Anda di halaman 1dari 16

Tugas Pelabuhan

Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 1





BAB II
RENCANA PELABUHAN

1. Lokasi Pelabuhan
a. Koordinat
Pelabuhan yang ada merupakan pelabuhan rakyat yang semakin
berkembang sebagai pelabuhan laut untuk nelayan. Secara geografis pelabuhan
sungai Pinyuh terletak di tepi muara sungai Pinyuh besar tepatnya pada posisi 0
16' 34" Lintang Utara dan 109 2' 59" Bujur Timur.

b. Posisi lokasi terhadap seluruh hinterland
Sungai Pinyuh merupakan kota kecamatan yang terletak di Kabupaten
Pontianak, yang merupakan kota Kota Sungai Pinyuh merupakan pusat pasar
terbesar di Kabupaten Pontianak. Kota Sungai Pinyuh terletak 17 Km dari pusat
pemerintahan Kota Mempawah. Aktivitas masyarakat sangat tinggi, baik
pedagang, pembeli dan pengunjung yang berasal dari daerah lain. Sungai Pinyuh
dikenal sebagai simpang tiga emas. Masyarakat dari Hulu mau ke Pontianak harus
melalui Kota Sungai Pinyuh, begitu juga sebaliknya.

2. Hiterland
a. Jumlah hiterland
Pelabuhan Sungai Pinyuh merupakan rencana pelabuhan kedua terbesar di
Kalimantan Barat , sebagai lalu lintas kapal, barang, dan penumpang untuk
menunjang perekonomian Kalimantan Barat pada umumnya dan Kabupaten
Pontianak pada khususnya yang melintasi jalan arteri sungai Pinyuh.
Kawasan ini natinya melayani terdiri dari Kabupaten Pontianak , Kota
Singkawang, Kabupaten Bengkayang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak,
Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sintang, Kabupaten Melawi dan Kabupaten
Kapuas Hulu.

Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 2



b. Kapasitas hiterland
Kawasan yang dilayani tersebut mempunyai komoditi Exsport 715.000
ton/tahun dan Import 625.000 ton/tahun yang merupakan primadona Kalimantan
Barat yaitu:
Hasil Hutan : Kayu, Rotan, Damar
Hasil Tambang : Kaolin, Bauksit, Emas, Timah Putih, Tembaga, Antimoni,
Pasir Kwarsa, Gamping, Air Raksa, Perak, Mangan, Timah
Hitam, Arsenit.
Hasil Perkebunan : Kelapa, Karet, Kopi, Cengkeh, Lada, Coklat, Pinang, Jeruk,
Rambutan.
Hasil Industri : Crumb Rubber, Kayu olahan.
Hasil Laut : Udang Windu, Ikan, Ubur- ubur.

3. Prasarana / Prasarana Transportasi
a. Macam sarana dan sarana transportasi
Masih luasnya lahan kosong (lahan tidur) membuat pemerintah setempat
dalam hal ini Dinas Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pontianak mengarahkan
pengembangan wilayah yang bersistem berpusat pada permukiman selanjutnya,
dalam rangka mendukung operasionalisasi sistem pusat permukiman yang telah
ditetapkan, maka arahan pengembangan sistem transportasi di Kabupaten
Pontianak meliputi Pengembangan Transportasi Laut, Pengembangan
Transportasi Sungai, serta Pengembangan Transportasi Jalan.

b. Jaringan prasarana dan sarana trasportasi kehiterland
Macam sarana dan prasarana utama sebagai penunjang pengembangan
wilayah Kabupaten Pontianak, sebagai penghubung kehinterland diantaranya
adalah adanya jalan utama (jalan propinsi) yang terhubung antara satu kabupaten
dengan kabupaten lainnya dengan baik dan alat transportasi (truk) yang dapat
menggangkut komoditi export/import, serta adanya fasilitas pendukung seperti
SPBU, PDAM, PLN dan Telekomunikasi.
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 3




