Anda di halaman 1dari 44

0

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA


TENTANG VARICELA DI LINGKUNGAN X KELURAHAN
TEGAL SARI MANDALA III KECAMATAN
MEDAN DENAI
TAHUN 2013



KARYA TULIS ILMIAH


OLEH :


HERLINA TANJUNG
0114421040017





AKADEMI KEBIDANAN NUSANTARA 2000
MEDAN
2013

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Cacar air di sebabkan oleh virus varicela-zoster, yang ditularkan melalui
percikan ludah penderita atau bisa juga kontak langsung dengan cairan lepuhan dari
penderita atau secara tidak langsung melalui bendabenda yang terkontaminasi oleh
cairan lepuhan penderita (Novel, 2011).
Cacar air, juga di sebut varicela biasanya menyebabkan gatal ruam yang di
mulai dengan benjolan merah kecil. Ruam seringkali muncul pertama kali di wajah,
kulit kepala atau batang leher (Marmi, 2011).
Cacar air merupakan jenis penyakit kulit yang amat mudah menular dan
sangat berkaitan erat dengan sistem kekebalan tubuh. Artinya, seseorang yang
kekebalan tubuhnya sedang menurun beresiko besar terkena cacar air. Cacar air
dikenal dengan berbagai istilah, seperti chicken pox, varicela atau cangkrangen
dalam bahasa jawa (Sefrrina, 2012).
Meskipun kasus-kasus individu dapat dicegah atau dimodifikasi oleh
varicella-zoster immune globulin atau diobati dengan obat antivirus. Setelah
pengamatan populasi penelitian untuk jangka waktu sampai 20 tahun di Jepang dan
10 tahun di Amerika Serikat, lebih dari 90% dari orang imunokompeten yang
divaksinasi sebagai anak-anak masih dilindungi dari varicella. Di Amerika Serikat,

2

vaksinasi anak terhadap varicella menyediakan 70% -90% perlindungan terhadap
varicella zoster (WHO, 2008).
Sekitar 50% kasus terjadi pada anak-anak usia 5-9 tahun, banyak pula
ditemukan pada usia 1-4 tahun dan 10-14 tahun. 11.000 kasus diperlukan perawatan
di rumah sakit dan 100 orang meninggal setiap tahunnya. Data Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas menyebutkan, selama periode J anuari hingga November 2007,
sedikitnya 619 warga terkena panyakit cacar air atau varicela (Kurniawaan, Dessy,
Tatang, 2009).
Dari buku kunjungan pasien di poliklinik kulit dan kelamin salah satu rumah
sakit di palembang, data pasien infeksi VHS (virus herpes zoster) dan VVZ (virus
varicela zoster) yang berobat diperoleh sebanyak 264 pasien dari jumlah total 10.329
pasien yang berobat selama tahun 2005. Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap
77 orang pasien data yang diperoleh sebagai berikut: 26 orang pasien menderita
varisela (33,77%), 46 orang pasien menderita herpes zoster (59,74%) 3 orang pasien
menderita herpes labialis (3,90%) dan 2 orang pasien menderita herpes genetalis
(2,59%). Dari 77 pasien tersebut, 50 pasien (64,9%) berjenis kelamin pria dan 27
pasien wanita (35,1%) (Suardi, Erjon, Khodijah, 2007).
Berdasarkan latar belakang peneliti merasa tertarik mengambil judul
gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela di Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013.



3

1.2 Perumusan Masalah
Belum di ketahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
tahun 2013
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengatahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela berdasarkan umur
2. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela berdasarkan pendidikan.
3. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela berdasarkan pekerjaan.
4. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela berdasarkan sumber informasi.
5. Untuk mengetahui distribusi pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang
varicela berdasarkan paritas


4

1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan informasi bagi ibu tentang
varicela
1.4.2 Untuk menambah wawasan dan masukan peneliti dalam menerapkan ilmu
pengetahuan yang sudah diperoleh selama masa pendidikan.
1.4.3 Sebagai referensi dan bahan perbandingan serta dapat digunakan untuk
masa yang akan datang.
1.4.4 Sebagai bahan bacaan dan referensi diperpustakaan Akademi Kebidanan
Nusantara 2000 Medan.










5

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan (knowledge)
2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu tahu, ini setelah orang melakukan
penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca
indera menusia, yakni : indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2011).
2.1.2 Tingkat Pengetahuan Dalam Domain Kognitif
Menurut Notoatmodjo (2011) pengetahuan yang mencakup dalam domain
kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya, termaksut dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh badan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah.


5

6

2. Memahami (comprehensif)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur
organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dari penggunaan kata- kata kerja dapat menggambarkan
(membuat bagan) membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan
sebagainya.
5. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan
formulasi-formulasi yang ada.


