Anda di halaman 1dari 34

6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Post Partum Primipara
1. Definisi
a. Definisi post partum
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah
plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan semula atau sebelum hamil. Masa puerperium atau masa, nifas
mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Akan tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan ( Hanifa, 2005 ).
b. Definisi primipara
Primipara adalah wanita yang pertarna kali melahirkan anak
yang mampu bertahan hidup. Beberapa ibu primipara biasanya
mempunyai keinginan untuk melahirkan bayi yang bebas dari
gangguan sehingga hal tersebut akan memotivasi ibu untuk mencari
pengetahuan tentang perawatan maternal, salah satunya yaitu tentang
cara pemberian ASI yang benar ( Saleha, 2009 ).
2. Perubahan-perubahan fisiologik pasca partum
a. Involusi
Involusi Uteri terjadi segera setelah melahirkan dan
berlangsung cepat. Dalam 12 jam pertama setelah melahirkan fundus
uteri teraba satu cm dibawah pusat, lima sampai enam minggu
7

kemudian kembali ke dalam ukuran tidak hamil.
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
mengandung darah dan sisa jaringan desidua yang nekrotik dari dalam
uterus. Lokia berbau amis atau anyir dengan volume yang
berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia yang berbau tidak sedap
menandakan adanya infeksi. Lokia mempunyai perubahan warns
karena adanya proses involusi.
c. Serviks
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera
setelah postpartum bentuk serviks agak menganga seperti corong.
Segera setelah janin dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukkan ke dalam kavum uteri. Setelah dua jam hanya dapat
dimasukkan 2-3 jari, dan setelah I minggu, hanya, dapat dimasukkan 1
jari ke dalam, kax-um uteri. Hal ini baik diperhatikan dalam menangani
kala uri ( Hanifa, 2005 )
d. Vulva dan vagina
Dengan latihan pengencangan otot perineum akan
mengembalikan tonusnya dan memungkinkan wanita secara perlahan
mengencangkan, vaginanva. Pengencangan ini sempurna pada akhir
puerperium, dengan latihan setiap hari.
e. Perineum
Perineum adalah daerah antara vulva dan anus. Biasanya setelah
melahirkan, perineum menjadi agak bengkak/edema/memar dan
8

mungkin ada luka jahitan bekas robekan atau episiotomy, yaitu sayatan
untuk memperluas pengeluaran bayi ( Hanifa, 2005 ).
f. Endometrium
Pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2,5 mm
itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua, dan
selaput janin. Setelah 3 hari, permukaan endometrium mulai rata akibat
lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi (Hanifa,
2005).
g. Ligament
Ligament-ligament dan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah jalan lahir,
berangsur-angsur ciut kembali seperti sedia kala ( Hanifa, 2005 ).
h. Luka jalan lahir
Luka-luka jalan lahir seperti bekas episiotomy yang telah
dijahit, luka pada vagina dan serviks umumnya bila tidak seberapa luas
akan sembuh per primam, kecuali bila ada infeksi.
i. Payudara
Perubahan progresif terjadi pada payudara selama kehamilan
sebagai persiapan laki-laki. Lobules payudara berkembang di bawah
pengaruh stimulasi hormone estrogen dan progesterone yang
diproduksi oleh plasenta dan saluran laktiferus terus mengalami
percabangan dan pelebaran. Hormone prolaktin yang dilepaskan dari
kelenjar hipofise anterior, kortisol, dari kelenjar-kelenjar adrenal
maternal, laktogen placenta manusia (hPI) dan insulin, semua hormone
9

yang jumlahnya meningkat selama gestasi, juga berperan pada
perubahan pada payudara. Prolaktin memiliki peran utama dalam
memulai laktasi, tetapi kedanya dihambat selama kehamilan akibat
tingginya kadar estrogen dan progesterone ( Reeder, 2011 ).
j. Traktus urinarus
Sebagian besar persalinan normal tidak menimbulkan gangguan
pada vesika urinaria. Gangguan terjadi akibat : episiotomy, persalinan
yang lama, bayi yang besar ( Manuaba, 2007).
k. Sistem gastrointestinal
Ibu akan Sering haul dan lapar setelah melahirkan, akibat
kehabisan tenaga dan restriksi cairan selama persalinan. Pembatasan
asupan nutrisi dan cairan dapat menyebabkan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit serta keterlambatan pemulihan fungsi tubuh (
Bobak dkk.2004).
l. Sistem kardiovaskuler
Adanya hipervolemi, dimana terjadi peningkatan plasma darah
saat persalinan menyebabkan ibu toleran terhadap kehilangan darah
saat persalinan. Segera setelah kelahiran terjadi peningkatan cardiac
output yang dapat tetap ada selama 28 jam setelah kelahiran dan akan
turun secara perlahan pada keadaan normal sekitar 12 minggu setelah
persalinan ( Bobak dkk, 2004 ).



10

B. Konsep Dasar Pengetahuan
1. Definisi
Pengetahuan adalah merupakan hasil Tahu dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yakni : indra
penglihat, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan
atau kognitif terbentuknya tindakan seseorang (over behavior)
(Notoatmodjo, 2008).
Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar
menjawab pertanyaan apa. Apabila pengetahuan mempunyai sasaran
tertentu, mempunyai metode atau pendekatan untuk mengkaji obyek
tertentu sehingga memperoleh hasil yang dapat disusun secara sistematis
dan diakui secara umum, maka terbentuklah disiplin ilmu. (Notoatmojo,
2008).
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo,
2008).


