Anda di halaman 1dari 52

Peran Dokter dalam Kedokteran

Kehakiman
Kedokteran Forensic =
Kedokteran Kehakiman :
Adalah pengetahuan
kedokteran dan Kesehatan
yang digunakan dalam
membantu peradilan


Bantuan terhadap Peradilan
antara lain berupa :
1. Pemeriksaan kasus penganiayaan
2. Pemeriksaan mayat / jenazah
3. Pemeriksaan kasus abortus
4. Pemeriksaan kejahatan kesusilaan / perkosaan
5. Pemeriksaan pembunuhan bayi
6. Pemeriksaan keracunan
7. Pemeriksaan identifikasi
8. Pemeriksaan kasus psikiatrik
1. Penganiayaan
Sengaja menyebabkan (KUHAP 351)
:
- Rasa tidak enak
- Rasa sakit
- Luka
2. Pemeriksaan Jenazah :
- Identitas
- Saat kematian
- Sebab kematian
- Cara kematian

3. Abortus
- Penyebab kematian
- Cara yang dipakai
4. Kejahatan Kesusilaan / Perkosaan
- Tanda kekerasan
- Tanda persetubuhan
- Umur korban
- Sudah pantas tidak untuk dikawin
5. Pembunuhan bayi
- Lahir hidup atau mati
- Cukup bulan atau tidak
- Tanda kekerasan
- Cacad bawaan
- Sebab kematian
6. Keracunan
- Cara racun masuk
- Bahan / zat yang dipakai

7. Identifikasi
- Mengenal individu dengan mengetahui
tanda-tanda khasnya untuk dibedakan
dengan individu lain
8. Kasus Psikiatrik
- Apakah pelaku menderita penyakit
jiwa
- Apakah kejahatan tersebut
merupakan produk dari penyakit jiwa
tersebut
VISUM ET REPERTUM ( VR )
VR adalah laporan tertulis yang dibuat
oleh dokter berdasarkan sumpah,
tentang segala hal yang dilihat dan
ditemukan pada benda yang
diperiksa menurut pengetahuan
sebaik-baiknya untuk keadilan
MACAM-MACAM VISUM
ET REPERTUM
1. VR sementara : VR yang diterbitkan
belum ada kesimpulan karena menunggu
observasi lebih lanjut
2. VR lanjutan : Merupakan lanjutan dari VR
sementara, disini telah ada
kesimpulannya setelah diobservasi
3. VR langsung : VR yang diterbitkan
langsung setelah pemeriksaan. Contoh :
VR luka, VR jenazah
BENTUK VISUM ET REPERTUM
1. Bagian 1. Tulisan Pro Justitia
2. Bagian 2. Pendahuluan berisi :
- Tempat, waktu pemeriksaan
- Dokter, pembantu yang memeriksa
- Keterangan dari pemohon VR
3. Bagian 3. Pemberitaan berisi Apa yang Dilihat dan
Ditemukan pada pemeriksaan korban
4. Bagian 4. Kesimpulan : Memuat intisari dari bagian
pemberitaan atau hasil pemeriksaan yang disertai
pendapat dokter yang memeriksa
5. Bagian 5. Penutup : Memuat pernyataan bahwa
VR tersebut dibuat atas sumpah dokter menurut
pengetahuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-
benarnya

DASAR HUKUM VR
Lembaran Negara No 350 pasal 1 dan 2
yang menyatakan VR adalah :

Suatu Keterangan tertulis yang dibuat oleh
dokter atas sumpah atau janji tentang apa
yang dilihat pada benda yang diperiksanya
yang mempunyai daya bukti dalam
perkara pidana
KUHAP pasal 184 ayat 1
ALAT BUKTI YANG SAH ADALAH :
1. Keterangan Saksi
2. Keterangan Ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
Contoh Bentuk Visum RSMH:
Perundang-undangan dan Peraturan
Negara yang berkaitan dengan pekerjaan
dokter di dalam membantu Peradilan
Pasal 1 (28) KUHAP
Keterangan ahli adalah keterangan yang
diberikan oleh seorang yang memiliki
keahlian khusus tentang hal yang
diperlukan untuk membuat terang suatu
perkara pidana guna kepentingan
pemeriksaan

