PEMPHIGUS VULGARIS Disusun Oleh: 1. Dwi Titi Ha!anti ""#$%&1 %. Malina Pus'ita (ai ")#)%*+ ,. N-.ita Ri/0a Y ")#)%1, +. A'iantisa2iti E.N ")#)%1" *. Dina An3ani ")#)%$1 1. A4illa Tiaa K ")#)%$% $. 5anita Kusu6anin7t!as ")#)%$) ). Hen8a7- A7un7 P ")#)%)% &. Di6a/ A!- Nu7-h- B ")#)%), 1". Aniss!a Nu!ana ")#)%)+ D-sen Pe69i69in7: D7. Hen8i (usant-.: M.Kes BA;IAN ILMU PENYAKIT MULUT <AKULTA( KEDOKTERAN ;I;I UNI=ER(ITA( ;AD>AH MADA YO;YAKARTA %"1, LAPORAN CBL KEPANITERAAN ILMU PENYAKIT MULUT PEMPHIGUS VULGARIS Disusun Untu0 Me6enuhi Tu7as Ke'aniteaan Disusun Oleh: 1. Dwi Titi Ha!anti ""#$%&1 %. Malina Pus'ita (ai ")#)%*+ ,. N-.ita Ri/0a Y ")#)%1, +. A'iantisa2iti E.N ")#)%1" *. Dina An3ani ")#)%$1 1. A4illa Tiaa K ")#)%$% $. 5anita Kusu6anin7t!as ")#)%$) ). Hen8a7- A7un7 P ")#)%)% &. Di6a/ A!- Nu7-h- B ")#)%), 1". Aniss!a Nu!ana ")#)%)+ Men7etahui: Penan77un73awa9 Ke'aniteaan D-sen Pe69i69in7 87.(u'iatn-.: M.Kes.: MD(?.: Ph.D 87. Hen8i (usant-.: M.Kes I. PENDAHULUAN Pemphigus vulgaris merupakan penyakit autoimun dengan manifestasi berupa kondisi lepuhan pada permukaan kulit dan atau mukosa. Hal ini dapat terjadi karena kerusakan atau hilangnya adhesi intersel akibat autoantibodi IgG, terkadang ada pula terlibatan IgA dan IgM, sehingga menyebabkan pelepasan sel epitel yang dikenal dengan akantolisis. Perluasan ulserasi yang diikuti ruptur pada lepuhan dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan cairan dan elektrolit. Penyakit ini dapat melemahkan kondisi pasien dan dapat menyebabkan kematian. Apabila tidak dirawat dengan tepat, maka lesi akan menetap dan semakin meluas, menyebabkan kerusakan kulit dan membran mukosa sehingga dapat terjadi kehilangan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit, infeksi, bahkan sepsis. ebelum ditemukan perawatanyang efektif, angka kematian mencapai !"#. Apabila dirawat dengan tepat, angka kematian dapat menurun menjadi sekitar $% &"# '(e)eki dan etyawati, *""!+. Gambaran klinis Pemphigus vulgaris berupa ulserasi yang multipel pada mukosa oral dan dapat pula berupa lepuhan pada kulit yang kronis. Hampir pada semua kasus dijumpai lesi oral, dimana pada sekitar ,"# kasus Pemphigus vulgaris didahului dengan terjadinya lesi oral, yang kemudian diikuti dengan lesi pada kulit. -esi oral merupakan hallmark dari Pemphigus vulgaris. .iasanya lesi kulit akan terjadi setelah timbul lesi oral sekitar , bulan '!!# kasus+ sampai & tahun. /alam laporan ini akan dibahas suatu kasus Pemphigus vulgaris yang diawali oleh lesi mulut sebelum terjadi lesi di bagian tubuh lain. Gambaran klinis Pemphigus vulgaris yang kadang tidak spesifik pada tahap awal lesi menyebabkan ulserasi pada mukosa oral seringkali didiagnosis dengan penyakit yang lain '(ahmayanti, *"&*+. Gambaran klinis yang mencolok dari Pemphigus vulgaris adalah perkembangannya yang cepat dari bulla multipel yang cenderung pecah dan meninggalkan erosi0erosi pada kulit dan membran mukosa mulut. .ulla tersebut sangat rapuh dan mudah pecah, berdarah dan berkopeng. -esi cenderung kambuh pada daerah yang sama kemudian menyebar dengan cara meluas 'tanda 1ikolsky+. /iagnosis Pemphigus vulgaris dipastikan oleh tanda 1ikolsky positif, biopsi dan teknik pewarnaan immunofluoresensi '-anglais dan Miller, &!!2+. eorang dokter gigi haruslah dapat mengenali gambaran klinis awal, menegakkan diagnosis dan melakukan tindakan terhadap pasien Pemphigus vulgaris. II. TIN>AUAN PU(TAKA A. Cicatrical Pemphigoid 1. De2inisi Cicatrical pemphigoid 'CP+ juga disebut sebagai Pemphigoid Membrana Mukosa 'Mucous Membrane Pemphigoid 3 MMP+ yang jinak, merupakan suatu penyakit kronik yang terutama terjadi pada pasien berusia diatas $" tahun, lebih sering terjadi pada wanita daripada pria, dan jarang ditemukan pada anak0anak. -esi ini merupakan 4esikel subepithelial yang terjadi pada permukaan mukosa dan dapat menyebabkan terbentuknya jaringan parut di regio yang terkena. Pembentukan jaringan parut ini paling serius jika mengenai mata. Adhesi akan terjadi antara bulbus dan palpebral konjungti4a, dan kerusakan kornea sering terjadi. 