Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PARASIT DAN MIKROBIOLOGI


TENTANG
STERILISASI DAN DESINFEKSI









Disusun Oleh
NAMA : IIN AL AMIN
NIM : 12.1101.145
KELAS : EF12


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR, TAHUN AJARAN 2011/2012





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT, berkat rahmat dan karunia_Nya
jualah, saya dapat menyelesaikan makalah dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini dibuat berdasarkan pencariaan dari berbagai sumber media tentang
Parasitologi dan Mikrobiologi. Adapun maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai tugas
yang diberikan oleh dosen pembimbing dan untuk menambah pengetahuan kami tentang
Parasitsologi dan Mikrobiologi.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa banyak kekurangan, untuk itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca yang sangat bermanfaat diperlukan demi
kesempurnaan makalah saya selanjutnya. Saya juga mengharapkan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua khususnya saya sebagai penulis dan diharapkan ALLAH SWT akan
membalas segala kebaikan kita. Amin yaa Robal Alamin.














DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........
DAFTAR ISI..............
Bab I PENDAHULUAN...
1.1 Latar belakang..
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Penulisan
Bab II PEMBAHASAN........................................................
2.1 Permasalahan................
2.1 Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
2.2 Macam-Macam Sterilisasi
2.3 Macam-macam Desinfeksi
2.4 Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
2.5 Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan
Keperawatan
Bab III PENUTUP.. .
3.1 Kesimpulan............................................................................................................
3.2 Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............









BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Lingkup bidang keperawatan memberikan asuhan keperawatan baik pada pasien
yang beresiko terinfeksi atau telah terinfeksi. Pengetahuan mengenai bagaiman terjadinya
infeksi sangat penting dikuasai untuk membatasi dan mencegah terjadi penyebaran infeksi
dengan cara mempelajari ilmu bakteriologi, imunologi, virologi dan parasitologi yang
terkandung pada ilmu mikrobiologi.
Selain itu, diperlukan juga cara untuk mengurangi atau bahkan mengatasi infeksi
tersebut secara keseluruhan. Secara lebih spesifik diperlukan pula pengetahuan mendasar
akan kondisi seperti apa yang bisa dijadikan lokasi atau tempat untuk melakukan asuhan
keperawatan.
Perkembangan ilmu mikrobiologi telah memberikan sumbangan yang besaar bagi
dunia kesehatan, dengan ditemukannya berbagai macam alat berkat penemuan beberapa
ilmuan besar. Bahwa terbukti untuk mencegah atau mengendalikan infeksi tenaga kesehatan
dapat menggunakan konsep steril ataupun bersih, untuk membantu proses penyembuhan
pasiennya dan lebih spesifik lagi untuk mengendalikan dan mencegah terjadinya infeksi.
Maka dari itu, kami merasa penting untuk menyusun sebuah tulisan yang membahas
tentang bagaimana penerapan sterilisasi dan desinfeksi dalam makalah ini. Juga bagaimana
aplikasinya dalam keseharian dunia keperawatan.

1.2 Tujuan
Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka kami
menyimpulkan beberapa tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
Bagaimana konsep steril dan desinfeksi digunakan.
Mempelajari pengertian, tujuan maupun macam-macam tekhnik sterilisasi dan
desinfeksi
Mengetahui sejauh mana pengetahuan mahasiswa tentang sterilisasi dan desinfeksi.
Memenuhi tugas pembuatan makalah pada mata ajar mikrobiologi dan parasitologi
1.3 Sistematika Penulisan
Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Macam-macam sterilisasi
Macam-macam desinfeksi
Perbedaan antara Sterilisasi dan Desinfeksi
Aplikasi sterilisasi dan desinfeksi dalam keseharian dunia kesehatan dan
keperawatan























BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sterilisasi dan Desinfeksi
A. Pengertian Sterilisasi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan
lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen
maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan
suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk mencegah
pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis,
pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh miroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting.
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik maupun
kimiawi. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen
atau kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran
dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis
sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2
O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:
a. Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi.
b. Peralatan yang akan di steralisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis pera;latan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan sterilisasi.
c. Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril.
d. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai.
e. Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
f. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka
harus dilakukan steralisasi ulang.

B. Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik. Antiseptik adalah
zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup,
sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula digunakan sebagai
antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut
dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
disinfeksi.
Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan "tingkat tinggi" dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derifat fenol atau sodium hipokrit. Untuk mendesinfeksi permukaan,
umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan diatas. Tiap desinfektan tersebut
memiliki efektifitas "tingkat menengah" bila permukaan tersebut dibiarkan basah untuk
waktu 10 menit.
Kriteria desinfeksi yang ideal:
Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar
Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban
Tidak toksik pada hewan dan manusia
Tidak bersifat korosif
Tidak berwarna dan meninggalkan noda
Tidak berbau/ baunya disenangi
Bersifat biodegradable/ mudah diurai
Larutan stabil
Mudah digunakan dan ekonomis
Aktivitas berspektrum luas

2.2 Tujuan Sterilisasi dan Desinfeksi
Adapun tujuan dari sterilisasi dan desinfeksi tersebut adalah
Mencegah terjadinya infeksi
Mencegah makanan menjadi rusak
Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industry
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.

2.3 Macam-Macam Sterilisasi
Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik,
fisik dan kimiawi:
1. Sterilisai secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat
kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misal nya
larutan enzim dan antibiotic
2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & penyinaran
Pemanasan
Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung,
contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L, dll. 100 % efektif namun
terbatas penggunaanya.
Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60-180
0
C. Sterilisasi panas
kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung
reaksi dll. Waktu relatif lama sekitar 1-2 jam. Kesterilaln tergnatung dengan
waktu dan suhu yang digunakan, apabila waktu dan suhu tidak sesuai
dengan ketentuan maka sterilisasipun tidak akan bisa dicapai secara
sempurna.
Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang
mengandung air lebih tepat menggungakan metode ini supaya tidak terjadi
dehidrasi Teknik disinfeksi termurah Waktu 15 menit setelah air mendidih
Beberapa bakteri tidak terbunuh dengan teknik ini: Clostridium perfingens
dan Cl. botulinum
Uap air panas bertekanan : menggunalkan autoklaf menggunakan suhu 121
C dan tekanan 15 lbs, apabila sedang bekerja maka akan terjadi koagulasi.
Untuk mengetahui autoklaf berfungsi dengan baik digunakan Bacillus
stearothermophilus Bila media yang telah distrerilkan. diinkubasi selama 7
hari berturut-turut apabila selama 7 hari: Media keruh maka otoklaf rusak
Media jernih maka otoklaf baik, kesterilalnnya, Keterkaitan antara suhu dan
tekanan dalam autoklaf
Pasteurisasi
Pertama dilakukan oleh Pasteur, Digunakan pada sterilisasi susu Membunuh
kuman: tbc, brucella, Streptokokus, Staphilokokus, Salmonella, Shigella dan
difteri (kuman yang berasal dari sapi/pemerah) dengan Suhu 65 C/ 30 menit
Penyinaran dengan sinar UV
Sinar Ultra Violet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet
dengan disinari lampu UV Sterilisaisi secara kimiawi biasanya menggunakan
senyawa desinfektan antara lain alkohol. Beberapa kelebihan sterilisasi dengan
cara ini:
a) Memiliki daya antimikrobial sangat kuat
b) absorbsi as. NukleatDaya kerja
c) Panjang gelombang: 220-290 nm paling efektif 253,7 nm
d) penetrasi lemahKelemahan

Sinar ion bersifat hiperaktif Sering digunakan padaGamma Daya kerjanya
sterilisasi bahan makanan, terutama bila panas menyebabkan perubahan rasa,
rupa atau penampilan Bahan disposable: alat suntikan cawan petri dpt distrelkan
dengan teknik ini. Sterilisasi dengan sinar gamma disebut juga sterilisasi
dingin