Pasal 120 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik menganggap perlu, ia dapat
meminta pendapat orang ahli atau orang yang
memiliki keahlian khusus
(2) Ahli tersebut mengangkat sumpah atau
mengucapkan janji dimuka penyidik bahwa ia
akan memberikan keterangan menurut
pengetahuannya yang sebaik-baiknya kecuali
bila disebabkan karena harkat serta martabat,
pekerjaan atau jabatannya yang mewajibkan ia
menyimpan rahasia dapat menolak untuk
memberikan keterangan yang diminta

Pasal 133 KUHAP
(1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani seorang korban
baik luka, keracunan ataupun mati yang
diduga karena peristiwa yang merupakan
tidak pidana, ia berwenang mengajukan
permintaan keterangan ahli kepada ahli
kedokteran kehakiman atau dokter dan
atau ahli lainnya


Pasal 133 KUHAP
(2) Permintaan keterangan ahli
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilakukan secara tertulis, yang dalam
surat itu disebutkan dengan tegas untuk
pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat dan atau pemeriksaan bedah
mayat


Pasal 133 KUHAP
(3) Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter pada rumah sakit
harus diperlakukan secara baik dengan
penuh penghormatan terhadap mayat
tersebut dan diberi label yang memuat
identitas mayat, dilak dengan diberi cap
jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau
bagian lain badan mayat

Pasal 134 KUHAP
(1) Dalam hal sangat diperlukan dimana untuk kepentingan
pembuktian bedah mayat tidak mungkin lagi dihindari,
penyidik wajib memberitahukan terlebih dahulu kepada
keluarga korban
(2) Dalam hal keluarga keberatan, penyidik wajib
menerangkan dengan sejelas-jelasnya tentang maksud
dan tujuan perlu dilakukannya pembedahan tersebut
(3) Apabila dalam waktu 2 hari tidak ada tanggapan apapun
dari keluarga atau pihak yang perlu diberitahu tidak
ditemukan, penyidik segera melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dlm pasal 133 ayat (3) undang-
undang ini
Pasal 135 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan perlu melakukan penggalian
mayat, dilaksanakan menurut ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 133
ayat (2) dan pasal 134 ayat (1) undang-
undang ini
Pasal 136 KUHAP
Semua biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan pemeriksaan
sebagaimana dimaksud dalam
Bagian Kedua Bab XIV ditanggung
oleh negara
Pasal 160 KUHAP
(1) ..
(2) ..
(3) Sebelum memberikan keterangan, saksi wajib
mengucapkan sumpah atau janji menurut
agamanya masing-masing, bahwa ia akan
memberikan keterangan yang sebenarnya dan
tidak lain daripada yang sebenarnya
(4) Jika pengadilan menganggap perlu, seorang
saksi atau ahli wajib bersumpah atau berjanji
sesudah saksi atau ahli itu selesai memberikan
keterangan
Pasal 161 KUHAP
(1) Dalam hal saksi atau ahli tanpa alasan
yang sah menolak untuk bersumpah atau
berjanji sebagaimana dimaksud dalam
pasal 160 ayat (3) dan ayat (4), maka
pemeriksaan terhadapnya tetap dilakukan,
sedang ia dengan surat penetapan hakim
ketua sidang dapat dikenakan sandera
ditempat rumah tahanan negara paling
lama empat belas hari

