Anda di halaman 1dari 20

PENDAHULUAN

Kanker serviks adalah tumor ganas primer leher rahim yang merupakan
salah satu kanker yang paling sering diderita oleh perempuan di seluruh dunia. Di
Indonesia, kanker serviks menempati peringkat kedua dari segi jumlah penderita
kanker pada perempuan namun sebagai penyebab kematian masih menempati
peringkat pertama.
1
Diperkirakan ditemukan 40 ribu kasus baru kanker mulut rahim setiap
tahunnya. Menurut data kanker berbasis patologi di 13 pusat laboratorium
patologi, kanker serviks merupakan penyakit kanker yang memiliki jumlah
penderita terbanyak di Indonesia, yaitu lebih kurang 3! dari seluruh kasus
kanker yang berhasil didiagnosa.
"
Kanker serviks diperkirakan disebabkan oleh #$% &#uman $apilloma
%irus', terjadi pada (anita berusia dekade tiga sampai enam, akan tetapi bukti
terkini menunjukan bah(a kanker serviks juga menyerang (anita berusia "0
tahun sampai 30 tahun. )ntuk itu meskipun masih menjadi kontroversi, di
beberapa negara berkembang telah diberikan imunisasi #$% kepada remaja, di
negara*negara yang sumber daya kesehatannya rendah, pemberian vaksin se+ara
massal belum diberikan dengan alasan biaya tetapi protokol*protokol untuk
skrining telah mulai dikembangkan yaitu pemeriksaan pap smear dan I%,.
3
KARSINOMA SERVIKS UTERI
1
DEFINISI DAN ETIOLOGI
Kanker leher rahim adalah kanker primer yang terjadi pada jaringan leher rahim
&serviks'. -ementara lesi prakanker, adalah kelainan pada epitel serviks akibat terjadinya
perubahan sel*sel epitel, namun kelainannya belum menembus lapisan basal &membrana
basalis'.
1,10,11
-aat ini sudah diketahui bah(a kanker serviks disebabkan in.eksi virus
human papilloma &#$%' yang onkogenik. /enis #$% yang onkogenik adalah tipe
1, 10, 41, 31, 33, 1", 10, 31, 12, 1, 11, 32, 0, 33, dan 0".4 Di antara tipetipe
tersebut, #$% tipe 1 dan 10 merupakan penyebab utama &30!' dari kanker
serviks.1 %irus ini mengin.eksi serviks melalui kontak seksual. In.eksi #$%
umumnya tidak menimbulkan gejala apapun pada penderitanya, bahkan ketika
in.eksi tersebut sudah menyebabkan lesi prakanker.
1,"
#uman papilloma virus &#$%', merupakan virus D4, yang mengin.eksi
jaringan epitel manusia termasuk kulit, epitel anogenital dan mukosa mulut.
-etelah masuk ke dalam sel epitel, virus akan mengin.eksi sel keratinosit yang
masih muda di lapisan basal epitelium. %irus tidak mensintesis en5im sendiri dan
sangat tergantung pada siklus hidup sel hospesnya. -iklus hidup virus mengikuti
di.erensiasi dari sel epitel yang terin.eksi. $rotein virus terdiri dari protein early
&61*60' dan protein late 71 dan 7". protein 6 dan 63 merupakan protein yang
terdapat pada #$% yang bersi.at onkogenik ber.ungsi pada proses trans.ormasi
sel hospes.
4,1
FAKTOR RISIKO
2,3
"
8aktor risiko kanker serviks yang telah diteliti dan memiliki hubungan
yang kuat antara lain perilaku seksual dan merokok. -edangkan .aktor risiko yang
masih diperkirakan antara lain kontrasepsi, nutrisi, dan higienitas.
1. 8aktor 9isiko yang sudah dibuktikan:
a. $erilaku -eksual
$ada berbagai penelitian epidemiologi menunjukkan bah(a golongan
(anita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia ;"0 tahun atau
mempunyai pasangan seksual yang berganti*ganti lebih berisiko untuk menderita
kanker serviks. 8aktor risiko lain yang penting adalah hubungan seksual dengan
suami promiskus
Keterlibatan peranan pria terlihat dari adanya korelasi antara kejadian
kanker serviks dengan kanker penis di (ilayah tertentu. 7ebih jauh meningkatnya
kejadian tumor pada (anita monogami dengan suami promiskus menyebabkan
semakin jelasnya peran pria dalam penyebaran penyakit ini.
