Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini terjadi perubahan yang mendasar tentang keyakinan dan pandangan perawat
tentang keyakinan dan pandangan perawat terhadap hakikat keperawatan. Tindakan
keperawatan yang dulu bersifat vokasional, berorientasi pada tindakan medis, dan berperan
sebagai penunjang pelayanan medis sekarang mulai berubah ke arah pelayanan yang
profesional, mempunyai bidang garap yang jelas, dan mempunyai bidang garap yang jelas,
dan mempunyai otonomi dalam melaksanakan asuhan keperawatan. Di dalam melaksanakan
tugas sebagai perawat professional yang berdaya dan berhasil guna.
Bagi perawat komunitas, ada dua istilah yang harus dipahami di dalam perawatan
kesehatan masyarakat, yaitu Public Health Care (PHN) dan Community Health Nursing
(CHN). Kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama, yaitu perawatan kesehatan
masyarakat. Hal ini terlihat pada buku yang ditulis oleh Ruth. B. Freeman. Pada tahun 1961
Ruthyang berjudul Public Health Nursing Practice, tetapi berubah pada tahun 1981 menjadi
Community Health Nursing Pratice. Jadi, PHN adalah istilah lama, sedangkan CHN
merupakan istilah yang digunakan mulai tahun 1981. Perubahan tersebut terjadi karena PHN
mengandung arti yang sangat luas dan tidak terbatas, misalnya masyarakat Indonesia,
masyarakat padag dan sebagainya. Sehingga tidak jelas batasnya, sulit untuk mengukur
sasarannya dalam pembinaan perawatan kesehatan masyarakat.
Perawat kounitas akan berupaya secara maksimal untuk menjalankan fungsi dan
perannya sebagaimana yang diharapkan oleh masyarakat di rumah sakit maupun puskesmas.
Seiring dengan peran dan fungsi perawat professional tersebut, seiring muncul pertanyaan
mendasar mengenai peran perawat seperti apa yang diharapkan? Hal ini sangatlah wajar.
Oleh karena itu, perawat saat ini dan ke depan berupaya untuk:
1. Selalu meningkatkan jenjang pendidikan. Saat ini pemerintah melalui Departemen
Kesehatan membuat beberapa kebijakan terkait dengan peningkatan strata
pendidikan bagi mereka yang masih berpendidikan Sekolah Perawat Kesehatan
(SPK) agar bersekolah ke D-3 keperawatan.
2. Siap dengan masuknya perawat dari luar negeri. Persaingan dalam pemberian
pelayanan kesehatan tak akan dapat dihindari. Memasuki era pasar bebas, perawat
luar negeri akan masuk ke Indonesi. Hal ini dapat mengakibatka persaingan dalam
2

lapangan pekerjaan. Apabila dari segi pengetahuan, sikap, dan keterampilan perawat
Indonesia akan menjadi penonton di dalam negeri sendiri.
3. Berupaya menjadi tenaga perawat professional yang memenuhi standar pasar.
Perawat harus selalu berupaa untuk memenuhi tuntutan pasar luar negeri. Tenaga
perawat professional harus mempunyai kecakapan, mampu memngembangan dan
menerapkan ilmu pengetahuan, serta teknologi bidang keperawatan atau kedokteran
yang terkini.
Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa peran dan fungsi seorang perawat selama
menjalankan tugasnya begitu berat. Oleh karena itu diharapkan ada kepedulian yang tinggi
dari berbagai pihak, baik pemerintah maupun pemerintah dan swasta untuk memperhatikan
kesejahteraan tenaga paramedis (perawat) sehingga mereka merasa dihargai berdasarkan
profesinya.(Wahit & Nurul, 2013).
Oleh karena itu pemakalah mengambil peran dan fungsi perawat komunitas.

