Anda di halaman 1dari 69

1

ETIKA PROFESI
Dr Tanudjaja, SH,CN,MH.*
literatur:
(1)Dr. Shidharta,SH,Mhum., Moralitas Profesi Hukum (suatu tawaran
kerangka berpikir), efika !ditama, "andung, #$$%.
(#)Prof.!bdulkadir Muhammad,SH., &tika Profesi Hukum,'itra !dit(a
"akti, "andung, #$$1.
())Drs.!bdul *adir +ahid,SH., !nang Sulist(ono,SH., &tika Profesi
Hukum Dan ,uansa -antangan Profesi Hukum Di .ndonesia, -arsito,
"andung, 1//0.
(1). 2ede !.".+iranata,SH,MH., Dasar3dasar &tika dan Moralitas
(Pengantar *a4ian &tika Profesi Hukum), 'itra !dit(a "akti, "andung,
#$$5.
(5)Suhrawardi *.6ubis,SH., &tika Profesi Hukum, Sinar 2rafika, 7akarta,
#$$#.
(%)Hadi Herdians(ah dkk, ekaman Proses +orkshop, *ode &tik
!d8okat .ndonesia (6angkah Menu4u Penegakan), PSH*, 7akarta, #$$1.
(0)Prof. Dr 6iliana -ed4osaputro.,&tika Profesi dan &tika Profesi Hukum,
aneka ilmu, Semarang, #$$).
(9)!s:ad Sungguh, #5 &tika Profesi, Sinar 2rafika, 7akarta, #$$1.
(/)Prof. Drs. '.S.-.*ansil, SH., 'hristine S.-.*ansil,SH,MH, Pokok3
Pokok &tika Profesi Hukum, Pradn(a Paramita, 7akarta, #$$).
(1$)Supriadi,SH,Mhum., &tika ; -anggung 7awab Profesi Hukum Di
.ndonesia, Sinar 2rafika, 7akarta, #$$%.
(11)Dar(l *oehn., 6andasan &tika Profesi. Pustaka <ilsafat, *anisius,
=og(akarta, #$$$.
(1#)&.=.*anter, SH,. &tika Profesi Hukum (Sebuah Pendekatan Sosio
eligius), Storia 2rafika, 7akarta, #$$1.
(1))&.Sumar(ono, &tika Hukum, *anisius, 7akarta, #$$#.
(11)Prof.*o -4a( Sing., ahasia Peker4aan Dokter Dan !d8okat,
2ramedia 7akarta, 7akarta, 1/09.
1. PENGERTIAN SERTA FUNGSI ETIKA DAN MORAL
&tika berasal dari bahasa =unani kuno (akni &thos adalah ta etha
artin(a adat kebiasaan.
7ames 7.Spillane S7 berpendapat bahwa etika atau ethi>s memperhatikan
dan mempertimbangkan tingkah laku manusia dalam pengambilan
keputusan moral.
Dalam kamus besar bahasa .ndonesia :
(1)etika merupakan ilmu tentang apa (ang baik dan (ang buruk serta
tentang hak dan kewa4iban moral (akhlak)?
(#)moral memiliki arti: a) a4aran tentang baik buruk (ang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewa4iban, akhlak, budi pekerti, asusila? b)
kondisi mental (ang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan perasaan.
Moral merupakan landasan dan patokan bertindak bagi setiap orang
dalam kehidupan sehari3hari ditengah3tengah kehidupan sosial
kemas(arakatan maupun dalam lingkungan keluarga dan (ang terpenting
moral berada pada batin dan atau pikiran setiap insan sebagai fungsi
kontrol untuk pen(eimbang bagi pikiran negatif (ang akan direalisasikan.
Moral sebenarn(a tidak dapat lepas dari pengaruh sosial buda(a,
setempat (ang di(akini kebenarann(a. Moral selalu menga>u pada baik
burukn(a manusia sebagai manusia. Hal tersebut akan lebih mudah kita
pahami manakala mendengar orang mengatakan perbuatann(a tidak
bermoral. Perkataan tersebut mengandung makna bahwa perbuatan
tersebut dipandang buruk atau salah karena melanggar nilai3nilai dan
norma3norma moral (ang berlaku dalam mas(arakat.
<ran@ Magnis suseno membahas, a4aran tentang moral adalah a4aran3
a4aran, we4angan3we4angan, khotbah3khotbah, patokan3patokan,
kumpulan peraturan dan ketetapan entah lisan atau tertulis, tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak agar ia men4adi manusia
(ang baik. !4aran moral bersumberkan kepada berbagai manusia dalam
kedudukan (ang berwenang, seperti para bi4ak, antara lain para pemuka
agama dan mas(arakat, tulisan3tulisan para bi4ak.
Sumar(ono mengklasifikasikan moralitas atas:
1.moralitas ob4ektif
Moralitas perbuatan (ang melihat perbuatan manusia sebagaimana
apa adan(a. 7adi perbuatan itu mungkin baik atau buruk, mungkin
benar atau salah terlepas dari berbagai modifikasi kehendak bebas
(ang dimiliki oleh setiap pelakun(a. 'ontoh: membunuh
merupakan perbuatan tidak baik.
#.moralitas sub4ektif
Moralitas perbuatan (ang melihat perbuatan manusia tidak
sebagaimana adan(a karena dipengaruhi oleh se4umlah faktor
pelakun(a, seperti emosional,latar belakang, pengetahuan, dsbn(a.
).moralitas intrinsik
Moralitas perbuatan (ang menentukan suatu perbuatan atas benar
atau salah, baik atau buruk berdasarkan hakikatn(a terlepas tidak
bergantung dari pengaruh hukum positif, >ontohn(a berilah kepada
orang lain apa (ang men4adi hakn(a. Hal tersebut pada dasarn(a
sudah merupakan kewa4iban. Meskipun kemudian diatur dalam
hukum positif, tidaklah memberikan akibat (ang signifikan.
1.moralitas ekstrinsik
Moralitas perbuatan (ang menentukan suatu perbuatan benar atau
salah, baik atau buruk berdasarkan hakikatn(a bergantung dari
pengaruh hukum positif. Hukum positif di4adikan patokan dalam
menentukan kebolehan dan larangan atas suatu perbuatan.
&=. *anter tidak han(a membahas etika pada wila(ah indi8idu akan
tetapi terdapat pendapatn(a, bahwa moralitas indi8idu mendapat ruang
gerak dalam wila(ah moralitas mas(arakat (publik). Moralitas publik
adalah moralitas (ang terwu4ud dan didukung oleh wila(ah publik,
artin(a didukung oleh struktur kekuasaan politik, ekonomi dan ideologi.
Mutu moralitas publik ban(ak ditentukan oleh pelaksanaan
kepemimpinan dalam suatu negara, misalkan >ara pengambilan
keputusan dibuat dengan etis ataukah tidak. &tika merefleksikan
mengapa seseorang harus mengikuti moralitas tertentu atau bagaimana
kita mengambil sikap (ang bertanggung 4awab ketika berhadapan dengan
berbagai moralitas.
Pengertian moral, menurut "artens (ang dikutip oleh !bdul *adir
Muhammad men(atakan bahwa kata (ang sangat dekat dengan etika
adalah moral. *ata ini berasal dari bahasa latin AmosB, 4amakn(a mores
(ang 4uga berarti adat kebiasaan. Se>ara etismologis kata etika sama
dengan kata moral (ang mengandung pengertian adat kebiasaan.
Perbedann(a dari bahasa asaln(a (akni etika berasal dari bahasa
=unani,sedangkan moral berasal dari bahasa latin.
Pemahaman persamaan antara etika dan moral dapat diartikan sebagai
suatu nilai dan norma (ang berfungsi sebagai patokan dan panutan bagi
setiap person ataupun kelompok, maupun dalam sosial kemas(arakatan
dalam mengatur tingkah lakun(a.
6iliana -ed4osaputro membagi moralitas kedalam dua bagian (akni:
(1)moralitas dapat bersifat intrinsik, berasal dari diri manusia itu sendiri
sehingga perbuatan manusia itu baik atau buruk terlepas atau tidak
dipengaruhi oleh peraturan hukum (ang ada?
(#)moralitas (ang bersifat ekstrinsik, penilaiann(a didasarkan pada
peraturan hukum (ang berlaku, baik (ang bersifat perintah ataupun
larangan.
pelaksanaan peraturan hukum membutuhkan moral dari pelaku.
Hukum meskipun harus menga>u pada kepentingan sosial
kemas(arakatan agar ter>apai suatu kepastian dan keadilan hukum,
namun produk hukum itu sendiri tidak dapat lepas dari produk politik
(ang tidak dapat meng>o8er seluruh kehendak mas(arakat, sehingga
pelaksanaan hukum dengan baik dan ikhlas sesungguhn(a bergantung
pada moral setiap indi8idu, bukan bergantung pada sifat memaksa dari
hukum. 2una memudahkan pengertian tersebut maka dapat diberikan
suatu gambaran manakala seseorang tidak melaksanakan suatu peraturan
ataupun etika maka orang tersebut merasa sebagai beban moral.
Shidharta mengemukakan, setiap manusia (ang sehat se>ara rohani pasti
memiliki sikap moral dalam menghadapi keadaan3keadaan (ang
men(ertai per4alanan hidupn(a. Sikap moral ini ada (ang hadir begitu
sa4a tanpa harus disertai pergulatan atas pilihan3pilihan dilematis,namun
ada pula sikap moral (ang perlu direnungkan se>ara mendalam sebelum
ditetapkan men4adi suatu keputusan. Sikap moral itulah (ang pada
umumn(a di4adikan pedoman bagi manusia ketika mengambil suatu
tindakan. enungan terhadap moralitas tersebut merupakan peker4aan
etika. Dengan demikian,setiap manusia siapapun dan apapun profesin(a
membutuhkan perenungan3perenungan atas moralitas (ang terkait
dengan profesin(a. Dalam konteks inilah lalu timbul suatu >abang etika
(ang disebut etika profesi.
&tika merupakan hasil perenungan dari moralitas (ang dirasakan perlu
adan(a etika dalam kehidupan, karena merupakan kewa4iban moral untuk
mewu4udkan sesuatu (ang baik baik bagi diri sendiri, kelompok,
mas(arakat, maupun bangsa dan negara.
Pendapat .manuel *ant, diter4emahkan oleh 6ili -4ah4adi tentang
membedakan moralitas men4adi dua:
(1)moralitas hetronom, sikap dimana kewa4iban ditaati dan dilaksanakan
bukan karena kewa4iban itu sendiri, melainkan karena sesuatu (ang
berasal dari luar kehendak sipelaku sendiri, misaln(a karena mau
men>apai tu4uan (ang diinginkan ataupun karena perasaan takut pada
penguasa (ang memberi tugas kewa4iban itu?
(#)moralitas otonom, kesadaran manusia akan kewa4iban (ang ditaatin(a
sebagai suatu (ang dikehendakin(a sendiri karena di(akini sebagai hal
(ang baik. Didalam moralitas otonom orang mengikuti dan menerima
hukum bukan lantaran mau men>apai tu4uan (ang diinginkann(a taupun
lantaran takut pada penguasa, melainkan itu di4adikan kewa4iban sendiri
berkat nilain(a (ang baik. Moralitas demikian menurut *ant disebut
sebagai otonom kehendak (ang merupakan prinsip tertinggi moralitas,
sebab ia berkaitan dengan kebebasan, hal (ang hakiki dari tindakan
mahluk rasional atau manusia
Pendapat lain men(atakan moral berasal dari dalam relung hati (ang
terdalam sehingga perbuatan baik ataupun buruk sebenarn(a dirin(a
sendiri sebagai penilai utama, sedangkan etika merupakan manifestasi
dari moral (ang berasal dari adat kebiasaan dan sosial kemas(arakatan
(ang telah berproses men4adi suatu bentuk etika sebagai pedoman
bertindak baik ranah formal maupun non formal sehingga sering
dikatakan suatu perbuatan baik bila dilaksanakan maka telah beretika
serta sebalikn(a dikatakan tidak beretika.
Mengutip dari Srisumantri, bahwa ,ilai3nilai etika dan moral harus
diletakkan sebagai landasan atau dasar pertimbangan dalam setiap
kegiatan di bidang keilmuan. -ahap tertinggi dalam kebuda(aan moral
manusia, u4ar 'harles darwin, adalah ketika men(adari bahwa kita
se(og(an(a mengontrol pikiran kita.
Pikiran merupakan faktor penentu dan pemutus suatu tindakan (ang akan
kita lakukan, pikiran (ang baik dapat menghasilkan moral atau etika
(ang baik sedangkan pikiran (ang buruk akan menghasilkan tindakan
(ang buruk, (ang perlu dipahami bahwa segala gerakan organ tubuh
merupakan pikiran sebagai pemimpin. Pada kondisi manusia (ang telah
mampu mempergunakan pikiran sebagai filter atau alat kontrol bagi
perbuatann(a maka hal (ang buruk dapat ditiadakan minimal dapat
ditekan.
Pendapat !l8in -ofler (ang diter4emahkan *oesd(antinah memberi
gambaran betapa manusia dewasa ini dan dimasa3masa mendatang akan
mengalami indeks kesementaraan, (ang mengakibatkan manusia ter4ebak
dalam keanekaragaman ga(a hidup dan ban(ak kepribadian.
Menurutn(a,B!pabila keanekaragaman bertemu dan berpadu dengan
kesementaraan dan kebaruan, mas(arakat akan meroket kesuatu krisis
adaptasi (ang historis. *ita akan men>iptakan lingkungan (ang demikian
sementaran(a asingn(a dan kompleksn(a sehingga mengan>am 4utaan
orang dengan kehan>uran adaptif. *ehan>uran ini adalah ke4utan masa
depanB.
!4aran3a4aran moral guna meningkatkan moralitas agar manusia
men4adi baik, sedangkan etika bertugas memberikan argumentasi
rasional dan kritis guna mendukung a4aran moral. Dalam perkembangan
4aman (ang makin kompleks timbullah tantangan (ang dihadapi oleh
a4aran3a4aran moral makin kompleks. .ndoktrinasi dalam a4aran3a4aran
moral akan sering dipertan(akan 4ika tidak lagi mampu memberikan
orientasi (ang 4elas bagi penganutn(a. *ekaburan orientasi itu mun>ul
4ustru karena bertambah ban(akn(a ragam orientasi (ang ada. Salah satu
dari keragaman itu ditandai oleh berbagai ideologi (ang saling
menawarkan diri sebagai pilihan terbaik. Padahal apa (ang baik menurut
satu pihak sering dianggap buruk oleh (ang lainn(a. &tika (ang telah
disepakati oleh setiap kelompok akan menepis kehilangan orientasi
sehingga kebenaran sebenarn(a bersifat relatif karena kebenaran
merupakan produk pikiran masing3masing sehingga perlu adan(a
kesepakatan (ang tentun(a tidak dapat melepaskan diri dari kebenaran
uni8ersal.
6ilana memaparkan bahwa,dalam perkembangann(a ka4ian etika,
terdapat ban(akaliran3aliran didalamn(a. "eberapa aliran penting dalam
etika adalah sebagai berikut:
1.etika naturalisme ialah aliran (ang beranggapan bahwa kebahagiaan
manusia itu didapatkan dengan menurutkan panggilan natura (fitrah)
ke4adian manusia sendiri?
#.etika hedonisme ialah aliran (ang berpendapat bahwa perbuatan susila
itu adalah perbuatan (ang menimbulkan hedone (kenikmatan dan
kele@atan)?
).etika utilitarianisme ialah aliran (ang menilai baik dan burukn(a
perbuatan manusia itu ditin4au dari ke>il dan besarn(a manfaatbagi
manusia (utilit(Cmanfaat)?
