Anda di halaman 1dari 14

GEOGRAFI

Kecamatan Ketapang terletak di sebelah timur Kabupaten Lampung Selatan atau arah
tenggara dari ibukota kabupaten (Kalianda) yang berbatasan dengan Kecamatan Pene-
ngahan, Kecamatan Sragi dan Bakauheni dengan Selat Sunda di sebelah Timur.
Luas wilayah Kecamatan Ketapang sebe-sar 186.60 km2 atau 9,33% dari total luas
Kabupaten Lampung Selatan, yang terdiri dari 16 desa. Sebagian besar wilayah berupa
dataran dengan Desa Ruguk yang memiliki wilayah terluas (17,42%) dan desa terkecil
adalah Sidoasih (2,27%).
Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari
10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung.
Bagian utara Kecamatan Ketapang berupa hamparan (datar) dengan ketinggian kurang dari
10 mdpl, lebih tepatnya yaitu di wilayah Desa Pematang Pasir, Sidoasih dan Berundung.
Ketinggian rata-rata pusat desa di Kecamatan Ketapang adalah 43,63 mdpl (Podes 2011).
Sebagian besar wilayah Kecamatan Ketapang adalah dataran, dimana desa yang memiliki
wilayah pesisir/pantai sebanyak 8 desa dengan garis pantai sepanjang 30 km.
Seperti pada umumnya di wilayah lain yang memiliki garis pantai, di Ketapang juga terdapat
pulau-pulau kecil sebanyak 12 buah pulau. Sementara pulau terbesar adalah Pulau Rimau
Balak yang dihuni oleh 70an Kepala Keluarga terletak di Desa Sumur. Se-dangkan pulau
lainnya tidak berpenghuni.
Statistik Geografi Ketapang, 2012
Uraian Satuan 2012
Luas
Pulau
Desa di pesisir
Desa bukan pesisir
Persentase Luas Kecamatan
Km
2
buah
desa
desa
%
186.60
12
8
8
9.33
Sumber: Ketapang Dalam Angka, 2013









PEMERINTAHAN

Kecamatan Kelapang memiliki pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Kantor Kecamatan
sebanyak 11 orang dan ditambah dengan tenaga honorer sebanyak 13 orang. Bila
dibanding tahun 2011 secara kese-luruhan terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 5
orang atau turun 17,24 persen. Dari jumlah PNS tersebut dengan penduduk lebih dari 45
ribu jiwa, berarli seorang PNS di Kantor Kecamatan Ketapang melayani lebih dari empat ribu
masyarakat di Kecamatan Ketapang.
Menurut tingkat pendidikan, PNS di lingkungan Kantor Kecamatan Ketapang sebagian besar
berpendidikan Sarjana Strata 1 (63,64 persen) dan tidak ada yang berpendidikan SD
ataupun SLTP. Sementara menurut golongan kepangkatan, golongan III (54,55 persen)
lebih banyak dibanding golongan II (27,27 persen) dan golongan IV (18,18 persen).
Wilayah administrasi di tingkat desa tidak banyak mengalami perubahan. Pada tahun 2012
Kecamatan Ketapang masih terdiri dari 16 desa, 86 dusun dan 260 rukun tetangga (RT).
Perubahan di tingkat RT dalam tiga tahun terakhir terjadi karena beberapa faktor, salah
satunya adalah penggabungan atau pemekaran yang disebabkan perubahan jumlah atau
komposisi kepala keluarga (KK).













PENDUDUK

Jumlah penduduk Ketapang mencapai 45,6 ribu jiwa pada tahun 2012 (Ketapang Dalam
Angka 2013). Dengan luas wilayah sekitar 186,6 km
2
, berarti setiap km
2
ditem-pati
penduduk sebanyak 244 orang.
Penyebaran penduduk antar desa di Ketapang tampak masih timpang, sehingga
menyebabkan kepadatan penduduk tidak merata. Ketidakmerataan penduduk di Keca-
matan Ketapang dapat dilihat dengan mem-bandingkan Desa Sripendowo yang ber-
penduduk 3.100 orang dan memiliki luas wilayah 5,40 km
2
sehingga setiap km
2
ditempati
574 orang. Sementara Desa Sumbernadi tiap km
2
hanya ditempati 106 orang.
Sex Ratio Kecamatan Ketapang tahun 2012 sebesar 103.46 persen (lebih besar dari
100). artinya penduduk laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan penduduk
perempuan. Sementara itu komposisi penduduk Kecamatan Ketapang berdasarkan
kelompok umur dan jenis kelamin, yang digambarkan dalam bentuk piramida
penduduk menunjukkan bah-wa frekuensi terbesar berada pada kelompok umur 0-4
tahun. Limabelas tahun menda-tang kelompok umur tersebut akan memasuki usia
produktif, dimana penduduk mampu secara ekonomi untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Penduduk usia dibawah 15 tahun dan di-atas 65 tahun di Ketapang mencapai 17
ribu orang. Rasio ketergantungan (RK) usia tidak produktif terhadap usia produktif
adalah sebesar 57,40 persen artinya satu orang usia tidak/belum produktif menjadi
tanggungan untuk 2 orang produktif.








