelaahan RTRW provinsi dan RTRW provinsi lainnya;
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
10
3. Analisis gambaran umum kondisi daerah provinsi;
4. Perumusan permasalahan pembangunan daerah provinsi.
5. Penelaahan RPJPN dan RPJPD provinsi lainnya;
6. Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah provinsi;
7. Perumusan visi dan misi daerah provinsi;
8. Perumusan arah kebijakan;
9. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan
10. Penyelarasan visi, misi, dan arah kebijakan RPJPD provinsi.
Sedangkan perumusan rancangan awal RPJPD kabupaten/kota dilakukan melalui
serangkaian kegiatan, sebagai berikut:
1. Pengolahan data dan informasi;
2. Penelaahan RTRW kabupaten/kota dan RTRW kabupaten/kota lainnya;
3. Analisis gambaran umum kondisi daerah kabupaten/kota;
4. Perumusan permasalahan pembangunan daerah kabupaten/kota;
5. Penelaahan RPJPN, RPJPD provinsi, dan RPJPD kabupaten/kota lainnya;
6. Analisis isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah kabupaten/kota;
7. Perumusan visi dan misi daerah kabupaten/kota
8. Perumusan arah kebijakan;
9. Pelaksanaan forum konsultasi publik; dan
10. Penyelarasan visi, misi, dan arah kebijakan RPJPD kabupaten/kota.
b. Tahap Penyajian Rancangan Awal RPJPD
Tahap ini pada dasarnya merupakan penyajian dari apa yang telah dihasilkan
dari tahap perumusan kedalam dokumen perencanaan. Tidak seluruh informasi
yang diolah dari hasilhasil analisis dan pembahasan/kesepakatan disajikan. Prinsip-
prinsip dalam penyajian adalah:
1. Semua informasi yang disajikan harus berkorelasi dan didukung dengan data
yang valid dari kertas kerja perumusan.
2. Informasi yang disajikan dapat merupakan keseluruhan bentuk pada tahap
perumusan (kertas kerja perumusan) atau sebagian menjadi yang dianggap relevan
disajikan.
3. Penyajian agar diperkaya dengan teknis presentasi yang baik, pilihan yang
kata yang sederhana dan mudah dipahami.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
11
3) PELAKSANAAN MUSRENBANG RPJPD
Musrenbang RPJPD merupakan forum musyawarah antara para pemangku kepentingan
untuk membahas dan menyepakati rancangan awal RPJPD. Tujuan musrenbang RPJPD
yakni untuk mendapatkan masukan dan komitmen para pemangku kepentingan
pembangunan sebagai bahan penyempurnaan rancangan awal RPJPD. Musrenbang
RPJPD dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun sebelum berakhirnya RPJPD
periode sebelumnya. Untuk optimalisasi pelaksanaan musrenbang RPJPD, tata tertib
pelaksanaan ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Musrenbang RPJPD
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: Persiapan musrenbang RPJPD dan
Penyelenggaraan musrenbang RPJPD.
