Anda di halaman 1dari 10

Abstrak Pertambahan jumlah alat transportasi yang

makin pesat namun tidak diimbangi pertambahan luas


infrastruktur jalan menyebabkan meningkatnya
kemacetan lalu lintas, yang pada akhirnya menyebabkan
pemborosan energi. Diperlukan sebuah sistem yang
dapat memantau kondisi kepadatan lalu lintas dan
memberi informasi kepada pengguna, sehingga
pengguna dapat memilih jalur transportasi yang efisien.
Sebagai rintisan dari pengembangan sistem tersebut,
sistem monitoring obyek bergerak berbasis SMS dan
peta digital ini merupakan gabungan teknologi
komunikasi satelit dan komunikasi seluler yang
dilengkapi sistem mikrokontroler. Untuk perangkat
lunak pada sisi server digunakan IDE pemrograman
Visual Studio Net 2010, MySQL Server dan Gammu,
sedangkan pada sisi embedded digunakan IDE Code
Vision untuk pemrograman C dan peta digital Google.
Untuk perangkat keras digunakan mikrokontroler
ATMega 162, GPS PMB 468 dan modem GSM. Melalui
perancangan perangkat lunak dan perangkat keras yang
optimal serta optimalisasi rancangan, dihasilkan
prototype yang stabil. Pengujian dilakukan di sepuluh
lokasi yang memiliki latitude dan longitude berbeda.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem mampu
menghasilkan tingkat akurasi lokasi sebesar 3 meter.
Waktu akses informasi SMS ke pengguna dipengaruhi
oleh jaringan operator seluler, dengan rata-rata waktu
akses berkisar 6 hingga 7 detik.

kata kunci: GPS, GSM, Mikrokontroler, Peta Digital
Google, Latitude-longitude

I. PENDAHULUAN
ISTEM transportasi menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam kehidupan manusia modern.
Makin hari, kebutuhan manusia terhadap alat
transportasi semakin meningkat. Namun, pertambahan
jumlah alat transportasi yang tidak diimbangi
pertambahan luas infrastruktur jalan menyebabkan
munculnya masalah baru, yaitu meningkatnya
kemacetan lalu lintas
1)
. Kemacetan yang terjadi terus


menerus pada akhirnya menyebabkan pemborosan
energi. Untuk mengetahui lokasi terjadinya kemacetan,
diperlukan sebuah sistem perangkat cerdas yang dapat
memantau kondisi kepadatan lalu lintas dan memberi
informasi kepada pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih jalur transportasi yang efisien.
Tulisan ini merupakan rintisan dari pengembangan
sistem tersebut. Pada tulisan ini diuraikan arsitektur
sistem untuk memantau lokasi obyek bergerak dengan
memanfaatkan layanan berbasis lokasi (Location Based
Service, LBS) dari Global Positioning System (GPS),
teknologi embedded microcontroller dan modem
Global System for Mobile communications (GSM)
untuk mengirimkan Short Message Service (SMS)
melalui jaringan seluler GSM. Informasi dari SMS
tersebut diterima oleh GSM gateway dan diteruskan ke
server. Server mengolah informasi tersebut dan
menampilkan di layar dengan bantuan peta Google
(Google map) yang diunduh dari Internet. Karena
berbasis arsitektur klien-server, maka jumlah klien
obyek bergerak yang dipantau dapat lebih dari satu.
II. DASAR TEORI DAN RUJUKAN ARTIKEL
A. Dasar teori
Global Positioning System (GPS) merupakan sistem
navigasi satelit yang dikembangkan oleh Departemen
Pertahanan Amerika Serikat dengan nama NAVSTAR
GPS. Satelit GPS pertama diluncurkan pada tahun
1978 untuk keperluan militer, dan pada tahun 1980
mulai dipergunakan juga untuk keperluan sipil
2)
. Sejak
tahun 1994, sistem ini menggunakan konstelasi 24
satelit sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1, yang
mengirimkan sinyal gelombang mikro ke bumi. Sinyal
ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan
digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah,
dan waktu.
Sistem Monitoring Obyek Bergerak
berbasis Short Message Service (SMS) dengan tampilan Peta Digital
dibantu perangkat Global Positioning System (GPS)
Subuh Pramono
1
, Wahyu Sulistiyo
2
, Muhammad Anif
3
, Tulus Pramuji
4
, Syahid
5
1,2,3,4,5
J urusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang
S