11

2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang mencakup dalam domain kognitif mempunyai
6 tingkatan (Notoatmodjo, 2008).
a. Tahu (know)
Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelunnya. Termasuk di dalam pengetahuan ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh badan
yang dipelajari / rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu, tahu ini
adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata
kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari
antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan
sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemauan menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan
materi secara benar. Orang yang lebih paham terhadap obyek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, meramalkan,
menyimpulkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan
12

hukum-hukum, rumusan, metode, prinsip, dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
d. Analisa (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek dalam komponenkomponen, tetapi masih di dalam suatu
struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sma lain.
Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan tatanan kerja.
Dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan,
memisahkan, mengelompokkan.
e. Sintesis (Syintetis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagianbagian di dalam suatu kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dari informasiinformasi yang ada.
Misalnya, menyusun, merencanakan, menghasilkan, menyesuaikan,
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
f. Evaluasi
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau obyek.
Penelitianpenelitian itu berdasarkan suatu kriteriakriteria yang
telah ada.
3. Faktor Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2008) pengetahuan seseorang dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
13

a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan
seseorang secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibanding dengan
seseorang yang tingkat pendidikannya rendah.
b. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari pengalamannya sendiri
maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat
memperluas pengetahuan seseorang.
c. Fasilitas
Fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya radio, televisi,
majalah, koran dan buku.

d. Penghasilan
Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap
pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan
cukup besar maka ia akan mampu untuk menyediakan atau membeli
fasilitas sumber informasi.
e. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga
dapat mempengaruhi persepsi dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
14

f. Keyakinan
Biasanya diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun
negatif.
4. Sumber Pengetahuan Masyarakat
a. Tradisi
Tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap ornag tidak
dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah. Akan
tetapi tradisi adalah suatu dasar pengetahuan dimana setiap orang
tidak dianjurkan untuk memulai mencoba memecahkan masalah.
Akan tetapi tradisi mungkin terdapat kendala untuk kebutuhan
manusia karena beberapa tradisi begitu melekat sehingga validitas,
manfaat, dan kebenarannya tidak pernah dicoba diteliti. Disamping
itu tradisi tidak cocok dengan keadaan masyarakat Indonesia yang
menjunjung tinggi demokrasi.
b. Auturitas
Dalam masyarakat yang semakin majemuk, adanya suatu autoritas
seseorang dengan keahlian tertentu. Ketergantungan terhadap suatu
auturitas tidak dapat dihindarkan karena kita tidak dapat secara
otomatis menjadi seorang ahli dalam mengatasi setiap permasalahan
yang dihadapi. Akan tetapi, seperti halnya tradisi, jika keahliannya
15

tergantung dari pengalaman pribadi, sering pengetahuannya tidak
teruji secara ilmiah.
c. Pengalaman Seseorang
Kita semua memecahkan suatu permasalahan berdasarkan observasi
dan pengalaman sebelumnya, dan ini merupakan pendekatan yang
penting dan bermanfaat. Kemampuan untuk menyimpulkan,
mengetahui aturan, dan membuat prediksi berdasarkan observasi
adalah penting bagi pola penalaran manusia. Akan tetapi, pengalaman
individu tetap mempunyai keterbatasan pemahaman: pengalaman
mempunyai:
1). Setiap pengalaman seseorang mungkin terbatas untuk membuat
kesimpulan yang valid tentang situasi.
2). Pengalaman seseorang diwarnai dengan penilaian yang bersifat
obyektif.
d. Trial dan Error
Kadang-kadang kita memecahkan suatu permasalahan keberhasilan
kita dalam menggunakan alternative pemecah melalui coba dan
salah. Meskipun pendekatan ini untuk beberapa masalah lebih
praktis, sering tidak efisien. Metode ini cenderung ke suatu risiko
yang tinggi, penyelesaiannya untuk beberapa hal mungkin
idiosyentric (pemikiran untuk kontak atau berhubungan).


16

e. Alasan yang logis
Kita sering menyelesaikan suatu masalah berdasarkan proses
pemikiran yang logis. Pemikiran ini merupakan komponen yang
penting dalam pendekatan ilmiah, akan tetapi alasan yang rasional
sangat terbatas karena validitas alasan deduktif tergantung dari
informasi dimana seseorang memulai, dan alasan tersebut mungkin
tidak efisien untuk mengevaluasi akurasi permasalahan.
f. Metode Ilmiah
Pendekatan ilmiah adalah pendekatan yang paling tepat untuk
mencari suatu kebenaran karena didasari pada pengetahuan yang
terstruktur dan sistematis serta didalam menyimpulkan dan
menganalisa datanya didasarkan pada prinsip validitas dan reabilitas.
Metode ini jika dikombinasi dengan pemikiran yang logis baik
dengan pendekatan induktif maupun deduktif, sehingga akan mampu
menciptakan suatu system problem solving yang lebih akurat dan tepat
daripada tradisi, autoritas, pengalaman, trial dan error (Nursalam dan
Pratiwi, 2003)






