AKIBAT LIMBAH RUMAH TANGGA DAN LIMBAH INDUSTRI Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sumber Daya Lingkungan (TKP 260)
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, MT
Disusun oleh: Renny Desiana 21040112130051 Pingkan Ellotama T B 21040112130065 Dwi Lestari 21040112130083 Nikken Adita A 21040112130101
JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013 2
Daftar Isi
Cover .............................................................................................................................................1 Daftar Isi .......................................................................................................................................2 A. Latar Belakang ........................................................................................................................3 B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................4 C. Tujuan dan Sasaran ................................................................................................................4 D. Identifikasi Kondisi .................................................................................................................4 E. Kajian Pustaka ........................................................................................................................7 F. Analisis Problem Solving .......................................................................................................11 G. Kesimpulan dan Rekomendasi .............................................................................................14 Daftar Pustaka ............................................................................................................................16
3
A. LATAR BELAKANG Perencanaan Wilayah dan Kota merupakan studi yang mempelajari berbagai macam disiplin ilmu yang salah satunya memperhatikan mengenai sumber daya lingkungan terutama air dan ketersediaan air bersih. Air merupakan komponen yang penting dalam seluruh kehidupan di bumi. Air tidak saja diperlukan untuk kehidupan manusia, hewan dan tanaman, tetapi juga merupakan media pengangkutan, sumber energi dan berbagai keperluan lainnya (Arsyad, 1989). Ketersediaan air di bumi begitu banyak dan melimpah, akan tetapi tidak semua dapat digunakan oleh manusia dan makhluk hidup. Dari sekitar 1.386 juta km 3 air yang ada di bumi, sekitar 1.337 juta km 3 (97,39%) berada di samudera atau lautan dan hanya sekitar 35 juta km 3 (25,53%) berupa air tawar di daratan dan sisanya dalam bentuk gas/uap. Jumlah air tawar tersebut sebagian besar (69%) berupa gumpalan es dan gletser yang terperangkap di daerah kutub, sekitar 30% berupa air tanah dan hanya sekitar 1% terdapat dalam sungai, danau dan waduk (Suripin, 2002). Kuantitas air di bumi cenderung tetap atau stabil akan tetapi kualitasnya semakin menurun. Menurunnya kualitas air dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan aktivitas manusia yang dilakukan sehari-hari dan biasa terjadi di kota-kota besar seperti di Kota Semarang yang menyebabkan pencemaran pada badan air yang kemudian mencemari air tanah yang digunakan oleh masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari. Kota Semarang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang sangat tinggi akan tetapi memiliki kualitas air bersih yang makin menurun tiap harinya. Pencemaran air di Kota Semarang disebabkan oleh banyaknya kegiatan industri yang membuang limbah sembarangan pada aliran sungai tanpa melakukan pengolahan limbah terlebih dahulu, yang kedua yaitu pencemaran air oleh limbah rumah tangga seperti penggunaan deterjen secara berlebihan, selain itu juga karena intrusi air laut yang naik ke daratan akibat terjadinya penurunan permukaan tanah dan naiknya permukaan air laut di Kota Semarang terutama di wilayah Semarang bawah (Nila,2011). Perencana Wilayah dan Kota (planner) perlu melakukan identifikasi terhadap tanda- tanda serta penyebab terjadinya pencemaran air yang terjadi di Kota Semarang agar dapat menemukan solusi yang tepat guna mengatasi permasalahan tersebut, sehingga ketersediaan air dan kualitas air masyarakat Semarang dapat menjadi lebih baik dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat dapat tetap terjaga.
4
B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi kualitas air di Kota Semarang? 2. Apa saja penyebab terjadinya pencemaran air di Kota Semarang? 3. Apa saja dampak pencemaran air di Kota Semarang bagi masyarakat dan lingkungan?