$enyakit kelamin dan keganasan serviks keduanya saling berkaitan se+ara
bebas, dan diduga terdapat korelasi non*kausal antara beberapa penyakit akibat
hubungan seksual dengan kanker serviks.
",3
b. Merokok
<embakau mengandung bahan*bahan karsinogen baik yang dihisap
sebagai rokok=sigaret atau dikunyah. ,sap rokok menghasilkan poly+y+li+
aromati+ hydro+arbon hetero+y+li+ nitrosamines. $ada (anita perokok konsentrasi
nikotin pada getah serviks 1 kali lebih tinggi dibandingkan di dalam serum. 6.ek
3
langsung bahan*bahan tersebut pada serviks adalah e.ek immunosupressi.
sehingga dapat menjadi kokarsinogen in.eksi virus.
",3
". 8aktor 9isiko yang diperkirakan
a. Kontrasepsi
Kondom dan dia.ragma dapat memberikan perlindungan. Kontrasepsi oral
yang dipakai dalam jangka panjang yaitu lebih dari 1 tahun dapat meningkatkan
risiko relati. 1,13 kali. >#? melaporkan risiko relati. pada pemakaian
kontrasepsi oral sebesar 1,12 kali dan meningkat sesuai dengan lamanya
pemakaian
"
b. 4utrisi
,ntioksidan dapat melindungi D4,=94, terhadap pengaruh buruk radikal
bebas yang terbentuk akibat oksidasi karsinogen bahan kimia. @anyak sayur dan
buah mengandung bahan*bahan antioksidan dan berkhasiat men+egah kanker
misalnya alpukat, brokoli, kol, (ortel, jeruk, anggur, ba(ang, bayam, tomat. Dari
beberapa penelitian ternyata de.isiensi asam .olat &.oli+ a+id', vitamin A, vitamin
6, beta karoten=retinol dihubungkan dengan peningkatan risiko kanker serviks.
%itamin 6, vitamin A dan beta karoten mempunyai khasiat antioksidan yang
kuat.
",3
+. #igienitas
Ketika terdapat virus ini pada tangan seseorang, lalu menyentuh daerah
genital, virus ini akan berpindah dan dapat mengin.eksi daerah serviks atau leher
rahim. Aara penularan lain adalah di +loset pada >A umum yang sudah
4
terkontaminasi virus ini. -eorang (anita penderita kanker serviks menggunakan
+loset, virus #$% yang terdapat pada penderita berpindah ke +loset.
3
PATOFISIOLOGI DAN PERJALANAN PENYAKIT
Bambar 1.1 $erjalanan In.eksi #$% Menjadi Karsinoma -erviks
"
-umber: 9asjidi, I. 6pidemiologi Kanker -erviks. Indonesian Journal of Cancer, %olume
III, 4omor: 3, /uli*-eptember "002.
#$% yang merupakan .aktor inisiator dari kanker serviks yang
menyebabkan terjadinya gangguan sel serviks. ?nkoprotein 6 dan 63 yang
berasal dari #$% merupakan penyebab terjadinya degenerasi keganasan. Integrasi
D4, virus dengan genom sel tubuh merupakan a(al dari proses yang mengarah
trans.ormasi. Integrasi D4, virus dimulai pada daerah 61*6". Integrasi
menyebabkan 6" tidak ber.ungsi, tidak ber.ungsinya 6" menyebabkan
rangsangan terhadap 6 dan 63 yang akan menghambat p13 dan p9b. #ambatan
kedua <-B menyebabkan siklus sel tidak terkontrol, perbaikan D4, tidak terjadi,
dan apoptosis tidak terjadi. 6 akan mengikat p13 sehingga <umor suppressor
gene &<-B' p13 akan kehilangan .ungsinya, yaitu untuk menghentikan siklus sel
1
pada .ase B1. -edangkan onkoprotein 63 akan mengikat <-B 9b, ikatan ini
menyebabkan terlepasnya 6"8, yang merupakan .aktor transkripsi sehingga siklus
sel berjalan tanpa kontrol.
