Anda di halaman 1dari 26

KOLESIST

ITIS
KELOMPOK 5
Lia Junita (08111006014)
M. Rizki Said (08111006022)
Sefti Juwita (08111006055)
Kurniawati (08121006001)
Rizki Arasyia (08121006003)
Fanny Surviva R. (08121006019)
Melany Amdira (08121006027)
Titis Utami (08121006059)
KOLESISTITIS
KOLESISTITIS AKUT
a. Pengertian
Kolestitis akut adalah inflamasi akut pada
kandung empedu.

Kolesistitis biasanya muncul bersamaan dengan
penderita kolelitiasis.


b. Etiologi
Kolestitis Akut dapat
disebabkan oleh :
infeksi bakteri
penderita kolelitiasis

Hal lain yang dapat menyebabkan
penyakit ini adalah
Trauma
kurangnya suplai darah
anestesi / pembedahan
berkepanjangan,
Edema,
Neoplasma,
Puasa jangka panjang,
dehidrasi berkepanjangan,
Gallbladder trauma,
imobilitas berkepanjangan
penggunaan opioid berlebih
c. Faktor Risiko
Wanita yang meminum obat kontrasepsi oral
bahkan pada usia remaja dan usia 20-an.
Kondisi klinis yang dapat berperan meningkatkan
insidensi batu empedu adalah
penderita diabetes,
sirosis hati,
pankreatitis,
kanker kandung empedu, dan
penyakit atau reseksi ileum.
Faktor Ras berpengaruh pada tingginya insiden
batu empedu seperti orang Amerika asli, orang kulit
putih, dan orang Afro-Amerika.
d. Gejala Klinis
Gejala dan Tanda Kolesistitis akut yang mungkin
timbul antara lain:
Nyeri abdomen atau nyeri epigastrium
Demam yang ringan
Anoreksia
Takikardia
Diaphoresis
Nausea
Vomitus
Tinja berwarna pucat

e. Patofisiologi
Patofisiologi Kolesistitis Akut
Peradangan mekanis akibat tekanan
intralumen dan regangan yang menimbulkan
iskemia mukosa dan dinding kandung
empedu.
Peradangan kimiawi akibat pelepasan
lisolesitin (akibat kerja fosfolipase pada lesitin
dalam empedu) dan faktor jaringan local
lainnya.
Peradangan bakteri yang mungkin berperan
pada 50- 85 % pasien kolesistitis akut.

f. Diagnosis
Diagnosis klinis berdasarkan :
Pemeriksaan USG bisa membantu memperkuat
adanya batu empedu dalam kandung empedu
dan bisa menunjukkan penebalan pada dinding
kandung empedu
Anamnesis
pemeriksaan fisik
pemeriksaan laboratorium bisa pada
leukositosis
Diagnosis yang paling akurat diperoleh dari
pemeriksaaan skintigrafi hepatobilier
g. Penatalaksanaan atau Terapi
Pasien yang telah
terdiagnosis kolesistitis
dirujuk ke fasilitas
kesehatan sekunder yang
memiliki dokter spesialis
penyakit dalam.
Penanganan di layanan
primer, yaitu:
Tirah baring
Puasa
Pasang infus
Pemberian antibiotik:
1. Golongan penisilin:
ampisilin injeksi
500mg/6jam dan
amoksilin 500mg/8jam IV,
atau
2. Sefalosporin: Cefriaxon
1 gram/ 12 jam,
cefotaxime 1 gram/8jam,
atau
3. Metronidazol
500mg/8jam
Konseling dan Edukasi
h. Pengobatan
Penderita sebaiknya dirawat
di rumah sakit, agar dapat
diberikan cairan dan elektrolit
intravena dan tidak
diperbolehkan makan
maupun minum.
Antibiotic diberikan sesegera
mungkin jika dicurigai
kolesistitis akut. Jika
diagnosis sudah pasti dan
resikonya kecil, biasanya
dilakukan pembedahan untuk
mengangkut kandung
empedu pada hari pertama
dan kedua.