3. Sterilisasi dengan Cara Kimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi kimia
Rongga (space)
Sebaiknya bersifat membunuh (germisid)
Waktu (lamanya) disinfeksi harus tepat
Pengenceran harus sesuai dengan anjuran
Solusi yang biasa dipakai untuk membunuh spora kuman biasanya bersifat
sangat mudah menguap
Sebaiknya menyediakan hand lation merawat tangan setelah berkontak dengan
disinfekstan
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi dengan cara kimia:
Jenis bahan yang digunakan
Konsentrasi bahan kimia
Sifat Kuman
pH
Suhu
Beberapa Zat Kimia yang sering digunakan untuk sterilisasi
a) Alkohol
o Paling efektif utk sterilisasi dan desinfeksi
o membran sel rusak- Mendenaturasi protein dengan jalan dehidrasi
& enzim tdk aktif
b) Halogen
o Mengoksidasi protein kuman
c) Yodium
o Konsentrasi yg tepat tdk mengganggu kulit
o Efektif terhadap berbagai protozoa
d) Klorin
o Memiliki warna khas dan bau tajam
o Desinfeksi ruangan, permukaan serta alat non bedah
e) Fenol (as. Karbol)
o Mempresipitasikan protein secara aktif, merusak membran sel
menurunkan tegangan permukaan
o Standar pembanding untuk menentukan aktivitas suatu desinfektan
f) Peroksida (H2O2)
o Efektif dan nontoksid
o Molekulnya tidak stabil
o Menginaktif enzim mikroba
g) Gas Etilen Oksida
Mensterilkan bahan yang terbuat dari plastik

2.4 Macam-macam Desinfeksi
Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan
kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan
jalam membunuh mikroorganisme patogen. Disinfektan yang tidak berbahaya bagi
permukaan tubuh dapat digunakan dan bahan ini dinamakan antiseptik.
Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan
mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati.
Desinfektan dapat pula digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari
toksisitasnya.
Sebelum dilakukan desinfeksi, penting untuk membersihkan alat-alat tersebut
dari debris organik dan bahan-bahan berminyak karena dapat menghambat proses
disinfeksi.
Macam-macam desinfektan yang digunakan:
1. Alkohol
Etil alkohol atau propil alkohol pada air digunakan untuk mendesinfeksi kulit.
Alkohol yang dicampur dengan aldehid digunakan dalam bidang kedokteran gigi
unguk mendesinfeksi permukaan, namun ADA tidak menganjurkkan pemakaian
alkohol untuk mendesinfeksi permukaan oleh karena cepat menguap tanpa
meninggalkan efek sisa.
2. Aldehid
Glutaraldehid merupakan salah satu desinfektan yang populer pada kedokteran gigi,
baik tunggal maupun dalam bentuk kombinasi. Aldehid merupakan desinfektan yang
kuat. Glutaraldehid 2% dapat dipakai untuk mendesinfeksi alat-alat yang tidak dapat
disterilkan, diulas dengan kasa steril kemudian diulas kembali dengan kasa steril
yang dibasahi dengan akuades, karena glutaraldehid yang tersisa pada instrumen
dapat mengiritasi kulit/mukosa, operator harus memakai masker, kacamata pelindung
dan sarung tangan heavy duty. Larutan glutaraldehid 2% efektif terhadap bakteri
vegetatif seperti M. tuberculosis, fungi, dan virus akan mati dalam waktu 10-20
menit, sedang spora baru alan mati setelah 10 jam.
3. Biguanid
Klorheksidin merupakan contoh dari biguanid yang digunakan secara luas dalam
bidang kedokteran gigi sebagai antiseptik dan kontrok plak, misalnya 0,4% larutan
pada detergen digunakan pada surgical scrub (Hibiscrub), 0,2% klorheksidin
glukonat pada larutan air digunakan sebagai bahan antiplak (Corsodyl) dan pada
konsentrasi lebih tinggi 2% digunakan sebagai desinfeksi geligi tiruan. Zat ini sangat
aktif terhadap bakteri Gram(+) maupun Gram(-). Efektivitasnya pada rongga mulut
terutama disebabkan oleh absorpsinya pada hidroksiapatit dan salivary mucus.
4. Senyawa halogen. Hipoklorit dan povidon-iodin adalah zat oksidasi dan melepaskan
ion halide. Walaupun murah dan efektif, zat ini dapat menyebabkan karat pada logam
dan cepat diinaktifkan oleh bahan organik (misalnya Chloros, Domestos, dan
Betadine).
5. Fenol
Larutan jernih, tidak mengiritasi kulit dan dapat digunakan untuk membersihkan alat
yang terkontaminasi oleh karena tidak dapat dirusak oleh zat organik. Zat ini bersifat
virusidal dan sporosidal yang lemah. Namun karena sebagian besar bakteri dapat
dibunuh oleh zat ini, banyak digunakan di rumah sakit dan laboratorium.
6. Klorsilenol
Klorsilenol merupakan larutan yang tidak mengiritasi dan banyak digunakan sebagai
antiseptik, aktifitasnya rendah terhadap banyak bakteri dan penggunaannya terbatas
sebagai desinfektan (misalnya Dettol).


