Anda di halaman 1dari 22

S k i z o f r e n i a | 1

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Skizofrenia merupakan kumpulan gejala-gejala klinik yang melibatkan kognitif, emosi
persepsi dan aspek perilaku dan bermanifestasi pada pasien dan mempengaruhi perjalanan
penyakit, biasanya berat dan berlangsung lama.
Istilah skizofrenia itu sendiri diperkenalkan oleh Eugen Bleuler (1!"-1#$#%, untuk
menggambarkan mun&ulnya perpe&ahan antara pikiran, emosi dan perilaku pada pasien yang
mengalami gangguan ini. Bleuler mengindentifikasi symptom dasar dari skizofrenia yang
dikenal dengan '( antara lain ) (sosiasi, (fek, (utisme dan (mbi*alensi.
Berdasarkan deskripsinya, skizofrenia tergolong ke dalam kelompok khusus kategori
oppressed group (kelompok tertekan% yang harus mendapat perhatian khusus pula dari berbagai
pihak dalam penanganannya, dalam hal ini perhatian dari pekerja sosial selaku salah satu yang
memegang peranan utama dalam mengatasi permasalahan skizofrenia. +aka dari itu, makalah
ini men&oba membahas mengenai seluk-beluk skizofrenia.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum mengenai Skizofrenia,
2. (pa itu Skizofrenia,
3. (pa sajakah gejala atau &iri-&iri Skizofrenia,
S k i z o f r e n i a | 2
4. (pa saja yang dapat menjadi faktor penyebab Skizofrenia,
5. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari Skizofrenia,
Tujuan Dan Manfaat
+engetahui gambaran umum mengenai Skizofrenia
+emahami pengertian Skizofrenia
+engetahui gejala atau &iri-&iri Skizofrenia
+engetahui faktor penyebab Skizofrenia
+engetahui dampak yang ditimbulkan dari Skizofrenia
Selain tujuan tersebut semoga makalah ini dapat berguna se&ara teoritis bagi
perkembangan ilmu pengetahuan mengenai skizofrenia serta se&ara empiris dapat bermanfaat
dalam sumbangsihnya pada -raktek -ekerjaan Sosial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
am!aran Umum Sk"#$fren"a
Skizofrenia merupakan suatu bentuk gangguan psikotik berat dan &enderung menjadi
kronis. Sekitar satu persen penduduk dunia akan mengidap skizofrenia pada suatu .aktu dalam
S k i z o f r e n i a | 3
hidupnya. /i Indonesia diperkirakan satu sampai dua persen penduduk atau sekitar dua sampai
empat juta ji.a akan terkena penyakit ini. Bahkan sekitar sepertiga dari sekitar satu sampai dua
juta yang terjangkit penyakit skizofrenia ini atau sekitar "00 ribu hingga 1,' juta ji.a kini sedang
mengidap skizofrenia.
-erkiraan angka ini disampaikan /r 1S 2handra, Sp34 dari Sanatorium /harma.angsa
4akarta Selatan. 5iga per empat dari jumlah pasien skizofrenia umumnya dimulai pada usia 16
sampai 7! tahun pada laki-laki. -ada kaum perempuan, skizofrenia biasanya mulai diidap pada
usia 7! hingga $0 tahun. -enyakit yang satu ini &enderung menyebar di antara anggota keluarga
sedarah.
-re*alensi skizofrenia antara pria dan .anita sama, namun berbeda dalam timbulnya
serangan partama. /i (merika Serikat pre*alensi seumur hidup untuk skizofrenia berkisar 18.
-re*alensi skizofrenia sama antara pria dan .anita. -un&ak usia timbulnya serangan adalah10-7!
tahun pada pria dan 7!-$! tahun pada .anita. Sekitar #08 pasien dalam pengobatan untuk
skizofrenia berusia antara 1!-!! tahun.
Skizofrenia adalah penyakit life-shortening, dengan tingkat mortalitas di antara pasien
skizofrenia dua kali lebih tinggi seperti pada populasi umum. 9arapan hidup antara penderita
skizofrenia adalah 708 lebih pendek daripada populasi umum , dengan penyakit peredaran
darah, pernapasan, dan gastrointestinal di&atat sebagian pada penemuan ini.
Selain itu, pasien dengan skizofrenia juga tampaknya memiliki angka yang lebih tinggi
terhadap toleransi glukosa, resistensi insulin, dan diabetes mellitus tipe 7 dari populasi umum.
Skizofrenia merupakan gangguan psikotik yang paling sering, hampir 18 penduduk dunia
menderita psikotik selama hidup mereka di (merika. Skizofrenia lebih sering terjadi pada negara
industri terdapat lebih banyak populasi urban dan pada kelompok sosial ekonomi rendah.
Pengert"an Sk"#$fren"a
Skizofrenia berasal dari bahasa :unani, ;s&hizein<yang berarti ;terpisah<atau ;pe&ah<,
dan ;phren< yang artinya ;ji.a<. -ada skizofrenia terjadi pe&ahnya atau ketidakserasian antara
S k i z o f r e n i a | 4
afeksi, kognitif dan perilaku. Se&ara umum, simptom skizofrenia dapat dibagi menjadi tiga
golongan) yaitu simptom positif, simptom negati*e, dan gangguan dalam hubungan
interpersonal.
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi dengan *ariasi penyebab (banyak belum
diketahui% dan perjalanan penyakit (tak selalu bersifat kronis atau ;deteriorating<% yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, fisik, dan sosial
budaya.