GPS Tracker, sering disebut dengan GPS Tracking,
adalah teknologi Automated Vehicle Locater (AVL)
yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi
kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan real-
time. GPS Tracking memanfaatkan kombinasi
teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat
sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk
peta digital.

Gambar 1 Sistem satelit GPS
2)


Terdapat tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu
bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.
Bagian kontrol berfungsi untuk mengontrol orbit
satelit. Bagian ini berfungsi melacak orbit, lokasi,
ketinggian, dan kecepatan satelit karena satelit bisa jadi
berada sedikit di luar orbit. Sinyal-sinyal dari satelit
diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan
kembali ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari
satelit ini disebut dengan data ephemeris.
Bagian angkasa terdiri dari kumpulan satelit yang
berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil di atas
permukaan bumi. Kumpulan satelit ini diatur
sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat
dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah
satelit.
Bagian pengguna terdiri dari alat navigasi yang
digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak
dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi
secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi
(approximate location) satelit yang dipancarkan terus
menerus oleh satelit, sedangkan data ephemeris
dipancarkan oleh satelit dan valid untuk sekitar 4
hingga 6 jam.
Mikrokontroler ATMega 162 merupakan salah satu
jenis mikrokontroler yang dikeluarkan oleh Atmel.
Mikrokontroler ini memiliki kelebihan dibandingkan
dengan mikrokontroler lain yang telah dikeluarkan
oleh Atmel seperti ATMega8535 ataupun ATMega16.
Mikokrontroler ini memiliki 2 USART yang dapat
digunakan secara bersamaan. Diagram blok dari
mikrokontroler ini diperlihatkan pada Gambar 2. Fitur
yang dimiliki ATMega 162 adalah:
16kB Flash Memory, 512 byte EEPROM dan 1 kB
SRAM,
2 buah 8-bit timer/counters, 2 buah 16-bit
timer/counters, 6 kanal PWM,
antarmuka SPI, 2 USART, watchdog timer, dan
analog comparator, dan
tersedia 35 jalur Input/Output.


Gambar 2 Diagram Blok ATMega62
3)


Modul GPS yang digunakan sebagai antarmuka
mikrokontroler adalah PMB-468 karena mempunyai
antarmuka RS232 dan USART TTL. Protokol yang
digunakan untuk berkomunikasi menggunakan Standar
NMEA 0183. Dengan menggunakan Chip SIRF Star
III modul GPS ini memiliki spesifikasi:
Sangat sensitif (tracking sensitivity: -159dBm),
kecepatan yang tinggi TTFF (Time To First Fix)
pada sinyal yang lemah,
mendukung protokol NMEA 0183,
dukungan supercap bagi pemeliharaan data sistem



untuk akuisisi data satelit yang cepat,
antena yang sudah terpasang internal,
penguncian untuk sinyal yang lemah,
ukuran yang kecil, dan
pemrosesan 20 kanal secara parallel
4)
.
Modem GSM merupakan modem yang
menggunakan sinyal GSM untuk komunikasi data.
Modem ini sangat bermanfaat pada aplikasi telemetri
karena mendukung transfer data SMS. Modem GSM
yang digunakan pada penelitian ini adalah
Wavecom1306B, yang mempunyai spesifikasi sebagai
berikut
5)
:
GSM Dualband 900/1800MHz,
GPRS Class 10,
voice/Data/Fax/SMS,
TCP/IP Basic (TCP/UDP),
AT command set (GSM 07.05, GSM 07.07 dan
Wavecom),
Text and PDU SMS, Point to point SMS
(MT/MO),
Cell Broadcast,
UCS2 Character Set Management ,
Operating LED, dan
Metal casing.

