NOVEL INI DIBUAT BERDASARKAN CERITA FIKTIF BELAKA, YANG
MERUPAKAN KARANGAN SI PENULIS. JIKA DI DALAM CERITA
TERDAPAT KESAMAAN NAMA, TEMPAT, DAN LAIN SEBAGAINYA ITU HANYALAH SUATU KETIDAKSENGAJAAN DALAM PROSES PENULISANNYA. SEKIAN.
CERITA INI DIBUAT HANYA UNTUK MENGHIBUR PARA PEMBACANYA, JIKA DIDALAM CERITA ADA HAL YANG TIDAK BAIK, MAKA MOHON DENGAN SANGAT UNTUK TIDAK MENIRUNYA. DAN DIMOHON DENGAN SANGAT UNTUK MENGAMBIL YANG BAIK-BAIK SAJA. TERIMA KASIH.
Jika anda menemukan ada yang ganjil dengan nama daerah, tokoh, obat, dan lain sebagainya, mohon dimaklumi dan dimaafkan karena semua yang ada di cerita ini benar-benar karangan semata dan tidak ada satupun yang real.
SEKALI LAGI CERITA INI HANYALAH KARANGAN SAJA. YANG DI KESEMUANYA BERISIKAN IDE-IDE YANG TIDAK MASUK AKAL SIAPA PUN TERMASUK SI PENULIS.
SELAMAT MEMBACA.
EPILOG Cerita ini terjadi di sebuah negara antah berantah yang memiliki penduduk sekitar 45 juta jiwa dengan kecepatan laju pertumbuhan penduduknya masih dalam batasan normal. Di negara antah berantah itu, terdapat sebuah daerah yang cukup makmur dengan pabrik-pabrik besar yang ada serta kawasan wisata yang cukup ramai pengunjung setiap tahunnya. Daerah tersebut bernama Rygoon. Rygoon menyumbang jumlah penduduk paling sedikit dibandingkan daerah-daerah lainnya di dalam satu negara ini. Rygoon merupakan daerah paling ujung dan merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan hutan dan sungai negara lain. Di Rygoon masyarakatnya hidup dengan tenang sampai suatu ketika terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan oleh siapapun. Kejadian itu terjadi bertepatan dengan hari jadi alias hari ulang tahun Rygoon. Dan karena kejadian inilah Rygoon yang dulunya dianggap tempat teraman dan tertenang di seantero daerah di negara ini, berubah menjadi daerah yang paling mengerikan. Kejadian itu adalah sebuah pembunuhan berantai yang dilakukan oleh seorang ahli obat-obatan yang memiliki tingkat IQ yang sangat tinggi. Dia adalah Rafael Mattew Sherholms. Meskipun saat ini dia sudah dihukum dan diadili dengan sangat kejam (hukuman mati hukuman tembak sampai mati), namun teror yang ia lakukan dulu akan tetap membekas di otak siapapun yang hidup kala itu. Kisah cerita kekejaman Rafael kala itu sampai saat ini masih diceritakan melalui mulut ke mulut, orang tua ke anaknya, keluarga ke kerabat-kerabatnya, antar tetangga, dan lain sebagainya. Sampai menyebar ke seluruh belahan dunia manapun. Kisah ini