C. Tujuan dan Sasaran Tujuan Makalah ini bertujuan untuk menganalisi kondisi dan kualitas air di kota Semarang sehingga mampu memberikan suatu rekomendasi dan saran tentang kualitas air di Kota Semarang berdasarkan analisis tentang penyebab penurunan kualitas air yang terjadi di Kota Semarang yang diakibatkan karena pencemaran air. Sasaran 1. Menganalisis wilayah studi mengenai kondisi kualitas air. 2. Menganalisis penyebab penurunan kualitas air di Semarang. 3. Mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang berkaitan dengan kualitas air di Kota Semarang
D. IDENTIFIKASI KONDISI Fenomena pencemaran air saat ini tengah mengancam kelestarian lingkungan tempat kita tinggal. Banyak terjadi kasus-kasus pencemaran air terutama di kota-kota besar di Indonesia tak terkecuali Semarang. Masalah pencemaran air yang terjadi di kota Semarang sebagian besar disebabkan karena pembuangan limbah industri atau pengolahan bahan buangan yang kurang maksimal serta jumlah sampah yang kian banyak. Limbah yang dihasilkan tidak hanya berasal dari industri besar saja tetapi juga industri kecil. Setelah ditelisir limbah yang dianggap sangat berbahaya berasal dari industri tekstil karena sebagian besar di antaranya tidak memiliki saluran ataupun sistem pembuangan khusus sehingga dampaknya terhadap lingkungan lebih berbahaya. Pencemaran air di Kota Semarang mulai memasuki tingkat yang mengkhawatirkan karena dari tahun ke tahun pencemaran air yang terjadi di Kota Semarang terus meningkat. Pencemaran air telah terjadi di beberapa wilayah di kota Semarang, seperti pencemaran air yang terjadi di sungai Kaligawe yang disebabkan oleh limbah dari beberapa perusahaan 5
atau industri di sekitar sungai. Keadaan ini diperparah dengan terhambatnya saluran sanitasi atau pembuangan di area sekitar pabrik dan industri di sekitarnya sehingga menyebabkan air semakin keruh dan berbau serta menganggu pemandangan di area pabrik.
Gambar 1. Sungai yang berwarna hitam akibat pencemaran di Kecamatan Genuk, Semarang
Sumber: Survey Lapangan, 2013
Kondisi sungai Kaligawe yang melintas di depan pabrik Jamu PT Nyonya Meneer menggambarkan keadaan sungai yang telah tercemar oleh limbah, selain itu sungai tersebut juga dipenuhi sampah. Hal ini sangat menganggu pengguna jalan karena mengeluarkan bau yang tidak sedap. Sungai ini tidak mengalir sama sekali, sehingga kondisinya adalah menggenang karena terhambat oleh beberapa material seperti sampah yang telah menumpuk. Jika kondisi tersebut dibiarkan maka diperkiraan permukaan air sungai dapat meluap hingga ke jalan. Selain industri pabrik Jamu PT Nyonya Meneer, banyaknya kawasan industri lain serta padatnya pemukiman di Kota Semarang menyebabkan pencemaran air mengalami peningkatan. Tak hanya pabrik Jamu PT Nyonya Meneer yang memproduksi limbah, masih banyak industri-industri lain yang melakukan hal yang sama. Bahkan ketika sungai di sekitar pabrik sudah memasuki tahap pencemaran yang parah, industri tersebut tetap beroperasi seakan- akan tidak mempedulikan lingkungan di sekitarnya.
6
Gambar. 2 Kondisi sungai yang tercemar limbar cair di depan pabrik Jamu PT Nyonya Meneer
Sumber : www.suaramerdeka.com, 2012 Di sepanjang sungai kaligawe pun kondisi air sungai di sekitar kawasan industri berwarna hijau sampai hitam pekat serta mengeluarkan bau yang tidak sedap. Warga sekitar pun pernah mendapati ikan-ikan di sungai tersebut mati mengapung yang diduga akibat keracunan karena air sungai pencemaran oleh limbah industri. Warga pun pernah mendapati ikan-ikan di sungai Kaligawe ini mati mengapung diduga karena keracunan akibat sungai yang tercemar tersebut.
