Anda di halaman 1dari 20

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bawang merah (Allium cepa) adalah salah satu komoditas sayuran
yang mempunyai arti penting bagi masyarakat, baik dilihat dari nilai
ekonomisnya yang tinggi maupun dari kandungan gizinya. Bawang merah
merupakan sejenis tanaman yang menjadi bumbu berbagai masakan Asia
Tenggara dan dunia. Orang Jawa mengenalnya sebagai brambang. Bagian
yang paling banyak dimanfaatkan adalah umbi, meskipun beberapa tradisi
kuliner juga menggunakan daun serta tangkai bunganya sebagai bumbu
penyedap masakan. Tanaman ini diduga berasal dari daerah Asia Tengah dan
Asia Tenggara.
Bawang merah mengandung vitamin C, kalium, serat, dan asam folat.
Selain itu, bawang merah juga mengandung kalsium dan zat besi. Bawang
merah juga mengandung zat pengatur tumbuh alami berupa hormon auksin
dan giberelin. Kegunaan lain bawang merah adalah sebagai obat tradisional,
bawang merah dikenal sebagai obat karena mengandung efek antiseptik dan
senyawa alliin. Senyawa alliin oleh enzim alliinase selanjutnya diubah
menjadi asam piruvat, amonia, dan alliisin sebagai anti mikoba yang bersifat
bakterisida.


2

1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengaruh berbagai jenis air terhadap pertumbuhan bawang
merah?
1.2.2 Bagaimanakah laju pertumbuhan bawang merah (Allium cepa)
setelah pemberian air bekas cucian beras, air vetsin dan air
murni/biasa?
1.3 Tujuan Percobaan
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh dari berbagai jenis air terhadap
pertumbuhan bawang merah.
1.3.2 Untuk mengetahui air manakah yang dapat memacu laju
pertumbuhan tanaman bawang merah.












3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perkecambahan
Perkecambahan adalah tumbuhnya embrio dalam biji secara perlahan
menjadi tumbuh dewasa. Proses perkecambahan dimulai dari proses
penyerapan air oleh biji yang disebut imbisisi. Masuknya air ke dalam biji
memacu aktivitas hormon Giberelin untuk memacu butir-butir aleuron untuk
mensintesis enzim alfa amilase dan protease. Terbentuknya kedua enzim
tersebut akan memacu pemecahan amilum dan protein dalam endosperm
menjadi glukosa dan asam amino yang akan menjadi substrat untuk
metabolisme (respirasi). Tersedianya substrat yang cukup banyak akan
mendorong peningkatan respirasi untuk menghasilkan energi (ATP) sehingga
tersedia energi yang cukup untuk pembelahan sel embrio di dalam biji secara
mitosis. Hal itu menyebabkan biji peceh, sehingga terjadilah perkecambahan
yang ditandai dengan munculnya plantula dari dalam biji.
Berdasarkan letak kotiledonnya perkecambahan terbagi menjadi dua
yaitu perkecambahan epigeal dan perkecambahan hypogeal.
2.1.1 Perkecambahan Epigeal
Pada perkecambahan epigeal, hipokotil tumbuh memanjang,
akibatnya kotiledon terangkat ke atas permukaan tanah. Contohnya pada
tumbuhan bunga matahari (Helianthus annuus) dan kacang hijau
(Phaseolus radiantus). Pada perkecambahan tipe epigeal, kotiledon yang
4

terkena sinar matahari akan mengembangkan klorofil dan dapat
mengadakan fotosintesis, tetapi sebelumnya, tumbuhan akan mengambil
cadangan makanan pada endosperm. Kotiledon hanya berfungsi sebagai
tempat fotosintesis sementara sampai daun yang sesungguhnya tumbuh.
2.1.2 Perkecambahan Hypogeal
Perkecambahan hypogeal terjadi karena pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah, sedangkan kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Perkecambahan tipe ini terjadi pada kacang kapri (Pisum sativum) dan
jagung (Zea mays).
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan makhluk hidup diartikan sebagai peristiwa pertambahan
volume yang mencangkup pertambahan jumlah sel, volume sel, jenis sel,
maupun substansi yang terdapat di dalam sel yang bersifat kuantitatif (dapat
dihitung dengan angka) dan irreversible (tidak dapat kembali seperti semula).
Contoh peristiwa pertumbuhan adalah pertambahan tinggi dan besar batang
tumbuhan.
Perkembangan adalah proses terspesialisasinya sel menuju ke bentuk
dan fungsi tertentu yang mengarah ketingkat kedewasaan yang bersifat
kualitatif (tidak dapat dinyatakan dengan angka) dan reversible (dapat kembali
seperti semula). Contoh perkembangan pada tumbuhan adalah tumbuhan yang
menghasilkan bunga sebagai alat reproduksinya.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan simultan, artinya berjalan
bersama-sama secara sejajar dan saling mendukung untuk mencapai tingkat
5

