Kebocoran pasma dan ntrnsk koaguopat merupakan tanda
patoogs pada demam berdarah dengue (DBD). Int permasaahan yatu vruens vrus, penngkatkan antbod karena nfeks, stokn dan medator kma daam pengaturan aktvas kekebaan yang terbat daam patogeness DBD. Adanya kebocoran pasma yang nantnya mengharuskan merubah parameter soogs untuk mengetahu awa dar kebocoran pasma dan terap caran yang tepat. D ss an, perubahan daam ndeks hematoogs yang dhaskan dar koaguopat dapat menggoda dokter untuk memua modatas terap annya. Sebuah pemahaman yang ebh |eas tentang patogeness DBD dan apresas bahwa kedua perubahan patoogs mendasar berbag mekansme patogenk umum akan memudahkan keputusan daam tndakan dan menyadar keparahan penyakt. dengan demkan, thrombocytopaena, penurunan brnogen, dan thrombopastn tme parsa yang meman|ang pada awa per|aanan penyakt dkonotaskan sebaga keparahan penyakt dan dkut kebocoran pasma darpada membuktkan adanya perdarahan kns. deteks stokn pasma oeh mutpe bead mmunoassay bsa meengkap parameter kns daam mempredks penyakt yang berat pada awa per|aanan penyakt. Dengan demkan, MIP- menun|ukkan prognoss yang bak sementara IFN-yy menandakan penyakt berat. Infeks oeh saah satu dar empat serotpe vrus dengue (DENV) sebagan besar mash bersfat asmtomatk. Spektrum kns antara rentang ge|aa nfeks mua demam yang tdak bsa dbedakan (sndrom vrus), demam berdarah (DF), dan demam berdarah dengue (DBD) dengan peruasan syndrome dengue dengan organopathy yang tersoas (manfestas yang tdak basa). DF bsa tanpa perdarahan atau tanpa perdarahan, sedangkan DBD bsa tanpa syok atau syok, yatu dengue shock syndrome. krtera WHO untuk dagnoss kns DBD memerukan adanya demam akut dan berkesnambungan dar 2 sampa 7 har, manfestas perdarahan yang berhubungan dengan thrombocytopena (100.000 se / c.mm atau kurang) dan haemoconcentraton (hematokrt> 20% dar basene pasen atau penduduk usa yang sama). Manfestas perdarahan bsa terdapat d mukosa kut dan atau bahkan tes tournquet postf yang pang umum. Hepatomega ter|ad pada beberapa tahap DBD dan serng mengawa kebocoran pasma dan karenanya merupakan predktor awa yang mengakbatkan kebocoran pasma. DBD n pang serng terhat pada anak-anak dengan nfeks sekunder dengue tetap teah dcantumkan daam nfeks prmer dengan DENV-1 dan DENV-3, serta pada bay. bay yang teah mengakuss antbod dengue bu kemudan mengaam nfeks dengue. Permeabtas vaskuer yang ebh besar d antara anak-anak |uga bsa men|ad kontrbutor untuk penyakt yang ebh parah d kaangan anak-anak darpada orang dewasa. Stud epdemoogs dan seroog dakukan bak d thaand dan Kuba mendukung pentngnya nfeks dengue sekunder sebaga faktor rsko untuk DBD. Karena pengamatan pertama dengan Hastead et a. pada tahun 1970, DBD muncu daam stuas d mana terdapat ebh dar satu serotpe. beban penyakt dan epdem syok DBD beruang yang dsebabkan dnamka sosa dan berbaga faktor epdemoog sepert kepadatan tngg vektor, srkuas vrus yang tngg, dan popuas beresko nfeks sekunder berdasarkan paparan sebeumnya. Sean nfeks sekunder, penyakt krons sepert asma bronka dan dabetes teah dusukan sebaga faktor rsko untuk DBD. |uga, kut puth memk rsko ebh tngg terkena DBD dbandngkan kut htam. Vrus DENV-2 dkena untuk merepkas konsentras yang ebh tngg daam se darah perfer kut puth dbandngkan dengan orang kut htam. Hemostass abnorma dan kebocoran pasma adaah tanda utama daam patosoog DBD. Meskpun ebh dar setengah abad teah berau se|ak kebocoran pasma pertama ka ddentkas, mekansme yang tepat yang tetap sut dpaham. pada nfeks dengue faktor utama yang terbat daam perkembangan DBD darpada Dengue Fever reatf tdak berbahaya tetap faktor-faktor an sepert vruens vrus dan karakterstk host |uga pentng. Penyakt yang berat adaah has dar nteraks yang kompeks antara vrus dan respon mun yang dtmbukan oeh host dengan nfeks sekunder. Kebocoran plasma pada DBD 1. Patofisiologi. Kebocoran plasma spesifik untuk pleural dan permukaan peritoneal. Di DBD tidak ada vaskulitis dikarenakan tidak ada cedera pada dinding pembuluh darah, dan adanya kebocoran plasma dari kenaikan sitokin dalam permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya pergerakan albumin dan pengurangan resultan tekanan onkotik intravaskular mempermudah menghilangnya cairan dari kompartemen intravaskular. prinsip dasar Starling masih berlaku dalam menjelaskan ultrafiltrasi mikrovaskuler berdasarkan keseimbangan onkotik dan tekanan hidrostatik. amun glycocaly!, yang merupakan lapisan gelatin lapisan endotel pembuluh darah juga