BAB III
NAVIGASI ALUR PELAYARAN

1. Kondisi Navigasi
a. Tinggi gelombang, pasang surut, angin, arus dan kedalaman laut
Secara geografis, posisi Kalimantan Barat dilalui oleh jalur ALKI 1, dan
terletak di dekat laut Natuna dan Karimata yang kaya akan sumberdaya kelautan
perikanan. Kalimantan Barat-pun memiliki panjang pantai >800 km yang
memanjang dari Kab. Sambas di utara sampai dengan kab. Ketapang di selatan.
Secara umum, pantai-pantai di Kalimantan Barat terdiri atas pantai
berpasir dan pantai dengan kondisi topografi laut yang secara umum landai.
Namun, pada beberapa spot terdapat laut dengan kedalaman besar yang cocok
sebagai lokasi Pelabuhan Internasional seperti Pulau Temajo (Kab. Pontianak), Tj.
Gondol (Bengkayang), dan Tel. Air (Kayong Utara).
Rencana pengembangan pelabuhan sungai Pinyuh, berada antara garis
pantai laut Natuna dan selat Karimata dengan kondisi navigasi sebagai berikut:
Memiliki kedalaman laut -20,00 LWS berjarak 8 s/d 10 km dari garis
pantai yang datar.
Arah arus 0
o
s/d 20
o
dari arah timur .
kecepatan arus antara 0,1 s/d 0,5 m/detik.
Tinggi gelombang berkisar 1 s/d 3 m.
Kecepatan angin antara 10 s/d 30 km/jam.

b. Lebar alur, dalam alur dan kondisi dasar alur
Alur pelayaran berada antara diperairan laut Natuna dan selat Karimata
dengan data sebagai berikut:
Lebar alur pelayaran 2500 s/d 5000 meter.
Kedalaman 20,00 LWS.
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 4

Pada dasar alur navigasi yang berlumpur dan berpasir tidak terdapat
sedimentasi yang tinggi, sehingga tidak diperlukan pemeliharaan alur
pelayaran.

2. Alur Pelayaran
Fungsi alur pelayaran adalah jalur yang dipakai untuk lalu lintas kapal
dalam menuju dan meninggalkan perairan pelabuhan yang aman untuk dilalui
kapal. Agar dapat berjalan lancer dan terhindar dari terjadinya benturan antara
kapal yang satu dengan kapal yang lainnya.
Tinggi gelombang, pasang surut, angin dan arus adalah hal-hal yang harus
diperlihatkan dalam menentukan alur pelayaran, oleh karena itu arah angin harus
diperhatikan agar tidak mempengaruhi kelancaran keluar masuknya kapal
kepelabuhan, gelombang akan mempengaruhi dermaga untuk menentukan ada
tidaknya breakwater dan pengaruh arus pasang surut, arah angin dan arus yang
bekerja dibawah permukaan laut akan berpengaruh pada endapan.
Pentingnya data ini sebagai pertimbangan dalam mendisain pelabuhan yang
akan direncanakan yang erat hubungannya dengan masalah masalah transportasi
muara dan pantai, adapun dengan data sebagai berikut :
Tinggi gelombang berkisar 1 m.
Perbedaan pasang surut maksimum 2,5 meter.
Kec. Angin sedang = 12 knot (1 knot = 1852m/detik)
kecepatan arus antara 0,1 s/d 0,5 m/detik.










Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 5




BAB IV
PERAIRAN PELABUHAN

1. Tinggi gelombang, pasang surut, angin, arus dan kedalaman perairan
a. Tinggi gelombang
Dalam 24 jam gelombang pada perairan pelabuhan memililiki ketinggian 1
meter dari garis pantai yang sering terjadi pada siang hari, sehingga pelabuhan
yang direncanakan memerlukan penahan ombak guna meredam/meminimalisir
gelombang yang terjadi.

b. Pasang durut air laut
Dalam 24 jam air laut naik 2X dan akan turun 2X. gerakan air naik turun
yang disebabkan oleh daya tarik benda angkasa, dalam hal ini yang paling
dominan adalah pengaruh gaya tarik bulan dan matahari. Perbedaan pasang surut
maksimum 2,5 meter.

c. Angin
Peninjauan angin dilakukan sebelum merencanakan suatu pelabuhan.
Angin ini timbul apabila dalam suatu bidang datar terdapat tekanan udara yang
tidak sama. Tekanan udara yang biasanya dinyatakan dalam sejumlah milimeter
(mm) air raksa (mmhg). Dimana : 4 atm = 76 cmhg. Tekanan angin pada suatu
bentuk objek dapat diuraikan menjadi 2 (dua) komponen, yaitu :
Gaya sejajar dengan arah angin (Orag Force).
Gaya tegak lurus terhadap angin (Lift Force)
Besarnya gaya yang dinyatakan : Fd = cd . q . A
Dimana : Fd = Gaya Angin
Cd = Koefisien bentuk permukaan
q = V (Kepadatan Udara)
V = Kecepatan Angin
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 6