B. Rumusan Masalah
1. Apa defenisi peran perawat?
2. Bagaimana elemen peran?
3. Apa peran perawat komunitas?
4. Bagaimana tanggung jawab perawat komunitas?
5. Bagaimana fungsi perawat komunitas?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran dan fungsi dari perawat maternitas
2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui defenisi peran perawat
2. Untuk mengetahui elemen peran
3. Untuk mengetahui peran perawat komunitas
4. Untuk mengetahui tanggung jawab perawat komunitas
5. Untuk mengetahui fungsi perawat komunitas



3

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Defenisi Peran Perawat
1. Peran adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi
social tertentu. Apa yang dimaksud peran perawat adalah cara untuk menyatakan
aktivitas perawat dalam praktik, di mana telah menyelesaikan pendidikan
formalnya yang diakuui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk
menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional, sesuai
dengan kode etik professional dimana setiap peran yang dinyatakan sebagai cirri
terpisah untuk kejelasan.
2. Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh
keadaan social, baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil (Kozier &
Barbara, 1995).
3. Peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang yang terhadap orang
lain, dalam hal ini perawat untuk memberikan asuha keperawatan, melakukan
pembelaan pada klien, sebagai pendidik tenaga perawat dan masyarakat,
coordinator dalam pelayanan klien, kolaborator klien, agent of change dari system
dan metodologi serta sikap (CHS, 1989).
4. Peran perawat adalah sebagai pelaksana pelayanan keperawatan, pengelola
pelayanan keperawatan, dan institusi pendidikan, sebagai pendidik, peneliti, serta
pengembang keperawatan (Lokakarya Nasional, 1983).

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan peran perawat adalah
pelaksanan pelayanan keperawatan, pengelola pelayanan keperawatan, dan institusi
pendidikan, sebagai pendidik, peneliti, serta pengembang keperawatan tingkah laku
yang diharapkan oleh seseorang yang terhadap orang lain, dalam hal ini perawat
untuk memberikan asuhan keperawatan, melakukan pembelaan pada klien, sebagai
pendidik tenaga perawat dan masyarakat, koordinator dalam pelayanan klien,
kolaborator klien, agent of change dari system dan metodologi serta sikap.


4

B. Elemen Peran (Mubarak, Iqbal & Chayatin, Nurul.,2013)
1. Pemberian perawatan (Care giver)
Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk:
a. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat sesuai diagnosis masaalah yang terjadi, mulai dari masalah
yang bersifat sederhana sampai masalah yang kompleks.
b. Memerhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien. Perawat harus
memerhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan.
c. Menggunakan proses keperawatan dalam mengidentifikasi diagnosis
keperawatan, mulai dari masalah fisik sampai psikologis.

2. Pembela klien (Klien advocate)
Pada peran ini perawat diharapkan mampu untuk:
a. Bertanggung jawab untuk membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam
memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(informed consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien. Hal ini harus dilakukan,
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehata yang paling
lama dengan klien, sehingga diharapkan harus mampu membela hak-hak
klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk
di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memaastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty,1998).

3. Konselor (Counsellor)
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan
psikologis atau masalah social, untuk membangun hubungan interperasonal yang
baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseoarang di dalamnya diberikan
dukungan emosionaldan intelektual.
Pada peran ini perawat mampu untuk:
a. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat
sakitnya.
5

b. Perubahan pola interaksi merupakan dasar dalam merencanakan metode
untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
c. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dala mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
lalu.
d. Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan.
e. Mengubah perilaku hidup sehat (perubahan pola interaksi)

4. Edukator (Educator)
Mengajar merujuk kepada aktivitas di aman seorang guru membantu murid untuk
belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau
banyak pelajar, di mana pembelajaran objek khusus atau keinginan untuk
mengubah perilaku adalah tujuannya (Redman, 1998). Inti dari perubahan
perilaku selalu didapatkan dari pengetahuan baru atau keterampilan secara teknis.
Proses pengajaran mempunyai empat komponen, yaitu: pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.hal ini sejalan dengan proses keperawatan, yaitu dalam
fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi klien
dan kesiapan untuk pengajaran. Saat pelaksanaan, perawat menerapkan strategi
pengajaran, dan selama evaluasi perawat menerapkan nilai yang telah didapat.
Pada peran ini perawat diharapkan mampu:
a. Dapat dilakukan kepada klien, keluarga atau tim kesehatan lain baik secara
spontan saat berinteraksi maupun interaksi maupun formal (sudah
dipersiapkan terlebih dahulu)
b. Membantu klien menambah pengetahuan dala upaya meningkatkan
kesehatan, menyelesaikan gejala penyakit sesuai dengan kondisinya dan
melakukan tindakan yang spesifik.
c. Melaksanakan perannya sesuai dengan intervensi dalam proses keperawatan.

