Anda di halaman 1dari 19

2

Obyek Pajak
Wajib Pajak
Mendaftar Diri
Memperhitungkan
Menghitung
Menyetor
Melapor
NPWP/
NPPKP
SSP
SPT
SPT
Subyek Pajak
Wajib Pajak
Wajib Pajak
orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan
Persyaratan
subjektif
persyaratan yang sesuai dengan ketentuan mengenai subjek
pajak dalam Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan
perubahannya
Persyaratan
objektif
persyaratan bagi subjek pajak yang menerima atau
memperoleh penghasilan atau diwajibkan untuk melakukan
pemotongan/pemungutan sesuai dengan ketentuan Undang-
Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya
Yang menjadi subjek pajak adalah
orang pribadi
Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat bertempat tinggal atau berada
di Indonesia ataupun di luar Indonesia
warisan yang
belum terbagi
Penunjukan warisan yang belum terbagi sebagai subjek pajak pengganti
dimaksudkan agar pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari
warisan tersebut tetap dapat dilaksanakan
Badan sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya,
BUMN/BUMD dengan nama dan dalam bentuk apa pun, firma, kongsi,
koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi
massa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga, dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan BUT
Bentuk Usaha
Tetap
BUT adalah bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang
tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam
jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan
tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia
BUT
a. tempat kedudukan manajemen;
b. cabang perusahaan;
c. kantor perwakilan;
d. gedung kantor;
e. pabrik;
f. bengkel;
g. gudang;
h. ruang untuk promosi dan
penjualan;
i. pertambangan dan penggalian
sumber alam;
j. wilayah kerja pertambangan
minyak dan gas bumi;
k. perikanan, peternakan, pertanian,
perkebunan,atau kehutanan;
l. proyek konstruksi, instalasi, atau
proyek perakitan;
m. proyek konstruksi, instalasi, atau proyek
perakitan;
n. pemberian jasa dalam bentuk apa pun
oleh pegawai atau orang lain, sepanjang
dilakukan lebih dari 60 (enam puluh)
hari dalam jangka waktu 12 (dua belas)
bulan;
o. orang atau badan yang bertindak selaku
agen yang kedudukannya tidak bebas;
p. agen atau pegawai dari perusahan
asuransi yang tidak didirikan dan tidak
bertempat kedudukan di Indonesia yang
menerima premi asuransi atau
menanggung risiko di Indonesia; dan
q. komputer, agen elektronik, atau
peralatan otomatis yang dimiliki, disewa,
atau digunakan oleh penyelenggara
transaksi elektronik untuk menjalankan
kegiatan usaha melalui internet.
Mulai dan Berakhirnya Kewajiban Pajak Subyektif
Subjek Pajak Mulai Berakhir
Subjek Pajak Dalam Negeri
Orang Pribadi Saat dilahirkan, hari ke 184 di Indonesia,
berniat tinggal di Indonesia atau sejak hari
pertama berada di Indonesia
Saat meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia untuk selama-
lamanya
Warisan yang belum
terbagi
Saat timbulnya warisan yang belum terbagi
(pewaris meninggal)
Saat warisan tersebut dibagi kepada
ahli warisnya
Badan Saat badan tersebut didirikan atau
bertempat kedudukan di Indonesia
Saat badan tersebut dibubarkan atau
tidak lagi berkedudukan di Indonesia
Subjek Pajak Luar Negeri
Orang Pribadi Saat orang pribadi menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan atau
menerima/memperoleh penghasilan dari
Indonesia
Saat tidak lagi menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan atau
menerima/memperoleh penghasilan dari
Indonesia
Badan Saat Badan menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan atau
menerima/memperoleh penghasilan dari
Indonesia
BUT Saat mulai berada di Indonesia Saat tidak lagi berada di Indonesia
Perbedaan antara Wajib Pajak Dalam Negeri
dan Wajib Pajak Luar Negeri
No WP Dalam Negeri WP Luar Negeri
1.
Dikenakan pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperoleh dari
Indonesia maupun dari luar
Indonesia (world wide income)
Dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang
berasal dari sumber penghasilan di Indonesia
2.
Penghasilan yang dikenakan pajak
adalah penghasilan netto dengan
tarif umum
Penghasilan yang dikenakan pajak adalah
penghasilan bruto dengan tarif sepadan, kecuali
WPLN tersebut menjalankan usaha melalui Bentuk
Usaha tetap di Indonesia dimana BUT memiliki
kewajiban pajak yang sama dengan WPDN
3.
Wajib menyampaikan SPT Tidak wajib menyampaikan SPT karena kewajiban
pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak
yang bersifat final
Fungsi NPWP
Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk
mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dikenai sanksi sesuai