7

6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk dapat melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu
kriteria berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri atau mengunakan
kriteria-kriteria yang telah ada.
2.2 Varicella
2.2.1 Defenisi Varicella
Varicella adalah penyakit infeksi akut dengan gejala erupsi kulit dengan
macula, papula, vesikel, dan crusta Organ tubuh yang diserang adalah kulit, selaput
lendir mata dan mulut, serta kerongkongan dan organ lain misalnya otak (Zein, 2008)
Cacar air, dalam bahasa inggris disebut sebagai Chickenpox, atau dalam bahasa
kedokteran disebut sebagai Varicella. Penyakit yang sangat menular ini disebabkan
oleh virus bernama Varicella Zoster. penyakit ini umum ditemui pada anak-anak
(Rukiyah, Yulianti, 2010).
2.2.2 Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah oleh infeksi virus Varicella-Zoster (VZV), virus
ini di tularkan melalui percikan ludah penderita atau melalui benda-benda yang
terkontaminasi oleh cairan dari lepuhan kulit. Penderita biasa menularkan
penyakitnya mulai dari timbulnya gejala sampai lepuhan yang terakhir telah
mengering. Untuk mencegah penularan, sebaiknya penderita diisolasi (diasingkan).

8

Tetapi virusnya bisa tetap tertidur di dalam tubuh manusia, lalu kadang menjadi aktif
kembali dan menyebabkan herpes zoster (Rukiyah, Yulianti, 2010).
2.2.3 Patogenesis
Infeksi virus masuk bersama air borne droplet (udara) masuk ke traktus
respiratorius (pernafasan), tidak tertutup kemungkinan penularan juga lewat lesi kulit
tapi penyebaran paling efektif melalui sistem respirasi. Selanjutnya virus akan
berkembang di dalam system retikuloendotelial, kemudian akan terjadi virema
disertai gejala konstitusi yang diikuti dengan munculnya lesi di permukaan virus
(Ngastiyah, 2005).
2.2.4 Manifestasi klinik
Masa inkubasi varicela pada anak 14-21 hari, penyakit ini umumnya ringan,
ini di tandai dengan demam ringan dan ruam yang gatal di seluruh tubuh (Rukyah,
Yulianti, 2010). Perjalanan penyakit dibagi menjadi 2 stadium yaitu:
1. Stadium prodromal: 24 jam sebelum kelainan kulit timbul terdapat gejala
panas, perasaan lemah (malaise), anoreksia. Kadang-kadang terdapat kelainan
skarlatinaform atau morbiliform.
2. Stadium erupsi: dimulai dengan terjadinya papula merah kecil yang berubah
menjadi vesikel yang berisi cairan jernih dan mempunyai dasar eritomatous.
Permukaan vesikel tidak memperlihatkan cekungan di tengah (unumbilicated).

9

Isi vesikel berubah menjadi keruh dalam waktu 24 jam. Biasanya vesikel
menjadi kering sebelum isinya menjadi keruh. Dalam 3-4 hari erupsi tersebar,
mula-mula di dada kemudian ke muka, bahu dan anggota gerak. Erupsi ini
disertai dengan rasa gatal (Ngastiyah, 2005).
2.2.5 Komplikasi
Pada anak yang imunkompeten, biasanya dijumpai varicela yang ringan sehinga
jarang dijumpai komplikasi. Komplikasi yang dapat dijumpai pada varicela yaitu:
1. Infeksi sekunder pada kulit yang disebabkan oleh bakteri
Sering dijumpai infeksi pada kulit dan timbul pada anak-anak yang berkisar
antara 5-10% .
2. Scar (J aringan parut)
Timbulnya scar yang berhubungan dengan infeksi staphylococcus atau
atrepococcus yang berasal dari garukan.
3. Pneumonia
Dapat timbul pada anak-anak dan pada orang dewasa yang dapat
menimbulkan keadaan fatal.
4. Neurologic
Manisfestasinya berupa tidak dapat mempertahankan posisi berdiri hingga
tidak mampu untuk berdiri dan tidak adanya koordinasi dan dysarthria.


10

5. Herpes zoster
Komplikasi yang lambat dari varicela yaitu timbulnya herpes zoster, timbul
beberapa bulan hingga tahun terjadinya infeksi primer ( Dumasari, 2008).
2.2.6 Pengobatan
a. Penanganan penyakit cacar air
a) Kasus ringan : simptomatik
b) Kebersihan kulit : mandi dengan sabun lebih sering
c) Antiseptik
d) Anti histamine : bila ada rasa gatal
e) Antibiotik : bila ada infeksi sekunder
f) Obat anti virus :Acyclovir, valacyclovir, famcyclovir (Zein, 2008).
Mengingat cacar air merupakan penyakit menular berbahaya, maka
penanganan harus melibatkan dokter adalah sebagai berikut :
1. Begitu gejala cacar air terjadi, maka bawalah segera si kecil ke
dokter untuk memperoleh penanganan secara medis.
2. Dokter umumnya akan member krim antiseptik.
b. Penanganan cacar air lanjutan dapat dilakukan di rumah.
1. Berikan paracematol untuk menurunkan demam
2. Untuk menghindari dehidrasi, berikanlah minum sebanyak
mungkin
3. Oleskan salap kalamina untuk mengurangi rasa gatal
4. Mandikanlah si kecil dengan air hangat