kedewasaan. Kecepatan pertumbuhan pada tumbuhan dapat diukur dengan alat
yang disebut auksanometer.
Pertumbuhan pada tumbuhan terbagi menjadi dua yaitu pertumbuhan
primer dan pertumbuhan sekunder.
2.2.1 Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel
meristem apikal, yang menyebabkan akar dan batang bertambah
panjang. Titik tumbuh primer terdapat pada ujung batang dan ujung
akar, yaitu pada jaringan meristem. Berdasarkan aktivitasnya, daerah
pertumbuhan pada ujung batang dan ujung akar dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
2.2.1.1 Daerah pembelahan sel. Terdapat dibagian ujung batang atau
akar. Pada daerah ini terjadi perbanyakan sel.
2.2.1.2 Daerah perpanjangan sel. Terdapat dibelakang daerah
pembelahan sel. Pada daerah ini terjadi perubahan ukuran sel
menjadi memanjang.
2.2.1.3 Daerah diferensiasi. Terdapat dibelakang daerah perpanjangan
sel. Pada daerah ini sel-sel berkembang menjadi berbagai tipe
yang khusus.
2.2.2 Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas sel-sel meristem
sekuder, yaitu kambium dan kambium gabus (felogen). Kambium
umumnya dijumpai pada akar dan batang tumbuhan dikotil. Pembelahan
sel-sel kambium terjadi secara radial, yaitu kambium akan membelah ke
6

arah dalam membentuk xilem, membelah ke arah luar membentuk
floem, dan membentuk kambium baru ke arah samping.
2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan terbagi
menjadi faktor internal dan faktor eksternal.
2.3.1 Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari tubuh tumbuhan
sendiri yang berperngaruh terhadap pertumbuhan. Faktor internal terbagi
menjadi faktor intrasel yaitu sifat menurun atau hereditas, dan faktor
intersel yaitu hormon.
Hormon pada tumbuhan yang bersifat memicu pertumbuhan dan
perkembangan adalah auksin, sitokinin, dan giberelin. Sedangkan
hormon yang bersifat menghambat pertumbuhan dan perkembangan
adalah asam absisat dan gas etilen. Hormon absisat mempunyai
kemampuan untuk mendorong terjadinya perontokan (absisi) pada
tumbuhan. Gas etilen mempunyai fungsi menghambat pemanjangan akar
dan batang serta bertanggung jawab terhadap pematangan buah.
2.3.2 Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi air, kelembaban, cahaya, suhu, dan pH.
2.3.2.1 Air
Pada pertumbuhan primer, media tumbuh tanah tidak
mutlak, yang terpenting adalah media tumbuh yang mudah
menyerap air. Media tumbuh yang keras akan sulit menyerap air
7

sehingga biji tidak dapat berkecambah. Air merupakan senyawa
yang sangat penting dalam menjaga terkanan turgor dinding sel.
2.3.2.2 Kelembaban
Kelembaban adalah kandungan total uap air di udara.
Kondisi kelembaban yang tinggi dan tidak banyak penguapan
akan membantu ketersediaan air tetap berada disekitar tanaman
sehingga sel-selnya akan dapat menyerap air dalam jumlah yang
banyak dan menjadi lebih panjang.
2.3.2.3 Cahaya
Pada dasarnya cahaya matahari langsung dapat
menghambat pertumbuhan, sebab intensitas cahaya tinggi akan
menguapkan air tanah dalam jumlah banyak sehingga akar tidak
cukup menyerap air. Selain itu cahaya akan menghambat kerja
hormon auksin, dimana hormon auksin akan berubah menjadi
tidak aktif apabila terkena sinar matahari.
2.3.2.4 Suhu
Tingginya suhu dan banyaknya intensitas penyinaran selalu
berbanding lurus sehingga untuk pertumbuhan primer dibutuhkan
suhu relatif rendah, kelembaban tinggi, jumlah air yang relatif
cukup, dan sedikit cahaya. Suhu berpengaruh terhadap kerja
enzim-enzim yang membantu metabolisme, dimana metabolisme
sangat mendukung pertumbuhan. Suhu yang sesuai untuk
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tingkat tinggi
berkisar antara 0
o
C hingga 45
o
C. Di antara kisaran tersebut, suhu
8

untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan
berbeda-beda.
2.3.2.5 pH
Derajat keasaman/kebasaan (pH) yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH
tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan oleh jenis tanah.
Misalnya, tanah padsolik merah kuning (PMK) memiliki pH
yang bersifat asam. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan, maka pH tanah tersebut diturunkan
dengan cara pengapuran.
2.4 Macam-Macam Air
2.4.1 Air Beras
Kandungan nutrisi beras yang tertinggi terdapat pada bagian kulit
ari. Sayangnya sebagian besar nutrisi pada kulit ari telah hilang selama
proses penggilingan dan penyosohan beras. Sekitar 80% vitamin B1,
70% vitamin B3, 90% vitamin B6, 50% mangan (Mn), 50% fosfor (P),
60% zat besi (Fe), 100% serat, dan asam lemak esensial hilang dalam
proses membuat beras lebih indah untuk dimakan.
2.4.2 Air Biasa
Air pada suhu dan tekanan standar. Air ini hambar dan tidak
berbau. Warna intrinsik dari air dan es adalah warna biru yang sangat
sedikit, walaupun kedua muncul berwarna dalam jumlah kecil. Uap air
pada dasarnya tidak terlihat sebagai gas.

9

2.4.3 Air Vetsin (MSG)
MSG terdiri dari 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air.
Glutamat adalah salah satu dari 20 asam amino pembentuk protein yang
terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Demikian juga, natrium
terdapat dalam makanan dan tubuh manusia. Glutamat adalah salah satu
dari 20 asam amino penyusun protein. Sebagai asam amino, glutamat
termasuk dalam kelompok non esensial, yang artinya tubuh mampu
memproduksi sendiri. Glutamat ada di setiap mahluk hidup baik dalam
bentuk terikat maupun bebas.










10

BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
3.1.1 Waktu Pelaksanaan
Percobaan dilakukan pada tanggal 28 Agustus sampai dengan 11
September 2013.
3.1.2 Tempat Pelaksanaan
Percobaan dilakukan di Desa Geuceu Kayee Jato, Kecamatan Banda
Raya, Kota Banda Aceh.
3.2 Variabel Percobaan
3.2.1 Variabel Bebas : berbagai jenis air (air biasa, air vetsin, air beras)
3.2.2 Variabel Terikat : pertumbuhan bawang (Allium cepa)
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
- Pisau
- Polybag
- Gayung
- Cangkul kecil
3.3.2 Bahan
- Tanah
- Pupuk
- Kerikil
- Bawang Merah (9 buah)
11

- Air biasa
- Air vetsin (MSG)
- Air beras
3.4 Cara Kerja
Langkah langkah percobaan yang kami lakukan adalah :
3.4.1 Siapkan Semua alat dan bahannya.
3.4.2 Sediakan 3 polybag yang masing masing diberi nama A, B, dan C.
3.4.3 Kemudian masukkan tanah, diusahakan jangan terlalu banyak, kemudian
masukkan kerikil, dan barulah masukkan tanah lagi, kira-kira sampai
setengah polybag.
3.4.4 Setelah dimasukkan tanah lagi, lalu masukkan pupuk.
3.4.5 Ambil 9 bawang merah, kita potong ujungnya.
3.4.6 Congkellah ketiga polybag tadi yang sudah dicampurkan dengan tanah
dan pupuk. Kemudian masukkan 3 bawang merah ke tiap tiap
polybag.Tapi ujung bawang merah harus nampak ke atas, jangan
bawang merahnya ditanam sampai kedalam. Supaya bawangnya dapat
tumbuh dengan baik.
3.4.7 Kemudian siramlah ketiga polybag tadi dengan ketentuan, polybag A
disiram menggunakan air beras, polybag B disiram menggunakan air
ajinamoto, dan polybag C disiram menggunakan air biasa.
3.4.8 Amatilah ketiga polybag tersebut selama 2 minggu dan catat hasilnya
pada tabel pengamatan.