1.etika idealisme ialah aliran (ang berpendirian bahwa perbuatan
manusia 4anganlah terikat pada sebab musabab lahir, tetapi haruslah
berdasarkan pada prinsip kerohanian (idea) (ang lebih tinggi?
5.etika 8italisme ialah aliran (ang menilaibaik burukn(a perbuatan
manusia itu sebagai ukuran ada tidak adan(a da(a hidup (8ital) (ang
maksimum mengendalikan perbuatan itu?
%.etika theologis ialah aliran (ang berke(akinan bahwa ukuran baik dan
burukn(a perbuatan manusia itu dinilai dengan sesuai dan tidak
sesuain(a perbuatan itu dengan perintah -uhan (-heosC-uhan).
<ran@ Magnis Suseno mengemukakan pendapat tentang, etika berfungsi
untuk membantu manusia men>ari orientasi se>ara kritis dalam
berhadapan dengan moralitas (ang membingungkan. &tika adalah
pemikiran sistematis dan (ang dihasilkann(a se>ara langsung bukan
kebaikan, melainkan suatu pengertian (ang lebih mendasar dan kritis.
Pengertian ini perlu di>ari dengan landasan pemikiran sebagai berikut:
1.kita hidup dalam mas(arakat (ang semakin pluralistik, 4uga dalam
bidang moral. Dalam keseharian kita ban(ak bertemu dan bergaul dengan
berbagai orang dan karakter (ang serba berbeda dari suku (ang beragam,
daerah asal (ang ber8ariasi, agama berbeda, dan sebagain(a. *ita ada
ditengah3tengah pandangan mengenai etika dan moral (ang beraneka
ragam bahkan tidak 4arang saling bertentangan sehingga kita bingung
mengikuti moralitas (ang mana. Dntuk menentukan pilihan itulah perlu
refe!"# !r#$#" e$#!a.
#.*ita hidup dalam masa transformasi mas(arakat (ang kian lama
menu4u modernisasi. Meski masih belum di4umpai batasan baku tentang
makna modernisasi, konsep ini membawa perubahan besar dalam
struktur kebutuhan dan nilai mas(arakat (ang akibatn(a menentang
pandangan3pandangan moral tradisional.
).Proses perubahan sosial buda(a dan moral tern(ata tidak 4arang
digunakan berbagai pihak untuk meman>ing di air keruh. !dan(a
pelbagai ideologi (ang ditawarkan sebagai penuntun hidup, masing3
masing dengan a4arann(a sendiri tentang bagaimana manusia harus
hidup. &tika dapat di4adikan tatanan untuk mengkritisi se>ara ob4ektif
dan memberi penilaian agar tidak mudah terpan>ing, tidak naif, atau
ekstrem untuk >epat3>epat menolak han(a karena masih relatif baru dan
belum biasa.
1.&tika 4uga diperlukan oleh kaum agama (ang disatu pihak menemukan
dasar kemantapan mereka dalam iman keper>a(aan mereka, dilain pihak
sekaligus mau berpartisipasi tanpa takut3takut dan dengan tidak menutup
diri dalam semua dimensi kehidupan mas(arakat (ang sedang berubah
itu
efleksi kritis etika tidak han(a untuk menentukan moralitas mana (ang
dipakai karena terdapat norma (ang bertentangan. efleksi kritis etika
merupakan alat untuk meme>ahkan permasalahan moral, seperti
perubaham moral (ang diakibatkan oleh proses transformasi menu4u
modernisasi (ang menentang keberadaan pandangan moral tradisional.
&tika (ang berkaitan dengan etika profesi merupakan etika (ang
senantiasa mengikuti perkembangan modernisasi (ang tak dapat
dibendung, sehingga perlun(a etika (ang kritis untuk mengatasi kendala
(ang ada. -idak dapat dipungkiri pen(andang profesi, pemuka
mas(arakatEadat, filosof, hukum (ang berfungsi sebagai salah satu faktor
penentu etika (ang kritis.
*eadilan, kepastian hukum, eFualit( before the law merupakan harapan
moral mas(arakat (ang masih terus diper4uangkan.
%. ETIKA CA&ANG DARI FILSAFAT
<ilsafat dapat dimaknai sebagai pandangan hidup, tentun(a
pandangan hidup (ang >inta akan kebi4aksanaan, disis lain filsafat dapat
diartikan sebagai ilmu (ang selalu men>ari hakekat (ang terdalam.
<ilsafat sebagai pandangan hidup merupakan suatu produk nilai atau
sistem nilai (ang di(akini kebenarann(a dan dapat di4adikan pedoman
perilaku oleh indi8idu, kelompok, mas(arakat.
Pada prinsipn(a >abang filsafat dapat dikelompokkan pada tiga
>abang filsafat (aitu:
(1) ontologi?
(#)epistemologi?
())aksiologi.
Gntologi adalah >abang filsafat (ang men(elidiki tentang keberadaan
sesuatu. &pistemologi adalah >abang filsafat (ang men(elidiki tentang
asal, s(arat susunan, metode, dan 8aliditas pengetahuan. !ksiologi
merupakan >abang filsafat (ang men(elidiki tentang hakikat nilai,
kriteria, dan kedudukan suatu nilai. Pada kelompok aksiologi dapat
dimasukkan >abang3>abang filsafat etika dan estetika. Dapat disimpulkan
etika merupakan >abang dari filsafat tentang hakikat nilai atau aksiologi
(ang merupakan nilai berkaitan dengan sikap dan perilaku manusia atau
kelompok manusia. &tika membahas tentang nilai3nilai (ang baik bagi
manusia dan nilai inilah dikenal sebagi moral.
Menurut &=.*anter : &tika sama artin(a dengan filsafat moral atau ilmu
tentang moralitas. &tika bukan sumber tambahan bagi a4aran moral
melainkan filsafat atau pemikiran rasional3kritis dan mendasar tentang
a4aran dan pandangan moral. 7adi etika bukan sebuah a4aran melainkan
sebuah ilmu.
<ilosof Plato mengungkapkan filsafat tidak lain dari pengetahuan
tentang segala (ang ada. <ilsafat merupakan ilmu pokok dan pangkal
segala pengetahuan (ang didalamn(a men>akup empat persoalan sebagai
berikut:
!)apakah (ang dapat kita ketahui H Pertan(aan tersebut di4awab oleh
metafisika (ilmu pengetahuan (ang berhubungan dengan hal3hal (ang
non fisik atau tidak terlihat).
")apakah (ang boleh kita ker4akan H Pertan(aan tersebut di4awab oleh
etika.
')sampai dimananakah pengharapan kita H Pertan(aan tersebut di4awab
oleh agama.
D)apakah (ang dinamakan manusia H Pertan(aan tersebut di4awab oleh
antropologi (ilmu tentang manusia).
Mengamati pemikiran plato maka makin mendukung opini bahwa etia
merupakan bagian dari filsafat hal tersebut merupakan 4awaban terhadap
tu4uan utama dari filsafat (ang berarti >inta akan kebi4aksanaan adalah
untuk kebaikan umat manusia (ang bi4aksana penuh dengan kedamaian.
2una mendukung pendapat Plato dapat kita padukan dengan pendapat
!ristoteles (ang dikutip dari . 2ede !.".+iranata sebagai berikut:
A Pembagian filsafat menurut !ristoteles
a. <ilosofia teoritikaEspekulatif
<ilsafat (ang bersifat ob4ektif, (ang terdiri atas:
1.fisika (mengka4i tentang dunia materiil)?
#.matematika (mengka4i tentang barang menurut kuantitasn(a)?
).metafisika (mengka4i tentang AadaB).
b. <ilosofia praktika (<ilsafat (ang memberi petun4uk dan berbagai
pedoman mengenai tingkah laku hidup dan kesusilaan (ang seharusn(a
dilakukanEdiperbuat), (ang meliputi:
1.etika (mengka4i tentang kesusilaan dalam hidup perseorangan)?
#.ekonomia (mengka4i tentang kesusilaan dalam hidup kekeluargaan)?
).politika (mengka4i tentang kesusilaan dalam tantanan hidup
kenegaraan).
<ilosofia produkti8a (pen>ipta) (filsafat (ang mengka4i dan membimbing
serta menuntun manusia tentang pengetahuan sehingga men4adikan
manusia produktif melalui sebuah ketrampilan (ang bersifat khusus)B.
!ristoteles merupakan tokoh filsafat (ang menempatkan etika sebagai
pembahasan utama dalam tulisann(a A&thika ,i>homa>helaB dengan
pendapatn(a, tata pergaulan dan penghargaan seorang manusia, (ang
tidak didasarkan oleh egoisme atau kepentingan indi8idu, akan tetapi
didasarkan kepada hal3hal (ang alruistik, (aitu memperhatikan orang
lain.
Menurut Srisumantri (ang dikutip dari 6iliana, filsafat dalam
perkembangann(a antara lain men>akup:
1.epistimologi (filsafat pengetahuan)?
#.etika (filsafat moral)?
).estetika (filsafat seni)?
1.metafsika?
5.filsafat politik?
%.filsafat?
0.filsafat agama?
9.filsafat pendidikan?
/.filsafat hukum?
1$.filsafat se4arah?
11.filsafat matematika.
Sebagai bagian filsafat dan bahkan sebagai salah satu >abang filsafat
(ang paling tua, maka etika 4uga dikembangkan sebagai bagian dari
ka4ian ilmu pengetahuan.
<ilosof H.De Ios 4uga men(atakan etika sebagai bagian dari filsafat.
&tika dapat dibedakan men4adi, etika umum dan etika khusus. &tika
umum membahas tentang prinsip moral, pengertian dan fungsi etika,
tanggung 4awab, suara hati. &tika khusus merupakan etika (ang sudah
dikaitkan dengan konteks bidang tertentu, kehidupan pribadi, antar
pribadi.
&tika dapat dika4i dari berbagai aspek, akan tetapi se>ara garis besar
terdapat tiga aspek (ang dominan dalam mempela4ari etika (aitu:
1)aspek normatif
aspek normatif ialah aspek (ang menga>u pada norma3
normaEstandar moral (ang diharapkan untuk mempengaruhi
perilaku, kebi4akan, keputusan, karakter indi8idual, dan struktur
profesional. Dengan aspek ini diharapkan perilaku dengan segala
unsur3unsurn(a tetap berpi4ak pada norma, baik norma3norma
kehidupan bersama ataupun norma3normamoral (ang diaturdalam
standar profesi bagi kaum profesi?
#)aspek konseptual
diarahkan pada pen4ernihan konsep3konsepEide3ide dasar, prinsip3
prinsip, problema3problema dan tipe3tipe argumen (ang
dipergunakan dalam membahas isu3isu moral dalam wadah kode
etik. *a4ian konseptual ini 4uga untuk memperta4am pemahaman3
pemahaman kode etik dengan tetap menekankan pada kepentingan
mas(arakat dan organisasi profesi itu sendiri?
))aspek deskriptif
ka4ian ini berkaitan dengan pengumpulan fakta3fakta (ang rele8an
dan spesifikasi (ang dibuat untuk memberikan gambaran tentang
fakta3fakta (ang terkait dengan unsur3unsur normatif dan
konseptual. !spek ini memberikan informasi tentang fakta3fakta
(ang berkembang, baik di mas(arakat maupun dalam organisasi
profesi, sehingga penanganan aspek normatif dan konseptual dapat
segera direalisasikan.
&tika merupakan >abang filsafat sebagai ilmu (ang merupakan
philosopi>al stud( of moralit(, sehingga sub(ek (ang melakukan etika
adalah manusia, dengan demikian etika sebagai filsafat manusia.
'. PENGERTIAN PROFESI DAN PROFESI HUKUM
Peker4aan pada umumn(a berbeda dengan profesi baik dari segi
ketrampilan maupun tanggung 4awab (ang diembann(a. "erkaitan
dengan peker4aan pada umumn(a '(>le *lu>kohn (ang dikutip oleh
koent4araningrat men(atakan: antropolog seperti '(>le *lu>kohn dan
<loren>e *lu>kohn 4uga menempatkan diri untuk menelaah hakikat ker4a
(kar(a) bagi manusia. Menurut mereka ada nilai3nilai buda(a (ang
memandang ker4a itu sekedar untuk memenuhi nafkah, namun ada pula
(ang memandang ker4a sebagai upa(a menggapai kedudukan dan
kehormatan. Grientasi nilai buda(a ketiga dari hakikat ker4a adalah
bahwa beker4a merupakan upa(a terus menerus untuk berkar(a (akni
dengan men>apai hasil (ang lebih baik dan lebih baik lagi.
-homas !Fuinas berpendapat, perwu4udan ker4a mempun(ai empat
tu4uan sebagai berikut:
1.dengan beker4a, orang dapat memenuhi apa (ang men4adi
kebutuhan hidup sehari3harin(a?
#.dengan adan(a lapangan ker4a, maka pengangguran dapat
dihapuskanEdi>egah. .ni 4uga berarti bahwa dengan tidak adan(a
pengangguran,maka kemungkinan timbuln(a ke4ahatan dapat
dihindari pula?
).dengan surplus hasil ker4an(a, manusia 4uga dapat berbuat amal
bagi sesaman(a?
1.dengan ker4a orang dapat mengontrol atau mengendalikan ga(a
hidupn(a.
Profesi oleh berbagai ahli diartikan sebagai peker4aan dengan
keahlian khusus menuntut pengetahuan tinggi, dengan berbagai pelatihan
khusus.
Menurut pendapat "randels (ang dikutip oleh !.Pattern 7r, dikutip dari
Supriadi, untuk dapat disebut sebagai profesi,peker4aan itu sendiri harus
men>erminkan adan(a dukungan (ang berupa:
1.>iri3>iri pengetahuan (intellectual character);
#.diabadikan untuk kepentingan orang lain?
).keberhasilan tersebut bukan didasarkan pada keuntungan finansial?
1.keberhasilan tersebut antara lain menentukan berbagai ketentuan (ang
merupakan kode etik, serta pula bertanggung 4awab dalam mema4ukan
dan pen(ebaran profesi (ang bersangkutan?
5.ditentukan adan(a standar kualifikasi profesi.
Profesi bukan han(a dibutuhkan oleh seseorang atau kelompok akan
tetapi men(angkut kebutuhan publik sehingga peran negara dibutuhkan
untuk mengesahkanEmengangkat seseorang men4adi pen(andang profesi
agar meniadakanEmeminimalkan kerugian atau tindakan (ang tidak
bertanggung 4awab terhadap pihak (ang membutuhkan 4asa profesi serta
tidak merugikan kepentingan publik. "erkaitan dengan pendapat
tersebut, maka terdapat pendapat Dar(l *oehn (ang dikutip dari Supriadi
mengatakan meskipun kriteria untuk menentukan siapa (ang memenuhi
s(arat sebagai profesional amat beragam, ada lima >iri (ang kerap
disebut kaum profesional sebagai berikut:
1)mendapat i@in dari negara untuk melakukan suatu tindakan tertentu?
#)men4adi anggota organisasiEpelaku3pelaku (ang sama3sama,
mempun(ai hak suara (ang men(ebarluaskan standar danEatau >ita3>ita
perilaku (ang saling mendisiplinkan karena melanggar standar itu?
))memiliki pengetahuan atau ke>akapan AesoterikB ((ang han(a
diketahui dan dipahami oleh orang3orang tertentu sa4a) (ang tidak
dimiliki oleh anggota3anggota mas(arakat lain?
1)memiliki otonomi dalam melaksanakan peker4aan mereka,dan
peker4aan itu tidak amat dimengerti oleh mas(arakat (ang lebih luas?