Pasal 161 KUHAP
(2) Dalam tenggang waktu penyanderaan
tersebut telah lampau dan saksi atau ahli
tetap tidak mau disumpah atau
mengucapkan janji, maka keterangan
yang telah diberikan merupakan
keterangan yang dapat menguatkan
keyakinan hakim
Pasal 162 KUHAP
(1) Jika saksi sesudah memberi keterangan dalam
penyidikan meninggal dunia atau karena
halangan yang sah tidak dapat hadir disidang
atau tidak dipanggil karena jauh tempat
kediaman atau tempat tinggalnya atau karena
sebab lain yang berhubungan dengan
kepentingan negara, maka keterangan yang
telah diberikannya itu dibacakan
(2) Jika keterangan itu sebelumnya telah diberikan
dibawah sumpah, maka keterangan itu
disamakan nilainya dengan keterangan
dibawah sumpah yang diucapkan di sidang
Pasal 170 KUHAP
(1) Mereka yang karena pekerjaan, harkat
martabat atau jabatannya diwajibkan
menyimpan rahasia, dapat diminta
dibebaskan dari kewajiban untuk memberi
keterangan sebagai saksi, yaitu tentang hal
yang dipercayakan kepada mereka
(2) Hakim menentukan sah atau tidaknya segala
alasan untuk permintaan tersebut
Pasal 179 KUHAP
(1) Setiap orang yang diminta pendapatnya sebagai
ahli kedokteran kehakiman atau dokter ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi
keadilan
(2) Semua ketentuan tersebut diatas untuk saksi
berlaku juga bagi mereka yang memberikan
keterangan ahli, dengan ketentuan bahwa
mereka mengucapkan sumpah atau janji akan
memberikan keterangan yang sebaiknya dan
yang sebenarnya menurut pengetahuan dalam
bidang keahliannya
Pasal 168 KUHAP
Kecuali ditentukan lain dalam undang-
undang ini, maka tidak dapat didengar
keterangannya dan dapat mengundurkan
diri sebagai saksi :
a. Keluarga sedarah atau semenda dalam
garis lurus ke atas atau ke bawah
sampai sederajat ketiga dari terdakwa
atau yang bersama-sama sebagai
terdakwa

Pasal 168 KUHAP
b. Saudara dari terdakwa atau yang
bersama-sama sebagai terdakwa,
saudara ibu atau saudara bapak, juga
mereka yang mempunyai hubungan
karena perkawinan dan anak-anak
saudara terdakwa sampai derajat ketiga
c. Suami atau isteri terdakwa meskipun
sudah bercerai atau yang bersama-sama
sebagai terdakwa

Pasal 169 KUHAP
(1) Dalam hal mereka sebagaimana dimaksud
dalam pasal 168 menghendakinya dan
penuntut umum serta terdakwa secara
tegasenyetujuinya dapat memberi
keterangan dibawah sumpah
(2) Tanpa persetujuan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), mereka diperbolehkan
memberikan keterangan tanpa sumpah
Pasal 180 KUHAP
(1) Dalam hal diperlukan untuk menjernihkan
duduknya persoalan yang timbul disidang
pengadilan, hakim ketua sidang dapat minta
keterangan ahli dan dapat minta agar diajukan
bahan baru oleh yang brkepentingan
(2) Dalam hal timbul keberatan yang beralasan
dari terdakwa atau penasehat hukum terhadap
hasil keterangan ahli sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) hakim memerintahkan agar hal
itu dilakukan penelitian ulang
Pasal 180 KUHAP
(3) Hakim karena jabatannya dapat
memerintahkan untuk dilakukan
penelitian ulang sebagaimana tersebut
pada ayat (2)
(4) Penelitian ulang sebagaimana pada ayat
(2) dan (3) dilakukan oleh instansi
semula dengan komposisi personil yang
berbeda dan instansi lain yang
berwenang untuk itu
Pasal 183 KUHAP
Hakim tidak boleh menjatuhkan pidana
kepada seorang kecuali apabila dengan
sekurang-kurangnya dua alat bukti yang
sah ia memperoleh keyakinan bahwa
suatu tindak pidana benar-benar terjadi
dan bahwa terdakwalah yang bersalah
melakukannya
Pasal 184 KUHAP
(1) Alat bukti yang sah ialah :
a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petujuk
e. Keterangan terdakwa
(2) Hal yang secara umum sudah diketahui
tidak perlu dibuktikan