4,1
$roses karsinogenesis melalui tahap lesi prakanker yang terdiri dari
4eoplasia Intraepitelial -erviks &4I-' I, II, dan III. 7esi prakanker 4I- I sebagian
besar akan mengalami regresi, sebagian ke+il yang berlanjut menjadi 4I- II, dan
kemudian berlanjut menjadi kanker invasi. serviks uterus.
4,1,11
KLASIFIKASI
1. Klasi.ikasi #istopatologi
-e+ara histopatologi kanker serviks terdiri atas berbagai jenis. Dua bentuk
yang sering dijumpai adalah karsinoma sel skuamosa dan adenokarsinoma.
-ekitar 01! merupakan karsinoma serviks jenis skuamosa &epidermoid', 10!
jenis adenokarsinoma dan 1! adalah jenis adenoskuamosa, clear cell, small cell,
verucous, dan lain*lain
",3
.
7esi prakanker terdiri dari tiga tingkatan yaitu AI4 &Cervical Intraepithelial
Neoplasia' = 4I- &4eoplasma Intraepitel -ervikal' I sampai dengan AI4 III. AI4 I
digolongkan sebagai 7-I7 &Low-grade Squamous Intraepithelial Lesion' sedangkan
AI4 II dan AI4 III digolongkan sebagai #-I7 &High-grade Squamous
Intraepithelial Lesion'.
3

<abel ".1 Klasi.ikasi #istopatologi Aa -erviks


-umber: http:==(((.ptolemy.+a=members=ar+hives="010=AerviC!"0Aan+er=
". -tadium
-tadium yang dipakai adalah stadium klinik menurut The International
ederation of !"necolog" and #$stetrics &8IB?'.
<abel ".1 -tadium klinik menurut 8IB?
3
3
<abel "." -tadium klinik menurut 8IB? &Dalam @ahasa Indonesia'
0,10
2.5 DETEKSI DINI DAN DIAGNOSIS
a. Bambaran Klinik
Keputihan merupakan gejala yang paling sering ditemukan. Keputihan
yang keluar dari vagina ini makin lama akan berbau busuk akibat in.eksi dan
nekrosis jaringan. $erdarahan yang dialami segera sehabis sanggama= perdarahan
kont &postcoital $leeding' 31*00! merupakan gejala karsinoma serviks.
$erdarahan yang timbul akibat terbukanya pembuluh darah makin lama akan lebih
sering terjadi, juga di luar sanggama &perdarahan spontan'. $erdarahan spontan
pada umumnya terjadi pada tingkat klinik yang lebih lanjut &II dan III', terutama
0
kepada tumor yang bersi.at ekso.itik. ,danya perdarahan spontan saat de.ekasi
perlu di+urigai kemungkinan adanya karsinoma serviks tingkat lanjut. ,danya
bau busuk yang khas memperkuat dugaan adanya karsinoma. ,nemia akan timbul
sebagai akibat perdarahan pervaginam berulang. 9asa nyeri akibat in.iltrasi sel*sel
tumor ke serabut sara., memerlukan pembiusan umum untuk dapat melakukan
pemeriksaan dalam yang +ermat, khususnya pada lumen vagina yang sempit dan
dinding yang sempit dan meradang.
3*11
Bejala lain yang dapat timbul ialah gejala*gejala yang disebabkan oleh
metastasis jauh. -ebelum tingkat akhir &terminal stage% penderita meninggal
akibat perdarahan yang eksesi., kegagalan .aal ginjal akibat in.iltrasi tumor ke
ureter sebelum memasuki kandung kemih, yang menyebabkan obstruksi total.
0,2
b. -krinning
$ap smear
$ap smear adalah pemeriksaan sitologi dari serviks dan porsio untuk
melihat adanya perubahan atau keganasan pada epitel serviks atau porsio
"
. )ntuk
mengetahui adanya tanda*tanda a(al keganasan serviks &prakanker' yang ditandai
dengan adanya perubahan pada lapisan epitel serviks &displasia'. Babungan pap
smear, kolposkopi dan biopsi merupakan paket diagnosis yang baik digunakan
untuk pelayanan.
10
Inspeksi %isual ,sam ,setat &I%,'
10
2
I%, merupakan tes visual menggunakan larutan asam +uka &asam asetat 3*
1!' dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat adanya sel yang
mengalami displasia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks.