terlibat dalam mengendalikan gerakan cairan dengan aderensi molekul albumin dalam ke matriks, kerusakan yang menyebabkan hilangnya albumin ke dalam kompartemen ekstravaskuler. ". #munopatogenesis. Sistem kekebalan tubuh terlibat dalam patogenesis DBD karena kecenderungan peningkatan untuk perkembangan DBD dengan infeksi dengue sekunder. mekanisme kekebalan ba$aan yang terdiri dari jalur komplemen dan sel K serta mekanisme humoral dan cell%mediated immune mechanisms dalam menanggapi rangsangan antigen terlibat dalam manifestasi klinis. Komplemen aktivasi serta permeabilitas pembuluh darah dapat dipengaruhi oleh produksi virus seperti S1. &ekanisme imun yang berbeda dalam bentuk peningkatan antibodi mengarah ke respon sitokin berlebihan berdampak pada permeabilitas vaskuler Infeks dengan satu serotpe dengue memuncukan kekebaan terhadap serotpe tu tap tdak memberkan |angka pan|ang kekebaan protektf sang terhadap serotpe yang an. Infeks berkutnya dengan has serotpe yang berbeda daam mengkat vrus baru untuk menyeberang antbod non reaktf dar nfeks sebeumnya memfastas penyerapan oeh fagost mononukear memungknkan repkas vrus dperkuat. has penngkatan vra oad kemudan mendorong sebuah kaskade mmunopathogenc dan respon stokn berebhan yang dhaskan menyebabkan penngkatan sementara permeabtas mcrovascuar. Cara tepat d mana ter|ad perubahan permeabtas mkrovaskuer yang tdak |eas yatu ebh cenderung men|ad perubahan fungsona darpada kerusakan struktura, shok dengue cepat dpuhkan, dan |eas tdak ada peradangan daam permukaan yang bocor. Menambah kompekstas mekansme yang mendasar mmunopathogenc mengakbatkan perubahan permeabtas pembuuh darah merupakan usuan mekansme aternatf dmana mobsas serotpe crossreactve se memor T memcu peepasan medator boogs. Beberapa faktor an yang terbat daam orkestras n termasuk vruens vrus, mmkr moekuer, dan kompeks mun dan / atau peengkap dsreguas dmedas, dan predsposs genetk, yang semuanya teah terbukt berkoreas dengan keparahan penyakt. Sean tu, sebagan besar keanan munoog se|auh n ddentkas tdak berbeda secara substansa dar yang terhat pada nfeks an tanpa efek |eas pada permeabtas. Antbod Neutrasng adaah faktor kunc daam etopatogeness penyakt. Namun, respon mun seuer |uga pentng. Teah menun|ukkan bahwa memor dengue T respon mfost seteah nfeks prmer termasuk mfost T bak serotpe-spesk dan serotpe-crossreactve. NS3 proten tampaknya men|ad target utama CD4 + dan CD8 + T se. Stokn dapat menyebabkan kebocoran pasma sepert nterferon g, ntereukn (IL) 2, dan tumor necross factor (TNF) oo yang menngkat pada kasus DBD. |uga, nterferon yy menngkatkan penyerapan partke dengue dengan se target meau penngkatan reseptor se Fc. Stokn annya sepert IL-6, IL-8, dan IL-10 |uga menngkat. Sebuah proten 22-25 kDa teah dkatkan dengan patogeness DBD. Faktor stotoksk n mampu mengnduks penngkatan permeabtas kaper pada tkus dan mampu mereproduks pada semua es patoogs yang terhat pada manusa, dan teah terdeteks daam serum penderta DBD. Sebuah penetan terbaru teah menun|ukkan pro stokn pasma demam berdarah dar penduduk Bras yang terdeteks dengan mutpeks mmunoassay. MIP- dtun|ukkan sebaga penanda prognostk yang bak yang berbeda dengan IFN-yy yang dkatkan dengan penyakt berat. Kedua stokn berfungs untuk membedakan rngan dar kasus yang parah. In |uga teah menun|ukkan bahwa seama dengue pro stokn yang berbeda dapat dtemukan dan bervaras sesua dengan manfestas kns dtentukan. Stokn ddentkas oeh sstem mutpeks dapat mendukung dentkas awa pasen dengan prognoss terburuk dan dapat berkontrbus untuk pembentukan prosedur terap ebh mengarah dar yang sekarang. Meengkap aktvas akbat kompeks mun (vrus-antbod) atau aktvas kekebaan dan produks stokn |uga bsa terbat daam mekansme kebocoran pasma. Fragmen kompemen tertentu sepert C3a dan C5a yang dkena untuk menngkatkan permeabtas. NS1 antgen vrus dengue teah terbukt untuk mengatur aktvas kompemen dan karenanya bsa berperan daam patogeness DBD. |eas mekansme mmunopathogenc terbat daam kebocoran pasma dan koaguopat. Namun kekebaan aternatf |uga terbat daam peran protektf menambah kompekstas dan kerumtan patogeness DBD. Se NK daktfkan meepaskan granzm A, yang memk fungs cytoytc. MIP-1 dproduks oeh monost manusa dan se dendrtk serta se NK daktfkan dan mfost chemoattractant untuk se NK, memasuk tahap peradangan. mekansme n bsa memankan peran protektf daam mmunopathoogy DBD dan esens DENV oeh fungs NK angsung atau tdak angsung sehngga membatas repkas vrus dan dhadrnya Cascadng stokn