17

B. Konsep Bayi Baru Lahir
1. Pengertian
Bayi baru lahir disebut juga dengan neonates merupakan individu
yang sedang bertumbuh dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta
harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin (didalam
rahim) ke kehidupan ekstrauterin (di luar rahim).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan
37 - 42 minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram.
2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
a. Lahir atermantara37 42 minggu
b. Berat badan 2500 4000
c. Panjang badan 48 52 cm
d. Lingkar dada 30 38 cm
e. Lingkar kepala 33 35 cm
f. Lingkar lengan 11 12 cm
g. Frekuensi denyut jantung 120 160 x/menit
h. Pernapasan 40 60 x/menit
i. Kulit kemerahmerahan dan licin karena lemak sub cutan yang cukup
j. Rambut lanugo tidak terlihat dan biasanya rambut kepala sudah
sempurna
k. Kuku agak panjang dan lemas
l. Nilai APGAR >7
m. Gerak aktif
n. Bayi lahir langsung menangis kuat
18

o. Refleks rooting (mencari putting susu dengan rangsang taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik
p. Refleks sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik
q. Refleks morro (gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk
dengan baik
r. Refleks grasping (menggenggam) sudah baik
s. Genetalia :
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pads
scrotum dan penis yang berlubang
2) Pada wanita ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta
adanya labia mayors dan minors
t. Eliminasi baik yang ditandai dengan keluamya mekonium dalam 24 jam
pertama warns hitam kecoklatan
Tabel 2.1 APGAR Score
Tanda Nilai : 0 Mai: 1 Mai: 2
Appearance
(warns kulit)
Pucat / biru
seluruh tubuh
Tubuh merah,
ekstermitas biru
Seluruh tubuh
merah

Pulse (denyut
jantung)
Tidak ada < 100 >100
Grimace (tonus
otot)
Tidak ada Ekstermitas
sedikit flkesi
Gerakan aktif
Activity
(aktuvitas)
Tidak ada Sedikit gerak Langsung
menangis
Respiration
(pernapasan)
Tidak ada Lemah / tidak
teratur
Menangis

Interpretasi :
1) Nilai 1 - 3 afiksia beret
2) Nilai 4 - 6 asfiksia sedang
3) Nilai 7 - 10 asfiksia ringan (normal)
19

3. Tahapan bayi baru lahir
a. Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama
kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring gray untuk interaksi
bayi dan ibu.
b. Tahap II disebut tahap transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
c. Tahap III disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam
pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh. (Potter, Patricia
A,dkk, 2005).
4. Refleks Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir memiliki 2 kategori refleks yaitu propioseptif
(stimulus dari dalam organisme) dan ektroseptif (stimulus dari luar
organisme), (Varney, 2007)
a. Refleks propiseptif
Antas lain reflek motorik kasar, seperti reflek morn. Reflek ini dapat
diperiksa setiap waktu.
b. Reflek ektroseptif
Paling banyak ditimbulkan ketika bayi tenang dan radar karena
stimulasi oleh sentuhan sentuhan ringan.

C. Masalah Pada Bayi Baru Lahir
1. lkterus (kulit bayi kuning)
2. Asfiksia (badan kebiruan)
3. Pendarahan pada tali pusat
20

4. Lemah
5. Tidak mau menyusui
6. Mara bernanah
7. Diare
8. Merintih demam
9. Berat bayi lahir rendah
(donna L. Wong, 2009)

D. Konsep Memandikan Bayi
1. Pengertian memandikan
Memandikan adalah suatu cara membersihkan tubuh seseorang
dengan cara menyiram, merendam diri dalam air (choirunisa, 2009).
Dalam minggu minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari
dipagi hari. Jika perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau
keringat. Usahakan tidak langsung memandikan bayi setelah menyusui,
sedang lapar atau mengantuk untuk menghindar bayi muntah, kedinginan,
atau kaget. Tujuan dari memandikan bayi (Huliana,2003)
Jika dimandikan lebih sering kulitnya dapat menjadi kering. Setelah
mandi bayi ditaruh ditempat yang hangar, taruh bayi ditempat yang rata dan
menenangkan untuk orang tua dan bayi, alasi permukaan yang keras dengan
selimut atau handuk. Jika bayi diletakkan pada permukaan diatas
lantai,gunakan pengikat atau pegang dengan tangan sepanjang waktu agar
bayi tidak jatuh (Satyanegara, Surya,dkk,2004)
2. Tujuan Memandikan Bayi
21

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga,
agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi.
Prinsip dalam memandikan bayi yang harus diperhatikan adalah menjaga
jangan sampai bayi kedinginan yang dapat mengakibatkan hipotermi dan air
masuk ke hidung, mulut atau telinga (Aziz Alimul Hidayat,2008).
3. Indikasi bayi di mandikan
1. Enam jam setelah bayi lahir
2. Kontrol keadaan suhu bayi bare lahir
4. Kontra indikasi
1. Keadaan bayi tidak sehat misalnya bayi dalam keadaan demam
2. BBLR (Bayi Baru Lahir Rendah) (Ruswita.2005).
5. Menyiapkan keperluan mandi
Menurut (Choirunisa, Ana Maria, 2009) salah satu kebutuhan bayi
antara lain memandikan bayi. Oleh karena itu memandikan bayipun ada
cara yang benar. Untuk itu diperlukan perlengkapan yang sesuai agar acara
memandikan bayi lancar, dan tidak tertunda yang mungkin saja
menyebabkan bayi kedinginan.
Berikut ini daftar lengkap keperluan untuk memandikan bayi:
1) Meja mandi khusus
2) Handuk mandi
3) Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4) Waslap 2
5) Kapas lembab di tempatnya
6) Kapas kering di tempatnya
22