5. Kolaborator (Collaborator)
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama
dengan tim kesehatan yang lain, baik perawat dengan dokter, perawat dengan ahli
gizi, perawat dengan ahli radiologi, dan lain-lain yang mempercepat proses
penyembuhan klien.

6

6. Koordinator (Coordinator)
Pada peran ini, perawat diharapkan mampu untuk mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena
klien menerima pelayanan dari banyak profesi. Misalnya pemenuhan kebutuhan
nutrisi, aspek yang harus diperhatikan adalah jenis, jumlah, komposisi, persiapan,
pengelolaan, cara memberikan, pengawasan, motivasi, edukasi dan sebagainya.

7. Pembawa perubahan (Change Agent)
Pembawa perubahan adalah seorang atau kelompok yang berinisiatif mengubah
atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
system (Kemp, 1986). Mariner torney mendeskripsikan bahwa, pembawa
perubaha adalah seseoran yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil alternative, mengkaji sumberdaya, menunjukkan pera
membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu
selama fase dari proses perubahan adalah komponen inti dari keperawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti pengetahuan,
keterampilan, perasaan dan prilaku yang dapat meningkatkan kesehatan klien.

8. Konsultan (Consultant)
Perawat berperan sebagai konsultasi bagi klien terhadap masalah yang dialami
atau untuk mendiskusikan tindakn keperawatan yang tepat untuk diberikan.

C. Peran Perawat Komunitas (Mubarak, Iqbal & Chayatin, Nurul,2013)
1. Peran pada individu atau keluarga
Peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah:
a. Peran sebagai pelaksan kesehatan
Peran ini meliputi seluruh kegiatan/upaya pelayanan kesehatan masyarakat
dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehata melalui kerja sama dengan
tim kesehatan lain, sehingga dalam mencapai keterpaduan dalam system
pelayanan kesehatan. Peran sebagai pelaksan dapat berupa Clinic Nurse
Spesialist (CNS) dan Family Nurse Practitioner (FNP). CNS memberikan
pelayanan pada individu, keluarga dan kelompok, dan bentuk tanggung
7

jawab pada peran ini adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam
kaitannya untuk meningkatkan status kesehata masyarakat. Perawat spesialis
klinik memberikan perawatan kesehatan pada klien, biasanya di Unit Rawat
Jalan atau tempat praktik komunitas pada klien dengan masalah kompleks,
dan memberikan perhatian yang lebih pada gejala kondisi nonpatologis,
kenyamanan, dan perawatan komprehensif (Roy & Obloy, 1979). Tujuan
perawat spesialis klinik adalah untuk menurunkan jumlah morbiditas,
menurunkan infant mortality atau angka kematian bayi, serta mencegah
terjadinya gangguan dan kecatatan pada anggota masyarakat, di fokuskan
pada masyarakat yang berisiko. Sementara itu FNP memberikan perawatan
ambulasi untuk keluarga. Perawat pada kelompok ini memenuhi kebutuhan
perawatan kesehatan umum,bimbingan/konseling pada keluarga jika
dibutuhkan. Tujuan FNP adalah untuk peningkatan kesehatan (promotif),
mencegah terjadinya penyakit (preventif), melaksanakan pengelolaan pada
penyakit yang bersifat kronis, dan menghindari terjadinya penyakit yang
umum terjadi pada segala usia baik kepada wanita dan pria. (Mubarak, Iqbal
& Chayatin, Nurul,2013)
Dalam pelaksanaan tersebut, perawat bertindak sebagai:
1) Pemberi rasa nyaman
2) Pelindung dan pembela
3) Komunikator
4) Mediator
5) Rehabilitator

b. Peran sebagai pendidik
Perawat dalam memberiakan pendidikan dan pemahaman kepada idividu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dilakukan secara terorganisasi dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan-perubahan
perilaku seperti yang di harapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang
optimal. Focus pengajaran dapat berbentuk:
1) Penanaman perilaku sehat
2) Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
3) Olahraga
4) Pengelolaan atau manejemen stress
8

5) Pendidikan tentang proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang
berkelanjutan
6) Pendidikan tentang penggunaan obat
7) Pendidikan tentang perawatan mandiri.

c. Peran sebagai administrator
Perawat kesehata masyarakat diharapkan dapat mengeloala berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan msyarakat sesuai dengan beban tugas
dan tanggng jawab yang di berikan kepadanya. Tanggung jawabnya adalah
melakukan pengelolaan terhadap suatu permasalahan, mengambil keputusan,
mengambil keputusan dala pemecahan masalah, pengelolaan tenaga,
membuat kualitas mekanisme control, kerja sama lintas program, serta
bersosialisasi dengan masyarakat dan pemasaran.

d. Peran sebagai konselor
Perawat komunitas dapat dijadikan sebagai tempat bertanya oleh
individu,keluarga,kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai
permasalahan dalam bidag kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.Peran
ini dapat dilaksanakan dengan cara berkonsultasi dengan anggota
masyarakat, anggota profesi, petugas kesehatan,organisasi sosial, dan rapat
pendidikan.Sebagai konselor,perawat menjelaskan kepada klien konsep dan
data-data tentang kesehatab,mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas
perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan
mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran.Perawat menggunakan metode
sumber-sumber yang lain,misalnya keluarga dalam pengajaran yang
direncanakannya.(Perry&potter,2005).

e. Peran sebagai peneliti
Peran sebagai peneliti yaitu melakukan identifikasi terhadap fenomena yang
terjadi di masyarakat dan dapat berubah pada penurunan kesehatan,bahkan
mengancam kesehatan.Selanjutnya,penelitian di laksanakan dalam kaitannya
untuk menemukan faktor yang menjadi pencetus dan penyebab terjadinya
permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasil dari penelitian
diaplikasikan dalam praktik keperawatan.
9

2. Peran manajerial
Manajemen berarti suatu proses yang merupakan rangkaian dari kegiatan-
kegiatan yang sistematis.Manajemen adalah administrasi untuk mencapai
tujuan.Tugas-tugas manjer antara lain sebagai berikut:
a. Pengambil keputusan
b. Pemikul tanggung jawab
c. Mengerahkan sumber daya untuk mencapai tujuan
d. Pemikir konseptual
e. Bekerja sama dengan dan melalui orang lain
f. Mediator,politikus dan diplomat
Fungsi manajemen adalah masing-masing bentuk kegiatan manajemen dengan
spesifikasi tertentu dan dilaksanakan pada periode-periode tertentu.Lima fungsi
utama dalam proses manajerial yaitu perencanaan (planning), organisasi
(organizing), pergerakan (actuating), pengawasan dan pengendalian (controling)
serta penilaian (evaluation).
3. Peran Konsultan
Konsultasi merupakan suatu interaksi interpersonal untuk membuat perubahan
perilaku yang konstruktif.Tujuannya adalah untuk merangsang klien agar lebih
bertanggung jawab,merasa lebih aman, dan membimbing perilaku yang
konstruktif. Adapun model konsultasinya :
1 Konsultasi ahli berarti sumber masalah berasal atau ditentukan klien
2 Model proses
politikal
hubungan dipengaruhi oleh kekuatan dan kewenangan.
3 Model dokter-klien konsultasi dilakukan untuk menemukan masalah dengan
menanyakan pada klien.
4 Model Proses pemecahan masalah merupakan kunci
5 Model kesehatan
mental
peningkatan efektivitas dalam lingkungan kerja melalui
komunikasi



10

4. Peran Advokator
Kaitan dengan legal aspek bukan pemberi layanan hukum. Misalnya kerusakan
lingkungan, apa dampak terhadap kesehatan, penyelesaian apa yang perlu
dilakukan oleh masyarakat.
Tujuan advocacy dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan atau pendekatan
dan untuk melakukan kegiatan advocacy yang efektif memerlukan argument yang
kuat. (Notoatmojo,soekidjo,2003)
Perawat memberi pembelaan kepada klien yang tidak dapat bicara untuk dirinya.
Perawat juga memberikan perlindungan klien untuk mendapatkan yang sama
dalam pemberian pelayanan kesehatan dengan klien lainnya. Pelayanan yang
diberikan merupakan upaya bersama disiplin lain dari klieen, mulai dari
penentuan tujuan sampai dengan penyusunan rencana dalam mencapai tujuan
yang diharapkan .

