LAKI-LAKI USIA 45 TAHUN DENGAN PEKERJAAN PENJUAL MAKANAN (Manuskrip Kasus Pembinaan Keluarga)
Oleh : Arif Yudho Prabowo, S.Ked (0918011031) Pembimbing: dr. Aila Karyus, M.Kes
STASE ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2014
1 Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosae dan 98% diantaranya mengalami kematian. Data WHO tahun 2012 dalam Global TB Report 2012, menunjukkan bahwa pada tahun 2011, terdapat 8,7 juta terdeteksi kasus baru TB dimana 1,4 juta kasus mengalami kematian. ABSTRAK 2 Tujuan. Penerapan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik dan paripurna berbasis evidence based medicine dengan mengidentifikasi faktor risiko dan masalah klinis, serta prinsip penatalaksanaan berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien. Metode. Data primer diperoleh melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, home visit untuk menilai kondisi rumah dan keluarga. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik awal, proses dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil disajikan dalam format case report. Hasil. Tn. AM, 45 tahun, penjual makanan keliling, BB: 50 kg, TB: 165 cm (IMT: 18,4 kg/m 2 ), TD 110/80 mmHg datang bersama istri ke Puskesmas X tanpa keluhan. Pasien ingin kontrol dan mengambil obat anti TB untuk 2 bulan pertama. Pasien memiliki riwayat batuk kering yang hilang timbul dari 1 tahun yang lalu disertai dengan keluhan demam yang hilang timbul, nyeri dada dan semakin terasa sesak napas serta berkeringat dingin terutama pada malam hari. Sekitar 2 bulan yang lalu, pasien mengalami batuk kering disertai bercak darah segar. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan turun, ia mengaku mengalami penurunan berat badan sebesar 8 kilogram dalam kurun waktu 2 bulan. Pasien memiliki kebiasaan tidak pernah berolahraga, riwayat merokok 30 tahun. Kebersihan dan keadaan kamar tidur gelap dan lembab. Pasien lalu berobat ke Puskesmas X dan dilakukan pemeriksaan sputum dengan hasil +3. Pasien didiagnosis sebagai TB paru kasus baru, kemudian ditatalaksana dengan obat anti TB. Pasien dan keluarga juga diberi edukasi terkait penyakit tuberkulosis, anjuran untuk melakukan pengobatan TB secara teratur, dan melaksanakan modifikasi gaya hidup. Kesimpulan. Telah dilakukan penatalaksanaan pasien dengan prinsip pelayanan dokter keluarga yang holistik dan paripurna, berbasis evidence based medicine. Perbaikan klinis belum dapat dilihat pada akhir masa intervensi, karena membutuhkan waktu yang lama sesuai patofisiologi penyakit dan kerjasama antara pasien, keluarga dan provider pelayanan kesehatan. 3 Insidens TB didunia (WHO, 2012) Indonesia sekarang berada pada ranking kelima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Estimasi prevalensi TB semua kasus adalah sebesar 660,000 (WHO, 2012) dan estimasi insidensi berjumlah 430,000 kasus baru per tahun. Jumlah kematian akibat TB diperkirakan 61,000 kematian per tahunnya. Berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013 (Riskesdas 2013), dari pemetaan penyakit menular yang mencolok adalah prevalensi TB paru masih di posisi yang sama untuk tahun 2007 dan 2013 (0,4%). LATAR BELAKANG Dunia telah menempatkan TB sebagai salah satu indikator keberhasilan pencapaian MDGs. Dari ke-4 indikator yang ada, 3 indikator sudah dicapai oleh Indonesia, angka kematian yang harus turun separuhnya pada tahun 2015. Angka Penemuan kasus (case detection rate) kasus TB BTA positif mencapai lebih 70%. Indonesia telah mencapai angka 73,1% pada tahun 2009 dan mencapai 77,3% pada tahun 2010. Angka ini akan terus ditingkatkan agar mencapai 90% pada tahun 2015. Angka keberhasilan pengobatan (success rate) telah mencapai lebih dari 85%, yaitu 91% pada tahun 2009. TUJUAN PENULISAN 4 Penerapan pelayanan dokter keluarga yang holistik dan paripurna berbasis evidence based medicine pada pasien dengan mengidentifikasi faktor risiko dan masalah klinis serta prinsip penatalaksanaan pasien berdasarkan kerangka penyelesaian masalah pasien (problem oriented). 5 ILUSTRASI KASUS Tn. AM, laki-laki, 47 tahun, datang bersama istri ke Puskesmas X tanpa keluhan. Pasien ingin kontrol dan mengambil obat anti TB untuk 2 bulan pertama. Pasien mengaku bahwa ia menderita batuk kering yang hilang timbul dari 1 tahun yang lalu disertai dengan keluhan demam yang tidak terlalu tinggi yang hilang timbul. Pasien sudah mencoba mencari pengobatan ke dokter setempat yang dekat dengan rumahnya namun keluhan hanya sebentar saja hilang. Keluhan batuk ini semakin lama semakin bertambah berat dalam 1 minggu terakhir. Ia merasa dada nyeri dan semakin terasa sesak napas. Sekitar 1 hari sebelum ke puskesmas, pasien batuk kering disertai bercak darah segar. Keluhan ini baru pertama kali pasien rasakan. 6 Pasien juga mengeluh sering berkeringat dingin terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan turun, pasien mengaku mengalami penurunan berat badan sebesar 8 kilogram dalam kurun waktu 2 bulan. Pasien memiliki kebiasaan makan yang kurang baik, ia lebih sering mengomsumsi makanan ringan serta kurang menyukai makanan berserat seperti buah dan sayuran. Selain tidak pernah berolahraga, Pasien juga memiliki riwayat merokok kurang lebih 30 tahun, sebanyak 2-3 bungkus rokok per hari selama 22 tahun. Ia mengaku sudah berhenti merokok sejak 1 tahun yang lalu. Riwayat minum alkohol disangkal. Lanjutan... METODE PENULISAN 7 Case report, data primer diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis dan alloanamnesis [istri pasien]), pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, home visit untuk menilai kondisi rumah dan keluarga. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik awal, proses dan akhir studi secara kuantitatif dan kualitatif. 8 HASIL Data Klinis Penampilan: Tampak sakit ringan, TD: 110/80mmHg, nadi: 80x/menit, frekwensi nafas: 22x/menit, suhu:36,7 o C, IMT: 18,4 kg/m 2 . Konjungtiva mata ananemis, sklera anikterik. Telinga dan hidung dalam batas normal. Pada mulut tampak gigi dan oral hygiene cukup. Tenggorokan, leher, jantung, paru, dan abdomen dalam batas normal. Ekstremitas superior dan inferior dalam batas normal, tidak sianosis , tidak oedem dan akral hangat. Status neurologis : Reflek fisiologis normal, reflek patologis (-). Hasil SPS (+3). Data Keluarga Bentuk keluarga pada pasien ini adalah keluarga inti. Menurut siklus Duvall, siklus keluarga ini berada pada tahap VII, dimana keluarga anak usia remaja. 9 10
11 12 HASIL Data Lingkungan Rumah Pasien tinggal bersama istrinya (Ny. SF, 39 tahun) dan 3 anak yaitu An. RM, 17 tahun; An. AH, 13 tahun dan An. ZB, 3,5 tahun. Kondisi rumah bersih dan cukup, fisik bangunan permanen dengan lantai terbuat dari semen tanpa diplester, dinding terbuat dari batu bata tanpa diplester dan atap tanpa plafon, secara umum rumah cukup untuk mereka berlima. Penerangan dalam rumah dengan listrik cukup namun ventilasi cukup kurang terutama di daerah kamar tidur sehingga terkesan kamar tidur tampak gelap dan lembab. Sumber air minum dari sumur bor mesjid dengan jarak 50 meter dari rumah sedangkan untuk mandi dan mencuci menggunakan sumur di rumah, limbah mencuci dialirkan ke siring, memiliki satu kamar mandi dan satu jamban yang terletak di dalam rumah dengan bentuk jamban jongkok.. Lantai kamar mandi terbuat dari semen tanpa diplester dan tidak licin. Kondisi rumah secara keseluruhan kurang baik. Mereka tinggal di lingkungan yang tidak padat penduduknya, jarak antara rumah cukup berjauhan. Di sekililing rumah terdapat beberapa bangunan sarang burung walet. Lanjutan... 13 HASIL Data Okupasi dan Tempat Kerja Pasien sehari-hari bekerja sebagai penjual makanan keliling/makanan siomay sedangkan istrinya sebagai ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga tidak menentu perbulannya dimana keluarga pasien memperoleh penghasilan antara Rp.500.000,00- Rp.800.000,00 per bulan. Dilakukan intervensi terhadap faktor eksternal dan internal, dengan melakukan sebanyak 3x kunjungan rumah. Intervensi meliputi konseling terhadap pasien dan keluarga. Lanjutan... 14 Mengambil paket obat anti TB 2 bulan pertama; Alasan kedatangan Pasien tidak dapat sembuh dan menularkan penyakit TB ke anggota keluarga lainnya; Kekhawatiran Dapat sembuh dari penyakit TB paru, mencegah terjadinya gagal pengobatan dan tertularnya anggota keluarga lainnya. Harapan DATA HOLISTIK AWAL ASPEK PERSONAL 15 DATA HOLISTIK AWAL ASPEK KLINIK Diagnosis klinis awal TB Paru Kasus Baru dengan hasil mikroskopis sputum positif dengan atau tanpa kultur dalam pengobatan 2 bulan (ICD-10: A150). 16 DATA HOLISTIK AWAL ASPEK RESIKO INTERNAL Pria, dewasa (47 tahun), memiliki perilaku mencari pengobatan sendiri (ICD-10-Z 76.89); Kebiasaan pola makan yang tidak teratur (ICD-10-Z 72.4); Aktivitas olah raga yang kurang (ICD-10-Z 72.3); Merasa jenuh karena harus meminum obat rutin, tiap hari dan lama (ICD-10-Z 91.128); Pengetahuan tentang penyakit yang kurang (ICD-10-Z 55.9). 17 DATA HOLISTIK AWAL ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA Hubungan dengan suami baik dan harmonis; Hubungan dengan anak baik dan harmonis; Hubungan dengan lingkungan tetangga baik; Status pendidikan yang rendah (ICD-10-Z551); Pendapatan keluarga cukup rendah (ICD-10-Z596); Kurangnya pengetahuan tentang penyakit (ICD-10-Z 55.9); Kurangnya kesadaran terhadap pencegahan penyakit (ICD-10-Z 55.9). 18 DATA HOLISTIK AWAL DERAJAT FUNGSIONAL Skala fungsional 4 yaitu mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan luar rumah (pekerjaan kantor) 19 DATA HOLISTIK AWAL PENATALAKSANAAN Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang sedang diderita oleh pasien; NON MEDIKAMENTOSA Memberikan penjelasan tentang komplikasi dari penyakit TB dan bagaimana cara pencegahannya; Memberikan penjelasan mengatur pola makan yang baik bagi penderita TB dan olah raga teratur; Memotivasi pasien untuk meminum obat secara teratur; Memotivasi pasien untuk kontrol bila obat sudah mau habis. 20 DATA HOLISTIK AWAL PENATALAKSANAAN MEDIKAMENTOSA Kombinasi Dosis Tetap (KDT) kategori I fase intensif dengan dosis 1x3 tablet; B 6 2x1 tablet 21 Paket obat anti TB 2 bulan pertama sudah terambil; Alasan kedatangan Pasien tentang kesembuhan dan penularan penyakit TB ke anggota keluarga lainnya sudah berkurang; Kekhawatiran Harapan terkait kesembuhan, pencegahan terjadinya gagal pengobatan dan tertularnya anggota keluarga lainnya semakin besar. Harapan DATA HOLISTIK AKHIR ASPEK PERSONAL 22 DATA HOLISTIK AKHIR ASPEK KLINIK Diagnosis klinis awal TB Paru Kasus Baru dengan hasil mikroskopis sputum positif dengan atau tanpa kultur dalam pengobatan 2 bulan (ICD-10: A150). 