P l d T t P l d T t Peluang dan Tantangan Peluang dan Tantangan
dalam dalam dalam dalam
PPerpres erpres 54 54 TTahun ahun 2010 2010 tentang tentang PPengadaan Barang/Jasa Pemerintah engadaan Barang/Jasa Pemerintah PPengadaan Barang/Jasa Pemerintah engadaan Barang/Jasa Pemerintah Dr. Agus Prabowo Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan p g g g g j LKPP Jakarta 23 Oktober 2010 Jakarta, 23 Oktober 2010 Peluang : Delegasi kewenangan yang lebih besar kepada pejabat pengadaan (PA/KPA, ULP/Pejabat Pengadaan, PPK, dsb); Posisi tawar RI di depan donor/lender lebih kuat; Peluang memperoleh insentif yang lebih baik; Lebih leluasa dalam menghadapi keadaan darurat/bencana; Lebih leluasa dalam menghadapi keadaan darurat/bencana; Prosedur lebih sederhana. Tantangan : P i i i b b t di l h b t j b Prinsip siapa yang berbuat dialah yang bertanggung jawab; Pelaksanaan E-procurement (SDM, jaringan, infrastruktur); Pembentukan ULP secara profesional; Pembentukan ULP secara profesional; Tantangan dalam menjalankan aturan-aturan baru (organisasi pengadaan, kontrak payung, sayembara/kontes, alutsista TNI & p g , p y g, y , almatsus Polri, sanggah banding, dsb. Latar Belakang Perubahan (Sosial-Politik) : 1. Demokrasi dan otonomi daerah yang semakin y g berkembang delegasi kewenangan dan tanggung jawab yg lebih besar ke pejabat pengadaan; j yg p j p g 2. Perkembangan teknologi ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) keharusan melaksanakan Transaksi Elektronik) keharusan melaksanakan E-Procurement; 3 P b h li k t t i i t i l (P i 3. Perubahan lingkungan strategis internasional (Paris Declaration 2005, Jakarta Committment 2009) posisi tawar RI lebih baik, tapi aturan harus comply dengan international best practices. g p Latar Belakang Perubahan (Teknokratik) : 1. Efisiensi belanja negara dan persaingan sehat melalui Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum sepenuhnya terwujud; 2 Si t P d B /J P i t h b l d 2. Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum mampu mendorong percepatan pelaksanaan Belanja Barang dan Belanja Modal dalam APBN/APBD (bottleneck); APBN/APBD (bottleneck); 3. Sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah belum mampu mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian j y y industri dalam negeri; 4. Masih adanya multi-tafsir serta hal-hal yang belum jelas dalam K 80/2003 Keppres 80/2003; 5. Perlunya memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana namun tetap menjaga koridor good governance serta lebih sederhana, namun tetap menjaga koridor good governance serta masih menjamin terjadinya persaingan yang sehat dan efisiensi; 6 Perlunya mendorong terwujudnya rewarddan punishmentyang lebih 6. Perlunya mendorong terwujudnya rewarddan punishmentyang lebih baik dalam sistem Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Arah Perubahan : 1. Menciptakan iklim yang kondusif untuk persaingan sehat, efisiensi belanja negara dan mempercepat pelaksanaan APBN/APBD j g p p p (debottlenecking) Aturan yang dibuat a/l: dilengkapi Tata Cara Pengadaan dan Standard / / Bidding Document; lelang/seleksi sederhana s/d Rp200 jt; Pengadaan Langsung; persyaratan pelelangan dipermudah; kontrak payung; ULP (Unit Layanan Pengadaan); dsb (Unit Layanan Pengadaan); dsb. 2. Memperkenalkan aturan, sistem, metoda dan prosedur yang lebih sederhana dengan tetap memperhatikan good governance g p p g g Aturan yang dibuat a/l : menghapuskan metoda pemilihan langsung (kecuali pekerjaan konstruksi) menjadi pelelangan sederhana, mendorong pelaksanaan e-announcement, e-procurement, e- catalogue, dsb 3 Memperjelas konsep swakelola 3. Memperjelas konsep swakelola Aturan yang dibuat a/l: penambahan pekerjaan yang dapat diswakelolakan mengusulkan SBK (standar biaya khusus) untuk 5 diswakelolakan, mengusulkan SBK (standar biaya khusus) untuk swakelola. Arah Perubahan : 4. Klarifikasi Aturan Contoh : jenis jenis