Abstract Television as a medium of mass communication that almost everyone has it. In use has a positive effect not only but also negative. His influence especially in teenager and children. The purpose of this study was to determine the effect of negative excessively watching television programs. For example, violence, sexual acts, impaired learning achievement and its negative effects on Health. Abstrak Televisi sebagai media komunikasi massa yang hampir semua orang memilikinya. Dalam penggunaannya memiliki pengaruh yang bukan hanya positif tapi juga negatif. Pengaruhnya terlebih lagi pada remaja dan anak-anak. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui pengaruh negatif dari menonton program televisi secara berlebihan. Misalnya, kekerasan, tindakan seksual, prestasi belajar terganggu dan efek negatifnya pada kesehatan. 1. PENDAHULUAN a. Latar belakang Televisi merupakan alat komunikasi masa yang memiliki sisi positif misalnya pada bidang pendidikan dan perkembangan anak dan remaja. TV mampu mendidik anak- anak (khususnya remaja) untuk mengenal banyak kebudayaan dan pandangan hidup. Berdasarkan teori komunikasi massa model peluru yang dikenal sebagai teori Hypodermic Needle atau teori Stimulus-Response yang mekanistis merupakan suatu pandangan yang menyatakan, komunikasi massa memiliki kekuatan besar atas Mass audiensi. Media massa dianggap memiliki kekuatan dan pengaruh yang sangat besar, layaknya jarum suntik yang dimasukkan ke dalam tubuh pasien, penonton menerimanya secara langsung dan pengaruhnya spontan dirasakan. Hal ini menyebabkan adanya perubahan pemikiran khalayak, maupun perubahan prilakunya secara spontan. Terlalu banyak menonton tv juga dapat menyebabkan efek negatif terhadap para remaja, khususnya pada perkembangan di masa mudanya, karena remaja adalah saat- saat usia dimana seseorang jadi gampang terpengaruh, terprovokasi, dan mudah mengikuti yang mana menurut mereka menarik dan keren. Menurut Sistem Kesehatan di Universitas Michigan, 71% dari usia 8 sampai 18 tahun memiliki TV di kamar mereka masing-masing, 54% remaja memiliki sebuah DVD Player, dan 20% memiliki akses tv kabel. b. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh TV terhadap remaja. c. Manfaat penelitian Agar menjadi pengetahuan bagi para orang tua dan khususnya remaja itu sendiri tentang pengaruh dari alat komunikasi massa yang berupa televisi. d. Kerangka Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini yaitu : 1. Abstrak Menyajikan secara singkat tentang review isi dari keseluruhan dari penelitian. 2. Pendahuluan Berisi tentang penjelasan latar belakang, tujuan, manfaat dan kerangka penelitian. 3. Metode penelitian Berisi tentang cara memperoleh data dan tahapan penelitian 4. Pembahasan Berisi tentang membahas hasil penelitian. 5. Kesimpulan Berisi tentang hasil dan kesimpulan yang didapat dari pembahasan penelitian. 6. Daftar pustaka Berisi tentang sumber pustaka yang mendukung dalam penelitian ini.
2. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif mencoba mendalami dan menerobos gejalanya yang menginterpretasikan masalahnya atau menyimpulkan kombinasi dari berbagai permasalahan sebagaimana disajikan situasinya (Moelong, 2002:3). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan fenomena sosial secara jelas dan cermat, maka metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Nawawi memberikan pengertian metode deskriptif sebagai suatu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan dan melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 2001:63). Data diperoleh dengan cara menganalisis isi media massa. Media massa dijadikan sumber untuk pengumpulan data, misalnya radio, televisi, Koran, majalah, dan internet. Data yang dapat dijadikan adalah sebagai berikut : a. Data yang objektif / apa adanya. b. Tidak memihak sehingga tidak menyesatkan pengumpulan data. c. Mengandung wawasan ilmiah. d. Aktual.
