Artikel Diagnosis
Artikel Diagnosis
Keterangan:
P = persentase skor pencapaian siswa atau persentase kesalahan siswa
F = jumlah siswa yang memilih alternatif jawaban
N = jumlah seluruh siswa
Sementara itu teknik diagnosis analisis digunakan untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan siswa pada submateri Kalor. Menurut Rusilowati (2006),
profil kekuatan dan kelemahan siswa dapat dilihat dari rata-rata persentase
pencapaian skor hasil tes diagnostik. Siswa dikatakan kuat apabila rata-rata
persentase skor yang dicapai untuk setiap submateri sebesar 65% atau lebih. Bila
rata-rata skor yang dicapai kurang dari 65% maka siswa dikatakan lemah pada
submaeri tersebut.
HASIL
Letak Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
Letak kesulitan siswa pada pokok bahasan Kalor dapat diidentifikasi
dengan meninjau penguasaan (kompetensi) siswa pada sub materi yang satu
dibandingkan dengan penguasaan siswa pada sub materi Kalor yang lain.
Submateri Kalor yang sudah dikuasai dan belum dikuasai siswa ditentukan
berdasarkan kekuatan dan kelemahan pada setiap submateri tesebut. Hasil analisis
terhadap jawaban tes diagnostik menunjukkan bahwa kesulitan siswa dalam
mempelajari pokok bahasan Kalor terletak pada submateri pemuaian gas, kalor,
perubahan wujud dan kalor laten, Asas Black, dan radiasi.
6
Penyebab Kesulitan Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
Kesulitan belajar siswa dapat dianalisis dari pola jawaban salah yang
dilakukan oleh siswa dan pengetahuan terstruktur siswa (Rusilowati, 2006). Pada
soal tes diagnostik Kalor, penentuan jawaban salah telah dirancang sedemikian
rupa sehingga dapat digunakan untuk mengungkap kesalahan siswa. Hasil analisis
terhadap pola jawaban siswa menunjukkan bahwa kesulitan siswa pada submateri
pemuaian gas, kalor, perubahan wujud dan kalor laten, Asas Black, dan radiasi
secara umum disebabkan oleh (1) kesalahan pemahaman konsep dengan
persentase sebesar 89,67%, (2) kesalahan perhitungan matematis dengan
persentase sebesar 5,5%, dan (3) kesalahan mengkonversi satuan dengan
persentase sebesar 2,78%.
Sementara itu, hasil analisis terhadap pengetahuan terstruktur siswa
menunjukkan bahwa kesulitan siswa pada submateri-submateri di atas disebabkan
oleh (1) kesalahan membuat algoritma sebesar 18,76%; (2) kesalahan membuat
strategi dan algoritma sebesar 17,64%; (3) kesalahan membuat skema, strategi,
dan alogitma sebesar 15,07%; dan (4) kesalahan pada seluruh komponen
pengetahuan tertruktur sebesar 45,6%.
PEMBAHASAN
Letak Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
Dari hasil analisis kekuatan dan kelemahan siswa berdasarkan
pendekatan profil materi, diperoleh bahwa siswa kelas X-D belum menguasai
materi pemuaian gas, kalor, perubahan wujud dan kalor laten, Asas Black, dan
radiasi. Hal ini disebabkan nilai rata-rata persentase skor yang dicapai siswa
kelas X-D pada setiap materi tergolong rendah, yakni kurang dari 65%. Hasil
belajar (skor) yang rendah ini menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan
dalam mempelajari pokok bahasan Kalor. Hal ini sesuai dengan pendapat Maas
(2004), bahwa kesulitan belajar merupakan suatu gejala yang dapat dilihat dalam
berbagai jenis ciri, salah satunya yaitu hasil belajar yang rendah.
Penyebab Kesulitan Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Kalor
7
Hasil analisis terhadap pola jawaban siswa menunjukkan kesalahan
pemahaman konsep mendominasi penyebab kesulitan belajar pada seluruh
submateri Kalor. Dari hasil tes diagnostik, diketahui bahwa sebanyak delapan dari
27 siswa menganggap zat yang mengalami perubahan wujud suhunya akan
berubah naik. Hal tersebut mengindikasikan adanya kesalahan konsep yang
dialami siswa, seharusnya pada saat mengalami perubahan wujud, besarnya suhu
zat adalah tetap. Hal ini sesuai dengan pendapat Noviati (2011) dan Priyandani
(2005), kesalahan konsep merupakan kesalahan siswa dalam memahami,
menafsirkan, atau menggunakan konsep, istilah, dan prinsip untuk menyelesaikan
permasalahan.
Di sisi lain, dari hasil tes diagnostik, juga diketahui bahwa salah satu siswa
melakukan kesalahan dalam menghitung hasil dari ( V
2
. 4) sama dengan 8/2 V
2
,
padahal hasil perhitungan yang benar adalah 4/2 V
2
atau 2 V
2
. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa salah satu penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari
pokok bahasan Kalor adalah kesalahan dalam perhitungan matematis. Hal ini
sesuai dengan pendapat Sugiharti (2005), siswa yang memiliki kemampuan
matematis yang lemah secara otomatis akan mengalami kesulitan dalam
memahami fisika karena sebagian besar penyelesaian soal-soal fisika dilakukan
melalui pendekatan secara matematis.
Berdasarkan hasil tes diagnostik terlihat bahwa salah satu siwa tidak
mengonversi satuan kalor (Q) dari kalori menjadi kilokalori, tetapi langsung
menuliskan hasil akhir perhitungan dalam satuan kilokalori. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa siswa melakukan kesalahan mengonversi satuan pada
soal tentang perubahan wujud dan kalor laten. Hal ini sesuai dengan pendapat
Rusilowati (2006) bahwa kesulitan belajar siswa dapat diungkap dari kesalahan
matematis yang dilakukan siswa.