a. Persiapan Musrenbang RPJPD. Dilakukan dengan kegiatan-kegiatan antara lain:
1. Menyusun jadwal dan agenda musrenbang RPJPD;
2. Menyiapkan materi bahasan dalam musrenbang RPJPD;
3. Mempublikasikan seluas-luasnya melalui sarana publikasi yang tersedia
terhadap pokok-pokok materi RPJPD yang akan dibahas dalam musrenbang
RPJPD;
4. Penyiapan pokok-pokok materi yang akan dipublikasikan, sekurang-
kurangnya mencakup hasil analisis isu-isu strategis daerah, rumusan visi dan misi
daerah dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;
5. Menghimpun saran dan tanggapan dari masyarakat terhadap pokok-pokok materi
dari hasil publikasi, sebelum musrenbang RPJPD dilaksanakan;
6. Mengumumkan secara terbuka jadual, tempat, dan agenda musrenbang RPJPD
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum pelaksanaan;
7. Menyiapkan fasilitator dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Memiliki persyaratan kompetensi dan kemampuan memimpin diskusi
kelompok;
b. Bertanggungjawab terhadap kelancaran proses pembahasan dan
pengambilan keputusan untuk menyepakati setiap materi yang dibahas;
8. Menyiapkan narasumber dengan memperhatikan antara lain:
a. Menyajikan/memaparkan berbagai kebijakan menjadi acuan, penyusunan
RPJPD serta penjelasan lainnya yang perlu diperhatikan terkait dengan materi
yang akan dibahas didalam musrenbang RPJPD;
b. Penentuan narasumber disesuaikan dengan kompetensi;
c. Untuk musrenbang RPJPD provinsi dapat mengundang akademisi,
pimpinan DPRD atau pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat menjadi
narasumber;
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
12
d. Untuk RPJPD kabupaten/kota dapat mengundang akademisi, pimpinan
DPRD kabupaten/kota atau pejabat provinsi dan dari kementerian/lembaga
tingkat pusat menjadi narasumber;
9. Merancang pembagian kelompok diskusi dan kriteria penajaman visi, misi
dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;
10. Pembagian kelompok diskusi memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat dibagi berdasarkan misi atau gabungan dari beberapa misi;
b. Jumlah kelompok diskusi dan fasilitator serta narasumber dapat disesuaikan
dengan kebutuhan;
c. Pembagian kelompok dan anggota kelompok diskusi mempertimbangkan
keseimbangan keterwakilan dari setiap unsur yang hadir (pembagian
anggota kelompok diskusi disesuaikan berdasarkan absensi/daftar hadir);
11. Menyusun pedoman penyelenggaraan musrenbang RPJPD termasuk panduan
diskusi kelompok, mencakup tata tertib sidang/diskusi dan kriteria penajaman
sasaran pokok arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah;
12. Mengundang calon peserta musrenbang RPJPD meliputi:
a. Musrenbang RPJPD provinsi terdiri dari Gubernur dan wakil Gubernur,
pimpinan dan anggota DPRD provinsi, Bupati dan Walikota serta Kepala
Bappeda kabupaten/kota, kepala SKPD provinsi, kepala instansi vertikal di
provinsi, akademisi, LSM/ormas, tokoh masyarakat, keterwakilan perempuan
dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan dan unsur
pengusaha/investor, serta pejabat kementerian/lembaga tingkat pusat sesuai
dengan kebutuhan; dan
b. Musrenbang RPJPD kabupaten/kota terdiri dari Bupati dan wakil
Bupati/Walikota dan wakil Walikota, pimpinan dan anggota DPRD provinsi,
Kepala Bappeda provinsi dan kabupaten/kota, kepala SKPD
kabupaten/kota, akademisi, LSM/ormas, tokoh masyarakat, keterwakilan
perempuan dan kelompok masyarakat rentan termajinalkan dan unsur
pengusaha/investor serta pejabat dari kementerian/lembaga tingkat pusat
sesuai dengan kebutuhan.
b. Penyelenggaraan Musrenbang RPJPD
Penyelenggaraan musrenbang RPJPD dilaksanakan guna membahas dan menyepakati
rancangan awal RPJPD, membahas dan menyepakati rancangan RPJPD antara lain
mencakup:
1. Penajaman visi dan misi daerah;
2. Penyelarasan sasaran pokok dan arah kebijakan pembangunan jangka panjang
daerah untuk mencapai visi dan misi daerah;
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
13
3. Penajaman sasaran pokok pembangunan jangka panjang daerah;
4. Klarifilasi dan penajaman tahapan dan prioritas pembangunan jangka panjang
daerah; dan
5. Membangun komitmen bersama antara pemangku kepentingan untuk memedomani
RPJPD melaksanakan pembangunan daerah.