Pasal 186 KUHAP
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli
nyatakan disidang pengadilan
Pasal 187 KUHAP
Surat sebagaimana tersebut pada pasal 184 ayat
(1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan dan
dikuatkan dengan sumpah, adalah :
a. ..
b. ..
c. Surat keterangan dari seorang ahli yang
memuat pendapat berdasarkan keahliannya
mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan
yang diminta secara resmi dari padanya.
d. ..
Pasal 65 KUHAP
Tersangka atau terdakwa berhak untuk
mengusahakan dan mengajukan saksi
dan atau seseorang yang memiliki
keahlian khusus guna memberikan
keterangan yang menguntungkan bagi
dirinya
Pasal 222 KUHAP
Barang siapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan
pemeriksaan mayat forensik diancan
dengan pidana penjara paling lama 9
bulan atau denda paling banyak 4500
rupiah
Pasal 224 KUHAP
Barang siapa dipanggil sebagai saksi, ahli atau
juru bahasa menurut undang-undang dengan
sengaja tidak memenuhi kewajiban berdasarkan
undang-undang yang harus dipenuhinya
diancam :
1. Dalam perkara pidana, dengan pidana
penjara paling lama 9 bulan
2. Dalam perkara lain, dengan pidana penjara
paling lama 6 bulan
Lembaran Negara No. 69 tahun 1960
Dalam LN No 69 tahun 1960, terdapat PP
No 26 tahun 1960, yaitu tentang Lafal
Sumpah Dokter
Dalam lafal sumpah dokter terdapat
kalimat :
Saya akan merahasiakan segala sesuatu
yang saya ketahui karena pekerjaan saya
dan karena keilmuan saya sebagai Dokter
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Dalam LN No 21 tahun 1966, terdapat PP
No 10 tahun 1966, yaitu tentang Wajib
Simpan Rahasia Kedokteran
Pasal 1
Yang dimaksud dengan Rahasia
Kedokteran ialah segala sesuatu yang
diketahui oleh orang2 tsb dalam pasal 3
pada waktu atau selama melakukan
pekerjaannya dalam lapangan Kedokteran
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Pasal 2
Pengetahuan tersebut pasal 1 harus
dirahasiakan oleh orang2 yang tersebut
dalam pasal 3, kecuali apabila suatu
peraturan lain yang sederajat atau lebih
tinggi dari pada Peraturan Pemerintah ini
menentukan lain
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Pasal 3
Yang diwajibkan menyimpan rahasia yang
dimaksud dalam pasal 1 ialah :
a. Tenaga kesehatan menurut pasal 2 UU
tentang Tenaga Kesehatan (LN No 7 tahun
1963)
b. Mahasiswa Kedokteran, murid yang bertugas
dalam lapangan pemeriksaan, pengobatan
dan atau perawatan, dan orang lain yang
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Pasal 4
Terhadap pelanggaran ketentuan mengenai
wajib simpan rahasia kedokteran yang
tidak atau tidak dapat dipidana menurut
pasal 322 atau 112 KUHAP, Menteri
Kesehatan dapat melakukan tindakan
administratif berdasarkan pasal 11 UU
tentang Tenaga Kesehatan
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Pasal 5
Apabila pelanggaran yang dimaksud dalam
pasal 4 dilakukan oleh mereka yang disebut
dalam pasal 3 huruf b, maka Menteri
Kesehatan dapat mengambil tindakan-
tindakan berdasarkan wewenang dan
kebijaksanaannya
Lembaran Negara No 21 Tahun 1966
Pasal 6
Dalam melaksanakan peraturan ini Menteri
Kesehatan dapat mendengarkan Dewan
pelindung Susila Kedokteran dan atau
Badan-badan lain bilamana perlu

Pasal 7
Peraturan ini dapat disebut Peraturan
Pemerintah tentang Wajib Simpan Rahasia
Kedokteran
Pasal 322 KUHAP
(1) Barang siapa dengan sengaja membuka rahasia
yang wajib disimpannya karena jabatan atau
pencariannya, baik yang sekarang maupun
dahulu diancam dengan pidana penjara paling
lama sembilan bulan atau pidana denda paling
banyak sembilan ribu rupiah
(2) Jika kejahatan dilakukan terhadap orang tertentu,
maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas
pengaduan orang itu
Pasal 48 KUHP
Barang siapa melakukan perbuatan karena
pengaruh daya paksa, tidak dipidana

Pasal 50 KUHP
Barang siapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan ketentuan undang-undang
tidak dipidana
Pasal 51 KUHP
(1) Barang siapa melakukan perbuatan untuk
melaksanakan perintah jabatan yang diberikan
oleh penguasa yang berwewenang tidak
dipidana
(2) Perintah jabatan tanpa wewenang, tidak
menyebabkan hapusnya pidana, kecuali jika
yang diperintah, dengan itikad baik mengira
bahwa perintah diberikan dengan wewenang
dan pelaksanaannya termasuk dalam
lingkungan pekerjaannya
Pasal 108 KUHAP
(1) ..
(2) ..
(3) Setiap pegawai negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya yang
mengetahui tentang terjadinya peristiwa
yang merupakan tindak pidana wajib
segera melaporkan hal itu kepada
penyelidik atau penyidik

Anda mungkin juga menyukai