Desinfeksi permukaan

Disinfektan dapat membunuh mikroorganisme patogen pada benda mati.
Disinfektan dibedakan menurut kemampuannya membunuh beberapa kelompok
mikroorganisme, disinfektan tingkat tinggi dapat membunuh virus seperti virus
influenza dan herpes, tetapi tidak dapat membunuh virus polio, hepatitis B atau M.
tuberculosis.
Untuk mendesinfeksi permukaan dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan
seperti iodophor, derivate fenol atau sodium hipokrit :
Iodophor dilarutkan menurut petunjuk pabrik. Zat ini harus dilarutkan baru setiap
hari dengan akuades. Dalam bentuk larutan, desinfektan ini tetap efektif namun
kurang efektif bagi kain atau bahan plastik.
Derivat fenol (O-fenil fenol 9% dan O-bensil-P klorofenol 1%) dilarutkan dengan
perbandingan 1 : 32 dan larutan tersebut tetap stabil untuk waktu 60 hari.
Keuntungannya adalah efek tinggal dan kurang menyebabkan perubahan warna
pada instrumen atau permukaan keras.
Sodium hipoklorit (bahan pemutih pakaian) yang dilarutkan dengan perbandingan 1 :
10 hingga 1 : 100, harganya murah dan sangat efektif. Harus hati-hati untuk beberapa
jenis logam karena bersifat korosif, terutama untuk aluminium. Kekurangannya yaitu
menyebabkan pemutihan pada pakaian dan menyebabkan baru ruangan seperti kolam
renang.
Untuk mendesinfeksi permukaan, umumnya dapat dipakai satu dari tiga desinfektan
diatas. Tiap desinfektan tersebut memiliki efektifitas tingkat menengah bila permukaan
tersebut dibiarkan basah untuk waktu 10 menit.

Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik dari sumber lain
1. Garam Logam Berat
Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yangkecil
saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudahsekali
ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itumudah
merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahalharganya.
Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida(sublimat)
sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakaimerkurokrom,
metafen atau mertiolat.
2. Zat Perwarna
Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis.Daya
kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapakhamir
dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zatpewarna
tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein ataumengganggu
mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat
pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau
cemerlang.
3. Klor dan senyawa klor
Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengankapur
atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untukmencuci alat-
alat makan dan minum.
4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 4% berguna sebagai
desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baikkhasiatnya daripada fenol. Lisol ialah
desinfektan yang berupa campuran sabundengan kresol; lisol lebih banyak digunakan
daripada desinfektan-desinfektanyang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol.
Seringkali orang mencampurkanbau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi
menarik.
5. Kresol
Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi jugabeberapa
senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida,dan kerjanya
tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen inimenimbulkan iritasi
(gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itudigunakan terutama sebagai
disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol(kresol dicampur dengan sabun) telah
digunakan pada kulit, tetapi konsentrasiyang lebih tinggi tidak dapat ditolerir.



6. Alkohol
Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan
benzylalcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena
efekpreservatifnya (sebagai pengawet).
7. Formaldehida
Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agenini
sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalamlarutan cair
sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin.
8. Etilen Oksida
Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen
pembunuhbakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang
membuatsenyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya
untukmenembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun
yangtidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara
komersialuntuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong
tersebut.Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah
sebagianbesar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen
oksida.
9. Hidogen Peroksida
Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena
kemampuannyamengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan
dalampembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya
kemungkinandimasuki organisme aerob.

10. Betapropiolakton
Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen
inimematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada
yangdiperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini
diperlukan,karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup
cepatuntuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak
terdapatbetapropiolakton yang tersisa.
11. Senyawa Amonium Kuaterner
Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat
subtituennyamengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen.