11

5. J angan biarkan si kecil menggaruk cacarnya, karena dapat
meninggalkan bekas
6. J auhkan si kecil dari ibu hamil, karena kalau menular ke ibu hamil
sangat berbahaya bagi ibu dan berdampak serius bagi janin
(Novaria, Triton, 2008).
2.2.7 Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan cara pemberian vaksinasi varicela dosis 0,5 ml
secara subkutan, dosis tunggal. Pada keadaan terjadi kontak dengan kasus varicela,
untuk pencegahan vaksin dapat diberikan dalam waktu 72 jam setelah penularan.
(Rezeki, Hadinegoro, 2011) Vaksinasi memberikan perlindungan penuh dari cacar air
pada 8-9 dari 10 orang. Vaksinasi diberikan pada kelompok-kelompok berikut :
1. Anak dengan usia antara 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air
harus mendapat satu dosis vaksinasi.
2. Anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami
cacar air harus mendapat satu dosis vaksinasi.
3. Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air
4. Bekerja atau tinggal di lingkungan di mana penularan cacar air sangat
mungkin terjadi, misalnya di sekolah, penitipan anak, rumah sakit, asramah,
penjara, atau barak militer (Rukiyah, Yulianti, 2010).



12

2.3 Karakteristik Ibu
2.3.1 Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai
dengan ulang tahun terakhir (Zaluchu, 2006). Umur sangat erat hubungannya dengan
tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin bnayak pengetahuan dan pengalaman yang di dapat (Notoatmodjo, 2003).
2.3.2 Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan itu
terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep
ini berangkat dari asumsi bahwa manusia sebagai makhluk social dalam
kehidupannya dalam mencapai nilai-nilai hidup dalam masyarakat selalu memerlukan
bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2011).
2.3.3 Pekerjaan
Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh
penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dimana pekerjaan
tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan sehari-hari dalam memenuhi
kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang didapat
melalui pengalaman pribadi maupun orang lain (Notoatmodjo, 2011).

13

2.3.4 Sumber Informasi
Saluran atau media adalah alat atau saran yang digunakan oleh komunikasi
dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan. Umumnya informasi
didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga kesehatan, majalah,
keluarga/teman dll (Notoatmodjo, 2003).
2.3.5 Paritas
Paritas adalah anak yang di lahirkan oleh seorang ibu baik hidup maupun yang
mati. Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian
prenatal. Sedang paritas 1 dan paritas lebih dari 3 mempunyai angka kematian lebih
tinggi. Paritas 2-3 merupakan yang dapat di tangani dengan asuhan obstetri,
sedangkan paritas lebih dari 3 dapat di tangani dengan keluarga berencana (Sarwono,
2005)







14

BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep






3.2 Definisi Operasional
3.2.1 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan ibu yang mempunyai balita dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti yang berupa kuisioner dengan kategori :
1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Karakteriristik Ibu :
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
4. Sumber Informasi
5. Paritas

Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Balita tentang
Varicela
14


15

3.2.2 Umur
Umur adalah lamanya usia ibu yang mempunyai balita dihitung dari tahun
lahirnya sampai dengan ulang tahun yang terakhir. Dinyatakan dalam tahun yang
dikategorikan menjadi
1. 20-35 tahun
2. 36-45 tahun
3.2.3 Pendidikan
Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang pernah diselesaikan
oleh ibu yang mempunyai balita yang dikategorikan menjadi :
1. SD
2. SMP
3. SMU
4. PT (Perguruan Tinggi) / Akademi
3.2.4 Pekerjaan
Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu yang mempunyai balita sehari-
hari yang dikerjakan secara rutinitas baik mendapatkan penghasilan maupun tidak
yang dikategorikan menjadi:


16

1. Ibu Rumah Tangga
2. Wiraswasta
3. Pegawai swasta
4. PNS
3.2.5 Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah dialami ibu yang mempunyai
balita dengan kategori:
1. Primipara
2. Scundipara
3. Multipara
4. Grandemultipara
3.2.6 Sumber Informasi
Sumber informasi adalah darimana ibu yang mempunyai Balita memperoleh
informasi tentang varicela pada anak yang dikategorikan :
1. Teman atau keluarga
2. Tenaga kesehatan
3. Media cetak
4. Media elektronik

17

3.3 Jenis Penelitian
J enis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskritif, dengan desain
cross sectional yaitu penelitian di lakukan hanya satu kali saja tanpa ada
pengulangan, untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang varicela di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai tahun 2013.
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
3.4.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala
III Kecamatan Medan Denai dengan alasan yaitu belum pernah dilakukan penelitian
sebelumnya tentang varicela di lingkungan tersebut.
3.4.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada 28 Juni-01 J uli 2013
3.5 Populasi dan Sampel
3.5.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai balita di
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai tahun
2013 sebanyak 89 orang.