5)se>ara publik dimuka umum mengu>apkan 4an4i untuk memberi
bantuan kepada mereka (ang membutuhkan dan akibatn(a mempun(ai
tanggung 4awab dan tugas khusus.
Profesi hukum memiliki >iri tersendiri dibandingkan dengan profesi
lainn(a,karena profesi ini berkaitan langsung dengan pengaturan
kehidupan sosial kemas(arakatan, kemudian berpengaruh pada
kehidupan berbangsa dan bernegara. Profesi hukum se>ara khusus
berhubungan dengan mas(arakat pen>ari keadilan. Profesi hukum
sebagai profesi diantara profesi lain tidak dapat lepas atau berdiri sendiri
sebagai suatu gambaran pada saat suatu perusahaan dalam proses go
public maka selain profesi hukum berperan 4uga profesi dibidang
ekonomi ikut andil didalamn(a, sehingga interaksi antar profesi
merupakan >iri dari profesi. Perkembangan hukum dewasa ini akibat
pemikiran filosofi bahwa manusia memiliki hak dasar (ang harus
dilindungi sebagai Hak !sasi Manusia (ang harus dilindungi sebagai hak
hukum (ang tertinggi. !dapun Hak !sasi manusia (ang berlaku
uni8ersal, meliputi:
1)hak3hak asasi pribadi (personal rights), merupakan kebebasan
men(atakan pendapat, memeluk agama, beraktifitas dan sebagain(a?
#)hak3hak asasi ekonomi (property rights), merupakan hak memiliki
sesuatu, memperalihkann(a, seperti membeli dan men4ualn(a, serta
memanfaatkann(a?
))hak3hak asasi dan kebuda(aan (social and cultural rights), seperti hak
untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebuda(aan, dsb.
1)hak3hak asasi untuk mendapatkan perlakuan (ang sama dalam hukum
dan pemerintahan?
5)hak3hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata >ara peradilan dan
perlindungan (procedural rights).
Perkembangan penegakan hukum danE hak asasi manusia
menimbulkan profesi hukum makin berkembang bahkan pada Dndang3
undang nomor: 19 -ahun #$$), tentang !d8okat 4elas mengatur !d8okat
sebagai ofi>ium ,obille (profesi terhormat) serta sebagai pembela Hak
!sasi Manusia.
Sebagai suatu kriteria profesi hukum dapat ditelaah dari pertemuan
para !d8okat tanggal #0 7uni 1/01dalam piagam "aturaden (ang
merumuskan tentang unsur3unsur untuk dapat disebut profession, (aitu:
a)harus ada ilmu (hukum) (ang diolah didalamn(a?
b)harus ada kebebasan, tidak boleh ada dicust verhouding (hubungan
dinas) hierarkis.
>)mengabdi kepada kepentingan umum, men>ari nafkah tidak boleh
men4adi tu4uan?
d)ada >lienten 8erhouding, (aitu hubungan keper>a(aan diantara !d8okat
dan >lient?
e)ada kewa4iban merahasiakan informasi dari >lient dan perlindungan
dengan hak merahasiakan itu oleh undang3undang?
f)ada imuniteit terhadap penuntutan tentang hak (ang dilakukan dalam
tugas pembelaan?
g)ada kode etik dan peradilan kode etik (tuchtrechtspraak)?
h)ada honorarium (ang tidak perlu seimbang dengan hasil peker4aan atau
ban(akn(a usaha atau peker4aan (ang di>urahkan (orang tidak mampu
harus ditolong tanpa bia(a dan dengan usaha (ang sama).
"atasa profesi (ang diberikan tidak dapat dikategorikan sebagai profesi
pada umumn(a. "atasan profesi (ang dapat berlaku pada profesi hukum
pada umumn(a ditetapkan pada tahun 1/00 oleh Peradin dalam seminar
pembinaan profesi hukum sebagai berikut:
1.dasar ilmiah berupa ketrampilan untuk merumuskan sesuatu
berdasarkan teori akademi dan memerlukan sesuatu dasar pendidikan
(ang baik dan diakhiri dengan suatu sistem u4ian?
#.praktik sesuatu. !dan(a suatu bentuk perusahaan, (ang berdiri,
sehingga memungkinkan dipupukn(a hubungan pribadi dalam
meme>ahkan kebutuhan para klien (ang bersifat pribadi pula (person by
person basis) diiringi dengan sistem pemba(aran honorarium?
).fungsi penasihat. <ungsi sebagai penasihat sering3sering diiringi
dengan fungsi pelaksanaan dari pelaksana dari penasihat (ang diberikan?
1.4iwa mengabdi. !dan(a pandangan hidup (ang bersifat ob4ektif dalam
menghadapi persoalan, tidak mementingkan diri sendiri, tidak
mengutamakan motof3motif (ang bersifat materiil?
5.adan(a suatu kode (ang mengedalikan sikap dari pada anggota.
*ebutuhan klien terhadap kiner4a profesi sebatas keahlian dan tuntutan
profesin(a tidak men(angkut pribadi pen(andang profesi sehingga
terdapat batasan (ang 4elas tidak men(impang dari segi profesionalisme
kiner4a profesi.
(. PROFESI LUHUR
<ran@ Magnis Suseno membedakan profesi men4adi profesi pada
umumn(a dan profesi luhur. Profesi luhur merupakan profesi (ang
menekankan pada pengabdian kepada mas(arakat sehingga merupakan
suatu pela(anan pada manusia atau mas(arakat dengan moti8asi utama
bukan untuk memperoleh nafkah dari peker4aann(a.
Profesi pada umumn(a terdapat dua hal (ang harus ditegakkan (aitu,
men4alankan profesin(a dengan bertanggung 4awab baik terhdap
peker4aan maupun hasil dari peker4aan, serta tanggung 4awab terhadap
dampak peker4aan (ang dilakukan tidak sampai merusak lingkungan
hidup (berkaitan dengan prinsip kedua, hormat terhadap hak3hak orang
lain.
-erdapat pula dua kategori untuk profesi luhur (aitu, mendahulukan
orang (ang dibantu, serta mengabdi pada tuntutan luhur profesi.
Pelaksanaan profesi luhur (ang baik menurut Magnis Suseno harus
didukung dengan moralitas (ang tinggi. "erkaitan dengan moralitas
tinggi magnis men(atakan terdapat tiga >iri :
1)berani berbuat dengan bertekad untuk brtindak sesuai dengan tuntutan
profesi?
#)sadar akan kewa4ibann(a, dan
))memiliki idealisme (ang tinggi.
Profesi luhur tidak han(a men4adi pendapat para ahli akan tetapi telah
diterapkan dalam peraturan perundangan, seperti Dndang3undang nomor:
19 tahun #$$), tentang !d8okat. 'atur wangsa penegak hukum seperti
Polisi,7aksa,Hakim,!d8okat.
). ETIKA PROFESI HUKUM
&tika sebagai >abang filsafat merupakan ilmu terapan atau ilmu (ang
men(angkut praktis kehidupan. &tika profesi hukum merupakan etika
(ang berasal dari ken(ataan empiris dalam praktek hukum sehingga tidak
dapat dikaitkan dengan prinsip3prinsip moral se>ara umum.
&tika profesi agar men4adi etika (ang berkualitas 4uga harus meru4uk
dari berbagai >abang ilmu hukum seperti se4arah hukum, psikologi
hukum, dan sosiologi hukum.
&tika profesi hukum temasuk kategori etika normatif (ang berupa(a
menindaklan4uti hal3hal (ang telah digambarkan se>ara ob4ektif. &tika
normatif memberikan penilaian sikap baik dan buruk, selan4utn(a
pen(andang profesi dapat memilihn(a.
Pen(andang profesi hukum dalam melaksanakan tugas profesin(a
berkaitan dengan hal3hal (ang bersifat etis, karena eksis untuk mela(ani
anggota mas(arakat ketika mas(arakat berhadapan langsung dengan
suatu otoritas kekuasaan. Sebagai >ontoh seorang terdakwa
membutuhkan 4asa !d8okat pada saat menghadapi otoritas peradilan dan
memang !d8okat oleh peraturan perundangan diberikan kewenangan
untuk melakukan hal tersebut, maka profesi hukum harus bersikap dan
berprilaku menurut kaidah hukum serta kaedah sosial. *ewenangan
inilah men(ebabkan profesi hukum membutuhkan muatan moralitas (ang
lebih tinggi dibandingkan profesi lain.
Sebagian ahli hukum danE ahli etika beranggapan profesi hukum harus
tunduk pada kaedah hukum, dengan tanpa memperhatikan kaedah sosial
selain hukum seperti adat setempat (ang berkembang dan berlaku
dimas(arakat. Pandangan etis atau tidak etis tidak han(a dikalangan
profesi hukum itu sendiri karena harus berhubungan dengan mas(arakat
dan mas(arakat tetaplah sebagai penilai utama apakah penegak hukum
bermoral ataukah tidak. -idak dapat dipungkiri fungsi profesi hukum
untuk mela(ani kepentingan mas(arakat dan mas(arakat memiliki hak
untuk melaporkan kepada dewan kehormatan apabila profesi hukum
dipandang melanggar etika profesi. Sesuai dengan pendapat Sidharta:
Adisisi lain, para pen(andang profesi hukum senantiasa bersinggungan
dengan nilai3nilai (ang hidup dalam mas(arakat. ,ilai3nilai tersebut ada
(ang bersifat tetap tetapi ada pula (ang mengalami perubahan, mengikuti
perkembangan mas(arakat pada suatu temapat dan waktu tertentu. ,ilai3
nilai tetap ini adalah nilai3nilai dasar, dan (ang >enderung berubah itu
adalah nilai3nilai instrumentaln(a.
*arena interaksi ini, profesi hukum bukan lagi profesi (ang bebas
nilai. .a 4uga bukan profesi (ang demikian eksklusifn(a (ang berdiri
diatas menara gading dan karena itu memiliki sistem nilai (ang se>ara
ekstrem berbeda dengan nilai3nilai mas(arakat pada umumn(a. Profesi
hukum adalah profesi (ang berintegrasi dengan mas(arakat luas,
sehingga nilai3nilai (ang dianggap baik oleh mas(arakat 4uga harus
di4adikan ukuran dalam etika profesi tersebut, demikian pula sebalikn(aB.
UBI JUS INCERU!"IBI JUS NU##U! $%SU!!UN IUS SU!!&
INJURI&'
*aum legismeC asas hukum harus ditegakkan, sedangkan kaum
realismeCkepastian hukum dike4ar akan melukai hukum membuat hukum
men4adi kaku karena menggeneralisir semua keadaan.
&tika profesi harus dinamis mengikuti perkembangan mas(arakat sesuai
dengan dengan prinsip3prinsip moral (ang berkembang dan hidup di
mas(arakat, karena logika dari terbentukn(a hukum karena kehendak
mas(arakat guna kepentingan mas(arakat. 'i>ero mengemukakan
dimana ada mas(arakat disana pasti ada hukum (ubi societas ibi ius)'
"eberapa nilai moral profesi hukum (ang harus mendasari
kepribadian profesional hukum sebagai berikut:
1)ke4u4uran. <aktor ke4u4uran memegang kendali (ang terbesar untuk
mengarah pada profesional karena profesi mempun(ai keahlian
khusus,sedangkan mas(arakat (orang awam) tidakEkurang memahami
dapat dengan mudah men4adi ob(ek pembohonganE penipuan?
#)bersikap apa adan(a. Mempun(ai pengertian mengha(ati dan
menun4ukkan diri dengan apa adan(a, berani memberi nasihat kepada
klien sesuai dengan kondisi hukum klien
))bertanggung 4awab. Dalam melaksanakan tugas profesin(a dapat
membantu segala persoalan (ang berkaitan dengan profesin(a,
men4alankan tugas sesuai dengan peraturan perundangan dan kode etik.
Menuntaskan segala tanggung 4awab (ang diembann(a hingga tuntas
atau telah ada pen(elesaian dan pemberesan.
1)kemandirian moral. Mengandung pengertian melaksanakan etika (ang
telah disepakati bersama oleh organisasi profesi (ang dituangkan dalam
kode etik. -idak terpengaruh oleh pendapat pihak lain, sehingga
berpegang teguh pada moral profesin(a dengan analisa (uridis (ang
mandiri.
5)*eberanian. Merupakan keberanian untuk bersikap dalam
melaksanakan tugasn(a dengan segala resiko (ang dihadapi sesuai asas
dan ketentuan hukum. "erani menolak segala bentuk korupsi kolusi
nepotisme.
%)*esetiaan. Setia terhadap hukum dan penegakan hukum serta kode
etik. Setia tehadap profesi mulia (ang diembann(a, setia terhadap
moralitas (ang tinggi, Setia terhadap bangsa dan negara.
*. MANFAAT ETIKA PROFESI + TANGGUNG ,A-A& PROFESI
&tka profesi pada awaln(a terbentuk guna kepentingan kelompok
profesi itu sendiri karena bermula dari pemasalahan3permasalahan (ang
timbul, dalam perkembangann(a sesuai dengan situasi dan kondisi ilmu
pengetahuan filsafat (ang terkait dengan etika maka berkembang men4adi
lebih ma4u sesuai dengan hasil penelitian empiris (ang didukung oleh
norma (ang ada diperoleh suatu hipotesa dan sampailah pada hasil akhir
profesi guna kepentingan mas(arakat dengan konsekuensi logis etika
profesi merefleksikan kiner4an(a se>ara etis atas kebutuhan mas(arakat.
&tika profesi merupakan bagian dari kebutuhan profesi dalam sistem
pergulatan profesi baik diantara profesi itu sendiri maupun terhadap
mas(arakat.
Perkembangan mas(arakat (ang makin ma4emuk , mengglobal,
berkembang ma4u baik bidang ekonomi, teknologi, serta bidang (ang
lain. *omunikasi antar daerah maupun negara makin >epat membuktikan
mobilitas mas(arakat makin meninggi dan tidak terkendali. Seiring
dengan hal tersebut maka peran profesi makin dibutuhkan baik dari segi
kualitas maupun kuantitas. *ualitas dari profesi harus makin meningkat
guna mengimbangi kema4uan 4aman serta kuantitas dari bertambahn(a
4enis kebutuhan penanganan oleh profesi akibat kema4uan dari berbagai
bidang merupakan tantangan profesi (ang harus didukung perangkat
etika profesi (ang memadai sebagai suatu tanggung 4awab profesi.
-anggung 4awab etika profesi tidak dapat lepas dari manfaat etika
profesi. !dapun manfaat etika profesi dalam perkembangan terdiri dari:
(a) manfaat terhadap diri sendiri. Pen(andang profesi memiliki
kesempatan luas untuk mengabdikan diri demi kepentingan publik.
(b) manfaat terhadap mas(arakat. Mas(arakat dapat memperoleh
pela(anan sesuai dengan kebutuhann(a mengingat profesi memiliki
keahlian khusus (ang tidak dimiliki pihak lain.
(>) Manfaat terhadap negara. Pen(andang profesi dapat berperan serta
mema4ukan negara dengan keahlian bidang tertentu (ang dimilikin(a.
Segala bidang dalam aktifitas negara saling terkait, apabila segala bidang
kehidupan dapat ber4alan dengan maksimal maka mekanisme
pembangunan dalam segala bidang men4adi ma4u (ang berdampak pada
kema4uan negara.
(d) Manfaat terhadap hukum. ,egara kita adalah negara hukum dan
hukum sebagai panglima (ang tertinggi. Profesi pada bidangn(a masing3
masing tetap hukum men4adi panutan bagi profesi sesuai pandangan
segala segi kehidupan harus berpatokan pada hukum (ang berlaku.