pengadaan; besaran uang muka; kelengkapan data administrasi; penggunaan metode evaluasi; kondisi kahar (force majeur); penyesuaian harga (price adjustment); dsb majeur); penyesuaian harga (price adjustment); dsb. 5. Mendorong terjadinya inovasi, tumbuh suburnya ekonomi kreatif serta kemandirian industri kemandirian industri Aturan yang dibuat a/l : swakelola dan metode sayembara/kontes untuk mendorong inovasi dan ekonomi kreatif serta mengharuskan g g Pengadaan Alutsista TNI dan Almatsus Polri oleh Industri strategis DN, dsb 6 M k lk i t R d & P i h t l bih dil 6. Memperkenalkan sistem Reward & Punishment yang lebih adil Aturan yang dibuat a/l : mengupayakan insentif yang wajar kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ anggota Unit Layanan Pengadaan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)/ anggota Unit Layanan Pengadaan (ULP); memberlakukan jaminan sanggahan banding; penegasan kapan aparat hukum seyogyanya masuk dalam kasus pengadaan; 6 p p y gy y p g ; dsb. Perbedaan Pokok (dgn Keppres 80/2003): (dgn Keppres 80/2003): 1. Ruang Lingkup Pendanaan dengan PHLN Prinsip : Pengadaan B/J yg dibiayai Pinjaman/Hibah LN harus Prinsip : Pengadaan B/J yg dibiayai Pinjaman/Hibah LN harus mengikuti Perpres ini. Apabila terdapat perbedaan antara Peraturan Presiden ini dengan Apabila terdapat perbedaan antara Peraturan Presiden ini dengan ketentuan Pengadaan Barang/Jasa yang berlaku bagi pemberi Pinjaman/Hibah Luar Negeri, pihak-pihak dapat menyepakati tata d k di k cara pengadaan yang akan dipergunakan 2 Jenis Pengadaan: 2. Jenis Pengadaan: 1. Barang g 2. Pekerjaan Konstruksi 3. Jasa Konsultansi 4. Jasa Lainnya 3. Keharusan membentuk Unit Layanan Pengadaan (ULP) : Prinsip : dari organisasi ad-hoc ke permanen dan profesional; Setiap K/L/D/I harus membentuk ULP secara permanen sblm 2014; Jumlah dan posisi ULP diserahkan K/L/D/I sesuai kebutuhan dan rentang kendalinya; ULP dii i j b t k t d i t it t j i d ULP diisi pejabat yang kompeten dan integritasnya terjamin, dengan insentif yg layak; 4. Keharusan melaksanakan E-Procurement : E-Proc = lebih cepat murah transparan bebas premanisme/mafia; E-Proc = lebih cepat, murah, transparan, bebas premanisme/mafia; Pengumuman di website masing2 dan website pengadaan nasional (www.inaproc.lkpp.go.id); ( p pp g ); Setiap K/L/D/I harus melaksanakan E-Proc pada tahun 2012; E-Proc terdiri dari e-tendering dan e-purchasing; g p g; LKPP siap membantu dengan aplikasi dan pelatihan (gratis); 5. Delegasi kewenangan dan tanggung jawab lebih besar ke PA: PA adalah penanggung jawab utama pengadaan; PPK bertanggung jawab atas substansi pengadaan PPK bertanggung jawab atas substansi pengadaan (pelaksanaan kontrak); ULP/Panitia bertanggung jawab atas pelaksanaan lelang/tender; ULP/Panitia bertanggung jawab atas pelaksanaan lelang/tender; 6 T t b ih k d h k il 6. Tetap berpihak pada usaha kecil: P k t k j tk h k il ik d i 1M k 2 5M Paket pekerjaan utk usaha kecil naik, dari 1M ke 2,5M; Kemampuan dasar (KD) utk pekerjaan konstruksi 3 NPt, jasa l i 5 NPt KD t k d b d j lainnya 5 NPt. KD untuk pengadaan barang dan jasa konsultansi ditiadakan. T h hi NP ik d i h j di 10 h Tahun perhitungan NPt naik dari 7 tahun menjadi 10 tahun 7. Penyederhanaan Pelaksanaan Pengadaan: Pengadaan Langsung untuk Barang/Pek.Konst/Jasa Lainnya s/d Rp.100jt dan untuk Jasa Konsultansi s/d Rp.50jt; Pelelangan/seleksi sederhana s/d Rp.200jt; Metoda evaluasi disederhanakan (sistem gugur), kecuali untuk k j k l k pekerjaan kompleks. Persetujuan Kontrak Tahun Jamak oleh pimpinan K/L/I untuk pengadaan Rp 10 M (barang tertentu) pengadaan Rp.10 M (barang tertentu). Jaminan dalam pengadaan barang/jasa dapat dikeluarkan oleh bank umum, perusahaan penjaminan, atau perusahaan asuransi. umum, perusahaan penjaminan, atau perusahaan asuransi. Memungkinkan untuk pelaksanaan Pelelangan/Seleksi sebelum Tahun Anggaran. gg Pasca Kualifikasi untuk