Anda di halaman 1dari 4

Latar Belakang Masalah

Kesehatan reproduksi menurut


World Health Organization
(WHO)adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan hanyatidak adanya
penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang berhubungandengan sistem reproduksi dan
fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya.
1
Adapun remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
WHO menyebutkan bahwa batasan usia remaja adalah usia12 sampai 24 tahun, sedangkan
menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan BKKBN adalah antara 10 sampai 19 tahun dan
belum kawin.
2
Pada era globalisasi dan modernisasi ini telah terjadi perubahan dankemajuan di segala aspek
dalam menghadapi perkembangan lingkungan,kesehatan dan kebersihan, dimana masyarakat
dituntut untuk selalu menjagakebersihan fisik dan organ atau alat tubuh. Salah satu organ tubuh
yang penting serta sensitif dan memerlukan perawatan khusus adalah alatreproduksi.
Pengetahuan dan perawatan yang baik merupakan faktor penentu dalam memelihara kesehatan
reproduksi. Apabila alat reproduksitidak dijaga kebersihannya maka akan menyebabkan infeksi,
yang padaakhirnya dapat menimbulkan penyakit.
3
Organ reproduksi kurang mendapatkan perhatian dalam kehidupansehari-hari, hal ini disebabkan
oleh budaya kita yang terkadang merasakurang nyaman untuk membicarakan masalah seksual.
Padahal, organ


2

tersebut sangat membutuhkan perhatian, terutama kesehatan dankebersihannya. Penelitian yang
pernah dilakukan di Asia Selatan, di daerahBengal Selatan tentang tingkat pengetahuan
kebersihan organ reproduksi pada saat menstruasi dari 160 anak perempuan didapatkan 67,5%
memiliki pengetahuan yang baik, sedangkan 97,5% tidak mengetahui tentangkebersihan alat
reproduksi pada saat menstruasi.
4,5
Beberapa penyakit-penyakit infeksi pada organ reproduksi wanitaadalah dapat berupa
trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis,vulvovaginitis, gonore, klamidia,
dan
sifilis
. Salah satu gejala dan tanda-tanda penyakit infeksi organ reproduksi wanita adalah terjadinya
keputihan.Keputihan merupakan salah satu masalah yang sejak lama menjadi persoalan bagi
kaum wanita. Keputihan
(flour albus)
adalah cairan berlebihyang keluar dari vagina.
6
Pada studi kasus fisiologi reproduksi, banyak wanita mengeluhkankeputihan dan dirasakan
sangat tidak nyaman, gatal, berbau, bahkanterkadang perih. Setelah banyaknya penelitian yang
berkembang berkaitandengan organ reproduksi wanita, ternyata hal itu berkait dengan
kebiasaansehari-hari. Salah satu penyebabnya adalah masalah kebersihan di sekitar organ intim
wanita yang biasa dikenal di masyarakat luas sebagaikeputihan.
7
Meskipun termasuk penyakit yang sederhana, kenyataannyakeputihan adalah penyakit yang tidak
mudah disembuhkan. Penyakit inimenyerang sekitar 50% populasi perempuan dan mengenai
hampir padasemua umur. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita


25

5.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku
Hygiene
OrganReproduksi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Hygiene
OrganReproduksi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
9
a.

Faktor internal : yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat
given
atau bawaan, misalnya tingkat pendidikan, tingkatemosional, konsep diri, jenis kelamin dan
sebagainya . b.

Faktor eksternal : yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik dan
sebagainya. Faktor lingkungan inimerupakan faktor yang dominan yang mewarnai perilaku
seseorangdalam menjaga kesehatan organ reproduksi, karena seseorang akancenderung
menyesuaikan dan mengikuti perilaku
hygiene
organreproduksi sesuai dengan kebiasaan yang ada di lingkungannya.Selain faktor di atas
Burns, 1993 (dalam Arya, 2010) menyatakan bahwa konsep diri memiliki peran yang penting
dalam tingkah lakumanusia, karena cara individu memandang dirinya akan tampak dari seluruh
perilakunya.
6.

Pembentukan Perilaku
Hygiene
Organ Reproduksi
Menurut Green, ada 3 faktor yang berpengaruh terhadap pembentukanPerilaku
Hygiene
Organ Reproduksi, yaitu :
9
a.

Faktor yang mempermudah (
predisposing fa
c
tor
)Faktor utama yang mempengaruhi perilaku adalah sikap, pengetahuan, konsep diri,
kepercayaan, nilai dan informasi. Selain


26

itu faktor demografi seperti status ekonomi, umur, jenis kelamindan jumlah keluarga juga
mempengaruhi perubahan perilaku
hygiene
organ reproduksi. b.

Faktor pendukung (
enabling fa
c
tors)
Faktor yang mentukan keinginan terlaksana seperti sumber daya,sarana, prasarana, keahlian dan
ketrampilan.c.

Faktor pendorong (
renfor
c
ing fa
c
tor)
Faktor yang memperkuat perubahan perilaku
hygiene
organreproduksi seseorang dikarenakan adanya perilaku dan sikap oranglain seperti guru,
keluarga teman sebaya dan lingkungan sekitar.
7
.

Aspek-aspek Perilaku
Hygiene
Organ Reproduksi
Aspek-aspek Perilaku
Hygiene
Organ Reproduksi terdiri dari :
9

a.

Aspek fisik, berhubungan dengan keinginan remaja untuk memperlihatkan jati diri pada orang
lain, keadaan fisik dapatmembedakan perilaku seseorang. Banyak gangguan kesehatan
yangdiderita seseorang terlihat secara fisik karena tidak terpeliharanyakebersihan organ
reproduksi perorangan dengan baik. b.

Aspek psikis, behubungan dengan faktor yang mendorong remajamelakukan perilaku
hygiene
organ reproduksi, misalnya: persepsi,motivasi, emosi, dan belajar.c.

Aspek sosial, berhubungan dengan keinginan remaja untuk diterima dalam lingkungan kelompok
tertentu, sehingga remaja

Anda mungkin juga menyukai