Anda di halaman 1dari 8

Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,

Configurational, Dan Contextual Perspective



27

MSDM STRATEGIK:
INTEGRASI ANTARA UNIVERSALISTIC, CONTINGENCY,
CONFIGURATIONAL, DAN CONTEXTUAL PERSPECTIVE
Wijayanti
Universitas Muhammadiyah Purworejo

Abstraksi
Pendekatan-pendekatan dalam strategi MSDM yang selama ini
dikenal dan banyak diangkat dalam jurnal penelitian adalah
universalistic perspective, contingency perspective, configurational
perspective, dan contextual perspective. Perpaduan antara beberapa
perspektif akan menghasilkan suatu model yang komprehensif.
Integrasi tersebut akan memberikan satu lagi pilihan kepada
organisasi dalam menentukan strategi MSDM yang cocok dan sesuai
dengan tujuan organisasi.
Kata kunci: universalistic perspective, contingency perspective,
configurational perspective, dan contextual
perspective.

I. Pendahuluan
Krisis keuangan dan perubahan
teknologi yang sangat cepat sampai
saat ini sangat berpengaruh terhadap
organisasi. Hal itu mendorong dan
memaksa organisasi untuk
melakukan perubahan dalam fungsi-
fungsi manajemen yang selama ini
dianggap sebagai manajemen
personalia yang kecenderungannya
bersifat personal administrative.
Fakta tersebut menuntut
manajemen SDM untuk memahami
perubahan yang semakin komplek
yang selalu akan terjadi di
lingkungan bisnis. Organisasi juga
harus mengantisipasi perubahan
teknologi, dan memahami dimensi
internasional yang mulai memasuki
bisnis akibat informasi yang
berkembang cepat.
Perubahan paradigma dari
personal administrative manajemen
SDM telah memberikan fokus yang
berbeda dalam melaksanakan
fungsinya di dalam organisasi.
Meskipun demikian, masih tetap ada
perdebatan tentang perubahan
manajemen personalia tersebut
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

28

menjadi Manajemen Sumber Daya
Manusia.
Pada konteks Manajemen
Sumber Daya Manusia, muncul
pendekatan-pendekatan yang
berkaitan dengan strategi MSDM.
Menurut Alcazar, 2005; Strategi
manajemen sumber daya manusia
merupakan suatu integrasi dari
seperangkat praktek, kebijakan, dan
strategi organisasi untuk mengelola
human capital yang mempengaruhi
dan dipengaruhi oleh strategi bisnis.
Pioner dari pengembangan
pendekatan strategi MSDM adalah
Galbraith &Nathason (1978), Schiler
(1981), Davis (1981), Lindroh
(1982), dan Sweet (1982) dalam
Alcazar 2005. Pendekatan-
pendekatan dalam strategi MSDM
yang selama ini dikenal dan banyak
diangkat dalam jurnal penelitian
adalah universalistic perspective,
contingency perspective,
configurational perspective, dan
contextual perspective.
Universalistic perspective
merupakan pendekatan yang
sederhana dan cenderung pada best
practice. Fokus utama dalam model
adalah tentang kebijakan dalam
SDM yang terpisah dihubungkan
dengan kinerja organisasional.
Universalistic perspective
mempunyai kontribusi dalam
penelitian strategi MSDM pada
penilaian pentingnya faktor human
capital untuk mencapai kinerja
organisasi yang optimal. Dengan
demikian, dapat memperbaiki
kemampuan karyawan dalam
organisasi dengan memberikan
kompensasi, pelatihan, dan penilaian
kinerja.
Contingency perspective
merupakan model yang didasarkan
pada interaksi dan menyatakan
bahwa keefektifan serta kebijakan
MSDM harus konsisten dengan
aspek-aspek perusahaan (Michie,
2005). Dalam perspektif ini faktor
eksternal dimasukkan sebagai
variabel yang penting dalam
organisasi.
Dalam configurational
perspective, terdapat dimensi-
dimensi organizational seperti
strategi, struktur, culture, dan proses.
Configurational mengacu pada best
practice dan pendekatan
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

29

contingency. Dalam prakteknya
cenderung menyederhanakan realitas
yang terjadi dalam MSDM.
Pendekatan yang lain adalah
contextual perspective. Dalam
pendekatan ini strategi MSDM sudah
fokus pada berbagai variable.
Menurut alcazar, 2005; organisasi
sudah fokus pada dimensi sosial,
ekonomi, institusional, politik, legal,
teknologi, dan konteks persaingan.
Untuk mencapai existensi, organisasi
tidak hanya fokus pada pencapaian
tujuan, tetapi bagaimana
hubungannya dengan konteks
external dan organisasional yang
akan menentukan keputusan
manajerial. Kontribusi utamanya
adalah mempertimbangkan kembali
hubungan antara sistem strategi
MSDM dengan konteksnya.
Dari berbagai perpektif tersebut
akan lebih baik jika ada suatu
perspektif yang mampu memenuhi
minimal dimensi internal dan
dimensi eksternal. Dengan demikian,
strategi MSDM akan menjadi fungsi
yang terintegrasi dengan seluruh
fungsi lainnya di dalam organisasi,
untuk bersama-sama mencapai
sasaran yang sudah ditetapkan oleh
organisasi. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan memperkenalkan
pendekatan baru yang
mengitegrasikan keempat
pendekatan yang ada di atas.