7) Kapas pembersih bertangkai (Cotten bud)
8) Baby oil
9) Tempat pakaian kotor
10) Perlengkapan pakaian bayi
11) 2 waskom berisi air
12) Bak mandi bayi
6. Prosedur Tindakan Memandikan
Prosedur Pelaksanaan Memandikan Bayi adalah sebagai berikut:
a. Mandikan bayi ditempat yang aman, tepat, serta yang memudahkan
anda bergerak leluasa (tidak perlu membungkuk).
b. Atur suhu ruangan sedikit hangat, jika mungkin 20C 25C jika tidak
ada pengatur suhu ruangan, hangatkan ruangan dengan menempatkan
air panas dan membiarkan uapnya memenuhi ruangan tersebut.
c. Jika tali pusat atau bekas sunat masih belum sembuh, bayi tidak boleh
mandi berendam. Mandikan bayi dengan menggunakan lap atau handuk
basah.
d. Lapisi tempat mandi bayi dengan alas tahan air atau perlak.
e. Siapkan semua keperluan mandi dan pakaian sebelum baju bayi
dilepaskan, seperti sabun, sampo bayi, lap pembasuh, gumpalan kapas
steril untuk membersihkan mata, handuk, popok, dan pakian bersih,
salep atau krim jika perlu, dan kasa steril untuk tali pusat.
f. Lepaskan baju bayi secara bertahap.
g. Mulailah membasuh tubuh bayi dari bagian terbersih hingga yang
terkotor.
23

h. Sabuni tubuh bayi dengan tangan dan lap pembasuh. Gunakan lap bersih
untuk membersihkannya
i. Membersihkan kepala bayi. Gunakan sabun dan sampo bayi, lalu basuh
dengan bersih. Peganglah kepala bayi seperti memegang bola dan
tinggikan sedikit. Sebelum membersihkan bagian lain, keringkan kepala
bayi dengan handuk.
j. Membersihkan wajah. Basahi kapas dengan air hangar untuk
membersihkan mata. Gunakan kapas berbeda untuk setiap mata. Jangan
menggunakan sabun untuk membersihkan wajah. Lap perlahan dari
hidung kearah luar. Pada bagian telinga, yang boleh dibersihkan hanya
bagian luar. Keringkan semua bagian wajah.
k. Leher dan dada. Tidak diperlukan sabun kecuali jika sangat kotor.
Bersihkan bagian lipatan lalu keringkan.
l. Membersihkan lengan. Rentangkan lengan agar lipatan bisa
dibersihkan. Tekan telapak tangan bayi agar kepalannya terbuka.
Bagian ini membutuhkan sedikit sabun, dan pastikan tangan yang sudah
disabuni dibersihkan dan dikeringkan karena bayi suka memasukan
tangannya ke mulut.
m. Bagian punggung. Balikkan tubuh bayi dengan kepala yamg
dimiringkan, lalu basuh punggungnya.
n. Tungkai. bayi sering menolak merentangkan kakinya, namun penting
untuk membersihkan bagian belakang lutut.
o. Kemudian angkat tubuh bayi dengan menggunakan kedua tangan hati
hatilah karena tubuh bayi licin
24

p. Selimuti bayi dengan handuk. Kemudian keringkan bayi dengan cepat
secara perlahan-lahan,dan perhatikan daerah lipatan kulit.
q. Pakaikan popok dan pakaian bayi yang bersih. Kemudian tempatkan
bayi ditempat tidur dan hangat.(kebidanan komunitas, 2009)
7. Evaluasi
Menurut (Yuri Kusmiyati 2007) evaluasi dalam memandikan bayi:
1. Mematuhi prosedur tindakan
2. Bertindak lembut dan hati hati pads saat melakukan tindakan
3. Meletakkan peralatan pada tempat yang terjangkau dan sistematis oleh
petugas
4. Hasil Bayi sudah dimandikan dan diganti baju dan popoknya sesuai
teori. Diharapakn bayi dapat tidur dengan nyenyak dan nyaman.
8. Dampak positif Memandikan Bayi
Keuntungan memandikan bayi merupakan saat-saat yang
menyenangkan untuk membangun hubungan yang sangat erat antara ibu
dan anak. Jika bayi sedang gelisah, maka mandi dengan air hangat akan
menjadi akan menjadi hal yang baik untuk menenangkan dan membantnya
untuk dapat tidur dengan nyaman (Iskarina, 2008,).Mandi mempunyai
manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi, mandi
akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Choirunisa, 2009).
Memandikan bayi adalah cara yang tepat bagi ibu untuk mengajarkan cara
membersihkan tubuh mereka sendiri (Iskarina, 2008).
9. Dampak negatif Memandikan bayi
Memandikan bayi harus menggunakan air yang hangat jika
25

menggunakan air yang dingin akan menakutkan mereka. Gunakan bak
mandi yang khusus untuk memandikan bayi, selalu memegang bayi secara
hati-hati karena bayi akan licin saat dibasahi sehingga ibu harus memegang
bayi secara kuat tetapi harus tetap dengan kelembutan untuk menjaga bayi
agar tidak celaka, jatuh, tenggelam, air juga dapat masuk kedalam telinga
bayi, jangan memandikan ba
y
i terlalu lama karena dapat menyebabkan
perubahan suhu tubuh bayi (hipotermi) dan air juga dapat masuk lewat
hidung (Deswani,2010).

E. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian (Nilai kondisi bayi)
Apakah bayi menangis
Kuat/bernafas tanpa kesulitan
Apakah bayi bergerak dengan :
Aktif / lemas
Apakah warna, kulit bayi merah
Muda, pucat/biru
2. Pemeriksaan fisik
a. Pernafasan
Pemeriksaan frekuensi napas ini dilakukan dengan menghitung
rata-rata pernapasan dalam satu menit. Pemeriksaan ini dikatakan normal
pada bayi baru lahir apabila frekuensinya antara 30-60 kali per menit,
tanpa adanya retraksi dada dan suara merintih saat ekspirasi, tetapi
apabila bayi dalam keadaan lahir kurang dari 2.500 gram atau usia
26

kehamilan kurang dari 37 minggu, kemungkinan terdapat adanya retraksi
dada ringan. Jika pernapasan berhenti beberapa detik secara periodik,
maka masih dikatakan dalam batas normal.
b. Warna Kulit
Lakukan inspeksi pada warna bayi. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk mengetahui apakah ada warna pucat, ikterus, sianosis sentral, atau
tanda lainnya. Bayi dalam keadaan aterm umumnya lebih pucat
dibandingkan bayi dalam keadaan preterm, mengingat kondisi kulitnya
lebih tebal.
c. Denyut jantung
Hitung denyut jantung bayi dengan menggunakan stetoskop.
Pemeriksaan denyut jantung untuk menilai apakah bayi mengalami
gangguan yang menyebabkan jantung dalam keadaan tidak normal,
seperti suhu tubuh yang tidak normal, perdarahan, atau gangguan napas.
Pemeriksaan denyut jantung ini dikatakan normal apabila frekuensinya
antara. 100-160 kali per menit, dalam keadaan normal apabila di atas 60
kali per menit dalam jangka waktu yang relatif pendek, beberapa kali per
hari, dan terjadi selama beberapa hari pertama, jika bayi mengalami
distres.
d. Suhu Aksiler
Ukur suhu aksila. Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksila
untuk menentukan apakah bayi dalam keadaan hipo, atau hipertermi.
Dalam kondisi normal suhu bayi antara. 36,5-37,5 derajat celcius.
e. Postur dan Gerakan
27

Kaji postur dan gerakan. Pemeriksaan ini untuk menilai ada atau
tidaknya epistotonus/hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala
dan tumit ke belakang, tubuh melengkung ke depan, adanya kejang/
spasme, serta tremor. Pemeriksaan postur dalam keadaan normal apabila
dalam keadaan istirahat kepalan tangan longgar dengan dengan panggul
dan lutut semi fleksi. Selanjutnya pada bayi berat kurang dari 2.500 gram
atau usia kehamilan kurang dari 37 minggu ekstremitasnya, dalam
keadaan sedikit ekstensi. Apabila bayi letak sungsang, di dalam
kandungan bayi akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul atau
lutut/sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa, mencapai mulut.
Selanjutnya gerakan ekstremitas bayi harusnya terjadi secara spontan
dan simetris disertai dengan gerakan sendi penuh dan pada bayi normal
dapat sedikit gemetar.
f. Tones Otot/Tingkat Kesadaran
Periksa tones atau kesadaran bayi. Pemeriksaan ini berfungsi
untuk melihat adanya letargi, yaitu penurunan kesadaran di mana ba
y
i
dapat bangun lagi dengan sedikit kesulitan, ada tidaknya tones otot yang
lemah, mudah terangsang, mengantuk, aktivitas berkurang, dan sadar
(tidur yang dalam tidak merespons terhadap rangsangan). Pemeriksaan
ini dalam keadaan normal dengan tingkat kesadaran mulai dari diam
hingga sadar penuh serta bayi dapat dibangunkan jika sedang tidur atau
dalam keadaan diam.
g. Ekstrimitas
Pemeriksaan ekstremitas. Pemeriksaan ini berfungsi untuk
28

menilai ada tidaknya gerakan ekstremitas abnormal, asimetris, posisi dan
gerakan yang abnormal (menghadap ke dalam atau ke luar garis tangan),
serta menilai kondisi jari kaki, yaitu jumlahnya berlebih atau saling
melekat. Periksa posisi, reaksi bayi bila ekstrimitas disentuh, dan
pembengkakan (Muslihatun Wafi Nur,2010).
h. Kulit
Pemeriksaan Kulit. Pemeriksaan ini berfungsi untuk melihat ada
atau tidaknya kemerahan pada kulit atau pembengkakan, postula (kulit
melepult), luka atau trauma. bercak atau tanda abnormal pada kulit,
elastisitas kulit, serta ada tidaknya main popok (bercak merah terang
dikulit daerah popok pada bokong). Pemeriksaan ini normal apabila
tanda seperti eritema toksikum (titik merah dan pusat putih kecil pada
muka, tubuh, dan punggung) pada hari kedua atau selanjutnya. kulit
tubuh yang terkelupas pada hari pertama juga masih dianggap normal.
i. Tali Pusat
Pemeriksaan tali pusat. Pemeriksaan ini untuk melihat apakah
ada kemerahan, bengkak, bernanah, berbau, atau lainnya pada tali pusat.
Pemeriksaan ini normal apabila warna tali pusat putih kebiruan pada hari
pertama dan mulai mongering atau mengecil dan lepas pada hari ke-7
hingga ke-10.
j. Berat badan
Normal 2500-4000 gram .
3. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
a. Kepala
29