$emeriksaan I%, tidak direkomendasikan pada (anita pas+amenopause, karena
daerah 5ona transisional seringkali terletak kanalis servikalis dan tidak tampak
dengan pemeriksaan inspekulo
10
.
$ersiapan dan syarat
$ersiapan alat dan bahan
o -abun dan air untuk +u+i tangan
o 7ampu yang terang untuk melihat serviks
o -pekulum dengan desin.eksi tingkat tinggi
o -arung tangan sekali pakai atau desin.eksi tingkat tinggi
o Meja ginekologi
o 7idi kapas
o ,sam asetat 3*1! atau anggur putih &white vinegar%
o 7arutan iodium lugol
o 7arutan klorin 0,1! untuk dekontaminasi instrumen dan sarung tangan
o 8orm pen+atatan
$ersiapan <indakan
o Menerangkan prosedur tindakan, bagaimana dikerjakan, dan apa artinya
hasil tes positi.. Dakinkan bah(a pasien telah memahami dan
menandatangani informed consent
10
o $emeriksaan inspekulo se+ara umum meliputi dinding vagina, servik, dan
.ornik
<eknik=$rosedur
o -esuaikan pen+ahayaan untuk mendapatkan gambaran terbaik dari serviks
o Bunakan lidi kapas untuk membersihkan darah, mukus dan kotoran lain
pada serviks
o Identi.ikasi daerah sambungan skuamo*+olumnar &5ona trans.ormasi' dan
area sekitarnya
o ?leskan larutan asam +uka atau lugol, tunggu 1*" menit untuk terjadinya
perubahan (arna. ,mati setiap perubahan pada serviks, perhatikan dengan
+ermat daerah di sekitar 5ona trans.ormasi
o 7ihat dengan +ermat A-/ dan yakinkan area ini dapat semuanya terlihat.
Aatat bila serviks mudah berdarah. 7ihat adanya plaEe (arna putih dan
tebal atau epitel acetowhite bila menggunakan larutan 7ugol. @ersihkan
segera darah dan debris pada saat pemeriksaan
o @ersihkan sisa larutan asam asetat dan larutan 7ugol dengan lidi kapas
atau kasa bersih
o 7epaskan spekulum dengan hati*hati
o Aatat hasil pengamatan, dan gambar denah temuan
Interpretasi
I%, positi. bila ditemukan adanya area ber(arna putih dan permukaannya
meninggi dengan batas yang jelas di sekitar 5ona trans.ormasi.
11
Bambar . interpretasi hasil tes I%,
Bambar ". : Intepretasi #asil $emeriksaan I%,
-umber: http:==stikesdhb.a+.id=(p*+ontent=uploads="011=01=kanker!"0serviks!"03.jpg
Kolposkopi
$emeriksaan kolposkopi merupakan pemeriksaan standar yang dilakukan
bila ditemukan pap smear yang abnormal. $emeriksaan dengan kolposkop,
merupakan pemeriksaan dengan pembesaran, melihat kelainan epitel servik,
pembuluh darah setelah pemberian asam asetat. $emeriksaan kolposkopi tidak
hanya terbatas pada serviks tetapi meliputi pemeriksaan vulva dan vagina.
11,1"
$rosedur kolposkopi +ukup sederhana. -etelah mukus diambil 3! asam
asetat diteteskan dan pemeriksaan dilanjutkan dengan .ilter hijau. Kemudian
hasilnya diintepretasi, apabila normal &satisfactor"% maka epitel kolumnar akan
1"
menghasilkan (arna ungu, apabila terdapat metaplasia sEuamous &unsatisfactor"'
akan memberikan (arna hijau keputihan.
Fona trans.ormasi abnormal yang ditandai oleh area ber(arna keputihan
bintik kemerahan &pun+tat', lesi berbatas tegas dengan bentuk menyerupai mosaik
&mosaic pattern', jaringan putih dengan batas tegas atau pembuluh darah atipi+.
>arna putih yang dihasilkan dari sel yang mengalami peningkatan rasio nukleus*
sitoplasma, pola mosaik dihasilkan dari proses neovaskularisasi kapiler di
permukaan sel, demikian juga pola pun+tat yang dihasilkan oleh neovaskularisasi
kapiler yang berbentuk perpendi+ular.