Gambar 3 Modem Wavecom1306B
5)


Perangkat lunak yang digunakan pada aplikasi SMS
gateway pada penelitian ini adalah Gammu. Gammu
merupakan perangkat lunak open source dan dapat
digunakan di sistem operasi Linux maupun Windows.
Dengan menggunakan Gammu, developer membuat
aplikasi yang dapat berinteraksi dengan Gammu untuk
mengembangkan aplikasi SMS Gateway. Gammu juga
mendukung penggunaan basis data yang bervariasi
seperti MySQL maupun PostgreSQL
6)
.
Google map merupakan aplikasi peta Geographical
Information System (GIS) yang disediakan oleh
perusahaan Google di Internet. Google map dapat
memetakan banyak tempat di dunia karena mempunyai
basis data lokasi yang sangat banyak. Layanan ini
bersifat gratis sehingga dapat digunakan oleh
pengembang sistem untuk membangun aplikasi
pemetaan yang cukup kompleks. Google map
mempunyai Application Programming Interface (API)
yang dapat digunakan untuk berinteraksi dengan
aplikasi lain. Salah satu peta tampilan Google map
ditunjukkan pada gambar 4.

Gambar 4 Peta tampilan Google map
B. Rujukan Artikel
Pemanfaatan GPS dalam bidang transportasi darat
pernah diteliti oleh Ref 7). Perkembangan sistem
transportasi darat yang makin pesat menyebabkan
semakin meluasnya kemacetan di jalan raya, yang pada
akhirnya menyebabkan pemborosan energi. GPS
sebagai teknologi pemetaan yang presisi dapat
digunakan sebagai sistem navigasi untuk membantu
mengatasi masalah tersebut. Pengguna sistem akan
mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk
melewati jalur transportasi yang paling efisien
sehingga mengurangi pemborosan energi.
Pada Ref 8) dikembangkan sebuah aplikasi berbasis
sistem operasi Android yang digunakan sebagai sistem
navigasi pada lokasi obyek wisata. Aplikasi yang
dihasilkan pada penelitian ini telah berhasil
berinteraksi dengan sistem GPS dan dilengkapi dengan
penampil peta Google (Google map) sehingga kondisi
waktu-nyata (real-time) suatu obyek dapat dideteksi,
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 5. Meski
demikian, aplikasi yang dihasilkan hanya dapat
dijalankan di perangkat telepon seluler yang memiliki
platform sistem operasi Android. Aplikasi tersebut
bersifat individual, bukan sistem klien-server, dan




Gambar 5 Aplikasi Android untuk navigasi
dengan tampilan peta Google
8)


belum memiliki kerjasama antar aplikasi yang
diperlukan pada sebuah sistem navigasi cerdas. Selain
itu, aplikasi tersebut menggunakan data yang bersifat
statis, yaitu rute dan panjang jalan. Adapun variabel
yang bersifat dinamis seperti kepadatan jalan dan
kecepatan obyek di jalan tidak dapat dipantau sehingga
sistem navigasi yang dikembangkan kurang dapat
bekerja maksimal.
Penelitian pada Ref 8) diperbaiki pada Ref 9) yang
merancang-bangun sistem berbasis klien-server. Selain
dapat berinteraksi dengan sistem GPS, sistem ini juga
terhubung ke jaringan seluler melalui modem GSM.