PENDIDIKAN
Peranan dunia pendidikan sangat strate-gis dalam pembangunan sumber daya
manusia yang berkualitas. Dengan tingginya tingkat pendidikan masyarakat, maka
suatu daerah akan dapat memerangi kemiskinan dan mengejar ketertinggalan dari
daerah lainnya yang lebih dulu maju.
Dalam dua tahun terakhir peningkatan jumlah sekolah di Ketapang cukup meng-
gembirakan. Penambahan sekolah terdapat pada tingkat SLTP dan SLTA. Di tingkat
SLTA, sekolah menengah atas milik pemerintah atau SMA Negeri 1 Ketapang yang
sudah memulai kegiatan belajar mengajar pada 2011 berlokasi di Desa Sri
Pendowo.
Saat ini pemerintah telah menetapkan program wajib belajar (wajar) 9 tahun, yang
artinya bahwa pendidikan dasar masyarakat minimal setingkat SLTP. Rasio
partisipasi sekolah untuk anak usia wajar {7-15 tahun) di Ketapang mencapai 93.68
persen se-dangkan sisanya (6,32 persen) lidak/putus sekolah.
Sementara daya tampung rata-rata murid SD dan SLTP untuk anak usia wajar di
Ketapang sekitar 185 orang setiap sekolah.

KESEHATAN
Fasilitas kesehatan di Ketapang sudah cukup memadai, sejak 2011 tidak banyak
mengalami perubahan. Peningkatan lerjadi pada banyaknya posyandu di tingkat
desa, tahun 2011 tercatat sebanyak 42 posyandu sedangkan pada 2012 sejumlah
47 posyandu.
Penolong persalinan masyarakat di Lam-pung Selatan lebih banyak dilakukan oleh
tenaga kesehatan/paramedis, begitu pula di Kecamatan Ketapang. Pada tahun 2012
ter-jadi peningkatan yang cukup meng-gembirakan dari 82,34 persen pada tahun
2011 menjadi 97,85 persen. Ini menandai bahwa masyarakat semakin percaya ter-
hadap tenaga kesehatan dalam membantu proses persalinan.
Jumlah tenaga kesehatan di Kabu-paten Lampung Selatan masih kurang jika
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. hal ini juga terjadi di Kecamatan Ketapang. Dapat dilihat dengan masih
rendahnya rasio jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk (per 100 ribu
penduduk). Rasio tenaga kesehatan untuk dokter umum / spesialis pada tahun 2012
(2,10) mengalami penurunan cukup berarti dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai 4,70. Demikian juga untuk tenaga farmasi dan kesehatan masyarakat
(lihat tabel).
Program Keluarga Berencana (KB) di Kecamatan Ketapang setiap tahun selalu
memenuhi bahkan melebihi target yang dite-tapkan. Peserta KB di Ketapang terus
meningkat, pada 2011 terjadi peningkatan sebesar 2,04 persen dan 10.66 persen
pada 2012.
Pada 2011 tercatat sebanyak 6,6 ribu peserta KB aktif, dengan alat kontrasepsi yang
banyak digunakan adalah suntik (48,87 persen), disusul kemudian dengan pil (32,38
persen) dan lainnya (15,78 persen). Sedangkan pada tahun 2012 terjadi pening-
katan di semua jenis. Peningkatan terttnggi yaitu pada penggunaan MOP yang naik
150,00 persen yang diikuti kemudian oleh IUD sebesar 115.58 persen.
Sementara itu. rasio peserta KB aktif ter-hadap pasangan usia subur (PUS) juga ter-
lihat cukup menggembirakan. Dari 10 ribu lebih PUS pada tahun 2012 sebanyak
71,13 persen menjadi peserta KB aktif. Hal ini meningkat jika dibanding tahun
sebelumnya yang mencapai 70,24 persen dari 9,4 ribu PUS. Sebagian besar PUS
yang tidak menjadi peserta KB dimungkinkan sedang hamil atau ingin punya anak
segera.
Hasil pentahapan keluarga sejahtera di Ketapang menunjukkan masih banyaknya
keluarga pada tingkat pra sejahtera, dimana pada 2011 naik sebesar 1,41 persen
namun kembali turun 6,27 persen di tahun 2012. Kebalikannya pada tingkat
keluarga sejahtera III. Naik sebesar 22,96 persen pada 2012 sedangkan tahun
sebelumnya turun sebesar 6,58 persen.

