Anda di halaman 1dari 18

3.1.

Pendahuluan
Port paralel pada komputer digunakan untuk melakukan komunikasi dengan
perangkat luar (hardware), pernahkah anda perhatikan bagaimana komputer
melakukan pencetakan ke kertas (ngeprint)? Bagaimanakah data dikirim untuk
kemudian direspon oleh peralatan? Salah satu jenis komunikasi yang digunakan
adalah dengan menggunakan port paralel. Walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa
umumnya peralatan sekarang telah menggunakan komunikasi serial, seperti yang
telah dibahas pada pertemuan sebelumnya...., tetapi penggunaan port paralel
masih sering kita jumpai utamanya pada beberapa jenis pengontrolan seperti
kontrol lampu !"# dan motor stepper. Satu hal yang perlu diperhatikan dalam
suatu perancangan pengontrolan yaitu harus dilakukan analisa dari alat yang akan
dikontrol dengan jenis komunikasi yang tepat digunakan, jika anda tidak
mempersyaratkan jarak kabel dan kecepatan maka komunikasi dengan paralel port
dapat anda pilih sebagai solusi. $isalkan kita memiliki tele%isi, &ipas 'ngin,
#(# Player dll. )ah kita dapat membuat alat kontrol sehingga alat*alat tersebut
dapat dikontrol menggunakan komputer. +ntuk alat semacam &ipas 'ngin maka
kontrolnya hanyalah ,n*,-- saja. Bila kita menginginkan kipas menyala, maka
kita tinggal meng*klik pada mouse saja. Sangat simple bukan?
3.2. Penyajian
3.2.1. Hardware
Sebuah Personal Computer (P.) secara umum dilengkapi dengan port
paralel (&ecuali pada )otebook). Port paralel ini umumnya digunakan untuk
menghubungkan komputer dengan alat pencetak (printer). )amun apabila kita
mengetahui sinya*sinyal apa saja yang terkandung pada port paralel tersebut,
/0
KOMUNIKASI DATA PARALL
maka kita dapat meman-aatkan port paralel untuk kepentingan yang lain. 1ambar
/.2 dibawah ini menunjukkan sebuah port paralel.
!a"#ar 3.1 Port paralel
Port paralel terdiri dari 34 pin dan untuk menggunakannya dibutuhkan konektor,
konektor ini biasa disebut dengan konektor #B34. 1ambar /.3 memperlihatkan
sebuah konektor #B34.
!a"#ar 3.2 (a). &onektor #B34 jantan dan betina, (b). &onektor #B34
3.2.2. Sinyal P$r% Paralel
5ungsi dari setiap pin port paralel6konektor #B34 diperlihatkan dalam 7abel /.2
dibawah ini8
Ta#el 3.1 -ungsi6sinyal port paralel
/4
(a). &onektor #B34 jantan dan betina (b). &onektor #B34
pin dari konekter #B34 berjumlah 34 dan pin .entronics dengan jumlah konektor
/0. #B34 ialah konektor yang umum digunakan di computer sebagai port paralel,
sedangkan konektor .entronics umum ditemukan di printer. 9""" 23:0 ialah
standar yang menentukan / konektor berbeda yang dapat digunakan dengan port
paralel, yaitu 23:0 tipe ' ialah konektor #B34 yang dapat ditemukan di hampir
semua komputer, 23:0 tipe B ialah konektor .entronics /; pin yang umum
ditemukan di printer, 9""" 23:0 type . ialah konektor /; pin seperti .entronics,
tetapi ukurannya lebih kecil .
Port paralel ialah port data di komputer untuk mentransmisi : bit data
dalam sekali detak. Standar port paralel yang baru ialah 9""" 23:0 yang
dikeluarkan pada tahun 2<<0. Standar ini mende-inisikan 4 mode operasi sebagai
berikut 8
2. $ode kompatibilitas
3. $ode nibble
/. $ode byte
0. $ode "PP ("nhanced Parallel Port)
4. $ode ".P (Extended Capability Port)
7ujuan dari standar yang baru tersebut ialah untuk mendesain dri%er dan
peralatan yang baru yang kompatibel dengan peralatan lainnya serta standar
paralel port sebelumnya (SPP) yangn diluncurkan tahun 2<:2. $ode
.ompatibilitas, nibble dan byte digunakan sebagai standar perangkat keras yang
tersedia di port paralel orisinal dengan "PP dan ".P membutuhkan tambahan
hardware sehingga dapat berjalan dengan kecepatan yang lebih tinggi. $ode
kompatibilitas atau (=$ode .entronics> ) hanya dapat mengirimkan data pada
arah maju pada kecepatan 4? &Bytes per detik hingga 24? &Bytes per detik.