18

3.5.2 Sampel
Sampel yang di ambil dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
balita yang tinggal di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai tahun 2013 sebanyak 47 orang, cara pengambilan sampel dalam
penelitian ini dengan menggunakan teknik simpel random sampling (acak sederhana).
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus sebagai berikut :
=

1 + N (d

)

Keterangan :
n =Besar Sampel
N=Besar Populasi
d=Tingkat Kepercayaan
Maka
=
89
1 + 89(0.1

)

=
89
1,89

n =47,08 =47



19

3.6 Metode Pengumpulan Data
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dengan menggunakan alat ukur berupa
kuisioner yang disusun oleh peneliti berdasarkan teoritis.
Untuk mengisi kuisioner, peneliti mendatangi ibu-ibu yang tinggal di
Lingkungan X yang menjadi sampel dan memberikan penjelasan singkat terlebih
dahulu kepada responden tentang tujuan penelitian.
3.6.2 Aspek Pengukuran Pengetahuan
Aspek pengukuran dilakukan dengan memberikan pertanyaan sejumlah 20
buah. Masing-masing pertanyaan akan diberi skor sebagai berikut :
1. J awaban yang benar diberi skor nilai ( 1 )
2. J awaban yang salah diberi skor nilai ( 0 )
Total nilai tertinggi untuk pengetahuan adalah 20 x 1 = 20. Dengan demikian
pengetahuan responden dapat di ukur dengan menggunakan rumus :
=

100%
Keterangan
S : Skor

20

X : J awaban
R : J umlah nilai maksimum (20 soal) (Notoatmodjo, 2003)
Setelah selesai semua data yang diolah kemudian dimasukkan kedalam kategori
pengetahuan kemudian dimasukkan kategori standart absolute sebagai berikut:
1. Pengetahuan baik, apabila jawaban benar 16-20 (76-100 %)
2. Pengetahuan cukup, apabila jawaban benar 12-15 (56-75 %)
3. Pengetahuan kurang, apabila jawaban benar 0-11 (0-55 %) (Nursalam, 2008)
3.7 Pengolahan Data dan Analisa Data
3.7.1 Pengolahan Data
Data yang terkumpul di olah melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Dilakukan pengecekan kelengkapan data yang telah terkumpul, sehingga
tidak terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pengumpulan data tersebut.
2. Coding
Merupakan data yang diedit, diberi angka atau tanda untuk mempermudah
pengolahan data.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data, pengolahan data, serta pengambilan
kesimpulan data dimasukkan kedalam tabel distribusi data.

21

3.7.2 Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan metode deskritif yang disajikan dalam bentuk
tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian tersebut selanjutnya dianalisa dengan
menggambarkan setiap variabel dengan menggunakan teori-teori dan keputusan yang
relevant sehingga dibuat suatu kesimpulan.












22

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013
No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)
1 Baik 24 51,06
2 Cukup 16 34,04
3 Kurang 7 14,90
Jumlah 47 100,00

Dari tabel 4.1 di atas diketahui bahwa pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang varicela terbanyak pengetahuannya baik yaitu sebanyak 24 responden
(51,06%), kemudian pengetahuan cukup sebanyak 16 responden (34,04%), dan paling
sedikit berpengetahuan kurang sebanyak 7 responden (14,90%).
4.1.2 Distribusi Umur Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.2 Distribusi Umur Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013
No Umur Jumlah Persentase
1 20-35 tahun 37 78,72
2 36-45 tahun 10 21,28
Total 47 100,00

22

23

Dari tabel 4.2 di atas dapat di ketahui bahwa responden terbanyak berumur
20-35 tahun yaitu sebanyak 37 responden (78,72%), dan paling sedikit berumur 36-
45 tahun yaitu sebanyak 10 responden (21,28%).
4.1.3 Distribusi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.3 Distribusi Pendidikan Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013
No Pendidikan Jumlah Persentase
1 SD 6 12,76
2 SMP 18 38,30
3 SMA 22 46,81
4 Perguruan tinggi 1 2,13
Total 47 100,00

Dari tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak
berpendidikan SMA sebanyak 22 responden (46,81%), SMP sebanyak 18 responden
(38,30%), SD sebanyak 6 responden (12,76%), dan paling sedikit Perguruan Tinggi
sebanyak 1 responden (2,13%).