dmedas kebocoran pasma. Se NK teah dkatkan dengan demam berdarah rngan. Daam rngkasan monost, makrofag, dan se dendrtk adaah target utama untuk DENV. Seama nfeks sekunder dengan serotpe DENV antbod nonneutrasng cross-reaktf yang berbeda mengkat DENV dan memfastas penyerapan meau reseptor Fc sehngga repkas vrus dtngkatkan. Beban antgen vrus yang ebh tngg yang dhaskan mengarah ke aktvas berebhan cross-reaktf se T spesk dengue. Medator boogs yang dkeuarkan oeh se T aktf serta se yang ternfeks vrus bersama dengan aktvas kompemen oeh proten vrus, dan kompeks mun yang terbat daam penngkatan permeabtas pembuuh darah dan koaguopat. medator boogs n mempengaruh has kns untuk sebagan varabe. sehngga IL-1, IFN-yy, IL-4, IL-6, IL-13, IL-7, dan GM-CSF berhubungan dengan manfestas kns yang parah sementara MIP-1 menngkat pada pasen dengan demam berdarah rngan. |eas dtanda thrombocytopaena pada pasen dengan penngkatan IL-1, IL-8, TNF-oo, dan MIP-1, sedangkan penngkatan kadar MIP-1 dan GM-CSF berkoreas dengan hpotens. 3. Manfestas hemoragk DBD. Patogeness perdarahan d DBD tdak |eas meskpun gangguan koaguas dengan bak daku memang ada. manfestas kns haemorrhagc berksar dar sebuah tournquet yang postf tes, kut petechae dan ekmoss ke epstakss, dan pendarahan gastrontestna yang parah. trombocytopaena adaah sebuah temuan yang konssten, sementara perpan|angan waktu thrombopastn parsa dan konsentras brnogen berkurang adaah bukt abnorma haemostatc dar awa daam per|aanan penyakt. keanan hematoogs tampaknya berkoreas ebh bak dengan tmng dan tngkat keparahan kebocoran pasma darpada manfestas kns haemorrhagc. Temuan terbaru menngkatkan kemungknan mekansme patogenk umum untuk kedua kebocoran pasma dan keanan pada ndeks hemostatk. Sfat dar koaguopat ntrnsk |eas awa daam per|aanan penyakt dan daam bentuk rngan dar dengue dapat dkacaukan oeh muncunya syok hpovoemk dan hpoksa d DBD dengan kebocoran pasma yang parah dengan kurang dar koreks optma. Trombocytopaena awanya karena penekanan sumsum tuang seama fase vraemc demam dar penyakt. Thrombocytopaena Progresf dengan penurunan suhu badan sampa yg norma has dar kehancuran trombost dmedas kekebaan tubuh. Kompeks Vrus-antbod teah terdeteks pada permukaan pateet dar pasen DBD menun|ukkan peran untuk kekebaan dmedas dar trombost teah hancur. Keengketan pateet terhadap se- se endote vaskuar dhaskan dar peepasan tngkat tngg pateet- actvatng factor oeh monost dengan nfeks sekunder heteroog |uga memberkan kontrbus terhadap thrombocytopaena. Namun berkoreas buruk dengan manfestas perdarahan. Perdarahan spontan teah |arang dengan htungannya dbawah 100.000 se / c.mm. Ha n sangat terkat dengan tngkat keparahan kebocoran pembuuh darah. Htungan d bawah 100.000 se / c.mm atau penurunan cepat daam |umah trombost dkatkan dengan penyakt berat. Peran dar gycocayx darpada se-se endote per se daam mengendakan utratras d mcrovascuature tersebut semakn daku dan n vvo stud hewan teah menun|ukkan permeas dar brnogen ke permukaan endote mrp dengan abumn. Fbrnogen pasma yang rendah terdeteks d DBD dengan demkan bsa men|ad cermnan dar pengurangan d daam ruang nterstsa daam pengaturan yang menngkatkan permeabtas pembuuh darah. Heparan sufat merupakan bagan ntegra dar gycocayx yang ketka rusak oeh respon stokn awa daam DBD dapat menu|u srkuas. Gangguan d kedua ndeks-ndeks haemostatc n pentng dan tdak mungkn untuk menyebabkan perdarahan spontan. Pendarahan dpcu oeh trauma, daam pengaturan n dar koaguopat. Pengembangan antbod berpotens ntas-reaktf terhadap pasmnogen bsa memk peran daam menyebabkan perdarahan d DBD. Namun stud yang berbeda teah menun|ukkan has yang bertentangan karena beberapa teah menun|ukkan sebuah aktvas dar brnoss sementara yang an teah menun|ukkan suatu hambatan dar |aur brnotk d DBD. 4. Se endote pada DBD. Pengetahuan Precse pada se|auh mana DENV mengnfeks se-se endote yang kurang sebaga beberapa stud teah berbcara mengena masaah daam fase vraemc dar penyakt. Meskpun DENV teah ternfeks se-se endote n vtro meragukan apakah tu mencermnkan efek daam nfeks pada manusa sebaga stud otops manusa yang terbatas, teah terdeteks hanya antgen dengue tetap tdak genom pada berbaga tpe se mua dar monost, se-se snusoda hat, makrofag aveoar, darah perfer, dan mfost mpa. Seberapa pentng temuan n daam patogeness tur kns tdak yakn sebaga beberapa stud teah menun|ukkan pembengkakan se-se endote tetap tdak kematan se atau vaskuts. Sementara yang an teah mendeteks apoptoss dar se- se endote d paru-paru