12

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Pertumbuhan Bawang Merah yang disiram Air Beras
Tabel 4.1
Pengamatan pada Polybag A (Air Beras)
Hari
Ke -
Hari/Tanggal
Tinggi
Daun
Lebar
Daun
Keterangan
1 Rabu, 28- 08-2013 - -
Belum ada
perkembangan
2 Kamis, 29-08-2013 - -
Belum ada
perkembangan
3 Jumat, 30-08-2013 - -
Belum ada
perkembangan
4 Sabtu, 31-08-2013 - -
Ujung pucuk daun
bawang sudah mulai
tumbuh
5 Minggu, 01-09-2013 0,1 cm 0,1 cm
Daun bawang sudah
mulai tumbuh
6 Senin, 02-09-2013 0,2 cm 0,1 cm
Tinggi daun bawang naik
0,1 cm, dan lebarnya
tetap.
7 Selasa, 03-09-2013 0,3 cm 0,1 cm
Daunnya mulai tumbuh
tinggi dan sudah mulai
tumbuh daun baru.
8 Rabu, 04-09-2013 0,4 cm 0,2 cm
Daunnya mulai tumbuh
meninggi.
9 Kamis, 05-09-2013 3.2 cm 0,7 cm
Daunnya sudah mulai
tumbuh tinggi.
10 Jumat, 06-09-2013 4,5 cm 1 cm
Tinggi Daun dan
lebarnya semakin hari
ukurannya semakin
meningkat.
11 Sabtu, 07-09-2013 9 cm 1,3 cm
Tinggi Daunnya sangat
cepat meningkat, tinggi
daun baru juga sangat
13

Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan bawang merah yang di
siram menggunakan air beras. Tampak pada tabel bahwa dari hari
pertama hingga hari ke empat daun bawang merah tersebut belum
menunjukkan pertumbuhan daun. Pada hari kelima daun muncul dari
permukaan tanah dengan tinggi 0,1 cm dan lebar 0,1 cm. Hari-hari
selanjutnya pertumbuhan daun semakin pesat, hingga pada akhirnya
pada hari ke 15, tinggi daun sudah mencapai 25 cm dengan lebar 3 cm.
4.1.2 Pertumbuhan Bawang Merah yang disiram Air Vetsin (MSG)
Tabel 4.2
Pengamatan pada Polybag B (Air Vetsin)

Hari
Ke -
Hari/Tanggal
Tinggi
Daun
Lebar
Daun
Keterangan
1 Rabu, 28- 08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
2 Kamis, 29-08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
3 Jumat, 30-08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
4 Sabtu, 31-08-2013 - -
Ujung pucuk daun bawang
sudah mulai tumbuh
5 Minggu, 01-09-2013 0,4 cm 0,1 cm
Daun bawang sudah mulai
tumbuh
6 Senin, 02-09-2013 0,5 cm 0,2 cm
Tinggi daun bawang sudah
naik 0,1 cm, dan lebarnya
juga naik 0,1 cm. Sudah
cepat meningkat.
Lebarnya juga semakin
meningkat.
12 Minggu, 08-09-2013 14 cm 2 cm
Tinggi Daunnya semakin
hari semakin tinggi, dan
banyak daun baru yang
tumbuh.
13 Senin, 09-09-2013 19 cm 2,5 cm Semakin tinggi
14 Selasa, 10-09-2013 23,5 cm 3 cm Daun bawangnya subur.
15 Rabu, 11-09-2013 25 cm 3cm
Daun bawangnya sangat
subur.
14

mulai tumbuh daun
bawang yang baru.
7 Selasa, 03-09-2013 0,7 cm 0,2 cm
Tinggi daun bawang naik
0,2 cm, lebarnya masih
tetap, yaitu 0,2 cm. Tinggi
daun barunya juga naik.
8 Rabu, 04-09-2013 1,8 cm 0,5 cm
Tinggi daun bawang
sangat cepat meningkat,
lebarnya juga meningkat
sangat cepat.
9 Kamis, 05-09-2013 2,5 cm 0,5 cm
Daun bawang semakin
tinggi.
10 Jumat, 06-09-2013 3,5 cm 0,8 cm
Tinggi daunnya naik a1
cm, lebarnya naik 0,3 cm
11 Sabtu, 07-09-2013 4 cm 1 cm
Tinggi daunnya naik 0,5
cm, lebarnya 0,2 cm.
12 Minggu, 08-09-2013 4 cm 1 cm
Tinggi daunnya tidak naik,
masih sama seperti
kemarin, daunnya
melengkung ke bawah.
13 Senin, 09-09-2013 4 cm 1 cm
Tinggi daun tidak
meningkat, sama seperti
kemarin, begitu juga
dengan lebarnya.
14 Selasa, 10-09-2013 9 cm 2 cm
Daunnya semakin
melengkung ke bawah,
tetapi tinggi daunnya naik
5 cm, dan lebarnya naik 1
cm.
15 Rabu, 11-09-2013 9,5 cm 2 cm
Tinggi daunnya naik 0,5
cm, lebarnya tetap.

Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan bawang merah saat
disiram air vetsin (MSG) dari hari pertama hingga hari ke lima belas.
Pada hari pertama hingga hari ke empat, tumbuhan belum menunjukkan
aktivitas pertumbuhan daun. Pada hari ke lima daun sudah muncul di
atas tanah dengan tinggi 0,4 cm dan lebar 0,1 cm. Pertumbuhan daun
15

pada hari-hari pertama terbilang cukup pesat. Namun, sejak hari ke
sepuluh hingga selanjutnya, pertumbuhan daun terbilang merosot dan
lamban. Terbukti dari hari ke sebelas hingga tiga belas tidak ada
pertambahn tinggi daun maupun lebar daun. Pada hari terakhir yaitu hari
ke lima belas, tinggi daun hanya mencapai 9,5 cm dengan lebar daun 2
cm.
4.1.3 Pertumbuhan Bawang Merah yang disiram Air Biasa
Tabel 4.3
Pengamatan pada Polybag C (Air Biasa)

Hari
Ke -
Hari/Tanggal
Tinggi
Daun
Lebar
Daun
Keterangan
1 Rabu, 28- 08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
2 Kamis, 29-08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
3 Jumat, 30-08-2013 - - Belum ada yang tumbuh
4 Sabtu, 31-08-2013 - -
Ujung pucuk daun bawang
sudah mulai tumbuh.
5 Minggu, 01-09-2013 0,3 cm 0,5 cm
Daun bawang sudah mulai
tumbuh
6 Senin, 02-09-2013 0.4 cm 0,5 cm
Tinggi daun bawang naik
0,1 cm, dan lebarnya tetap.
7 Selasa, 03-09-2013 0,5 cm 0,5 cm
Daunnya mulai tumbuh
tinggi dan sudah mulai
tumbuh daun baru.
8 Rabu, 04-09-2013 1,4 cm 0,5 cm
Tinggi daunnya naik 0,9
cm, lebarnya tetap, dan
tinggi daun barunya juga
naik.
9 Kamis, 05-09-2013 1,5 cm 0,7 cm
Daunnya sudah mulai
tumbuh tinggi,
10 Jumat, 06-09-2013 3,1 cm 1 cm
Tinggi Daun dan lebarnya
semakin hari ukurannya
semakin meningkat.
11 Sabtu, 07-09-2013 4 cm 1,5 cm
Tinggi Daunnya sangat
cepat meningkat, tinggi
16

daun baru juga sangat
cepat meningkat. Lebarnya
juga semakin meningkat.
12 Minggu, 08-09-2013 7 cm 2 cm
Tinggi Daunnya semakin
hari semakin tinggi, dan
banyak daun baru yang
tumbuh.
13 Senin, 09-09-2013 10,5 cm 2,5 cm Semakin tinggi
14 Selasa, 10-09-2013 15 cm 3 cm Daun bawangnya subur.
15 Rabu, 11-09-2013 18 cm 3 cm
Daun bawangnya sangat
subur.

Tabel diatas menunjukkan pertumbuhan bawang merah saat
disiram air biasa dari hari pertama hingga hari ke lima belas. Pada hari
pertama hingga hari ke empat, tumbuhan belum menunjukkan aktivitas
pertumbuhan daun. Pada hari ke lima daun sudah muncul di atas tanah
dengan tinggi 0,3 cm dan lebar 0,5 cm. Tinggi dan lebar daun pada hari-
hari berikutnya dengan pasti terus bertambah. Pada hari ke lima belas
tinggi daun tercatat mencapai 18 cm dengan lebar 3 cm.
4.2 Pembahasan
Dari data-data di atas yang telah penulis kumpulkan terlihat bahwa
tanaman bawang merah baru menampakkan aktivitas pertumbuhan daunnya
pada hari ke lima dengan tinggi dan lebar daun yang bervariasi. Tanaman
bawang merah yang diberi air beras pada polybag A, pada hari kelima tumbuh
dengan tinggi daunnya 0,1 cm dan lebar 0,1 cm. Lalu tanaman bawang merah
yang diberi air vetsin (MSG) pada polybag B tumbuh pada hari kelima dengan
tinggi daun 0,4 cm dan lebar daun 0,1 cm. Sedangkan pada polybag C yaitu
17