3. PEMBAHASAN Pengaruh TV terhadap Remaja Banyak penelitian yang berhasil membuktikan bahwa Televisi yang merupakan salah satu media komunikasi massa ini memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap remaja. Berikut adalah beberapa pengaruh yang terjadi pada remaja, yaitu : a. Kekerasan Leonard Eron, seorang ilmuwan senior di Universitas Michigan, mengatakan bahwa televisi bertanggung jawab sebesar 10% terhadap kekerasan yang dilakukan remaja. Remaja yang sering menonton kekerasan yang ditayangkan di televisi umumnya akan memiliki kelakuan yang agresif. Tayangan kekerasan di televisi kebanyakan tidak nyata (misalnya, film kekerasan yang menggunakan teknologi komputer) dan tidak memberikan akibat dan konsekuensi dari adegan tersebut: anak-anak kebanyakan menjadi tidak peka kepada kekerasan yang mereka lihat di TV karena mereka tidak melihat adanya hukuman dan akibat dari tindakan tersebut. Remaja mungkin saja bisa menirukan tindakan kekerasan yang mereka lihat di TV. Universitas Michigan mencatat bahwa separu dari remaja Amerika menyaksikan sekitar 200,000 kekerasan dan 16,000 pembunuhan di TV dalam usia 18 tahun. Walaupun memang bukan hanya kekerasan di televisi yang menjadi penyebab kekerasan remaja, namun tetap saja memiliki kontribusi dalam hal ini. b. Kesehatan Televisi memiliki pengaruh terhadap kesehatan dan perkembangan remaja. Waktu yang dihabiskan untuk menonton program di televisi tidak memerlukan banyak energi. Salah satu penyebab kelebihan berat badan pada remaja atau obesitas, yang merupakan akibat dari gaya hidup menonton TV berlebihan. Remaja yang tidak memiliki kegiatan olah raga, bermain di luar, atau melakukan kegiatan di luar rumah, biasanya kebiasaan ini terbawa sampai mereka dewasa. Media Awareness Network menyatakan bahwa iklan televisi mendorong remaja untuk membeli makanan cepat saji atau junk food. Pemasarannya di televisi sering diarahkan untuk remaja. Iklan yang memasarkan produk makanan sehat hanya mencapai empat persen dari semua iklan. c. Perkembangan Otak Pengaruh televisi terhadap perkembangan otak dan kinerja otak dari mereka sejak anak- anak akan berpengaruh sampai remaja. Universitas Michigan mengatakan bahwa anak- anak dibawah tiga tahun yang sudah diberikan tontonan TV oleh orang tuanya akan memiliki efek perkembangan anak. Begitu pula dengan semangat untuk belajar, mereka akan lebih memilih menonton televisi. Belajar memerlukan kemampuan pemahaman dari otak. Remaja yang menonton TV berlebihan tidak sedikit yang memiliki masalah dalam pelajaran. d. Tindakan Seksual Muatan seks dalam program televisi dan iklannya telah memberikan pengaruh yang kuat pada remaja. Televisi dapat menjadi alat yang mendidik remaja tentang penyakit- penyakit akibat seks bebas dan kehamilan dini pada remaja perempuan. Namun, televisi juga bisa menjadi bumerang untuk mendukung dan mempengaruhi remaja tentang tindakan seksual pada usia dini. The Media Awareness menetapkan bahwa tiga dari empat program di televisi mengandung program yang hanya pantas ditonton orang dewasa. Parents-TV menyatakan bahwa 62% remaja mengaku bahwa tayangan seks di TV mempengaruhi mereka untuk melakukan hubungan seks di usia dini.
4. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa fenomena maraknya teknologi komunikasi massa yang salah satunya adalah televisi, dimana setiap orang dapat melihat, mendengar, dan mungkin akan meniru apa yang mereka tonton di TV, hal ini tanpa banyak orang tua sadari sangat berpengaruh terhadap anak mereka, khususnya anak-anak dan remaja yang memiliki kemampuan untuk meniru dan mudah terpengaruh. Ada beberapa pengaruh negatif dari televisi, yaitu: Kekerasan, banyaknya tindakan kekerasan oleh para remaja juga tidak luput dari kontribusi program televisi yang seharusnya tidak dilihat oleh anak-anak dan remaja. Tidak terjaganya kesehatan yang seharusnya pada usia dinilah pentingnya kesehatan untuk diajarkan pada anak, Perkembangan otak mempengaruhi prestasi belajar di usia dini, apabila perkembangan otak tersebut sudah bermasalah sejak dini, maka akan sangat sulit untuk dipulihkan. Dan tindakan seksual, banyak seks bebas, hamil di luar nikah, dan berbagai penyakit kelamin juga disebabkan karena program televisi yang tidak mendidik dan hanya mementingkan ratingnya saja.
5. DAFTAR PUSTAKA Meolong, L.J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosada Karya, Bandung. Nawawi, H., 2001, Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta, Gadjah Mada University Press. University OF Michigan Health System:Television and Children, http://www.med.umich.edu/yourchild/topics/tv.htm, diakses pada tanggal 03 July 2014. Parental Television Council : Fact And Statistic, http://www.parentstv.org/ptc/facts/mediafacts.asp, diakses pada tanggal 3 juli 2014. Media Awareness Network: Televisions Impack On Kids, http://mediasmarts.ca/, diakses pada tanggal 4 juli 2014.