Profesi hukum merupakan profesi (ang terdepan dalam berupa(a
menegakkan hukum berfungsi sebagai panutan bagi profesi selain hukum
dan mas(arakat.
&mmanuel le8inas men(atakan respondeo ergo su( (aku bertanggung
4awab, 4adi aku ada).
Setiap orang memiliki kebebasan baik se>ara natural maupun se>ara
(uridis untuk menentukan sikap dalam kehidupan sehari3hari termasuk
memilih peker4aanEprofesi (ang akan digeluti. *ebebasan tersebut
menimbulkan konsekuensi logis terhadap dampak positif maupun negatif
(ang harus diterima dengan analogi segala langkah kehidupan tidak
dapat lepas dari efek positif dan efek negatif. -anggung 4awab tidaklah
dapat lepas dari akibat kebebasan memilih (ang harus diterima dengan
lapang dada.
*ebebasan tidaklah dapat dilaksanakan dengan sebebas3bebasn(a
mengingat kebebasan dapat men(entuh hak hukum atau kebebasan orang
lain. *ebebasan harus diartikan sebagai kebebasan hukum (akni
kebebasan sesuai ketentuan hukum (ang berupa(a meng>o8er moral ,
hukum kebiasaan, dan adat istiadat (ang berlaku dimas(arakat.
-anggung 4awab merupakan bentuk pelaksanaan kewa4ibann(a dan (ang
tak kalah pentingn(a tanggung 4awab atas kesalahan (ang telah
diperbuat. -anggung 4awab oleh sebagian ahli hukum diartikan sebagai
tanggung gugat. -anggung gugat sebenarn(a merupakan tanggung 4awab
atas tuntutan hukum, tapi disisi lain terdapat tanggung 4awab moral (ang
tidak dapat digantikan oleh tanggung gugat se>ara hukum, bahkan moral
pertanggung4awabann(a diwakilkan pada kode etik melalui Dewan
*ehormatan. -erdapat pertanggung4awaban lain (ang tidak dapat
terselesaikan (aitu tanggung 4awab hati nurani serta dampakn(a terhadap
nama baik pen(andang profesi.
.. ETIKA &ERKAITAN DENGAN HUKUM
&tika merupakan bagian dari filsafat (ang selalu berupa(a menu4u
pada kebaikan kehidupan manusia baik se>ara lahir maupun batin,
sedangkan hukum untuk mengatur tata kehidupan manusia baik indi8idu,
kelompok maupun mas(arakatEpublik, sehingga hak orang lain tidak
berbenturan dengan hak orang lain serta adan(a keseimbangan antara hak
dan kewa4iban.
Paul S>holten men(atakan, bahwa baik hukum maupun moral (etika)
kedua3duan(a mengatur perbuatan3perbuatan manusia sebagai manusia.
*eduan(a sama, (aitu mengatur perbuatan3perbuatan kita.
Hukum dan etika memiliki nilai kemanfaatan (ang sama (aitu men>ita3
>itakan tertib kehidupan mas(arakat serta memberi 4awaban atas
kebutuhan keadilan mas(arakat dengan penegakan nilai3nilai kebenaran.
&tika dalam perkembangann(a dikodifikasikan dalam bentuk kode etik
oleh setiap kelompok sosial bahkan didukung berlakun(a oleh peraturan
perundangan sehingga kode etik itu sendiri bukanlah etika pada
umumn(a tetapi men(atu dengan ketentuan hukum (ang berlaku.
Meskipun demikian tetap memberikan nuansa (ang berbeda dari segi
sanksi (ang di4atuhkan bila ter4adi pelanggaran. Sanksi pelanggaran kode
etik sesuai dengan kesepakatan kelompok (ang dituangkan dalam kode
etik, pada umumn(a dalam bentuk sanksi administratif. *ewenangan atas
keputusan melebihi sanksi administratif merupakan kewenangan
peraturan perundangan dalam hal ini otoritasn(a diserahkan kepada para
penegak hukum.
/. KODE ETIK PROFESI
*ode etik merupakan prinsip3prinsip (ang merupakan kesatuan
moral (ang melekat pada suatu profesi sesuai kesepakatan organisasi
profesi (ang disusun sesara sistematis.
*ode etik dapat dikatakan merupakan sekumpulan etika (ang telah
tersusun dalam bentuk peraturan berdasarkan prinsip moral pada
umumn(a (ang disesuaikan dan diterima sesuai 4iwa profesi guna
mendukung ketentuan hukum (ang berlaku demi kepentingan profesi,
pengguna 4asa profesi, mas(arakatEpublik, bangsa dan negara.
Pengaturan etika disusun dalam bentuk kode etik dipandang penting
mengingat 4umlah pen(andang profesi makin ban(ak sehingga
membutuhkan ketentuan baku (ang mampu mengendalikan serta
mengawasi kiner4a profesi. Selain makin ban(akn(a pen(andang profesi,
4uga menghindari kesalahan profesi tanpa ada pertangung4awaban
dengan mengotak3atik kelemahan etika guna mengamankan pen(andang
profesi itu sendiri. <aktor lain (ang mendukung dibentukn(a kode etik
se>ara baku karena tuntutan mas(arakat (ang makin kompleks dan kritis
sehingga ada kepastian hukum tentang benar atau tidakn(a pen(andang
profesi dalam men4alankan tugasn(a.
Penegakan terhadap pelaksanaan kode etik se>ara konsekuen
dilakukan oleh organisasi profesi sebagai pen>etus lahirn(a kode etik.
*eberadaan organisasi profesi dipandang penting untuk men4atuhkan
sanksi bagi pelanggar kode etik. Sanksi3sanksi diharapkan lebih efektif
karena telah dibahas diantara pen(andang profesi, sehingga terdapat
beban moral bagi pelanggar (ang se>ara psikis merasa diku>ilkan dalam
pergaulan profesi bahkan akan men4adi lebih berarti manakala organisasi
profesi telah diberikan kewenangan oleh Dndang3undang untuk
memberikan .4in praktek. *ewenangan tersebut dapat mengakibatkan
pen>abutan i4in praktek. Selain organisasi sebagai penegakan etika, 4uga
merupakan wadah bagi pengembangan profesi, sebagai tempat tukar
menukar informasi, membahas dan men(elesaikan permasalahan (ang
berkaitan dengan profesi, membela hak3hak anggotan(a.
Menurut &.Hollowa( dikutip dari Shidarta, kode etik itu memberi
petun4uk untuk hal3hal sebagai berikut:
1.hubungan antara klien dan pen(andang profesi?
#.pengukuran dan standar e8aluasi (ang dipakai dalam profesi?
).penelitian dan publikasiEpenerbitan profesi?
1.konsultasi dan praktik pribadi?
5.tingkat kemampuan kompetensi (ang umum?
%.administrasi personalia?
0.standar3standar untuk pelatihan.
Ditambahkan oleh Hollowa(, bahwa kode etik (standar etika) tersebut
mengandung beberapa tu4uan sekaligus, (aitu untuk:
1.men4elaskan dana menetapkan tanggung 4awab kepada klien, lembaga
(institution), dan mas(arakat pada umumn(a?
#.membantu pen(andang profesi dalam menentukan apa (ang harus
mereka perbuat kalau mereka menghadapi dilema3dilema etis dalam
peker4aann(a?
).membiarkan profesi men4aga reputasi (nama baik) dan fungsi profesi
dalam mas(arakat melawan kelakuan buruk dari anggota3anggota
tertentu dari profesi itu?
1.men>erminkan pengharapan moral dari komunitas mas(arakat (atas
pela(anan pen(andang profesi itu kepada mas(arakat)?
5.merupakan dasar untuk men4aga kelakuan dan integritas atas ke4u4uran
dari pen(andang profesi itu sendiri.
*ode etik oleh &dgar "odenheimer dapat dikelompokkan kedalam 4enis
aturan (ang disebut autono(ic legislation' "iasan(a kode etik tidak
pernah dianggap sebagai bagian dari hukum positif suatu negara, ,amun
disadari atau tidak, kode etik dapat sa4a se>ara diam3diam diadopsi
men4adi salah satu 4enis sumber formal hukum.
Perkembangan hukum di .ndonesia terdapat beberapa Dndang3
undang (ang men>antumkan kode etik harus ditaati sehingga kode etik
merupakan bagian dari hukum positif (ang akan menimbulkan sanksi
hukum bagi pelanggar disisi lain penegakan kode etik 4uga merupakan
tu4uan dari hukum positif. !dapun Dndang3undang tersebut antara lain:
1)pasal 10 a(at 1 huruf f Dndang3Dndang ,omor: 9 -ahun 1///, tentang
perlindungan konsumen, melarang pelaku usaha periklanan
memproduksi iklan (ang melanggar etika danEatau ketentuan peraturan
perundangan (ang berlaku?
#)Dndang3Dndang ,omor: 19 -ahun #$$), tentang !d8okat?
))Dndang3Dndang ,omor: )$ -ahun #$$1, tentang 4abatan ,otaris, pada
pasal 95 disinggung beberapa 4enis sanksi (ang bisa dikaitkan dengan
pelanggaran kode etik.
0.IKATAN HUKUM DALAM HU&UNGAN HUKUM PROFESI
Selain unsur pembeda antara profesi pada umumn(a dan profesi
luhur dari segi pengabdiann(a, terdapat unsur lain (ang membedakann(a,
(aitu ikatan hukum antara pen(andang profesi dengan pihak (ang
dila(ani. Hubungan keperdataan (ang ter4adi terhadap profesi pada
umun(a dengan (ang dila(ani merupakan perikatan (ang men4an4ikan
suatu hasil (resultaats8erbintenis), sedangkan perikatan hukum antara
profesi luhur dengan (ang dila(ani adalah perikatan (ang men4an4ikan
usaha (inspannings8erbitenis). Profesi (ang terikat dalam hubungan
hukum (ang men4an4ikan usaha dituntut memiliki landasan intelektual
dan standar kualifikasi serta moral (ang lebih tinggi, sehingga
Penghargaan (ang diberikan oleh mas(arakat tentun(a lebih tinggi.
Sebagai suatu gambaran dapat diamati pada hubungan antara !d8okat
dan klien idealn(a menggunakan perikatan model men4an4ikan suatu
usaha dalam hal !d8okat men4an4ikan keberhasilan maka merupakan
pelanggaran terhadap kode etika. !d8okat tersebut baik sadar atau tidak
sadar telah merendahkan profesi luhur (ang seharusn(a di4un4ung tinggi.
11 . PENGA-ASAN SERTA PENINDAKAN ORGANISASI
PROFESI TERHADAP PEN2ANDANG PROFESI 2ANG
MELANGGAR KODE ETIK.
Grganisasi merupakan kelompok dari sebagian mas(arakat (ang
mempun(ai tu4uan (ang sama serta berinteraksi sosial dalam organisasi
dengan didukung oleh perangkat aturan demi kepentingan organisasi
maupun kepentingan mas(arakat. Pendapat serupa 4uga dikemukakan
MaJ +eber (ang dikutip oleh Miftah -hoha sebagai berikut:
AGrganisasi atau kelompok ker4a sama merupakan suatu hubungan
sosial (ang dihubungkan dan dibatasi oleh aturan3aturan. !turan3
aturan ini se4auh mungkin dapat memaksa seseorang untuk
melakukan ker4a sebagai suatu fungsi (ang a4ek, baik dilakukan
oleh pimpinan maupun oleh pegawai3pegawai administrasin(a.
!spek dari pengertian dimaksud oleh MaJ +eber ialah bahwa
suatu organisasi atau kelompok ker4a sama ini mempun(ai unsur
keka(aan sebagai berikut. Grganisasi merupakan tata hubungan
sosial, dalam hal ini seorang indi8idu melakukan proses interaksi
sesaman(a didalam organisasi tersebut.
1.Grganisasi mempun(ai batas3batas tertentu (boundaries)
sehingga seseorang (ang melakukan hubungan interaksi
dengan lainn(a tidak atas kemauan sendiri. Mereka dibatasi
oleh aturan3aturan tertentu?
#.Grganisasi merupakan suatu kumpulan tata aturan, (ang
bisa membedakan suatu organisasi dengan kumpulan3
kumpulan kemas(arakatan. -ata aturan ini men(usun proses
interaksi diantara orang3orang (ang beker4a sama didalamn(a
sehingga interaksi tersebut tidak mun>ul begitu sa4a?
).Grganisasi merupakan suatu kerangka hubungan (ang
berstruktur didalamn(a berisi wewenang, tanggung 4awab,
dan pembagian ker4a untuk men4alankan sesuatu fungsi
tertentu. .stilah lain dari unsur ini ialah terdapatn(a hierarki
(hierachy). *onsekuensi dari adan(a hierarki ini bahwa
didalam organisasi ada pimpinan atau kepala dan bawahan
atau staf.
Pendapat MaJ +eber lebih >ondong kearah interaksi, struktur
organisasi, serta pentingn(a aturan dalam organisasi, sedangkan
*elompok mas(arakat tidak akan membentuk suatu organisasi tanpa
adan(a kehendak (ang sama serta (ang terpenting mempun(ai tu4uan
organisasi (ang akan di>apai demi kepentingan bersama (ang 4uga
merupakan kepentingan anggota 4uga, bahkan (ang dikatakan sebagai
tu4uan organisasi merupakan moti8asi awal terbentukn(a suatu
organisasi, sedangkan !mitai &t@iomi (ang dikutip oleh Miftah -hoha
mengemukakan bahwa:
organisasi sebagai pengelompokan orang3orang (ang senga4a
disusun untuk men>apai tu4uan tertentu. *elompok sema>am ini
mempun(ai karakteristik sebagai berikut:
1.mempun(ai pembagian ker4a, kekuasaan, dan
pertanggungan 4awab (ang dikomunikasikan. Pembagian ini
tidaklah dikomunikasikan. Pembagian ini tidak dilakukan
se>ara a>ak (rando() melainkan senga4a dilakukan untuk
meningkatkan usaha men>apai tu4uan tertentu?
#.adan(a satu atau lebih pusat kekuasaan (ang dapat
dipergunakan untuk mengendalikan usaha3usaha organisasi
(ang telah diren>anakan dan (ang dapat diarahkan untuk
men>apai tu4uan. Pusat kekuasaan ini 4uga harus dapat
dipergunakan untuk menilai kembali se>ara a4ek pelaksanaan
organisasi, dan men(empurnakan struktur (ang dianggap
perlu untuk meningkatkan efisiensi? dan
).adan(a suatu pergantian kepegawaian, misaln(a seseorang
(ang >ara ker4an(a tidak memuaskan dapat dipindahkan dan
diganti oleh orang lain. Dalam organisasi 4uga dapat
dilakukan usaha memadukan kembali kegiatan kepegawaian
dengan >ara pemindahan atau promosi.
Pelaksanaan organisasi baik struktur maupun sistem ker4a organisasi
diarahkan pada tu4uan organisasi (ang merupakan kehendak dari para
anggotan(a, sehingga pendapat ini lebih melihat pada >ita3>ita sebagai
realita dari suatu organisasi. -u4uan dari organisasi sebagai suatu patokan
dasar 4ustru dapat memba>a itikad dari suatu organisasi baik terhadap
anggota organisasi, sesama organisasi, mas(arakat maupun negara. 6ebih
lan4ut i>hard s>ott (ang dikutip oleh Miftah -hoha mengemukakan
organisasi sebagai tu4uan khusus dalam hal3hal sebagai berikut:
organisasi itu sebagai suatu kolekti8itas (ang senga4a dibentuk
untuk men>apai suatu tu4uan khusus tertentu sedikit ban(ak
didasarkan pada asas kelangsungan, akan lebih 4elas persoalann(a
bahwa organisasi itu bagaimanapun adan(a, mempun(ai gambaran
prospek (ang 4elas, dan berbeda dari sekedar khususn(a tu4uan atau
kelangsungan akti8itas. Perbedaan gambaran itu meliputi hal3hal
antara lain:
1.adan(a batas3batas (ang 4elas?
#.adan(a aturan3aturan (ang normatif?
).adan(a 4en4ang otoritas?
1.adan(a suatu sistem komunikasi? dan
5.adan(a suatu sistem insentif (ang mampu mendorong
berbagai tipe partisipasi dalam usaha beker4a sama untuk
men>apai tu4uan tertentu.
-u4uan (ang khusus merupakan pengendali suatu organisasi tidak
melen>eng dari >ita3>ita organisasi sehingga diharapkan organisasi dapat
terfokus pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Peran
organisasi dengan patokan (ang 4elas memberikan kesempatan luas (ang
terkondisi positif untuk men>apai tu4uan (ang dapat meng>o8er
kehendak mas(arakat maupun kehendak anggota. -u4uan organisasi
dapat terwu4ud apabila didukung oleh seperangkat sistem (ang
didalamn(a terdapat aturan atau batasan (ang 4elas bagi organisasi baik
se>ara umum maupun khusus bagi anggotann(a. *riteria dari suatu
organisasi se>ara umum memiliki kesamaan dengan organisasi profesi,
akan tetapi letak perbedaan pada tu4uan dari suatu organisasi terpengaruh
oleh latar belakang dari se4arah perkembangann(a, karena mendapat
pengaruh dari fungsi profesi berdasarkan kondisi 4aman (ang tidak lain
memiliki perbedaan atas kebutuhan mas(arakat atas fungsi profesi itu
sendiri.
-erbentukn(a beberapa Grganisasi profesi hukum menimbulkan dilema
dalam penegakan etika profesi, karena setiap organisasi profesi memiliki
*ode &tik masing3masing. !nggota dari suatu organisasi dapat pindah ke
organisasi lain apabila akan di4atuhi sanksi dari organisasin(a, sehingga
penegakan etika profesi han(a sebagai wa>ana ataupun >ita3>ita dari
organisasi profesi. Pendapat serupa 4uga dikemukakan oleh Shidarta
sebagai berikut:
se>ara 4u4ur harus diakui, bahwa pengembangan etika profesi
hukum di .ndonesia kurang ber4alan dengan baik dalam dunia
hukum kita. "an(ak pelanggaran etika profesi (ang tidak mendapat
pen(elesaian se>ara tuntas, bahkan terkesan didiamkan. 6embaga
sema>am Dewan atau Ma4elis Pertimbangan Profesi (ang bertugas
menilai pelanggaran etika masih belum berwibawa dimata para
anggotan(a. *ondisi demikian men(ebabkan bahan ka4ian etika
profesi hukum di .ndonesia men4adi sangat kering dan berhenti
pada ketentuan3ketentuan normatif (ang abstrak. Padahal ka4ian ini
pasti akan lebih menarik 4ika dibentangkan bersama >ontoh kasus
n(ata (ang dihadapi para fungsionaris hukum kita. Mun>uln(a
berbagai organisasi profesi se4enis dengan *ode &tikn(a sendiri3
sendiri, semakin mengurangi nilai ka4ian ini dimata orang3orang
(ang mempela4ari etika profesi hukum.
*a4ian terhadap efektifitas hukum ataupun etika profesi tidak dapat
di>ermati dari nilai (ang ada, akan tetapi harus disertai gambaran riel
(ang ter4adi dimas(arakat. !nggota Grganisasi profesiEprofesi hukum
wa4ib mematuhi *ode &tik la(akn(a mematuhi ketentuan hukum (ang
berlaku. Pendapat serupa 4uga dikemukakan oleh !bdulkadir Muhammad
bahwa:
sama haln(a dengan penegakan hukum adalah penegakan *ode
&tik. Penegakan *ode &tik adalah usaha melaksanakan *ode &tik
sebagaimana mestin(a, mengawasi pelaksanaann(a supa(a tidak
ter4adi pelanggaran, dan 4ika ter4adi pelanggaran memulihkan *ode
&tik (ang dilanggar itu supa(a ditegakkan kembali, karena *ode
&tik adalah bagian dari hukum positif, maka norma3norma
penegakan hukum Dndang3undang 4uga berlaku pada penegakan
*ode &tik.
Penegakan *ode &tik serupa dengan penegakan terhadap hukum positif,
bahkan dengan ditegakkann(a *ode &tik maka berarti telah menegakkan
hukum karena *ode &tik sebagai bagian dari hukum positif. Sebagai
konsekuensi penegakan *ode &tik maka organisasi profesi memiliki
perangkat Pengawas guna mengawasi keseharian profesiEprofesi hukum
dalam men4alankan tugasn(a, serta Dewan *ehormatan dalam
memeriksa dan mengadili profesiEprofesi hukum (ang melakukan
pelanggaran terhadap *ode &tik. Pendapat serupa 4uga dikemukakan
oleh 6iliana -ed4osaputro sebagai berikut:
organisasi profesi merupakan unsur pendukung bagi suatu profesi.
organisasi profesi ini merupakan wadah untuk mengembangkan
dan mema4ukan profesi, tempat untuk bertukar pikiran, tukar
menukar informasi dan perlindungan dikalangan anggotan(a, serta
tempat untuk men(elesaikan permasalahan profesi. "ahkan
organisasi profesi bertanggung 4awab adan(a pen(alahgunaan
tanggung 4awab profesi (ang ter4adi dikalangan profesi dan 4uga
pen4atuhan sanksi akibat adan(a pelanggaran profesi.
Grganisasi profesi (ang solid akan memberikan kewibawaan (ang
tinggi bagi para anggotan(a dan dimata anggota mas(arakat dan
4uga Pemerintah. Grganisasi profesi (ang solid akan memberikan
rasa n(aman dan perlindungan bagi anggotan(a. !pabila ada
pelanggaran, pen4atuhan sanksi (ang ob4ektif diterima dengan
lapang dada oleh anggota (ang melanggar *ode &tikn(a.
Pen4atuhan sanksi (ang ob4ektif merupakan suatu harapan demi tegakn(a
etika profesi sekaligus merupakan pelindung bagi para anggotan(a dan
memiliki kewibawaan dimata mas(arakat. Pengertian ob4ektif itu sendiri
memiliki makna (ang dapat diperdebatkan, mengingat (ang ditegakkan
adalah etika (ang merupakan sekumpulan nilai sehingga penegakann(a
tidak dapat lepas dari sub(ek (ang menilai. Sesuai pula dengan (ang
dikemukakan oleh Shidarta sebagai berikut:
nilai tidak lain adalah kualitas dari sesuatu. Sesuatu (ang dimaksud
disini adalah sesuatu ob(ek (ang tertentu. !pabila kualitas tersebut
dilihat dari kondisi sebenarn(a maka nilai demikian disebut nilai
ob4ektif. ,ilai ob4ektif tersebut memang tidak dapat dipisahkan dari
sub(ek (ang memberikan penilaian. Sub(ek ini dapat berupa
indi8idu, kelompok mas(arakat, suatu bangsa, atau uni8ersal. ,ilai
(ang diberikan oleh sub(ek disebut nilai sub(ektif dan pada
umumn(a nilai memang bersifat sub(ektif karena sub(eklah (ang
memberikan keputusan tentang nilai itu. Se>ara teoritis kedua
ma>am nilai ini dapat dibedakan, tetapi dalam praktekn(a sangat
sulit untuk menentukan mana nilai ob4ektif dan sub(ektif.
+alaupun kriteria nilai ob4ektif adalah dilihat dari ob(ekn(a,
namun tetap sa4a (ang menentukan nilai dari ob(ek itu adalah si
sub(ek, itulah sebabn(a ada pendapat (ang mengatakan bahwa
nilai itu senantiasa bersifat sub(ektif, dan semakin ban(ak sub(ek
(ang memberikan nilai (ang sama pada suatu ob(ek, maka
dikatakan semakin bernilai ob4ektiflah ob(ek (ang bersangkutan.
,ilai ob4ektif dan sub4ektif saling bertaut sehingga sulit dipisahkan,
karenan(a suatu nilai dapat men4adi ob4ektif harus melalui proses (ang
ob4ektif pula dan dalam organisasi dapat diwu4udkan dalam bentuk
penilaian anggota atas suatu ob(ek agar dapat bersifat ob4ektif.
Pembahasan dari para anggota atas proses penegakan *ode &tik sangat
berpengaruh dalam menegakkan etika profesi. Pembahasan dan penilaian
bersama menimbulkan anggota organisasi dapat menerima sanksi
pelanggaran se>ara lapang dada karena anggota telah men(adari atas
resiko terhadap pelanggaran (ang telah diperbuat.
Penegakan terhadap *ode &tik bukan sa4a melalui sanksi terhadap
anggotan(a, akan tetapi dimulai dari sosialisasi kepada anggotan(a
dalam setiap rapat organisasi mengenai tu4uan pokok rumusan etika,
(ang di4elaskan oleh Suhrawardi *.6ubis sebagai berikut:
namun demikian dapat diutarakan bahwa prinsip3prinsip (ang
umum dirumuskan dalam suatu profesi akan berbeda3beda satu
sama lain. Hal ini dapat ter4adi disebabkan perbedaan, adat3istiadat,
kebiasaan, kebuda(aan dan peranan tenaga ahli profesi (ang
didefinisikan dalam suatu negara dengan negara tertentu tidak
sama. !dapun (ang men4adikan tu4uan pokok dari rumusan etika
(ang dituangkan dalam *ode &tik profesi adalah:
1.standar3standar etika men4elaskan dan menetapkan
tanggung 4awab kepada klien, lembaga (institution), dan
mas(arakat pada umumn(a?
#.standar3standar etika membantu tenaga ahli profesi dalam
menentukan apa (ang harus mereka perbuat kalau mereka
menghadapi dilema3dilema etika dalam peker4aann(a?
).standar3standar etika membiarkan profesi men4aga reputasi
atau nama dan fungsi profesi dalam mas(arakat melawan
kelakuan3kelakuan (ang 4ahat dari anggota3anggota tertentu?
1.Standar 3 standar etika men>erminkan E memba(angkan
pengharapan moral3moral dari komunitas. Dengan demikian,
standar3standar etika men4amin bahwa para anggota profesi
akan menaati *itab Dndang3undang etika (*ode &tik) profesi
dalam pela(anann(a? dan
5.standar3standar etika merupakan dasar untuk men4aga
kelakuan dan integritas atau ke4u4uran dari tenaga ahli profesi.
-u4uan dari rumusan etika harus disadari oleh anggota profesi
sebagai suatu kepentingan bersama bahkan sebagai kepentingan person
profesi dalam memberikan arah serta standar dalam melaksanakan
profesin(a, sehingga la(akn(a *ode &tik sebagai suatu Dndang3undang.
Pengertian pelanggaran terhadap *ode &tik memiliki makna (ang
luas, karena pelanggaran dimaksud 4uga merupakan pelanggaran
terhadap hukum, sedangkan pengertian pelanggaran terhadap hukum
4uga merupakan pelanggaran terhadap *ode &tik. Sedemikian
pentingn(a *ode &tik harus ditegakkan serupa hukum positif mengingat
keberadaan *ode &tik sebagai hukum khusus (ang terkait dengan
kepentingan publik. Hal serupa 4uga dikemukakan oleh -odung Mul(a
6ubis sebagai berikut: Adengan demikian, tempat *ode &tik itu adalah
dalam perangkat hukum khusus (ang memang mempun(ai karakteristik
khusus, akan tetapi mempun(ai fungsi penting di dalam mas(arakat
profesi, karena rasa hormat terhadap etika profesi inilah (ang
memelihara kredibilitas profesi itu dimata mas(arakatB.
*redibilitas profesi !d8okat dimas(arakat bukan semata3mata demi
kepentingan !d8okat, tetapi harus dikembalikan pada tu4uan keberadaan
!d8okat (ang terdiri dari berbagai kepentingan dan hal tersebut dapat
ditelaah dari sifat pemberlakuan *ode &tik. Sesuai (ang dikemukakan
oleh Gemar Seno !d4i bahwa:
*ode &tik sebagai wadah peraturan3peraturan perilaku (ang
disepakati bersama oleh mas(arakat profesi, pada umumn(a
mengandung hak3hak dan kewa4iban3kewa4iban bagi para
profesionalis. *ode &tik 4uga mengandung dalam falsafah hukum,
apa (ang dikualifisir sebagai nor(atieve etiek. Sebagai nor(atieve
etiek, umumn(a dapat dikatakan bahwa *ode &tik mengandung
ketentuan3ketentuan (ang bersifat gesinnung" (aitu:
1.kewa4iban pada diri sendiri?
#.kewa4iban3kewa4iban pada umum?
).ketentuan3ketentuan mengenai kerekanan? dan
1.kewa4iban terhadap orang ataupun profesi (ang dila(ani.
6uasn(a >akupan *ode &tik memerlukan perhatian khusus tidak
sa4a terhadap penegakann(a, akan tetapi 4uga terhadap materi, sistem
pengawasan dan penindakan. Penegakan tanpa diimbangi oleh faktor
pendukung (ang lain menimbulkan kelemahan hukum (ang 4ustru dapat
dimanfaatkan demi kepentingan mengelabui *ode &tik itu sendiri.
"erkaitan dengan penegakan *ode &tik, maka Hadi Herdians(ah
dan rekan mengutip dari ".!rief Sidharta men(atakan sebagai berikut:
faktor lemahn(a pelaksanaan dan penegakan *ode &tik profesi
hukum antara lain adalah:
1.ban(ak pengemban profesi hukum dan mas(arakat pada
umumn(a tidak mengetahui dan memahami se>ara baik dan
lengkap tentang substansi dan prosedur (ang diatur dalam
*ode &tik profesi hukum?
#.dalam praktek, *ode &tik profesi hukum tidak ditegakkan
dengan menggunakan mekanisme atau prosedur dan sanksi
(ang telah diatur dalam *ode &tik (ang bersangkutan?
).substansi *ode &tik, sanksi dan aturan prosedural
penegakann(a belum >ukup lengkap dan 4elas?
1.faktor kultural (ang kurang mendukung kultur
kelembagaan. Seperti sikap ewuh pakewuh, sikap melindungi
se4awat se>ara berlebihan, karena pemahaman dan
pengha(atan (ang keliru terhadap pengertian solidaritas dan
moralitas?
5.tingkat responsi8itas lembaga3lembaga (ang bertugas
menegakkan *ode &tik pada umumn(a masih rendah?
%.-ingkat konsistensi lembaga dalam men4atuhkan sanksi
kepada pelanggar *ode &tik masih rendah? dan
0.*arakter organisasi profesi hukum (ang tertutup dan
eksklusif men(ebabkan sempitn(a kesempatan mas(arakat
untuk ikut melakukan pengawasan terhadap profesi hukum
(ang men(ebabkan partisipasi mas(arakat men4adi rendah.