23 DATA HOLISTIK AKHIR ASPEK RESIKO INTERNAL Pria, dewasa (47 tahun), memiliki perilaku mencari pengobatan sendiri (ICD-10-Z 76.89); Pola makan teratur; Melakukan olah raga minimal 1x dalam seminggu; Kesadaran untuk meminum obat secara rutin meningkat Mengetahui tentang penyakit TB, komplikasi dan cara pencegahannya; Melakukan olah raga minimal 1x dalam seminggu; 24 DATA HOLISTIK AKHIR ASPEK PSIKOSOSIAL KELUARGA Termotivasinya keluarga untuk mengingatkan pasien minum obat secara teratur; Meningkatnya pengetahuan tentang penyakit TB dan komplikasinya; Meningkatnya kesadaran terhadap pencegahan penyakit TB. 25 DATA HOLISTIK AKHIR DERAJAT FUNGSIONAL Skala fungsional 5 yaitu mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit (tidak ada kesulitan) PEMBAHASAN 26 Batuk kering disertai bercak darah segar 1 hari sebelum kunjungan pertama kali ke puskesmas . Riwayat batuk kering 1 tahun disertai demam yang tidak terlalu tinggi. Ia merasa dada nyeri dan semakin terasa sesak napas. Sering berkeringat dingin terutama pada malam hari. Selain itu, pasien juga mengeluh berat badan turun. 27 Diagnosis pasien adalah TB paru kasus baru dengan hasil mikroskopis sputum positif dengan atau tanpa kultur (ICD-10: A150) berdasarkan anamsesis dan pemeriksaan penunjang. Anamnesis Hal ini sesuai dengan Sudoyo dkk. (2006), keluhan terbanyak pasien TB yaitu: demam. Batuk/batuk berdarah. Sesak napas. Nyeri dada. Malaise. Akibat anoreksia tidak nafsu makan, badan semakin kurus, meriang, keringat malam dll. Latshang, dkk (2011) tanda dan gejala tersebut dapat juga terjadi pada penyakit TB yang disebabkan oleh kuman selain Mycobacterium tuberculosae, yang paling banyak adalah M. avium atau M. kansasii. 28 Penurunan berat badan dan nafsu makan pada pasien dapat terjadi akibat penyakit TB itu sendiri yang mengakibatkan pemborosan dalam metabolisme tubuh (Gupta KB dkk., 2009) Pemeriksaan mikroskopis sputum diperoleh hasil dengan nilai +3. 29 Pemeriksaan Penunjang Diagnosis TB ditegakkan berdasarkan keluhan klinis, kelainan fisik, kelainan radiologis dan kelainan bakteriologis, namun bila ditemukan kuman Mycobacterium tuberculosae pada pemeriksaan sputum, diagnosis TB sudah dapat dipastikan (Sudoyo dkk., 2006). Hal ini ditunjang dengan penelitian Haque dkk., (2014) yang menyatakan parameter untuk diagnosis TB meliputi: Hasil sputum + dan/atau dengan kultur bakteri. Penelitian Malbruny B., dkk., (2011) dengan menggunakan sampel baik dari paru dan luar paru menghasilkan nilai sensitivitas 100% dan 100% serta spesifisitas 85,7% dan 97,3% (Metaanalisis). 30 Penelian lain yang dilakukan oleh Catharina (2011), di antara pasien dengan kultur BTA-negatif, pemeriksaan tambahan kedua dengan tes MTB/RIF meningkatkan sensitivitas sebesar 12,6%. Rapid Diagnostic Test Xpert MTB/RIF WHO sudah merekomendasikan Dosis yang diberikan untuk berat badan pasien, yaitu 50 kg adalah 3 tablet (1 tablet mengandung Rifampisin 150 mg, Isoniazid 100 mg, dan Pirazinamid 400 mg serta Etambutol 275 mg) setiap harinya selama 2 bulan pertama (Depkes RI, 2004). Tatalaksana Kategori I Pasien juga diberikan vitamin B 6 (piridoksin) 2x1 tablet. Kombinasi dosis tetap (KDT) dewasa sebanyak 3 tablet. Menurut Huang HY, dkk. (2006) dan Mooney S dkk., (2009) menyatakan penggunaan OAT berupa Isoniazid dapat mengakibatkan penurunan kadar B 6 dalam tubuh Pyridoxin dapat mengurangi efek samping ringan Isoniazid berupa kesemutan, mati dan nyeri otot serta kelainan kulit yang bervariasi, antara lain gatal-gatal (Natural Medical Journal, 2011). 