Pemeriksaan kepala dan leher. Pemeriksaan bagian kepala yang
dapat diperiksa antara lain sebagai berikut:
Pemeriksaan rambut dengan menilai jumlah dan warna, adanya
lanugo terutama pada daerah bahu dan punggung. Pemeriksaan wajah
dan tengkorak, dapat dilihat adanya maulage, yaitu tulang tengkorak
yang saling menumpuk pada saat lahir untuk dilihat asimetris atau tidak.
Ada tidaknya caput succedaneum (edema pada kulit kepala, lunak dan
tidak berfluktuasi, batasnya tidak tegas, serta menyeberangi sutura dan
akan hilang dalam beberapa hari). Adanya cephal hematom terjadi
sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup
oleh caput succedaneum, konsistensinya lunak, berfluktuasi, berbatas
tegas pada tepi hilang tengkorak, tidak menyeberangi sutura,dan apabila
menyeberangi sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak yang
akan hilang sempurna dalam waktu 2-6 bulan. Adanya perdarahan yang
terjadi karena pecahnya vena yang menghubungkan jaringan di luar
sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas, sehingga bentuk kepala
tampak asimetris. Selanjutnya diraba untuk menilai adanya fluktuasi
dan edema. Pemeriksaan selanjutnya adalah menilai fontanella dengan
cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, kemudian fontanel
posterior dapat dilihat proses penutupannya setelah usia 2 bulan, dan
fontanel anterior menutup, saat usia 12-18 bulan.

b. Mata
Pemeriksaan mata untuk menilai adanya strabismus atau tidak,
30

yaitu koordinasi gerakan mata yang belum sempurna. Cara
merneriksanya adalah dengan menggoyangkan kepala secara
perlahan-lahan, sehingga mata bayi akan terbuka, kemudian baru
diperiksa. Apabila, ditemukan jarang berkedip atau sensitivitas terhadap
cahaya berkurang, maka kemungkinan mengalami kebutaan. Apabila
ditemukan adanya epicantus melebar, maka kemungkinan anak
mengalami sindrom down. Pada glaukoma kongenital, dapat terlihat
pembesaran dan terjadi kekeruhan pada kornea. Katarak kongenital
dapat dideteksi apabila terlihat pupil yang berwarna putih. Apabila ada
trauma pada mata maka dapat terjadi edema palpebra, perdarahan
konjungtiva, retina, dan lain-lain.
c. Telinga
Pemeriksaan telinga dapat dilakukan untuk menilai adanya
gangguan pendengaran. Dilakukan dengan membunyikan bel atau suara
jika terjadi refleks terkejut, apabila tidak terjadi refleks, maka
kemungkinan akan terjadi gangguan pendengaran.
d. Hidung
Pemeriksaan hidung dapat dilakukan dengan cara melihat pola
pernapasan, apabila bayi bernapas melalui mulut, maka kemungkinan
bayi mengalami obstruksi jalan napas karena adanya atresia koana
bilateral atau fraktur tulang hidung atau ensefalokel yang menonjol ke
nasofaring. Sedangkan pernapasan cuping hidung akan menujukkan
gangguan pada paru, lubang hidung kadang-kadang banyak mukosa.
Apabila sekret mukopurulen dan berdarah, perlu dipikirkan adanya
31

penyakit sifilis kongenital dan kemungkinan lain.
e. Mulut
Pemeriksaan mulut dapat dilakukan dengan melihat adanya kista
yang ada pada mukosa mulut. Pemeriksaan lidah dapat dinilai melalui
warna dan kemampuan refleks mengisap. Apabila ditemukan lidah yang
menjulur keluar, dapat dilihat adanya kemungkinan kecacatan
kongenital. Adanya bercak pada mukosa mulut, palatum, dan pipi
bisanya disebut sebagai monilia albicans, gusi juga perlu diperiksa
untuk menilai adanya pigmen pada gigi, apakah terjadi penumpukan
pigmen yang tidak sempurna.
f. Leher
Pemeriksaan leher dapat dilakukan dengan melihat pergerakan,
apabila terjadi keterbatasan dalam pergerakannya, maka kemungkinan
terjadi kelainan pada tulang leher, misalnya kelainan tiroid,
hemangioma, dan lain-lain.
g. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari .
h. Dada
Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan
pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.
i. Abdomen dan punggung
Pemeriksaan abdomen dan punggung. Pemeriksaan pada
abdomen ini meliputi pemeriksaan secara inspeksi untuk melihat bentuk
dari abdomen. apabila didapatkan abdomen membuncit dapat diduga
32

kemungkinan disebabkan hepatosplenomegali atau cairan di dalam
rongga perut. Pada perabaan, hati biasanya teraba 2 sampai 3 cm di
bawah arkus kosta kanan, limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Pada palpasi ginjal dapat dilakukan dengan pengaturan posisi telentano
,

dan tungkai bayi dilipat agar otot-otot dinding perut dalam keadaan
relaksasi, batas bawah ginjal dapat diraba setinggi umbilikus di antara
garis tengah dan tepi perut. Bagian-bagian ginjal dapat diraba sekitar
2-3 cm. Adanya pembesaran pada ginjal dapat disebabkan oleh
neoplasms, kelainan bawaan, atau trombosis vena renalis. Untuk
menilai daerah punggung atau tulang belakang, cara pemeriksaannya
adalah dengan meletakkan bayi dalam posisi tengkurap. Raba sepanjang
tulang belakang untuk mencari ada atau tidaknya kelainan seperti spina
bificla atau mielomeningeal (defek tulang punggung, sehingga medula
spinalis dan selaput otak menonjol).
j. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis, testis sudah turun berada
dalam skrotum, orifisium uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,
hipospadia/ epispadia). Kelamin perempuan : labia mayors dan labia
minors, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret dan lain-lain.
Pemeriksaan genitalia ini untuk mengetahui keadaan labium minor yang
tertutup oleh labia mayor, lubang uretra dan lubang vagina seharusnya
terpisah, namun apabila ditemukan satu lubang maka didapatkan
terjadinya kelainan dan apabila ada sekret pada lubang vagina, hal
tersebut karma pengaruh hormon. Pada bayi laki-laki sering didapatkan
33

fimosis, secara normal panjang penis pada bayi adalah 3-4 cm dan 1-1,3
cm untuk lebaruya, kelainan yang terdapat pada bayi adalah adanya
hipospadia yang merupakan defek di bagian ventral ujung penis atau
defek sepanjang penisnya. Epispadia merupakan kelainan defek pada
dorsinn penis.Tungkai dan Kaki Gerakan, bentuk simetris / tidak,
jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus pes equinovalgus.
k. Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi spingter ani, adanya atresia
ani, meconium plug syndrome, megacolon.
l. Refleks
Berkedip, babinski, merangkak, menari atau melangkah,
ekstrusi, galant's, moro's, neck righting, palmar graps, rooting, startle,
menghisap, tonic neck.
m. Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointensial bagian
bawah. Bayi baru lahir normal biasanya kencing lebih dari enam kali
perhari. Bayi baru lahir normal biasanya berak cair enam sampai
delapan kali perhari. Dicurigai diare apabila frekuensi meningkat, tinja
hijau atau mengandung lendir atau darah. Perdarahan vagina pada bayi
baru lahir dapat terjadi selama beberapa hari pada minggu pertama
kehidupan dan hal ini di anggap normal.
n. Pemeriksaan Urine dan Tinja
Pemeriksaan urine dan tinja bermanfaat untuk menilai ada atau
tidaknya diare serta kelainan pada daerah anus. Pemeriksaan ini normal
34

apabila bayi mengeluarkan feses cair antara 6-8 kali per menit, dapat
dicurigai apabila frekuensi meningkat serta adanya lendir atau darah.
Adanya perdarahan per vaginam pada bayi baru lahir dapal ter adi
selama beberapa hari pada minggu pertama kehidupan.
o. Pengukuran Antropometri
Pada bayi baru lahir, perlu dilakukan pengukuran antropometri
seperti berat badan, dimana berat badan yang normal adalah sekitar
2.500-3.500 gram, apabila ditemukan berat badan kurang dari 2.500
gram, maka dapat dikatakan bayi memiliki berat badan lahir rendah
(BBLR). Akan tetapi, apabila ditemukan ba
y
i dengan berat badan lahir
lebih dari 3.500 gram, maka bayi dimasukkan dalam kelompok
makrosomia. Pengukuran antropometri lainnya adalah pengukuran
panjang badan secara normal, panjang badan bayi baru lahir adalah
45-50 cm, pengukuran lingkar kepala normalnya adalah 33-35 cm,
pengukuran lingkar dada normalnya adalah 30-33 cm. Apabila
ditemukan diameter kepala lebih besar 3 cm dari lingkar dada, maka
bayi mengalami hidrosefalus dan apabila diameter kepala lebih kecil 3
cm dari lingkar dada, maka bayi tersebut mengalami mikrosefalus.
4. Penampilan dan Perilaku Bayi baru. lahir
Kriteria fisik bayi baru lahir (neonatus) normal, antara lain sebagai
berikut. Lahir cukup bulan dengan usia kehamilan 37-42 minggu, berat
badan lahir antara 2500-4000 gram atau sesuai masa kehamilan, panjang
badan antara 44-53 cm, lingkar kepala melalui diameter biparietal 31-36
cm, skor APGAR antara 7-10, tanpa kelainan kongenital atau trauma
35

persalinan. Dilihat dari kriteria neurologik neonatus normal mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut : posisi bayi frog position (fleksi pada ekstrimitas
atas dan bawah), refleks morn / kejutan positif (+) dan harus simetris,
refleks hisap positif (+) pada sentuhan palatum molle, reflex menggenggam
positif refleks rooting (+).
Bayi baru lahir mempunyai variasi penampilan yang normal.
Beberapa variasi ini bersifat sementara dan akan menghilang sesuai dengan
pertumbuhan fisik. Tapi ada juga beberapa yang menetap dan disebut
sebagai "tanda lahir". Berikut in ivariasi penampilan yang normal pada bayi
baru. lahir :
a. Kulit
Warna kulit bayi sangat bervariasi tergantung ras, usia, suhu dan
keadaan bayi. Saat bayi lahir, warns kulit mungkin berwarna keunguan,
lalu berubah menjadi kemerahan setelah bayi menangis keras dan dapat
bernafas. Beberapa kulit bayi berwarna kekuningan. Hal ini dapat
merupakan respons normal tubuh terhadap jumlah sel darah merah yang
banyak tapi dapat pula pertanda serius, terutama bila warns kekuningan
bertambah dan menetap selama beberapa hari
b. Kepala
Bentuk kepala dihari-hari pertama tidak benar-benar bulat akibat
posisi dalam rahim ataupun proses persalinan yang dialami, tapi akan
kembali ke bentuk normal dalam seminggu pertama. Bayi juga bisa
mengalami cephal hematoma. Yaitu benjolan dikepala bagian samping
akibat adanya kesulitan persalinan, biasanya terjadi 2448 jam pasta
36