dan mukosa usus daam kasus-kasus DBD fata, namun se|auh mana apoptoss beum ddokumentaskan. DENV mengubah permukaan endote, se produks proten, dan aktvtas transkrpsona. Ekspres dar ICAM-1 (nterceuar adheson moecue-1) dan beta-ntegrn pada endoteum vaskuar mkro oeh DENV teah daporkan. DENV |uga mempengaruh ekspres reseptor stokn. Ha n mungkn berkontrbus pada mekansme yang terbat daam kebocoran pasma d DBD. Peran se-se endote ternfeks DENV daam patogeness koaguopat d DBD adaah sama-sama menark. Terdapat penngkatan reguas dar pasmnogen |arngan, thrombomodun, pengaktfan protease reseptor-1, dan faktor |arngan reseptor meskpun terdapat downreguaton faktor |arngan dan nhbtor actvated proten C. 5. Impkas Kns Kasus DBD teah menngkat d masa au dan akan terus menngkat daam |umah d waktu yang akan datang sebaga DBD basa pada nfeks dengue sekunder. kemungknan nfeks dengue sekunder pada popuas tertentu dperkrakan akan menngkat karena tnggnya prevaens dugaan paparan sebeumnya terhadap nfeks dengue kns atau tanpa ge|aa berdasarkan data epdemoog terutama d daerah endemk DBD d duna. Meskpun kompekstas mekansme mmunopathogenc terbat daam penyakt parah, apa yang tak terhndarkan adaah bahwa semua pasen dengan DBD mengaam kebocoran pasma dan perkembangan yang akan berdampak pada has. Infeks dengue harus ddagnoss dn dan pada semua dokter pasen tersebut peru waspada dan waspada untuk mengdentkas pasen DBD awa pada awa kebocoran pasma sebeum ntervens yang tepat dengan terap caran b|aksana pada tahap n untuk mengmbang has yang merugkan dan memastkan has yang menguntungkan. Mekansme Immunopathogenc terbat daam DBD bsa berfungs untuk memenuh tantangan daam mengdentkas pasen fase demam yang bsa berperaku sepert DBD seama per|aanan penyakt. Daam konteks n u| bomarker spesk ddentkas daam dengue dapat berguna. Sementara MIP-1 menun|ukkan prognoss yang bak, IFN-yy menandakan penyakt berat. Dokter |uga harus mengharga bahwa kebocoran pasma dan gangguan ndeks hemostatk berbag mekansme mmunopathogenc umum. Gangguan pada ndeks hemostatk harus berkoreas dengan tngkat keparahan kebocoran pasma darpada kecenderungan manfestas perdarahan spontan. Pertmbangan tersebut akan berfungs untuk meengkap keakuratan predks dan dentkas pasen dengan penyakt berat. Integent apkas pengetahuan tersebut daam katannya dengan hubungan tempora per|aanan penyakt |uga akan memfastas pengamban keputusan ntervens dan menngkatkan ketepatan dan kesesuaan. dengan demkan, brnogen pasma rendah dan APTT berkepan|angan karena tdak adanya shock pada awa penyakt yang dharapkan pada DBD dan dnterpretaskan sebaga gemborkan kebocoran pasma dan memberkan gambaran tentang tngkat keparahan kebocoran. Sebaknya ndeks koaguopat yang sama harus memk nterpretas yang berbeda daam pengaturan shock karena efek hpovoema dan hpoksa bahkan kemungknan DIC terkat daam pengaturan tersebut. Thrombocytopaena pang bak dgunakan sebaga penanda penyakt berat saat tu adaah <100.000 se / c.mm atau ketka ada penurunan yang cepat. Kegunaannya sebaga ndkator prognoss seama penyakt darpada parameter untuk ntervens terapeutk. Menyadar koreas thrombocytopaena dengan perdarahan harus mengngatkan kns terhadap bahaya transfus trombost. Dokter |uga harus dngatkan bahwa stokn memankan peran yang berbeda daam patogeness DBD. Beberapa stmuas sementara yang an cenderung downreguate |arngan munoog. Perubahan pentng daam kesembangan stokn |ka terdapat kerugan, darpada has yang menguntungkan bsa dharapkan |ka kortkosterod dgunakan untuk munosupres ketka keputusan mana|emen tersebut ddasarkan atas pertmbangan mekansme munoog sebaga dasar yang mendasar patogeness DBD. Meskpun stokn yang terbat daam patogeness penngkatan permeabtas vaskuer adanya peradangan dan sfat sementara dar permeabtas dubah dengan kecenderungan untuk berhent spontan. Kebocoran pasma |uga menmbukan rasonatas menggunakan sterod dan agen ant-namas annya. Demam dengue (DF) dan Demam berdarah dengue (DHF)/Dengue Shock Syndrome (DSS) men|ad penyebab mortatas dan morbdtas d phpna. Dengue danggap endemk d phpnes dengan pengeompokan kasus dan wabah yang ter|ad pada nterva tdak terduga karena ketdakmampuan untuk mengontro dan mencegah penyakt n. Seteah penerbtan rst evdence based gudnes on DF/DHF pada tahun 2008 oeh Phpna Pedatrk Socety, WHO menerbtkan sebuah dokumen ber|udu "Dengue gudenes for dagnoss, treatment, preventon and contro new edton 2009". Pada dokumen n WHO Dengue Gudenes kut bergabung daam pubkas WHO dan Speca program penetan dan peathan penyakt tropca. 