Gambar.3 Kondisi Sungai Kaligawe yang tercemar limbah industri dan dipenuhi sampah
Sumber : www.suaramerdeka.com, 2012
7
Selain disebabkan oleh pembuangan limbah industri secara sembarangan, penyebab lain yang turut berperan besar dalam pencemaran air adalah limbah rumah tangga dan sampah. Beberapa limbah rumah tangga yang turut menyebabkan terjadinya pencemaran air antara lain: sampah rumah tangga, limbah pertanian, serta tinja (kotoran manusia). Hal tersebut banyak terjadi di masyarakat sekitar pesisir pantai utara Semarang. Pencemaran air pun tak hanya terjadi pada sungai Kaligawe saja tetapi juga sungai Kaligarang. Penyebabnya masih sama, yaitu limbah industri pabrik dan rumah tangga serta sampah. Pada sungai Kaligarang banyak ditemukan mineral logam-logam berat seperti kadmium, timbal, dan merkuri yang tentunya sangat berbahaya apabila terkonsumsi oleh tubuh manusia. Limbah industri dan limbah rumah memiliki prosentase yang hampir sama dalam menyebabkan pencemaran air. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang meningkat sehingga limbah yang dihasilkan pun turut meningkat. Meskipun demikian hal ini cukup mengkhawatirkan, karena sebagian besar masyarakat yang tinggal di bantaran sungai menggunakan air sungai ini untuk kegiatan sehari-hari. Kondisi air yang telah tercemar seperti yang terjadi di wilayah pesisir utara Kota Semarang diperburuk dengan sering naiknya air laut ke daratan yang menyebabkan terjadinya rob. Hal ini pun dapat menyebabkan sumber air milik masyarakat ataupun mata air lainnya tercemar oleh air laut. Air laut ini memiliki kandungan garam yang cukup tinggi, sehingga tidak baik apabila tercampur dengan air tawar yang biasa digunakan untuk konsumsi.
E. KAJIAN PUSTAKA a. Pengertian Sumber Daya Alam Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau unsur tertentu dalam kehidupan. Sumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi juga non-fisik (intangible). Sumber daya ada yang dapat berubah, baik menjadi semakin besar maupun hilang, dan ada pula sumber daya yang kekal (selalu tetap). Selain itu, dikenal pula istilah sumber daya yang dapat diperbaharui dan atau sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui. sebagai contoh sumberdaya yang dapat di perbaharui diantaranya tumbuhan dan hewan. Dalam hal ini sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti minyak bumi dan gas, batudara, dan jenis tambang lain yang masuk ke dalam sjenis sumberdaya alam. Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia pada umumnya. Di era 8
modern seperti sekarang ini, kemajuan teknologi manusia mengarah kepada eksploitasi sumber daya alam sehingga persediaannya terus berkurang secara signifikan, terutama pada satu abad belakangan ini. Sumber daya alam mutlak diperlukan untuk menunjang kebutuhan manusia, tetapi sayangnya keberadaannya tidak tersebar merata dan beberapa negara seperti Indonesia, Brazil, Kongo, Sierra Leone, Maroko, dan berbagai negara di Timur Tengah memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah. Sebagai contoh, negara di kawasan Timur Tengah memiliki persediaan gas alam sebesar sepertiga dari yang ada di dunia dan Maroko sendiri memiliki persediaan senyawa fosfat sebesar setengah dari yang ada di bumi. Akan tetapi, kekayaan sumber daya alam ini seringkali tidak sejalan dengan kebutuhan manusia. Selain sumberdaya alam ada juga sumberdaya yang lain yaitu sumbedaya manusia sebagai pemakai dan sekaligus pengelola sumberdaya tersebut. b. Pengertian Air Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas maupun di bawah permukaan tanah, termasuk air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang dimanfaatkan di darat. Menurut UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai peruntukkannya. Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan. Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan penyebab utama polusi air. Pencemaran air didefinisikan sebagai pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah yang menyebabkan estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan atau menimbulkan potensi kontaminasi (Suripin, 2002). Penyebab pencemaran air berdasarkan sumbernya secara umum dapat dikategorikan sebagai sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA (Tempat Pembuangan Akhir Sampah), dan sebagainya. Sumber tidak langsung yaitu kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah, atau atmosfer berupa hujan. Tanah dan air tanah mengandung mengandung sisa dari aktivitas pertanian seperti pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfer juga berasal dari aktivitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam. 1) Penyebab pencemaran air dapat juga digolongkan berdasarkan aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu limbah yang berasal dari industri, rumah tangga, dan pertanian (Suriawiria, 1996). 9
Pembuangan air limbah ke badan sungai tidak selalu terus menerus sepanjang hari. Limbah yang dibuang baik kuantitas, kualitas maupun waktu pembuangannya berkaitan erat dengan kegiatan yang dilakukan baik oleh rumah tangga secara individu, tempat- tempat pelayanan dan fasilitas umum maupun oleh pabrik yang menghasilkan limbah tersebut. Air limbah dari sektor rumah tangga umumnya dibuang pada pagi hari hingga sore hari dan mencapai puncaknya pada sekitar pukul 07.00 10.00 dan 16.00 20.00 sehingga komposisi air limbah tidak akan konstan sepanjang waktu. Sekitar 60% - 80% dari total air yang digunakan dalam rumah tangga dibuang sebagai limbah cair. Limbah tersebut secara langsung maupun tidak akan mencapai badan air (air tanah, sungai, danau) sehingga mempengaruhi kualitas badan air (Sudarmadji, 1995 dalam Nurmayanti, 2002).
c. Limbah Domestik Menurut Asis (1992) dalam Nurmayanti (2002), limbah domestik adalah semua bahan limbah yang berasal dari kamar mandi, kakus, dapur, tempat cuci pakaian dan cuci peralatan rumah tangga. John (1977) menyatakan bahwa limbah domestik memilik sebaran areal yang sangat luas dan umumnya terdiri atas limbah rumah tangga, perkantoran dan restoran. Keputusan Meneg LH No 112 Tahun 2003, pasal 1 ayat 1 menyebutkan bahwa air limbah domestik adalah air limbah yang berasal dari usaha dan atau kegiatan permukiman, rumah makan, perkantoran, perniagaan, apartemen dan asrama. Secara kualitatif limbah rumah tangga sebagian besar terdiri dari zat organik baik berupa padatan maupun cair, garam, lemak dan bakteri, khususnya bakteri golongan E. Coli, jasad patogen dan parasit (Asis dalam Nurmayanti, 2002). Menurut Daryanto (1995) limbah domestik dapat digolongkan ke dalam tiga jenis, yaitu limbah cair, limbah padat dan limbah gas.
Limbah Cair Limbah cair adalah limbah yang mempunyai sifat cair dimana komposisinya terdiri atas 99,9% air dan sisanya bahan padat (Mahida, 1995). Selanjutnya dinyatakan bahwa limbah domestik cair terdiri atas buangan kamar mandi, dapur, tempat cucian, unsur-unsur yang terdapat didalamnya merupakan unsur yang sangat kompleks. Menurut Martopo (1984) dalam Nurmayanti (2002) campuran rumit yang terdapat dalam kotoran ini terdiri dari zat- zat batuan mineral dan organik dalam bentuk partikel-partikel besar dan kecil, benda padat sisa bahan-bahan larutan dalam keadaan terapung, bentuk koloid dan setengah koloid. 10
Secara lengkap disebutkan oleh Dix (1981) bahwa limbah cair terdiri atas 99,9% bentuk cair yang meliputi bahan organik, anorganik, padatan tersuspensi, koloida, padatan terlarut dan mikroorganisme. Bahan organik meliputi kertas, tinja, urin, sabun, lemak, deterjen dan sisa makanan. Sedang bahan anorganik, seperti amonia dan garam garam amonium yang antara lain merupakan derivat dari dekomposisi tinja, urin dan nitrat.Sisa dari bentuk cair tersebut adalah berupa bahan padat (0,1%) yang terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik. Volume limbah domestik sangat bervariasi dan umumnya sangat berkaitan erat dengan standar hidup masyarakat (Djajaningrat dan Harsono, 1991). Rata-rata aliran limbah yang berasal dari daerah hunian dapat dilihat pada Tabel 2. Di negara-negara berkembang termasuk Indonesia, pencemaran domestik merupakan jumlah