-ada umumnya ditandai oleh penyimpangan yang fundamental dan karakteristik dari
pikiran dan persepsi , serta oleh afek yang tidak .ajar (inappropriate% atau tumpul (blunted%.
3esadaran yang jernih (&lear &ons&iousness% dan kemampuan intelektual biasanya tetap
terpelihara, .alaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang kemudian.
Skizofrenia adalah gangguan keji.aan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi
otak manusia, mempengaruhi fungsi normal pikiran, perasaan dan tingkah laku. Skizofrenia
adalah gangguan ji.a psikotik paling lazim dengan &iri hilangnya perasaan afektif atau respons
emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi
(keyakinan yang salah% dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pan&aindra%.
%"r"&%"r" 'an ejala Sk"#$fren"a
=ejala-gejala skizofrenia dapat dibagi menjadi dua kelompok menurut Bleuler, yaitu
primer dan sekunder.
(. =ejala-gejala primer )
1. =angguan proses pikiran (bentuk, langkah, isi pikiran% )
-ada skizofrenia inti gangguan memang terdapat pada proses pikiran. :ang terganggu
terutama ialah asosiasi. 3adang-kadang satu ide belum selesai diutarakan, sudah
timbul ide lain. (tau terdapat pemindahan maksud, umpamanya maksudnya ;tani<
tetapi dikatakan ;sa.ah<.
S k i z o f r e n i a | 5
5idak jarang juga digunakan arti simbolik, seperti dikatakan ;merah< bila
dimaksudkan ;berani<. (tau terdapat ;&lang asso&iation< oleh karena pikiran sering
tidak mempunyai tujuan tertentu, umpamanya piring-miring, atau ;>dulu .aktu hari,
jah memang matahari, lalu saya lari><. Semua ini menyebabkan jalan pikiran pada
skizofrenia sukar atau tidak dapat diikuti dan dimengerti. 9al ini dinamakan
inkoherensi. 4alan pikiran mudah dibelokkan dan hal ini menambah inkoherensinya.
Seorang dengan skizofrenia juga ke&enderungan untuk menyamakan hal-hal,
umpamanya seorang pera.at dimarahi dan dipukuli, kemudian seorang lain yang ada
disampingnya juga dimarahi dan dipukuli. 3adang-kadang pikiran seakan berhenti,
tidak timbul ide lagi. 3eadaan ini dinamakan ;blo&king<, biasanya berlangsung
beberapa detik saja, tetapi kadang-kadang sampai beberapa hari.
(da penderita yang mengatakan bah.a seperti ada sesuatu yang lain didalamnya
yang berpikir, timbul ide-ide yang tidak dikehendaki) tekanan pikiran atau ;pressure
of thoughts<. Bila suatu ide berulang-ulang timbul dan diutarakan olehnya dinamakan
prese*erasi atau stereotipi pikiran.
-ikiran melayang (flight of ideas% lebih sering inkoherensi. -ada inkoherensi sering
tidak ada hubungan antara emosi dan pikiran, pada pikiran melayang selalu ada efori.
-ada inkoherensi biasanya jalan pikiran tidak dapat diikuti sama sekali, pada pikiran
melayang ide timbul sangat &epat, tetapi masih dapat diikuti, masih bertujuan.
7. =angguan afek dan emosi. =angguan ini pada skizofrenia mungkin berupa )
3edangkalan afek dan emosi (;emotional blunting<%, misalnya penderita menjadi
a&uh tak a&uh terhadap hal-hal penting untuk dirinya sendiri seperti keadaan
keluarganya dan masa depannya.
-erasaan halus sudah hilang. -arathimi ) apa yang seharusnya menimbulkan rasa
senang dan gembira, pada penderita timbul rasa sedih atau marah. -aramimi )
penderita merasa senang dan gembira, akan tetapi ia menangis.
S k i z o f r e n i a | 6
-arathimi dan paramimi bersama-sama dalam bahasa Inggris dinamakan ;in&ongruity
of affe&t< dalam bahasa Belanda hal ini dinamakan ;inade?uat<.3adang-kadang
emosi dan afek serta ekspresinya tidak mempunyai kesatuan, umpamanya sesudah
membunuh anaknya penderita menangis berhari-hari, tetapi mulutnya terta.a. Semua
ini merupakan gangguan afek dan emosi yang khas untuk skizofrenia.
$. =angguan afek dan emosi lain adalah )
Emosi yang berlebihan, sehingga kelihatan seperti dibuat-buat, seperti penderita yang
sedang bermain sandi.ara. :ang penting juga pada skizofrenia adalah hilangnya
kemampuan untuk melakukan hubungan emosi yang baik (;emotional rapport<%.
3arena itu sering kita tidak dapat merasakan perasaan penderita.
3arena terpe&ah belahnya kepribadian, maka dua hal yang berla.anan mungkin
terdapat bersama-sama, umpamanya men&intai dan memben&i satu orang yang sama @
atau menangis dan terta.a tentang satu hal yang sama. Ini dinamakan ambi*alensi
pada afek.
Banyak penderita dengan skizofrenia mempunyai kelemahan kemauan. +ereka tidak
dapat mengambil keputusan., tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan. +ereka
selalu memberikan alasan, meskipun alasan itu tidak jelas atau tepat, umpamanya bila
ditanyai mengapa tidak maju dengan pekerjaan atau mengapa tiduran terus. (tau
mereka menganggap hal itu biasa saja dan tidak perlu diterangkan.
