Anda di halaman 1dari 4

Urgensi Lahan Pertanian

Berkelanjutan dalam
Perda RTRW


Afidah Mushollina Firdani
3611100022



Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
2013



Isu terhadap ketahanan pangan merupakan isu global yang saat ini menjadi perhatian
khalayak umum dimana dunia mengalami krisis pangan akibat terbatasnya stok pangan. Isu
terhadap krisis pangan berkaitan erat dengan penerapan asas berkelanjutan. Pembangunan
yang berjalan dengan berlandaskan asas berkelanjutan akan memperhatian beberapa aspek,
yakni aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Pembangunan yang tidak berlandaskan asas
berkelanjutan dapat menyebabkan beberapa hal, meliputi perubahan dan penurunan terutama
pada iklim dan pemanasan global yang memberikan efek meluas hingga pada penurunan
produktivitas ketahanan pangan.
Menurut Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat, tujuan dari pertanian
yang berkelanjutan atau dengan kata lain berwawasan lingkungan adalah mempertahankan
dan meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan dan mempertahankan basil pada aras yang
optimal, mempertahankan dan meningkatkan keanekaragaman hayati dan ekosistem, dan
yang lebih penting untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan penduduk dan
makhluk hidup lainnya.
Menurut kabar berita Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Jawa Barat, telah
dilaksanakan sosialisasi peraturan yang berkaitan dengan LP2B pada tanggal 23 April 2013,
meliputi PP RI Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan, PP RI Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Insentif Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjtan, PP RI Nmor 25 Tahun 2012 Tentang Sistem Informasi Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan.
Yang menjadi permasalahan yaitu seberapa penting pengamanan Lahan Pertanian
Pangan dan Berkelanjutan (LP2B) untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Namun, di
Jawa Barat hanya mencakup dua kabupaten saja, yaitu Kabupaten Indramayu dan Kabupaten
Kuningan, dikarenakan hanya dua kabupaten tersebut yang telah memiliki Perda RTRW dan
berbagai pertimbangan administratif, teknis dan sosial ekonomis ditinjau dari aspek
sumberdaya air dan lahan. Akan tetapi, meskipun Perda RTRW tersebut sudah disahkan,
orientasinya masih untuk kepentingan lokalisasi, bukan ke arah kepentingan nasional. Selain
itu, akan terlalu lama jika menunggu disusunnya Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kabupaten/Kota.
Jika ditelusuri pokok permasalahannya, masih ada permasalahan pada beberapa
Peraturan Pemerintah, Permendagri, serta Perda RTRW sesuai Undang-Undang 41/2009
tentang LP2B, yaitu data lahan pertanian di kabupaten dan provinsimasih berbeda sehingga

menyulitkan untuk mengamankan fungsinya. Pemerintah mulai memberikan perhatian
intensif terhadap permasalahan ini karena untuk jangka waktu ke depan Indonesia akan turut
andil secara global terkait ketahanan pangan. Di dalam MOU tentang kerjasama di bidang air
Indonesia-Belanda yang telah diperbaharui pada tahun 2012, ketahanan pangan sebagai
prioritas. Proyek tersebut tidak hanya berkaitan dengan pertanian dan air, tapi juga dengan
rencana tata ruang.
Solusi
Beberapa solusi dari permasalahan ini dapat dipertimbangkan. Pada dasarnya, solusi
yang dibutuhkan berupa langkah efektif dan efisien dalam menyelesaikan RTRW dengan
segera, terutama yang terdapat LP2B. Beerdasarkan studi yang dilakukan oleh Sub Direktorat
Pengendalian Lahan Dit. PPL, Perda RTRW yang terdapat LP2B di dalamnya meliputi 56
kabupaten dan 13 kota. Sedangkan, luas LP2B yang terdata dari Perda RTRW
Kabupaten/Kota sebanyak 2.160.475 dari kabupaten-kabupaten di Indonesia dan 15.190 dari
kota-kota di Indonesia. Berikut solusi yang diambil secara nasional sehingga dapat
dipertimbangkan dan dibandingkan terhadap permasalahan yang sama dengan yang terjadi di
Jawa Barat.
Dari Komisi V DPR RI sendiri mendesak Kementrian Pekerjaan Umum untuk
mempercepat RTRW Provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Langkah-langkah
pendesakan yang dilaukan oleh Komisi V DPR RI merupakan upaya untuk mewujudkan kota
berkelanjutan, kota yang lestari yang harapannya bisa menjadi kota pusaka Indonesia.
Selain dari pihak DPR, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumatra Barat juga
melakukan langkah pendesakan kepada dinas pertanian di kabupaten/kota untuk dibuat Perda
tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Dalam hal ini, akan
memberikan pengaruh juga terhadap penyusunan RTRW berbagai daerah di Indonesia karena
dilaksanakan secara bersamaan.
Sebanyak 15 kabupaten dan 6 kotamadya di wilayah Jawa Timur (Jatim) telah
menetapkan dan menyerahkan peraturan daerah (Perda) Rancangan Tata Ruang Tata Wilayah
(RTRW). Terkait dalam hal itu, pemda setempat juga telah menetapkan adanya kawasan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) dan Lahan Cadangan Pertanian Pangan
Berkelanjutan (LCP2B). Penetapan LP2B dan LCP2B sendiri, memuat usulan daerah terkait
mengenai kawasan pertanian yang memenuhi kriteria untuk mendukung produktivitas dan

efisiensi produksi. Daerah tersebut juga harus didukung infrastruktur dasar guna menunjang
produksi pertanian pangan.






Sumber Referensi
http://www.bplhdjabar.go.id/index.php/bidang-tata-kelola/subid-penyelarasan-dan-
evaluasi/525-sosialisasi-peraturan-yang-berkaitan-dengan-lahan-pertanian-pangan-
berkelanjutan-lp2b-tanggal-23-april-2013
http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/informasi/berita/detailberita/110
http://infopublik.org/read/54775/pemda-perlu-buat-perda-lp2b-untuk-dukung-pelaksanaan-
uu-no-412009.html
http://ekbis.sindonews.com/read/2013/10/24/33/797950/dpr-desak-pu-selesaikan-rtrw-se-
indonesia

Anda mungkin juga menyukai