Pada perangkat bergerak (mobile device) terdapat
mikrokontroler yang mengolah informasi yang
diterima dari satelit GPS dan mengirimkan pesan SMS
melalui jaringan seluler. Informasi dari SMS tersebut
diterima oleh GSM gateway dan diteruskan ke server.
Server mengolah informasi tersebut dan menampilkan
di layar dengan bantuan peta Google (Google map)
yang diunduh dari Internet. Karena berbasis arsitektur
klien-server, maka jumlah klien obyek bergerak yang
dipantau dapat lebih dari satu.
III. LANGKAH PENGERJ AAN
Model perancangan pada sistem ini didasarkan pada
arsitektur yang ditunjukkan pada Gambar 6. Sistem
berbasis arsitektur klien-server dan dikembangkan
untuk sistem navigasi cerdas yang tidak hanya
mempertimbangkan variabel statis tetapi juga variabel
dinamis.
Sistem terdiri dari dua bagian, yaitu bagian klien dan
bagian server dengan penjelasan sebagai berikut.
a. Bagian klien terletak pada obyek bergerak, dengan
inti sistem berupa mikrokontroler dibantu perangkat
GPS.
b. Bagian server terletak pada sisi pemonitor, dengan
inti sistem PC server yang terhubung ke antarmuka
GSM gateway dan koneksi Internet.


Gambar 6 Arsitektur sistem monitoring obyek bergerak berbasis SMS dengan tampilan peta Digital
dibantu perangkat GPS



A. Perancangan Obyek Bergerak
Obyek Bergerak merupakan sistem dengan inti
mikrokontroler. Obyek bergerak terdiri dari dua bagian
yaitu:
1) Perangkat keras, berupa Mikrokontroler, GPS
receiver, Modul GSM dan antenna, serta penampil
LCD).
2) Perangkat lunak, berupa sistem embedded.
Perancangan perangkat keras diwujudkan dalam
bentuk diagram skematik rangkaian menggunakan
program Proteus. Diagram skematik rangkaian
perangkat keras, yaitu sistem power supply dan sistem
mikrokontroler bersama antarmukanya secara
berurutan ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8.


Gambar 7 Diagram skematik rangkaian Power supply


Gambar 8 Diagram skematik rangkaian
mikrokontroler ATMega162

Perancangan perangkat lunak berupa sistem
embedded diwujudkan dalam bentuk Context Diagram
(CD) sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 9, dan
Data Flow Diagram (DFD) sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 10 hingga Gambar 12.


Gambar 9 Diagram konteks sistem embedded

Gambar 10 DFD level 1 sistem embedded


Gambar 11 DFD level 2 baca GPS

1.
Baca GPS
3.1
Format AT
Command
3.2
Kirim SMS
Modem
GSM

Gambar 12 DFD level 2 output modem

B. Perancangan Sistem Server
Bagian server juga terdiri atas perangkat keras dan
perangkat lunak. Perangkat keras pada sisi server
terdiri atas komputer desktop, modem GSM gateway,
serta perangkat untuk terhubung dengan jaringan
Internet. Perangkat lunak pada sisi server merupakan
perangkat lunak komputer, juga dirancang
menggunakan CD dan DFD sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 13 hingga Gambar 16.
SISTEM
EMBEDDED
GPS
Modem
GSM
LCD
1
Baca GPS
GPS
2
Output LCD
3
Output
Modem
Modem
GSM
LCD
GPS
1.1
Input USART
1.2
Parsing NMEA
3
Output Modem
2
Output LCD



Sistem
Server
Google
Map
Modem
GSM

Gambar 13 Diagram konteks sistem server

1.
Baca Google
Map
2.
Tampil
Sistem
Monitoring
3.
Baca
Modem
Google
Map
Modem
GSM

Gambar 14 DFD level 1 sistem server

3.1
Baca SMS
3.2
Input
Koordinat
Tampil
Sistem
Monitoring
Modem
GSM
Gammu

Gambar 15 DFD level 2 baca modem
3.
Baca
Modem
1
Baca
Google
Map
2.1 Proses
Query
2.2
Tampil Peta
Lokasi

Gambar 16 DFD level 2 tampil sistem monitoring
C. Implementasi
Pada implementasi, diterapkan semua hal yang telah
dirancang baik dari segi perangkat keras maupun
perangkat lunak, dalam kondisi benda nyata. Perangkat
lunak di sisi server adalah Integrated Development
Environment (IDE) pemrograman Visual Studio Net
2010, MySQL Server dan Gammu. Pada sisi embedded
digunakan IDE Code Vision untuk pemrograman C.
Pada bagian perangkat keras, implementasi berupa
modul-modul yang siap digunakan.
Prototype sistem telah berhasil diimplementasikan
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 17.