Kelainan dari 4I- I sampai 4I- III= KI- &karsinoma in situ' sangat
berbeda pada derajat atau peningkatan ketebalan dari epitel putih &aceto-white
epithelium' setelah diberikan asam asetat. -elain itu juga melihat adanya pungtasi,
ataupun pembuluh darah yang abnormal.
Kelainan yang sukar dibedakan antara 4I- I dengan #$%, KI- dengan
mikroinvasi. -ehingga seringkali terjadi over treatment pada 4I- III. -ensitivitas
kolposkopi dilaporkan berkisar 2*21! dengan spesi.itas 3*23!. <indakan
konisasi harus dilakukan bila terdapat in.ormasi adanya ke+urigaan mikroinvasi,
karena konisasi dapat membedakan stadium I,1 atau stadium I," yang sangat
berbeda penatalaksanaannya.
@iopsi
@iopsi adalah salah satu prosedur diagnosis kanker serviks dengan
mengambil sedikit jaringan serviks yang di+urigai &"*3 mm'. Kuretase endoservik
13
dikerjakan sedalam 1*" +m pada endoservik, dan dilakukan pada 4 kuadran.
$rosedur ini menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien sehingga memerlukan
oral analgesia.
#asil biopsi endoservik kemudian diletakkan di dalam satu (adah untuk
diperiksa lebih lanjut di laboratorium patologi.
10
2.6 PENCEGAHAN
1-6
)saha pen+egahan kanker serviks terdiri dari usaha pen+egahan primer,
pen+egahan sekunder, dan pen+egahan tersier.
)saha pen+egahan primer merupakan pen+egahan terhadap etiologi penyakit,
termasuk .aktor risiko dan pen+etus timbulnya kanker. $en+egahan primer
terdiri dari:
o $romosi dan edukasi pola hidup sehat
o Menunda onset aktivitas seksual
o Menunda akstivitas seksual sampai usia "0 tahun dan berhubungan se+ara
monogami akan mengurangi risiko kanker serviks se+ara signi.ikan
o $enggunaan kontrasepsi barier
o Kontrasepsi metode barier &kondom, dia.ragma, dan spermisida' yang
berperan untuk proteksi terhadap agen virus. $enggunaan lateks lebih
dianjurkan daripada kondom yang dibuat dari kulit kambing.
o $enggunaan vaksinasi #$%
4,1
%aksinasi #$% yang diberikan kepada pasien bisa mengurangi in.eksi Human
&apiloma 'irus, karena mempunyai kemampuan proteksi G20!. <ujuan
14
vaksin pro.ilaktik dan vaksin pen+egah adalah untuk men+egah perkembangan
in.eksi #$% dan rangkaian dari event yang mengarah ke kanker servik.
Dipasarkan dua jenis vaksin yaitu vaksin bivalent &1,10' dan Euadrivalent
&1,10, , 11'. #$% 1 dan #$% 10 merupakan #$% risiko tinggi
&karsinogen', sedangkan #$% dan 11 merupakan #$% risiko rendah
&nonkarsinogen'.
%aksin bivalent menggunakan ,-?4 untuk mengakselerasi jumlah lim.osit @
sehingga antibodi yang terbentuk meningkat. 7ama proteksi vaksin bivalent
sampai 3" bulan & tahun 4 bulan'. 4ama dagang vaksin bivalent yang dijual
di pasaran adalah AevariC. $reparat ini diberikan se+ara intramuskuler dalam
tiga kali pemeberian yakni pada bulan ke 0, kemudian teruskan pada bulan
ke*1 dan ke* masing*masing 0,1 ml.
vaksin Euadrivalent menggunakan pelarut ,l?#3 yang merupakan pelarut
yang banyak dipakai untuk vaksin pada umumnya
3
. %aksin ini dijual di
pasaran dengan nama dagang Bardasil. %aksin ini diberikan intramuskuler 0,1
++ diulang tiga kali. $emeberian kedua seharusnya diberikan " bulan setelah
pemberian yang pertama dan pemberian ketiga diberikan bulan setelah
pemberian yang pertama.
