PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 PERCOBAAN URIN Urin mengandung hasil proses metabolisme dalam tubuh, baik fisiologik maupun patologik. Karena itu, pemeriksaan urin berguna untuk membantu membuat diagnosa, mengikuti perjalanan penyakit atau gangguan metabolisme dan gangguan organ-organ atau faktor-faktor yang berhubungan metabolisme tersebut. Berhubungan dengan hal itu, kadang- kadang perlu untuk menetapkan jumlah suatu zat dalam urin, dan untuk itu dilakukan pemeriksaan urin 24 jam. Pemakaian zat pengawet untuk urin yang akan diperiksa secara kimia atau mikroskopik penting, karena pada keadaan normal akan terjadi perubahan-perubahan pada urin tersebut oleh kerja bakteri yang akan mempengaruhi nilai pemeriksaan. Sebagai contoh, urea akan berubah menjadi amonium karbonat, gula akan dipecah menjadi CO2 dan H2O. Urin akan menjadi keruh dan terjadi pemecahan zat-zat yang membentuk sedimen. Untuk menghindari perubahan-perubahan ini, dipakai zat-zat pengawet yang tidak atau sedikit pengaruhnya terhadap zat-zat dalam urin, misalnya toluen atau formaldehida.
1.1 CARA PENGGUMPALAN URIN Urin hari pertama dibuang pada waktu yang telah ditentukan (misalnya jam 6 pagi). Semua urin mulai waktu itu sampai dengan waktu yang sama pada hari berikutnya dikumpulkan. Seluruh urin tersebut harus disimpan dalam keadaan dingin dengan toluen sebagai pengawet.
1.2 SIFAT-SIFAT URIN Orang Percobaan : Yogi Sanjaya Volume : 50 ml Warna : Kuning Bau : Berbau ammonia Kejernihan : Jernih Reaksi terhadap lakmus : Asam
Perhitungan Berat Jenis Alat dan Bahan : 1. Tabung urinometer 2. Urin 3. Hydrometer Cara kerja : Isilah sebuah tabung urinometer dengan urin dan letakkan hydrometer didalamnya, hydrometer tidak boleh tidak boleh menyentuh dinding tabung. Tambahkan 0,001 pada angka yang dinyatakan urinometer 3 o C diatas suhu tera atau kurangi 0,001 untuk setiap perbedaan suhu 3 o C dibawah suhu tera. Hasil : Suhu kamar : 29 0 C Berat jenis tera : 1, 026 Berat jenis : Berat jenis tera + 29 20 3 x 1000 = 1, 026 + 0, 003 = 1, 029
1.3 GLUKOSA TEST BENEDICK (SEMI KUANTITATIF) Campuran 2,5 mL pereaksi Benedict kualitatif dengan 4 tetes urin Panaskan campuran selama 5 menit pada penangas air mendidih atau didihkan diatas api kecil selama 1 menit Kocok pelan tabung tersebut Biarkan menjadi dingin perlahan-lahan
1.4 PROTEIN 1.4.1 TEST HELLER Isilah tabung reaksi dengan 3 mL asam nitrat pekat Miringkan tabung dan isi dengan 3 mL urin jernih sehingga terbentuk suatu lapisan terpisah Terbentuknya cincin putih menyatakan adanya protein Interpretasi : Tidak terbentuk cincin putih Negatif 1.4.2 TES KOAGULASI Panaskan 5 mL urin jernih (saring bila perlu) hingga mendidih selama 1-2 menit Perhatikan apakah terbentuk endapan atau tidak Bila terbentuk endapan tambahkan 3-5 tetes asam asetat 2% dan perhatikan presipitat menghilang atau bertambah banyak. Presipitat yang hilang pada pengasaman menyatakan fosfat, sedangkan presipitat yang disebabkan protein akan menetap atau bertambah. Catatan : Kelebihan asam akan menyebabkan larutnya protein yang telah mengendap Interpretasi : Tidak terbentuk endapan dalam percobaan Negatif
1.5 ZAT-ZAT KETON TEST NITROPRUSIDA (ROTHERA) Bubuhkan kristal amonium sulfat pada 5 mL urin sampai jenuh Tambahkan 2-3 tetes Na-nitroprusida 5 % yang baru dibuat Tambahkan 1-2 tetes amonium hidroxida pekat Campur dan biarkan selama jam Perhatikan perubahan warna yang terjadi pada tabung. Warna ungu seperti permanganat menunjukkan adanya zat-zat keton, warna coklat tidak berarti positif. Interpretasi : Warna urin pada tabung kuning kecoklatan Negatif
LANDASAN TEORI Ginjal berfungsi sebagai pengeliminasi sisa-sisa metabolisme dalam bentuk larutan dan mempertahankan homeostasis cairan tubuh. Dalam keadaan normal ginjal orang dewasa akan membentuk 1.200-1.500 mL urin/hari dan diperlukan sekitar 500 mL urin untuk mensekresi produk metabolisme tubuh. Secara fisiologis maupun patologis volume urin dapat bervariasi dan pembentukannya dipengaruhi oleh cairan dan makanan yang masuk ke dalam tubuh manusia. Umumnya, urin yang dibentuk berwarna kuning muda dan jernih dengan bau khas yang dipengaruhi oleh jenis makanan. Berat jenis urin 24 jam adalah 1,003-1,030. pH bersifat asam (pH 6,0) dan sangat bervariasi antara 4,9 sampai 8,0. Namun, pada keadaan abnormal dapat ditemukan perubahan warna urin yang bermakna, kandungan glukosa, protein, benda keton dan senyawa lainnya seperti pigmen empedu, porfirin atau darah di dalam urin dan digunakan untuk menegakkan diagnosis penyakit tertentu.
KESIMPULAN Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan glukosa, protein, atau zat-zat keton pada urin orang percobaan (OP). Glukosa dalam urin dilihat dari perubahan warna campuran urin dalam tabung dan digunakan sebagai indikasi adanya penyakit diabetes mellitus. Test protein terdiri dari test Heller dan test koagulasi. Terbentuknya cincin putih diantara dua lapisan cairan pada test Heller menunjukkan adanya syndroma nefrotik, sedangkan adanya presipitat pada test koagulasi yang menghilang setelah diberi asam asetat menunjukkan adanya fosfat pada urin, namun bila tidak menghilang setelah diberi asam asetat berarti urin tersebut mengandung protein. Yang terakhir adalah perubahan warna urin menjadi ungu pada test nitroprusida, hal ini menunjukkan adanya zat- zat keton didalam urin dan digunakan sebagai indikasi diabetes mellitus yang tidak dirawat dengan baik. Semua percobaan dalam praktikum ini menunjukkan hasil yang negatif, sehingga dapat disimpulkan bahwa OP tidak mengidap penyakit diabetes mellitus.