5ebutaan terjadi dalam hampir &$# dari pasien yang menderita penyakit ini. -esi juga dapat terjadi dalam mukosa dari genital, esofagus, laring dan trakea. erangan pada esofagus dan trakea dapat menyebabkan striktura yang akan menimbulkan kesulitan dalam menelan atau bernapas dan membutuhkan terapi darurat '-ynch dkk., &!!6+. -esi kulit MMP jarang ditemukan dan biasanya muncul di kepala dan leher serta di ekstremitas '(ege)i dkk., *""6+. MMP adalah kelainan tipe autoimun, secara imunologi digolongkan menurut7 0 Pengendapan immunoglobulin dan komponen komplemen pada epitel basement membrane zone 'BMZ+, menunjukkan bahwa antibodi diatur berlawanan dengan membran dasar. 0 irkulasi autoantibodi kepada komponen BMZ 0 8ndapan pada epitel BMZ yang secara klasik pada jenis IgG '!9#+ dengan :6 '92#+, tapi terkadang pada IgA '*9#+ atau IgM '&*#+. ecara histologis, MMP digolongkan menurut pemisahan hubungan pada epitel BMZ yang naik ke pecahan sub0basilar sebagai bentuk lain dari pemphigoid. 5emungkinan besar patogenesisnya terkait dengan pengambilan complement-mediated pada leukosit, yang en)imnya melepaskan dan memisahkan sel basal dari BMZ 'cully, *"";+. Gambar &. Gambaran histologis MMP, menunjukkan adanya karakteristik pemisahan lapisan subepithelial. %. Pena6'a0an Klinis 0 Penderita MMP rata0rata berusia ," tahun. 0 -esi terdapat di mulut '!&#+ dan konjungti4a ',,#+. 0 /iawali erosi non spesifik yang mirip pemphigus atau 4esikel yang utuh 'awalnya bulla, setelah ruptur terjadi ulserasi+. 0 .anyak 4esikel utuh karena dindingnya lebih tebal dan merupakan lesi sub epithelial bukan intra epithelial. 0 <erjadi lebih lambat dari pemphigus, lebih kecil dan jarang yang meluas melalui perluasan perifer. 0 Pada gingi4a terjadi gingi4itis deskuamati4a. '-ynch dkk., &!!6+ ,. Dia7n-sis /engan menggunakan teknik imunofluoresensi langsung, spesimen biopsi yang diambil dari pasien0pasien penderita MMP akan memperlihatkan fluoresensi positif untuk imunoglobulin 'Ig G+ dan komponen komplemen ':6+. <eknik imunofluoresensi langsung sangatlah tepat untuk membedakan MMP dari pemphigus dimana spesimen yang didapatkan akan menunjukkan deposisi imunoglobulin dan komplemen dalam substansi interseluler dari lapisan selskuamosa dari epitelium '-ynch dkk., &!!6+. +. Tea'i <erapi dari MMP tergantung pada tingkat keparahan dan gejala0gejalanya. .ila lesi ini terbatas pada mukosa mulut maka kortikosteroid akan menekan pembentukannya. Pasien dengan penyakit yang ringan harus dirawat dengan steroid topikal dan intralesional. Pada kasus yang berat mungkin dibutuhkan steroid sistemik berupa ;" sampai ," mg prednison. /osisnya harus dikurangi perlahan0lahan sampai mencapai dosis terendah yang dibutuhkan untuk mengontrol gejala0gejalanya. =ika dalam kasus yang berat dimana steroid dosis tinggi dibutuhkan dalam jangka waktu yang lama, maka dokter harus mempertimbangkan kombinasi prednison dengan suatu obat0obatan imunosupresif seperti azathioprine atau cyclophosphamide. Davson !vlosul"on#, suatu obat antileprosi telah digunakan tanpa kombinasi atau dengan kombinasi untuk terapi MMP. Hasil yang baik telah dilaporkan dalam beberapa kasus. Pasien0pasien penderita MMP harus die4aluasi secara periodik untuk memastikan kemungkinan adanya serangan pada mata '-ynch dkk., &!!6+. Pemphigu Vulgari MMP Antibodi =aringan <arget Protein '+ >esikel -okasi $reatment IgG, C% Circulating auto IgG /esmoglein 6 '/esmosom+ Intraepithelial