%aksin #$% mulai dapat diberikan pada perempuan usia 10*11 tahun dengan
pengelompokan:
10*1" tahun &usia sekolah dasar'
13*11 tahun &usia sekolah menengah'
1*"1 tahun &usia sekolah menengah atas sampai perguruan tinggi'
11
"*11 tahun
%aksinasi pada kelompok usia "*11 tahun dapat diberikan setelah hasil pap
smear &*' atau I%, &*'. %aksin pro.ilaksis akan bekerja lebih e.isien bila vaksin
diberikan sebelum individu terpapar in.eksi #$%. %aksin tidak diberikan pada
(anita hamil oleh karena risiko abortus spontan dan kelainan kongenital.
)saha pen+egahan sekunder merupakan usaha penemuan dini, diagnosis dan
terapi dini terhadap kanker. $en+egahan sekunder kanker serviks terdiri dari
1,"
:
o $asien dengan risiko sedang
#asil pap smear negati. sebanyak tiga kali berturut*turut dengan selisih
(aktu antar pemeriksaan satu tahun dan atas petunjuk dokter sangat
dianjurkan. )ntuk pasien atau partner hubungan seksual yang level
aktivitasnya tidak diketahui, dianjurkan untuk melakukan pap smear tiap
tahun
1*4
o $asien dengan risiko tinggi
$asien yang memulai hubungan seksual saat usia ; 10 tahun dan (anita
yang mempunyai banyak partner &multipel partner' seharusnya melakukan
pap smear setiap tahun, dimulai dari onset seksual intercourse akti..
Interval sekarang ini dapat diturunkan menjadi setiap bulan untuk pasien
dengan risiko khusus, seperti mereka yang mempunyai ri(ayat penyakit
seksual berulang.
4,11
)saha pen+egahan tersier merupakan upaya meningkatkan angka
kesembuhan, angka survival, dan kualitas hidup dalam terapi kanker
1
:
1
o $elayanan di rumah sakit &diagnosa dan pengobatan'
o $era(atan paliati.
2.7 PENANGANAN
Modalitas terapi lesi prakanker
o Krioterapi
Krioterapi dilakukan dengan membekukan daerah serviks yang abnormal
dengan menempelkan lempengan yang sangat dingin. $rosedur ini
memerlukan (aktu beberapa menit dan biasanya menyebabkan kram.
Indikasi terapi ini antara lain AI4 derajat III &displasia berat dan AI-', lesi
AI4 luas &perluasan linear pada permukaan serviks', lesi yang meluas pada
kanal endoserviks, lesi AI4 yang terletak pada robekan serviks lama, lesi AI4
yang terletak pada posisi jam 3 dan 2, serta lesi pada porsio dengan ovula dari
4aboth yang luas.
0*11
o Konisasi
Konisasi adalah operasi dengan mengambil volume jaringan dari aksis sentral
longitudinal serviks. <indakan ini meliputi os eksternal dan kanal endoserviks
dengan panjang tertentu. Indikasi terapi dengan konisasi yakni AI4 "*3
multi.okal dan follow up pasien yang tidak tentu. Kontraindikasi konisasi
adalah kanker serviks invasi., dan kehamilan.
0*11
o 6ksisi 766$
13
766$ adalah pengambilan daerah abnormal dari serviks, menggunakan ka(at
tebal yang dipanasi dengan listrik. Indikasi 766$ antara lain adanya
perbedaan antara hasil pap smear dengan biopsi, hasil kolposkopi yang kurang
memuaskan, hasil kuretase endoserviks yang abnormal, serta biopsi yang
menunjukkan adanya kanker yang mikroinvasi..
0*11
Kanker serviks invasi.
0*11
Modalitas terapi pasien dengan kanker serviks invasi. adalah pembedahan,
kemoradiasi dan radioterapi.
o $embedahan
$embedahan yang dilakukan adalah histerektomi radikal dengan
lim.adenektomi pelvik bilateral. #isterektomi radikal pada kanker serviks
dapat dilakuakn dengan beberapa metode yakni metode transabdominal dan
transvaginal &,%9)67* ($dominal 'aginal )adical *terus +,tirpation with
Transperitoneal L"mphadenectom"%-
-elain histerektomi, tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan
trakelektomi radikal. <indakan ini dilakukan pada lesi yang ke+il dan
penderita masih menginginkan anak. <rakelektomi adalah pengambilan
serviks dan kelenjar lim.e pelvis, dengan meninggalkan uterus sehingga
kehamilan masih dapat terjadi. Indikasi tindakan ini adalah pasien yang masih
ingin mempertahankan kesuburan, kanker serviks stadium I,1 dengan adanya
invasi ke pembuluh darah atau I," dan I@1, ukuran lesi kurang dari " +m,
tidak adanya penyebaran ke endoservikal bagian atas, tidak adanya metastasis
10
ke KB@, serta jenis histopatologinya karsinoma sel skuamous atau
adenokarsinoma.