A = Luas Permukaan Objek
Tekanan angin ini mendorong atau menghalangi lajunya kapal yang akan
berlabuh. Ditinjau dari segi klimatologi, daerah yang direncanakan memepunyai
frekuensi dan intensitas angin maksimum baik angin barat dan kecepatan angin
sedang pada skala beaford. Dari buku Perencanaan Pelabuhan Soedjono
Kramadibrata hal. 96 didapat :
Kec. Angin sedang = 12 knot (1 knot = 1852m/detik)
Tekanan Angin = 3,215 lb/ft.

d. Arus
Peninjauan arus dilakukan untuk merencanakan muara pintu masuk dan
pintu keluar pelabuhan, guna memudahkan kapal dalam bermanuover dan
pembuangan sauh kapal. Adapun arah arus 0
o
s/d 20
o
dari arah timur dengan
kecepatan arus antara 0,1 s/d 0,5 m/detik.

e. Kedalaman perairan
Adapun kedalaman perairan pelabuhan memiliki kedalamam yang
berpariasi dengan permukaan dasar yang berlumpur, sehingga memungkinkan
untuk dilakukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman perairan pelabuhan
yang direncanakan. Kedalaman perairan pelabuhan dengan data sebagai berikut:
Kedalaman 5,00 LWS berjarak antara 150 s/d 450 meter dari garis pantai.
Kedalaman 8,00 LWS berjarak antara 500 s/d 1000 meter dari garis pantai.
Kedalaman 12,00 LWS berjarak antara 1000 s/d 3000 meter dari garis pantai.
Kedalaman 15,00 LWS berjarak antara 2000 s/d 6000 meter dari garis pantai.

2. Luas dan kondisi dasar perairan
Luas perairan pelabuahan sungai Pinyuh ini direncanakan 40 km
2
dari
garis pantai sungai Pinyuh, ada pun kondisi dasar perairan pelabuhan merupakan
tanah yang berlumpur dengan karakteristik dan daya dukung tanah dari hasil
penyelidikan tanah di dapat hasil hasil umum sebagai berikut :
Taraf 0,00 2,50 dari ketebalan lumpur, Lempung 2,50 Homogen
Daya dukung tanah Lempung = 17,5 ton/m
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 7

= 30
= 1,50 kg/cm
Pasir Homogen = 30
BAB V
PERDIKSI ARUS BARANG
EXPORT DAN IMPOR

1. Pergerakan Arus Barang Export dan Import
Dari data statistik pemerintahan Propinsi Kalimantan Barat, adapun
tingkat pertumbuhan komoditi Exsport dan Import terhadap hinterland yang
dilayani adalah sebesar 4 % pertahun. Arus pergerakan barang komoditi Exsport
dan Impor untuk hinterland yang dilayani rencana pelabuhan (General Cargo)
sungai Pinyuh ini, dengan komoditi Exsport 715.000 ton/tahun dan Import
625.000 ton/tahun yang merupakan primadona Kalimantan Barat.

2. Perdiksi Arus Barang Export dan Import (i)
Dari data tersebut diatas maka untuk perencanaan pelabuhan General
Cargo sungai Pinyuh ini diestimasi selama kurun waktu 15 tahun kedepan, dengan
tingkat pertumbuhan arus barang tahun ke depan akan dipehitung dengan
persamaan:
Pt=Pox(1+i)
n
Dengan :
Pt =Jumlah prediksi pada tahun ke n
Po = jumlah pada tahun sekarang
i = tingkat petumbuhan
n = jumlah tahun rencana

a. Arus barang export dan import untuk 15 tahun.
Untuk Exsport (X1)


Pt = 715.000 x (1+0.04)
15

= 1.287.674,6 ton 1.287.675 ton/tahun
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 8

Untuk Import (X2) untuk 15 tahun.
Pt = 625.000 x (1+0.04)
15

= 1.125.589.6 ton 1.125.590 ton/tahun

GAMBAR 1. Pertumbuhan Export dan Import Propinsi Kalimantan Barat

b. Arus export dan import untuk pada bulan puncak untuk periode tahun
Ke-15.
Arus Export dan Import untuk pada bulan puncak pada periode tahun Ke-
15 merata untuk tiap bulan puncak pengamatan, yang dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut :
Untuk Exsport bulanan.
Export =
bulan
ton
12
675 . 287 . 1
107.306,217 ton/bulan
500,000
600,000
700,000
800,000
900,000
1,000,000
1,100,000
1,200,000
1,300,000
1,400,000
0 5 10 15
P
r
e
d
i
k
s
i