pencemar terbesar (85%) yang masuk ke badan air. Sedang dinegara-negara maju, pencemar domestik merupakan 15% dari seluruh pencemar yang memasuki badan air (Suriawiria, 1996).Kaitanya dengan penggunaan air, Soemirat (1996) menyatakan bahwa tingkat konsumsi air di perkotaan adalah 138,5 liter/hari/orang sedang dipedesaan adalah 60 liter/hari/orang. Air tersebut sebagian akan kembali ke lingkungan dalam bentuk limbah. Laju penghasilan air limbah biasanya antara 30 70 m3 per orang per tahun (Mara, D. dan Cairncross, S., 1994). Menurut Soemirat (1996), air bekas cucian, bekas kamar mandi, bekas cuci perabot dan dari dapur dikategorikan sebagai limbah yang mengandung sabun/deterjen dan mikroorganisme. Selain itu ada buangan eksreta yaitu tinja dan urine manusia yang dipandang berbahaya karena dapat menjadi media penyebaran utama bagi penyakit bawaan air. Setiap orang umumnya menghasilkan 1,8 liter eksreta tiap hari, terdiri dari 350 gram bahan padat kering termasuk 90 gram bahan organik, 20 g nitrogen, tambah unsur hara lainnya terutama fosfor dan kalium (Mara, D. dan Cairncross, S., 1994).
Limbah Padat Menurut Dix (1981), limbah padat domestik biasanya dalam bentuk sampah dari rumah tangga dan pemukiman selain industri. Soemirat (1996), mengelompokkan limbah padat rumah tangga (sampah) dalam 4 golongan., yaitu : a) Sampah yang dapat membusuk (garbage), misalnya sisa makanan dan dedaunan. Sampah jenis ini mudah membusuk sebagai akibat aktivitas mikroba. b) Sampah yang sulit/tidak dapat membusuk (rubbish), misalnya kayu, besi, seng, kain, plastik dan karet. c) Sampah berupa debu/abu. 11
d) Sampah berbahaya bagi kesehatan, seperti buangan industri dan kenmasan zat-zat kimia toksik.
Limbah Gas Limbah gas bisa berasal dari dapur rumah tangga, pembakaran sampah padat, dekomposisi sampah padat maupun cair, asap kendaraan bermotor, industri serta peristiwa alam sepeerti gunung meletus. Limbah gas menjadi pencemar bila telah melampaui Nilai Ambang Batas (Daryanto,1995).
F. ANALISIS PROBLEM SOLVING Lingkungan berada di sekitar kawasan yang berfungsi sebagai kawasan industri rawan untuk terjadinya pencemaran termasuk pencemaran air, seharusnya kawasan ini pun tidak digunakan untuk membangun pemukiman. Pemukiman pun turut menambah jumlah limbah yang diproduksi melalui limbah rumah tangga serta sampah. Penyebab utama dari pencemaran air di Semarang disebabkan karena limbah industri dan limbah rumah tangga. Kebiasaan masyarakat untuk membuang sampah di sungai membuat air sungai menjadi tercemar. Sampah menambah buruk keadaan sungai yang juga telah tercemar limbah industri. Limbah rumah tangga lainnya berupa limbah cair sisa mandi, detergen dan MCK. Hal ini pun banyak terjadi di wilayah pesisir utara kota Semarang. Sedangkan limbah pertanian berasal dari penggunaan pestisida, pembakaran lahan dan kotoran hewan. Penyebab pencemaran air lainnya adalah tinja (kotoran manusia), kondisi masyarakat yang erat dengan kemiskinan memiliki keterbatasan prasarana termasuk toilet, kamar mandi atau WC. Sehingga mereka menggantungkan hidup mereka pada sumber air yang ada termasuk sungai. Karena keterbatasan itu, mereka pun menggunakan air sungai tersebut untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi, mencuci hingga membuang tinja. Hal tersebut salah satunya yang memicu terjadinya pencemaran air. Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air bersifat luas tidak hanya bagi manusia tetapi juga lingkungannya. Dampak pencemaran air ini bersifat negatif serta membahayakan kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi. Berikut ini adalah dampak-dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran air di kota Semarang:
12