3adang-kadang penderita melamun berhari-hari lamanya bahkan berbulan-bulan.
-erilaku demikian erat hubungannya dengan otisme dan stupor katatonik.
Aegati*isme ) sikap atau perbuatan yang negati*e atau berla.anan terhadap suatu
permintaan.
(mbi*alensi kemauan ) menghendaki dua hal yang berla.anan pada .aktu yang
sama, umpamanya mau makan dan tidak mau makan@ atau tangan diulurkan untuk
berjabat tangan, tetapi belum sampai tangannya sudah ditarik kembali@ hendak masuk
S k i z o f r e n i a | 7
kedalam ruangan, tetapi se.aktu mele.ati pintu ia mundur, maju mundur. 4adi
sebelum suatu perbuatan selesai sudah timbul dorongan yang berla.anan.
Btomatisme ) penderita merasa kemauannya dipengaruhi oleh orang lain atau tenaga
dari luar, sehingga ia melakukan sesuatu se&ara otomatis.
'. =ejala psikomotor )
4uga dinamakan gejala-gejala katatonik atau gangguan perbuatan. 3elompok gejala
ini oleh Bleuler dimasukkan dalam kelompok gejala skizofrenia yang sekunder sebab
didapati juga pada penyakit lain.
Sebetulnya gejala katatonik sering men&erminkan gangguan kemauan. Bila gangguan
hanya ringan saja, maka dapat dilihat gerakan-gerakan yang kurang lu.es atau yang
agak kaku. -enderita dalam keadaan stupor tidak menunjukkan pergerakan sama
sekali. Stupor ini dapat berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan dan kadang-kadang
bertahun-tahun lamanya pada skizofrenia yang menahun. +ungkin penderita
mutistik.
+utisme dapat disebabkan oleh .aham, ada sesuatu yang melarang ia bi&ara.
+ungkin juga oleh karena sikapnya yang negati*istik atau karena hubungan penderita
dengan dunia luar sudah hilang sama sekali hingga ia tidak ingin mengatakan apa-apa
lagi.
Sebaliknya tidak jarang penderita dalam keadaan katatonik menunjukkan hiperkinesa,
ia terus bergerak saja, maka keadaan ini dinamakan logorea. 3adang-kadang
penderita menggunakan atau membuat kata-kata yang baru) neologisme.
Berulang-ulang melakukan suatu gerakan atau sikap disebut stereotipi@ umpamanya
menarik-narik rambutnya, atau tiap kali mau menyuap nasi mengetok piring dulu
beberapa kali. 3eadaan ini dapat berlangsung beberapa hari sampai beberapa tahun.
Stereotipi pembi&araan dinamakan *erbigerasi, kata atau kalimat diulang-ulangi.
S k i z o f r e n i a | 8
+annerisme adalah stereotipi yang tertentu pada skizofrenia, yang dapat dilihat
dalam bentuk grimas pada mukanya atau keanehan berjalan dan gaya.
=ejala katalepsi ialah bila suatu posisi badan dipertahankan untuk .aktu yang lama.
Cleksibilitas &erea) bila anggota badan dibengkokkan terasa suatu tahanan seperti
pada lilin. Aegati*isme ) menentang atau justru melakukan yang berla.anan dengan
apa yang disuruh. Btomatisme komando (;&ommand automatism<% sebetulnya
merupakan la.an dari negati*isme ) semua perintah dituruti se&ara otomatis,
bagaimana ganjilpun.5ermasuk dalam gangguan ini adalah e&holalia (penderita
meniru kata-kata yang diu&apkan orang lain% dan ekophraksia (penderita meniru
perbuatan atau pergerakan orang lain%.
B. =ejala-gejala sekunder )
1. Daham
-ada skizofrenia, .aham sering tidak logis sama sekali dan sangat rumit. 5etapi
penderita tidak mengoreksi hal ini dan untuk dia .ahamnya adalah fakta dan tidak dapat
diubah oleh siapapun. Sebaliknya ia tidak mengubah sikapnya yang bertentangan,
umpamanya penderita ber.aham bah.a ia raja, tetapi ia bermain-main dengan air
ludahnya dan mau disuruh melakukan pekerjaan kasar.
+ayer gross membagi .aham dalam dua kelompok yaitu .aham primer dan
.aham sekunder, .aham sistematis atau tafsiran yang bersifat .aham (delutional
interpretations%.
Daham primer timbul se&ara tidak logis sama sekali, tanpa penyebab apa-apa dari
luar. +enurut +ayer-=ross hal ini hampir patognomonis buat skizofrenia. Empamanya
istrinya sedang berbuat serong sebab ia melihat seekor &i&ak berjalan dan berhenti dua
kali, atau seorang penderita berkata ;dunia akan kiamat sebab ia melihgat seekor anjing
mengangkat kaki terhadap sebatang pohon untuk ken&ing. ;
S k i z o f r e n i a | 9
Daham sekunder biasanya logis kedengarannya dapat diikuti dan merupakan &ara
bagi penderita untuk menerangkan gejala-gejala skizofrenia lain. Daham dinamakan
menurut isinya ).aham kebesaran atau ekspansif, .aham nihilistik, .aham kejaran,
.aham sindiran, .aham dosa, dan sebagainya.