2009 WHO dengue Gudenes memperhatkan kaskas kasus dengue terbaru dan mana|emen dar dengue. Kedaruratan memerukan standar gudene mana|emen kns untuk pedatrc. Perbandngan dar WHO 1997/2011 dens kasus dan kaskas kasus untuk dengue dengan revs DOH kaskas kasus dengue (Tabe 1) WHO 1997/2011 dens kasus dengue dan tngkat keparahan Res DOH/PPS kaskas dan tngkat keparahan 2011 Dens kasus demam dengue Adanya 2 atau ebh tanda berkut: Sakt kepaa Retro orbta pan Arthraga Rash Manfestas pendarahan Leukopen dan Supportve seroog (recproca HL antbody tter >/= 1280, sebandng IgG assay ELISA tter atau tes IgM antbody(+) dar fase akut konvaesen specmen serum Konrmas: Kasus dkonrmas oeh krtera aboratorum Dens kasus untuk dengue tanpa warnng sgn Tngga atau mengun|ung dengue endemc area, dengan demam dtambah adanya dua dar: Nyer kepaa Body maase Myaga Arthraga Retro orbta pan Anorexa Nausea Muntah Dare Kut yang memerah Rash (peteke, herman sgn) Tournquet tes postf Dan Tes ab, adanya CBC (eukopen tanpa atau tdak dserta trombostopena) dan atau dengue NS1 antgen tst atau dengue IgM antbody test. Konrmas dengue: Isoas kutur vrus PCR Dens kasus demam berdarah dengue (DHF) Harus terdapat: 1. Demam, atau rwayat demam 2-7 har, bersfat bfasf 2. Adanya bukt pendarahan saah satunya: Tournquet tes postf Peteke, ekemoss, purpura Pendarahan mukosa, GIT, atau tempat yang an Hematemess atau meena 3. Thrombostopena (</= 100.000 ces/mm 3 ) 4. Adanya kebocoran pasma dkut penngkatan permeabtas vaskuer, manfestas saah satu dar: Dens kasus Dengue dengan warnng sgn: Tngga atau mengun|ung dengue endemc area, dengan demam antara 2-7 har dtambah adanya satu dar ge|aa: Nyer perut atau tenderness Muntah yang perssten Tanda tanda Akumuas caran Pendarahan mukosa Lethargy Pembesaran ver Panuruna atau tdak adanya produks urne ebh dar 6 |am Lab: penngkatan HCT dan atau penurunan pateet Konrmas dengue Isoas Kutur vrus PCR Penngkatan hematocrt equa ebh dar 20% dar rata rata dhat dar umur, |ens keamn, dan popuas Penurutan hematocrt dkut pergantan voume ebh dar 20% dar rentang norma Tanda tanda kebocoran pasma sepert efus peura, astes, dan hpoprotenema Dens kasus DDS Harus terdapat 4 krtera DHF dtambah adanya kegagaan srkuas yang dtanda adanya nad yang kurang dan emah DAN Narrow pue pressure (<20 mmHg) yang dtanda dengan hpotens dan akra dngn dan gesah. Dens kasus dengan dengu yang berat Tngga atau mengun|ung dengue endemc area, dengan demam 2-7 har dan apapun manfestas kns yang datas untuk dengue dengan atau tanpa warnng sgn, dtambah adanya: 1. Kebocoran pasma yang berat, dhat dar Shok Akumuas caran dengan respras dstress 2. Pendarahan yang berat 3. Kerusakan organ yang berat: Lver: AST/ALT >/= 1000 CNS: sezure |antung: Mocardts Kdney: gaga gn|a Grade DHF/DSS DHF grade 1 demam dserta tanda konsttusona non spesk dan ge|aa sepert anorexa, muntah, nyer perut; manfestas pendarahan hanya tes tournquet postf DHF grade 2 Pendarahan spontan dtambah manfestas kns grade 1 basanya terhat dkut atau pendarahan an (mucocutaneus), GIT DHF grade 3 (DSS) Manfestas kegagaan srkuas, nad yang cepat dan emah, dan penyemptan tekanan darah atau hpotens dengan akra dngn dan gesah DHF Grade 4 (DSS) Shock yang sangat serus dengan tdak terabanya tekanan darah atau denyut |antung Mana|emen caran demam dengue dan demam berdarah dengue. A. Mana|emen caran DF/DHF (tanpa warnng sgn) pasen yang tdak drawat nap o Mendapatkan cek darah engkap. Leukopena membantu membuat dagnoss secara dn dar nfeks dengue dan perode demam. Penngkatan HCT secara mendadak basanya damat secara bersamaan atau sesaat seteah penurunan |umah trombost. Hemokonsentras atau penngkatan HCT bukt adanya kebocoran pasma. o Pasen dengan DF/DHF Grade 1 yang tdak dterma, arutan rehdras ora harus dberkan sebaga berkut berdasarkan berat, menggunakan rekomendas saat n: (tabe 2) Berat badan Kg Caran yang dberkan ORS(Ora rehdras souton) >3-10 >10-20 >20-30 >30-60 100 m/kg/har 75 m/kg/har 50-60 m/kg/har 40-50 m/kg/har o ORS osmoartas rendah yatu sodum 50-70 mmo/ter o Mnuman tambahan (Na) <20 meqs tdak dberkan B. Mana|emen caran pasen yang drawat nap tanpa shock (DF/DHF grade -II atau dengue tanpa warnng sgn) o Pemerksaan darah engkap o Caran Isotonk (D5 LRS, D5 rnger Asetat D5 NSS/D5 0,9 NaC) sesua |ka DHF tanpa shock o Hanya memberkan sotonc sepert 0,9 % NaC (sane) atau rnger aktat dengan atau tanpa gukosa o Pada bay <6 buan, D5 0,45 NaC ebh bak (D5 0,45 NaC ebh bak dengan mencampur voume equa D5 0,9 Nac dan D5W). TIDAK MENGGUNAKAN caran hypotonc (sepert D5 0,3 NaC) o IVF mantenen menggunakan metode hoday and segar atau metode udan. Kakuas mantenen IVF Infuson (Hoday Segar) (tabe 3) Berat badan (KG) Tota kebutuhan caran 3-10 >10-20 >20 100 m/kg 1000 m + 50 m/kg untuk setap kg>10 1500 m + 20 m/kg untuk setap kg>20 o |ka pasen menun|ukan tanda dehdras sedang tetap tdak shok, memerukan voume tambahan dehdras sedang untuk mantenen caran dtambah tota kebutuhan caran o Kakuas kebutuhan voume caran ntravena untuk nfus: TFR(Tota ud requrement)= IFV mantenen + Caran tambahan dehdras sedang o Dmana voume caran untuk dehdras sedang Bay (umur </= 12 buan) 50 m/kg Anak (umur >12 buan)30 m/kg o Dberkan seama 24 |am Dperukan penaan uang perodk, tngkat caran harus dsesuakan dengan konds kns, vta sgn, urne output dan eve hematocrt. Parameter kns harus dmontor secara bak dan mengkoeraskan dengan hematocrt. In akan memastkan hdras yang adekuat, menghndar kekurangan dan keebhan caran. o |ka pasen menun|ukan tanda perburukan, hat mana|emen kompensas atau hypotensve shok. o Untuk menghtung kebutuhan caran dengan pasen overweght menggunakan berat badan dea o Caran Mantenen tdak boeh meebh 3 ter per har. C. Mana|emen caran dengan pasen yang d rawat nap dengan warnng sgn (tanpa shock) o Memerukan pemerksaan Darah engkap dan gua darah sebeum terapy o Hanya memberkan caran sotonc sepert 0,9% NaC (Sane) atau RL dengan atau tanpa gukosa o Untuk bay <6 buan, D5 0,45 NaC ebh bak dan |ka ada (D50,45 NaC persapkan untuk campuran voume equa D5 0,9 NaC dan D5W o Dapat dberkan gucose IVF (D%) |ka konds: Gua darah <80 mg/d |ka Gua darah tdak ada dan pasen tdak mau makan tan terhat emas o Infus rate: Dmua 5-7 m/kg/|am daam 1-2 |am, au Dturunkan 3-5 m/kg/|am daam 2-4 |am, au Dturunkan 2-3 m/kg/|am atau kurang dsesuakan dengan respon kns o Memerksa uang status kns dan uang pemerksaan darah engkap o |ka has hematocrt sama atau hanya menngkat sedkt, an|utkan pemberan caran (2-3 m/kg/|am) seama 2-4 |am o |ka vta sgn memburuk dan penngkatan hematocrt yang cepat, tngkatkan caran 5-10 m/kg/|am seama 1-2 |am Perksa uang status kns, htung uang hematocrt dan hat kemba caran nfus. Berkan voume mnmum caran ntravena yang dbutuhkan untuk mempertahankan perfus dan urne output sebesar 0,5 m/kg/|am. Caran ntravena basanya dperukan hanya 224-48 |am. Penuruna caran ntravena |ka ter|ad penurunan kebocoran pasma dan akhr dar masa krts. Dapat dhat dar: Urn output dan atau ntake caran ora adekuat, atau Penurunan HCT setara dengan na stab pasen Investgas ab (ABCS) harus dakukan dkedua kasus shok dan non shok |ka tdak ada perbakan meskpun memada caran penggant.(tabe dbawah) Investgas ab (ABCS) pasen dengan shok atau memk kompkas dan pada kasus tanpa perbakan kns meskpun caran penggant adekuat (tabe 4). Sngkatan Investgas ab Catatan A-Acdoss Gas darah (caper atau vena) Indkas shok yang berkepan|angan. Mehat adanya keterbatan organ; fungs hat dan BUN, creatnn B-Beedng Pemerksaan darah engkap |ka HCT menurun berbandng dengan na sebeumnya atau tdak ada kenakan akukan cross- match untuk memungknkan tranfus darah. C-Cacum Eektrot, Ca++ Hpokaem dtemukan pada setap kasus DHF tetap bersfat symptomatc. Pada beberapa kasus yang berat, supemen Ca dberkan sesua ndkas 1m/kg dberkan 2 ka secara IV perahan dapat duang setap 6 |am (max dose 10 m Ca Gukonat) D-Bood sugar Gua darah Pada kasus DHF yang berat terdapat nafsu makan yang rendah bersamaan dengan muntah. Ha n mengganggu fungs ver yang dapat menyebabkan hpogkem. Beberapa kasus dapat d|umpa hpogkem D. Mana|emen pasen rawat nap dengan kompensas shok(DHF grade III) E. Mana|emen caran untuk pasen rawat nap dengan hpotens shock (DHF Grade IV/DSS) Penaan hemodnamk: rangkaan perubahan hemodnamk tabe 5 Parameters Konds stab Kompensas shok Shok hpotensv Sensorum |eas dan |ernh |eas dan |ernh Perubahan status menta (gesah dan agresf) CRT Cepat (<2dtk) Lambat (>2dtk) Sangat ambat, kut berbntk Ekstremtas Hangat dan pnk Perfer dngn Dngn dan embap Perphera puse Voume bak Lemah dan thready Lemah dan tdak ada Heart rate Norma sesua usa Takkard Takkard yang berat dengan bradkard d akhr shok Tekanan darah Norma sesua umur Nad norma Tekanan sesua umur Norma tekanan sstok tetap penngkatan tekanan dastoc. Penyemptan tekanan darah. Postura hpotens Penyemptan tekanan darah (<20 mmHg). Hpotens. Tdak teraba BP. Metabok asdoss Respratory rate Norma for age Takpnea Hperpnea, kusmau Catatan 1. WBC bsa sa|a