Pengawasan dalam pelaksanaann(a dilakukan oleh *omisi Pengawas
merupakan bentuk penegakan hukum terhadap penegak hukum, hal
tersebut sebagai dasar bagi penegak hukum untuk menegakkan
supremasi hukum.
pada perkembangan dunia ilmu pengetahuan (ang makin modern,
maka peran organisasi profesi makin luas demi kepentingan umum. Hal
tersebut sesuai dengan (ang dikemukakan oleh Shidarta sebagai berikut:
organisasi profesi merupakan wadah penting untuk pembinaan
profesi. Pembinaan ini terutama ditu4ukan kepada manusia3manusia
(ang men(andang profesi tersebut, (akni mas(arakat atau
komunitas profesi. Setiap profesi selalu didukung oleh sistem nilai
(ang dituangkan dalam standar kualifikasi dan kompetensi dari
pen(andang profesi ini. Sistem nilai ini 4uga ter>ermin dari *ode
&tik profesi, anggaran dasar, dan anggaran rumah tangga organisasi
profesi, dan sebagain(a. Sistem nilai tersebut 4uga hadir dalam
praktek keseharian (ang dilakukan dalam hubungan antara para
pen(andang profesi dengan para pengguna 4asa mereka. Dengan
kata lain, sistem nilai ini menge4awantah sebagai buda(a (kultur)
profesi, atau sebalikn(a, pen(andang profesi adalah pendukung
kebuda(aan.
Peran organisasi profesi tidak han(a pengawasan dan penindakan,
akan tetapi 4uga dibutuhkan fungsi pembinaan bagi para anggotan(a
dengan tu4uan efektifitas dilaksanakann(a etika profesi. Pembinaan (ang
dilakukan oleh organisasi profesi diharapkan dapat meminimalkan
pelanggaran etika dalam organisasi ataupun anggota organisasi.
Grganisasi profesi dapat berperan sesuai dengan (ang diharapkan,
apabila sistem dalam organisai profesi tertata dengan baik sehingga
mekanisme organisasi dapat ber4alan sebagaimana mestin(a, bahkan
anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi harus tertata
dengan baik serta sesuai dengan tu4uan (ang di>ita3>itakan, selan4utn(a
baru dapat mengatur anggotan(a.
Grganisasi merupakan mana4emen (ang tentun(a dikelola oleh
pengurus, dengan kata lain meskipun anggaran dasar, anggaran rumah
tangga maupun *ode &tik sudah sesuai dengan ketentuan (ang ada tanpa
didukung oleh mana4emen (ang profesional maka organisasi tidak akan
mampu melakukan pembinaan, pengawasan maupun penindakan
terhadap anggotan(a. "esesuaian dengan pendapat Shrode dan Ioi>h,
(ang dikutip oleh !bdul +ahid dan !nang Sulist(ono sebagai berikut:
apabila kita sudah mulai berbi>ara mengenai organisasi, maka suatu
hal (ang pokok adalah bagaimana organisasi itu akan Adibuat
ber4alanB. Proses ini tidak lain merupakan kegiatan mana4emen.
Mana4emen ini bisa diartikan sebagai seperangkat kegiatan atau
suatu proses untuk mengoordinasikan dan mengintegrasikan
penggunaan sumber3sumber da(a dengan tu4uan untuk men>apai
tu4uan organisasi melalui orang3orang, teknik3teknik dan informasi
dan di4alankan dalam kerangka suatu struktur organisasi.
Pendapat tersebut menempatkan orang3orang guna men>apai tu4uan
organisasi, karena suatu sistem mana4emen pelaksanaann(a dilakukan
oleh pengurus. *ualitas pengurus organisasi memegang peranan penting
baik dari segi keilmuan maupun dari segi moralitas serta komitmen (ang
tinggi terhadap organisasi itu sendiri. Grganisasi profesi memiliki
tantangan (ang berat terhadap penindakan atas pen(alahgunaan profesi
oleh anggota se4awat demi terwu4udn(a profesionalisme dalam
penerapann(a. Se4alan dengan (ang dikemukakan oleh Supriadi bahwa:
dalam ken(ataann(a,ditengah3tengah mas(arakat sering ter4adi
pen(alahgunaan profesi hukum oleh anggotan(a sendiri. -er4adin(a
pen(alahgunaan profesi hukum tersebut disebabkan adan(a faktor
kepentingan. Sumar(ono mengatakan bahwa pen(alahgunaan dapat
ter4adi karena adan(a persaingan indi8idu profesional hukum atau
tidak adan(a disiplin diri. Dalam profesi hukum dapat dilihat dua
hal (ang sering berkontradiksi satu sama lain, (aitu disatu sisi, >ita3
>ita etika (ang terlalu tinggi, dan disisi lain, praktek pengembalaan
hukum (ang berada 4auh dibawah >ita3>ita tersebut. Selain itu,
pen(alahgunaan profesi hukum ter4adi karena desakan pihak klien
(ang menginginkan perkaran(a >epat selesai dan tentun(a ingin
menang. *lien kadangkala tidak segan3segan menawarkan ba(aran
(ang menggiurkan baik kepada penasihat hukum ataupun Hakim
(ang memeriksa perkara.
-antangan organisasi profesi bukan han(a penindakan pen(alahgunaan
profesi, akan tetapi dituntut mampu mengawasi kiner4a profesi agar tidak
melakukan pelanggaran terhadap *ode &tik profesi.
11.PERIKATAN DALAM HU&UNGAN HUKUM PROFESI.
Hubungan hukum profesi antara pen(andang profesi dengan
pengguna 4asa profesi dalam ranah hukum keperdataan. Hubungan
hukum terwu4ud setelah ada kesepakatan antara pen(andang profesi
dengan klien, tentang bagaimana men(elesaikan atau menangani posisi
hukum klien sesuai ketentuan hukum (ang berlaku, setelah klien merasa
pen(andang profesi hukum dalam hal ini notaris atau ad8okat dianggap
mampu dan sesuai (ang diharapkan maka terwu4udlah suatu bentuk
per4an4ian baik lisan maupun tertulis. Per4an4ian menimbulkan perikatan
sesuai pasal 1#)) "urgerli4k +etboek (ang mengatur tiap3tiap perikatan
dilahirkan baik karena persetu4uan, baik karena undang3undang,
selan4utn(a pasal 1#)1 "+ men(atakan tiap3tiap perikatan adalah untuk
memberikan sesuatu, untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat
sesuatu.
Per4an4ian untuk dapat menimbulkan perikatan harus memenuhi s(arat
sahn(a per4an4ian sesuai ketentuan pasal 1)#$ "+ (ang berbun(i sebagai
berikut:
1.sepakat mereka untuk mengikatkan dirin(a?
#.ke>akapan untuk membuat suatu perikatan?
).suatu hal tertentu?
1.suatu sebab (ang halal.
*etentuan pasal 1)#$ "+ setelah terpenuhi maka berlakulah Pa>ta Sunt
Ser8anda (aitu semua per4an4ian (ang dibuat se>ara sah berlaku sebagai
undang3undang bagi mereka (ang membuatn(a.
Perikatan (ang dilakukan antara peker4aan pada umumn(a,
pen(andang profesi, pen(andang profesi luhur memiliki perbedaan. Pada
Per4an4ian peker4aan pada umumn(a kedua belah pihak dapat
menga4ukan tuntutan prestasi baik terhadap pelaksanaan peker4aan
maupun hasil ker4a dari pihak dalam per4an4ian sesuai dengan asas
kebebasan berkontrak.
Per4an4ian atau hubungan hukum pada pen(andang profesi dengan
pengguna profesi meskipun tetap menggunakan asas kebebasan
berkontrak akan tetapi dibatasi oleh kode etik masing3masing profesi,
mengingat asas kebebasan berkontrak tetap tidak diperkenankan untuk
melanggar ketentuan hukum. Pengguna 4asa profesi tidak dapat menuntut
4aminan keberhasilan, akan tetapi pen(andang profesi apabila
berke(akinan akan keberhasilan masih dapat memberikan gambaran
tentang keberhasilan.
Hubungan hukum (ang ter4adi antara pen(andang profesi dan pengguna
4asa dibedakan men4adi dua model perikatan (verbintenis) (ang terdiri
dari, perikatan (ang men4an4ikan suatu hasil (resultaatsverbintenis) dan
perikatan (ang men4an4ikan suatu usaha (inspanningsverbintenis).
Profesi luhur menggunakan perikatan (ang men4an4ikan suatu usaha
sehingga dituntut memiliki landasan intelektual dan standar kualifikasi
(ang lebih tinggi dan sudah sepatutn(a mendapat penghargaan lebih
tinggi dari mas(arakat.
Prestasi utama (ang harus direalisasikan oleh pen(andang profesi
berkaitan dengan kemampuan intelektual guna men(elesaikan
permasalahan hukum (ang ada, sedangkan hukum sendiri bersifat
abstrak, oleh karenan(a pen(andang profesi merupakan profesi
keper>a(aan. "ahkan terdapat ahli hukum "elanda Paul S>holten
men(atakan kegiatan menemukan hukum (re>hts8inding) adalah seni.
"eliau sangat menekankan arti penting dari seni dalam penemuan
hukum, namun seni dalam penemuan hukum tidak diartikan ketrampilan
atau teknik melainkan suatu bentuk pemberian bentuk pada gambaran3
gambaran (ang kabur, (aitu membuat sesuatu (fakta konkret)
mengkristalisasi men4adi hukum. Pen>iptaan bentuk hukum seperti ini
merupakan seni.
Metode interpertasi : gramatikal, otentik, historis.
1%.KODE ETIK AD3OKAT
*ode etik !d8okat .ndonesia terdiri dari:
1) P&M"D*!!,?
#) *&-&,-D!, DMDM?
)) *&P."!D.!, !DIG*!-?
1)HD"D,2!, D&,2!, *6.&,?
5)HD"D,2!, D&,2!, -&M!, S&7!+!-?
%)-&,-!,2 S&7!+!- !S.,2?
0)'!! "&-.,D!* M&,!,2!,. P&*!!?
9)*&-&,-D!,3*&-&,-D!, 6!., -&,-!,2 *GD& &-.*?
/)P&6!*S!,!!, *GD& &-.*?
1$) D&+!, *&HGM!-!, (*&-&,-D!, DMDM)?
11)P&,2!DD!,?
1#)-!-! '!! P&,2!DD!,?
1))P&M&.*S!!, -.,2*!- P&-!M! G6&H D&+!,
*&HGM!-!, '!"!,2ED!&!H?
11)S.D!,2 D&+!, *&HGM!-!, '!"!,2ED!&!H?
15)'!! P&,2!M".6!, *&PD-DS!,?
1%)S!,*S.3S!,*S.?
10)P&,=!MP!.!, S!6.,!, *&PD-DS!,?
19)P&M&.*S!!, -.,2*!- "!,D.,2 D&+!, *&HGM!-!,
PDS!-?
1/)*&PD-DS!, D&+!, *&HGM!-!,?
#$) *&-&,-D!, 6!., -&,-!,2 D&+!, *&HGM!-!,?
#1)*GD& &-.*;D&+!, *&HGM!-!,?
##)!-D!, P&!6.H!,?
#))P&,D-DP.
)'*E!BU+&&N,
-u4uan kode etik !d8okat:
1.membebankan kewa4iban?333333333333offi>ium nobile
#.perlindungan hukum anggota.33333333offi>ium nobile
!d8okat (profesi terhormat) dilindungi:
1)Hukum?
#)undang3undang?
))kode etik.
!d8okat memiliki kebebasan sesuai kode etik dan DD . nomor: 19
tahun #$$), tentang !d8okat pasal 11 (ang mengatur, !d8okat bebas
mengeluarkan pendapat atau pern(ataan dalam membela perkara (ang
men4adi tanggung 4awabn(a didalam sidang Pengadilan dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang3undangan.
Pasal 15, !d8okat bebas dalam men4alankan tugas profesin(a untuk
membela perkara (ang men4adi tanggung 4awabn(a dengan tetap
berpegang pada kode etik profesi dan peraturan perundang3undangan
(lihat pen4elasann(a).
*ebebasan !d8okat berdasarkan:
1)kehormatan !d8okat?
#)kepribadian !d8okat.
!d8okat (penegak hukum) berpegang teguh:
1)kemandirian?
#)ke4u4uran?
))kerahasiaan?
1)keterbukaan.
*ewa4iban !d8okat:
1)men4aga >itra dan martabat kehormatan profesi?
#)setia dan men4un4ung tinggi kode etik dan sumpah profesi
))4u4ur dan bertanggung 4awab kepada:
a.klien? 333 nasihat ; pen(elesaian kasus klien dengan baik.
b.Pengadilan? 333 fakta (uridis ; penegakan hukum
>.negara atau mas(arakat?333 penegakan hukum 333 kese4ahteraan.
d.terutama dirin(a sendiri. 333 penegak hukum 333 imunitas.
!d8okat sebagai penegak hukum (ps 5(1) DD tentang !d8okat) se4a4ar
dengan instansi penegak hukum lain, harus saling menghargai 4uga
terhadap teman se4awat.
-'+EENU&N U!U!
!d8okat 333 4asa hukum 3333 didalam Pengadilan?
diluar Pengadilan.(pasal 1a(at 1 dan #).
*lien (pasal 1 ()) DD tentang !d8okat):
1)orang?
#)badan hukum?
))lembaga lain.
-eman se4awat :
1)pihak (ang berpraktek sebagai !d8okat?
#)teman se4awat asing (pasal 1(9) DD tentang !d8okat) .
Dewan *ehormatan:
1)mengawasi pelaksanaan kode etik !d8okat (ps 1)(1), #%(1) DD tentang
!d8okat)?
#)menerima dan memeriksa pengaduan (ps #%(5) DD tentang !d8okat) .
Honorarium (pasal 1 (0) DD tentang !d8okat) :
1)imbalan 4asa?
#)pemba(aran?
))kesepakatan?
1)per4an4ian.
.'+E*RIB&/I&N &/01+&'
!d8okat 333 +,. harus berkepribadian:
1)bertakwa kepada -uhan =M&?
#)satria?
))4u4ur mempertahankan keadilan dan kebenaran?
1)moral (ang tinggi?
5)luhur dan mulia?
%)men4un4ung tinggi hukum?
0)men4un4ung tinggi DDD .?
9)men4un4ung tinggi kode etik !d8okat serta sumpah 4abatann(a.
!lasan penolakan nasihat dan bantuan hukum !d8okat:
1)tidak sesuai dengan keahliann(a?
#)bertentangan dengan hati nurani?
!d8okat dilarang menolak nasihat dan bantuan hukum dengan alasan
(pasal 19 (1) DD tentang !d8okat):
1)perbedaan agama?
#)perbedaan keper>a(aan?
))perbedaan politik?
1)perbedaan kedudukan sosial.
-u4uan !d8okat (bagian b menimbang DD tentang !d8okat):
1)mengutamakan tegakn(a hukum, kebenaran dan keadilan?
#)memper4uangkan H!M.
"eberapa hal (ang wa4ib diperhatikan !d8okat:
1)imbalan materi bukan tu4uan utama?
#)bebas dan mandiri?
))memelihara rasa solidaritas diantara teman se4awat?
1)memberi bantuan hukum dan pembelaan hukum kepada teman se4awat
dalamperkara pidana?
5)tidak diperkenankan melakukan peker4aan lain (ang dapat merugikan
kebebasan, dera4at dan martabat !d8okat?
%)men4un4ung tinggi sebagai profesi terhormat?
0)sopan terhadap semua pihak dengan mempertahankan hak dan
martabat !d8okat?
9)apabila diangkat sebagai pe4abat negara tidak diperkenankan praktek
sebagai !d8okat.
2'3UBUN4&N /EN4&N +#IEN
1)utamakan 4alan damai?
#)memberi keterangan (ang sebenarn(a sesuai ketentuan hukum (ang
berlaku?
))tidak men4amin perkara pasti menang?
1)honorarium sesuai kemampuan klien?
5)tidak membebani bia(a (ang tidak perlu?
%)perkara >uma3>uma 4uga harus diperhatikan?
0)harus menolak perkara (ang tidak ada dasar hukum?
9)men4aga rahasia 4abatan?