Mukosa oral dan kulit 5ortikosteroid IgG, :6 <idak ada circulating auto IgG -aminin $ dan .P&2" Membrana basalis, ubepithelial Mukosa oral dan mata 5ortikosteroid Prognosis .aik, mortalitas signifikan .aik, morbiditas signifikan Ta9el I. Pe9an8in7an antaa MMP 8an Pemphigu Vulgari @Re7e/i 800.: %"",A !. Pemphigu Vulgari ". De2inisi Pemphigus &ulgaris adalah penyakit mukokutaneus autoimun dengan karakteristik terbentuknya lepuhan intraepithelial. Hal ini terjadi karena kerusakan atau hilangnya adhesi interselular, akibatnya terjadi pemisahan sel epitel yang dikenal dengan akantolisis. Perluasan ulserasi yang diikuti ruptur pada lepuhan dapat menyebabkan rasa sakit, kehilangan cairan dan elektrolit '(ege)i dkk., *""6+. Pemphigus &ulgaris berpotensi mengancam jiwa. Penyakit ini dapat melemahkan kondisi pasien dan sering menyebabkan kematian. Apabila tidak dirawat dengan tepat, maka lesi akan menetap dan semakin meluas, menyebabkan kerusakan kulit dan membran mukosa sehingga dapat terjadi kehilangan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit infeksi, bahkan sepsis. ebelum ditemukan perawatan yang efektif, angka kematian mencapai !"#. Apabila dirawat dengan tepat angka kematian hanya sekitar $%&"# '(e)eki dan etyawati, *""!+ #. Mani2estasi Klinis Pemphigus &ulgaris harus dicurigai pada semua pasien dengan erosi atau lepuhan mukokutaneus. Mukosa oral adalah tempat pertama munculnya lesi, dan Pemphigus &ulgaris dapat mengenai hanya permukaan mukosa atau meluas ke kulit. Pada beberapa kasus akan muncul erosi kutaneus tetapi sebagian besar kasus muncul sebagai erosi oral. P> dapat muncul di segala umur, tetapi paling banyak di umur 6" hingga ,"0an 'Harman dkk., *""6+. .iasanya pasien mengeluhkan rasa sakit, dan pada pemeriksaan superfisial terdapat erosi dengan tepi tidak rata serta ulserasi yang tersebar pada mukosa oral. -esi dapat muncul dimana saja pada mukosa oral '1e4ille dkk., *""*+. Pada umunya erosi terdapat pada bukal, gingi4a, palatum, dan dapat meluas ke laryn? yang menyebabkan sakit tenggorokan dan kesulitan untuk makan ataupun minum. Permukaan mukosa lain yang dapat terlibat yaitu konjungti4a, esofagus, labia, 4agina, cer4i?, penis, urethra, dan anus '-ubis, *""2+. -esi bulla dengan cepat ruptur, meninggalkan kemerahan, rasa sakit dan dasar terulserasi. @lser dapat kecil atau besar. .iasanya 'ikolsky(s sign positif '(ege)i dkk., *""6+. $. Pe6ei0saan La9-at-iu6 Pemeriksaan histologis harus dilakukan dengan biopsi pada kulit atau mukosa dan Direct )mmuno*luorescence D)*#. Akantolisis suprabasal dan pembentukan lepuhan sangat menunjukkan kemungkinan diagnosis Pemphigus &ulgaris tetapi diagnosis harus tetap dipastikan dengan adanya deposisi IgG dalam ruang interselular dari epidermis. )ndirect )mmuno*luorescence ))*# kurang sensitif dibandingkan D)* tetapi mungkin dapat membantu jika biopsi susah dilakukan 'Harman dkk., *""6+. :6 dan IgA 'jarang+ dapat terdeteksi pada pola fluoresensi interselular yang sama '(ege)i dkk., *""6+. .iopsi kulit dilakukan dengan cara punch biopsy pada bulla yang baru timbul atau pada kulit yang berdekatan dengan bulla. Perubahan awal ditandai dengan pembengkakan interselular dan hilangnya jembatan interseluler pada bagian paling bawah epidermis. Mengakibatkan hilangnya hubungan antara sel0 sel epidermis yang disebut akantolisis, hal ini menyebabkan terbentuknya celah dan akhirnya membentuk bulla di lapisan suprabasal. el basal walaupun terpisah satu dengan lainnya yang disebabkan oleh hilangnya jembatan antar sel namun tetap melekat pada dermis seperti susunan batu nisan 'ro+ ot tombstones+ '-ubis, *""2+. (ongga bulla mengandung sel akantolisis yang dapat dilihat dengan pemeriksaan sitologi yaitu $zanck smear yang diambil dari dasar