Dinamika pembangunan bangsa Indonesia telah menumbuhkan tantangan berikut
tuntutan penanganan berbagai persoalan yang belum terpecahkan, salah satunya
adalah penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat yang diamanatkan dalam Pasal 28 H ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Amandemen Keempat (selanjutnya disingkat UUD 1945 Amandemen Keempat) mengenai hak terhadap jaminan sosial dan Pasal 34 ayat (2) UUD 1945 Amandemen Keempat tentang kewajiban negara dalam mengembangkan sistem jaminan sosial. Sejalan dengan ketentuan tersebut, Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (selanjutnya disingkat MPR RI) dalam Ketetapan Nomor X/MPR/2001 menugaskan Presiden untuk membentuk Sistem Jaminan Sosial Nasional (selanjutnya disingkat SJSN) dalam rangka memberikan perlindungan sosial yang menyeluruh dan terpadu. Undang-undang yang secara khusus mengatur jaminan sosial bagi tenaga kerja swasta adalah Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja (selanjutnya disingkat UU Jamsostek), yang mencakup program jaminan pemeliharaan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua dan jaminan kematian. Jamsostek merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap tenaga kerja, hal ini ditegaskan dalam Pasal 86 UU Ketenagakerjaan dan Pasal 4 ayat (1) UU Jamsostek. Pelaksanaan Jamsostek dilakukan oleh perusahaan jika telah memenuhi unsur-unsur dalam Pasal 2 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja (selanjutnya disingkat PP Penyelenggaraan Program Jamsostek), yang menyatakan bahwa : Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah paling sedikit Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah) sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerja dalam program Jamsostek sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Kenyataannya, masih ada perusahaan di wilayah Kota Bandung dalam hal ini perusahaan-perusahaan yang membuka FO yang belum mengikutsertakan pekerjanya menjadi anggota jamsostek, padahal jika dilihat dari jumlah tenaga kerja dan upah yang diberikan, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 ayat (3) PP Penyelenggaraan Program Jamsostek, seharusnya para pekerja, diikutsertakan pada program jamsostek. Selain itu, suksesnya sebuah perusahaan (FO) tidak terlepas dari jerih payah pekerjanya, sehingga perusahaan harus mensejahterakan pekerjanya, salah satunya dengan mengikutsertakan pada program jamsostek.