2. 9alusinasi
-ada skizofrenia, halusinasi timbul tanpa penurunan kesadaran dan hal ini
merupakan gejala yang hampir tidak dijumpai dalam keadaan lain. -aling sering pada
keadaan skizofrenia ialah halusinasi (oditif atau akustik% dalam bentuk suara manusia,
bunyi barang-barang atau siulan.
3adang-kadang terdapat halusinasi pen&iuman (olfaktorik%, halusinasi &itrarasa
(gustatorik% atau halusinasi singgungan (taktil%. Empamanya penderita men&ium
kembang kemanapun ia pergi, atau ada orang yang menyinarinya dengan alat rahasia atau
ia merasa ada ra&un dalam makanannya. 9alusinasi penglihatan agak jarang pada
skizofrenia lebih sering pada psikosa akut yang berhubungan dengan sindroma otak
organik bila terdapat maka biasanya pada stadium permulaan misalnya penderita melihat
&ahaya yang ber.arna atau muka orang yang menakutkan.
/iatas telah dibi&arakan gejala-gejala. Sekali lagi, kesadaran dan intelegensi tidak
menurun pada skizofrenia. -enderita sering dapat men&eritakan dengan jelas pengalamannya dan
perasaannya. 3adang-kadang didapati depersonalisasi atau ;double personality<, misalnya
penderita mengidentifikasikan dirinya dengan sebuah meja dan menganggap dirinya sudah tidak
ada lagi. (tau pada double personality seakan-akan terdapat kekuatan lain yang bertindak sendiri
didalamnya atau yang menguasai dan menyuruh penderita melakukan sesuatu.
-ada skizofrenia sering dilihat otisme ) penderita kehilangan hubungan dengan dunia luar
ia seakan-akan hidup dengan dunianya sendiri tidak menghiraukan apa yang terjadi di sekitarnya.
Bleh Bleuler depersonalisasi, double personality dan otisme digolongkan sebagai gejala primer.
5etapi ada yang mengatakan bah.a otisme terjadi karena sangat terganggunya afek dan
S k i z o f r e n i a | 10
kemauan.
5iga hal yang perlu diperhatikan dalam menilai simptom dan gejala klinis skizofrenia adalah)
(1%. 5idak ada symptom atau gejala klinis yang patognomonik untuk skizofrenia. (rtinya tidak
ada simptom yang khas atau hanya terdapat pada skizofrenia. 5iap simptom skizofrenia mungkin
ditemukan pada gangguan psikiatrik atau gangguan syaraf lainnya. 3arena itu diagnosis
skizofrenia tidak dapat ditegakkan dari pemeriksaan status mental saat ini. Fi.ayat penyakit
pasien merupakan hal yang esensial untuk menegakkan diagnosis skizofrenia.
(7%. Simptom dan gejala klinis pasien skizofrenia dapat berubah dari .aktu ke .aktu. Bleh
karena itu pasien skizofrenia dapat berubah diagnosis subtipenya dari pera.atan sebelumnya
(yang lalu%. Bahkan dalam satu kali pera.atan pun diagnosis subtipe mungkin berubah.
($%. 9arus diperhatikan taraf pendidikan, kemampuan intelektual dan latar belakang sosial
budaya pasien. Sebab perilaku atau pola pikir masyarakat dari sosial budaya tertentu mungkin
dipandang sebagai suatu hal yang aneh bagi budaya lain. 2ontohnya memakai koteka di -apua
merupakan hal yang biasa namun akan dipandang aneh jika dilakukan di 4akarta. Selain itu hal
yang tampaknya merupakan gangguan realitas mungkin akibat keterbatasan intelektual dan
pendidikan pasien.
=ejala klinis skizofrenia se&ara umum dan menyeluruh telah diuraikan di muka, dalam
--/=4 III skizofrenia dibagi lagi dalam # tipe atau kelompok yang mempunyai spesifikasi
masing-masing, yang kriterianya di dominasi dengan hal-hal sebagai berikut )
1. Skizofrenia -aranoid
+emenuhi kriteria diagnostik skizofrenia, sebagai tambahan )
(a) Suara-suara halusinasi yang mengan&am pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk *erbal berupa bunyi pluit, mendengung, atau bunyi ta.a.
(b) 9alusinasi pembauan atau penge&apan rasa, atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh halusinasi *isual mungkin ada tetapi jarang menonjol.
S k i z o f r e n i a | 11
(c) Daham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi .aham dikendalikan (delusion of
&ontrol%, dipengaruhi (delusion of influen&e%, atau ;-assi*ity< (delusion of passi*ity%, dan
keyakinan dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas.
(d) =angguan afektif, dorongan kehendak dan pembi&araan, serta gejala katatonik se&ara
relatif tidak nyata G menonjol.
(e) -asien skizofrenik paranoid biasanya berumur lebih tua daripada pasien skizofrenik
terdisorganisasi atau katatonik jika mereka mengalami episode pertama penyakitnya.
-asien yang sehat sampai akhir usia 70 atau $0 tahunan biasanya men&apai kehidupan
so&ial yang dapat membantu mereka mele.ati penyakitnya. 4uga, kekuatan ego paranoid
&enderung lebih besar dari pasien katatonik dan terdisorganisasi. -asien skizofrenik
paranoid menunjukkan regresi yang lambat dari kemampuan mentalnya, respon
emosional, dan perilakunya dibandingkan tipe lain pasien skizofrenik.
(f) -asien skizofrenik paranoid tipikal adalah tegang, pen&uriga, berhati-hati, dan tak ramah.