bula atau erosi pada mulut. el yang akantolisis mempunyai inti yang kecil dan hiperkromatik, sitoplasmanya sering dikelilingi halo. Pada perbatasan epidermis adakalanya menunjukkan spongiosis dengan eosinofil yang masuk ke dalam epidermis, disebut sebagai eosinophilic spongiotic '-ubis, *""2+. Gambar *. Penampakan histologis 'kiri atas+ dan klinis dari Pemphigus &ulgaris %. Klasi2i0asi ,. Pemphigus &ulgaris -. Pemphigus &egetans Merupakan 4arian dari Pemphigus &ulgaris. -epuhan biasanya berkembang cepat dan memiliki lesi yang besar yang sering berlokalisasi di daerah pangkal paha dan bawah lengan. %. Pemphigus *oliaceous ering terjadi pada muka, kulit kepala, dada bagian atas dan perut namun dapat juga mengenai seluruh tubuh. .ulla jarang terbentuk, lesi mengandung bercak eritematous dan erosi tertutup oleh keropeng. Penyakit ini terjadi disebabkan serangan autoantibodi terhadap desmoglein & '1e4ille dkk., *""*+. .. Pemphigus /rythematosus <erdapat lesi yang eritematus berkeropeng dan erosif yang berbentuk kupu0kupu di daerah muka, dahi, daerah sternum dan daerah tulang skapula. ecara histologis sama dengan gambaran pada Pemphigus *oliaceus. Pemphigus /rythematous dikaitkan juga dengan penyakit thymomas dan mystenia gravis. *. Dia7n-sa Ban8in7 Pemphigus 4ulgaris dapat didiagnosa banding dengan 7 - Pemphigoid bullosa -etak bulla 7 ubepidermal Immunofluoresensi 7 IgG berbentuk seperti pita di membrana basalis. - /ematitis herpetiformis -etak 4esikel 7 ubepidermal Imunofluoresensi 7 IgA berbentuk granular di papilla dermis. '-ubis, *""2+. &. 'reatme(t Pla((i(g a+ 5ortikosteroid 0 5ortikosteroid istemik .iasanya perawatan dilakukan dengan pemberian steroid dalam bentuk tablet seperti prednison. teroid mengurangi inflamasi dengan cara menekan sistem kekebalan tubuh. /osis tinggi biasanya diperlukan pada peringkat pertama, terkadang diberikan dengan suntikan sebagai tindakan pertama. /osis dikurangi bila lesi melepuh telah berhenti terbentuk. <ujuannya adalah untuk menemukan dosis terendah yang diperlukan untuk mengendalikan gejala dimana dosis yang diperlukan ber4ariasi antara pasien. Pada sebagian kasus dalam tempo laten, penghentian pemberian steroid tablet dari waktu ke waktu dapat dilakukan dan tablet dapat diberikan kembali jika gejala muncul. /alam beberapa kasus, dosis steroid yang tinggi diperlukan untuk mengendalikan penyakit dan hal ini dapat menimbulkan efek samping. 8fek samping dari steroid terkadang serius, terutama jika penggunaan steroid dosis tinggi dilakukan untuk waktu yang lama. Misalnya, pasien lebih rentan terhadap infeksi tertentu jika menggunakan steroid dosis tinggi secara berkepanjangan. 0 5ortikosteroid <opikal teroid topikal kadang0kadang digunakan pada kulit yang melepuh di samping perawatan lainnya. Hal ini bertujuan untuk menjaga dosis steroid tablet agar lebih rendah. Abat kumur steroid atau spray kadang0 kadang digunakan untuk membantu merawat mulut yang mengalami lepuhan. - Indikasi, 5ontraindikasi dan /osis. 5ortikosteroid diindikasikan sebagai obat pilihan untuk pemphigus 4ulgaris. Pada perawatan pemphigus, kortikosteroid bersifat li"e saving. Perawatan awal sering dengan kortikosteroid karena efekti4itas dan daya kerjanya lebih cepat dibanding perawatan lain dimana kortikosteroid bekerja dengan menekan sistem imun tubuh. <erapi topikal saja tidak mampu untuk mengobati penyakit ini karena penyakit ini merupakan penyakit autoimun sistemis maka pengobatan haruslah diberi secara sistemik. /osis prednison &0* mgBkgB.. secara oral atau parenteral menimbulkan efek immunosupresif pada limfoid, neutrofil dan monosit. /osis lebih besar dari * mgBkgB.. tidak meningkatkan efek terapi, tetapi meningkatkan efek samping obat. Apabila terapi bertujuan untuk mengatasi keadaan yang dapat mengancam pasien, misalnya pemphigus maka dosis awal harus cukup besar. .ila dalam beberapa hari belum terlihat efeknya maka dosis dapat dilipat gandakan. 