dengan ketentuan peraturan undang-undang perpajakan
sarana dalam administrasi perpajakan yang
dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak
untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran
pajak dan dalam pengawasan administrasi
perpajakan
setiap Wajib Pajak hanya diberikan
satu Nomor Pokok Wajib Pajak
Penulisan NPWP
WP OP mpy usaha
atau Pek. bebas
Paling lambat pada akhir bulan
berikutnya setelah usaha
dijalankan
Formulir
Permohonan
Pendaftaran dan
Perubahan Data
Wajib Pajak
KPP tempat
Domisili
WP OP Karyawan
Paling lambat pada akhir bulan
berikutnya stlh memperolah
penghasilan > PTKP yg
disetahunkan
WP Badan
Paling lama satu bulan setelah
saat usaha mulai dijalankan
KPP tempat
Kedudukan
BUT
WP sebagai
Pemungut/
Pemotong
Pada saat ditunjuk sebagai
Pemungut/Pemotong
Pendaftran juga bila
melalui e-Registration
Siapa Kapan Sarana Dimana
DJP menerbitkan NPWP/NPPKP secara jabatan jika WP/PKP
yang tidak mendaftarkan self assessment.
Pendaftaran NPWP
10
Data Pendukung Pendaftaran NPWP
Wajib Pajak Data Pendukung
Orang Pribadi KTP bagi Penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang
asing
Wajib Pajak Badan Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan
penunjukan dari kantor pusat bagi BUT;
NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab Badan;
KTP bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang
asing sebagai penanggung jawab.
Bendahara WP Pot/
Put
Surat penunjukan sebagai Bendahara;
KTP Bendaharawan.
Joint Operation
sebagai WP
Pemungut/
Pemotong
Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai JO;
KTP bagi penduduk Indonesia, atau paspor bagi orang asing
sebagai penanggung jawab;
NPWP Pimpinan/Penanggung Jawab JO.
11
Penghapusan NPWP & NPPKP
1) WP sudah tidak memenuhi syarat subjektif dan/atau objektif;
2) WP Badan dilikuidasi/pembubaran/penghentian/penggabungan usaha;
3) Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan; atau
4) WP BUT yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.
5) Dianggap perlu oleh DJP. DJP setelah melakukan
pemeriksaan harus memberikan
keputusan, sejak tanggal
permohonan diterima secara
lengkap dalam jangka waktu:
6 bulan untuk WP OP dan PKP;
12 bulan untuk WP badan.
Pencabutan PKP dapat dilakukan dalam hal:
a) PKP pindah alamat ke wilayah kerja KPP; atau
b) sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai PKP.
Mendaftar Diri
12
Sanksi Administrasi Atas Keterlambatan Pembayaran
Pajak
PPh Pasal 25 PT A tahun 2008 Rp 10.000.000,- per bulan.
Masa Mei 2008 dibayar 18 Juni 2008 dan dilaporkan 19 Juni 2008.
Tanggal 15 Juli 2008 diterbitkan STP sanksi bunga satu bulan:
1 x 2% x Rp 10.000.000,00 = Rp 200.000,00.
PPh Pasal 29 dibayar setelah tanggal jatuh tempo dikenai sanksi
administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan
Dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian SPT
Tahunan sampai dengan tanggal pembayaran
Bbagian dari bulan penuh 1 (satu) bulan
Menyetor
13
Mengisi Surat Pemberitahuan
a. Benar: perhitungan, penerapan ketentuan, penulisan, dan sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya;
b. Lengkap: memuat semua unsur-unsur yang berkaitan dengan objek
pajak dan unsur-unsur lain yang harus dilaporkan dalam SPT;
c. Jelas: melaporkan asal-usul objek pajak dan unsur-unsur lain yang harus
dilaporkan dalam SPT.
Penandatanganan SPT dilakukan dengan cara:
tanda tangan biasa;
tanda tangan stempel; atau
tanda tangan elektronik atau digital.
Tanda tangan stempel, elektronik atau digital
mempunyai kekuatan hukum yang sama dengan
tanda tangan biasa.
Melapor
14
Fungsi Surat Pemberitahuan
1) Wajib Pajak PPh:
1) Penghitungan pajak yang sendiri dan/atau melalui pemotongan atau
pemungutan pihak lain,
2) penghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan objek pajak,
3) harta dan kewajiban.
dalam satu Tahun Pajak, Bagian Tahun Pajak atau satu Masa Pajak.
2) Bagi PKP:
1) Penghitungan PPN & PPn BM yang sebenarnya terutang,
2) Pembayaran yang dilaksanakan sendiri dan/atau melalui pihak lain.
dalam satu Masa Pajak.
3) Bagi pemotong atau pemungut pajak, sarana melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong/dipungut dan disetorkannya.
Melapor
melaporkan dan mempertanggungjawabkan
15
SPT dianggap tidak disampaikan
SPT tidak ditandatangani;
SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau dokumen yang disyaratkan;
SPT yang menyatakan lebih bayar disampaikan setelah 3 (tiga) tahun sesudah
berakhirnya Masa pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan Wajib Pajak
telah ditegur secara tertulis; atau
SPT disampaikan setelah Direktur Jenderal Pajak melakukan pemeriksaan atau
menerbitkan surat ketetapan pajak.

