Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DOKTER MUDA

ILMU PENYAKIT PARU


Batuk Darah
Disusun oleh:
Paramita Putri !"!#"!$%&
DEPARTEMEN'(M) ILMU PENYAKIT PARU
)AKULTA( KEDOKTERAN UNI*ER(ITA( AIRLAN++A
R(U Dr, (OETOMO
(URABAYA
$!""
Ba- I
Pen.ahuluan

Batuk darah merupakan salah satu gejala yang paling penting pada penyakit paru.
Oleh karena batuk darah mempunyai potensi untuk terjadi kegawatan akibat perdarahan yang
terjadi, bila tidak segera ditangani secara tepat dan intensif, batuk darah yang masif akan
menyebabkan angka kematian yang tinggi.
Batuk darah sendiri terkadang sulit didiagnosis, salah satu faktor penyebabnya adalah
akibat ketakutan pasien mengenai gejala ini hingga terkadang pasien akan menahan batuknya,
hal ini akan memperburuk keadaan karena akan timbul penyulit seperti penyumbatan saluran
nafas, asfiki dan eksanguinasi.
Pada umumnnya, pasien dengan batuk darah telah mempunyai penyakit yang
mendasari dengan gejala lain sebelumnya, seperti batuk atau sesak. Tetapi gejala ini tidak
sampai mendorong pasien untuk datang berobat. Hingga muncul gejala batuk darah, yang
merupakan keadaan yang menakutkan bagi pasien dan keluarga, hingga akan mendorong
pasien untuk datang berobat.
Batuk darah ini harus segera ditangani dan dicari penyakit yang mendasarinya dengan
cepat dan tepat. Penegakan diagnosis dapat dilakukan dengan anamnesis yang cermat,
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.