/)tidak melepaskan tugas pada saat posisi tidak menguntungkan klien?
1$) pengurusan kepentingan bersama dua pihak atau lebih harus
mengundurkan diri?
11)hak retensi sepan4ang tidak merugikan kepentingan klien.
5'3UBUN4&N /EN4&N E!&N SEJ&6&
1)saling menghormati, menghargai, saling memper>a(ai?
#)dalam sidang Pengadilan tidak menggunakan kata tidak sopan baik
lisan atau tertulis?
))keberatan terhadap tindakan teman se4awat dia4ukan ke Dewan
*ehormatan tidak melalui media masa atau >ara lain?
1)tidak merebut klien?
5)mengganti !d8okat dengan pen>abutan surat kuasa !d8okat semula
serta !d8okat berkewa4iban mengingatkan klien untuk memenuhi
kewa4iban terhadap !d8okat semula?
%)!d8okat semula wa4ib memberiEmen(erahkan semua surat dan
keterangan berkaitan dengan perkara.
7'SEJ&6& &SIN4
wa4ib tunduk pada kode etik !d8okat .ndonesia.
8'C&R& BERIN/&+!EN&N4&NI *ER+&R&
1)Surat !d8okat kepada teman se4awat dapat ditun4ukkan kepada Hakim,
ke>uali surat dibubuhi >atatan Sans Pre4udi>e?
#)isi pembi>araan atau korespondensi upa(a damai antar !d8okat tidak
dipergunakan sebagai bukti di Pengadilan?
))perkara perdata, menghubungi Hakim harus bersama3sama dengan
!d8okat pihak lawan?
1)Perkara pidana, menghubungi Hakim harus bersama3sama dengan
4aksa Penuntut Dmum?
5)!d8okat tidak menga4ari dan mempengaruhi saksi (ang dia4ukan pihak
lawan atau oleh 4aksa Penuntut Dmum?
%)!d8okat mengetahui seseorang menun4uk !d8okat dalam penanganan
perkara maka hubungann(a han(a boleh melalui ad8okat tersebut?
0)imunitas hukum dalam sidang pengadilan (pasal 11,15 DD tentang
!d8okat)
9)!d8okat wa4ib memberi bantuan hukum >uma3>uma (pasal 1 (/) DD
tentang !d8okat)?
/)!d8okat wa4ib men(ampaikan pemberitahuan putusan Pengadilan
kepada klien.
9'+EENU&N:+EENU&N #&IN EN&N4 +1/E EI+
1)!d8okat profesi mulia dan terhormat (offi>ium nobile) selaku penegak
hukum se4a4ar 7aksa dan Hakim dilindungi hukum, undang3undang dan
kode etik?
#)dilarang memasang iklan semata3mata men>ari perhatian orang serta
papan nama dengan ukuran dan bentuk (ang berlebih3lebihan?
))*antor !d8okat dan >abangn(a tidak diadakan ditempat (ang
merugikan kedudukan dan martabat !d8okat?
1)tidak men>antumkan (ang bukan !d8okat sebagai !d8okat dipapan
nama atau memperkenalkan sebagai !d8okat?
5)tidak mengi4inkan kar(awan (ang tidak berkualifikasi untuk mengurus
perkara atau nasihat hukum?
%)tidak men>ari publisitas di media masa?
0)!d8okat dapat mengundurkan diri bila timbul perbedaan >ara
penanganan perkara dengan klienn(a?
9)!d8okat mantan hakim atau panitera tidak menangani perkara (ang
diperiksa Pengadilan tempat terakhir Pengadilan selama tiga tahun.
;'*E#&+S&N&&N +1/E EI+
1)!d8okat wa4ib tunduk pada kode etik?
#)pengawasan dan pelaksanaan kode etik oleh Dewan kehormatan.
Pengawasan berdasarkan uu tentang ad8okat oleh organisasi
!d8okat dan komisi pengawas (ps 1#,1)).
)<'/E6&N +E31R!&&N =+EENU&N U!U!)
1)memeriksa dan mengadili perkara pelanggaran kode etik melalui
tingkat Dewan *ehormatan 'abangEDaerah (tingkat pertama) dan tingkat
pusat sebagai tingkat terakhir?
#)beban bia(a oleh DP', DPP,pengaduEteradu H
))' *EN4&/U&N
Pengaaduan dia4ukan oleh pihak (ang berkepentingan dan merasa
dirugikan (aitu:
a)klien?
b)teman se4awat !d8okat?
>) pe4abat pemerintahan?
d)anggota mas(arakat?
e)Dewan Pimpinan pusatE'abangEDaerah organisasi profesi dimana
teradu men4adi anggota baik untuk kepentingan organisasi atau untuk
kepentingan umum.
)-'&& C&R& *EN4&/U&N
1)Pengaduan se>ara tertulis dengan alasann(a?
#)suatu tempat tidak terdapat dewan *ehormatan 'abang maka aduan
disampaikan pada >abang (ang terdekat atau Dewan *ehormatan Pusat
dimana teradu men4adi anggota?
))DP' menerima pengaduan akan diserahkan kepada DP' (ang
berwenang?
1)pengaduan disampaikan *e Dewan kehormatan Pusat maka akan
diteruskan *e Dewan *ehormatan 'abangEDaerah (ang berwenang.
).'*E!ERI+S&&N IN4+& *ER&!& 1#E3 /E6&N
+E31R!&&N C&B&N4>/&ER&3
1)Dewan *ehormatan menerima pengaduan tertulis disertai bukti,
kemudian men(ampaikan kepada teradu paling lambat 11 hari?
#)Paling lambat #1 hari teradu memberi 4awaban tertulis disertai bukti
surat, bila tidak memberi 4awaban maka DP'ED men(ampaikan
pemberitahuan kedua dengan peringatan apabila dalam waktu 11 hari
se4ak tanggal surat peringatan tidak memberi 4awaban dianggap
melepaskan hak 4awabn(a?
))tidak ada 4awaban dapat diputus tanpa kehadiran kedua belah pihak?
1)7awaban (ang diadukan diterima maka menetapkan hari sidang dengan
panggilan se>ara patut ()hari)?
5)pengadu dan teradu harus hadir sendiri, dapat didampingi penasehat
serta berhak menga4ukan saksi dan bukti?
%)sidang pertama Dewan *ehormatan men4elaskan tata >ara
pemeriksaan, upa(a perdamaian untuk (ang bersifat perdata selan4utn(a
kedua belah pihak mengemukakan alasan pengaduan dan pembelaan
serta saurat bukti dan saksi akan diperiksa?
'!-!-!,: pelanggaran kode etik (ang bersifat pidana apabila telah
diputus peradilan umum maka sudah pasti salah dimana efekti8itas
Dewan *ehormatan.
SI/&N4 *ER&!& S&#&3 S&U *I3&+ I/&+ 3&/IR ,
1)penundaan sidang 11 hari, pengadu tidak hadir aduan gugur dan tidak
dapat menga4ukan lagi untuk hal (ang sama ke>uali dianggap berkaitan
dengan kepentingan organisasi atau umum?
#)teradu # kali tidak hadir, pemeriksaan tanpa hadir teradu dan
diputuskan.
)2'SI/&N4 /E6&N +E31R!&&N C&B&N4>/&ER&3
1)Ma4elis Dewan *ehormatan 'abangEdaerah sekurang3kurangn(a tiga
orang anggota, salah satu ketu ma4elis (4umlah gan4il)?
#)Ma4elis dapat terdiri dari: Dewan *ehormatan atau ditambah anggota
Ma4elsi *ehormatan !dho>?
))Ma4elis dipilih oleh rapat Dewan *ehormatan 'abang?
1)berita a>ara sidang?
5)sidang tertutup, keputusan sidang terbuka.
)5' C&R& *EN4&!BI#&N +E*UUS&N
1)*eputusan Dewan *ehormatan dapat berupa :
a.men(atakan pengaduan dari pengadu tidak dapat diterima?
b.menerima pengaduan dari pengadu dan mengadili serta
men4atuhkan sanksi3sanksi kepada teradu?
>.menolak pengaduan dari pengadu.
#)keputusan memuat pertimbangan dan pasal kode etik (ang dilanggar?
))keputusan dengan suara terban(ak dan diu>apkan disidang terbuka?
1)anggota ma4elis kalah pengambilan suara berhak membuat >atatan
keberatan?
5)keputusan ditanda tangani, berhalangan disebut dalam keputusan.
)7'S&N+SI>3U+U!&N
1)peringatan biasa (pelanggaran tidak berat)?
#)peringatan keras (pelanggaran berat, mengulangi danE tidak
mengindahkan sanksi peringatan)?
))pemberhentian sementara untuk waktu tertentu (pelanggaran berat,
tidak mengindahkan dan menghormati kode etik, mengulangi peringatan
keras)?
1)peme>atan dari keanggotaan organisasi profesi
untuk bagian ) dan 1 pemberhentian organisasi profesi men(ampaikan ke
Mahkamah !gung untuk di>atat dalam daftar !d8okat.
)8'*EN?&!*&I&N S&#IN&N +E*UUS&N
Paling lambata 11 hari setelah putusan diu>apkan salinan putusan harus
disampaikan kepada:
1)teradu?
#)pengadu?
))Dewan pimpinan 'abangEDaerah dari semua organisasi profesi? H
1)Dewan Pimpinan Pusat?
5)instansi3instansi (ang dianggap perlu, apabila keputusan telah
berkekuatan hukum tetap.
)9'*E!ERI+S&&N B&N/IN4 /E6&N +E31R!&&N *US&
1)Pengadu atau teradu tidak puas atas putusan tingkat pertama dapat
melakukan upa(a hukum banding ke Dewan *ehormatan Pusat?H
#)"atas waktu banding beserta memori banding #1 hari se4ak menerima
salinan keputusan?H
)) Dewan *ehormatan 'abangEDaerah setelah menerima memori
banding dalam waktu 11 hari mengirim kepada pihak terbanding?
1)*ontra memori paling lambat #1 hari se4ak terima memori banding,
apabila tidak men(ampaikan dianggap telah melepaskan hakn(a?
5)Selambat3lambatn(a 11 hari berkas perkara diteruskan kepada Dewan
*ehormatan Pusat?
%)Dpa(a banding men(ebabkan ditundan(a pelaksanaan keputusan
Dewan *ehormatan 'abangEDaerah?
0)Susunan Ma4elis Dewan *ehormatan Pusat seperti Dewan *ehormatan
'abangEdaerah?
9)Dewan *ehormatan Pusat memutus berdasarkan berkas perkara (ang
ada, bila dianggap perlu dapat meminta bahan tambahan dari pihak (ang
bersangkutan atau memanggil mereka dengan bia(a sendiri?
/)Dewan *ehormatan Pusat dapat memeriksa langsung dengan adan(a
surat persetu4uan dari kedua belah pihak agar perkaran(a diperiksa
langsung oleh dewan *ehormatan Pusat?
1$) Semua ketentuan untuk pemeriksaan tingkat pertama berlaku bagi
pemeriksaan tingkat banding.
);'+E*UUS&N /E6&N +E31R!&&N *US&
1)Putusann(a dapat berupa:
a. menguatkan?
b. merubah?
>. membatalkan.
#)Putusan mempun(ai kekuatan hukum tetap se4ak diu>apkan dan
bersifat final dalam sidang terbuka dengan atau tanpa kehadiran para
pihak?
))Selambat3lambatn(a 11 hari setelah keputusan diu>apkan, salinan
keputusan disampaikan kepada:
a. anggota (ang diadukanEteradu baik sebagai pembanding ataupun
terbanding?
b. pengadu baik selaku pembanding ataupun terbanding?
>. Dewan Pimpinan 'abangEDaerah?
d. Dewan *ehormatan 'abangEDaerah?
e. dewan Pimpinan Pusat dan masing3masing organisasi profesi?
f. instansi3instansi (ang dianggap perlu.
1)!pabila seorang !d8okat telah dipe>at maka Dewan *ehormatan
PusatE'abangEDaerah meminta kepada Dewan Pimpinan PusatEorganisasi
profesi untuk meme>at dari keanggotaan organisasi profesi.
-<'+EENU&N #&IN EN&N4 /E6&N +E31R!&&N
Dewan kehormatan berwenang men(empurnakan hal3hal (ang telah
diatur maupun (ang belum diatur tentang Dewan *ehormatan dalam
kode etik ini, dengan kewa4iban melaporkan kepada dewan Pimpinan
Pusat agar diumumkan dan diketahui oleh setiap anggota dari masing3
masing organisasi.
1'.KODE ETIK NOTARIS
*ode &tik ,otaris .katan ,otaris .ndonesia (.,.) terdiri dari:
3 *&-&,-D!, DMDM?
3 D!,2 6.,2*DP *GD& &-.*?
3 *&+!7."!,, 6!!,2!, D!, P&,2&'D!6.!,?
3 S!,*S.?
3 -!-! '!! P&,&2!*!, *GD& &-.*:
a.pengawasan?
b.pemeriksaan dan pen4atuhan sanksi:
3alat perlengkapan?
3pemeriksaan dan pen4atuhan sanksi pada tingkat pertama?
3pemeriksaan dan pen4atuhan sanksi pada tingkat banding?
3pemeriksaan dan pen4atuhan sanksi pada tingkat terakhir?
>.eksekusi atas sanksi3sanksi dalampelanggaran kode etik
3 P&M&'!-!, S&M&,-!!?
3 *&+!7."!, P&,2DDS PDS!-?
3 *&-&,-D!, P&,D-DP
1.KETENTUAN UMUM
a).katan ,otaris .ndonesia (.,.) merupakan satu3satun(a wadah
pemersatu bagi semua dan setiap orang (ang memangku dan
men4alankan tugas sebagai pe4abat umum di .ndonesia, merupakan
organisasi ,otaris.
b)*ode &tik ,otaris merupakan seluruh kaidah moral (ang ditentukan
oleh perkumpulan .,. (termasuk didalamn(a pe4abat sementara ,otaris,
,otaris pengganti, ,otaris pengganti khusus)?
>)Disiplin organisasi : kewa4iban3kewa4iban terutama kewa4iban
administrasi dan finansial (ang telah diaturoleh perkumpulan?
d)Pengurus terdiri dari:
3pengurus pusat adalah pengurus perkumpulan pada tingkat
nasional (ang mempun(ai tugas, kewa4iban serta kewenangan
untuk mewakili dan bertindak atas nama perkumpulan baik diluar
maupun dimuka Pengadilan?
3pengurus wila(ah adalah pengurus perkumpulan pada tingkat
propinsi?
3pengurus Daerah adalah pengurus perkumpulan pada tingkat
kotaE*abupaten.
e)Dewan *ehormatan adalah alat perlengkapan perkumpulan sebagai
suatu badan atau lembaga (ang mandiri dan bebas dari keberpihakan
dalam perkumpulan?
f)Dewan *ehormatan Pusat (nasional), Dewan *ehormatan +ila(ah
(propinsi), Dewan *ehormatan Daerah (kotaE*abupaten) (ang bertugas
untuk:
3melakukan pembinaan, bimbingan, pengawasan, pembenahan
anggota dalam men4un4ung tinggi *ode &tik?
3memeriksa dan mengambil keputusan atas dugaan pelanggaran
ketentuan *ode &tik danEatau disiplin organisasi, (ang bersifat
internal atau (ang tidak mempun(ai kaitan dengan kepentingan
mas(arakat se>ara langsung pada tingkat akhir final (Dewan
*ehormatan Pusat), tingkat banding (Dewan *ehormatan +ila(ah),
tingkat pertama (Dewan *ehormatan Daerah)?