Gambar 17 Prototype sistem
IV. HASIL PERCOBAAN
Prototype sistem berhasil mendapatkan data latitude
(derajat lintang) dan longitude (derajat bujur) suatu
tempat memanfaatkan sistem GPS sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 18 dan Gambar 19.
Pada Gambar 18, informasi koordinat (latitude dan
longitude) suatu tempat berhasil diperoleh oleh
perangkat GPS receiver dari hasil perhitungan data
almanak dan data ephemeris yang diterima dari satelit
GPS. Informasi koordinat tersebut dikirimkan ke server
dan diterima dalam bentuk data mentah sebagaimana
ditunjukkan pada Gambar 19. Menggunakan perangkat
lunak yang dikembangkan dengan IDE pemrograman
Visual Studio Net 2010 dan basis data MySQL Server,
raw data tersebut ditampilkan pada server
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 20, sehingga
diketahui posisi obyek bergerak dalam peta digital.
Percobaan dilakukan dengan membawa obyek
bergerak ke sepuluh lokasi di kota Semarang. Dari
percobaan tersebut diperoleh data latitude dan
longitude sepuluh tempat yang ditunjukkan pada Tabel
I. Data latitude dan longitude hasil percobaan yang



ditampilkan pada Tabel I lalu dibandingkan dengan
data latitude dan longitude yang diperoleh dari
perangkat lunak Google Earth, yang disajikan pada
Tabel II. Perbedaan nilai latitude dan longitude
disajikan pada grafik di Gambar 21.


Gambar 18 Data latitude dan longitude di perangkat GPS
receiver


Gambar 19 Data mentah (raw data) latitude dan longitude
yang diterima server


Gambar 20 Tampilan posisi obyek bergerak dalam peta
digital

TABEL I
DATA KOORDINAT SEPULUH LOKASI DARI HASIL PENGUJ IAN
No Lokasi
Koordinat
Latitude
(dlm derajat
Lintang
Selatan)
Longitude
(dlm derajat
Bujur
Timur)
1. J angli 7,02595 110,42696
2. Patung Kuda Undip 7,04864 110,41967
3. Karang Geneng 7,10988 110,39550
4. Terminal Mangkang 6,97040 110,29110
5. Kalibanteng 6,98415 110,38411
6. Marina 6,95385 110,39195
7. Tugu Muda 6,98380 110,40808
8. Simpang Lima 6,98964 110,42240
9. Kota Lama 6,96807 110,42547
10. Masjid Agung J ateng 6,98505 110,44836

TABEL III
DATA KOORDINAT SEPULUH LOKASI DARI PERANGKAT LUNAK
GOOGLE EARTH
No Lokasi
Koordinat
Latitude
(dlm derajat
Lintang
Selatan)
Longitude
(dlm derajat
Bujur
Timur)
1. J angli 7,02614 110,42692
2. Patung Kuda Undip 7,04866 110,42001
3. Karang Geneng 7,10990 110,39550
4. Terminal Mangkang 6,97062 110,29102
5. Kalibanteng 6,98420 110,38416
6. Marina 6,95391 110,39190
7. Tugu Muda 6,98361 110,40745
8. Simpang Lima 6,98965 110,42241
9. Kota Lama 6,96818 110,42550
10. Masjid Agung J ateng 6,98536 110,44819

