Anda di halaman 1dari 8

2

Unsur Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Di Dua Puluh Tujuh


Provinsi, dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
338/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi
Profesi Untuk Menjadi Anggota Kelompok Unsur Lembaga
Pengembangan J asa Konstruksi Tingkat Provinsi di Provinsi Papua
Barat, Papua, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan Bangka Belintung
dan Sulawesi Barat, yang berwenang melakukan verifikasi dan validasi
serta penilaian klasifikasi dan kualifikasi permohonan Sertifikat Tenaga
Kerja Ahli Konstruksi;
d. bahwa sesuai dengan Pasal 6 ayat (2) huruf c Peraturan Lembaga
Pengembangan J asa Konstruksi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku, dan Permohonan Baru
Sertifikat Badan Usaha J asa Pelaksana Konstruksi, perlu menetapkan
persyaratan asosiasi profesi selain asosiasi profesi yang menjadi
Kelompok Unsur Tingkat Provinsi sesuai dengan Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 258/KPTS/M/2011 tentang Asosiasi
Perusahaan dan Asosiasi Profesi Yang Memenuhi Persyaratan Untuk
Menjadi Kelompok Unsur Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Di
Dua Puluh Tujuh Provinsi, dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 338/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Asosiasi
Perusahaan dan Asosiasi Profesi Untuk Menjadi Anggota Kelompok
Unsur Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Tingkat Provinsi di
Provinsi Papua Barat, Papua, Maluku Utara, Gorontalo, Kepulauan
Bangka Belintung dan Sulawesi Barat, yang berwenang melakukan
verifikasi dan validasi serta penilaian klasifikasi dan kualifikasi
permohonan Sertifikat Tenaga Kerja Terampil Konstruksi;
e. bahwa sesuai dengan Pasal 6 ayat (3) huruf c Peraturan Lembaga
Pengembangan J asa Konstruksi Nomor 05 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku, dan Permohonan Baru
Sertifikat Badan Usaha J asa Pelaksana Konstruksi, perlu menetapkan
persyaratan institusi pendidikan dan pelatihan yang berwenang
melakukan verifikasi dan validasi serta penilaian klasifikasi dan
kualifikasi permohonan Sertifikat Tenaga Kerja Terampil Konstruksi;
f. bahwa berdasarkan huruf a, huruf b, huruf c, huruf d dan e tersebut di
atas perlu menetapkan Persyaratan Asosiasi Profesi Serta Institusi
Pendidikan dan Pelatihan Yang Berwenang Melakukan Verifikasi dan
Validasi Untuk Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku Dan
Permohonan Baru Sertifikat Tenaga Kerja Konstruksi
Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang J asa Konstruksi
(Lembaga Negara RI Tahun 1999 Nomor 54, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3833);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 92 Tahun 2010 tentang Perubahan
Terakhir Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang
Usaha dan Peran Masyarakat J asa Konstruksi (Lembaran Negara RI
Tahun 2010 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5092);
3. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 223/KPTS/M/2011 tentang
Penetapan Organisasi dan Pengurus Lembaga Pengembangan J asa
Konstruksi Tingkat Nasional Periode 2011-2015;
3
4. Peraturan Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Nomor 02 Tahun
2011 tentang Tata Cara Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku
dan Permohonan Baru Sertifikat Badan Usaha J asa Pelaksana Konstruksi;
5. Peraturan Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Nomor 03 Tahun
2011 tentang Tata Cara Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku
dan Permohonan Baru Sertifikat Badan Usaha J asa Perencana dan
Pengawas Konstruksi;
Memperhatikan: 1. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/SE/M/2010 tentang
Masa Berlaku Sertifikat Badan Usaha/Sertifikat Keahlian Kerja/Sertifikat
Keterampilan Kerja;
2. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/SE/M/2010 tentang
Persyaratan Kualifikasi Usaha dan Nilai Paket Pekerjaan, serta Masa
Berlaku Sertifikasi Badan Usaha, Sertifikat Keahlian Kerja, dan Sertifikat
Keterampilan Kerja;
3. Surat Kepala Badan Pembinaan Konstruksi Nomor IK 02.02-Kk/112
tanggal 24 Februari 2011 tentang Penjelasan Tata Cara Perpanjangan
Sertifikat Badan Usaha, Sertifikat Keahlian Kerja, dan Sertifikat
Keterampilan Kerja sesuai Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No.
05/SE/M/2010 dan No. 16/SE/M/201;
4. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 154/KPTS/M/2011
tentang Penetapan Asosiasi Perusahaan dan Profesi yang memenuhi
Persyaratan serta Perguruan Tinggi/Pakar dan Pemerintah yang
Memenuhi Kriteria untuk Menjadi Kelompok unsur Lembaga Tingkat
Nasional.
5. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor
258/KPTS/LPJK/M/2011 tentang Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi
Profesi Yang Memenuhi Persyaratan Untuk Menjadi Kelompok Unsur
Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Di Dua Puluh Tujuh Provinsi;
dan
6. Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 388/KPTS/M/2011
tentang Penetapan Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi Profesi Untuk
Menjadi Anggota Kelompok Unsur Lembaga Pengembangan J asa
Konstruksi Tingkat Provinsi di Provinsi Papua Barat, Papua, Maluku
Utara, Gorontalo, Kepulauan Bangka Belintung dan Sulawesi Barat.