24

4.1.4 Distribusi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.4 Distribusi Pekerjaan Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013
No Pekerjaan Jumlah Persentase
1 IRT 36 76,60
2 Wiraswasta 11 23,40
Total 47 100

Dari tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden terbanyak dengan
pekerjaan IRT sebanyak 36 responden (76,60%), dan paling sedikit Wiraswasta
sebanyak 11 responden (23,40%).
4.1.5 Distribusi Paritas Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.5 Distribusi Paritas Ibu yang Mempunyai Balita di Lingkungan X
Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun
2013
No Gravida Jumlah Persentase
1 Primipara 11 23,40
2 Scundipara 14 29,79
3 Multipara 20 42,55
4 Grandemultipara 2 4,26
Total 47 100,00

Dari tabel 4.5 di atas diketahui bahwa responden terbanyak dengan paritas
multipara sebanyak 20 responden (42,55%), scundipara dengan sebanyak 14
responden (29,79%), primipara sebanyak 11 responden (23,40%), paling sedikit
grandemultipara sebanyak 2 responden (2,26%).

25

4.1.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu yang Mempunyai Balita
Tabel 4.6 Distribusi Sumber Informasi Ibu yang Mempunyai Balita di
Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013
No Sumber Informasi Jumlah Persentase
1 Teman atau keluarga 18 38,30
2 Tenaga kesehatan 8 17,02
3 Media cetak 11 23,40
4 Media elektronik 10 21,28
Total 47 100,00

Dari tabel 4.6 di atas diketahui bahwa responden terbanyak memperoleh
sumber informasi dari teman atau keluarga sebanyak 18 responden (38,30%), media
cetak sebanyak 11 responden (23,40%), media elektronik sebanyak 10 responden
(21,28%), dan paling sedikit dari tenaga kesehatan sebanyak 8 responden (17,02%).
4.1.7 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Umur
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan Umur
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No

Umur
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 20-35 tahun 21 56,76 13 35,14 3 8,10 37 100
2 36-45 tahun 3 30 3 30 4 40 10 100

Dari tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa dari 37 responden yang berumur
20-35 tahun, 21 responden (56,76%) berpengetahuan baik, 13 responden (35,14%)
berpengetahuan cukup, dan 3 responden (8,10%) berpengetahuan kurang. Dari 10

26

responden yang berumur 36-45 tahun, 3 responden (30%) berpengetahuan baik, 3
responden (30%) berpengetahuan cukup, 4 responden (40%) berpengetahuan kurang.
4.1.8 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Pendidikan
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan
Pendidikan di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

No

Pendidikan
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 SD 1 16,67 3 50 2 33,33 6 100
2 SMP 7 38,89 6 33,33 5 27,78 18 100
3 SMA 15 68,18 7 31,82 0 0 22 100
4 Perguruan
Tinggi
1 100 0 0 0 0 1 100

Dari tabel 4.8 di atas diketahui bahwa dari 22 responden yang berpendidikan
SMA, 15 responden (68,18%) berpengetahuan baik, 7 responden (31,82%)
berpengetahuan cukup. Dari 18 responden yang berpendidikan SMP, 7 responden
(38,89%) berpengetahuan baik, 6 responden (33,33%) berpengetahuan cukup, 5
responden (27,78%) berpengetahuan kurang. Dari 6 responden yang berpendidikan
SD, 3 responden (50%) berpengetahuan cukup, 2 responden (33,33%)
berpengetahuan kurang, 1 responden (16,67%) berpengetahuan baik. Dari 1
responden berpendidikan Perguruan Tinggi, 1 responden (100%) berpengetahuan
baik.


27

4.1.9 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Pekerjaan
Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan
Pekerjaan di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III
Kecamatan Medan Denai Tahun 2013

No

Pekerjaan
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 IRT 17 47,22 14 38,89 5 13,89 36 100
2 Wiraswasta 7 63,64 2 18,18 2 18,18 11 100

Dari tabel 4.9 di atas diketahui bahwa dari 36 responden bekerja sebagai IRT,
17 responden (47,22%) berpengetahuan baik, 14 responden (38,89%) berpengetahuan
cukup, 5 responden (13,89%) berpengetahuan kurang. Dari 11 responden bekerja
sebagai Wiraswasta, 7 responden (63,64%) berpengetahuan baik, 2 responden
(18,18%) berpengetahuan cukup, 2 responden (18,18%) berpengetahuan kurang.
4.1.10 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Paritas
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyi Balita Berdasarkan Paritas
di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No

Paritas
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 Primipara 8 72,73 2 18,18 1 9,09 11 100
2 Scundipara 8 57,14 5 35,72 1 7,14 14 100
3 Multipara 7 35 9 45 4 20 20 100
4 Grandemultipara 1 50 0 0 1 50 2 100

Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa dari 20 responden dengan paritas
multipara, 7 responden (35%) berpengetahuan baik, 9 responden (45%)