3memberikan saran dan pendapat oleh Dewan *ehormatan Pusat
kepada ma4elis pengawas, Dewan *ehormatan +ila(ah kepada
Ma4elis Pengawas +ila(ah danEatau Ma4elis pengawas daerah,
Dewan *ehormatan Daerah kepada Ma4elis Pengawas Daerah atas
dugaan pelanggaran kode etik dan 4abatan ,otaris?
g)Pelanggaran adalah perbuatan atau tindakan (ang dilakukan oleh
anggota perkumpulan maupun orang lain (ang memangku dan
men4alankan 4abatan ,otaris (ang melanggar ketentuan *ode &tik
danEatau disiplin organisasi?
h)*ewa4iban adalah sikap perilaku, perbuatan atau tindakan (ang harus
dilakukan anggota perkumpulan maupun orang lain (ang memangku dan
men4alankan 4abatan ,otaris, dalam rangka men4aga dan memelihara
>itra serta wibawa lembaga notarist dan men4un4ung tinggi keluhuran
harkat dan martabat 4abatan ,otaris?
i)6arangan adalah sikap, perilaku dan perbuatanEtindakan apapun (ang
tidak boleh dilakukan oleh anggota perkumpulan maupun orang lain
(ang memangku dan men4alankan 4abatan notaris, (ang dapat
menurunkan >itra serta wibawa lembaga notariat ataupun keluhuran
harkat dan martabat 4abatan ,otaris?
4)Sanksi adalah suatu hukuman sebagai sarana, upa(a dan alat pemaksa
ketaatan dan disiplin anggota perkumpulan maupun orang lain (ang
memangku dan men4alankan 4abatan ,otaris dan menegakkan *ode &tik
dan disiplin organisasi?
k)&ksekusi merupakan pelaksanaan putusan Dewan *ehormatan (ang
berkekuatan hukum tetap?
l)*lien adlah setiap orang atau badan (ang se>ara sendiri3sendiri atau
bersama3sama datang kepada ,otaris untuk membuat akta, berkonsultasi
dalam rangka pembuatan akta serta minta 4asa ,otaris lainn(a.
%.RUANG LINGKUP KODE ETIK
*ode etik notaris berlaku (ang memangku dan men4alankan 4abatan
,otaris maupun dalam kehidupan sehari3hari.
'.KE-A,I&AN,LARANGAN DAN PENGECUALIAN
,otaris dan orang lain (ang memangku dan men4alankan 4abatan ,otaris
wa4ib:
a)memiliki moral, akhlak serta kepribadian (ang baik?
b)menghormat dan men4un4ung tinggi harkat dan martabat 4abatan
,otaris?
>)men4aga dan membela kehormatan perkumpulan?
d)bertindak 4u4ur, mandiri, tidak berpihak, penuh rasa tanggung 4awab
berdasarkan peraturan perundang3undangan dan isi sumpah 4abatan?
e)meningkatkan ilmu pengetahuan (ang telah dimiliki tidak terbatas pada
ilmu pengetahuan hukum dan kenotariatan?
f)mengutamakan pengabdian kepada kepentingan mas(arakat dan
negara?
g)memberikan 4asa pembuatan akta dan 4asa kenotarisan lainn(a untuk
mas(arakat (ang tidak mampu tanpa memungut honorarium?
h)menetapkan satu kantor ditempat kedudukan dan kantor tersebut
merupakan satu3satun(a kantor bagi ,otaris (ang bersangkutan dalam
melaksanakan tugas 4abatan sehari3hari?
i)memasang satu buah papan nama dengan pilihan ukuran 1$$>mJ1$>m,
15$>mJ%$>m, #$$>mJ9$>m, dasar papan putih dengan huruf hitam?
4)hadir, mengikuti dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan (ang
diselenggarakan oleh perkumpulan, menghormati, mematuhi,
melaksanakan setiap dan seluruh keputusan perkumpulan?
k)memba(ar uang iuran perkumpulan se>ara tertib?
l)memba(ar uang duka untuk membantu ahli waris teman se4awat (ang
meninggal dunia?
m) melaksanakan dan mematuhi semua ketentuan tentang honorarium
ditetapkan perkumpulan?
n)men4alankan 4abatan ,otaris?
o)men>iptakan suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam
melaksanakan tugas 4abatan dan kegiatan sehari3hari serta saling
memperlakukan rekan se4awat se>ara baik,saling menghormati,saling
menghargai, saling membantu serta saling berusaha men4alin komunikasi
dan tali silaturahim?
p)memperlakukan setiap klien (ang datang dengan baik, tidak
membedakan status ekonomi danEatau status sosialn(a?
F)melakukan perbuatan3perbuatan (ang se>ara umum disebut sebagai
kewa4iban untuk ditaati dan dilaksanakan antara lain namun tidak
terbatas pada ketentuan (ang ter>antum dalam:
3DD ,omor)$ tahun #$$1 tentang 4abatan ,otaris?
3pen4elasanPasal 1/ a(at (#) uu ,omor )$ tahun #$$1 tentang
4abatan ,otaris?
3isi sumpah 4abatan ,otaris?
3!nggaran Dasardan !nggaran umah -angga .,..
(.LARANGAN
,otaris dan orang lain (ang memangku dan men4alankan 4abatan ,otaris
dilarang:
a)mempun(ai lebih dari satu kantor?
b)memasang papan nama danEatau tulisan ,otarisEkantor ,otaris diluar
lingkungan kantor?
>)melakukan publikasi atau promosi diri, baik sendiri maupun se>ara
bersama3sama, dengan men>antumkan nama dan 4abatann(a,
menggunakan sarana media >etak danEatau elektronik, dalam bentuk: 3
iklan?
3 u>apan selamat?
3 u>apan belasungkawa?
3 u>apan terima kasih?
3 kegiatan pemasaran?
3 kegiatan sponsor.
d)"eker4a sama dengan biro 4asaEorangEbadan hukum?
e)menandatangani akta (ang minutan(a dibuat pihak lain?
f)mengirimkan minuta untuk ditandatangani klien?
g)berusaha atau berupa(a klien notaris lain berpindah kepadan(a?
h)memaksa klien agar membuat akta kepadan(a?
i)melakukan usaha3usaha persaingan tidak sehat?
4)menetapkan honorarium lebih rendah dari penetepan perkumpulan?
k)mempeker4akan kar(awan kantor notaris lain tanpa persetu4uan?
l)men4elaskan dan atau mempersalahkan rekan notaris atau akta (ang
dibuatn(a. *esalahan serius membaha(akan klien notaris wa4ib
memberitahukan kepada rekan?
m)membentukkelompok rekan se4awat (ang bersifat eksklusif dengan
tu4uan untuk mela(ani kepentingan suatu instansiElembaga?
n)menggunakanEmen>antumkan gelar tidak sesuai dengan peraturan
perundangan?
o)melakukan pelanggaran terhadap kode etik, antara lain namun tidak
terbatas pada pelanggaran3pelanggaran terhadap:
3Dndang3Dndang ,omor )$ -ahun #$$1 tentang 7abatan ,otaris?
3pen4elasan pasal 1/ a(at # undang3undang tentang 7abatan ,otaris?
3sumpah 4abatan ,otaris?
p)Hal3hal menurut ketentuan !nggaran Dasar dan !nggaran rumah
-angga atau keputusan organisasi profesi (.,.).
).PENGECUALIAN
"eberapa hal merupakan penge>ualian tidak termasuk pelanggaran,
sebagai berikut:
1)memberikan u>apan selamat, berduka >ita dengan tidak men>antumkan
nama pribadi?
#)pemuatan nama dan alamat notaris dalam buku panduan nomor
telepon, <aJ (ang diterbitkan resmi P-.-elkom atau lembaga resmi?
))memasang penun4uk 4alan dengan ukuran tidak melebihi #$>mJ5$>m
dasar warna putih tulisan hitam tanpa men>antumkan nama notaris,
dipasang dgn radius maJ 1$$ meter dari kantor notaris?
*. SANKSI
Sanksi terhadap pelanggar kode etik berupa:
1)teguran?
#)peringatan?
))s>horsing (peme>atan sementara)?
1)on@etting (peme>atan)?
5)pemberhentian dengan tidak hormat.
Pen4atuhan sanksi3sanksi disesuaikan dengan kwantitas dan kwalitas
pelanggaran.
.. TATA CARA PENEGAKAN KODE ETIK
Pengawasan dan pelaksanaan kode etik:
1)tingkat pertama oleh Pengurus Daerah .,. dan Dewan *ehormatan
Daerah?
#)tingkat banding oleh Pengurus +ila(ah .,. dan Dewan *ehormatan
+ila(ah?
))tingkat terakhir oleh Pengurus Pusat .,. dan Dewan *ehormatan
Pusat.
PEMERIKSAAN DAN PEN,ATUHAN SANKSI
/. ALAT PERLENGKAPAN4
Dewan *ehormatan: alat perlengkapan perkumpulan, melakukan
pemeriksaan dan pen4atuhan sanksi pelanggaran kode etik.
0. PEMERIKSAAN DAN PEN,ATUHAN SANKSI PADA
TINGKAT PERTAMA4
a)dugaan pelanggaran kode etik baik diketahui oleh dewan *ehormatan
daerahElaporan dari Pengurus Daerah ataupun pihak lain kepada Dewan
*ehormatan Daerah, selambat3lambatn(a 0 hari ker4a harus segera
mengadakan sidang.
b)-ern(ata ada dugaan kuat pelanggaran kode etik maka dalam 0 hari
ker4a Dewan *ehormatan Daerah berkewa4iban memanggil anggota?
>)Dewan *ehormatan Daerah akan memutuskan setelah mendengarkan
keterangan dan pembelaan teradu disertai dengan sanksin(a?
d)*eputusan melanggar atau tidak melanggar selambat3lambatn(a 15
hari ker4a setelah tanggal sidang dimana notaris telah didengar
keterangan dan atau pembelaann(a?
e)anggota dipanggil tidak datang tanpa kabar dalam waktu 0hari ker4a,
maka panggilann(a akan diulang # kali dengan 4arak waktu 0 hari ker4a?
f)setelah panggilan ketiga 4uga tidak datang tanpa kabar dengan alasan
apapun, maka Dewan *ehormatan Daerah akan bersidang dan
menentukan putusann(a?
g)sanksi pemberhentian sementara (s>horsing) atau peme>atan
(on@etting) dari keanggotaan perkumpulan, Dewan *ehormatan Daerah
wa4ib berkonsultasi dengan Pengurus Daerahn(a?
h)putusan Dewan *ehormatan Daerah wa4ib dikirim oleh Dewan
*ehormatan Daerah kepada anggota (ang melanggar, tembusann(a
kepada Pengurus 'abang, Pengurus Daerah, Pengurus Pusat, dan Dewan
*ehormatan Pusat, dalam waktu 0 hari ker4a setelah putusan?
i)pada tingkat Pengurus Daerah belum dibentuk Dewan *ehormatan
Daerah, maka Dewan kehormatan +ila(ah berkewa4iban dan berwenang
men4alankan kewa4iban dan kewenangan Dewan *ehormatan Daerah
dalam rangka penegakan kode etik atau dewan *ehormatan Daerah
terdekat. "erlaku pula apabila Dewan kehormatan Daerah tidak sanggup
men(elesaikan atau memutuskan permasalahan (ang dihadapi.
11. PEMERIKSAAN DAN PEN,ATUHAN SANKSI PADA
TINGKAT &ANDING4
a)putusan sanksi peme>atan sementara (s>horsing) atau peme>atan
(on@etting) dari keanggotaan perkumpulan dapat dimohonkan banding
dalam waktu tiga puluh hari ker4a setelah tanggal penerimaan putusan?
b)permohonan naik banding dikirim ter>atat atau dikirim langsung ke
Dewan *ehormatan +ila(ah tembusan Dewan *ehormatan Pusat,
pengurus pusat, wila(ah,daerah?
>)Dewan *ehormatan Daerah dalam waktu 0 hari mengirim berkas
kepada Dewan kehormatan Pusat?
d)setelah diterima 0 hari Dewan *ehormatan +ila(ah memanggil
anggota guna melakukan pembelaan,selan4utn(a putusan dalam )$ hari
ker4a?
e)anggota tidak hadir tanpa pertanggung4awaban diputus 0 hari setelah
Dewan kehormatan +ila(ah menerima permohonan banding?
f)Dewan *ehormatan +ila(ah mengirim putusann(a tembusann(a
dewan *ehormatan Daerah, pengurus wila(ah, pengurus daerah dan
pengurus pusat .,. pusat dalam waktu 0 hari ker4a setelah putusan?
g)apabila putusan Dewan *ehormatan +ila(ah karena Dewan
*ehormatan Daerah belum terbentuk, maka keputusann(a merupakan
tingkat banding?
11. PEMERIKSAAN DAN PEN,ATUHAN SANKSI PADA
TINGKAT TERAKHIR
a)putusan pen4atuhan sanksi peme>atan sementara atau peme>atan dari
keanggotaan perkumpulan dapat dia4ukan pemeriksaan tingkat terakhir
kepada Dewan kehormatan Pusat dalam waktu )$ hari ker4a setelah
penerimaan surat putusan dewan *ehormatan +ila(ah?
b)permohonan dengan surat ter>atat atau langsung kepada Dewan
*ehormatan Pusat dan tembusann(a kepada Dewan *ehormatan
Daerah, pengurus pusat, pengurus wila(ah dan pengurus daerah.
>)Dewan kehormatan +ila(ah setelah menerima tembusan 0 hari
mengirim berkas kepada Dewan kehormatan Pusat?
d) setelah menerima permohonan )$ hari ker4a anggota dipanggil untuk
membela diri?
h)tidak hadir tanpa pertanggung4awaban diputus )$ hari ker4a setelah
Dewan *ehormatan Pusat memperoleh permohonan?
e)putusan dikirim 0 hari ker4a tembusan kepada Dewan *ehormatan
Daerah, pengurus >abang, pengurus daerah dan pengurus pusat?
1%. EKSEKUSI
a)putusan (ang ditetapkan Dewan *ehormatan Daerah, +ila(ah, Pusat
dilaksanakan pengurus Daerah?
b)pengurus daerah wa4ib men>atat dalam buku anggota perkumpulan atas
keputusan Dewan *ehormatan Daerah, wila(ah, pusat, selan4utn(a nama
notaris, kasus dan keputusan diumumkan dalam media notariat.
1'.PEMECATAN SEMENTARA
anggota perkumpulan (ang telah melanggar DD ,o. )$ -ahun #$$1
tentang 4abatan ,otaris dengan putusan dan diputus bersalah dipidana
(ang berkekuatan hukum tetap, pengurus pusat wa4ib meme>at sementara
sebagai anggota perkumpulan disertai usul kepada konggres agar anggota
perkumpulan dipe>at dari anggota perkumpulan.
1(.KE-A,I&AN PENGURUS PUSAT
pen4atuhan sanksi peme>atan sementara, peme>atan, pemberhentian tidak
hormat sebagai anggota perkumpulan wa4ib diberitahukan oleh pengurus
pusat kepada Ma4elis Pengawas Daerah, dan tembusann(a kepada
menteri Hukum dan H!M ..
1). KETENTUAN PENUTUP
a)anggota perkumpulan wa4ib men(esuaikan praktek maupun perilaku
dalam men4alankan 4abatann(a dengan ketentuan3ketentuan (ang
ter>antum dalam peraturan danEatau kode etik ini?
b)han(a pengurus pusat danEatau alat perlengkapan (ang lain dari
perkumpulan atau anggota (ang ditun4uk (ang berhak dan berwenang
untuk memberikan penerangan seperlun(a kepada mas(arakat tentang
kode etik notaris dan Dewan *ehormatan.

Anda mungkin juga menyukai