MEMUTUSKAN
Menetapkan: PERSYARATAN ASOSIASI PROFESI SERTA INSTITUSI PENDIDIKAN
DAN PELATIHAN YANG DAPAT MELAKUKAN VERIFIKASI DAN
VALIDASI UNTUK REGISTRASI ULANG, PERPANJANGAN MASA
BERLAKU DAN PERMOHONAN BARU SERTA PENILAIAN
KLASIFIKASI DAN KUALIFIKASI SERTIFIKAT TENAGA KERJA
KONSTRUKSI




4
BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan:
1. Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi, yang selanjutnya disebut LPJ K adalah suatu
lembaga yang independen dan mandiri sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 1999 tentang J asa Konstruksi, terdiri atas:
a. LPJ K Nasional yang berkedudukan di ibukota negara; dan
b. LPJ K Daerah yang berkedudukan di ibukota daerah provinsi;
2. Asosiasi Profesi adalah asosiasi profesi jasa konstruksi, yaitu satu atau lebih wadah organisasi
dan/atau himpunan orang perseorangan yang terampil dan/atau ahli atas dasar kesamaan
disiplin keilmuan dan/atau profesi di bidang konstruksi dan/atau yang berkaitan dengan jasa
konstruksi;
3. Institusi Diklat Institusi Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Institusi Diklat
adalah institusi diselenggarakannya pendidikan dan pelatihan jasa konstruksi, yang telah
memenuhi ketentuan dan persyaratan dan telah ditetapkan oleh LPJ K Nasional.
4. Klasifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut
disiplin keilmuan dan/atau keterampilan tertentu dan/atau kefungsian dan/atau keahlian
masing-masing;
5. Kualifikasi adalah bagian kegiatan registrasi untuk menetapkan penggolongan profesi
keterampilan dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut
tingkat/kedalaman kompetensi dan kemampuan profesi dan keahlian;
6. Sertifikasi adalah proses penilaian kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan kerja dan
keahlian kerja seseorang di bidang jasa konstruksi menurut disiplin keilmuan dan/atau
keterampilan tertentu dan/atau kefungsian dan/atau keahlian tertentu;
7. Sertifikat adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi keterampilan
kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa konstruksi menurut disiplin
keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau kefungsian dan atau keahlian tertentu.
8. Sertifikat Keahlian Kerja yang selanjutnya disebut SKA adalah Sertifikat yang diterbitkan
LPJ K dan diberikan kepada tenaga ahli konstruksi yang telah memenuhi persyaratan
berdasarkan disiplin keilmuan, kefungsian dan/atau keahlian tertentu;

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN LINGKUP PENGATURAN

Pasal 2
(1) Peraturan LPJK ini dimaksudkan sebagai ketentuan yang wajib dipatuhi oleh semua pihak
yang terkait dengan sertifikasi dan registrasi tenaga kerja konstruksi, sebelum dibentuknya
unit sertifikasi sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 04 Tahun 2010 tentang Perubahan
5
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat J asa
Konstruksi ,
(2) Peraturan LPJK ini ditujukan untuk mewujudkan tertib pelaksanaan sertifikasi dan registrasi
tenaga kerja konstruksi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan LPJ K.