+ntuk menerima data, anda harus mengubah mode menjadi mode nibble atau
byte. $ode nibble dapat menerima 0 bit (nibble) pada arah yang mundur,
misalnya dari alat ke computer. $ode byte menggunakan -itur bi-directional
parallel untuk menerima 2 byte (: bit) data pada arah mundur. 9@A (Interrupt
Request ) pada port paralel biasanya pada 9@A4 atau 9@AB.
/;
3.2.3. &i'Dire(%i$nal P$r%
&etika 9B$ memperkenalkan 9B$ PS63, 9B$ menambhakna -asilitas baru
pada paralel portnya, yaitu dengan kemampuan untuk berkomunikasi dua arah.
$odi-ikasinya tidak banyak, hanya menambahkan satu chip B0300 dan
em-ungsikan bit 4 dari register kontrol. 'walnya paralel port menggunakan 9.
77! (tipe B0!S). Skematik diagram pada gambar /./ adalah port data dari paralel
port bi*derectional.
Paralel port yang tidak dua arah, tidak terdapat chip B0300 di dalamnya.
Cadi hanya menggunakan B0!S/B0 yang output enable*nya secara permanen di*set
rendah sehingga data hanya bisa ditrans-er satu arah, outputnya saja. Cika kita
membaca data dari register data paralel port, maka data tersebut berasal dari D/B0
yang juga dihubungkan ke pin data. #engan mengo%eride D/B0 seperti pada
gambar /./, maka kita bisa dapatkan paralel port dua arah (atau justru hanya input
saja, jika kita mengisinya dengan output latch).
!a"#ar 3.3. Standar paralel port dua arah
Paralel port dua arah menggunakan bit ke*4 dari register kontrol untuk
dihubungkan dengan ,utput*"nable (n,") dari D/B0, sehingga jika bit 4 ini kita
/B
set tinggi (E2) maka D/B0 tidak bekerja, dan data yang ada adalah berasal dari
D3B0 yakni data dari luar komputer. Pada saat paralel port kita set seperti ini, maka
data yang kita tuliskan ke register data paralel port tidak akan sampai ke pin #B34
karena D/B0 tidak menghantarkannya.
3.2.). nhan(ed Parallel P$r% *PP+
"PP sudah mengikuti standar 9""" 23:0. Fal yang utama dalam "PP adalah
bahwa "P mampu mentans-er sata sebesar 4?? kBps hingga mendekati 3$Bps
dan juga bahwa jalur data dapat ber-ungsi dua arah, input maupun output.
Protokol "PP mempunyai 0 macam siklus trans-er data yang berbeda yaitu 8
2. Siklus baca data (Data read)
3. Siklus baca alamat (Address Read)
/. Siklus tulis data (data write)
0. siklus tulis alamat (address write)
Siklus data digunakan untuk mentras-er data antara host dan peripheral.
Siklus alamat digunakan untuk mende-inisikan alamat, saluran (channel) atau
in-ormasi perintah dan kontrol antara 3 (dua) alat.
Ta#el 3.2 Sinyal "PP
Sinyal PP Pin A,%i- I.O Di/,ri0/i
Write
#ata Str
'dd Str
9nit
9nit
Wait
+ser de-ined
+ser de-ined
+ser de-ined
'dG
2
20
2B
2;
2?
22
23
2/
24
3*<
!,W
!,W
!,W
!,W
!,W
F6!
F6!
F6!
F6!
F91F
,
,
,
,
9
9
9
9
9
96,
Proses wait sedang berjalan
#ata read atau data write
'ddr read atau addr write
@eset peralatan
9nterupsi dari alat ke P.
.adangan
.adangan
.adangan
.adangan
Calur data dan alamat 3 arah
3.2.1. 2%ended 3a0a#ili%y P$r% *3P+
Perkembangan paralel port berikutnya adalah dengan diperkenalkannya
".P, sebuah protokol yang diajukan oleh $icroso-t dan Fawlet Packard sebagai
mode lanjut untuk komunikasi dengan peripheral jenis scanner dan printer.