+ereka juga dapat bersifat bermusuhan atau agresif. -asien skizofrenik paranoid kadang-
kadang dapat menempatkan diri mereka se&ara adekuat didalam situasi so&ial.
3e&erdasan mereka tidak terpengaruhi oleh ke&enderungan psikosis mereka dan tetap
pintar.
7. Skizofrenia 9ebefrenik
+emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
(a) /iagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau de.asa
muda (onset biasanya mulai 1!-7! tahun%.
(b) 3epribadian premorbid menunjukkan &iri khas ) pemalu dan senang menyendiri
(solitary%, namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis.
(c) Entuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya diperlukan pengamatan kontinu
selama 7 atau $ bulan lamanya, untuk memastikan bah.a gambaran yang khas berikut ini
memang benar bertahan )
S k i z o f r e n i a | 12
a. -erilaku yang tidak bertanggung ja.ab dan tak dapat diramalkan, serta
mannerisme@ ada ke&enderungan untuk selalu menyendiri (solitary%, dan perilaku
menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan@
b. (fek pasien dangkal (shallo.% dan tidak .ajar (inappropriate%, sering disertai
oleh &ekikikan (giggling% atau perasaan puas diri (self-satisfied%, senyum sendirir
(self-absorbed smiling%, atau oleh sikap, tinggi hati (lofty manner%, terta.a
menyeringai (grima&es%, mannerisme, mengibuli se&ara bersenda gurau (pranks%,
keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases%@
c. -roses pikir mengalami disorganisasi dan pembi&araan tak menentu (rambling%
serta inkoheren.
(d) =angguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya
menonjol.
(e) 9alusinasi dan .aham mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and
fragmentary delusions and hallu&inations%.
(f) /orongan kehendak (dri*e% dan yang bertujuan (determination% hilang serta sasaran
ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan &iri khas, yaitu perilaku tanpa
tujuan (aimless% dan tanpa maksud (empty of purpose%.
(g) (danya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat
dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien.
(h) +enurut /S+-IH skizofrenia disebut sebagai skizofrenia tipe terdisorganisasi.
$. Skizofrenia 3atatonik
+emenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia.
Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya )
(a) stupor (amat berkurangnya dalam reakti*itas terhadap lingkungan dan dalam gerakan
serta akti*itas spontan% atau mutisme (tidak berbi&ara%)
S k i z o f r e n i a | 13
(b) =aduh gelisah (tampak jelas akti*itas motorik yang tak bertujuan, yang tidak dipengaruhi
oleh stimuli eksternal%
(c) +enampilkan posisi tubuh tertentu (se&ara sukarela mengambil dan mempertahankan
posisi tubuh tertentu yang tidak .ajar atau aneh%@
(d) Aegati*isme (tampak jelas perla.anan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau
upaya untuk menggerakkan, atau pergerakkan kearah yang berla.anan%@
(e) Figiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk mela.an upaya menggerakkan
dirinya%@
(f) Cleksibilitas &erea G <.aIy fleIibility< (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam
posisi yang dapat dibentuk dari luar%@ dan
(g) =ejala-gejala lain seperti ;&ommand automatism< (kepatuhan se&ara otomatis terhadap
perintah%, dan pengulangan kata-kata serta kalimat-kalimat.
(h) -ada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik,
diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai
tentang adanya gejalagejala lain.
(i) -enting untuk diperhatikan bah.a gejala-gejala katatonik bukan petunjuk diagnostik
untuk skizofrenia. =ejala katatonik dapat di&etuskan oleh penyakit otak, gangguan
metabolik, atau alkohol dan obat-obatan, serta dapat juga terjadi pada gangguan afektif.
(j) Selama stupor atau kegembiraan katatonik, pasien skizofrenik memerlukan penga.asan
yang ketat untuk menghindari pasien melukai dirinya sendiri atau orang lain. -era.atan
medis mungkin ddiperlukan karena adanya malnutrisi, kelelahan, hiperpireksia, atau
&edera yang disebabkan oleh dirinya sendiri.
'. Skizofrenia tak terin&i (Endifferentiated%.
Seringkali. -asien yang jelas skizofrenik tidak dapat dengan mudah dimasukkan kedalam
salah satu tipe. --/=4 mengklasifikasikan pasien tersebut sebagai tipe tidak terin&i. 3riteria
diagnosti& menurut --/=4 III yaitu)
S k i z o f r e n i a | 14
+emenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
(a) 5idak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid, hebefrenik, atau
katatonik.
(b) 5idak memenuhi kriteria untuk skizofrenia residual atau depresi pas&a skizofrenia.
!. /epresi -as&a-Skizofrenia
/iagnosis harus ditegakkan hanya kalau )
(a) -asien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria diagnosis umum
skizzofrenia% selama 17 bulan terakhir ini@
(b) Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran
klinisnya%@ dan
(c) =ejala-gejala depresif menonjol dan menganggu, memenuhi paling sedikit kriteria untuk
episode depresif, dan telah ada dalam kurun .aktu paling sedikit 7 minggu.
(d) (pabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia diagnosis menjadi episode
depresif. Bila gejala skizofrenia diagnosis masih jelas dan menonjol, diagnosis harus
tetap salah satu dari subtipe skizofrenia yang sesuai.