11
o Kemoradiasi
$ada karsinoma serviks stadium I@"*II," dengan keadaan umum ataupun
.aktor usia yang lanjut sehingga tidak memungkinkan dilakukan pembedahan,
maka terapi kemoradiasi merupakan terapi terpilih.
4eoadjuvant kemoterapi merupakan salah satu pilihan metode terapi
karsinoma serviks I@", II, sampai II@. $ada kasus yang memberi respon
klinik dan tumor menge+il, maka terapi dilanjutkan dengan pembedahan.
o 9adioterapi
$engobatan terpilih pada pasien dengan kanker serviks stadium II@, III,
dan I%, adalah radioterapi lengkap yaitu radiasi eksterna dilanjutkan
radioterapi intrakaviter.
11
12
DAFTAR PUSTAKA
1. ?+viyanti, D. H #andoko, D. $eran Dokter )mum dalam $en+egahan
Kanker -erviks di Indonesia. J- Indonesian .edical (ssociation, %olume:
3, 4omor: 1, /anuari "013.
". 9asjidi, I. 6pidemiologi Kanker -erviks. Indonesian Journal of Cancer,
%olume III, 4omor: 3, /uli*-eptember "002.
3. >ulandari, ,. -. $engertian dan $emahaman 9isiko Aa AerviC pada
>anita )sia -ubur di Indonesia. ,rtikel Ilmu Kesehatan Masyarakat
8akultas Kedokteran )niversitas >ijaya Kusuma. -urabaya. "002.
4. 9adji, M. %aksin Kanker. Majalah Ilmu Ke.armasian %olume: %I, 4omor:
3, Desember "002, hal. 102*110.
1. ,drijono. %aksinasi #$% Merupakan $en+egahan $rimer Kanker -erviks.
Majalah Kedokteran Indonesia, %olume: 13, 4omor: 1, Mei "003.
. 8au5iah, 9. M. et al., Deteksi Dini Kanker -erviks pada $usat $elayanan
$rimer di 7ima >ilayah DKI /akarta. J- Indonesian .edical (ssociation,
%olume: 1, 4omor: 11, 4ovember "011.
3. >iebe, 6. et al. Cancer of the Cervi, *teri- International Journal of
!"necolog" / #$stetrics 112-" &"01"' -100I-102. 8IB? A,4A69
96$?9< "01".
0. $ra(irohardjo, -. Karsinoma -erviks )terus dalam Ilmu Kandungan. $<.
@ina $ustaka -ar(ono $ra(irohardjo. /akarta. "002. #alaman: 300*320.
2. -astra(inata, 9. -ulaiman. <umor AerviC dalam Binekologi. @agian
?bstetri H Binekologi 8akultas Kedokteran )niversitas $adjadjaran.
@andung. 1204. #alaman: 1"*140.
10. 4uranna. 7. et al. Metode I%, dalam -krining Kanker 7eher 9ahim
dengan Metode Inspeksi %isual dengan ,sam ,setat &I%,'. Departemen
Kesehatan 9epublik Indonesia. /akarta. "000. #alaman: "4*30.
11. @erek, /. -. Cervical Cancer dalam 0ere1 / Nova12s !"necolog" 34
th
edition. 7ippin+ott >illiams H >ilkins. "00. #alaman: 1404*1411.
1". 8riedman. 6manuel ,., ,+ker. David @., -a+hs. @enjamin $. -itologi
-erviks yang ,bnormal dalam -eri -kema Diagnosis dan $enatalaksanaan
?bstetri edisi kedua. @inarupa ,ksara. /akarta. 1220. #alaman: 1".
"0

Anda mungkin juga menyukai