7erdapat 3 tipe trans-er data (sebagai trans-er 3 data), yaitu8
/:
2. Siklus data, dan
3. Siklus H.ommandI
Ta#el 3.3 Sinyal ".P
Sinyal 3P Pin A,%i- I.O Di/,ri0/i
Fost.lk
Fost'ck
23:0 'cti%e
@e%erse @eg
Perph'ck
Perph.lk
'ck re%erse
Perph@eJuest
#ata
2
20
2B
2;
22
2?
23
24
3*<
!,W
F91F
F91F
!,W
F91F
!,W
!,W
!,W
F91F
,
,
,
9
9
9
9
9
96,
#ipakai oleh peripheral untuk trans-er data atau
alamat secara -orward !,W bila data %alid
#ata siap ditrans-er secara re%erse dipakai
peripheral .lk untuk trans-er data secara re%erse
F91F bila P. dalam mode trans-er 23:0
!,W agar kanal dalam kondisi re%erse
#ipakai Fost.lk untuk trans-er data atau alamat
secara -orward
#ipakai Fost'ck untuk trans-er data atau alamat
secara re%erse
!,W untuk mengetahui reJuest mode re%erse
#iset !,W oleh alat luar untuk menunjukkan
bahwa saluran re%erse bisa dipakai
Pertukaran data peripheral dan P.
3.2.4. A0li,a/i P$r% Paralel
#alam kehidupan sehari*hari dan sebagai bahan uji coba port paralel, kita
dapat menggunakan !"# maupun menggunakan relay untuk mengontrol motor
maupun sebuah lampu, kipas angin, pompa air dan lain sebagainya.
3.2.4.1. La"0u LD
+ntuk keperluan uji*coba sesaat, kita bisa menghubungkan !"# (!ight
"mitting #iode) lewat resistor, langsung ke pin output dari parallel printer port.
Bisa juga hanya dengan mengukur tegangan 4 %olt yang timbul, saat data port
dalam keadaan high (biner 2). 1ambar /.0 dibawah ini memperlihatkan rangkaian
sederhana menggunakan paralel port untuk mengontrol lampu !"#.
/<
!a"#ar 3.) @angkaian uji coba untuk mengakses paralel port
)ilai tahanan resistor dapat dipilih dari 33? ohm sampai 0B? ohm.
Sedangkan pin yang digunakan port paralel adalah pin 3*< (lihat tabel /.2). untuk
menyalakan lampu !"# maka anda harus memberikan output 2 (satu) dan
sebaliknya untuk memadamkannya diberikan output ? (nol).anda harus ingat
bagaimana kon%ersi dari data biner ke desimal maupun dari biner ke heksagonal.
#alam pemrograman #elphi, sebelum anda dapat mengakses paralel port
maka anda harus mende-inisikan terlebih dahulu alamat port paralel (K/B:)
dengan cara menuliskan listring program assembly atau dengan cara
menggunakan modul yang banyak tersedia di internet untuk kemudian di install
pada delphi. Salah satu modul yang tsering dipakai yaitu menggunakan smport.
Sebagai catatan bahwa pada microso-t windows LP maka port paralel secara
de-ault diblock oleh sistem operasi karena itu anda harus membukanya terlebih
dahulu menggunakan user port jika anda menggunakan bahasa assembly untuk
mengakses por paralel.
Berikut listing program untuk mengakses port paralel menggunakan bahassa
assembly.
0?