2. Integrasi Antara Universalistic,
Contingency, Configurational,
Dan Contextual Perspective
Pendekatan yang mencoba
mengintegrasikan keempat model di
atas di perkuat oleh Alcazar et al.
2005 yang mencoba
memperkenalkan suatu model baru
yang mengintegrasikan antara
universalistic perspective,
contingency perspective,
configurational perspective, dan
contextual perspective.
Perpaduan antara beberapa
perspektif akan menghasilkan suatu
model yang komprehensif. Hal
tersebut akan menutupi kekurangan
pada keempat perspektif yang sudah
ada.
Universalistic perspective tidak
melihat praktek-praktek dalam SDM
yang saling berhubungan.
Pendekatan ini kurang solid dalam
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

30

hal fondasi teoritikal dan metodologi
(alcazar, 2005). Apabila organisasi
menerapkan universalistic
perspective maka organisasi hanya
akan fokus pada internal organisisasi
atau variabel-variabel organisasional.
Hal ini tidak akan ada masalah ketika
organisasi tidak akan melakukan
inovasi untuk merespon adanya
perubahan dari lingkungan eksternal
organisasi. J ika organisasi
memperhitungkan aspek eksternal,
maka pendekatan ini kurang cocok.
Untuk itu diperlukan pendekatan lain
yang fokus pada variabel-variabel
ekstenal.
Pendekatan atau perspektif itu
kita kenal dengan nama contingency
perspective. Walaupun faktor
ekternal juga menjadi fokus, tetapi
pendekatan ini orientasinya masih
bersifat mikro. J ika organisasi
mengadopsi pendekatan contingency,
maka tidak memperhitungkan
variabel politik yang memang tidak
bisa dipungkiri akan berpengaruh
pada existensi organisasi. Misalnya
suatu organisasi yang akan
mempekerjakan karyawan dari
negara lain, maka organisasi harus
mengerti dan mempunyai
pengetahuan menyangkut segala
sesuatu yang berhubungan dengan
kondisi politik dan culture negara
tersebut. Selain hal di atas, kepastian
kebijakan dalam organisasi akan
sangat tergantung pada kepastian
lingkungan dan faktor-faktor yang
mempengaruhi organisasi.
Dalam contingency perspective
juga dikatakan bahwa oeganisasi
membutuhkan kondisi fit. Banyak
ahli yang mengatakan bahwa dengan
kondisi fit organisasi akan
cenderung kaku dan struktur tidak
fleksibel. Perpektif ini membutuhkan
analisas yang mendalam lagi dari
fungsi manajemen SDM di dalam
mengembangkan tipologi khusus
untuk mengukur strategi bisnis
(Alcazar, 2005). Untuk mengatasi
hal tersebut, ada satu perspective
yang disebut configurational
perspective.
Kelemahan configurational
perspective ini menurut Alcazar dkk
sulit dalam pengukuran
menggunakan alat statistik yang
umum digunakan dalam organisasi
dan penelitian strategi. Menurut
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

31

meyer et al, 1993, keterbatasannya
terletak pada ukuran dan teknologi
yang tidak pasti. Cenderung
menyederhanakan realitas dalam
strategi MSDM. untuk mengatasi hal
tesebut organisasi membutuhkan
pendekatan yang lebih komplek.
Kelemahan lain dari pendekatan ini
adalah dukungan empiris yang tidak
mencukupi dan tidak ada konsensus
tentang praktek-praktek yang
seharusnya terhubung dalam sistem
SDM (Alcazar, 2005).
Untuk dimensi sosial
diperkenalkan pada contextual
perspective tetapi tidak
memperhatikan efek yang ada dalam
strategi, kebijakan, dan praktek
SDM. Efek tersebut meliputi efek
organisasional, efek sosial, dan
individual. J ika hal ini terabaikan
maka organisasi tidak akan fokus
antara lain pada inovasi, kemampuan
beradaptasi, produktifitas, komitmen,
dan pembelajaran. Organisasi yang
tidak mempunyai komitmen dari
indiviadu atau karyawan tentu saja
tidak dapat exist. Demikian juga jika
organisasi tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungan eksternal yang
selalu berubaha, maka organisasi
tidak maju. Untuk mengatasi gap
yang terjadi diantara realitas strategi
MSDM maka diperkenalkan model
terintegrasi yang komprehensif oleh
Alcazar et al. 2005. Model integrasi
tersebut dapat di lihat pada bagan di
bawah ini.
Bagan I:
Integrating universalistic perspective, contingency perspective, configurational
perspective, and contextual perspective