6. Skizofrenia Fesidual
Entuk suatu diagnosis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua
(a) =ejala ;negati*e< dari skizofrenia yang menonjol misalnya perlambatan psikomotorik,
akti*itas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan
dalam kuantitas atau isi pembi&araan, komunikasi non-*erbal yang buruk seperti dalam
ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara, dan posisi tubuh, pera.atan diri dan kinerja
sosial yang buruk@
(b) Sedikitnya ada ri.ayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi
kriteria untuk diagnosis skizofenia@
S k i z o f r e n i a | 15
(c) Sedikitnya sudah melampaui kurun .aktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi
gejala yang nyata seperti .aham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal% dan
telah timbul sindrom ;negati*e< dari skizofrenia@
(d) 5idak terdapat dementia atau penyakit G gangguan otak organik lain, depresi kronis atau
institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negati*e tersebut.
(e) +enurut /S+ IH, tipe residual ditandai oleh bukti-bukti yang terus menerus adanya
gangguan skizofrenik, tanpa adanya kumpulan lengkap gejala aktif atau gejala yang
&ukup untuk memenuhi tipe lain skizofrenia.
(f) -enumpulan emosional, penarikan so&ial, perilaku eksentrik, pikiran yang tidak logis, dan
pengenduran asosiasi ringan adalah sering ditemukan pada tipe residual.
(g) 4ika .aham atau halusinasi ditemukan maka hal tersebut tidak menonjol dan tidak
disertai afek yang kuat.
". Skizofrenia Simpleks
/iagnosis skizofrenia simpleks sulit dibuat se&ara meyakinkan karena tergantung pada
pemantapan perkembangan yang berjalan perlahan dan progresif dari ) gejala ;negati*e< yang
khas dari skizofrenia residual tanpa didahului ri.ayat halusinasi, .aham, atau manifestasi lain
dari episode psikotik, dan disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang bermakna,
bermanifestasi sebagai kehilangan minat yang men&olok, tidak berbuat sesuatu, tanpa tujuan
hidup, dan penarikan diri se&ara sosial.
=angguan ini kurang jelas gejala psikotiknya dibandingkan subtipe skizofrenia lainnya.
Skizofrenia simpleks sering timbul pertama kali pada masa pubertas. =ejala utama pada jenis
simpleks adalah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. =angguan proses berpikir
biasanya sukar ditemukan. Daham dan halusinasi jarang sekali terdapat. 4enis ini timbulnya
perlahan-lahan sekali. -ada permulaan mungkin penderita mulai kurang memperhatikan
keluarganya atau mulai menarik diri dari pergaulan. +akin lama ia makin mundur dalam
S k i z o f r e n i a | 16
pekerjaan atau pelajaran dan akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang yang
menolongnya ia mungkin akan menjadi pengemis, pela&ur, atau penjahat.
. Skizofrenia lainnya
#. Skizofrenia :55
Selain beberapa subtipe di atas, terdapat penggolongan skizofrenia lainnya (yang tidak
berdasarkan /S+ IH 5F%, antara lain )
Bouffe delirante (psikosis delusional akut%.
3onsep diagnostik -eran&is dibedakan dari skizofrenia terutama atas dasar lama
gejala yang kurang dari tiga bulan. /iagnosis adalah mirip dengan diagnosis gangguan
skizofreniform didalam /S+-IH. 3linisi -eran&is melaporkan bah.a kira-kira empat
puluh persen diagnosis delirante berkembang dalam penyakitnya dan akhirnya
diklasifikasikan sebagai media skizofrenia.
Skizofrenia laten.
3onsep skizofrenia laten dikembangkan selama suatu .aktu saat terdapat konseptualisasi
diagnosti& skizofrenia yang luas. Sekarang, pasien harus sangat sakit mental untuk mendapatkan
diagnosis skizofrenia@ tetapi pada konseptualisasi diagnostik skizofrenia yang luas, pasien yang
sekarang ini tidak terlihat sakit berat dapat mendapatkan diagnosis skizofrenia. Sebagai
&ontohnya, skizofrenia laten sering merupakan diagnosis yang digunakan gangguan kepribadian
s&hizoid dan skizotipal. -asien tersebut mungkin kadang-kadang menunjukkan perilaku aneh
atau gangguan pikiran tetapi tidak terus menerus memanifestasikan gejala psikotik. Sindroma
juga dinamakan skizofrenia ambang (borderline s&hizophrenia% di masa lalu.
Bneiroid.
3eadaan oneiroid adalah suatu keadaan mirip mimpi dimana pasien mungkin
pasien sangat kebingungan dan tidak sepenuhnya terorientasi terhadap .aktu dan tempat.
Istilah ;skizofrenik oneiroid< telah digunakan bagi pasien skizofrenik yang khususnya
terlibat didalam pengalaman halusinasinya untuk mengeluarkan keterlibatan didalam
S k i z o f r e n i a | 17
dunia nyata. 4ika terdapat keadaan oneiroid, klinisi harus berhati-hati dalam memeriksa
pasien untuk adanya suatu penyebab medis atau neurologist dari gejala tersebut.
-arafrenia.
Istilah ini seringkali digunakan sebagai sinonim untuk ;skizofrenia paranoid<.
/alam pemakaian lain istilah digunakan untuk perjalanan penyakit yang memburuk
se&ara progresif atau adanya system .aham yang tersusun baik. (rti ganda dari istilah ini
menyebabkannya tidak sangat berguna dalam mengkomunikasikan informasi.
-seudoneurotik.