Susunan acara pelaksanaan musrenbang RPJPD, antara lain sebagai berikut:
1. Acara pembukaan musrenbang RPJPD diisi dengan penyampaian sambutan dari
pejabat yang diundang sesuai dengan kebutuhan dan sekaligus acara peresmian
pembukaan musrenbang RPJPD oleh kepala daerah.
2. Rapat Pleno I
a. Pemaparan materi rancangan RPJPD, antara lain:
1) Isu-isu strategis pembangunan jangka panjang daerah;
2) Pemaparan rumusan visi dan misi daerah;
3) Pemaparan arah kebijakan dan sasaran pokok pembangunan jangka panjang
daerah.
b. Pemaparan materi lainnya disesuaikan dengan kebutuhan.
c. Tanggapan peserta atas materi yang dipaparkan.
3. Penjelasan panitia penyelenggara secara umum atau informasi penting lainnya
terkait dengan pelaksanaan diskusi kelompok musrenbang RPJPD.
4. Diskusi kelompok musrenbang RPJPD, untuk membahas materi rancangan RPJPD.
5. Rapat Pleno II Pemaparan hasil kelompok diskusi musrenbang RPJPD.
6. Rangkuman hasil rapat pleno I dan pleno II musrenbang RPJPD selanjutnya di
rumuskan ke dalam rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD
oleh tim perumus yang dipimpin oleh Kepala Bappeda.
7. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD beserta lampirannya
terdiri dari:
a. Rancangan berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD;
b. Daftar hadir peserta musrenbang RPJPD;
c. Rekapitulasi Hasil Pembahasan Kelompok Musrenbang RPJPD terhadap visi
dan misi daerah;
d. Rekapitulasi Hasil Pembahasan Sidang-Sidang Kelompok Musrenbang RPJPD
terhadap Sasaran Pokok dan Arah Kebijakan Pembangunan Jangka Panjang
Daerah;
e. Rekapitulasi hasil pembahasan sidang-sidang kelompok musrenbang RPJPD
terhadap tahapan dan prioritas jangka panjang daerah; dan
f. Kesepakatan hasil sidang kelompok musrenbang RPJPD.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
14
4) PERUMUSAN RANCANGAN AKHIR RPJPD
Rancangan akhir RPJPD dirumuskan berdasarkan berita acara kesepakatan hasil
musrenbang RPJPD. Rancangan akhir RPJPD yang telah disempurnakan berdasarkan
kesepakatan hasil musrenbang RPJPD. Rancangan akhir RPJPD yang telah
disempurnakan selanjutnya diajukan kepada kepala daerah untuk meminta
persetujuan dikonsultasikan kepada Menteri Dalam Negeri terhadap rancangan akhir
RPJPD provinsi dan kepada gubernur terhadap rancangan akhir RPJPD
kabupaten/kota.
a. Konsultasi Rancangan Akhir RPJPD
1. Setelah rancangan akhir RPJPD mendapatkan persetujuan dari kepala daerah
untuk dikonsultasikan kepada Menteri/Gubernur, Kepala Bappeda menyiapkan
surat kepala daerah perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD sebagai
berikut:
surat Gubernur perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD provinsi
kepada Menteri Dalam Negeri; dan
surat Bupati/Walikota perihal konsultasi rancangan akhir RPJPD
kabupaten/kota kepada gubenur.
2. Surat kepala Daerah perihal permohonan konsultasi rancangan akhir RPJPD
disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri/Gubernur paling lama 7 (tujuh)
hari sebelum konsultasi dilakukan.
3. Dalam surat permohonan konsultasi diberitahukan pokok-pokok substansi
materi yang perlu dikonsultasikan dan dilampiri dengan dokumen rancangan
akhir RPJPD beserta berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD serta hasil
pengendalian dan evaluasi kebijakan perencanaan pembangunan jangka menengah
daerah.