Ba- II
De/inisi .an Etiolo0i
Batuk darah adalah ekspektorasi darah atau dahak yang mengandung bercak darah
dan berasal dari saluran pernafasan bawah. Berdasarkan jumlah darah yang keluar, Pursel
membagi batuk darah menjadi :
erajat ! : bloodstreak
" : ! # $% cc
$ : $% # !&% cc
' : !&% # &%% cc
(assi)e : &%% # !%%% cc atau lebih
*da juga yang mengatakan bahwa batuk darah massif apabila didapatkan batuk darah
berjumlah lebih dari +%% cc dalam "' jam.
Penyebab hemoptisis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi,
neoplasma, kelainan kardio)askular dan hal lain,lain yang jarang kejadiannya. -nfeksi adalah
penyebab tersering hemoptisis, tuberkulosis adalah infeksi yang menonjol.
Pada tuberkulosis, hemoptisis dapat disebabkan oleh ka)itas aktif atau oleh proses
inflamasi tuberkulosis di jaringan paru. *pabila tuberkulosis berkembang menjadi fibrosis
dan perkijuan, dpat terjadi aneurisma arteri pulmonalis dan bronkiektasis yang akan
mengakibatkan hemoptisis pula.
Pursel sendiri membagi etiologi batuk darah berdasarkan usie penderita, menjadi :
a. anak, anak dan remaja : bronkektasis, stenosis mitral , tuberkulosis
b. .sia "%,'% tahun : tuberkulosis, bronkiektasis, stenosis mitral
c. usia lebih dari '% tahun : kearsinoma bronkogenik, tuberkulosis, bronkiektasis
Ba- III
Pato0enesis
/etiap proses yang terjadi pada paru akan mengakibatkan hiper)askularisasi
dari cabang,cabang arteri bronkialis yang berperanan untuk memberikan nutrisi pada
jaringan paru bila terjadi kegagalan arteri pulmonalis dalam melaksanakan fungsinya
untuk pertukaran gas. Terdapatnya aneurisma 0asmussen pada ka)erna tuberkulosis yang
merupakan asal dari perdarahan pada hemoptoe masih diragukan. Teori terjadinya
perdarahan akibat pecahnya aneurisma dari 0amussen ini telah lama dianut, akan tetapi
beberapa laporan autopsi membuktikan bahwa terdapatnya hiper)askularisasi bronkus
yang merupakan percabangan dari arteri bronkialis lebih banyak merupakan asal dari
perdarahan pada hemoptoe.
(ekanisma terjadinya batuk darah adalah sebagai berikut :
!. 0adang mukosa
Pada trakeobronkitis akut atau kronis, mukosa yang kaya pembuluh darah menjadi rapuh,
sehingga trauma yang ringan sekalipun sudah cukup untuk menimbulkan batuk darah.
". -nfark paru
Biasanya disebabkan oleh emboli paru atau in)asi mikroorganisme pada pembuluh darah,
seperti infeksi coccus, )irus, dan infeksi oleh jamur.
$. Pecahnya pembuluh darah )ena atau kapiler
istensi pembuluh darah akibat kenaikan tekanan darah intraluminar seperti pada
dekompensasi cordis kiri akut dan mitral stenosis.
'. 1elainan membran al)eolokapiler
*kibat adanya reaksi antibodi terhadap membran, seperti padaGoodpastures
syndrome.
&. Perdarahan ka)itas tuberkulosa
Pecahnya pembuluh darah dinding ka)itas tuberkulosis yang dikenal dengan aneurisma
0asmussen2 pemekaran pembuluh darah ini berasal dari cabang pembuluh darah bronkial.
Perdarahan pada bronkiektasis disebabkan pemekaran pembuluh darah cabang bronkial.
iduga hal ini terjadi disebabkan adanya anastomosis pembuluh darah bronkial dan
pulmonal. Pecahnya pembuluh darah pulmonal dapat menimbulkan hemoptisis masif.
+. -n)asi tumor ganas
3. 4edera dada
*kibat benturan dinding dada, maka jaringan paru akan mengalami transudasi ke dalam
al)eoli dan keadaan ini akan memacu terjadinya batuk darah.
Ba- I*
Dia0nosis
Hal utama yang penting adalah memastikan apakah darah benar, benar bukan
dari muntahan dan tidak berlangsung saat perdarahan hidung. Hemoptisis sering mudah
dilacak dari riwayat. apat ditemukan bahwa pada hematemesis darah berwarna
kecoklatan atau kehitaman dan sifatnya asam. arah dari epistaksis dapat tertelan kembali
melalui faring dan terbatukkan yang disadari penderita serta adanya darah yang
memancar dari hidung.
.ntuk menegakkan diagnosis, seperti halnya pada penyakit lain perlu
dilakukan urutan,urutan dari anamnesis yang teliti hingga pemeriksaan fisik maupun
penunjang sehingga penanganannya dapat disesuaikan.
!. *namnesis
.ntuk mendapatkan riwayat penyakit yang lengkap sebaiknya diusahakan untuk
mendapatkan data,data :
, 5umlah dan warna darah
, 6amanya perdarahan
, Batuknya produktif atau tidak
, Batuk terjadi sebelum atau sesudah perdarahan
, /akit dada, substernal atau pleuritik
, Hubungannya perdarahan dengan : istirahat, gerakan fisik, posisi badan dan batuk
, 7hee8ing
, 0iwayat penyakit paru atau jantung terdahulu.
, Perdarahan di tempat lain serempak dengan batuk darah
, Perokok berat dan telah berlangsung lama
, /akit pada tungkai atau adanya pembengkakan serta sakit dada
, Hematuria yang disertai dengan batuk darah.
.ntuk membedakan antara batuk darah dengan muntah darah dapat digunakan
petunjuk sebagai berikut
1eadaan Hemoptoe Hematemesis
!. Prodromal 0asa tidak enak di
tenggorokan, ingin batuk
(ual, stomach distress
". Onset arah dibatukkan, dapat
disertai batuk
arah dimuntahkan dapat
disertai batuk
$. Penampilan darah Berbuih Tidak berbuih
'. 7arna (erah segar (erah tua
&. -si 6ekosit, mikroorganisme,
makrofag, hemosiderin
/isa makanan
+. 0eaksi *lkalis 9pH tinggi: *sam 9pH rendah:
3. 0iwayat Penyakit
ahulu
(enderita kelainan paru ;angguan lambung,
kelainan hepar
<. *nemi 1adang,kadang /elalu
=. Tinja 7arna tinja normal
Guaiac test 9,:
Tinja bisa berwarna
hitam, Guaiac test 9,:
". Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dicari gejala>tanda lain di luar paru yang dapat mendasari
terjadinya batuk darah, antara lain : jari tabuh, bising sistolik dan opening snap,
pembesaran kelenjar limfe, ulserasi septum nasalis, teleangiektasi.
$. Pemeriksaan penunjang
?oto toraks dalam posisi *P dan lateral hendaklah dibuat pada setiap penderita
hemoptisis masif. ;ambaran opasitas dapat menunjukkan tempat perdarahannya.
'. Pemeriksaan bronkoskopi
/ebaiknya dilakukan sebelum perdarahan berhenti, karena dengan demikian
sumber perdarahan dapat diketahui.
*dapun indikasi bronkoskopi pada batuk darah adalah :
!. Bila radiologik tidak didapatkan kelainan
". Batuk darah yang berulang # ulang
$. Batuk darah masif : sebagai tindakan terapeutik