5ebanyakan pasien dapat dirawat dengan prednison dengan dosis &0* mgBkgB... Pengurangan dilakukan relatif cepat pada awalnya yaitu dikurangi $0&" mg per minggu tetapi bila dosis mencapai ;" mg perhari, proses pengurangan dosis dilakukan dengan lebih lambat yaitu dengan regimen selang hari 'alternate-day regimen+. Pengurangan dosis dilakukan sehingga mencapai dosis ;" mg, dan " mg pada hari berikutnya. 5ontraindikasi absolut kortikosteroid tidak ada tetapi kondisi0 kondisi seperti diabetes melitus, tukak peptik, infeksi berat, hipertensi atau gangguan sistem 4askular, namun hal ini dapat diabaikan terutama pada keadaan yang mengancam jiwa pasien seperti Pemphigus &ulgaris. /alam hal ini dibutuhkan pertimbangan matang antara risiko dan keuntungan sebelum obat diberikan. b+ Adju4an <erapi adju4an berguna untuk mengurangi efek samping dari kortikosteroid. <erapi ini biasanya mempunyai onset yang lambat yaitu antara ; hingga , minggu, karena itu adju4an sering digunakan sebagai terapi pemeliharaan. <erapi adju4an kon4ensional ini termasuk pelbagai agen immunosupresif seperti azathioprine, mycophenolate mo"etil, methotre0ate, cyclophosphamide, chlorambucil, dan cyclopsorine. $. P-7n-sis ebelum pengembangan terapi kortikosteroid, sebanyak ,"#02"# pasien yang menderita Pemphigus >ulgaris meninggal, kebanyakan karena infeksi dan ketidakseimbangan elektrolit. aat ini tingkat mortalitasnya berkurang drastis menjadi hanya $#0&"#, biasanya karena komplikasi penggunaan kortikosteroid sistemik jangka panjang '1e4ille dkk., *""*+. Prognosis dinyatakan baik apabila penegakan diagnosis dan perawatan dilakukan sedini mungkin '(e)eki dan etyawati, *""!+. C. Ste)e(*+oh(o( S,(drome -S+S. 1. De2inisi 1teven-2ohnson 1yndrome 121# merupakan suatu kumpulan gejala klinis erupsi mukokutaneus yang ditandai oleh trias kelainan pada kulit 4esikulobulosa, mukosa orifisium serta mata disertai gejala umum berat. inonimnya antara lain 7 sindrom de *riessinger-3endu, eritema eksudati4um multiform mayor, eritema poliform bulosa, sindrom muko0kutaneo0okular, dermatostomatitis, dll. 1teven-2ohnson 1yndrome ini merupakan bentuk parah atau 4arian mayor dari eritema multiformis, biasanya dipicu oleh obat0obata. 1teven-2ohnson 1yndrome ini terjadi rata0rata lima kasus per satu juta penduduk per tahunnya dan biasanya sering mengenai anak0anak dan orang dewasa muda terutama pria. '-anglais dan Miller, &!!;C 1e4ille dkk., *""*+. %. Pat-2isi-l-7i 8tiologi 121 sukar ditentukan dengan pasti, karena penyebabnya berbagai faktor, walaupun pada umumnya sering berkaitan dengan respon imun terhadap obat. .eberapa faktor penyebab timbulnya 121 di antaranya infeksi '4irus, jamur, bakteri, parasit+, obat 'salisilat, sulfa, penisilin, etambutol, tegretol, tetrasiklin, digitalis, kontraseptif+, makanan 'coklat+, fisik 'udara dingin, sinar matahari, sinar D+, lain0lain 'penyakit polagen, keganasan, kehamilan+. Patogenesis 121 sampai saat ini belum jelas walaupun sering dihubungkan dengan reaksi hipersensiti4itas tipe III 'reaksi kompleks imun+ yang disebabkan oleh kompleks soluble dari antigen atau metabolitnya dengan antibodi IgM dan IgG dan reaksi hipersensiti4itas lambat 'delayed-type hypersensitivity reactions, tipe I>+ adalah reaksi yang dimediasi oleh limfosit < yang spesifik 'cully, *""6+. ,. Mani2estasi Klinis <anda0tanda oral dari 1teven-2ohnson 1yndrome adalah sama dengan eritema multiformis, tetapi ada keterlibatan yang lebih luas dari kulit dan struktur0struktur stomatologik, bersama dengan lebih banyak tanda0tanda umum termasuk demam, malaise, sakit