K
o
m
o
d
i
t
i

(
t
o
n
)

Pengamatan ( Tahun )
Grafik Pertumbuhan
Export & Import
Export
Import
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 9

Untuk Import bulanan.
Export =
bulan
ton
12
1.125.590
93.799,141 ton/bulan

3. Barang Export dan Import Desing Pelabuhan
Untuk mendesain pelabuhan, besaran dan jenis komoditi Exsport dan
Import yang dilayani pelabuhan General Cargo ini, haruslah diketahui guna
menata arus pergerakan keluar masuknya barang export dan import. adapun
yaitu:
Produks exsport
Hasil Hutan : 15% untuk produk Kayu, Rotan, Damar.
Hasil Hutan : 25% untuk produk Kelapa, Karet, Kopi, Cengkeh, Lada,
Coklat, Pinang, Jeruk, Rambutan.
Hasil Industri : 30% untuk produk Crumb Rubber, Kayu olahan.
Hasil Laut : 30% untuk produk Udang, Ikan, Ubur-ubur (produk kering).

Produks import
Produk Industri : 35% untuk produk Semen, Baja, Kendaraan transportasi
Produk Pertanian : 65% untuk produk Beras, Gula Pasir.













Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 10





BAB VI
ANALISA PERENCANAAN PELABUHAN

1. Penentuan Tipe dan Jumlah Kapal
Tipe kapal ditentukan berdasarkan jenis-jenis produk yang diangkut kapal
dan alur pelayaran pada selat karimata, melihat daerah rencana perairan pelabuhan
dan dengan kondisi dasar alur pelayaran -20.00 LWS hanya dapat melanyani
kapal berbobot 10.000 DWT, untuk kapal berbobot diatas 10.000 DWT hanya
pada kondisi alur pelayaran pasang. Sedangkan jumlah kapal ditentukan
berdasarkan perbandingan lurus antara jumlah produk komoditi dengan
kemampuan kapal mengangkut produk komoditi tersebut.
Dengan prediksi 15 tahun kedepan jumlah barang yang masuk pelabuhan
107.306,217 ton/bulan, dan barang yang keluar pelabuhan 93.799,14 ton/bulan
dan melihat jenis barang-barang yang akan dilayani pelabuhan yang direncanakan,
maka untuk dapat melayani pergerakan barang Export dan Import pada pelabuhan
General Cargo dengan pertimbangan hal tersebut direncanakan kapal berbobot
10.000 DWT berdasarkan tabel karakteristik kapal maka didapat Loa = 137 m dan
lebar kapal 19,7 m dengan draft 8,5 m.

a. Alur pelayaran dan perairan pelabuhan
Untuk dapat melayani kapal berbobot 10.000 DWT dengan kondisi dasar
perairan yang berlumpur dengan ketebalan 5 s/d 6 meter pada 8,00 LWS maka
kapal akan kandas sedalam 0,5 m, maka alur pelayaran dan perairan pelabuhan
harus keruk dengan persyaratan penambahan kedalaman 0,4 dari draft kapal
rencana, ditambah dengan pengaruh gelombang sebesar 0,8 m dan clearance
diambil 0,5m.
Pendangkalan pada alur dan perairan pelabuhan sebesar 3% dari
kedalaman bruto untuk periode pengerukan pada 5 tahun dengan ketelitian
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 11