Pasal 3

Lingkup pengaturan persyaratan Asosiasi Profesi untuk Asosiasi Profesi selain Asosiasi Profesi
yang menjadi Kelompok Unsur Tingkat Nasional sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 154/KPTS/M/2011 tentang Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi Profesi
Yang Memenuhi Persyaratan Untuk Menjadi Kelompok Unsur Lembaga Pengembangan J asa
Konstruksi Tingkat Nasional, asosiasi perusahaan yang menjadi Kelompok Unsur Tingkat
Provinsi sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 258/KPTS/M/2011
tentang Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi Profesi Yang Memenuhi Persyaratan Untuk Menjadi
Kelompok Unsur Lembaga Pengembangan J asa Konstruksi Di Dua Puluh Tujuh Provinsi, dan
Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 388/KPTS/M/2011 tentang Penetapan
Asosiasi Perusahaan dan Asosiasi Profesi Untuk Menjadi Anggota Kelompok Unsur Lembaga
Pengembangan J asa Konstruksi Tingkat Provinsi di Provinsi Papua Barat, Papua, Maluku Utara,
Gorontalo, Kepulauan Bangka Belintung dan Sulawesi Barat, dan Institusi Diklat yang dapat
melakukan verifikasi dan validasi untuk registrasi ulang, perpanjangan masa berlaku dan
permohonan baru sertifikat tenaga kerja konstruksi

BAB III
PERSYARATAN ASOSIASI PROFESI DAN INTITUSI DIKLAT YANG BERWENANG
MELAKUKAN VERIFIKASI DAN VALIDASI UNTUK REGISTRASI ULANG,
PERPANJANGAN MASA BERLAKU DAN PERMOHONAN BARU SERTIFIKAT
TENAGA KERJA KONSTRUKSI

Bagian Pertama
Persyaratan Asosiasi Profesi Yang Berwenang Melakukan Verifikasi dan Validasi Serta Penilaian
Klasifikasi dan Kualifikasi Untuk Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku Dan Permohonan
Baru Sertifikat Tenaga Kerja Konstruksi

Pasal 4
(1) Persyaratan Asosiasi Profesi Umum tingkat Nasional yang memiliki cabang yang berwenang
melakukan verifikasi dan validasi serta penilaian klasifikasi dan kualifikasi untuk registrasi
ulang, perpanjangan masa berlaku dan permohonan baru SKA dan/atau SKTK adalah:
a. Memiliki surat keterangan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
b. Memiliki anggota yang mempunyai SKA dan/atau SKTK;
c. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, kode etik dan telah melaksanakan
musyawarah nasional atau sejenisnya;
d. Memiliki sebaran cabang asosiasi sekurang-kurangnya di 5 (lima) provinsi dengan
memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang setiap cabang asosiasi;
6
e. Bersedia menandatangani pakta integritas yang ditetapkan lembaga;
f. Sampai dengan tanggal 30 September 2011 telah secara aktif melakukan sertifikasi
keahlian dan/atau keterampilan anggotanya yang telah diregistrasi oleh LPJ K; dan
g. Melakukan pendaftaran pada LPJ K Nasional.

(2) Persyaratan Asosiasi Profesi Umum tingkat Nasional yang tidak memiliki cabang yang
berwenang melakukan verifikasi dan validasi serta penilaian klasifikasi dan kualifikasi untuk
registrasi ulang, perpanjangan masa berlaku dan permohonan baru SKA dan/atau SKTK
adalah:
a. Memiliki surat keterangan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
b. Memiliki anggota yang mempunyai SKA dan/atau SKTK;
c. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, kode etik dan telah melaksanakan
musyawarah nasional atau sejenisnya;
d. Bersedia menandatangani pakta integritas yang ditetapkan lembaga;
e. Sampai dengan tanggal 30 September 2011 telah secara aktif melakukan sertifikasi
keahlian dan/atau keterampilan anggotanya yang telah diregistrasi oleh LPJ K;
f. Telah melakukan pembinaan anggotanya dalam bentuk pelatihan, seminar, loka karya,
da/atau sejenisnya sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun; dan
g. Melakukan pendaftaran pada LPJ K Nasional.

