Pelayanan Informasi Obat

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 4

Depresi merupakan faktor resiko terjadinya morbiditas dan mortalitas selama adanya

kondisi perbedaan kesehatan. Pasien depresi mengalami sensitivitas yang rendah terhadap respon
inflamasi. Yang ditandai dengan adanya peningkatan kortisol yang signifikan dibandingkan
dengan orang normal
1
.
Sistem tubuh yang mengatur stress adalah hipotalamus pituitary adrenal. HPA merespon
perubahan tindakan dan juga mental untuk mengatur homeostasis dengan mengontrol level
kortisol tubuh. Pasien depresi selain mengalami peningkatan kortisol ternyata juga mengalami
penurunan fungsi reseptor glukokortikoid. Pemberian dexamethasone memberikan hubungan
yang significant terhadap penurunan level kortisol pada perbedaan genre tetapi tidak pada tingkat
kromosom yaitu kromosom X
6,7,8
.
HPA (hipotalamus pituitary adrenal) mengontrol sekresi corticotrophin releasing
hormone CRH, corticotrophin dan cortisol. Dexamethasone suppression test DST merupakan test
yang sering digunakan untuk menganilis fungsi HPA pada pasien kerusakan psikiatrik. Adanya
peningkatan kortisol pada pasien menunjukkan adanya gejala stress dan bisa menimbulkan
depresi
2
. cortisol sebagain indikator kelainan fungsi HPA dan penunjuk adanya gejala stress juga
dapat didentifikasi melalui saliva.
10
Gangguan depresi mayor dikaitkan dengan adanya perubahan pada hipotalamik pituitary
tiroid HPT dan hipotalamik pituitary adrenal. Adanya perubahan pada HPT menyebabkan
adanya defisiensi serotonin pada depressi sehingga menimbulkan terjadinya hiperkortisolisme.
Adanya aktivasi HPA yaitu resistensi glukokortikoid dan terjadi kerusakan padaCRH
(corticotrophin releasing hormone) pada depresi mayor
3
.
Terdapat perbedaan hasil antara pasien muda dengan genre yang berbeda dibandingkan
dengan pasien usia lanjut. Dexamethasone pada pasien dengan depresi unipolar dapat
mempengaruhi kelenjar pituitarinya. Dibuktikan dengan test yang menggunakan Dexamethasone
dan ACTH dimana hasil yang didapatkan yaitu pasien usia lanjut dan pasien berjenis kelamin
wanita mengalami kenaikkan hormonal di kelenjar adrenal dan pituitary daripada pasien muda
dan pasien laki-laki
4
.
Perbandingan antara pasien berdasarkan gender menunjukan hasil yang cukup signifikan.
dari penelitian didapatkan pasien perempuan memiliki respon yang lebih tinggi terhadap
dexamethason dibandingkan dengan laki-laki. hal inidapat menggambarkan bahwa pasien
perempuan lebih cenderung mengalami depresi dibandingkan laki-laki.
9

Saat pasien diberikan dosis kecil dexamethasone secara peroral menunjukkan adanya
penurunan kortisol dibandingkan dengan control kortisol karena adanya hipersupresi kortisol
yang ditekan oleh dexamethasone
5
. Tetapi ada sebuah penelitian walaupun diberikan
dexamethasone kadar kortisol pasien justru meningkat sedangkan yang lainnya sama seperti
penelitian lainnya mengalami penurunan kadar kortisol. walaupun beberapa pasien mengalami
peningkatan kortisol setelah diberi perlakuan, tampaknya hal itu tidak mempengaruhi bahwa
dexamethason memberikan respon positif untuk menurunkan kadar kortisol pada pasien depresi.
sedangkan pada orang normal yang diberikan dexamethasone tidak ada respon penekanan dalam
kadar kortisol yang normal, dan hal ini masih perlu dibuktikan lagi apa penyebabnya.
11
Uji dexamethsone tidak hanya digunakan sebagai diagnosis gangguan neuroendokrin pada
pasien depresi, tetapi juga dapat mengungkapkan nilai perbedaan dalam keparahan penyakit.
12

kesimpulan
sebagai kesimpulan, kami memperoleh bukti bahwa HPA berperan penting dalam depresi.
menignkatnya sekresi kortisol oleh HPA menunjukan tingkat keparahan dari depresi itu.
Dexamethasone terbukti dapat menekan sekresi kortisol oleh HPA. pembuktian ini dapat dilihat
dari serangkaian test yang dilakukan oleh beberapa penelitan yaitu tes dexamethasone supresi
terhadap pasien depresi. test dexamethasone supresi dijadikan diagnosa gangguan HPA dan
diagnosa terhadap gangguan kejiwaan khususnya depresi. Hal ini menunjukan bahwa
dexamethasone dapat digunakan sebagai obat antidepresi (off label), selain digunakan sebagai
obat antiinflamasi dan anti alergi sebagai terapi utamanya.


1. Gregory E., Miller, Nicolas, Rohleder, Cinnamon, Stetler, and Clemens, Kirschbaum, 2005,
Clinical Depression and Regulation of the Inflammatory Response During Acute Stress,
Psychosomatic Medicine, 67:679687
2. Leo, Sher, 2006, Combined Dexamethasone Suppression Corticotropin Releasing Hormone
Stimulation Test in Studies of Depression, Alcoholism, and Suicidal Behavior,
TheScientificWorldJOURNAL, 13981404
3. Jantien, P., Brouwer, Bente C., Appelhof, Witte J.G., Hoogendijk, Jochanan, Huyser, Erik
Endert, Cassandra Zuketto, Aart, H., Schene, Jan, G.P., Tijssen, Richard, Van Dyck, Wilmar
M., Wiersinga, and Eric, Fliers, 2005, Clinical Study : Thyroid and adrenal axis in major
depression a controlled study in outpatients, European Journal of Endocrinology, 152 185
191
4. Assessment of the Dexamethasone/CRH Test as a State-Dependent Marker for
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal (HPA) Axis Abnormalities in Major Depressive Episode:A
Multicenter Study
5. Veerle, L Simoens, and Sylvie, Hbert, 2012, Research Article : Cortisol suppression and
hearing thresholds in tinnitus after low-dose dexamethasone challenge, MC Ear, Nose and
Throat Disorders, 12:4
6. Shakti Gupta, Eric Aslakson, Brian M., Gurbaxani and Suzanne D., Vernon, 2007, Research
Article : Inclusion of the glucocorticoid receptor in a hypothalamic pituitary adrenal axis
model reveals bistability, Theoretical Biology and Medical Modelling 2007, 4:8
7. Anthony J., Cleare, Mario F., Juruena, Carmine M., Pariante, Andrew S., Papadopoulos,
Lucia Poon, Stafford Lightman, 2009, Prednisolone suppression test in depression:
prospective study of the role of HPA axis dysfunction in treatment resistance, The British
Journal of Psychiatry, 194, 342349
8. Daimei Sasayama, Hiroaki Hori, Yoshimi Iijima, Toshiya Teraishi, Kotaro Hattori, Miho Ota,
Teruhiko Higuchi, Naoji Amano, and Hiroshi Kunugi, Takashi Fujii, 2011, Research
Article : Modulation of cortisol responses to the DEX/CRH test by polymorphisms of the
interleukin-1beta gene in healthy adults, Behavioral and Brain Functions , 7:23
9. Kunugi, Hiroshi., Ida, Itsuro., Owashi, Tashimi., Kimura, Mahito., Inoue, Yumiko.,
Nakagawa, Shin., Yabana, Takafumi., Kanai, Rie., Aihara, Masako., Yuuki, Naoya., Otsubo,
Tempei., Oshima, Akihiko., Kamijima, Kunitoshi., Kudo, Koutaro., Inoue, Takeshi.,
Kitaichi, Yuji., 2006, Assesment of the Dexamethasone/CRH Test as a State-Dependent
Marker for Hypothalmic-Pituitary-Adrenal 9HPA) Axis Abnormalities in Major Depressive
Episode: A Multicenter Study, Neuropsychopharmacology, 31, 212-220
10. Bhagwagar, Zubin., Hafizi, Sepehr., J. Cowen, Philip., 2003, Increase in Consentration of
Waking Salivary Cortisol in Recovered Patients With Depression, Am J Psychiatry, 160:
1890-1891
11. N. Fountoulakis, Konstatinos., Gonda, Xenia., Rihmer, Zoltan., Fokas, Costas., Iacovide,
Apostolos., 2008, Primary Research: Revisiting the Dexamethasone Supression Test in
Unipolar major depression: an exploratory study, Annals of General Psychiatry, 7: 22
12. Atouglu, Safinaz., Ozcetin, Adnan., Yildiz, Ozcan., Atouglu, Abmet., 2003, Evaluatin of
dexamethasone supression test in fibromyalgia patients with or without depression, Swiss
Med WKLY, 133: 241-244

Anda mungkin juga menyukai