5. Perawat kesehatan masyarakat sekolah
Permasalahan kesehatan yang dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan
pada anak yaitu usia prasekolah (4-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), dan
adolescent (13-19 tahun0. Kegiatan yang dilakukan adalah screening,penemuan
kasus, surveilance satus imunisasi, pengelolaan keluhan ringan dan pemberian
obat-obatan.

6. Peran dalam bidang kesehatan kerja
Peran perawat kesehatan masyarakat di tempat kerja dapat berupa pelayanan
langsung dan pengelolaan layanan kesehatan.Hal-hal yang perlu diperhatikan
oleh perawat antara lain:
a) Karakteristik demografi dan geografi
b) Krakteristik pekerjaan
c) Interaksi antara pekerjaan dan layanan pekerjaan
d) elemen epidemiologi dari kesehatan kerja, yang meliputi:
a. agent: bilogi,kimia,ergonomi,fisik dan psikologis
b. lingkungan
c. interaksi antara host-agent-enviroment


11

7. Perawatan kesehatan di rumah/hospice care
Perawatan kesehatan di rumah adalah bagian dari rangkaian perawatan kesehatan
umum yang disediakan bagi individu dan keluarga untuk
meningkatkan,memilihara dan memulihkan kesehatan guna memaksimalkan
kesehatan dan meminimalkan penyakit.


D. Fungsi Perawat Komunitas
Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya (Mubarak, Iqbal & Chayatin, Nurul.
2013):
1. Fungsi independen
Fungsi independen perawat adalah fungsi dimana perawat melaksanakan perannya
secara mandiri,tidak tergantung pada orang lain atau tim kesehatan lainnya.Perawat
harus dapat memberikan bantuan terhadap adanya penyimpangan atau tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia,baik bio-psiko-sosial-kultural maupun spritual,
mulai dari tingkat individu yang utuh mencakup seluruh siklus kehidupan.
2. Fungsi dependen
Kegiatan ini dilakukan dan dilaksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim
kesehatan lain atau tindakan pelimpahan tugas yang diberikan, seperti pelimpahan
dari dokter,ahli gizi,radiologi, dan sebagainya.
3. Fungsi interdependen
Fungsi interdependen berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik
dalam keperawatan maupun kesehatan.

Setiap perawat harus memahami fungsi dan kompetensinya seperti yang telah
tercantum dalam hasil lokalkarya Nasional Keperawatan tahun1983 yaitu sebagai
berikut:
a. Fungsi I
Mengkaji kebutuhan klien,keluarga,kelompok dan masyarakat akan pelayanan
keperawatan, serta sumber-sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Kompetensi perawat dalam fungsi ini:
1. Mengumpulkan data
12

2. Menganalisis dan menginterpretasikan data dalam rangka
mengidentifikasi kebutuhan keperawatan klien,termasuk sumber-
sumber yang tersedia dan potensial (diagnosis keperawatan).
b. Fungsi II
Merencanakan tindakan dan tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan
keadaan klien.
Kompetensi perawat dalam fungsi ini: mengembangkan rencana tindakan
keperawatan untuk individu,keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan
diagnosis keperawatan dan kebutuhan.
c. Fungsi III
Melaksanakan rencana keperawatan yang mencakup upaya peningkatan
kesehatan,pencegahan penyakit, pemulihan, pemeliharaan kesehatan dan
termasuk pelayanan klien dalam keadaan terminal.
d. Fungsi IV
Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.Kompetensi perawat dalam fungsi ini
adalah:
1. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana
keperawatan
2. Menilai tingkat pencapaian tujuan berdasarkan kriteria
3. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang perlu diadakan dalam
rencana keperawatan.
e. Fungsi V
Mendokumentasikan proses keperawatan.Kompetensi perawat dalam fungsi
ini adalah:
1. Mengevaluasi data tentang masalah klien
2. Mencatat data proses keperawatan secara sistematis
3. Menggunakan catatan klien dalam memantau kualitas asuhan
keperawatan
f. Fungsi VI
Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari dan merencanakan
studi khusus untuk meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan
keterampilan dalam praktik keperawatan.Kompetensi perawat dalam fungsi ini
adalah :
1. Mengidentifikasi masalah penelitian dalam bidang keperawatan
13

2. Membuat usaha rencana penelitian keperawatan
3. Menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan dengan tepat
g. Fungsi VII
Berpatisipasi dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada
klien,keluarga,kelompok dan masyarakat.Kompetensi perawat dalam fungsi
ini adalah:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
2. Membuat rancangan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan
pendekatan yang sistematis
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan metode tepat guna
4. Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan berdasarkan hasil yang
diharapkan
h. Fungsi VIII
Bekerja sama dengan profesi lain yang terlibat dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada klien,keluarga, kelompok, dan masyarakaat.Kompetensi
perawat dalam fungsi ini adalah:
1. Berperan serta dalam pelayanan kesehatan individu,keluarga,
kelompok dan masyarakat sebagai bagian dari tim kesehatan.
2. Menciptakan komunikasi yang efektif, baik dalam tim perawatan
maupun dengan anggota tim kesehatan lain
3. Menyesuaikan diri dengan keadaan konflik peran dan kesulitan
lingkungan agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat efektif
i. Fungsi IX
Mengelola perawatan klien dan berperan serta sebagai tim dalam
melaksanakan kegiatan perawatan.Kompetensi perawat dalam fungsi ini
adalah:
1. Menciptakan komunikasi yang eektif dengan sejawat dan petugas
lainnya
2. Memelopori perubahan dilingkungannya secara efektif (sesuai lingkup
tanggung jawab) sesuai dengan perannya sebagai pembaharu.



14

j. Fungsi X
Mengelola institusi pendidikan keperawatan.Kompetensi perawat dalam
fungsi ini adalah:
1. Mengembangkan dan mengevaluasi kurikulum
2. Menyusun kebijaksanaan institusi pendidikan
3. Menyusun uraian kerja karyawan
4. Menetapkan fasilitas proses belajar mengajar
5. Menyusun rencana dan jadwal rotasi
6. Memprakarsai program pengembangan staf
7. Kepemimpinan
k. Fungsi XI
Berperan serta dalam merumuskam kebijaksanaan perencanaan pelaksanaan
perawatan kesehatan primer.
Kompetensi perawat dalam fungsi ini adalah:
1. Mengkaji status individu,keluarga, kelompok dan masyarakat
2. Mengideintifikasi kelomok risiko fungsi
3. Menghubungkan keperawatan dengan kegiatan pelayanan kesehatan
4. Menyusun rencana keperawatan secara menyeluruh
5. Mengatur penggunaan sumber-sumber
6. Melaksanakan asuhan keperawatan
7. Bekerja sama dalam melatih dan mengelola kerja sama.









15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perawat komunitas bekerja di berbagai bidang, memberikan perawatan kesehatan
primer sepanjang umur. Mereka menyediakan keperawatan yang komprehensif di berbagai
kebutuhan kesehatan untuk klien di mana saja di masyarakat dari pusat-pusat kesehatan
masyarakat, klinik kesehatan primer, unit kesehatan masyarakat, sekolah dan universitas,
dewan lokal dan rumah klien. Perawat komunitas memberikan perawatan kesehatan untuk
mereka yang memerlukan intervensi kesehatan dan juga mempertimbangkan kondisi sosial
yang mempengaruhi status kesehatan. Setiap orang atau wali dapat mengakses perawat
komunitas. Banyak Rumah sakit dan dokter merujuk ke komunitas perawat dan klien
menanyakan langsung bantuan.

Anda mungkin juga menyukai