Penyebab kesulitan belajar siswa kelas X-D juga dapat diidentifikasi
dengan menggunakan pendekatan pengetahuan terstruktur dengan menganalisis
kesalahan siswa dalam kemampuan bahasa (verbal), kemampuan membuat
skema, kemampuan membuat strategi, dan kemampuan membuat algoritma.
Hal ini sesuai dengan pernyataaan Depdiknas (2008), kesulitan belajar siswa
dapat diungkap dengan menganalisis pengetahuan terstruktur siswa.
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan paparan data dan temuan penelitian pada Bab IV serta
pembahasan pada Bab V, maka dapat kesimpulan bahwa kesulitan belajar siswa
kelas X-D dalam mempelajari pokok bahasan Kalor terletak pada submateri
pemuaian gas, kalor, perubahan wujud dan kalor laten, Asas Black, dan radiasi.
Kesulitan belajar siswa kelas X-D dalam mempelajari pokok bahasan Kalor
disebabkan oleh kurangnya (1) penguasaan konsep, (2) kemampuan matematis,
(3) kemampuan dalam mengkonversi satuan, dan (4) kemampuan dalam
pengetahuan terstruktur meliputi kemampuan verbal, menggunakan skema,
membuat strategi pemecahan masalah, dan membuat algoritma.
Setelah diketahui letak dan penyebab kesulitan yang dialami siswa pada
pokok bahasan Kalor, guru sebaiknya melaksanakan pembelajaran remidial pada
siswa dengan memberikan pembetulan kesalahan konsep atau prinsip, kesalahan
perhitungan matematis, kesalahan mengkonversi satuan, dan kesalahan dalam
pengetahuan terstruktur siswa pada submateri pemuaian gas, kalor, perubahan
wujud dan kalor laten, Asas Black, dan radiasi. Peneliti berikutnya diharapkan
mampu mendiagnosis kesulitan belajar siswa pada submateri Kalor secara
menyeluruh sampai dengan memberikan pemilihan alternatif tindakan,
memberikan layanan bimbingan belajar (pengajaran remidial), dan mengukur
kembali hasil belajar (re-evaluasi). Selain itu, peneliti berikutnya juga diharapkan
mampu menggali penyebab kesulitan belajar siswa selain kesalahan-kesalahan di
atas, misalnya kesulitan konsep prasyarat, kesulitan dalam asosiasi, dan kesulitan
dalam membuat skema atau grafik.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar
Matematika SMP dan Alternatif Proses Remidinya. Yogyakarta: Pusat
Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa.
Khusairi, S. 2010. Analisis Asesmen Formatif Fisika SMA Berbantuan
Komputer. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, (Online), Edisi
9
Dies Natalies ke-48 UNY, hal 68-87, (http://journal.uny.ac.id), diakses 25
Februari 2013.
Maas, M. 2004. Faktor-Faktor Kesulitan Belajar Akuntansi Siswa IPS SMAK
BPK Penabur Sukabumi. Jurnal Pendidikan Penabur, (Online) Th.III (3):
22-49, (http://www.bpkpenabur.or.id/files/hal%20022-049%20Faktor-
faktor%20Kesulitan%20Belajar%20Akuntansi%20Siswa
%20IPS%20SMAK%20BPK%20PENABUR%20Sukabumi.pdf), diakses
25 Februari 2013.
Nurmavia, A. 2011. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remidinya
Materi Bangun Ruang Datar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Kepanjen
Kabupaten Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan
Matematika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (Online), (http://litbang.kemdikbud.go.id), diakses 4
Desember 2012.
Priyandani, C. D. 2005. Analisis Kesalahan Penyelesaian Sooal-Soal logika
Matematika pada Siswa Kelas X Semester II SMA Negeri 4 Malang.
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Matematika FMIPA
Universitas Negeri Malang.
Rusilowati, A. 2006. Profil Kesulitan Belajar Fisika Pokok Bahasan Kelistrikan
Siswa SMA di Kota Semarang. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia,
(Online), 4 (2): 100-106, (http://journal.unnes.ac.id), diakses 23 Februari
2013.
Sudjana, N., & Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Muliple Intelligence dalam Pembelajaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur, (Online), Th.VI (5): 29-42, (http://
http://202.147.254.252/files/29-42-Penerapan%20Teori% 20Multiple%
20Intelligence%20dalam%20Pembelajaran%20Fisika.pdf), diakses 23
Februari 2013.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryani, F. & Fatkhulloh. 2012. Peningkatan Kreativitas Siswa dalam Proses
Belajar Fisika pada Konsep Gelombang Elektromagnet Melalui
Pembelajaran Think, Write, and Talk. Makalah disajikan dalam Prosiding
Pertemuan Ilmiah XXVI Himpunan Fisika Indonesia Jateng & DIY,
Purworejo, 14 April 2012.
Wardhani, A.A & Rinaningsih. 2012. Pengembangan Tes Diagnostik Berbasis
Komputer Menggunakan Program PHP MySQL pada Materi Pokok
Kesetimbangan Kimia SMA Kelas XI. Jurnal Pendidikan Kimia Unesa
(Unesa Journal of Chemical Education), (online), 1(1): 25-32, (http://
ejournal.unesa.ac.id/article/194/36/article.pdf ), diakses 10 Maret 2013.
Wirtha, I. M. & Rapi, N. K. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran dan Penalaran
Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa
Negeri 4 Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan,
(online), 1 (2): 15-19, (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/
21081529.pdf), diakses 25 Februari 2013.