persalinan. Tapi tak mepengaruhi otak bayi dan bisa menghilang
beberapa minggu. Keadaan ini tidak membutuhkan perawatan khusus.
c. Telinga
Bentuknya bisa tidak sama antara kanan dan kiri, kadang
terlipat, dan kadang berbulu. Tapi hal ini tidak akan menetap, melainkan
akan menuju ke bentuk yang sempurna. Rambut di sekitar telinga pun
akan rontok.
d. Bibir
Bibir bayi akan kering untuk sementara waktu, yang disebut
sucking blister. Hal ini terjadi akibat gesekan antara bibir bayi dengan
puting atau aerola. Kulit bibir yang kering akan segera tergantikan
dengan lapisan baru.
e. Payudara
Pembesaran dada dapat terjadi pada bayi baru lahir baik laki-laki
ataupun perempuan dalam tiga hari pertama kehidupannua. Hal ini
disebut newborn breast swelling, yang dihubungkan dengan hormon ibu
dan menghilang dalam beberapa hari dampai beberapa minggu.
f. Alat kelamin
Alat kelamin dapat terlihat membengkok atau mengeluarkan
cairan. Tampilannya dapat berbeda sesuai usia kehamilan. Bayi
prematur mempunyai klitoris menonjol dengan labia/bibir vagina yang
dalam. Semakin cukup bulan labia semakin ke sisi luar. Bayi perempuan
dapat mengeluarkan cairan atau mukus kemerahan dari vagina dalam
minggu pertama. kehidupan. Kejadiann normal ini dihubungkan dengan
37

hormon ibu. Bayi prematur laki-laki mempunyai skrotum yang rata dan
halus dengan testis yang belum turun (sebaiknya testis turun sebelum
usia 6 bulan). Bayi lebih bulan menampakkan garis-garis pada skrotum
dengan testis yang sudah turun. (Asuhan neonatus bayi dan balita, 2005)
5. Diagnosa keperawatan
Diagnosa Kondisi :
Ibu post partum, jam / hari, jenis persalinan spontan, belakang kepala, anak
hidup, jenis kelamin, laktasi bagaimana, involusa baik atau tidak, lochea
yang keluar, kontraksi uterus, keadaan umum.
Kemungkinan masalah menurut (Dongoes ed 3, 2008) adalah
1. Potensiat terhadap infeksi
2. Kurangnya perawatan diri
3. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayi
4. Potensial kurangnya pengetahuan ibu mengenai menyusui, hubungan
seksual, dan kontrasepsi
5. Gangguan rasa nyaman, eliminasi uses atau urin, tidur, aktivitas, dan
depresi
6. Potensial pecahnya puting susu dan mastitis sampai dengan kegiatan
menyusui
6. PERENCANAAN
Potensial kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan bayinya
Tujuan : Ibu dapat melakukan perawatan diri dan bayinya secara mandiri
Kriteria : Ibu dapat melakukan teknik perawatan diri dan bayinya dengan
benar
38

Intervensi :
a. Kaji lebih lanjut tentang pengetahuan ibu mengenai perawatan nifas dan
bayi
b. Berikan penjelasan tentang perawatan nifas dan bayi yang dapat
dilakukan ibu dengan teknik yang benar
c. Lakukan demonstrasi sekaligus bersama ibu tentang teknik perawatan
nifas, bayi dan benarkan jika ibu melakukan kesalahan
3. Implementasi
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari semua rencana sebelumnya
, perencanaan yang telah dibuat antara lain
a. Cuci tangan dengan bersih.
b. Siapkan perlengkapan bayi meliputi: baju, popok/diapers dan bedong
sudah siap pakai.
c. Siapkan perlengkapan untuk mandi: handuk bayi sudah ditebarkan di
atas baby table, sabun bayi, sisir bayi, dan waslap siap pakai di atas
baby table
d. Siapkan air hangat dengan suhu: 36.5
0
C - 37.2C dan kedalaman air
bak mandi 10 cm atau dengan memasukkan siku tangan penolong ke
dalam bak mandi untuk merasakan kehangatan air (hangat kuku)
e. Pakai sarong tangan
f. Persiapkan bayi, tempatkan bayi di baby table
g. Buka pakaian bayi, bila BAB bersihkan terlebih dahulu dengan kapas
basah dari arah genitalia menuju anal
h. Dimulai dari muka bayi, bersihkan dengan waslap air hangat tanpa
39

sabun, dari sudut mata bagian dalam ke arah sudut mata bagian luar
i. Bersihkan telinga dan hidung dengan kapas, jangan gunakan cotton
bud karena dapat melukai telinga
j. Bersihkan kepala bayi dengan waslap berisi sabun, leher, tangan,
jari-jari tangan, kaki. jari-jari kaki, lipat paha punggung, dna terakhir
bagian genetalia dari arah atas pubis ke arah anal
4. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dalam manajemen keperawatan, yakni untuk
mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan yang di
berikan kepada pasien, mengacu kepada beberapa pertimbangan berikut
ini
a. Tinjauan asuhan keperawatan.
Meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan
b. Efektivitas tindakan untuk mengatasi masalah.
Dalam melakukan evaluasi seberapa efektif tindakan dan asuhan
keperawatan yang di berikan kepada pasien. Hasil pengkajian ini
sebagai acuhan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya.

c. Hasil asuhan
Hasil asuhan adalah bentuk konkret dari perubahan kondisi pas.
Menurut teori Menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar, dan
mencegah kemungkinan infeksi menjaga jangan sampai bayi
kedinginan yang dapat mengakibatkan hipotermi dan air masuk ke
hidung, mulut atau telinga (Aziz Alimul Hidayat,2008).

Anda mungkin juga menyukai