pengerukan diambil 50% dari kedalaman total pengerukan, maka kedalaman alur
pelayaran dan perairan pelabuhan diperhitungkan terhadap draft kapal,
pendangkalan alur dan perairan pelabuhan, tinggi gelombang, daerah kebebasan
dan air tersurut. Dengan perhitungan sebagai berikut:
Terhadap draft kapal pada dasar perairan :
h = 0,4 x 8,5m = 3,4 m
Kebebasan bruto :
Th = 8,5m+ 3,4m= 11,9 m
Terhadap gelombang untuk kapal 10.000 DWT
Tg = 0,8 m
Terhadap pendangkalan :
Pendangkalan 3% dari kedalaman total
Pk = 11,9m x 3% =0,357m
Ketelitian pengerukan diambil 50%
Kp = 0,179 m
Terhadap pendangkalan
Tp = 0,357m + 0,179m = 0,536 m
Terhadap muka air terendah tinggi maksimal air pasang surut 2,5 m, maka:
Muka air pasang + 1,25 m
Muka air normal 0,00 m (diambil garis pantai tugas)
Meka air terendah 1,25 m
Terhadap daerah kabebasan
Tinggi daerah kebabasan diambil sebesar 0,5m
Kedalaman alur pelayaran dan perairan pelabuhan adalah :
H = 11,9 + 0,8 + 0,357 + 0,179 + 0,536 + 0,5 + 1,25 =14,48 15,00 LWS.
Lebar alur pelayaran dan perairan pelabuhan direncanakan untuk menampung
dua lajur sehingga lebar total adalah :
B = (2 x 1,5B) + (2 x 1,2B) + 30
= (2 x 1,5 x 19,7) + (2 x 1,2 x 19,7) + 30
= 136, 38 140 m
Dalam perencanaan ini diambil 200 meter.
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 12

Berdasarkan kontur lokasi pelabuhan maka kedalaman keruk untuk pembuatan
alur pada 8,00 LWS dengan tinggi lumpur 5 meter maka yang diperlukan
adalah : Ha = 8 m 15 m = 7 m
galian lumpur setebal 5 m
galian tanah lempung setebal 2 m.
b. Pergerakan barang export import rencana
Besarnya arus Export dan Import untuk pada 10 hari puncak untuk periode
tahun Ke-15.

Untuk exsport harian.
Export (1-10) hari sebesar 32 %
= 107.306,217 x 32% = 34.337.98 ton/hari
Export (11-20) hari sebesar 30 %
= 107.306,217 x 35% = 37.557,17 ton/hari
Export (21-30) hari sebesar 33 %
= 107.306,217 x 33% = 35.411,05 ton/hari

Untuk import harian.
Import (1-10) hari sebesar 32 %
= 93.799,14 x 32% = 30.015,72 ton/hari
Import (11-20) hari sebesar 35 %
= 93.799,14x 35% = 32.829,69 ton/hari
Import (21-30) hari sebesar 33%
= 93.799,14 x 33% = 30.953,71 ton/hari

2. Penentuan Besaran Dermaga dan Type Dermaga
Manajemen pelabuhan
Fasilitas bongkar muat dan pengangkutan untuk menentukan manajemen
dalam pelabuhan, fasilitas ini diperlukan data data tentang jumlah barang yang
harus dibongkar dalam 1 hari. Dalam bongkar muat menggunakan peralatan
pelabuhan dengan waktu sandar kapal maksimum 2 hari dalam pelabuhan.
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 13

Banyaknya barang yang akan dibongkar dibagi dengan kapasitas alatalat
bongkar dan pengangkutan untuk menentukan banyaknya alat yang disediakan.

1. Jumlah kapal yang dilayani dalam satu hari
Dalam menentukan banyaknya kapal yang masuk ke pelabuhan dalam
periode 1 (satu) tahun, dapat digunakan beberapa asumsi sebagai berikut :
Jumlah kapal yang masuk ( Jkn):
Export (11-20) hari sebesar 30 %
= 107.306,217 x 35% = 37.557,17 ton/hari
Jkn= ) / 5 17 , 4
000 . 10 9 , 0
17 , 557 . 37
) 9 , 0 (
hari kapal
x DWT
rencana hari pada barang Jumlah



2. Waktu bongkar muat kapal
Dalam perhitungan ini pelabuhan bekerja terus menerus selama 10 jam /
hari. Dalam bongkar-muat, menggunakan krane pelabuhan dan pemindahannya
menggunakan forklift yang memasukkan komoditi kegudang atau ke dalam truk
(barang padat/berisi). Data jumlah barang sangat penting dalam perencanaan
bongkar-muat dan pengangkutan.