Tindakan bronkoskopi merupakan sarana untuk menentukan diagnosis, lokasi
perdarahan, maupun persiapan operasi, namun waktu yang tepat untuk
melakukannya merupakan pendapat yang masih kontro)ersial, mengingat bahwa
selama masa perdarahan, bronkoskopi akan menimbulkan batuk yang lebih
impulsif, sehingga dapat memperhebat perdarahan disamping memperburuk fungsi
pernapasan. 6a)ase dengan bronkoskop fiberoptic dapat menilai bronkoskopi
merupakan hal yang mutlak untuk menentukan lokasi perdarahan.
9':
alam mencari sumber perdarahan pada lobus superior, bronkoskop serat optik
jauh lebih unggul, sedangkan bronkoskop metal sangat bermanfaat dalam
membersihkan jalan napas dari bekuan darah serta mengambil benda asing,
disamping itu dapat melakukan penamponan dengan balon khusus di tempat
terjadinya perdaraha
Ba- *
Tata laksana
Pada umumnya hemoptoe ringan tidak diperlukan perawatan khusus dan
biasanya berhenti sendiri. @ang perlu mendapat perhatian yaitu hemoptisis yang masif.
Tujuan pokok terapi ialah
!. (encegah tersumbatnya saluran napas oleh darah yang beku
". (encegah kemungkinan penyebaran infeksi
$. (enghentikan perdarahan
/asaran,sasaran terapi yang utama adalah memberikan suport kardiopulmaner
dan mengendalikan perdarahan sambil mencegah asfiksia yang merupakan penyebab
utama kematian pada para pasien dengan hemoptisis masif.
(asalah utama dalam hemoptoe adalah terjadinya pembekuan dalam saluran
napas yang menyebabkan asfiksi. Bila terjadi afsiksi, tingkat kegawatan hemoptoe
paling tinggi dan menyebabkan kegagalan organ yang multipel. Hemoptoe dalam
jumlah kecil dengan refleks batuk yang buruk dapat menyebabkan kematian. alam
jumlah banyak dapat menimbukan renjatan hipo)olemik.
Pada prinsipnya, terapi yang dapat dilakukan adalah :
, Terapi konser)atif
, Terapi definitif

atau pembedahan
!. Terapi konser)atif
, Pasien harus dalam keadaan posisi istirahat, yakni posisi miring 9lateral
decubitus:. 1epala lebih rendah dan miring ke sisi yang sakit untuk mencegah
aspirasi darah ke paru yang sehat.
, (elakukan suction dengan kateter setiap terjadi perdarahan.
, Batuk secara perlahan # lahan untuk mengeluarkan darah di dalam saluran
saluran napas untuk mencegah bahaya sufokasi.
, ada dikompres dengan es # kap, hal ini biasanya menenangkan penderita.
, Pemberian obat # obat penghenti perdarahan 9obat # obat hemostasis:, misalnya
)it. 1, ion kalsium, trombin dan karba8okrom.
, *ntibiotika untuk mencegah infeksi sekunder.
, Pemberian cairan atau darah sesuai dengan banyaknya perdarahan yang terjadi.
, Pemberian oksigen.
Tindakan selanjutnya bila mungkin

:
, (enentukan asal perdarahan dengan bronkoskopi
, (enentukan penyebab dan mengobatinya, misal aspirasi darah dengan
bronkoskopi dan pemberian adrenalin pada sumber perdarahan.
". Terapi pembedahan
0eseksi bedah segera pada tempat perdarahan merupakan pilihan.
Tindakan operasi ini dilakukan atas pertimbangan

:
a. Terjadinya hemoptisis masif yang mengancam kehidupan pasien.
b. Pengalaman berbagai penyelidik menunjukkan bahwa angka kematian pada
perdarahan yang masif menurun dari 3%A menjadi !<A dengan tindakan
operasi.
c. Btiologi dapat dihilangkan sehingga faktor penyebab terjadinya hemoptoe yang
berulang dapat dicegah.
Busron 9!=3<: menggunakan pula indikasi pembedahan sebagai berikut :
!. *pabila pasien mengalami batuk darah lebih dari +%% cc > "' jam dan dalam
pengamatannya perdarahan tidak berhenti.
". *pabila pasien mengalami batuk darah kurang dari +%% cc > "' jam dan tetapi lebih
dari "&% cc > "' jam jam dengan kadar Hb kurang dari !% gA, sedangkan batuk
darahnya masih terus berlangsung.
$. *pabila pasien mengalami batuk darah kurang dari +%% cc > "' jam dantetapi lebih
dari "&% cc > "' jam dengan kadar Hb kurang dari !% gA, tetapi selama pengamatan
'< jam yang disertai dengan perawatan konser)atif batuk darah tersebut tidak
berhenti.
/ebelum pembedahan dilakukan, sedapat mungkin diperiksa faal paru dan dipastikan asal
perdarahannya, sedang jenis pembedahan berkisar dari segmentektomi, lobektomi dan
pneumonektomi dengan atau tanpa torakoplasti.
Penting juga dilakukan usaha,usaha untuk menghentikan perdarahan. (etode yang
mungkin digunakan adalah :
, engan memberikan cairan es garam yang dilakukan dengan bronkoskopi serat lentur
dengan posisi pada lokasi bronkus yang berdarah. (asukkan larutan Ca4l
fisiologis pada suhu 'D4 sebanyak &% cc, diberikan selama $%,+% detik. 4airan ini
kemudian dihisap dengan suction.
, engan menggunakan kateter balon yang panjangnya "% cm penampang <,& mm.
Ba- *I
Kom1likasi
1omplikasi yang terjadi merupakan kegawatan dari hemoptoe, yaitu
ditentukan oleh tiga faktor

:
!. Terjadinya asfiksia oleh karena terdapatnya bekuan darah dalam saluran pernapasan.
". 5umlah darah yang dikeluarkan selama terjadinya hemoptoe dapat menimbulkan
renjatan hipo)olemik.
$. *spirasi, yaitu keadaan masuknya bekuan darah maupun sisa makanan ke dalam
jaringan paru yang sehat bersama inspirasi.
Ba- *II
Pro0nosis
Pada hemoptoe idiopatik prognosisnya baik kecuali bila penderita mengalami
hemoptoe yang rekuren.
/edangkan pada hemoptoe sekunder ada beberapa faktor yang menentukan
prognosis :
!. Tingkatan hemoptoe : hemoptoe yang terjadi pertama kali mempunyai prognosis
yang lebih baik.
". (acam penyakit dasar yang menyebabkan hemoptoe.
$. 4epatnya kita bertindak, misalnya bronkoskopi yang segera dilakukan untuk
menghisap darah yang beku di bronkus dapat menyelamatkan penderita
(enurut 4rocco 9!=+<:, pasien dengan batuk darah masif 9+%% ml: dalam waktu :
, 1urang dari ' jam mempunyai mortality rate 3!A
, ',!+ jam mempunyai mortalty rate ""A
, !+,'< jam mempunyai mortality rate &A
Da/tar Pustaka
!. *lsagaff,Hood dkk. Buku *jar -lmu penyakit Paru . ;0*(-1 ?1 .C*-0. "%%' : &=,3$
". Hariadi,/lamet dkk. asar,dasar iagnostik ?isik Paru. epartemen -lmu Penyakit Paru
?akultas 1edokteran .ni)ersitas *irlangga. "%%< : 3,<
$. Bidwell, 5acob. Hemoptysis : diagnosis and treatment . *)ailable at :
http:>>www.aafp.org>afp>"%%&>!%%!>p!"&$.html
'. /wier8weeski, /tanley. Hemoptysis o)er)iew. *)ailable at :
http:>>www.pulmonologychannel.com>hemoptysis>indeE.shtml

Anda mungkin juga menyukai