kepala, batuk, nyeri dada, diare, muntah, dan artralgia '-anglais dan Miller, &!!;+. <rias klinis klasik dari 1teven-2ohnson 1yndrome terdiri atas lesi mata 'konjungti4itis+, lesi genital 'balanitis, 4ul4o4aginitis+, dan stomatitis. ebagai tambahan, ada lesi kulit target yang khas pada wajah, dada dan perut, yang selanjutnya berkembang menjadi lesi 4esikobulosa EberairF yang sakit '-anglais dan Miller, &!!;+. eperti eritema multiformis, gusi biasanya jarang terkena bulla yang mengelupas dibandingkan dengan mukosa yang tidak berkeratin. -esi ulseratif dan hemoragik yang luas pada bibir dan daerah0daerah gundul mukosa mulut adalah sangat sakit dan biasanya membuat pasien tidak dapat makan dan menelan. Asupan nutrisi yang tak cukup, dehidrasi, dan kesehatan yang buruk adalah akibat umum yang mengharuskan pasien dirawat inap di rumah sakit '-anglais and Miller, &!!;+. +. Klasi2i0asi a. Ma4or "orm 1teven-2ohnson 1yndrome#, mengakibatkan perluasan lesi yang mempengaruhi mulut, kulit, dan organ genital disertai dengan demam, bullous dan rashes, pneumonia, arthritis, nephritis and myocarditis. b. Minor "orm, biasanya erythema multi"orme mempengaruhi satu tempat, -esi oral meliputi 7 .ibir7 pecah0pecah, berdarah, dan bengkak @lserasi7 berdifusi dan meluas, biasanya terletak pada mulut bagian depan. 'cully, *""6+ *. Pe6ei0saan Penun3an7 Pemeriksaan laboratorium antara lain pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit. Anemia dapat dijumpai pada kasus berat dengan perdarahan, leukosit biasanya normal atau sedikit meninggi, terdapat peningkatan eosinofil. 5adar IgG dan IgM dapat meninggi, :6 dan :; normal atau sedikit menurun dan dapat dideteksi adanya kompleks imun beredar. .iopsi kulit direncanakan bila lesi klasik tak ada. Imunofluorosensi langsung bisa membantu diagnosa kasus0kasus atipik 'cully, *""6+. 1. Dia7n-sis 8an Dia7n-sis Ban8in7 /iagnosis ditujukan terhadap manifestasi yang sesuai dengan trias kelainan kulit, mukosa, mata, serta hubungannya dengan faktor penyebab yang secara klinis terdapat lesi berbentuk target, iris atau mata sapi, kelainan pada mukosa, demam. elain itu didukung pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah tepi, pemeriksaan imunologik, biakan kuman serta uji resistensi dari darah dan tempat lesi, serta pemeriksaan histopatologik biopsi kulit. 5adar IgG dan IgM dapat meninggi, :6 dan :; normal atau sedikit menurun dan dapat dideteksi adanya kompleks imun beredar. .iopsi kulit direncanakan bila lesi klasik tak ada. Imunoflurosesensi direk bisa membantu diagnosa kasus0kasus atipik 'cully, *""6+. /iagnosis banding utama adalah nekrosis epidermal toksik '18<+ dimana manifestasi klinis hampir serupa tetapi keadaan umum nekrosis epidermal toksik terlihat lebih buruk daripada 121 'cully, *""6+. /. 'reatme(t Perawatan terdiri atas terapi cairan intra4ena dan nutrisi, kortikosteroid jangka pendek dan mengurangi rasa sakit dengan kumur0kumur anestetik lokal, memakai bahan yang melapisi dan melindungi lesinya dan obat kumur antiseptik. Infeksi sekunder dirawat dengan antibiotik, demam yang mengikuti dengan cairan dan antipiretik. '-anglais and Miller, &!!;+. ). P-7n-sis Pada kasus yang tidak berat, prognosisnya baik, dan penyembuhan terjadi dalam waktu *06 minggu. 5ematian berkisar antara $0&$# pada kasus berat dengan berbagai komplikasi atau pengobatan terlambat dan tidak memadai. Prognosis lebih berat bila terjadi purpura yang lebih luas. 5ematian biasanya disebabkan oleh gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, bronkopneumonia, serta sepsis 'cully, *""6+. III. KA(U( DAN PEMBAHA(AN (KENARIO eorang anak &$ tahun datang ke departemen 5ral Medicine dengan keluhan utama tidak bisa makan atau minum karena ulkus oral selama delapan minggu. @lkus muncul dimulai di daerah mukosa bibir bagian bawah kemudian menyebar ke seluruh mulut kecuali bibir luar, termasuk gingi4a, bilateral mukosa bukal, dasar mulut, palatum molle dan tenggorakan. 