Keseimbangan ekosistem terganggu Pencemaran air oleh bahan polutan air lainnya telah mengakibatkan ekosistem yang berlangsung di air maupun darat menjadi terganggu. Air sebagai komponen biotik dalam ekosistem memiliki peranan yang penting pada ekosistem di dalamnya. Sehingga apabila air tersebut telah terkontaminasi maka bepengaruh pada ekosistem yang berlangsung di dalamnya. Makhluk hidup yang hidup di air seperti tumbuhan air serta hewan akan ikut tercemar karena mereka mengonsumsi air yang telah terkontaminasi tersebut. Pencemaran air juga mengakibatkan penurunan populasi dan kulaitas makhluk hidup di perairan seperti jumlah ikan berkurang karena banyak yang mati. Tak hanya ekositem sungai saja yang terganggu, namun juga biota laut khususnya di pesisir perairan kota Semarang juga ikut mengalami penurunan. Pencemaran air yang berasal dari limbah industri dan rumah tangga menjadi penyebab utama menurunnya biota laut di wilayah pesisir kota Semarang. Seperti kasus yang terjadi di daerah Tanjung Mas kota Semarang di mana banyak ikan bandeng yang mati dikarenakan pencemaran air laut, akibatnya banyak petambak yang harus mengalami kerugian. Berkurangnya jumlah oksigen yang terlarut dalam air Hal ini dikarenakan sebagian besar oksigen digunakan oleh bakteri untuk melakukan proses pembusukan sampah. Selain itu zat-zat pecemaran berupa zat- zat kimia yang berasal dari limbah juga menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air sehingga mengakibatkan kebutuhan oksigen makhluk hidup dalam ekosistem air menjadi terganggu yang akhirnya berakibat pada terhambatnya perkembangan dan penurunan populasi pada ekosistem air tersebut. Menurunnya kualitas air Pencemaran air oleh sampah, limbah ataupun tinja membuat kualitas air berubah menjadi tidak baik. Padahal air adalah kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup yang hidup di bumi ini. Air yang telah tercemar banyak mengandung bakteri merugikan sehingga tidak layak untuk dikonsumsi. Menurunnya kesehatan lingkungan Sebagian besar masyarakat menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pencemaran air yang disebabkan oleh limbah industri dan sampa tersebut tentunya sangat tidak sehat untuk lingkungan sekitarnya. Hal ini 13
berdampak pula pada kesehatan masyarakat yang ikut terganggu. Air yang tercemar merupakan sarang penyakit karena banyak mengandung bakteri patogen yang sangat merugikan sehingga masyarakat yang mengonsumsi air yang telah tercemar tersebut dapat dengan mudah terserang penyakit seperti keracunan bahkan sampai meninggal. Keadaan tersebut diperparah dengan tidak adanya akses untuk memperoleh air bersih, padahal tidak semua masyarakat terjangkau jaringan air bersih dari PDAM. Krisis air bersih Pencemaran air secara tidak langsung telah berdampak pada krisis air bersih di Kota Semarang. Air yang tercemar menyebabkan ketersediaan terhadap air bersih menjadi berkurang hingga akhirnya mengakibatkan terjadinya krisis air bersih.Daerah resapan air yang berdekatan dengan daerah pembuangan limbah menyebabkan ikut tercemarnya air di sekitar pabrik. Di wilayah pesisir utara Kota Semarang masyarakat banyak yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Jumlah kebutuhan masyarakat terhadap air bersih terus meningkat, jumlah air kotor pun juga meningkat sedangkan ketersediaan air bersih berkurang, inilah yang menyebabkan terjadinya krisis air bersih Hilangnya nilai estetika suatu lingkungan Sungai yang bersih akan menimbulkan kesan yang baik dan indah dipandang. Apabila sungai tercemar, maka hal ini akan mengurangi nilai estetika lingkungan sekitar sungai. Di Kota Semarang tepatnya di Jalan Raya Kaligawe, terdapat saluran sanitasi yang cukup lebar dan sangat jelas telihat dari jalan raya karena terletak di pinggir jalan. Letak saluran sanitasi yang berada di pinggir jalan ini sungguh mengganggu pemandangan lingkungan sekitarnya, karena saluran ini terhambat dan warna air yang kotor dan keruh serta mengeluarkan bau yang tidak sedap sehingga membuat pengguna jalan dan warga sekitar merasa tidak nyaman. Kurangnya kontrol dan pengawasan dari pemerintah setempat membuat pencemaran air semakin meluas. Melihat dampak yang ditimbulkan dari pencemaran air tersebut, seharusnya telah dilakukan peringatan ataupun penindaklanjutan terhadap masalah pencemaran air. Pabrik yang membuang limbahnya ke sungai seharusnya mendapatkan peringatan ataupun sanksi yang tegas.