Asm
MOV DX, alamat
MOV AL, data
OUT DX, AL
End;

.ontoh program pengontrolan lampu !"#
!a"#ar 3.1 7ampilan program pengontrolan lampu !"#
!isting program8
unit lat1;
interface
uses
Windows, Messages, !sUtils, Variants, "lasses, #ra$%ics,
"ontrols, &orms,
Dialogs, td"trls, E't"trls;
t!$e
T&orm1 ( class)T&orm*
+tnOn, T-utton;
+tnOff, T-utton;
+tn., T-utton;
+tn/, T-utton;
+tn0, T-utton;
+tn1, T-utton;
+tn2, T-utton;
+tn3, T-utton;
+tn4, T-utton;
+tn1, T-utton;
-utton11, T-utton;
+tn1off, T-utton;
+tn4off, T-utton;
+tn3off, T-utton;
+tn2off, T-utton;
+tn1off, T-utton;
02
+tn0off, T-utton;
+tn/off, T-utton;
+tn.off, T-utton;
Timer1, TTimer;
L52, T%a$e;
L51, T%a$e;
L50, T%a$e;
L5., T%a$e;
La+el1, TLa+el;
La+el4, TLa+el;
L5/, T%a$e;
L53, T%a$e;
L54, T%a$e;
L51, T%a$e;
-utton1, T-utton;
$rocedure +tnOn"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tnOff"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn1"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure -utton11"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn4"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn1off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn4off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure Timer1Timer)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn3"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn3off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn2"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn2off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn1"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn1off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn0"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn0off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn/"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn/off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn."lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure +tn.off"lic6)ender, TO+7ect*;
$rocedure &orm"reate)ender, TO+7ect*;
$rocedure -utton1"lic6)ender, TO+7ect*;
$ri8ate
9 :ri8ate declarations ;
$u+lic
9 :u+lic declarations ;
end;
8ar
&orm1, T&orm1;
',a,+,c,d,e,f,g,%,i,integer;
const
l$t<data(=3/.;
im$lementation
9=> ?@dfm;
$rocedure out$ort)alamat,word; data, +!te*;
+egin
asm
03
mo8 d', alamat
mo8 al,data
out d',al
end;
end;
$rocedure T&orm1@+tnOn"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(&alse;
out$ort)l$t<data,=&&*;
L51@-rus%@"olor,(cl>ed;
L54@-rus%@"olor,(cl>ed;
L53@-rus%@"olor,(cl>ed;
L52@-rus%@"olor,(cl>ed;
L51@-rus%@"olor,(cl>ed;
L50@-rus%@"olor,(cl>ed;
L5/@-rus%@"olor,(cl>ed;
L5.@-rus%@"olor,(cl>ed;
end;
$rocedure T&orm1@+tnOff"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(false;
out$ort)l$t<data,=AA*;
L51@-rus%@"olor,(clMenu;
L54@-rus%@"olor,(clMenu;
L53@-rus%@"olor,(clMenu;
L52@-rus%@"olor,(clMenu;
L51@-rus%@"olor,(clMenu;
L50@-rus%@"olor,(clMenu;
L5/@-rus%@"olor,(clMenu;
L5.@-rus%@"olor,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn1"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
a,(1;
L51@Visi+le,(true;
L51@-rus%@"olor,(cl>ed;
end;
$rocedure T&orm1@-utton11"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
close;
end;
$rocedure T&orm1@+tn4"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
+,(4;
L54@-rus%@"olor ,(clBellow;
end;
$rocedure T&orm1@+tn1off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
a,(A;
L51@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn4off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
+,(A;
0/
L54@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@Timer1Timer)ender, TO+7ect*;
+egin
',(aC+CcCdCeCfCgC%Ci;
out$ort)l$t<data,'*;
end;
$rocedure T&orm1@+tn3"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
c,(2;
L53@-rus%@"olor ,(cl#reen;
end;
$rocedure T&orm1@+tn3off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
c,(A;
L53@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn2"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
d,(.;
L52@-rus%@"olor ,(cl-lue;
end;
$rocedure T&orm1@+tn2off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
d,(A;
L52@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn1"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
e,(10;
L51@-rus%@"olor ,(cl>ed;
end;
$rocedure T&orm1@+tn1off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
e,(A;
L51@-rus%@"olor ,(clmenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn0"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
f,(34;
L50@-rus%@"olor ,(cl#reen;
end;
$rocedure T&orm1@+tn0off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
f,(A;
L50@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn/"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
g,(02;
L5/@-rus%@"olor ,(clDa8!;
00
end;
$rocedure T&orm1@+tn/off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
g,(A;
L5/@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@+tn."lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
%,(14.;
L5.@-rus%@"olor ,(clTeal;
end;
$rocedure T&orm1@+tn.off"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
%,(A;
L5.@-rus%@"olor ,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@&orm"reate)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
L51@-rus%@"olor,(clMenu;
L54@-rus%@"olor,(clMenu;
L53@-rus%@"olor,(clMenu;
L52@-rus%@"olor,(clMenu;
L51@-rus%@"olor,(clMenu;
L50@-rus%@"olor,(clMenu;
L5/@-rus%@"olor,(clMenu;
L5.@-rus%@"olor,(clMenu;
end;
$rocedure T&orm1@-utton1"lic6)ender, TO+7ect*;
+egin
Timer1@Ena+led,(true;
%,(00;
L5/@-rus%@"olor ,(clTeal;
L54@-rus%@"olor ,(clTeal;
end;
end@
3.2.4.2. Pen5$n%r$lan den5an Relai
+ntuk mengakses peralatan dengan beban yang besar dan untuk mencegah
terjadinya pembebanan berlebihan pada port paralel, maka digunakan rangkaian
penyangga6bu--er. 1ambar /.; dibawah ini memperlihatkan rangkaian penyangga
dengan penggerak relai.
