PENDAHULUAN
Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri kronik yang
disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis dan ditandai oleh pembentukan
granuloma pada jaringan yang terinfeksi dan oleh hipersensitivitas yang
diperantarai sel. Penyakit biasanya terletak di paru, tetapi dapat juga mengenai
organ lain. Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk penyakit yang
aktif, biasa terjadi perjalanan penyakit yang kronik, dan berakhir dengan kematian.
()
!nsidens penyakit tuberculosis dan mortalitas yang disebabkannya menurun
drastis setelah ditemukannya kemoterapi. Tetapi, pada tahun"tahun terakhir ini
penurunan itu tidak terjadi lagi bahkan insiden penyakit ini cenderung meningkat.
#enaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti sosioekonomi, dan masalah"
masalah yang berkaitan dengan kesehatan (seperti alkoholisme, tuna $isma,
naiknya infeksi %!&'(!D)), dimana peningkatan insiden lebih nyata pada
kelompok minoritas dan pengungsi yang masuk ke (merika )erikat dari *egara"
negara dimana tuberculosis merupakan penyakit endemik.
(+)
Tuberkulosis sering ditemukan menyertai D, dan menyebabkan resistensi
insulin, prevalensi TB paru pada D, meningkat +- kali dibanding non D,,
aktifitas kuman tuberkulosis meningkat . kali pada D, berat dibanding D,
ringan. Penelitian TB paru pada D, di !ndonesia masih cukup tinggi yaitu +,/ "
0+1 dan bila dibandingkan dengan luar negeri maka prevalensi di !ndonesia masih
tinggi sehingga meningkatkan kepekaan pasien Diabetes ,elitus terhadap infeksi
disebabkan oleh berbagai faktor dan pada umumnya efek hiperglikemia sangat
berperan terhadap mudahnya pasien D, terkena infeksi bakteri dan fungi. %al ini
disebabkan karena hiperglikema mengganggu fungsi netrofil dan monosit
(makrofag) termasuk kemotaksis, perlengketan, fagositosis dan mikroorganisme
yang terbunuh dalam intraseluler.
(.)
Klasifikasi Tuberkulosis
)ampai sekarang belum ada kesepakatan di antara para klinikus, ahli
radiology, ahli patologi, mikrobiologi dan ahli kesehatan masyarakat tentang
keseragaman klasifikasi tuberculosis. Dari sistem lama diketahui beberapa klasifikasi
seperti 2
#asus kambuh
P 2 ++ G'i
) 2 .@,7
o
9
TB Paru
:D) 2 0@+ mg'dl
):PT 2 +6 B'!
9reatinin2 -,6 mg'--ml
):5T 2 @6 B'!
;>D 2 76 mm'jam!
Breum 2 .6 mg'--ml
5(T 2
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard /"-"0
. (pril -/
T 2 --'@-
* 2 =@ G'i
) 2 .@,7
o
9
P 2 +/ G'i
;ab2
:DP 2 += mg'dl
:D+PP 2 0-+ mg'dl
Pera$atan %ari ke M =
#B 2 lemah
#( 2 Batuk , ;endir , sesak
N, )akit #epala , anemis
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A' diet D, 6-- kal
!&KD A; +/ tpm
9iprofloGacin gr'+ jam ' iv hari =
Bisolvon syrp .G
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard /"-"0
0 (pril -/
T 2 7-'7-
* 2 // G'i
) 2 .@,7
o
9
P 2 +0 G'i
;ab 2
:D) 2 .77
Pera$atan hari ke M /
#B 2 ;emah
#>; 2 Batuk , ;endir , )akit
kepala , pusing , (nemis
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A' diet D, 6-- kal
!&KD A; +/ tpm
9iprofloGacin gr' + j ' iv (/)
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard /"-"0
7 (pril -/
T 2 -'=-
* 2 /- G'i
) 2 .@,7
P 2 +0 G'i
;ab2
:D) 2 =7 mg'dl
#hol tgt 2 -7 mg'dl
T: 2 /@ mg'dl
BA (cid 2 ., mg'dl
Pera$atan %ari #e M 6
#B 2 ;emah
#>; 2 Batuk , ;endir , )akit
#epala , Pusing
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A' diet D, 6-- kal
!&KD A; +/ tpm
9iprofloGacin gr' +7 ' iv (/)
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard /"-"0
@ (pril -/
T 2 -'=- mm%g
* 2 /- G'i
Pera$atan %ari #e M -
#B 2 ;emah
A' diet D, 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv (6)
+
P 2 +0 G'i
) 2 .@,@
o
9
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)akit #epala , Pusing ,
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
Bisolvon syrp .G cth
*eufrodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard /"-"0
= (pril -/
T 2 --'@- mm%g
* 2 /- G'i
P 2 ./ G'i
) 2 .@,@
o
9
;ab2
:DP 2 +@0 mg'dl
Pera$atan %ari #e M
#B 2 sakit sedang
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet D, 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard / M - M 0
DeGamethasone inj' / 3am'iv
/ (pril -/
T 2 --'@- mm%g
* 2 - G'i
P 2 ++ G'i
) 2 .@,7
o
9
Pera$atan %ari #e M +
#B 2 sakit sedang
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet D, 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syr .G c
*eurodeG "-"-
,iGtard - M - M 0
5(T2
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
6 (pril -/
T 2 --'@- mm%g
* 2 -/ G'i
P 2 +0 G'i
) 2 .@,@
o
9
;ab2
:D) 2 ./+
Pera$atan %ari #e M .