14
G. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 1) Kesimpulan Dari uraian diatas, dapat dilihat bahwa pencemaran air yang terjadi di Kota Semarang disebabkan oleh limbah industri dan limbah rumah tangga. Sebagian besar limbah industri yang mencemari Kota Semarang berada di daerah Kaligawe karena daerah ini didominasi oleh industri yang bergerak di berbagai bidang. Pengolahan buangan air limbah yang tidak teratur dan sesuai standar menyebabkan sungai-sungai kecil di sekitar industri mengalami pencemaran dan mengakibatkan turunnya kualitas air tanah di sekitar industri tersebut karena limbah tersebut meresap ke dalam tanah dan bercampur dengan air dari sumber mata air warga. Kondisi tersebut diperburuk dengan tidak adanya saluran pembuangan yang baik. Padahal sebagian masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan industri tersebut memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian perlu adanya penanganan yang tepat untuk meminimalisisr terjadinya pencemaran air yang lebih luas. 2) Arahan dan Rekomendasi Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam upaya menanggulangi masalah pencemaran air yang telah terjadi adalah pembersihan untuk regenerasi kembali sungai ataupun sumber air lainnya yang telah tercemar. Hal ini perlu dilakukan sehingga air sumber daya air dapat melakukan siklus hidrologi sebagaimana mestinya. Dengan demikian akan tercipta sumber daya air baru yang untuk dapat digunakan kembali oleh masyarakat nantinya. Adapun langkah-langkah yang dapat kita lakukan sebagai upaya pencegahan dalam rangka mengurangi pencemaran air yang terjadi di Kota Semarang antara lain: 1. Menjaga kebersihan dan kelestarian sungai Seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar pencemaran air di Kota Semarang terjadi sungai. Hal ini wajib dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Peran pemerintah sebagai pengawas dan pengendali sangat penting, peran masyarakat sebagai pengguna sumber daya air sangat diperlukan. Masyarakat hendaknya mampu berhati-hati dalam penggunaan sumber daya air serta menjaga dan melestarikan sumber daya tersebut. Hal lain yang perlu dilakukan dalam melestarikan sungai adalah menjaga daerah hulu sungai yang rawan terjadi erosi ataupun longsor, hal ini bertujuan untuk menjaga kualitas air ketika sampai di hilir untuk kemudian digunakan oleh masyarakat. Jika sungai bagian hulu tererosi maka aliran sungai tersebut akan membawa material- 15
material lain ketika sampai di hilir seperti pasir, tanah lempung ataupun lumpur, material tersebut tidak baik jika terbawa air yang akan dikonsumsi masyarakat. 2. Tidak membuang limbah rumah tangga dan industri secara sembarangan Kesadaran untuk tidak membuang limbah secara sembarangan perlu ditumbuhkan sejak awal. Para pemilik industri seharusnya memiliki kesadaran yang tinggi akan hal tersebut. Limabh-limbah tersebut hendaknya diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke aliran air agar tidak mencemari air, sungai maupun lingkungan sekitar. Mengurangi pencemaran air terutama di sungai dapat dimulai dengan mengurangi produksi limbah rumah tangga yang berlebihan seperti menggunakan produk yang organik atau ramah lingkungan serta membuang sampah pada tempatnya. 3. Pembuatan saluran khusus untuk tempat pembuangan limbah industri Pembuatan saluran khusus ini sangat diperlukan, mengingat bahwa beberapa limbah industri mengandung logam-logam berat serta senyawa kimia yang berbahaya, juga memerlukan tempat pembuangan khusus untuk limbah industri tersebut. 4. Pembuatan kebijakan terkait kasus pencemaran air Peraturan yang tegas dan jelas sangat mutlak diperlukan untuk pencegahan terjadinya pencemaran air yang semakin luas. Peraturan yang ada perlu dilakukan pembaharuan untuk melakukan pembaharuan pula daerah-daerah yang terjadi pencemaran air. Sifat yang tegas dari pemerintah juga diperlukan untuk menindak secara tegas terhadap pelanggaran-pelanggaran terhadap konservasi sumber daya air. Pengawasan yang ketat juga perlu dilakukan terutama pada pembuangan limbah dari industri ataupun pelanggaran lainnya yang mungkin dapat terjadi.