04
!a"#ar 3.4 @angkaian penyangga dengan penggerak relai
#ari skema pada 1ambar /.;, terlihat pin /,4,B,<,23,2; dan 2:
dari B0!S330 terhubung ke masing*masing relai. Selanjutnya
sakelar pada setiap relai tersebut, bisa kita gunakan untuk
mengontrol peralatan yang memiliki beban besar seperti !ampu 7! maupun untuk
mengontrol $otor, &ipas 'ngin, dll.
+ntuk listing programnya, prinsipnya sama dengan pengontrolan lampu !"#.
3.2.4.3. Pen5$n%r$lan M$%$r S%e00er
$otor stepper merupakan motro #. yang diatur posisinya dengan akurat
pada posisi tertentu dan dapat berputar ke arah yang diinginkan dengan memberi
pulsa*pulsa listrik dengan pola tertentu. Biasanya, motor stepper digunakan untuk
aplikasi*aplikasi yang membutuhkan torsi kecil dengan akurasi yang tinggi.
sebagian besar disk dri%e atau .#@,$ menggunakan stepper motor untuk
memutar disk.
$otor stepper merupakan motor #. yang tidak memiliki komutator. Pada
umumnya motor stepper hanya mempunyai kumparan pada statornya sedangkan
pada bagian rotornya merupakan permanen magnet. &onstruksi motor stepper
0;
ditunjukkan pada gambar /.B. Bagian tengah merupakan bagian yang berputar
disebut sebagai rotor, dan bagian yang diam disebut sebagai stator. Stator terdiri
dari beberapa kutub, makin banyak kutub makin sulit kontruksinya. 1ambar /.;.
merupakan gambar struktur dari motor dengan %ariabel reluktansi dimana tiap
stepnya adalah /?. $empunyai 0 buah kutub pada rotor dan ; buah kutub pada
statornya yang terletak saling berseberangan. Setiap kutub memiliki lilitan yang
menghasilkan medan magnet yang akan menggerakkan rotor. Pemberian arus
yang berurutan pada kutub*kutubnya menyebabkan medan magnet berputar yang
akan menarik rotor ikut berputar.
&ecepatan motor stepper pada dasarnya ditentukan oleh kecepatan
pemberian data pada kutubnya. Semakin cepat data yang diberikan maka motor
stepper akan semakin cepat pula berputarnya. Pada kebanyakan motor stepper
kecepatannya dapat diatur dalam daerah -rekuensi audio dan akan menghasilkan
putaran yang cukup cepat
!a"#ar 3.6 &ontruksi motor stepper
Cika lilitan 2 dilewati oleh arus, lilitan 3 mati dan lilitan / juga mati maka
kumparan 2 akan menghasilkan gaya tolakan kepada rotor dan rotor akan berputar
sejauh /? searah jarum jam sehingga kutub rotor dengan label M sejajar dengan
kutub dengan label 3. Cika kemudian lilitan 3 dilewati arus, selanjutnya lilitan /,
dan akhirnya kembali ke lilitan 2 lagi berulang terus menerus secara berurutan,
maka motor akan berputar secar terus menerus.
Ti0e M$%$r S%e00er
$otor stepper dibedakan menjadi dua macam berdasarkan magnet yang
digunakan, yaitu tipe permanen magnet dan %ariabel reluktansi. Pada umumnya
0B
motor stepper saat ini yang digunakan adalah motor stepper yang mempunyai
%ariabel relukatansi. .ara yang paling mudah untuk membedakan antara tipe
motor stepper di atas adalah dengan cara memutar rotor dengan tangan ketika
tidak dihubungkan ke suplai.
Pada motor stepper yang mempunyai permanen magnet maka ketika diputar
dengan tangan akan terasa lebih tersendat karena adanya gaya yang ditimbulkan
oleh permanen magnet. 7etapi ketika menggunakan motor dengan %ariabel
reluktansi maka ketika diputar akan lebih halus karena sisa reluktansinya cukup
kecil.