tanaman yang diberi air biasa pada hari kelima tumbuh dengan tinggi daun 0,3
cm dan lebar daun 0,5 cm.
Pada polybag A, terlihat bahwa tanaman tumbuh normal dengan
pertambahan tinggi dan lebar daun yang signifikan hari demi hari. Disini
menunjukkan bahwa polybag A yaitu tanaman bawang merah yang diberi air
beras tumbuh sehat dan tinggi. Air cucian beras memiliki kandungan nutrisi
yang berlimpah, yang dapat berfungsi sebagai pengendali organisme
pengganggu tanaman yang ramah lingkungan serta banyak dijumpai di
lingkungan sekitar. Kandungan nutrisi yang ada pada air cucian beras di
antaranya adalah karbohidrat berupa pati (85-90 persen), protein glutein,
selulosa, hemiselulosa, gula dan vitamin yang tinggi. Selain itu, formulasi air
cucian beras merupakan media alternatif pembawa P. fluorescens yang
berperan dalam pengendalian patogen penyebab penyakit karat dan pemicu
pertumbuhan tanaman.
Pada polybag B, terlihat pada hari-hari pertama tumbuhan bawang
merah tumbuh pesat. Namun, pertumbuhannya mulai melambat pada hari ke
sebelas hingga ke tiga belas. Pada hari-hari tersebut, tumbuhan bawang merah
tak menunjukkan tanda-tanda adanya pertumbuhan karena tinggi dan lebar
daunnya tetaplah sama. Air vetsin (MSG) memang membuat laju pertumbuhan
pada tumbuhan bawang merah awalnya terlihat pesat, namun beberapa hari
kemudian tumbuhan justru melamban pertumbuhannya dan akhirnya pada hari
ke lima belas hanya mencapai tinggi 9 cm dengan lebar daun 2 cm.
Pada polybag C, tumbuhan bawang merah tumbuh dengan normal.
Tinggi daun dan lebar daun terlihat terus tumbuh tanpa mengalami
18

perlambatan seperti yang terjadi pada polybag B yang diberi air vetsin (MSG).
Air memang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis. Disini terlihat
bahwa polybag C tumbuh dengan normal tanpa lonjakan pertumbuhan
maupun perlambatan pertumbuhan, namun, tumbuhan bawang merah hanya
mencapai tinggi 18 cm dengan lebar daun 3 cm pada hari ke lima belas.



















19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan selama lima belas hari
pada tumbuhan bawang merah (Allium cepa), dapat disimpulkan bahwa
tumbuhan bawang merah pada polybag A yang diberi air beras mempunyai
pertumbuhan yang lebih sehat dan lebih besar daripada tanaman bawang
pada polybag B dan C. Hal ini disebabkan oleh air cucian beras yang
memiliki kandungan nutrisi berlimpah, yang dapat berfungsi sebagai
pengendali organisme pengganggu tanaman yang ramah lingkungan serta
banyak dijumpai di lingkungan sekitar.
Sedangkan tumbuhan bawang merah pada polybag B yang diberi air
vetsin hanya tumbuh dengan cepat pada hari-hari pertamanya, namun pada
hari-hari terakhir percobaan, tumbuhan bawang merah mengalami
perlambatan laju pertumbuhan.
Tumbuhan bawang merah pada polybag C yang diberi air biasa
tumbuh dengan normal dan sehat, walaupun pada hari terakhir percobaan,
ia hanya mampun mencapai tinggi 18 cm dengan lebar daun 3 cm.
Sehingga kesimpulannya air yang baik untuk memacu laju
pertumbuhan pada tumbuhan bawang merah adalah dengan memberinya air
bekas cucian beras.


20

5.2 Saran
5.2.1 Untuk Dinas Pertanian, agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut
mengenai manfaat air bekas cucian beras dan melakukan berbagai
sosialisasi yang mendukung pembudidaya dalam meningkatkan
kualitas pertumbuhan bawang merah.
5.2.2 Untuk siswa Sekolah Menengah Atas, agar dapat menjadikan
makalah ini sebagai bahan bacaan untuk melakukan percobaan
selanjutnya.
5.2.3 Untuk pembudidaya bawang merah skala rumahan, dapat
menggunakan hasil dari percobaan ini, yaitu dengan menggunakan air
bekas cucian beras untuk meningkatkan kualitas dari pertumbuhan
bawang merah.

Anda mungkin juga menyukai