4. Konsultasi rancangan akhir RPJPD provinsi kepada Menteri Dalam Negeri
bertujuan untuk untuk memperoleh saran pertimbangan dari landasan hukum
penyusunan, sistematika dan teknis penyusunan, konsistensi menindaklanjuti
hasil musrenbang RPJPD provinsi, sinkronisasi dan sinergi, dengan RPJPN,
RTRW provinsi dan RPJPD dan RTRW provinsi lainnya.
5. Konsultasi rancangan akhir RPJPD kabupaten/kota kepada gubernur untuk
memperoleh saran pertimbangan dari landasan hukum penyusunan, sistematika
dan teknis penyusunan, konsistensi menindaklanjuti hasil musrenbang RPJPD
kabupaten/kota, sinkronisasi dan sinergi, dengan RPJPN, RPJPD provinsi,
RTRW kabupaten/kota serta RPJPD dan RTRW kabupaten/kota lainnya.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
15
b. Penyempurnaan Rancangan Akhir RPJPD Berdasarkan Hasil Konsultasi.
Gubernur menindak lajuti hasil konsultasi RPJPD Provinsi dengan Menteri Dalam
Negeri, dan Bupati/Walikota menindak lanjuti hasil konsultasi rancangan RPJPD
kabupaten/kota dengan Gubernur. Tindak lanjut dimaksud yaitu menyempurnakan
rancangan akhir RPJPD berdasarkan hasilhasil konsultasi yang disampaikan dengan
surat Menteri Dalam Negeri/Gubernur.
c. Melengkapi Sistematika Rancangan Awal RPJPD Menjadi Rancangan Akhir RPJPD
Penyajian rancangan akhir RPJPD disusun menurut sistematika yang telah
disusun sebagaimana disajikan pada rancangan awal RPJPD provinsi dan
kabupaten/kota. Kertas kerja yang muncul pada tahap penyusunan rancangan akhir
RPJPD sebagaimana dijelaskan pada subbab di atas menjadi dasar perubahan materi
terkait dari isi rancangan akhir RPJPD.
5) PENETAPAN PERATURAN DAERAH TENTANG RPJPD
a. Kepala daerah menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD kepada
DPRD untuk memperoleh persetujuan bersama, paling lama 6 (enam) bulan sebelum
RPJPD yang sedang berjalan berakhir.
b. Penyampaian rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD disertai dengan
rancangan akhir RPJPD yang telah dikonsultasikan dengan Menteri Dalam
Negeri/Gubernur disertai dengan:
berita acara kesepakatan hasil musrenbang RPJPD; dan
surat Menteri Dalam Negeri/Gubernur perihal hasil konsultasi rancangan akhir
RPJPD.
c. Mekanisme pembahasan dan penetapan rancangan Peraturan Daerah tentang
RPJPD sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
d. Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJPD provinsi dan Rancangan Peraturan
Daerah tentang RPJPD kabupaten/kota ditetapkan paling lama 6 (enam) bulan setelah
penetapan RPJPN, kecuali ditetapkan lain dengan peraturan perundang-undangan.
e. Peraturan daerah tentang RPJPD provinsi disampaikan kepada Menteri Dalam
Negeri paling lama 7 (tujuh) hari setelah ditetapkan untuk dievaluasi dan
Peraturan Daerah tentang RPJPD kabupaten/kota, disampaikan kepada gubernur
untuk dievaluasi dengan tembusan kepada Menteri Dalam Negeri.
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
16
C. Substansi RPJP
Hasil dari proses penyususnan RPJP tersebut, selanjutnya dituangkan dalam sebuah
dokumen perencanaan dengan penjelasan substansi yang terdapat dalam dokumen RPJPN
maupun RPJPD.
Substansi RPJPN:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi: pengantar tentang pentingnya RPJPN bagi Negara Indonesia,
pengertian RPJPN, maksud dan tujuan disusunnya RPJPN, landasan hukum RPJPN, serta
tata urutan atau sistematika penulisan bab dalam dokumen RPJPN.