2.5 Perbedaan Sterilisasi dan Desinfeksi
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat, bahan, media,
dan lain-lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang
patogen maupun yang a patogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk
membebaskan suatu benda dari semua mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun
bentuk spora.
Sedangkan desinfeksi adalah, membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
Dari kedua pengertian di atas bisa kita simpulkan, jika sterilisasi dan desinfeksi
memiliki perbedaan yang khas, walaupun tetap memiliki tujuan yang sama. Namun
sterilisasi memiliki guna yang lebih besar, dan desinfeksi secara khusus membunuh
kuman penyebab penyakit.

2.6 Aplikasi Sterilisasi Dan Desinfeksi Dalam Keseharian Dunia Kesehatan Dan
Keperawatan
Sterilisasi merupakan upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk
kehidupan mikrobayang dilakukan dirumah sakit melalui proses fisik maupun kimiawi.
Sterilisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman pathogen atau
apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, sterilisasi gas (formalin, H
2
O
2
).
Teknik steril biasanya di gunakan dalam ruangan operasi dan ruang bersalin,
selain menggunakan teknik steril pada tempaat tidur pasien untuk prosedur invasive
sepeti:

Mengisap jalan napas pasien

Memasukkan kateter urinarius

Mengganti balutan luka



Daerah steril biasanya dibatasi engan duk steril atau lapisan tebal kertas berlilin
atau kemasan terbuka tempat bahan-bahan steri dikemas.
Banyak rumah sakit mempunyai pusat penyedian, yaitu tempat kebanyakan
peralatan dan suplai dibersihkan serta desterilkan. Hasil prose ini dimonitor oleh
laboratorium mirobiologi secara teratur.
Kecenderungan di rumah sakit untuk menggunakan alat-alat serta bahan yang
dijual dalam keadaan steril dan sekali pakai, seperti alat suntik, jarum, srung tangan dan
masker, tidak saja mengurangi waktu yang diperlukan untuk membersihkan, menyiapkan,
serta mensterilkan peralatan, tetapi juga mengurangi pemindah sebaran patogen melalui
infeksi silang.
Sanitasi lingkungan rumah sakit
Tujuan sanitasi lingkungan ialah membunuh atau menyingkirkan pencemaran oleh
mikrobe dari permukaan. Untuk mengevaluasi prosedur dan cara-cara untuk
mengurangi pencemaran, dilakukan pengambilan contoh mikroorganisme sewaktu-
waktu dari permukaan. Pinggan-pinggan petri yang menunjukan adanya
pertumbuhan mikrobe sebelum dan sesudah pembersihan merupakan alat pengajar
yang meyakinkan untuk melatih para petugas yang baru.
Pengurangan kontaminasi oleh mikroba paling baik dicapai dengan kombinasu
pergeseran dan penggsokan, serta air dan deterjen. Ini sudah cukup, kecuali bila
spencemrannya hebat, maka perlu digunakan desinfektan. Agar efektif, desinfektan
digunakan dalam konsentrasi yang cukup selama waktu tertentu. Penggunaan
desinfektan, misalnya, membantu menjaga air untuk mengepel agar tidak tercemar.
Kain pel harus di cuci dan di keringkan baik-baik setiap hari untuk mengurangi
pencemaran. Seember larutan dan kain pel basah sering kali di gunakan untuk
membersihkan permukaan benda lain selain lantai. Bila larutan yang sam dipakai
seharian, maka dapat mengakibatkan pencemaran oleh mikrobe yang lebih parah
dibandingkan sebelum di bersihkan.
Dengan keadaan yang bersih di rumah sakit maka keadaan asepsis lebih mudah
dicapai.
Universal Precaution
pengendalian infeksi untuk penyakit-penyakit yang menular malalui darah .Berlaku
universal ,tidak memandang apa atau siapa yang dirawat, tahu ataupun tidak tahu
status infeksinya. Setiap tenaga medis harus menyadari bahwa semua pasien
berpotensi menularkan berbagai penyakit.
Cuci Tangan
Adalah pencegahan infeksi yang paling penting Harus merupakan kebiasaan yang
mendarah daging bagi tenaga kesehatan Harus selalu dilakukan sebelum dan sesudah
melakukan tindakan keperawatan walaupun memakai sarung tangan atau yang lainya
(cuci tangan tidak bisa digantikan dengan sarung tangan).
Selain itu selalu gunakan alat pelindungan diri secara lengkap ketika melakukan
prosedur invasive, ataupun bedah. Seperti:
1. Gown/barakschort :
2. Masker :
3. Sarung Tangan
4. Kaca mata pelindung/goggles
Pengolaan Sampah Medis Dan Air Limbah
Perlu diatur sedemikian rupa agar alat atau ruang tetap bersih atau steril,tidak
berdekatan dengan limbah atau sampah medis. Membakar sampah medis sampai
menjadi arang.
Sterilisasi Dan Desinfeksi Alat-Alat Medis
Desinfekatan :
a) Aseptik/Asepsis :
Suatu istilah umum yg digunakan untuk menggambarkan upaya kombinasi
untuk mencegah masuknya mikroorganisem ke dalam area tubuh manapun
yg sering menyebabkan infeksi.
Tujuannya :
Mengurangi jumlah mikroorganisem baik pada permukaan hidup maupun
benda mati agar alat-alat kesehatan dapat dengan aman digunakan.
b) Antisepsis :
Proses menurunkan jumlah mikroorganisme pada kulit, selaput lendir atau
bagian tubuh lainnya dengan menggunakan bahan antimikrobial (antiseptik)
c) Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT).
Proses yg menghilangkan semua mikroorganisme kecuali beberapa endospora
bakteri pada benda mati dengan merebus, mengukus atau penggunaan
desinfektan kimia
Sterilisasi :
Upaya pembunuhan atau penghancuran semua bentuk kehidupan mikroba yg
dilakukan di RS melalui proses fisik maupun kimiawi.
Proses yang menghilangkan semua mikroorganisem (bakteri, virus, fungi dan parasit)
termasuk endospora bakteri pada benda mati dengan uap air panas tekanan tinggi
(otoclaf), panas kering (oven), sterilan kimia atau radiasi.
Pemprosesan Alat
a) Dekontaminasi :
Proses yg membuat benda mati lebih aman ditangani staff sebelum
dibersihkan. Tujuan dari tindakan ini dilakukan agar benda mati dapat
ditangani oleh petugas kesehatan secara aman, terutama petugas pembersih
medis sebelum pencucian berlangsung.
b) Pencucian/ bilas
Proses yg secara fisik membuang semua debu yg tampak, kotoran, darah,
atau cairan tubuh lainnya dari benda mati ataupun membuang sejumlah
mikroorganisme untuk mengurangi resiko bagi mereka yg menangani objek
tersebut. Prosesnya terdiri dari mencuci sepenuhnya dengan sabun atau
detergen dan air, membilas dengan air bersih dan mengeringkannya.
c) Sterilisasi/DTT