5emudian diberi obat kumur .enadryl dan Maalo? serta amoksisilin, namun tidak ada efek. /ia mengalami kesulitan makan dan minum dan sebagai akibatnya berat badan turun $5g. pemeriksaan 8kstra oral, ditemukan luka di mata kanan dan kirinya dan diobati obat tetes mata dan salep anti inflamasi tapi muncul lagi. (iwayat medis pasien pernah menderita asma. (iwayat kesehatan gigi, sekarang sedang dalam perawatan ortodontik cekat. (iwayat keluarga, kakeknya menderita eksim dan penyakit auto0imun. /ia mengeluh sakit tenggorokan dan kesulitan makan dan minum. <idak ada ulkus daerah sekitar mulut. Aleh dokter anak diresepkan amoksisilin, namun tidak memiliki efek apapun. Gejalanya terus memburuk, sehingga tidak bisa makan atau minum. /ia diberi obat nyari, direhidrasi, prednisolon oral '&$mgB$m-+ selama 6 minggu, serta obat kumur deksametason, yang ia gunakan 6 kali sehari. .eberapa ulkus mulut sembuh dengan hanya masih terdapat * ulkus. 5emudian dianjurkan menghentikan prednisolon selama ;! jam dan melakukan biopsi ulang, biopsi pertama dengan pewarnaan H G 8 dan biopsi kedua dengan pewarnaan direct immunofluoresensi. .iopsi kedua pewarnaan antibodi langsung imunofluoresensi positif untuk IgG dan :6. Pewarnaan H G 8 menunjukan akantholisis dengan infiltrasi limfosit, sel plasma, dan meutrofil dalam jaringan ikat. INTERPRETA(I (KENARIO Kun3un7an I Pemeriksaan ubjektif 0 Identitas 7 seorang anak berumur &$ tahun 0 5eluhan @tama 7 <idak bisa makan atau minum karena ulkus oral selama delapan minggu. 0 (iwayat perjalanan penyakit 7 5eluhan dirasakan sejak 2 minggu yang lalu dimana sakit muncul pada bibir bawah dan menyebar. Pernah memeriksakan keluhan ini kemudian diberi obat '.enadryl, Maalo? dan Amoksisilin+ namun tidak berefek. Pemeriksaan Abjektif 0 5esan umum penderita 7 tidak sehat , tampak pucat, lemas, terdapat luka pada pada mata kanan dan kiri 0 Pemeriksaan ekstra oral 7 '<idak ada penjelasan+ 0 Pemeriksaan intra oral 7 <erdapat ulkus pada mukosa bibir bagian bawah menyebar keseluruh mulut kecuali bibir luar termasuk gingi4a, mukosa bukal, dasar mulut, palatum molle dan tenggorokan. Pasien menggunakan alat orthodontik cekat Kun3un7an II Pemeriksaan Abjektif Pemeriksaan ekstra oral7 /itemukan luka di mata kanan dan kiri $reatment 7 diberi obat tetes mata dan salep anti inflamasi Kun3un7an III Pemeriksaan objektif Pemeriksaan ekstra oral 7 <idak ditemukan ulkus didaerah sekitar mulut, luka pada mata kanan dan kiri muncul lagi. Pemeriksaan intra oral 7 Masih terdapat ulkus didalam mulut pada mukosa bibir bawah menyebar ke seluruh mulut kecuali bibir luar termasuk gingi4a, mukosa bukal, dasar mulut, palatum molle dan tenggorokan. $reatment 7 /iresepkan antibiotik oleh dokter anak Kun3un7an I= Pemeriksaan objektif Pemeriksaan ekstra oral 7<idak ditemukan ulkus di daerah sekitar mulut, luka pada mata kanan dan kiri muncul lagi. Pemeriksaan intra oral 7 Masih terdapat ulkus didalam mulut pada mukosa bibir bawah menyebar keseluruh mulut kecuali bibir luar termasuk gingi4a, mukosa bukal, dasar mulut, palatum molle dan tenggorokan. $reatment 7 /iresepkan obat nyeri 'analgesik+, rehidrasi, prednisolon oral 'kortikosteroid+ &$mgB $ml selama 6 minggu dan obat kumur deksametason 'kortikosteroid+ Kun3un7an = Pemeriksaan objektif Pemeriksaan ekstra oral 7 <idak ditemukan ulkus di daerah sekitar mulut, luka pada mata kanan dan kiri muncul lagi. Pemeriksaan intra oral 7 .eberapa ulkus sudah sembuh, hanya masih tersisa * ulkus. $reatment 7 menghentikan prednisolon selama ;2 jam Pemeriksaan penunjang 7 &. Pewarnaan H G 8 , menunjukan akantholisis dengan infiltrasi limfosit, sel plasma, neutrofil dalam jaringan ikat. *. Pewarnaan direct immunofluoresensi menunjukan tanda positif untuk IgG dan :6. BAB I= PEMBAHA(AN .erdasarkan skenario, pemeriksaan subjektif, objektif, dan penunjang yang dilakukan, maka dapat diambil tiga diagnosis diferensial yaitu Mucous Membrane PemphigoidMMP#, Pemphigus &ulgaris, dan 1teven 2ohnson- 1yndrome 121#. 