Diteliti juga lama waktu akses SMS gateway untuk
beberapa jaringan operator telekomunikasi seluler
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 22.
V. ANALISA DAN DISKUSI
Secara keseluruhan, sistem yang dibangun telah
bekerja dengan baik. Prototype yang dihasilkan dari
perancangan perangkat lunak dan optimalisasi sistem
telah berfungsi dengan baik. Hal ini terbukti dari
proses pengkonversian data posisi (objek bergerak)
yang ditransmisikan menuju satelit GPS, kemudian



data dikirim balik ke penerima satelit dibagian server
dan dipindahkan ke bagian pengirim dengan frekuensi
kerja jaringan seluler. Setelah itu, data sudah masuk
wilayah sistem komunikasi seluler. Data diterima Base
Transceiver Station (BTS), Base station controller
(BSC), Mobile Switching Centre (MSC) dan data
dikirim kembali keperangkat pengguna (end user), baik
berupa handphone maupun laptop. Data posisi objek
bergerak dapat ditampilkan dalam bentuk pesan
pendek (SMS) dan peta digital (google map).


Gambar 21 Grafik selisih nilai latitude dan longitude



Gambar 22 Rerata waktu akses SMS gateway pada
beberapa operator seluler

Pada sisi perangkat keras, prototype yang dihasilkan
juga bekerja dengan baik. Hal ini terbukti bahwa
perangkat keras bekerja dengan stabil selama masa
pengujian.
Hasil percobaan pada sepuluh lokasi menunjukkan
selisih nilai koordinat yang diperoleh dari sistem yang
dibangun dengan nilai koordinat yang diberikan oleh
sistem peta jadi (yaitu Google Earth) sangat kecil,
kurang dari 1 mili derajat sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 21. Hal tersebut memberikan akurasi
yang cukup presisi, kurang dari 3 meter.
Kecepatan waktu akses, yaitu selisih waktu antara
pengiriman data lokasi objek bergerak sampai
informasi diterima pengguna berupa SMS dan peta
digital untuk beberapa operator telekomunikasi seluler
memiliki nilai yang berbeda. Hal tersebut terkait
dengan tingkat kepadatan trafik, sistem routing serta
sistem jaringan radio existing masing-masing operator.
Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 22, waktu
akses sistem cukup baik, berkisar antara 6 hingga 8
detik.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Perpaduan teknologi satelit GPS dan
telekomunikasi seluler GSM mempermudah
pengguna untuk mengetahui lokasi tempat
(berupa data latitude dan longitude) obyek
bergerak tanpa terbatas waktu dan ruang.
2. Perancangan perangkat lunak dan perangkat
keras secara optimal membuat sistem menjadi
stabil.
3. Kondisi jaringan seluler (kepadatan trafik,
sistem routing, sistem radio, dan sebagainya)
akan mempengaruhi waktu akses informasi
data (lokasi obyek bergerak) dalam bentuk
layanan SMS maupun peta digital.
4. Sistem yang dibangun berhasil bekerja cukup
baik, dengan akurasi lokasi hingga 3 meter
dan waktu akses antara 6 hingga 8 detik.
B. Kesimpulan
1. Tingkat presisi (keakuratan) lokasi obyek
bergerak dapat ditingkatkan dengan
menaikkan tracking sensitivity perangkat.
2. Setelah fungsi tracking berjalan,
pengembangan lanjut dapat berupa fitur
keamanan obyek bergerak.
3. Sangat dimungkinkan penelitian
dikembangkan lebih lanjut pada intelligent
transportation system.
0,000000
0,000100
0,000200
0,000300
0,000400
0,000500
0,000600
0,000700
Selisih nilai
(dalam derajat)
Lokasi
Grafik selisih nilai latitude dan longitude
selisih latitude selisih longitude
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Telkomsel Indosat XL Axis
W
a
k
t
u

a
k
s
e
s

(
d
a
l
a
m

d
e
t
i
k
)
Operator Selular
Rerata waktu akses SMS gateway



LAMPIRAN
Tampilan peta digital yang diperoleh sistem
ditunjukkan pada Gambar 23 hingga Gambar 32.