3adang-kadang, pasien yang a.alnya menunjukkan gejala tertentu seperti
ke&emasan, fobia, obsesi, dan kompulsi selanjutnya menunjukkan gejala gangguan
pikiran dan psikosis. -asien tersebut ditandai oleh gejala panansietas, panfobia,
panambi*alensi dan kadang-kadang seksualitas yang ka&au. 5idak seperti pasien yang
menderita gangguan ke&emasan, mereka mengalami ke&emasan yang mengalir bebas
(free-floating% dan yang sering sulit menghilang. /idalam penjelasan klinis pasien,
mereka jarang menjadi psikotik se&ara jelas dan parah.
Skizofrenia 5ipe I.
Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun&ul adalah simptom positif
yaitu asosiasi longgar, halusinasi, perilaku aneh, dan bertambah banyaknya pembi&araan.
/isertai dengan struktur otak yang normal pada 25 dan respon yang relatif baik terhadap
pengobatan.
Skizofrenia tipe II.
Skizofrenia dengan sebagian besar simptom yang mun&ul adalah simptom
negati*e yaitu pendataran atau penumpulan afek, kemiskinan pembi&araan atau isi
pembi&araan, penghambatan (blo&king%, dandanan yang buruk, tidak adanya moti*asi,
anhedonia, penarikan sosial, defek kognitif, dan defisit perhatian. /isertai dengan
kelainan otak struktural pada pemeriksaan 25 dan respon buruk terhadap pengobatan.
S k i z o f r e n i a | 18
(akt$r Pen)e!a! Sk"#$fren"a
1. 5eori somatogenik
a. 3eturunan
5elah dibuktikan dengan penelitian bah.a angka kesakitan bagi saudara tiri 0,#-1, 8,
bagi saudara kandung "-1! 8, bagi anak dengan salah satu orang tua yang menderita Skizofrenia
'0-6 8, kembar 7 telur 7-1! 8 dan kembar satu telur 61-6 8 (+aramis, 1##@ 71! %.
b. Endokrin
5eori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya Skizofrenia pada .aktu
pubertas, .aktu kehamilan atau puerperium dan .aktu klimakterium., tetapi teori ini tidak dapat
dibuktikan.
&. +etabolisme
5eori ini didasarkan karena penderita Skizofrenia tampak pu&at, tidak sehat, ujung
eItremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang dan berat badan menurun serta pada penderita
dengan stupor katatonik konsumsi zat asam menurun. 9ipotesa ini masih dalam pembuktian
dengan pemberian obat halusinogenik.
d. Susunan saraf pusat
-enyebab Skizofrenia diarahkan pada kelainan SS- yaitu pada diensefalon atau kortek
otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem
atau merupakan artefakt pada .aktu membuat sediaan.
7. 5eori -sikogenik
a. 5eori (dolf +eyer )
Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hingga sekarang tidak dapat
ditemukan kelainan patologis anatomis atau fisiologis yang khas pada SS- tetapi +eyer
mengakui bah.a suatu suatu konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat
mempengaruhi timbulnya Skizofrenia.
S k i z o f r e n i a | 19
+enurut +eyer Skizofrenia merupakan suatu reaksi yang salah, suatu maladaptasi,
sehingga timbul disorganisasi kepribadian dan lama kelamaan orang tersebut menjauhkan diri
dari kenyataan (otisme%.
b. 5eori Sigmund Creud
Skizofrenia terdapat)
(1% kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik ataupun somatik
(7% superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan Id yamg berkuasa serta terjadi
suatu regresi ke fase narsisisme
($% kehilangaan kapasitas untuk pemindahan (transferen&e% sehingga terapi psikoanalitik tidak
mungkin.
&. Eugen Bleuler
-enggunaan istilah Skizofrenia menonjolkan gejala utama penyakit ini yaitu ji.a yang
terpe&ah belah, adanya keretakan atau disharmoni antara proses berfikir, perasaan dan perbuatan.
Bleuler membagi gejala Skizofrenia menjadi 7 kelompok yaitu gejala primer (gaangguan proses
pikiran, gangguan emosi, gangguan kemauan dan otisme% gejala sekunder (.aham, halusinasi
dan gejala katatonik atau gangguan psikomotorik yang lain%.
d. 5eori lain
Skizofrenia sebagai suatu sindroma yang dapat disebabkan oleh berma&am-ma&am sebab
antara lain keturunan, pendidikan yang salah, maladaptasi, tekanan ji.a, penyakit badaniah
seperti lues otak, arterosklerosis otak dan penyakit lain yang belum diketahui
5erdapat beberapa pendekatan yang dominan dalam menganalisa penyebab s&hizophrenia
yaitu meliputi pendekatan biologis (meliputi faktor genetik dan faktor biokimia% pendekatan
psikodinamik, pendekatan teori belajar.
Caktor geneti&, beberapa penelitian menunjukkan pengaruh faktor genetis dalam menularkan
shizophrenia, namun tetep menjadi pertanyaan) bagaimana penularan genetis terjadi. beberapa
peneliti men&oba dengan beberapa model (Fathus,et al., 1##1%, antara lain)
a. /istin&t 9eterogenity +odel
S k i z o f r e n i a | 20
+odel ini menyatakan bah.a shizophrenia terdiri dari sejumlah psikosis, beberapa
diantaranya disebabkan oleh kerusakan gen yang dapat diikuti oleh gen-gen tertentu dan yang
hanya disebabkan oleh faktor lingkungan.
b. +onogeni& =en
+odel ini menyatakan bah.a semua bentuk s&hizophrenia dapat disebabkan oleh suatu
gen yang &a&at. gen yang &a&at ini dapat menyebabkan s&hizophrenia pada orang yang menerima
gen itu dari kedua orang tuanya.
