Perkembangan teknologi mikro telah menyebabkan peningkatan penggunaan peralatan
elektronik baik di industri, perkantoran maupun rumah tangga. Peralatan elektronik ini menggunakan berbagai komponen elektronika daya, seperti dioda, transistor, Thyristor atau SCR (Silicon Controlled Rectifier), TRIAC (Trioda Alternating Current), UJT (Uni Junction Transistor), JFET (Junction Field Effect Transistor), MOSFET dan sebagainya untuk menghasilkan jenis tegangan yang berbeda dengan tegangan dari jala-jala, seperti penyearah yang mengubah tegangan ABB menjadi tegangan AS, invertor mengubah tegangan AS menjadi tegangan ABB, DC Chopper mengubah tegangan AS ke tegangan AS dan regulator ABB untuk mengatur tegangan ABB (Gambar 2.1), Kjeld Thorborg (1988).
Gambar 2.1. Berbagai fungsi komponen elektronika daya Pengubahan tegangan tersebut mengakibatkan beberapa jenis gangguan, seperti: distorsi harmonik, noise (derau), transien tegangan, variasi frekuensi, RFI (Radio Frequency Interference), EMI (Electromagnetic Interference), dan ESD (Electrostatic Discharge) yang dapat mempengaruhi kualitas atau mutu sumber daya listrik, Angelo Baggini (2008). Kualitas daya listrik (power quality) adalah syarat umum suplai daya listrik yang menggambarkan karakteristik beberapa parameter berupa arus, tegangan, frekuensi dan bentuk gelombang yang dibandingkan dengan nilai standar. Penyimpangan tegangan, arus dan frekuensi akan menurunkan kualitas daya listrik, yang selanjutnya dapat mengganggu bahkan merusak peralatan yang disuplai oleh daya listrik tersebut. Secara garis besar rangkaian invertor terdiri dari: a. Rangkaian daya yang berfungsi untuk mengubah tegangan AS menjadi tegangan ABB melalui mode buka-tutup sakelar statis dan sebagai tempat mengalirkan arus dan daya dari sumber tegangan AS ke terminal keluaran. b. Rangkaian pengatur yang berfungsi untuk mengatur frekuensi pensakelaran (mode buka-tutup) rangkaian daya dan memonitor kondisi tegangan masukan dan tegangan keluaran invertor. c. Rangkaian filter berfungsi untuk mengurangi harmonik akibat mode buka-tutup saklar statis dari rangkaian daya.
Gambar 2.2. Cara kerja invertor satu fasa Cara kerja invertor mengubah tegangan AS menjadi tegangan ABB digambarkan sebagai 4 buah sakelar yang beroperasi secara bergantian (Gambar 2.2). Pada periode positip, sakelar S 1 dan S 4 menutup dan dihasilkan tegangan positip. Pada periode berikutnya S 3 dan S 2 menutup,sehingga dihasilkan tegangan negatip. Dari proses ini dihasilkan tegangan berbentuk persegi dengan arah bolak-balik. Bentuk gelombang persegi dapat diperbaiki dengan menutup sakelar S 1 dan S 3 sebelum periode positip dan menutup sakelar S 2 dan S 4 sebelum periode negatip terjadi (Gambar 2.3) Dengan demikian diperoleh bentuk gelombang quasi square dengan nilai tegangan positip, nol dan negatip, Ned Mohan (2008).
Gambar 2.3. Proses pembentukan gelombang quasi square Bentuk gelombang ini dapat disempurnakan menjadi gelombang sinusoida melalui proses PWM (Pulse Width Modulation), dimana semakin tinggi frekuensi pensakelaran yang digunakan, maka bentuk gelombang yang dihasilkan mendekati bentuk sinusoida (Gambar 2.4).
Gambar 2.4. Berbagai bentuk gelombang yang dihasilkan invertor