Menentukan jumlah krane
Diketahui :
- Kapasitas krane = 100 ton sekali angkut
- Waktu krane dalam 1 kali pengangkutan = 12 menit
- Waktu sandar kapal dipelabuhan = 2 hari
Jadi kapasitas krane dalam 1 jam kerja :
= ( 60 / 12) x 100 ton
= 500 ton / jam
Kapasitas krane dalam 10 jam kerja :
= 10 jam/hari x 500 ton/jam
= 5000 ton/hari
Krane yang dibutuhkan untuk bongkar dan muat (barang padat/curah) kekapal :
= ((2 x 10000DWT) / 5000 ton/hari)
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 14

= 4 buah krane
= 4 buah krene / 2 hari
= 2 buah krene/kapal
Maka jumlah krane yang dibutuhkan untuk bongkar dan muat untuk 5 kapal
dalam 2 hari kerja : = ((4 krane/kapal) / 2 hari) x 5 kapal/hari
= 10 krane/hari
Type dermaga
Ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran kapal yang akan
berlabuh serta kondisi perairan yang ada. Dalam perencanaan ini penentuan type
dermaga memiliki kolam pelabuhan agar kapal-kapal yang kedatangannya 3 s/d
15 kapal/hari dapat berlabuh dalam kolam pelabuhan dengan pergerakan kapal
masuk satu arah.
1) Kondisi topografi pantai / laut
Kondisi topografi pantai yang landai dan berlumpur pada perairan
pelabuhan yang direncanakan ini memiliki garis pantai yang berkelok-kelok
dengan kondisi dasar perairan sebagai berikut :
Kedalaman 5,00 LWS mempunyai ketebalan lumpur 6 s/d 7 m.
Kedalaman 8,00 LWS mempunyai ketebalan lumpur 4 s/d 5 m.
Kedalaman 12,00 LWS mempunyai ketebalan lumpur 1 s/d 2 m.
Kedalaman 15,00 LWS mempunyai ketebalan lumpur 0,2 s/d 0,5 m.
Sedangkan untuk kondisi dasar dibawah lapisan lumpur memiliki struktur tanah
yang baik yaitu tanah lempung yang berpasir.

2) Luas area pelabuhan
Luas alur perairan pelabuhan dimulai dari muara masuk pelabuhan sampai
muara keluar pelabuhan dengan luas 4.959.550,00 m dengan luas kolam
pelabuhan 219.999.500,00 m. Lebar alur perairan pelabuhan 200 meter.
Kolam pelabuhan yang tenang diharapkan mempunyai arus yang tidak
kuat dan kedalaman yang cukup yaitu 15,00 LWS, sehingga memungkinkan kapal
berlabuh dengan aman. Selain itu tanah dasar yang ada di daerah kolam pelabuhan
merupakan daerah sedimen lumpur yang telah dikeruk sehingga jangkar kapal
dapat tertambat atau terbenam dengan baik atau kapal dapat berlabuh sementara.
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 15


Besaran dan Panjang Dermaga yang Dibutuhkan
1) Type Dermaga
Ukuran pelabuhan ditentukan oleh jumlah dan ukuran ukuran kapal yang
akan menggunakannya serta kondisi lapangan yang ada. Dari segi ekonomis,
ukuran pelabuhan harus sekecil mungkin, tetapi harus memungkinkan
pengoperasiannya mudah.
Kondisi perairan yang landai memungkinkan untuk dilakukan pengerukan
terhadap dasar perairan yang berlumpur maka bentuk dermaga dalam perencanaan
ini dipilih bentuk quay wall dengan struktur yang sejajar pantai dengan
konstruksi sheet pile beton (cassion beton). Dipilihnya dermaga type quay wall
yang ditinjau dari segi ekonomis terhadap manajemen pengoperasionalan
peralatan pelabuhan agar barang export dan import dapat dengan mudah dan cepat
disimpan/dimasukkan ke gudang.

2) Jumlah Kapal yang dilayani
Untuk dapat menentukan besaran pelabuhan, maka jumlah kapal yang
dilayani untuk waktu sandar selama 2 hari ( Jk ) :
Jumlah kapal yang bersandar dipelabuhan
Jk = ) ( ) / ( andar LamaKapalS x hari l JumlahKapa
= 5 x 2 =10 kapal
Ukuran dermaga yang direncanakan
DWT = 10.000 DWT
Loa = 137 m
B = 19,7 m
D = ( n x Loa) + (n 1) x 15 + (2 x 25)
= (10 kapal x 137) + (10 kapal 1) x 15 + (2 x 25)
= 1.370 + 135 + 50 = 1.555 m
Dimana :
D = Panjang dermaga
Loa = Panjang kapal
n = Jumlah kapal
Tugas Pelabuhan
Dian Saputra/Nim. D12107016 Page 16

15 = Jarak ujung kapal dengan kapal lain
25 = Jarak ujung kapal dengan ujung dermaga
Lebar dermaga (Apron) = 15 m
Maka ukuran dermaga = 15 x 1.555 = 23.325 m
2

Anda mungkin juga menyukai