28

berpengetahuan cukup, 4 responden (20%) berpengetahuan kurang. Dari 14
responden dengan paritas scundipara, 8 responden (57,14%) berpengetahuan baik, 5
responden (35,72%) berpengetahuan cukup, 1 responden (7,14%) berpengetahuan
kurang. Dari 11 responden dengan paritas primipara, 8 responden (72,73%)
berpengetahuan baik, 2 responden (18,18%) berpengetahuan cukup, 1 responden
(9,09%) berpengetahuan kurang, 2 responden dengan paritas grandemultipara, 1
responden (50%) berpengetahuan baik, 1 responden (50%) berpengetahuan kurang.
4.1.11 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela Berdasarkan
Sumber Informasi
4.11 Distribusi Frekuensi Ibu yang Mempunyai Balita Berdasarkan Sumber
Informasi di Lingkungan X Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan
Medan Denai Tahun 2013

No

Sumber
informasi
Pengetahuan Jumlah
Baik Cukup Kurang
f % f % f % f %
1 Teman
/keluarga
7 38,89 7 38,89 4 22,22 18 100
2 Tenaga
kesehatan
5 62,5 2 25 1 12,5 8 100
3 Media cetak 6 54,55 4 36,36 1 9,09 11 100
4 Media
elektronik
6 60 3 30 1 10 10 100

Dari tabel 4.11 di atas diketahui bahwa dari 18 responden yang mendapatkan
informasi dari teman atau keluarga, 7 responden (38,89%) berpengetahuan baik, 7
responden (38,89%) berpengetahuan cukup, 4 responden (22,22%) berpengetahuan
kurang. Dari 11 responden yang mendapatkan informasi dari media cetak, 6
responden (54,55%) berpengetahuan baik, 4 responden (36,36%) berpengetahuan

29

cukup, 1 responden (9,09%) berpengetahuan kurang. Dari 10 responden yang
mendapatkan informasi dari media elektronik, 6 responden (60%) berpengetahuan
baik, 3 responden (30%) berpengetahuan cukup, 1 responden (10%) berpengetahuan
kurang. Dari 8 responden yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan, 5
responden (62,5%) berpengetahuna baik, 2 responden (25%) berpengetahuan cukup,
dan 1 responden (12,5%) berpengetahuan kurang.












30

4.2 Pembahasan
4.2.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Umur

Diagram 4.1 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Umur di Lingkungan X kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.1 diatas dapat diketahui pengetahuan responden berumur 20-
35 tahun dengan 21 responden (56,76%) tingkat pengetahuan baik dan responden
berumur 36-45 tahun dengan 4 responden (40%) berpengetahuan kurang.
Menurut zaluchu (2006), umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari
tahun lahirnya sampai dengan ulang tahun terakhir. Umur sangat erat hubungannya
dengan tingkat pengetahuan seseorang karena semakin bertambahnya umur seseorang
semakin banyak pengetahuan dan pengalaman yang didapat (Notoatmodjo, 2003).
56,76
30
35,14
30
8,1
40
0
10
20
30
40
50
60
20-35 tahun 36-45 tahun
baik
cukup
kurang

31

Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik pada kategori
umur 20-35 tahun dimana ibu masih muda dan merupakan usia reproduksi sehingga
ibu lebih mudah menerima informasi dan rasa penasaran atau ingin tahu masih tinggi.
Tingginya proporsi pengetahuan kurang pada kategori umur 36-45 tahun.
Karena ibu sudah tidak muda lagi dan rasa ingin tahu ibu telah berkurang. Dilihat dari
latar belakannya, ibu masih ada yang berpendidikan SD dan merupakan jenjang
pendidikan terendah, sehingga ibu mendapatkan wawasan dan pengetahuan kurang
baik maka dari itu ibu harus lebih aktif lagi mencari informasi dan wawasan terbaru
tentang dunia kesehatan.











32

4.2.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Pendidikan

Diagram 4.2 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Pendidikan di Lingkungan X kelurahan
Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.2 diatas dapat deketahui responden pendidikan perguruan
tinggi berpengetahuan baik sebanyak 1 responden (100%), SMA berpengetahuan baik
sebanyak 15 responden (68,18%), SMP berpengetahuan baaik sebanyak 7 responden
(38,89%), SD berpengetahuan cukup sebanyak 3 responden (50%).
Menurut Notoatmodjo (2011) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang
berarti dalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau
perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan lebih matang, pada diri individu,
kelompok atau masyarakat.
16,67
38,89
68,18
100
50
33,33
38,82
0
33,33
27,78
0 0
0
20
40
60
80
100
120
SD SMP SMA Perguruan Tinggi
baik
cukup
kurang

33

Menurut asumsi peneliti, bahwa tingginya proporsi pengetahuan baik pada
pendidikan PT dan SMA, karena responden yang berlatar pendidikan tersebut
memiliki wawasan yang luas sehingga responden lebih mudah menerima ide-ide baru
dan menerima informasi dengan jelas.
Tingginya proporsi pengetahuan baik pada pendidikan SMP, karena
rendahnya pendidikan ibu tidak membuat ibu ketinggalan informasi, apalagi sekarang
zaman sudah canggih sehingga tidak hanya dari pendidikan ilmu bisa di dapatkan
melainkan dari pengalaman dan wawasan ibu.