BAB II KONDISI UMUM
Bab ini berisi kondisi saat ini, tantangan dan modal dasar yang dimiliki Indonesia baik dari
sisi: sosial budaya dan kehidupan beragama, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi,
sarana dan prasarana, politik, pertahanan keamanan, hukum dan aparatur, wilayah dan tata
ruang, serta sumber daya alam dan lingkungan hidup.
BAB III VISI DAN MISI PEMBANGUNAN NASIONAL
Dalam bab ini dicantumkan visi dan misi Negara Indonesia. Visi merupakan impian yang
hendak dicapai oleh Bangsa Indonesia. Visi ditetapkan berdasarkan kondisi bangsa saat ini,
tantangan yang dihadapi dalam 20 tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal
dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan berdasarkan amanat pembangunan yang
tercantum dalam Pembukaan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Sedangkan misi merupakan upaya-upaya yang harus dilakukan untuk mewujudkan
visi tersebut.
BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Berisis tujuan dan sasaran pembangunan jangka panjang Indonesia, arah pembangunan
jangka panjang, serta tahapan dan skala prioritas pembangunan jangka panjang pada tiap
tahapan RPJMnya.
BAB V PENUTUP
Substansi RPJPD:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, landasan hukum, hubungan antara
RPJPD dengan dokumen perencanaan lainnya, metode dan proses penyusunan, serta
sistematika RPJP Daerah.
BAB II KONDISI UMUMDAERAH
Bab ini berisi tentang gambaran kondisi geografis, gambaran kondisi perekonomian,
gambaran penyelenggaraan urusan pemerintahan pada bidang sosial dan budaya, bidang
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
17
ekonomi, bidang tata ruang, bidang sarana dan prasarana, bidang politik dan pemerintahan,
dan bidang sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
BAB III ISU PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG
Bab ini terdiri dari isu-isu strategis pembangunan jangka panjang yang dihadapi daerah
dalam pembangunan daerah sampai dengan akhir tahun perencanaan.
BAB IV VISI DAN MISI DAERAH
Bab ini menguraikan tentang rumusan visi dan misi jangka panjang daerah yang
merupakan cita-cita masa depan yang ingin dicapai oleh daerah tersebut pada akhir tahun
perencanan.
BAB IV ARAH KEBIJAKAN
Bab ini berisi tentang arah kebijakan pembangunan jangka panjang daerah yang merupakan
penjabaran visi dan misi dan sasaran pembangunan jangka panjang daerah yang ingin
dicapai sampai dengan akhir tahun perencanaan, dan pentahapan pembangunan jangka
panjang daerah yang terbagi menjadi empat tahapan lima tahunan, yaitu tahap I (lima tahun
pertama), tahap II (lima tahun kedua), tahap III (lima tahun ketiga), dan tahap IV (lima
tahun keempat).
BAB V KAIDAH PELAKSANAAN
Bab ini berisi tentang kedudukan RPJPD dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,
peran RPJPD dan syarat keberhasilan pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah
jangka panjang.
BAB VI PENUTUP
Untuk mengetahui perbedaan isi antara RPJPN dengan RPJPD maka dapat dilihat dalam tabel
berikut.
Tabel 2. Perbedaan isi RPJP Nasional dengan RPJP Daerah
PAPER MANAJEMEN PROYEK
PROSES PENYUSUNAN DAN SUBSTANSI RPJP
18
Tabel diatas menjelaskan perbedaan RPJP Nasional dan RPJP Daerah dari segi
substansinya. Perbedaan dari kedua dokumen tersebut terlihat dari muatannya, dimana
pada dokumen RPJP Nasional rencana yang dibahas adalah rencana secara makro yang
selanjutnya menjadi acuan bagi RPJP Daerah namun dengan beberapa pertimbangan
karakteristik kewilayahan dan lingkup rencana yang lebih detail (mikro).
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana Pembangunan Nasional.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
RPJPD Kota Blitar 2005-2025.
RPJPD Kabupaten Boyolali 2005-2025.

Anda mungkin juga menyukai