PERTANIAN
Sebagaimana umumnya di daerah lain, lahan sawah di Ketapang berupa lahan
sawah tadah hujan yang hanya bisa ditanami padi satu kali dalam setahun (musim
rendeng). Namun pada waktu-waktu tertentu di bebera-pa desa dapat dilakukan dua
kali tanam dalam setahun.
Rasio lahan pertanian di Ketapang men-capai 50,54 persen terhadap luas
Kecamatan Ketapang (18.660 hektar). Dari 9.430 hektar lahan pertanian. 64,01
persennya merupakan lahan pertanian bukan sawah.
Pada tahun 2012. luas panen tanaman padi sawah dan padi ladang tercatat seluas
6.152 hektar dengan produksi sebanyak 32 ribu ton. Sementara itu tanaman jagung
se-bagai komoditi unggulan tercatat seluas 16,6 ribu hektar luas panen dengan
produksi men-capai 80 ribu ton.
Sedangkan patawija lain yang kurang dimi-nali petani juga mencapai produksi yang
cukup lumayan, diantaranya tanaman kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar. Dengan
luas panen secara keseluruhan yang hanya sebe-sar 2,82 persen dibanding luas
panen padi sawah dan padi ladang, atau 1,04 persen jika dibanding luas panen
tanaman jagung.
Dari berbagai joins lanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten
Lampung Selatan, tanaman kelapa dalam, kelapa sawit dan kakao merupakan yang
terbanyak di Ketapang dari jumlah luas areal maupun produksinya.
Tahun 2012 luas areal tanaman kelapa dalam adalah 954 hektar. terjadi
peningkatan sebesar 1,90 persen dibanding tahun 2010. Begitu pula produksinya,
meningkat sebesar 28,58 persen dibanding tahun 2010.
Sementara kakao yang menduduki ko-moditi terbanyak kedua memiliki areal seluas
241 hektar dengan produksi mencapai 155,08 ton (turun 11,76 persen dibanding
tahun 2011), meskipun terjadi peningkatan dalam hal luas areal tanam (0,99
persen). dibanding tahun 2011.
Sedangkan kelapa sawit sebagai komodi-tas ketiga terbanyak memiliki luas areal
tana-man 107 hektar dengan produksi 91,05 ton. Peningkatannya cukup signifikan
jika diband-ing tahun 2010. Hal ini dimungkinkan dengan adanya minat petani untuk
memelihara tana-man tersebut setelah mendapatkan penyulu-han dan sosialisasi
dari pihak terkait seperti penyuluh atau UPT Dinas Perkebunan.

INDUSTRI
Usaha induslri di Ketapang banyak terken-dala pada sarana dan prasarana jalan
yang menyebabkan tingginya biaya operasional untuk transportasi.
Industri pengolahan hasil pertanian dan pengolahan makanan serta bahan makanan
yang ada di Ketapang masih dalam tingkat usaha industri mikro dan kecil atau usaha
rumah tangga.
Sementara untuk industri besar/sedang yang terdaftar balk di daerah maupun di
pusat tidak begitu banyak. Diantaranya industri pengolahan pipa baja di Desa
Sumur. Selain itu di desa ini ada puta industri bahan galian/tambang berupa batu
split.
Pertumbuhan usaha industri yang lambat tidak dapat menyerap tenaga kerja secara
maksimal sehingga perkembangan ekonomi di Ketapang secara keseluruhan juga
terlihat lambat.

KEUANGAN
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah salah satu sumber Pendapatan Asli
Daerah (PAD) yang juga menunjang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).
PBB dibedakan menjadi 2 sektor, perko-taan dan perdesaan. PBB di Ketapang
seba-gian besar berada pada sektor perde-saan, sementara sektor perkotaan yang
ada umumnya dimiliki oleh usaha industri besar/ sedang.
Dalam empat tahun terakhir, target PBB Ketapang selalu mengalami kenaikan.
Rata-rata kenaikan target PBB Ketapang sebesar 6,20 persen. Sedangkan realisasi
dalam tahun yang sama hanya mengalami kenaikan rata-rata sebesar 3.93 persen,
dimana sem-pat terjadi penurunan realisasi pada tahun 2012 yang hanya mencapai
69,09 persen dari target yang ditetapkan sebesar 356,7 juta rupiah. Meskipun ada 2
desa yang mencapai target namun jumlahnya masih kecil, dimana kedua desa
tersebut adalah dua desa dengan target terendah yaitu Desa Kemu-kus (Rp. 4,28
juta) dan Desa Lebungnala (Rp. 6,51 juta).