&. +ultifa&torial--olygeni& +odel
+odel ini menekankan pengaruh nilai ambang, disebabkan pengaruh oleh berbagai gen,
trauma biologis prenatal dan postnatal dan tekenan psikososial yang salaing berinteraksi.
d. Caktor biokimia
Btak, Bagi orang yang normal kelainan saraf, sistem s.it&h pada otak bekerja dengan
normal.sinyal-sinyal persepsi yang datang dikirim kembali dengan sempurna tanpa adanya
gangguan sehingga menghasilkan perasaan, pemikiran dan akhirnya melakukan tindakan sesuai
kebutuhan saat itu. pada otak penderita s&hizophrenia sinyal-sinyal yang dikirim mengalami
gangguan sehingga tidak berhasil men&anpai sambungan otak yang dituju.
Dam*ak Sk"#$fren"a
-ada skizofrenia terburuk dapat mengganggu kemampuan indi*idu untuk menjaga dan
memantau akti*itas kehidupan sehari-hari. Sebuah penyakit kronis, hal itu mempengaruhi setiap
aspek kehidupan indi*idu, perasaan mendistorsi diri seseorang dan mengubah bagaimana ia
menghadapi lingkungan. +ereka yang terkena dampak menggambarkan rasa kehilangan diri,
disorientasi, dan kekosongan. Sebagai seseorang yang menderita psikosis aktif melaporkan
setelah sesi dengan psikiater nya, J/ia ingin tahu apa yang terjadi di dalam kepalaku, dan aku
tidak tahu.J.
/alam literatur kesehatan ji.a, sering digunakan istilah ;beban keluarga< untuk
menggambarkan dampak penyakit ji.a pada keluarga. (da yang berpendapat bah.a istilah
S k i z o f r e n i a | 21
KbebanL tidak sesuai karena menunjukkan bah.a tindakan mera.at pasien merupakan suatu
beban. /i sini kita menggunakan istilah beban untuk membedakan beban objektif dan subjektif.
Beban objektif adalah stresor eksternal yang nyata seperti menyediakan keperluan setiap hari,
menghadapi perselisihan sehari-hari, stresor finansial, pekerjaan, dan kesibukan yang berlebihan.
Beban subjektif biasanya tidak begitu jelas, bersifat indi*idual, dan berhubungan dengan
perasaan, seperti malu, &emas, serta bersalah. Beban ini terutama dirasakan oleh &aregi*er yang
mempunyai anggota keluarga yang dira.at di rumah. 2aregi*er yang menghadapi beban yang
tidak sedikit ini, mungkin akan mengalami depresi yang kadang-kadang tidak disadarinya.
+enurut penelitian sebelumnya, angka gejala depresi pada &aregi*er sebesar $8 - 608 dan
biasanya tidak diterapi.$ -ada populasi umum, menurut 2enter for Epidemiologi& Studies
/epression S&ale (2ES-/%, angka gejala depresi 8M708, dengan &utoff yang digunakan untuk
menyaring gangguan depresi mayor.
-ada saat penyakitnya berkembang lebih lanjut dan akibat psikososialnya meningkat,
dapat berakibat depresi sekunder dan timbul gagasan bunuh diri. -asien seperti ini berada dalam
resiko tinggi bukan karena psikosisnya itu tetapi akibat demoralisasi yang terasa.
Banyak gejala akut dan gejala yang lebih dramatik hilang dengan berjalannya .aktu,
tetapi pasien se&ara kronis membutuhkan perlindungan atau menghabiskan .aktunya bertahun-
tahun di rumah sakit ji.a. 3eterlibatan dengan hukum untuk pelanggaran ringan sering terjadi
(misal, menggelandang atau mengganggu kedamaian% dan sering dikaitkan dengan
penyalahgunaan obat. Sebagian ke&il pasien menjadi dimensia kemudian se&ara keseluruhan
harapan hidupnya memendek terutama akibat ke&elakaan, bunuh diri, dan ketidakmampuan
mera.at diri (5omb, 7007%
/erajat keparahan pada skizofrenia diper&epat oleh penyalahgunaan obat.
3etergantungan terhadap zat kimia mengenai hampir separohnya pasien skizofrenia dalam
beberapa situasi dan mempunyai dampak merusak baik se&ara langsung maupun tidak langsung
(3aplan,1##%.
S k i z o f r e n i a | 22
DA(TAR PUSTAKA
(rif, I. S. (7006%. Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung) -5 Fefika
(ditama.
Baiha?i, +., Sunardi, Finalti, F., N 9eryati, E. (700!%. Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-
Gangguan). Bandung) -5 Fefika (ditama.
https)GGpsikologiabnormal..ikispa&es.&omGS&hizophreniaO-aranoid
diakses pada tanggal 1 Cebruari 701', pukul 17.00 .ib
http)GGrahmamalia..ordpress.&omG
diakses pada tanggal 1 Cebruari 701', pukul 17.00 .ib
http)GGjurnalmedika.&omG
diakses pada tanggal 1 Cebruari 701', pukul 17.00 .ib

Anda mungkin juga menyukai