#B 2 sakit sedang
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet D, 6-- kkal
!&KD A; +/ pm (KK phlebitis
9iprofloGacin gr' +3 ' iv
Bisolvon syrp .G c
*eurodeG "-"-
,iGtard - M - M 0
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
.
>T% 7--mg, +G
- (pril -/
T 2 -'=- mm%g
* 2 -- G'i
P 2 +0 G'i
) 2 .@,@
o
9
;ab2
:DP 2 ++0
:D+PP 2 0-0
Pera$atan %ari #e M 0
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ pm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard - M - M -
(pril -/
T 2 -'=- mm%g
* 2 /0 G'i
P 2 +- G'i
) 2 .=,+
o
9
;ab2
:D) 2 ++0
Pera$atan %ari #e M 7
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ pm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard + M - M -
+ (pril -/
T 2 +-'=- mm%g
* 2 -- G'i
P 2 +0 G'i
) 2 .=,/
o
9
;ab2
:D) 2 +.
Pera$atan %ari #e M @
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard + M - M -
. (pril -/
T 2 +-'=- mm%g
* 2 -- G'i
P 2 +0 G'i
) 2 .=,/
o
9
Pera$atan %ari #e M =
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
0
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard + M - M -
#ontrol DA, :D), ):5T, ):PT, Br,
9r, ;>D
0 (pril -/
T 2 -'=- mm%g
* 2 6/ G'i
P 2 +0 G'i
) 2 .@,/
o
9
Pera$atan %ari #e M /
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , ;endir ,
)esak
Hasil Lab-
2B3 - 456. 76
/
H.B - 7051
PLT - 891. 76
/
LED I - 16
!.(T - :1
!.PT - :9
U' - /6
3' - 65:
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard + M - M -
DeGamethasone inj' / ja' iv
7 (pril -/
T 2 +-'/- mm%g
* 2 =@ G'i
P 2 +- G'i
) 2 .@,7
o
9
Pera$atan %ari #e M 6
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , )esak
Lab-
.DP - 049 mg/dl
.D0PP - :16
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A;'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard + M - M -
@ M -0 M -/
T 2 +-'/- mm%g
* 2 /0 G'i
P 2 +- G'i
) 2 .@,=
o
9
Pera$atan %ari #e M +-
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , )esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
A;'Diet 6-- kkal
!&KD A; +/ Tpm
9iprofloGacin gr' + 3am ' iv
Bisolvon syrp .G cth
*eurodeG "-"-
5(T
7
Aifampicin 07-mg, G
!*% 7--mg, +G
Pira8inamide =7-mg, G
>T% 7--mg, +G
,iGtard 7 M - M -
= M -0 M -/
T 2 -'=- mm%g
* 2 =@ G'i
P 2 +- G'i
) 2 .@,@
o
9
;ab2
:D) 2 0+-
3am ..--
) 2 .=,6
o
9
Pera$atan %ari #e M +
#B 2 lemah
#>; 2 Batuk , )esak
D' D, Tipe + non 5bese F
TB Paru
#eluhan 2 Demam , menggigil