Strategy
Organizational context
Climate, culture, size, structure, technology, innovation, particular interest
Organizational effect
Cohesion, adaptability,
innovation, problemresolosion,
performance
Social effect
Productivity, quality of life,
human capital development
Individual effect
Performance, satisfaction,
commitment, learning



Policies :
training & development,
evaluation, compensation,
staff management,
sozialization, recruitment
& selection, work design
Human
Capital
HRM strategy
Socio economical context
Legislation, politics, institution, social and economic issue, culture,
unions, educative system, labour market
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

32




Sumber : Alcazar, 2005
Dari gambar di atas dapat
terlihat bahwa secara horizontal ada
sebuah pola hubungan yang sesuai
dengan aktivitas dalam MSDM.
Strategi MSDM tidak hanya sebagai
formulasi strategi, kebijakan, dan
praktek yang menentukan sistem
terhubung satu dengan yang lainnya.
Hal tersebut untuk mengelola dan
mengembangkan pengetahuan
pengetahuan, skill, dan kemampuan
organisasi yang dapat digunakan
untuk melakukan inovasi sehingga
mempunyai kompetensi yang bisa
menjadi keunggulan kompetitif
organisasi. Misalnya dalam
kaitannya dengan individual effect,
menuntut kecepatan dan kualitas dari
Top Management Team (TMT)
dalam pengambilan keputusan.
Kinerja, komitmen, dan
pembelajaran dari Top management
Team akan berdampak pada
kepuasan karyawan maupun individu
lain yang terkait dengan organisasi.
Social effect dapat terlihat hubungan
sosial manager karyawan dan pelaku
lain diluar organisasi. Collin and
Clark, 2003, berpendapat bahwa
TMT social network akan menjadi
keunggulan kompetitif perusahaan
dengan teknologi tinggi.
Dalam comprehensive
perspective SDM sebagai objek dari
strategi MSDM. Efek dari sistem
dianggap tidak hanya untuk aspek
internal tetapi juga konsekuensi dari
keputusan strategi MSDM pada level
sosial. Konsistensi horizontal ini
berimplikasi pada efisiensi internal
pada praktek-praktek MSDM di
organisasi (Michie, 2005).
Secara vertikal, terdapat
seperangkat variabel organisasi dan
variabel sosio economi. Konsistensi
vertikal mengacu pada hubungan
antara sistem dalam MSDM dan
karakteristik perusahaan yang lain
seperti strategi. Organisasi yang
mengadopsi perspektif ini tidak
hanya bisa beradaptasi dengan
lingkungan yang selalu berubah
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

33

tetapi dapat secara proaktif
menghadapi perubahan yang terjadi.
Organisasi yang proaktif akan lebih
beruntung apabila terjadi perubahan
dan akan lebih siap menghadapi
persaingan dalam bisnis internasional
maupun nasional.


II. Simpulan
Dari beberapa perspective yang
banyak diangkat dalam beberapa
artikel yaitu universalistic
perspective, contingency perspective,
configurational perspective, dan
contextual perspective dapat dibuat
model yang lebih komprehensif
seperti apa yang diperkenalkan oleh
Alcazar et al, 2005. Adopsi
comprehensive perspective akan
lebih kuat dalam menjelaskan
strategi MSDM. Terlihat dalam
perspektif yang baru, bahwa strategi,
kebijakan, dan praktek untuk
mengelola human capital sebuah
organisasi.
Integrasi perspektif akan
memberikan satu lagi pilihan kepada
organisasi dalam menentukan
strategi MSDM yang cocok dan
sesuai dengan tujuan organisasi.

III. Daftar Pustaka
Alcazar, Fernando martin, Pedro M.
Romero-Fernandez, Gonzalo
sanchez-Gardey. (2005)
Strategic Human Resource
Management: Integrating the
Universalistic, Contingent,
Configurational and
Contextual Perspectives,
Intemationai Journal of
Human Resource
Management 16: 5 May 2005
633-659.

Colbert, B. A. (2004) The complex
resource-based view:
Implications for theory and
practice in strategic human
resource management,
Academy of Management
Review, 29: 341-358.

Collins, C. J . and Clark, K. D.
(2003), Strategic human
resource practices, top
management team social
networks, and firm
Wijayanti : Msdm Strategik: Integrasi Antara Universalistic, Contingency,
Configurational, Dan Contextual Perspective

34

performance: the role of
human resource practices in
creating organizational
competitive advantage,
Academy of Management
Review, 46; 740-751.

Michie, J onathan and Maura
Sheehan. (2005). Business
strategy, human resources,
labour market flexibility and
competitive advantage,
Intemationai Journal of
Human Resource
Management 16:3 March
2005 445464.

Anda mungkin juga menyukai