men|ad norma atau dengan predomnant neutroph d awa fase demam. Sean|utnya WBC dan neutroph akan menurun pada akhr demam. Leukopena basanya ebh duu muncu atau penngkatan HCT akan membantu mempredks perode krts dar kebocoran pasma. Kenakan HCT yang mendadak basanya dapat dhat pang sedkt daam waktu 48 |am bersamaan dengan penurunan pateet. Hemokonsentras dapat d|umpa dengan kenakan HCT merkpun hydraton. Hemokonsentras atau penngkatan HCT men|ad bukt adanya kebocoran pasma. |ka darah engkap tdak segera terseda, na status hemodynamc dar pasen d tabe 5 2. Mena penngkatan harus ddasar 7 parameter: status menta, heart rate, tekanan darah, resprator rate, CRT, perphera bood voume, ekstremtas yang d deskrpskan pada tabe 5 3. Crstaod (Rnger Laktat atau 0,9 NaC soutons) teah menun|ukan keamanan dan efektvtas dbandngkan dengan cood soutons (dextran, starch, atau geatn) daam mengurang kekambuhan shok dan mortaty. crystaod sebandng dengan kood daam ha |umah caran yang dgunakan daam resustas dan untuk menyeamatkan caran dan duretc sehngga harus dgunakan daam rst ne resustas caran dengan shok dengue yang parah. Dbandngkan dengan krstaod, kood berhubungan dengan penngkatan rsko reaks aerg dan manfestas pendarahan baru dan ebh maha. meskpun ada data yang cukup untuk memastkan keuntungan dar satu |ens caran daam kasus dengue shok yang parah (DBD grade IV) atau shok hpotens (terkompensas), coods dapat dgunakan pada penderta yang saat n dengan ketdakstaban hemodnamk dan caran penyeamatan pada mereka yang status cardovaskuer tdak membak seteah resustas caran awa. a. Crstaod . 0,9% sane (norma sane)/NSS Pasma kord norma berksar antara 95-105 mmo/L. 0,9 % sane phan yang cocok untuk awa resustas caran, tetap daam voume yang besar 0,9 % sane dapat menyebabkan hperkoremc asdoss. Hperkoremc asdoss dapat memperburuk atau membuat bngung asdoss aktat dar syok berkepan|angan. Montorng eve korda dan aktat akan membantu untuk mengdentkas masaah n. |ka serum korda meebh batas norma, sebaknya menggant caran aternatve sepert rnger aktat. . Rnger aktat Rnger aktat memk kadar sodum yang rendah (131mmo/L) dan korda (115mmo/L) dan osmoatas 273mOsm/L. n tdak men|ad phan untuk resustas pasen dengan hponatrem yang berat. Namun, n men|ad sous phan dar 0,9 Sane dan serum korda meebh norma. RL harus dhndar pada gaga hat dan pasen yang memaka metformn dmana metabosme aktat mungkn akan terganggu. b. Kood . Tpe dar kood yatu geatn, dextran dan stach. saah satu perhatan terbesar mengena penggunaan mereka dampaknya terhadap koaguas. . Dextrans mungkn mengkat faktor von Webrand / Faktor VIII kompeks dan pang merusak koaguas. Namun, n tdak damat untuk memk sgnkans kns pada resustas caran pada shok dengue. Dextran 40 berpotens dapat menyebabkan rena n|ury pada pasen hpoveemk. Doss maksmum dar dextran 40-30 m/kg/har dan untuk vouven doss maksma 50 m/kg/har. Geatn memk sedkt efek pada koaguas dantara semua kood tetap memk rsko tertngg ter|adnya reaks aerg 4. Inotropes Penggunaan notropes harus dputuskan hat hat dan harus dmua seteah voume caran adekuat teah dberkan. 5. Hpotens ddenskan sstok <90mmhg atau mean artera pressure <70 mmHg pada dewasa atau tekanan sstok menurun >40 mmHg dar <2 standar devas dbawah rentang umur; pada anak anak dbawah 10 tahun menghtung takanan sstok dapat menggunakan rumus: tenanan sstok+70 +(umur daam tahunx2) mmhg 6. Urn output Produks urn yang bak menun|ukan voume srkuas cukup dan mungkn dgunakan untuk menuntun adanya penurunan |uman caran yang dberkan. Pengeuaran norma urn yang adekuat 1m/kg/|am dan urne specc gravty yatu 1020 . namun pada WHO dengue gudenes, pengeuaran urn 0,5 cc/kg/|am mash dterma dan mungkn men|ad phan untuk menghndar kemacetan pada per|aanan penyakt. Montor pengearan urn per|am sampa pasen bebas dar shok au observas 1-2 |am untuk memungknkan adanya akut kdney n|ury/ akut rena faure harus dperhatkan. Mana|emen caran pada kasus dengan keebhan caran, encepaopat, dan myocarda dsfungs 1. Keebhan caran a. Lhat kemba pemberan caran ntravena. Stop pemberan caran hypotonc. b. Lhat dan perksa ABCS (hat tabe 4) c. Masukan kateter urn untuk montor urn per|am d. Pada stadum awa keebhan caran: . Gant caran krstaod men|ad kood untuk nfus bous 10m/kg, tdak dgunakan tota day dose (Dextran 40 tota day dose 30 m/kg/har atau vouven tota day dose 50 m/kg/har) e. Pada stadum an|ut keebhan caran . |ka vta sgn stab berkan Furosemd IV 0,5-1 mg/kg/dose au montor vta sgn setap 15 ment daam satu |am sampa efek furosemde terhat . |ka shok meskpun tanda kns dan symptom keebhan caran berkan 10 kg/kg/|am kood |ka Tekanan darah stab, berkan furosemde IV 0,5-1 mg/kg/dose dan|utkan dengan nfus dextran sampa seesa. Turunkan caran IV 1m/kg/|am |ka tekanan darah tdak stab, ha ABCS dan ketdak sembangan eektrot . Dapat dberkan furosemde uang |ka tdak ada pengeuaran urn v. chek status voume ntravaskuer. Mempertmbangkan persapan CVP(Centra venous pressure) v. chek status gn|a untuk mehat gaga gn|a, |ka terdapat, ru|uk untuk dakukan dayss. 