Melapor
SPT Masa PPN Rp. 500.000,-
SPT Masa Lainnya Rp. 100.000,-
SPT Tahunan WP Badan Rp. 1.000.000,-
SPT Tahunan WP OP Rp. 100.000,-
Sanksi Denda
Tidak/Terlambat
Menyampaikan SPT
16
Tidak Dikenakan Sanksi Denda
1) WP OP yang:
a) telah meninggal dunia;
b) sudah tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
c) berstatus sebagai warga negara asing yang tidak tinggal lagi di
Indonesia;
2) BUT yang tidak melakukan kegiatan lagi di Indonesia;
3) WP Badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi tetapi belum
dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4) Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
5) WP yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Menteri Keuangan; atau
6) Wajib Pajak lain: kerusuhan massal, kebakaran, ledakan bom atau aksi
terorisme, perang antarsuku, kegagalan sistem komputer administrasi
penerimaan negara atau perpajakan.
17
Jenis & Jangka Waktu Setoran Pajak
No. Jenis Pajak
Disetor Paling Lama
Bulan Berikutnya
Batas Waktu
Pelaporan
Jenis SPT
1 PPh Pasal 4 ayat (2)
Tanggal 20 bulan
berikutnya
SPT Masa
~ Pemotong PPh Tanggal 10
~ Dibayar sendiri Tanggal 15
2 PPh Pasal 15
~ Pemotong PPh Tanggal 10
~ Dibayar sendiri Tanggal 15
3 PPh Pasal 21 Tanggal 10
4 PPh Pasal 22 Bend Tanggal 10
5 PPh Pasal 23/26 Tanggal 10
6 PPh Pasal 25 Tanggal 15
7 PPN & PPn BM Sebelum SPM
dilaporkan
Akhir bln berikutnya
8 PPN & PPn BM Bend Tanggal 7
Tgl 20 bln berikutnya
9 PPh Pasal 29
Sebelum SPT
dilaporkan

~ WP OP
31 Maret th berikutnya
SPT Tahunan
~ WP Badan 30 April tahun berikutnya
Dalam hal tanggal jatuh tempo pembayaran bertepatan dengan hari libur pembayaran
dilakukan pada hari kerja berikutnya
18

Anda mungkin juga menyukai