1amun setelah dilihat lebih lanjut kesesuaian antara ciri0ciri penyakit dan hasil pemeriksaan dari masing0masing diagnosis definitif dengan keterangan pada skenario kasus, maka ditarik sebuah diagnosis final yaitu pasien menderita Pemphigus &ulgaris. I=. KE(IMPULAN Pemphigus &ulgaris adalah penyakit autoimun dengan karakteristik terbentuknya lepuhan intraepithelial pada mukokutaneus, serta pemeriksaan histologis yang spesifik dengan gambaran akantholisis. Manifestasi dari penyakit tersebut dapat menyebar ke mukosa oral, dan apabila tidak ditangani maka dapat melemahkan kondisi pasien dan menyebabkan kematian. Perlu dilakukan perawatan primer dengan kortikosteroid dosis tinggi dan terapi pendukung berupa obat0obatan imunosupresif untuk mengurangi dosis steroid dan komplikasinya. DA<TAR PU(TAKA .ruch, =.M., <reister, 1., *"&", Clinical 5ral Medicine and Pathology, Humana Press, 1ew Hork Greenberg, M.., Glick, M., hip, =.A., *""2, Burket(s 5ral Medicine, ,,th edition. .:. /ecker, Antario Harman, 5. 8., Albert, ., .lack M. M., *""6, Guidelines for the Management of Pemphigus >ulgaris, British 2ournal o" Dermatology, &;!, !*,%!69 -anglais, (. P., Miller, :.., &!!2, !tlas Ber+arna 6elainan 3ongga Mulut yang 7azim, Penerbit Hipokrates, =akarta. -ubis, (. /., *""2, 8ambaran 9istopatologis Pemphigus &ulgaris, /epartemen Ilmu 5esehatan 5ulit dan 5elamin Iakultas 5edokteran @ni4ersitas umatera @tara, Medan -ynch, M.A., .rightman, >.=., Greenberg, M.., &!!6, )lmu Penyakit Mulut: Diagnois dan $erapi edisi ke02, .inarupa Aksara, =akarta 1e4ille, ..J., /amm, /./., Allen, :.M., and .ouKuot, =.8., *""*, 5ral and Ma0illo"acial Pathology, econd 8dition, J.. aunders :ompany, Philadelphia. (ahmayanti, I., *"&*, Pemphigus 4ulgaris oral 7 Mengenali gambaran klinis awal dan tatalaksana, 2.PD8).,,& '&+7*!06;. (ege)i, =.A., ciubba, =.=., =ordan, (.:.5., *""6, 5ral Pathology: Clinical Pathologic Correlation .th ed., Mosby 8lse4ier, Missouri (e)eki, ., etyawati, <., *""!, Pemphigus >ulgaris 7 Pentingnya /iagnosisi /ini, Penatalaksanaan yang 5omprehensif dan Adekuat, )ndonesian 2ournal o" Dentistry., &, '&+7&09. cully, :., *""6, 5ral and Ma0ilo"acial Medicine, 8lse4ier, -ondon. La6'ian 1. Mi(d Mappi(g P. Subjektif: P. Objektif: P. Penunjang: DDX: Anak 15 CC: Tidak bisa makan dan minum juga sakit PI: Sakit sejak 8 minggu lalu P!: Asma Dlm "e#a$atan %#t%d%ntik &!: 'akek mende#ita eksim dan autoimun kemungkinan genetik (kst#a%#al: Tam"ak lemas )uka di mata kanan * ki#i Int#a%#al: +lkus "ada muk%sa bibi# ba$a,- gingi.a- muk%sa bukal- dasa# mulut- "alatum m%lle- tengg%#%kan Di#e/t imun%0u%#es/en/e !asil: (+) IgG dan (+) C3 ada "en1akit aut%imun 2i%"si !asil dgn !*(: achantolisis dgn in3lt#asi limf%sit- sel "lasma- * neut#%3l 1. Pem",igus 4ulga#is: 5eaksi autoimun t#,d" "#%tein ke#atin%sit inte#selule# 2ulla multi"le"e/a,e#%si 1g "e#i, Te#jadi dimulut- kulit- dan mata P#%g#esif (+) IgG dan (+) C3 achantolisis dgn in3lt#asi 6. Pem",ig%id emb#an uk%sa: 5eaksi autoimun t#,d" memb#an "#%tein sube"itelial 2ulla multi"le"e/a,e#%si 1g "e#i, Te#jadi di mulut dan mata P#%g#esif (+) IgG dan (+) C3 6. Ste.en-7%,ns%n S1nd#%me: 5eaksi autoimun 2ulla multi"le"e/a,e#%si 1g "e#i, Te#jadi di mulut- mata- kulit dan genital P#%g#esif C%njun/ti.itis (-) IgG dan (-) C3 Diagn%sis: PEMPHIGUS VULGAIS