Unipolar Motor Stepper
$otor stepper dengan tipe unipolar adalah motor stepper yang mempunyai 3
buah lilitan yang masing*masing lilitan ditengah*tengahnya diberikan sebuah tap
seperti tampak pada gambar /.: dibawah ini8
!a"#ar 3.7 +nipolar motor stepper
$otor ini mempunyai step tiap /? dan mempunyai dua buah liliatan yang
didistribusikan berseberangan 2:? di antara kutub pada stator. Sedangkan pada
rotonya menggunakan magnet permanen yang berbentuk silinder dengan
mempunyai ; buah kutub, / kutub selatan dan / buah kutub utara. Sehingga
dengan konstrusi seperti ini maka jika dibutuhkan ke presisian dari motor stepper
yang lebih tinggi dibutuhkan pula kutub*kutub pada stator dan rotor yang semakin
banyak pula. Pada gambar /, motor tersebut akan bergerak setiap step sebesar /?
dengan 0 bit urutan data (terdapat dua buah lilitan dengan tap, total lilitan menjadi
0 lilitan).
0:
&etelitian dari magnet permanen di rotor dapat sampai 2.: untuk tiap
stepnya. &etika arus mengalir melalui tap tengah pada lilitan pertama akan
menyebabkan kutub pada stator bagian atas menjadi kutub utara sedangkan kutub
stator pada bagian bawah menjadi kutub selatan. &ondisi akan menyebabkan rotor
mendapat gaya tarik menuju kutub*kutub ini. #an ketika arus yang melalui lilitan
2 dihentikan dan lilitan 3 diberi arus maka rotor akan mengerak lagi menuju
kutub*kutub ini. Sampai di sini rotor sudah berputar sampai /? atau 2 step.
!a"#ar 3.8 +rutan pemberian data motor stepper tipe unipolar untuk torsi normal
!a"#ar 3.19 +rutan pemberian data motor stepper tipe unipolar untuk torsi besar
+ntuk meningkatkan torsi yang tidak terlalu besar maka dapat digunakan urutan
pemberian data seperti pada gambar 4. #imana terdapat dua buah lilitan yang di
beri arus pada suatu waktu. #engan pemberian urutan data seperti ini akan
menghasilkan torsi yang lebih besar dan tentunya membutuhkan daya yang lebih
besar. #engan urutan data baik pada gambar 0 atau gambar 4 akan menyebabkan
motor berputar sebanyak 30 step atau 0 putaran.
Bipolar Motor Stepper
$otor dengan tipe bipolar ini mempunyai konstruksi yang hampir sama
dengan motor stepper tipe unipolar namun tidak terdapat tap pada lilitannya,
seperti tampak pada gambar /.22 dibawah ini8
0<
!a"#ar 3.11 Bipolar $otor Stepper
Penggunaan motor dengan tipe bipolar ini membutuhkan rangkaian yang sedikit
lebih rumit untuk mengatur agar motor ini dapat berputar dalam dua arah.
Biasanya untuk menggerakkan motor stepper jenis ini membutuhkan sebuah
dri%er motor yang sering dikenal sebagai !rid"e. @angkaian ini akan menontrol
tiap*tiap lilitan secara independen termasuk dengan polaritasnya untuk tiap*tiap
lilitan.
+ntuk mengontrol agar motor ini dapat berputar satu step maka perlu diberikan
arus untuk tiap*tiap lilitan dengan polaritas tertentu pula. +rutan datanya dapat
dilihat pada gambar /.23 dibawah ini8
!a"#ar 3.12 +rutan pemberian data pada bipolar motor stepper
Rangkaian Driver Motor Stepper
+ntuk menjalankan motor stepper maka tidak bisa langsung dilakukan
pengaksesan dari output port paralel ke motor stepper tetapi diperlukan rangkaian
dri%er sebagai penggeraknya. 1ambar dibawah ini merupakan salah satu contoh
rangkaian dri%er motor stepper.
Berikut ini akan diberikan satu contoh kasus pengendalian motor stepper
menggunakan program #elphi. 9kuti langkah*langkah berikut ini8
2. Buatlah -orm pengendalian motor stepper seperti rangkaian dibawah ini8
4?
!a"#ar 3.12 @angkaian dri%er motor stepper

3.3. Penu%u0
Penggunaan port paralel dalam kehidupan sehari*hari sangat banyak
aplikasinya diantaranya pengendalian perlengkapan rumah tangga seperti kipas
angin, lampu ruangan, tele%isi tetapi tetap menggunakan prinsip yang sama yaitu
dalam hal teknik pengiriman data, dan jika membutuhkan daya yang besar maka
harus menggunakan relay dan rangkaian dri%er dari setiap peralatan.

42

Anda mungkin juga menyukai