TRANSPORTASI
Untuk meningkatkan perekonomian pada suatu wilayah diperlukan dukungan sarana
dan prasarana. Salah satu sarana yang cukup berperan adalah infrastruktur jalan.
Dengan kondisi jalan yang baik maka kegiatan ekonomi akan meningkat.
Pada tahun 2012, panjang jalan yang di-aspal di Kecamatan Ketapang mengalami
peningkatan sebesar 2,73 persen dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan jalan
batu dan tanah mengalami penurunan, masing-masing 1,11 persen dan 2,39 persen.
Panjang jalan di Kecamatan Ketapang yang diaspal hanya 10,83 persen dari
panjang jalan aspal yang ada di Kabupaten Lampung Selatan. Sementara jalan batu
20,60 persen dan jalan tanah 47,91 persen dari seluruh jalan di Kabupaten Lampung
Selatan.
Angkutan umum yang banyak diguna-kan oleh sebagian besar masyarakat di
Ketapang adalah ojek sepeda motor, terutama anak-anak sekolah. Selain itu saat ini
sudah banyak masyarakat yang memiliki kendaraan terutama sepeda motor.
Sedangkan angkutan umum lainnya hanya melintas untuk tujuan yang lebih jauh,
utamanya yang melintas di Jalinpanlim misalnya ke Palembang alau kola-kola
lainnya di Sumatera.

PERBANDINGAN WILAYAH
Kecamatan Ketapang memiliki potensi yang cukup tinggi. baik di darat maupun di
laut. Di daratan potensi yang banyak diusahakan adalah sektor pertanian sedangkan
di laut masih ban-yak berusaha pada sektor penangkapan dan budidaya.
Dari luas wilayah, Kecamatan Ketapang lebih luas dibanding empat kecamatan
terdekat yaitu 9,30 persen terhadap luas Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan
Kecamatan Palas hanya 8,54 persen, disusul Kecamatan Penengahan 6,63 persen.
Sragi dan Bakauheni masing-masing 4,08 persen dan 2,85 persen.
Penduduk Ketapang (5,05 persen) lebih sedikit dibanding penduduk di Kecamatan
Palas yang mencapai 5,83 persen dari jumlah penduduk di Lampung Selatan.
Sementara itu di kecamatan lain secara berturut-turut yaitu Penengahan, Sragi dan
Bakauheni masing-masing 3.87 persen, 3,44 persen dan 2,31 persen.
Dengan demikian kepadatan penduduk di Ketapang adalah yang terkecil dari empat
keca-matan terdekat yang hanya mencapai 252 jiwa/ km
2
, sedangkan Penengahan
mencapai 271 jiwa/km
2
. Lampung Selatan memiliki kepadatan penduduk sebesar
7.535 jiwa/km
2
, jika diban-dingkan dengan Ketapang maka hanya 3.35 persennya
saja.
Produksi tanaman pertanian di Ketapang banyak memberikan sumbangan terhadap
produksi hasil pertanian di Lampung Selatan. Padi sawah dan padi ladang yang
diusahakan oleh masyarakat di Ketapang dengan areal sebagian besar sawah tadah
hujan yang kemungkinan besar hanya dapat ditanam sekali dalam setahun, pada
2012 menghasil-kan produksi sebanyak 26 ribu ton, atau 6,26 persen terhadap total
produksi padi di Lampung Selatan. Sedangkan di Kecamatan Palas menghasilkan
produksi sebanyak 77 ribu ton padi sawah (17,98 persen).
Di sektor palawija, utamanya jagung, Ketapang memberikan sumbangan produksi
sebanyak 68 ribu ton atau 12.90 persen terhadap total produksi jagung di Lampung
Selatan. Jika dibanding Kecamatan Penengahan yang memiliki luas panen tanaman
jagung seluas 17 ribu hektar menghasilkan produksi sebanyak 85 ribu ton, maka
produksi jagung di Ketapang hanya 79,88 persennya.
Dengan produksi mencapai 1,37 ribu ton kelapa, hanya memberikan sumbangan
produksi sebesar 2,46 persen dari total produksi kelapa di Lampung Selatan. Di
Keca-matan Penengahan yang memiliki areal seluas 2,24 ribu hektar lebih
menghasilkan produksi sebanyak 18 ribu ton lebih atau 32,87 persen terhadap
produksi kelapa di Lampung Selatan.
Sementara produksi tanaman kakao hanya mencapai 1.12 persen terhadap total
produksi di Lampung Selatan.

Anda mungkin juga menyukai