pemilihan Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan Surat penawaran tidak perlu dibubuhi materai 8. Ada ketentuan khusus metoda Sayembara/Kontes: Untuk pengadaan barang/jasa hasil kreativitas, gagasan, inovasi, riset, produk seni-budaya (spesifik dan harga satuan tidak dapat , p y ( p g p ditentukan). Contoh: arsitektur, benda seni, seni pertunjukan, piranti lunak, lomba karya ilmiah, dsb; Tatacaranya mirip seleksi, tapi dapat disederhanakan; ULP/Panitia dibantu oleh ahli yang kompeten dibidangnya (Tim Juri); 9. Lebih fleksibel dlm menghadapi bencana dan keadaan darurat: Ketentuan ttg bencana diperlonggar (alam, non-alam, sosial), termasuk antisipasi sebelum bencana datang menerjang; termasuk antisipasi sebelum bencana datang menerjang; Dalam keadaan menghadapi bencana dan keadaan darurat dapat dilakukan Penunjukan Langsung (tidak ada batasan, tetapi tetap j g g ( , p p subject to audit). 10. Penunjukan Langsung untuk barang/jasa khusus: Penyedia obat, alat kesehatan habis pakai yg jenis dan harganya ditetapkan pemerintah (Menkes) dapat ditunjuk langsung; p p ( ) p j g g; Penyedia mobil, sepeda motor, kendaraan lain dengan harga khusus pemerintah (GSO) dapat ditunjuk langsung; Sewa penginapan/hotel, lanjutan sewa gedung/kantor dapat ditunjuk langsung. 11. Pengadaan secara Swakelola Prinsip : pengadaan barang/jasa dapat dilaksanakan secara swakelola swakelola. Dapat mengusulkan Standar Biaya Khusus (SBK) untuk pelaksanaan swakelola pelaksanaan swakelola 12. Pengadaan alutsista TNI dan almatsus Polri: Alutsista ditetapkan Menhan (masukan Panglima TNI), almatsus ditetapkan Kapolri; Pengadaan alutsista/almatsus dari industri DN; Dalam hal industri DN belum mampu, pengadaannya dari Dalam hal industri DN belum mampu, pengadaannya dari pabrikan di LN bekerjasama dengan industri/lembaga riset DN;; Tatacara pengadaan alutsista/almatsus diatur Menhan/Kapolri; Menhan/Kapolri; Barang non-alutsista dan non-almatsus pengadaannya reguler. reguler. 13. Pengadaan di Luar Negeri Pengadaan untuk Kedubes RI dan kantor perwakilan RI di LN sedapat mungkin menggunakan Perpres ini; dalam hal tidak applicable dapat u g e ggu a a e p es ; da a a da app cab e dapa mengikuti aturan negara setempat; Tatacaranya dapat diatur lebih lanjut oleh Menlu Tatacaranya dapat diatur lebih lanjut oleh Menlu. 14. Perbedaan-perbedaan Lainnya p y Kontrak Payung; Keikutsertaan perusahaan asing; Keikutsertaan perusahaan asing; Sanggah dan Sanggah Banding; Konsep Ramah Lingkungan; Konsep Ramah Lingkungan; Preferensi Harga dan TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri); dsb dsb 15. Pemberlakuan 1. Perpres 54/2010 berlaku sejak 6 Agustus 2010; 2. Pengadaan yg dilaksanakan sebelum 1 Januari 2011 tetap dapat g yg p p berpedoman pada Keppres 80/2003. 3. Pengadaan yang sedang dilaksanakan berdasarkan Keppres 80/2003, dil j tk d t t b d d K 80/2003 dilanjutkan dengan tetap berpedoman pada Keppres 80/2003. 4. Perjanjian/Kontrak yg telah ditandatangani berdasarkan Keppres 80/2003 tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak 80/2003, tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perjanjian/Kontrak. 5. Keppres 80/2003 dicabut mulai 1 Januari 2011. 16. Pengumuman melalui koran Pengumuman di surat kabar nasional dan/atau provinsi, tetap Pengumuman di surat kabar nasional dan/atau provinsi, tetap dilakukan oleh ULP/Pejabat Pengadaan di surat kabar yang telah ditetapkan, sampai dengan berakhirnya perjanjian/Kontrak p , p g y p j j penayangan pengumuman Pengadaan Barang/Jasa. T i k ih Terima kasih naskah lengkap dapat didownload di : wwwlkpp go id naskah lengkap dapat didownload di : www.lkpp.go.id LKPP SMESCO I d i L t i 8 SMESCO Indonesia Lantai 8 Jln. Jend Gatot Subroto Kav 94 Jakarta Selatan 12780 Tel/Fax 021 7991252 Tel/Fax 021-7991252 Website: www.lkpp.go.id Email : prabowo@lkpp.go.id; sutan@lkpp.go.id; linda@lkpp.go.id a p abo o@ pp go d; suta @ pp go d; da@ pp go d