34

4.2.3 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Pekerjaan

Diagram 4.3 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Pekerjaan di Lingkungan X kelurahan
Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram diatas dapat diketahui responden yang bekerja sebagai
wiraswasta yang berpengetahuan baik sebanyak 7 responden (63,64%), dan bekerja
sebagai IRT berpengetahuan baik sebanyak 17 responden (47,22%).
Menurut Notoatmodjo (2011) pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas
seseorang untuk memperoleh penghasilan, guna memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari dimana pekerjaan tersebut sangat erat hubungannya dengan kebutuhan
sehari-hari dalam memenuhi kebutuhan hidup. Pekerjaan dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun orang lain.
47,22
63,64
38,89
18,18
13,89
18,18
0
10
20
30
40
50
60
70
IRT Wiraswasta
baik
cukup
kurang

35

Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik yang bekerja
sebagai Wiraswasta di karenakan ibu bekerja diluar rumah maka ibu semakin banyak
berinteraksi dengan orang- orang di sekitar mereka, sehingga ibu mendapatkan
informasi-informasi terbaru dan pengetahuan lain seputar kesehatan.
Tingginya proporsi pengetahuan baik pada kategori pekerjaan IRT, walaupun
ibu lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengurusi pekerjaan rumah tangga,
suami, dan anak. Ibu memperoleh informasi tentang kesehatan dari keluarga, teman,
tetangga, media cetak dan media elektronik sehingga ibu yang bekerja sebagai IRT
masih bisa medapatkan pengetahuan dan wawasan dari pengalaman orang lain.










36

4.2.4 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang Varicela
Berdasarkan Paritas

Diagram 4.4 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Paritas di Lingkungan X kelurahan Tegal
Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai Tahun 2013
Dari diagram 4.4 diatas diketahui responden dengan jumlah paritas primipara
berpengetahuan baik dengan 8 responden (72,73%), scundipara berpengetahuan baik
8 responden (57,14%), multipara berpengetahuan cukup sebanayak 9 responden
(45%), grandemultipara berpengetahuan baik dan kurang masing-masing sebanyak 1
responden (50%).
Menurut Sarwono (2005) paritas adalah jumlah anak yang dilahirkaan oleh
seseorang ibu yang hidup maupun meninggal. Paritas 2-3 merupakan paritas yang
paling aman ditinjau dari sudut maternal. Paritas lebih dari 3 mempunyai angka
72,73
57,14
35
50
18,18
35,72
45
0
9,09
7,14
20
50
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Primipara Scundipara Multipara Grandemultipara
baik
cukup
kurang

37

kematian maternal lebih tinggi, paritas lebih dari 3 dapat dikurangi atau dicegah
dengan keluarga berencana.
Menurut asumsi peneliti, tingginya proporsi pengetahuan baik dengan paritas
primipara dan scundipara karena rasa ingin tahu yang tinggi mengakitbatkan ibu lebih
banyak menggali informasi mengenai kesehatan dengan demikian ibu banyak
mengetahui informasi tentang kesehatan.
Tingginya proporsi pengetahuan cukup pada paritas multipara karena ibu
lebih banyak paritasnya maka semakin banyak pengalaman yang di dapat ibu.
Dengan pengalaman ibu sebelumnya ibu telah memiliki wawasan dan pengetahuan
tentang kesehatan sebelumnya.









38

4.2.5 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Sumber Informasi


Diagram 4.5 Distribusi Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Balita Tentang
Varicela Berdasarkan Sumber Informasi di Lingkungan X
kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai
Tahun 2013
Dari diagram 4.5 diatas diketahui responden pada informasi yang di dapat dari
tenaga kesehatan berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (62,5%), media
elektronik berpengetahuan baik sebanyak 6 responden (60%), media cetak
berpengetahuan baik sebanyak 5 responden (62,5%), teman/keluarga berpengetahuan
baik sebanyak 7 responden (38,89%).
Menurut Notoatmodjo (2003) saluran atau media adalah alat atau saran yang
digunakan oleh komunikasi dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada
38,89
62,5
54,55
60
38,89
25
36,36
30
22,22
12,5
9,09
10
0
10
20
30
40
50
60
70
Teman/Keluarga Tenaga Kesehatan Media Cetak Media Elektronik
baik
cukup
kurang