2. Encheopaty a. Pertmbangkan pasen dengan DF/DHF dengan rwayat konvus dan atau koma. b. Dapat dhat dar pendarahan ntracrana, kemacetan yang dasosas dengan DIC, abnorma metabos (hponatrem), atau hepatc encephaopathy c. Mana|emen hepatc enchepaopaty . Menurunkan caran ntravena, tota caran ebh rendah 80% dar mantenen . Kasus dengan kebocoran pasma berat, berkan kood |ka HCT menngkat . Pemberan furosemde |ka keebhan caran v. Posskan kepaa 30 dera|at v. Berkan terap O2 untuk mantenen oksgenas v. Intubas dn untuk menghndar hpercarba dan mendung |aan nafas v. Penurunan produks ammona; berkan 5-10 m setap 6 |am; antbotka sstemk untuk menurunkan ora usus v. Pertahankan gua darah 80-100 mg/d x. Koreks asam basa dan eektrot mbaance(koreks hpo/hpernatrem, hper/hpokaem, hpokasem, asdoss) x. Berkam IV Vt K: 3mg <1 tahun, 5 mg <5tahun, 10 mg >5tahun dan pasen dewasa. x. Tranfus darah, ndkas fresh packed red ces. Hndar tranfus pateet dan fresh frozen pasma karena dapat menyebebkan keebhan caran dan menyebabkan penngkatan ntracrana x. Antkonvusan dberkan untuk mengontro sezure: phenobarbta, Dantn, dan dazepam x. Terap antbotc emprs untuk suspek nfeks bakter xv. H2 boker atau proton pump nhbtor dapat dberkan untuk merngankan pendarahan GI xv. Hndar obat yang tdak peru, merngankan metabosm hat xv. Pertmbangkan pasmapheress atau hemosasa atau rena repacement therapy pada kasus dengan kemerosotan kns. 3. Krtera untuk pemuangan pasen a. Cnca . Tdak demam seama 2 har . Penngkatan status kns(keadaan umum bak, hemodynamc status, tdak ada dstress pernafasan, nafsu makan bak) . Mnma 2-3 har berau seteah pemuhan shok b. Lab . Penngkatan pateet . Hematocrt stab tanpa caran ntravena. Penutup Kebocoran pasma dan koaguopat adaah perubahan patoogs yang mendasar yang bertanggung |awab untuk manfestas kns, morbdtas, dan mortatas pada DBD. Sebuah nteraks yang kompeks antara mekansme munoog dengan faktor vrus dan host yang terbat daam patogeness. Kedua mekansme mun humora dan se-dmedas akhrnya mengakbatkan peepasan stokn yang bertanggung |awab untuk perubahan permeabtas mkrovaskuer seektf dan kebocoran pasma yang dhaskan. Kebocoran pasma berangsung bak cepat atau ambat berhent sepenuhnya dan dduga seteah 24 sampa 48 |am onset, menngkatkan kemungknan adanya mendasar perubahan fungsona darpada kerusakan struktura dan peradangan pada pembuuh darah. pengaruh DENV pada se endote yang mungkn angsung atau tdak angsung meau peepasan medator dar se-se kekebaan yang ternfeks. Perubahan daam ekspres moeku adhes, enzm, dan reseptor stokn pada se endote yang terbat daam menngkatkan permeabtas pembuuh darah serta aktvas sstem koaguas. dua atrbut mendasar patoogs pada DBD adaah kebocoran pasma dan koaguopat ntrnsk. kesembangan hdrostatk dan onkotk tekanan pentng daam kebocoran pasma. Namun gycocayx |uga memankan peran pentng daam uks uda. perembesan brnogen terepas dar abumn ke daam matrks, serta peepasan heparan sufat dar permukaan yang bak berdampak pada kebocoran pasma dan koaguopat ntrnsk. pengakuan peran penanda boogs pada mekansme patogen dapat memk mpkas |auh merah dagnostk dan terapeutk. Dokter harus berusaha untuk mempredks penyakt berat sebeum muncunya shock. Predktor kns sepert hepatomega dan takkarda seteah penurunan suhu badan sampa yg norma yang sangat berguna untuk menduga kebocoran pasma baru. Kema|uan teknoog dan ketersedaan mutpeks pro stokn akan memfastas upaya n. Ha n |uga bsa membuka pandangan baru daam mengembangkan ntervens menargetkan stokn spesk untuk mengurang kebocoran pasma. Namun pentngnya pemantauan akurat denyut |antung, tekanan nad, produks urne, dan hematokrt untuk deteks dn kebocoran pasma dan penyesuaan terap caran tdak boeh dabakan dan merupakan bagan pentng dan ntegra dar mana|emen kasus. Pemahaman kta tentang patogeness DBD dan ketersedaan penanda boogs bsa berfungs untuk meengkap upaya kns. Pencegahan repkas vrus dtngkatkan kekebaan daerah an untuk fokus ntervens terapeutk tertentu.