(3) Persyaratan Asosiasi Profesi Khusus/Spesialis tingkat Nasional yang berwenang melakukan
verifikasi dan validasi serta penilaian klasifikasi dan kualifikasi untuk registrasi ulang,
perpanjangan masa berlaku dan permohonan baru SKA dan /atau SKTK adalah:
a. Memiliki surat keterangan terdaftar di Kementerian Dalam Negeri;
b. Memiliki anggota yang mempunyai SKA dan/atau SKTK;
c. Memiliki anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, kode etik dan telah melaksanakan
musyawarah nasional atau sejenisnya;
d. Memiliki sebaran cabang asosiasi sekurang-kurangnya di 3 (tiga) provinsi dengan
memiliki anggota sekurang-kurangnya 5 (lima) orang setiap cabang asosiasi;
e. Bersedia menandatangani pakta integritas yang ditetapkan lembaga;
f. Sampai dengan tanggal 30 September 2011 telah secara aktif melakukan sertifikasi
keahlian dan/atau keterampilan anggotanya yang telah diregistrasi oleh LPJ K dan/atau
yang bersifat internasional; dan
g. Melakukan pendaftaran pada LPJ K Nasional.






7
Bagian Kedua
Persyaratan Institusi Diklat Yang Berwenang Melakukan Verifikasi dan Validasi Serta Penilaian
Klasifikasi dan Kualifikasi Untuk Registrasi Ulang, Perpanjangan Masa Berlaku Dan Permohonan
Baru Sertifikat Tenaga Kerja Terampil Konstruksi

Pasal 5
(4) Persyaratan Institusi Diklat yang berwenang melakukan verifikasi dan validasi serta
penilaian klasifikasi dan kualifikasi untuk registrasi ulang, perpanjangan masa berlaku dan
permohonan baru SKTK adalah:
a. Memiliki Akte Notaris Pendirian Institusi Diklat bagi Institusi Diklat Swasta atau surat
keputusan kepemilikan Institusi Diklat bagi institusi Pemerintah;
b. Memiliki izin dari yang berwenang untuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
keterampilan tenaga kerja bagi Institusi Diklat Swasta atau surat keputusan dari pimpinan
institusi/lembaga/kementerian tentang penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan;
c. Memiliki Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);
d. Memiliki kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan meliputi sekurang-
kurangnya:
1. Denah lokasi tempat pendidikan dan pelatihan;
2. Alamat kantor;
3. Struktur organisasi Institusi Diklat;
4. Struktur organisasi Badan Sertifikasi disertai surat keputusannya;
5. Personil pengelola dan pelaksana sertifikasi;
6. Tenaga asesor dan instruktur sesuai bidangnya disertai dengan curriculum vitae;
7. Surat pernyataan patuh pada kode etik asesor bagi asesor; dan
8. J umlah ruang kelas berikut fasilitasnya.
e. Memiliki program sertifikasi, meliputi:
1. Stanndar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang sesuai dengan
klasifikasi dan kualifikasi yang dimiliki;
2. Kurikulum, silabi dan modul materi pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan
klasifikasi dan kualifikasi yang dimiliki;
3. Uraian metode sertifikasi, mencakup:
a) standar pendidikan;
b) materi yang harus dikuasai;
c) peralatan yang harus dikuasai; dan
d) tata cara pengukuran dan penilaian untuk setiap klasifikasi dan kualifikasi;
4. Uraian biaya sertifikasi
f. Memiliki pedoman penyelenggaraan sertifikasi keterampilan kerja konstruksi di luar
fasilitas Institusi Diklat;
g. Bersedia menandatangani pakta integritas yang ditetapkan lembaga;

Anda mungkin juga menyukai