39

komunikan. Umumnya informasi didapat dari media masa (tv, radio, internet, tenaga
kesehatan, majalah, keluarga/teman dll.
Menurut asumsi peneliti, ibu yang mendapat informasi dari teman/keluarga
memiliki proporsi pengetahun baik dan cukup, hal ini menunjukkan bahwa informasi
yang diberikan teman/keluarga telah menambah pengetahuan dan wawasan ibu
melalui bersosialisasi maupun berinteraksi.
Berbeda dengan ibu yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan, media
cetak, dan media elektronik yang memiliki proporsi pengetahuan baik. Itu karena ibu
mendapatkan informasi terbaru dengan cara yang lebih gampang dan lebih cepat
selain itu ibu lebih mudah memahami apa yang dilihat dan langsung di baca dari
buku, koran/majalah, tv, radio dan internet sehingga ibu mendapatkan informasi yang
lebih luas dan pengetahuan yang baik.







40

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Gambaran pengetahuan ibu yang mempunyai balita tentang varicela yang
terbanyak berpengetahuan baik 24 responden (51,06%).
5.1.2 Berdasarkan umur, responden yang paling banyak berumur 20-35 tahun dari 37
responden sebanyak 21 responden (56,76%) berpengetahuan baik.
5.1.3 Berdasarkan pendidikan, responden yang paling banyak pendidikan SMA dari
22 responden sebanyak 15 responden (68,18%) berpengetahuan baik.
5.1.4 Berdasarkan pekerjaan, responden yang paling banyak bekerja sebagai IRT dari
36 responden sebanyak 17 responden (47,22%) berpengetahuan baik.
5.1.5 Berdasarkan paritas, responden yang paling banyak dengan paritas multipara
dari 20 responden sebanyak 9 responden (45%) berpengetahuan cukup.
5.1.6 Berdasarkan Sumber Informasi, responden yang paling banyak mendapat
informasi dari teman/keluarga dari 18 responden sebanyak 7 responden
(38,89%) berpengetahuan baik dan cukup.


40

41

5.2 Saran
5.2.1 Di harapkan kepada ibu yang mempunyai balita di Lingkungan X Kelurahan
Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai tahun 2013 lebih aktif lagi
mencari informasi dalam meningkatkan pengetahuan dan menambah wawasan
tentang varicela (cacar air).
5.2.2 Di harapkan kepada tenaga kesehatan lebih aktif memberikan informasi yang
mudah diterima dan dimengerti kepada masyarakat khususnya pada ibu yang
memiliki balita.










42

DAFTAR PUSTAKA
Dumasari, Ramona, 2008. Varicella dan Herpes Zoster. Medan :J urnal Fakultas
Kedokteran USU
Fadlun, Achmad Feryanto, 2010. Asuhan Kebidanan Patologi. J akarta: Salemba
Medika
Kurniawan,Martin, Dessy, Norberta dan Tatang Matheus, 2009. Varicela Zoster
Pada Anak. Tanggerang : Medicinus
Marmi, 2011. Paduan Lengkap Sakit Dan Luka Pada Anak,Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Ngastiyah, 2005. Perawatan Anak Sakit, J akarta : EGC
Notoatmodjo, S, 2003, Metodologi Penelitian Kesehatan. J akarta : Rineka Cipta
, 2011, Kesehatan Masyarakat. J akarta : Rineka Cipta
Novaria, A, I, Triton, P, B. 2008. Menjaga Kesehatan Balita. Yogykarta : Tugu
Novel, Sasika. 2011. Ensiklopedi Penyakit Menular dan Infeksi. Yogyakarta :
Familia
Novita, Nesi, Yunetra Franciska, 2011. Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan
Kebidanan. J akarta Selatan: Salemba Medika
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Keperawatan.
J akarta : Salemba Medika
Rezeki, Sri, Hadinegoro, 2011. Pedoman Imunisasi Di Indonesia. J akarta: Ikatan
Dokter Anak Indonesia
Rukiyah, Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan IV. J akarta Timur : Trans
Info Media
Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. J akarta : Yayasan Bina Pustaka

43

Sefrina, Andin, Suhendri Cahya Purnama, 2012. Penyakit Berbahaya Bayi dan
Balita. J akarta Timur: Dunia Sehat
Suardi, Muslim, Erjon, khodijah, 2007. Kerasionalan Penggunaan Asiklovir Pada
Salah Satu Poliklinik Kulit dan Kelamin. Sumatera Selatan: J urnal Farmasi
Indonesia
WHO, 2008. Imunization, Vaccines and Biological : http://www.who.int/selection
Zaluchu, Fotarisman, 2006. Metodologi Penelitian. Bandung: Cipta Pustaka Media
Zein, Umar. 2008. Penyakit- Penyakit Yang Mempengaruhi Kehamilan Dan
Persalinan. Medan : USU

Anda mungkin juga menyukai