Gambar 23 Tampilan letak obyek di lokasi J angli
(7,02595s, 110,42696e)


Gambar 24 Tampilan letak obyek di lokasi Patung Kuda
Undip (7,04864s, 110,41967e)


Gambar 25 Tampilan letak obyek di lokasi Karang Geneng
(7,10988s, 110,39550e)


Gambar 26 Tampilan letak obyek di lokasi Terminal
Mangkang (6,97040s, 110,29110e)


Gambar 27 Tampilan letak obyek di lokasi Kalibanteng
(6,98415s, 110,38411e)


Gambar 28 Tampilan letak obyek di lokasi Marina
(6,95385s, 110,39195e)


Gambar 29 Tampilan letak obyek di lokasi Tugu Muda
(6,98380s, 110,40808e)


Gambar 30 Tampilan letak obyek di lokasi Simpang Lima
(6,98964s, 110,42240e)





Gambar 31 Tampilan letak obyek di lokasi Kota Lama
(6,96807s, 110,42547e)


Gambar 32 Tampilan letak obyek di lokasi Masjid Agung
J awa Tengah (6,98505s, 110,44836e)

Tabel rekapitulasi waktu akses SMS gateway pada
beberapa operator seluler ditampilkan pada Tabel III.
TABEL IIIII
REKAPITULASI WAKTU AKSES SMS GATEWAY PADA BEBERAPA OPERATOR
TELEKOMUNIKASI SELULER
Pengujian
ke
Waktu kirim SMS (detik)
Telkomsel
(As)
Indosat
(IM3)
XL Axis
1. 6,24 6,92 6,48 6,88
2. 5,81 6,68 6,85 8,76
3. 6,97 8,24 6,46 8,41
4. 5,92 6,73 6,52 8,97
5. 7,70 6,79 7,45 8,32
6. 6,95 7,35 8,10 7,93
7. 7,60 7,31 6,65 6,94
8. 6,92 7,81 6,25 8,39
9. 6,55 7,19 6,55 7,49
10. 5,92 7,06 6,45 8,69
Rerata 6,658 7,208 6,776 8,078

REFERENSI
1. Djoko S. (2012), Infrastruktur Tak Mampu
Kejar Pertumbuhan Kendaraan, Harian Suara
Merdeka, 11 J uli 2012.
2. Garmin (2012), What is GPS?, Available:
http://www8.garmin.com/aboutGPS/, Diakses
tanggal 18 Agustus 2012.
3. Atmel (2009), 8-bit AVR Microcontroller with
16K Bytes In-System Programmable Flash
ATmega162 ATmega162V Summary,
Available: www.atmel.com/Images/2513s.pdf,
Diakses tanggal 18 Agustus 2012.
4. Polstar (2012), PMB-648 GPS module,
Available: http://www.parallax.com/Portals/0/
Downloads/docs/prod/sens/PMB-
648_Specification_V0.1.pdf, Diakses tanggal
18 Agustus 2012.
5. http://www.yusiwa.com/produk-software-
sms/produk-modem-wavecom-1306b/
6. Michal C. (2011), Gammu Manual Release
1.28.96, Available: http://wammu.eu/docs/
pdf/gammu.pdf, Diakses tanggal 18 Agustus
2011.
7. Imam R. (2004), Pemanfaatan Global
Positioning System (GPS) dalam bidang
transportasi darat, Seminar Nasional Aplikasi
Teknologi Informasi, Yogyakarta.
8. Wahyu S., et al. (2011), Rancang Bangun
Aplikasi Android untuk Navigasi Lokasi
Obyek Wisata di Kota Semarang dibantu
Perangkat GPS, Politeknik Negeri Semarang,
Semarang.
9. Subuh P., et al. (2012), Rancang Bangun
Sistem Monitoring Objek Bergerak berbasis
SMS dengan Tampilan Peta Google dibantu
Perangkat GPS, Politeknik Negeri Semarang,
Semarang.

Anda mungkin juga menyukai