31 Pasien ini diketahui usia 45 tahun, merupakan pasien TB paru kasus baru dan berat badan pasien ketika sakit yaitu 50 kg. Ada 5 faktor resiko yang ada di pasien ini, sehingga menjadi perhatian khusus bagi petugas kesehatan. Berdasarkan Sudoyo (2007), sebab kegagalan pengobatan, antara lain: panduan obat tidak adekuat, dosis tidak cukup, minum obat tidak teratur, jangka waktu pengobatan kurang, terjadi resistensi obat yang diwaspadai yakni bila dalam 1-2 bulan pengobatan tahap intensif, tidak terlihat perbaikan. Penelitian Tolosie dan Sharma (2014) menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mendasari kelangsungan hidup/ prognosis pasien TB yaitu jenis kelamin, usia, kategori pasien TB, jenis TB, hasil smear, HIV, dan berat badan pada inisiasi pengobatan pasien. Dalam penelitian Krishnan (2014), perbedaan jenis kelamin dalam upaya diagnosis dan terapi TB juga berbeda. 32 Keadaan rumah yang gelap dan lembab. Menurut Sudoyo dkk., (2007), bakteri kuman TB yang berada di udara dapat bertahan selama 1-2 jam tergantung ada atau tidaknya sinar ultraviolet, ventilasi yang buruk dan kelembapan udara. Dalam suasana yang lembab dan gelap, kuman dapat bertahan selama berhari-hari bahkan berbulan- bulan. Oleh karena itu selain konseling, juga dilakukan intervensi berupa meminta keluarga membuka jendela sehingga cahaya dan ventilasi udara menjadi lebih terang dan baik serta menjaga kebersihan rumah. 33 Pekerjaan pasien sebagai penjual makanan keliling juga patut diperhatikan dikarenakan ia tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) berupa masker. Mengingat secara patogenesis kuman TB yang dapat bertahan selama 1-2 jam dalam udara terbuka, maka dilakukan konseling edukasi akan pentingnya penggunaan masker baik di dalam rumah maupun diluar rumah saat beraktifitas. 34 Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan masalah TB; Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyakit TB; Menatalaksanai pasien dengan modifikasi gaya hidup berupa: penggunaan masker; mengkonsumsi makanan gizi seimbang; menjaga kebersihan, kelembapan dan pencahayaan dalam rumah serta olah raga teratur. 35 Rencana intervensi yang dilakukan (intervensi dilakukan pada tanggal 1 Juli 2014/pada kunjungan ke-3) yaitu : VII. SIMPULAN DAN SARAN 36 Ditegakkan diagnosis TB Paru Kasus Baru dengan hasil mikroskopis sputum positif dengan atau tanpa kultur pada Tn. AM 45 tahun atas dasar anamnesis, pemeriksaan penunjang serta telah ditatalaksana dengan pemberian edukasi tentang pengobatan secara teratur, rutin memeriksakan penyakitnya di pelayanan kesehatan dan motivasi pasien. Dari intervensi yang dilakukan diketahui bahwa keadaan rumah pasien yang gelap dan lembab dan pekerjaan pasien sebagai penjual makanan keliling maka dianjurkan untuk mengubah pola hidup pasien dan keluarga, menjaga kebersihan rumah dan menggunakan masker sebagai upaya pencegahan penularan penyakit TB. Pasien dan keluarganya telah mengetahui bahwa TB paru merupakan suatu keadaan infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosae yang dapat mengakibatkan angka kesakitan atau morbiditas dan angka kematian atau mortalitas tinggi. KESIMPULAN 37 Perlu meningkatkan kesadaran dan tekad provider pelayanan kesehatan untuk melakukan screening, pengelolaan dan pengontrolan penyakit TB secara holistik dan