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit
dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi
infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen.
2. beberapa tujuan sterilisasi dan desinfeksi: Mencegah terjadinya infeksi Mencegah
makanan menjadi rusak Mencegah kontaminasi mikroorganisme dalam industri
Mencegah kontaminasi terhadap bahan- bahan yg dipakai dalam melakukan biakan
murni.
3. sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.
Adapun desinfeksi dapat dipakai salah satu dari tiga desinfektan seperti iodophor,
derifat fenol atau sodium hipokrit.


3.2 Saran

1. Sterilisasi apabila dilakukan secara baik dan sempurna makan akan menjamin
keselamatan kerja dan berkurangnya resiko terpapar mikroorganisme. Dan dapat juga
dilakukan untuk mencegah ataupun mengendalikan infeksi.
2. Semoga tulisan kami ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi dalam proses
pembelajaran mata kuliah mikrobiologi dan parasitologi.







DAFTAR PUSTAKA



Dr. jan Tambayong; Mikrobiologi untuk keperawatan
Mikrobiologi kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta, FKUI 1994
Jawetz, J. Melnick, EA, Adeberg (1986), Mikrobiologi Untuk Profesi Kesehatan, EGC,
Jakarta.
Azis, alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta:Salemba Medika
Ester, Monica.2005.Pedoman Perawatan Pasien.Jakarta:EGC

http://irwanto-fk04usk.blogspot.com/2009/08/sterilisasi-dan-desinfeksi.html
http://kumpulan-materi-kuliah-s1kep.blogspot.com/2011/03/resume-pengendalian-
infeksi.html

Anda mungkin juga menyukai