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Tanpa Angka Tahun. Sumber dan dampak pencemaran air.dalam blogspot. http://mitrakasa.blogspot.com/2013/02/sumber-dan-dampak-pencemaran-air.html. Diunduh 19 Mei 2013. Anonim. 2009. Pencemaran Air. dalam blogspot. http://anasjuara1.blogspot.com/. Diunduh 19 Mei 2013 Anonim. 2013. Limbah Rumah Tangga Punya Kontribusi Besar Cemari Sungai dalam sindotrijaya. http://www.sindotrijaya.com/news/detail/3478/limbah-rumah-tangga-punya- kontribusi-besar-cemari-sungai#.UaMQh6JlXYo. Diunduh Senin, 27 Mei 2013. Anonim. 2010. Ukuran Bandeng Semarang Menyusut. dalam web. http://regional.kompas.com/ read/2010/06/08/16362831/.Ukuran.Bandeng.Semarang.Menyusut. Diunduh 19 Mei 2013 Budiman, M. Asyief Khasan. 2012. Sumber, Dampak dan Penanggulangan dari Pencemaran Air dalam wordpress. http://asyiefkhasan.wordpress.com/2012/12/22/sumber- dampak-dan-penanggulangan-dari-pencemaran-air/. Diunduh 19 Mei 2013. Efrianti, Susi. 2012. Menurunnya Kulaitas Air Akibat Kerusakan Lingkungan, dalam wordpress. http://uwityangyoyo.wordpress.com/2012/02/01/menurunnya-kualitas-air- akibat-kerusakan-lingkungan/ . Diunduh 19 Mei 2013. Isti, Bambang. 2012. Pencemaran sungai Kaligawe, di duga limba LIK. http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news_smg/2012/10/16/132905/Pencem aran-Sungai-Kaligawe-Diduga-dari-Limbah-LIK. Diunduh 19 Mei 2013. Minamini. 2010. Masalah Pencemaran Air. http://minamini.wordpress.com/tag/solusi- masalah-pencemaran-air/. Diunduh 27 Mei 2013. Nila,I.2011.Permasalahan Kota Semarang, dalam blogspot. http://nilageographer.blogspot.com/ 2011/06/permasalahan-kota- semarang.html.Diunduh Sabtu 18 Mei 2013. Sasongko, L. A. 2006. Kontribusi Air Limbah Domestik Penduduk Di Sekitar Sungai Tuk Terhadap Kualitas Air Sungai Kaligarang serta Upaya Penangannya,.dalam pdf. http://eprints.undip.ac.id/ 15152/1/LUTFI_AS_L4K002051.pdf.Diunduh Sabtu 18 Mei 2013. Vicardi. 2008. Akibat Pencemaran, Biota Laut di Pesisir Perairan Kota Semarang Bisa Berkurang, dalam blogspot. http://coastal-hazard.blogspot.com/2008/02/akibat- pencemaran-biota-laut-di-pesisir.html. Diunduh 23 Mei 2013.