komprehensif sehingga tujuan dari pengelolaan itu sendiri dapat tercapai. Pemantauan dan re-evaluasi kondisi pasien; Perlu pembinaan lebih lanjut pada pasien dan keluarga mengenai pengelolaan penyakit yang diderita pasien. Adanya sistem pemantauan dan evaluasi di fasilitas kesehatan secara periodik mengenai kasus yang dibina, bagi kesinambungan pelayanan dan pemantauan; Perlu ditingkatkan upaya promosi kesehatan mengenai penyakit TB dan faktor-faktor predisposisinya; Mengupayakan sistem rujukan bagi pasien TB yang mengalami resistensi obat anti TB. 38 SARAN Untuk Pembina Selanjutnya Untuk Pelaksana Pelayanan Kesehatan Wold Health Organization. Global Tuberculosis Report 2012 [Internet]. 2012. Diakses pada tanggal 27 Juni 2014. Tersedia dari: Www.who.int/tb. Indonesia. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Depkes RI. 2013. Price, S., Wilson, L. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Edisi: Ke- 5. Diterjemahkan oleh Anugerah, P. Jakarta: EGC. 2005. Driss ST, Amina T, Raja B, Kenza B, Ghali I, Abdelmajid S, dkk. Pharmacovigilance and Moroccan Tuberculosis Public Program: Current Situation. Hindawi Publishing Corporation. Tuberculosis Research and Treatment Volume 2014, Article ID 626797, 6 halaman. 2014. Kabtamu Tolosie dan M. K. Sharma. Application of Cox Proportional Hazards Model in Case of Tuberculosis Patients in Selected Addis Ababa Health Centres, Ethiopia. Hindawi Publishing Corporation. Tuberculosis Research and Treatment Volume 2014, Article ID 626797, 6 halaman. 2014. DAFTAR PUSTAKA 39 Lakshmi Krishnan, Tokunbo Akande, Anita V. Shankar, Katherine N. McIntire, dkk. Gender-Related Barriers and Delays in Accessing Tuberculosis Diagnostic and Treatment Services: A Systematic Review of Qualitative Studies. Hindawi Publishing Corporation Tuberculosis Research and Treatment Volume 2014, Article ID 215059, 14 halaman. 2014. Gupta KB, Gupta R, Atreja A, Verma M dan Vishvkarma. Tuberculosis and nutrition. Lung India. Pubmed Journal. 2009 Jan; 26(1):9-16. Latshang TD, Lo Cascio CM, Russi EW. Nontuberculous Mycobacterial Infection of The Lung. Ther Umsch. Pubmed Journal. 2011 July; 68(7):402-6. Ghazal Haque, Ashok Kumar, Fatima Saifuddin, Shafaq Ismail, Nadeem Rizvi, Shaista Ghazal, dkk. Clinical Study Prognostic Factors in Tuberculosis Related Mortalities in Hospitalized Patients. Hindawi Publishing Corporation Tuberculosis Research and Treatment Volume 2014, Article ID 624671, 6 halaman. 2014. Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Fixed Dose Combination (OAT-FDC) Untuk Pengobatan Tuberkulosis Di Unit Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Depkes RI. 2004. 40 Huang HY, Caballero B, Chang S, Alberg A, Semba R, Schneyer C, dkk. Multivitamin/Mineral Supplements and Prevention of Chronic Disease. Evid Rep Technol Assess (Full Rep). 2006 May;(139):1-117. Mooney S, Leuendorf JE, Hendrickson C, dkk. Vitamin B6: A Long Known Compound of Surprising Complexity. Molecules; 2009: 14(1):329-351. Natural Medical Journal. 2011. The Many Uses for Vitamin B6. September 2011 Vol. 3 Issue 9. Malbruny B, Le Marrec G, Courageux K, Leclercq R, Cattoir V. Rapid and Efficient Detection of Mycobacterium tuberculosis in Respiratory and Non- Respiratory Samples. Pubmed Journal. 2011 Apr;15(4):553-5. Catharina C. Boehme, Pamela Nabeta, Doris Hillemann, Mark P. Nicol, Shubhada Shenai. Rapid Molecular Detection of Tuberculosis and Rifampin Resistance. Pubmed Journal. Sep 9, 2010; 363(11): 1005-1015. 41 42