Jika penderita memiliki penyakit
lainnya yang meningkatkan
resiko pembedahan, operasi
ditunda dan dilakukan
pengobatan terhadap
penyakitnya. Jika serangannya
mereda, kandung empedu bisa
diangkat 6 minggu kemudian
atau lebih
Pemberian obat hanya untuk
membantu mengurangi
kesakitan dan mencegah
komplikasi.
Obat-obatan yang dipakai
antara lain meliputi anti muntah,
analgetik (pereda sakit) dan
antibiotik.

i. Pencegahan
Membatasi makanan berlemak dan memperbanyak
makanan berserat, karena serat dapat mencegah
pembentukan batu empedu lebih lanjut.
Penderita yang pernah mengalami serangan kolesistitis
akut dan kandung empedunya belum diangkat,
sebaiknya mengurangi asupan lemak dan menurunkan
berat badannya.
Tidak mengudap sebelum tidur. Makanan kecil sebelum
tidur dapat menaikkan garam empedu dalam kandung
empedu.
Membiasakan minum kopi dan makan kacang-
kacangan.

j. Komplikasi
1. Empiema dan hidrops
2. Gangren dan perforasi
3. Pembentukan fistula dan ileus batu empedu
4. Empedu limau (susu kalsium) dan kandung
empedu porselin.

Komplikasi pasca kolesistektomi
Komplikasi dini
Sindroma tunggal duktus sistikus
Katarsis dan gastritis akibat garam empedu




KOLESISTITIS KRONIK
a. Pengertian
Kolesistitis kronis adalah peradangan
menahun dari dinding kandung empedu, yang
ditandai dengan serangan berulang dengan
nyeri perut yang tajam dan hebat.

b. Etiologi
Kolesistitis kronis terjadi akibat serangan
berulang dari kolesistitis akut, yang
menyebabkan terjadinya penebalan dinding
kandung empedu dan penciutan kandung
empedu. Pada akhirnya kandung empedu
tidak mampu menampung empedu.

c. Gejala Klinis
Gejala ringan dan tidak menonjol.
Dispepsia
Rasa penuh di epigastrium dan nausea,
khususnya setelah makan makanan berlemak
tinggi (biasanya hilang setelah sendawa).
Ikterus
Kolik usus berulang
Nyeri lokal di daerah kandung empedu

d. Patofisiologi
Batu empedu adalah timbunan kristal di dalam
kandung empedu yang disebut kolelitiasis.
Jika batu empedu secara tiba-tiba menyumbat
saluran empedu, maka penderita akan
merasakan nyeri. Nyeri cenderung hilang-
timbul dan dikenal sebagai nyeri kolik. Nyeri
timbul secara perlahan dan mencapai
puncaknya, kemudian berkurang secara
bertahap. Nyeri bersifat tajam dan hilang-
timbul, bisa berlangsung sampai beberapa
jam.
e. Diagnosis
Diagnosis kolesistitis kronik sering sulit
ditegakkan. Riwayat penyakit batu kandung
empedu di keluarga, ikterus dan kolik
berulang, nyeri lokal di daerah
kandung empedu disertai tanda
Murphy positif dapat
menyokong menegakkandiagnosis

f. Radiologi
Kolesistografi oral, ultrasonografi, dan
kolangiografi
Endoscopic retrograde choledochopancreatico
graphy (ERCP)
Kolesistogram (untuk kolesistitis kronik)
CT Scan
MRI

g. Pengobatan
Pengobatan yang biasa dilakukan adalah
pembedahan. Kolesistektomi bisa dilakukan
melalui pembedahan perut maupun melalui
laparoskopi.

h. Pencegahan
Seseorang yang pernah mengalami serangan
kolesistitis akut dan kandung empedunya
belum diangkat, sebaiknya mengurangi
asupan lemak dan menurunkan berat badan


Contoh Kasus
Pasien perempuan berusia 54 tahun datang dengan
keluhan nyeri perut kanan atas, nyeri pinggang kiri
dan kanan. Pasien juga mengalami demam dan
gelisah sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengalami
mual muntah sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan pasien nampak gelisah
dan kesakitan, tekanan darah 130/90 mmHg, nadi
110 kali/menit, respirasi 28 kali/menit, suhu 38,5
o
C,
nyeri tekan pada abdomen regio hipokondriaka
dekstra dan epigastrik.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan
peningkatan drastis pada angka leukosit, SGOT dan
SGPT
DIAGNOSIS
Berdasarkan pemeriksaan radiologi, dapat
ditegakkan diagnosis kerja kolesistitis dengan
komplikasi hepatitis.
TERAPI
Pasien dirawatinapkan, dipasang infus,
diberikan antibiotik spektrum luas, anti mual,
anti nyeri, anti piretik dan direncanakan untuk
dilakukan pembedahan untuk mengangkat
kandung empedu.

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai