Anda di halaman 1dari 15

SUBTANCE ABUSE

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu yang mempengaruhi kehamilan dilihat dari gaya hidup adalah faktor Subtance
abuse. Subtance abuse adalah sebagai perilaku yang merugikan atau membahayakan bagi ibu
hamil termasuk penyalahgunaan zat-zat atau obat tertentu yang membahayakan ibu hamil.
Berikut beberapa contoh tindakan dari Subtance abuse. Pengaruh obat terhadap janin selama
hamil tidak tergantung dari macam obat, akan tetapi juga tergantung dari saat obat tersebut
diberikan. Obat-obat yang diberikan kapada ibu hamil dapat menimbulkan efek pada janin
seperti, kelainan bentuk anatomic atau kecacatan pada janin terutama penggunaan obat pada
trimester I, kelainan faal alat tubuh dan gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Penggunaan obat terlarang selam kehamilan sangat membahayakan bagi ibu maupun janin.
Kokain misalnya, yang tidak saja menembus plasenta, tetapi juga dapat
menghancurkannya, mengurangi aliran darah ke janin dan menghambat pertumbuhannya.
Komplikasi kehamilan yang lain juga dapat terjadi termasuk keguguran, lahir premature dan
lahir mati.
Kadang-kadang pengaruh obat ini baru terlihat pada bayi yang dilahirkan ketika menginjak
usia remaj dan dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui
plasenta dan mencapai plasenta dan mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu
perkembangan janin. Maka sebaliknya berhati-hati dalam berhati-hati dalam memberikan obat
sewaktu hamil. Alkohol dalam jumlah banyak selama kehamilan dapat menyebabkan sejumlah
besar masalah pada jani. Hal ini karena alcohol akan memasuki aliran darah janin dengan jumlah
konsentrasi yang sama dengan konsentrasi alcohol dalam darah ibu, jadi setiap kali ibu minim
alcohol janinnya juga ikut serta. Peminum berat semasa kehamilan disamping mengakibatkan
berbagai komplikasi kehamilan yang serius juga dapat menyebabkan FAS (Fetal Alcohol
Syndrom) pada janin. Digambarkan seperti mengalami kondisi setelah mabuk, bayi ini lahir
denganukuran kecil, biasanya cacatmental dengan berbagai kelainan bentuk (terutama pada
kepala dan wajah, tangan, dan kaki). Dan angka kematian bayi yang tinggi.
Resiko pada kehamilan juga dapat meningkatkan resiko keguguran, lahir premature, berat lahir
yang rendah, dan komplikasi selama masa persiapan kelahiran dan persalinan. Dari bukti yang
ada, nasehat yang terbaik bagi wanita hamil yang akan hamil adalah tidak mengkonsumsi
alcohol. Diharapkan bahwa efek samping alcohol pada kehamilan akan hilang setelah wanita
yang bersangkutan berhenti minum.
Pengaruh sinar rongent atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I
(umur 4 sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan trimester I
merupakan tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang,
jantung, ginjal, dan pernafasan, sehingga paparan sina X-ray pada umur kehamilan ini akan
menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan
persalinan prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa saat
paparan radiasi berlansung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor fisik apa saja yang memengaruhi masa kehamilan?
2. Seberapa besar pengaruh faktor fisik dalam menjaga kehamilan?

C. TUJUAN
Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui faktor-faktor fisik apa saja yang memengaruhi kehamilan
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh faktor-faktor fisik dalam menjaga kehamilan
3. Mengetahui apa saja yang memengaruhi status kesehatan ibu hamil
4. Mengetahui pengaruh faktor fisik terhadap kesehatan ibu hamil









BAB II
PEMBAHASAN
I. Substansi abuse
Substance abuse didefinisikan sebagai pola psikoaktif dari pengguanaan zat atau bahan yang
berisiko bagi kesehatan. Pola psikoaktif dapat berupa terkadang hanya mencoba-coba,
penyalahgunaan pemakaian obat, ataupun gejala adiksi ( ketergantungan).
1) Alkohol dan kafein
Alkohol yang dikonsumsi ibu hamil dapat membahayakan jantung ibu hamil dan merusak janin,
termasuk menimbulkan kecacatan dan kelainan pada janin dan menyebabkan kelahiran
premature. Tidak hanya pada peminum atau pemakai alkohol rutin, tetapi juga pada pemakai
alkohol yang tidak rutin atau insidental. Sehingga wanita hamil seharusnya tidak mengkonsumsi
atau mengurangi pemakaian alkohol sebelum atau selama hamil. Efek pemakaian alkohol dalam
kehamilan adalah pertumbuhan janin terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung
dan kelainan neonatal. Munculnya efek ketidaknormalan pada ibu hamil dengan konsumsi
alkohol minimal 28,5 ml perhari dan terutama konsumsi alkohol pada trimester pertama.
Kecemasan dan depresi ibu hamil dan merokok sering meningkatkan konsumsi alkohol.
Konsumsi kafein yang berlebihan mengakibatkan bayi lahir mati, abortus dan persalinan
prematur.
2) Merokok
Ibu hamil perokok akan beresiko menurunkan berat bayi lahir. Hasil riset menunjukkan satu atau
lima diantara wanita hamil dilaporkan merokok. Hingga seperempat wanita hamil yang merokok,
berhenti pada pemeriksaan kunjungan antenatal pertama. Kebiasaan merokok sering terjadi pada
kelompok sosial rendah, paritas tinggi, penghasilan rendah, atau ibu dengan problem psikologis
seperti depresi, stress, pekerja berat, dan lain-lain. Efek yang muncul diakibatkan merokok
adalah kelahiran BBLR, persalinan preterm, kematian perinatal. Pengaruh nikotin terhadap janin
menimbulkan efek kenaikan tekanan pada otak janin dan peningkatan denyut jantung janin.
Merokok selain efek membahayakan janin juga membahayakan ibu berkaitan dengan penyakit-
penyakit yang muncul sebagai akibat merokok, misalnya penyakit paru, jantung, hipertensi,
arteriosclerosis, kanker paru dan lain-lain.
Jika wanita hamil merokok selama kehamilan maka ia sudah terpapar 3 zat yang dapat
membahayakan janinnya yaitu karbon monoksida, sianida dan nikotin. Bila seorang wanita
merupakan peminum berat terutama saat hamil (56 gelas sehari), maka besar kemungkinan
akan mengalami yang disebut Sindrom Alkohol pada janin (FAS). Dimana bayi lahir dengan
mental terbelakang dan kelainan bentuk tubuh (terutama pada kepala, wajah, tangan dan kaki,
jantung dan susunan saraf pusat). Bayi semacam ini bisa mengalami kesulitan pernafasan,
kontrol suhu tubuh yang buruk, daya tahan tubuh melawan infeksi rendah dan kurangnya nafsu
makan. Wanita hamil yang mengkonsumsi alkohol juga tidak dapat makan dengan baik sehingga
dapat berisiko keguguran, lahir prematur atau lahir mati. Sampai saat ini memang tidak ada batas
aman alkohol bagi kandungan, jadi dianjurkan bagi ibu hamil sebaiknya menghindari alkohol
selama kehamilan.
3) Penggunaan obat-obat selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari macam obat, akan tetapi
juga tergantung dari saat obat tersebut diberikan. Obat-obat yang diberikan kepada ibu hamil
dapat menimbulkan efek pada janin seperti :
a) Kelainan bentuk anatomik atau kecacatan pada janin, terutama penggunaan obat pada trimester
pertama.
b) Kelainan faal alat tubuh.
c) Gangguan pertukaran zat dalam tubuh.
Kadang-kadang pengaruh obat yang diberikan pada waktu hamil baru akan terlihat pada bayi
yang dilahirkan ketika sudah menginjak usia remaja atau dewasa. Misalnya pemberian estrogen
pada ibu hamil dapat menyebabkan tumor alat kandungan bila bayi telah berusia remaja atau
dewasa. Hampir semua obat yang diberikan pada wanita hamil dapat melalui plasenta dan
mencapai janin dan beberapa diantaranya dapat mengganggu perkembangan janin. Maka
sebaiknya berhati-hati dalam memberikan obat sewaktu hamil.
Tabel daftar obat yang berpotensi membahayakan atau menimbulkan kelainan pada janin.
Nama obat Kemungkinan kelainan pada bayi
Kloramfenikol Gangguan pernafasan, grey sindrom, (sindrom abu-abu)
Tetrasiklin
Gangguan pertumbuhan tulang, perubahan warna gigi,
gigi rapuh
Dihidrosetreptomisin Tuli
Streptomisisin Gangguan keseimbangan
Amitriptin Iritabilitas neonatus
Amfetamin
Iritabilitas, tidak mau menyusu, takhikardi, malformasi
kardiovaskuler dan muskuluskeletal
Nitrofurantoin Gangguan dalam darah
Fenasetin Gangguan dalam darah
Anti diabetik per oral Kematian janin dalam kandungan
Anti kanker Trombositopenia, cacat bawaan
Anti malaria Kelainan kongenital
Aspirin IUGR
Ibu profen Kontriksi duktus arteriosus
Parasetamol Dislokasi sendi paha dan clubfoot
Vitamin dengan dosis
tinggi
Kerusakan ginjal, defek susunan saraf pusat dan
kranifasial, skorbut, ketidakmampuan belajar,
kerusakan hati dan tulang



Daftar obat atau zat dengan efek terato genik pada manusia.
Jenis Efek utama
Thalidomide Phocomelia
DES Kecacatan traktus genetalia
Warfarin Hypoplasia hidung, gangguan tulang
Androgens Maskulinisasi janin wanita
Folic acid antagonisis Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat
Antikonvulsan Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat
Retinoic acid Cacat kepala dan wajah, cacat jantung
Alkohol Cacat pada kepala dan muka, pertumbuhan janin terhambat

4) Sinar rontgen atau radiasi
Pengaruh sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama adalah pada trimester I (umur 4
sampai 9 minggu dari hari pertama menstruasi terakhir). Pada kehamilan trimester I merupakan
tahap dasar pembentukan organ termasuk organ vital otak, sumsum tulang belakang, jantung,
ginjal dan pernafasan, sehingga paparan sinar X-ray pada umur kehamilan ini akan menimbulkan
resiko kecacatan janin, malformasi janin, retardasi mental pada janin, abortus dan persalinan
prematurus. Efek radiasi terhadap janin tergantung dari umur kehamilan beberapa saat paparan
radiasi berlangsung dan seberapa besar jumlah radiasi yang diterima.
5) Kokain
Kokain merupakan stimulant system saraf pusat yang mempengaruhi bagian otak yang mengatur
pusat kesenangan, yang dipakai secara oral, melalui intervena dan dihisap. Zat ini
membangkitkan impalas saraf terus menerus (melepas potensial aksi). Kokain ini menimbulkan
rasa senang, menyebabkan vasokontriksi, peningkatan denyut jantung dan suhu tubuh, ilusi
mental muncul dan anastesi local. Namun euphoria, energy dan efek afrodisiak akan berubah
menjadi rasa cemas, rasa lemah dan depresi.
Kokain sangat berbahaya bagi pertumbuhan janin. Hal ini dihubungkan dengan vasokontriksi
yang menyebabkan hiprtensi, cardiac iskhemika, aborsi spontan, IUFD dan abrupsio plasenta,
kelahiran premature, retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR), mikrosefalus, cacat congetinal
dan saluran reproduksi serta urine yang tidak normal.
6) Opiates (narkotik)
Pengunaan opiates dalam kehamilan dapat menyebabkan IUGR, kelahiran premature dan
kematian bayi, ibu akan menolak kehamilannya dan menyebabkan stress pada janin bahkan
sampai kematian.
Bayi baru lahir dari ibu pengguna opiates saat hamil harus siap menerima akiba fatal yaitu
Syndrome narkotik, syndrome ini digunakan dengan cara disuntikan melalui IV, wanita yang
menggunakan jenis obat ini juga akan berisiko terkena HIV, hepatitis dan infeksi termasuk
endocarditis.
7) Ampetamin
Ampetamin termasuk obat perangsang yang mempunyai efek hamper sama dengan kokain,
berpengaruh pada pengurangan lingkar kepala janin dan meningkatnya risiko terjadinya abruptio
plasenta, IUGR, IUFD, hal ini berhubungan dengan vasokontriksi yang disebabkan oleh
ampetamin. Penggunaan ampetamin pada saat hamil juga berhubungan dengan penurunan nutrisi
dan berat badan.
Suatu jenis ampetamin baru, metkatinon (kucing jalanan), telah beredar dipasaran dan berasal
dari laboratorium di Michigan dan Wisconsin. Metkatinon adalah obat yang sangat adiktif
dengan efek stimulus dua kali kokain. Pada awalnya, obat ini menyebabkan hiperaktivitas,
agitasi dan hipotensi (addiction conselling certification board of Oregon, 1995)


2. Mitos
Mitos, takhayul atau kepercayaan tertentu. Perlu dikaji ada beberapa mitos tertentu yang dapat
membahayakan kehamilan dan ada yang mendukung terhadap pemeliharaan kesehatan selama
hamil. Mengenai mitos, takhayul, atau kepercayaan tertentu sangat dipengaruhi oleh lingkungan
sosial budaya dan adat istiadat tertentu. Misalnya mitos mitoni, tidak boleh makan makanan yang
berbau amis, tidak boleh mempersiapkan keperluan untuk persalinan dan bayi, minum air kelapa
muda, tidak boleh memotong rambut, tidak boleh berkata kotor dan lain-lain. Mitos yang
mendukung asuhan tentunya diperbolehkan sedangkan yang membahayakan dalam asuhan
kehamilan semestinya kita cegah dengan memberikan konseling dan pendidikan kesehatan yang
tepat pada ibu hamil.

3. Aktifitas Seksual
Berdasarkan konsep evidence bahwa ibu hamil tidak harus menghentikan aktivitas seksual
ataupun secara khusus mengurangi aktivitas seksual. Larangan dalam aktivits seksual ibu hamil
merupakan hal yang tidak tepat atau tidak evidence terdapat perubahan yang cukup jelas
mengenai kenyamanan seksual selama hamil, mungkin terjadi peningkatan atau penurunan
libido. Namun menurut konsep evidence based menyatakan bahwa pengaruh aktivitas seksual
selama masa kehamilan tidak terbukti signifikan berhubungan dengan peristiwa mulainya
persalinan.

4. Aktifitas atau pekerjaan sehari-hari
Tidak ada rekomendasi dalam asuhan kehamilan bahwa ibu hamil itu tidak boleh sama sekali
melakukan aktifitas pekerjaan rumah tangga ataupun bekerja di luar rumah, yang penting
diperhatikan adalah keseimbangan dan toleran dalam pekerjaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam pekerjaan atau aktifitas bagi ibu hamil adalah tingkat keamanannya bagi ibu hamil.
Nasehat yang perlu disampaikan adalah bahwa ibu hamil tetap boleh melakukan aktifitas atau
pekerjaan tetapi cermati apakah pekerjaan atau aktifitas yang dilakukan beresiko atau tidak untuk
kehamilannya.
5. Kebiasaan minum jamu
Minum jamu merupakan salah satu kebiasaan yang beresiko bagi wanita hamil, karena efek
minum jamu dapat membahayakan tumbuh kembang janin seperti menimbulkan kecacatan,
abortus, BBLR, partus prematurus, kelainan ginjal dan jantung janin, asfiksia neonaturum,
kematian janin dalam kandungan dan malformasi organ janin. Hal ini terjadi terutama apabila
minum jamu pada trimester I. Selain efek pada janin juga terdapat kemungkinan efek pada ibu
hamil, misalnya keracunan, kerusakan jantung dan ginjal, shock, dan perdarahan. Efek tersebut
dapat terjadi dikarenakan kandungan zat-zat tertentu pada jamu baik berupa bahan herbal
maupun bahan lain yang mungkin tidak aman bagi ibu. Karena kenyataan yang ada di
masyarakat menunjukkan bahwa tidak semua jamu yang beredar di pasaran Indonesia
mencantumkan bahan atau komposisi jamu, termasuk tidak mencantumkan hasil riset evidence
mengenai zat-zat yang digunakan untuk membuat jamu, bahkan kadang ada yang mencampur
jamu dengan jenis obat tertentu yang membahayakan kehamilan. Menurut standar konsep
pengobatan tradisional sebenarnya diperbolehkan dan dibenarkan dengan persyaratan bahwa zat-
zat atau bahan yang digunakan dalam pengobatan tradisional tersebut sudah terbukti efektif dan
bermanfaat dan tidak membahayakan kehamilan.

II. Partner abuse
Partner abuse merupakan kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan dapat
terjadi baik secara fisik, psikis, ataupun seksual sehingga dapat terjadi rasa nyeri dan trauma.
Kekerasan yang terjadi sekitar 7-11% dari wanita yang hamil. Efek kekerasan pada ibu hamil
dapat berupa langsung maupun tidak langsung. Bentuk langsung antara lain trauma dan
kerusakan fisik pada ibu serta bayinya misalnya solusio plasenta (terlepasnya plasenta sebelum
waktunya dengan implantasi normal pada kehamilan lebih dari 28 minggu), fraktur tulang ,
rupture uteri dan perdarahan; sedangkan efek yang tidak langsung adalah reaksi emosional,
peningkatan kecemasan, depresi, rentan terhadap penyakit. Trauma pada kehamilan juga dapat
menyebabkan nafsu makan yang menurun dan peningkatan frekuensi merokok, serta meminum
alkohol.
Bullock dan Mc. Failane (1989) menemukan prevelansi yang meningkat untuk bayi
dengan BBLR pada ibu yang mengalami kekerasan selama hamil. Kebanyakan wanita hamil
yang mengalami kekerasan adalah karena pendidikan yang rendah umur yang terhitung masih
muda, dan hamil di luar nikah.
1. Hamil diluar Nikah
Jika kehamilan tidak diharapkan, secara otomatis ibu akan sangat membenci
kehamilannya, sehingga tidak ada keinginan untuk melakukan hal-hal positif yang akan
meningkatkan kesehatan bayinya. Pada kasus ini kita waspada akan adanya keguguran (abortus),
premature (bayi lahir belum cukup umur) dan kematian janin. Pada kehamilan di luar nikah,
hampir bisa dipastikan bahwa pasangan masih belum siap dalam hal ekonomi. Selain itu
kekurangsiapan ibu untuk merawat bayi juga perlu diwaspadai agar tidak terjadi postpartum
blues atau seorang wanita yang tidak menerima kehadiran anaknya karena depresi saat dalam
masa nifas dan setelah melahirkan .
2. Kehamilan tidak diharapkan
Kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan sebagai suatu anugerah. Seorang wanita yang
sedang hamil pasti sangat bahagia karena didalam tubuhnya ada sebuah kehidupan yang sedang
dinantikan kelahirannya. Makhluk kecil inilah yang nantinya membuat pasangan suami istri
berubah status menjadi orang tua dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam hidup ini. Akan
tetapi ada beberapa orang khusus yang terkadang menyesali kehamilannya.
Kehamilan yang tidak diharapkan, tidak direncanakan atau tidak dikehendaki dapat
merupakan krisis yang berat bagi seorang wanita, terutama jika dukungan dari keluarganya amat
kecil dan struktur emosionalnya terganggu. Wanita tersebut dapat merasakan putus asa karena
kehamilannya mungkin mempengaruhi pendidikan, rencana karir, atau situasi ekonominya. Ia
juga dapat merasakan kecemasan, depresi, marah, malu atau bersalah walaupun lingkungan
sosial sekarang memandang kehamilan tidak sebagai noda seperti masa lalu.
Berikut ini ada beberapa faktor fisik gaya hidup kehamilan yang
tidak diharapkan :
a.) Kalangan Remaja
Remaja dapat mengatakan kalau seks bebas atau seks pra nikah itu aman untuk dilakukan.
Akan tetapi, bila remaja melihat, memahami ataupun merasakan akibat dari perilaku itu, ternyata
hasilnya lebih banyak merugikan. Salah satu resiko dari perilaku seks pra nikah atau seks bebas
adalah kehamilan dan kehamilan yang tidak direncanakan sebelumnya bisa merampas
kenikmatan masa remaja yang seharusnya dinikmati oleh setiap remaja lelaki maupun
perempuan. Walaupun kehamilan itu sendiri dirasakan langsung oleh perempuan, tetapi remaja
pria juga akan merasakan dampaknya karena harus tanggung jawab. Dan dalam hal ini ada 2 hal
yang bisa dan biasa dilakukan remaja jika mengalami kehamilan tidak diharapkan :
(1) Mempertahankan kehamilan
(2) Mengakhiri kehamilan
Semua tindakan yang dilakukan remaja tersebut dapat membawa resiko baik fisik, psikis, sosial.
Bila kehamilan diakhiri (aborsi) dapat mengakibatkan dampak negatif, antara lain :
(1) Resiko perdarahan karena mengambil jaringan yang tidak bersih dan tidak aman menurut medis.
(2) Pengerokan yang terlalu dalam akan meninggalkan cerukan / bahkan lubang didinding rahim.
(3) Gangguan haid bila pergerakan dilakukan sampai menyentuh selaput otot.
(4) Infeksi yang terjadi kaibat kelalaian / kurang terampilnya dokter yang menangani.



b.) Wanita Dewasa / Ibu yang Sudah Menikah
Banyak alasan yang menjadi penyebab mengapa seseorang ibu tidak menghendaki
kelahiran anak, yaitu :
1. Ibu merasa akan mengganggu karirnya, karena akan membuatnya terikat atau merasa anak dapat
menghambat cita-citanya dalam berkarya karena waktu itu biasanya hanya untuk mengurusi
anak.
2. Kekhawatiran mengenai masalah ekonomi, karena telah memiliki banyak anak sedangkan
keuangan rumah tangga sangat minim sehingga muncul kekhwatiran akan penghidupan yang
layak dan pendidikan anak berkelanjutan.
3. Ibu muda biasanya merasa khawatir, mempunyai anak akan membuat tubuhnya tidak sebagus
dulu. Selain itu beberapa ibu beranggapan bahwa hidupnya tidak bebas lagi jika mempunyai
anak.
4. Kegagalan alat kontrasepsi yang dipakai. Hal ini bisa terjadi dikarenakan pemilihan alat
kontrasepsi yang tidak teratur dalam mengkonsumsi obat pencegah kehamilan seperti pil KB.
Kehamilan resiko tinggi merupakan salah satu faktor kehamilan tidak diharapkan. Kehamilan
resiko tinggi adalah suatu kehamilan yang memiliki resiko lebih besar dari biasanya (baik bagi
ibu maupun bayinya ), akan terjadi penyakit atau kematian sebelum maupun ssudah persalinan.
Faktor resiko sebelum kehamilan :
1. Masalah pada kehamilan yang lalu, maka resikonya untuk mengalami hal yang sama pada
kehamilan yang akan datang adalah lebih besar. Contoh :
a. Jika sesorang wanita pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 5 kg, mungkin dia
menderita diabetes. Jika selama kehamilan seorang wanita menderita diabetes, maka resiko
keguguran atau resiko kematian ibu maupun bayi meningkat.
b. Jika seseorang wanita pernah melahirkan bayi yang menderita penyakit hemolitik ( hemolytic
desease of new born) adalah abnormal pecahnya sel darah merah pada janin atau bayi yang baru
lahir. Hal ini biasanya karena antibodi yang dibuat oleh ibu ditujukan terhadap sel darah merah
bayi. Hal ini biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau terjadi ketika ada
ketidakcocokan antara jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara golongan darah Rh ibu
dan bayi.Penyakit hemolitik dari Bayi juga disebut eritroblastosis fetalis(Widness, 2008). maka
bayi berikutnya memiliki resiko menderita penyakit yang sama lebih besar karena tubuh ibu
telah membentuk antibody. )

2. Karakteristik ibu
a. Usia wanita mempengaruhi resiko kehamilan
Anak perempuan berusia 15 tahun atau kurang, lebih rentan terhadap terjadinya pre
eklamsi (suatu keadaan yang ditandai dengan tekanan drah tinggi, protein dalam kemih dan
penimbunan cairan selama kehamilan) dan eklampsi (kejang akibat pre eklampsi), mereka juga
lebih mungkin melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau bayi kurang gizi.
Wanita yang berusia 35 tahun atau lebih, lebih rentang terhada tekanan darah tinggi,
diabetes di dalam rahim serta lebih rentan terhadap nggaguan persalinan dan resiko memiliki
bayi dengan kelainan kromosom (misalnya sindroma down) semakin meningkat.
b. Seorang wanita yang pada saat tidak hamil memiliki berat badan kurang dari 50 kg,
lebih mungkin melahirkan bayi kecil dari usia kehamilan. Sebaliknya, seorang wanita gemuk
lebih mungkin melahirkan bayi besar. Obesitas juga memyebabkan meingkatnya resiko
terjadinya diabetes dan tekanan darah tinggi selama kehamilan.
c. Seorang wanita yang memiliki tinggi badan kurang dari 1,5 meter, lebih mungkin
memiliki panggul yang sempit. Selain itu, wanita tersebut juga memiliki resiko yang lebih tinggi
untuk mengalami persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur) dan melahirkan bayi yang
sangat kecil.
d. Pendarahan saat hamil
Penyebab pendarahan paling sering pada trimester III :
(1) Kelainan letak plasenta
(2) Pelepasan plasenta sebelum waktunya
(3) Penyakit pada vagina atau leher rahim( misalnya infeksi )
Berdasarkan dari penyebabnya, perdarahan saat hamil yaitu : perdarahan pada kehamilan
muda(kehamilan kurang dari 22 minggu), perdarahan antepartum atau hamil tua(kehamilan
diatas 28 minggu atau lebih) yaitu seperti perdarahan yang berhubungan dengan
kehamilan(plasenta previa, solusio plasenta, perdarahan pada plasenta letak rendah, pecahnya
atau ruputra sinus marginalis, rupture vasa previa, insersio velamentosa, plasenta sirkumvalata),
perdarahan yang tidak berhubungan dengan kehamilan(ruptura varises vagina, perdarahan polip
servikalis, perdarahan pada perlukaan serviks, perdarahan karena keganasan serviks, erosio, dan
trauma.)
e. Batuk-batuk lama pada malam hari, kemungkinan TBC
Penyakit TBC paru dapat menimbulkan masalah pada wanita itu sendiri, dan masyarakat
sekitarnya. Kehamilan tidak banyak memberikan pengaruh terhadap cepatnya perjalanan
penyakit ini. Banyak wanita tidak mengeluh sama sekali. Keluhan yang sering di temukan adalah
batuk-batuk yang lama, badan terasa lemah, nafsu makan berkurang, hemoptisis,subfebris, berat
badan menurun, kadang ada batuk darah dan sakit dada.
Kehamilan tidak mempengaruhi perjalanan penyakit ini. Namun, pada kehamilan dengan
infeksi TBC resiko prematuritas, IUGR, dan berat badan lahir rendah serta resiko kematian
perinatal. Infeksi TBC dapat menginfeksi plasenta, biasanya dalam brntuk granuloma. Bentuk
tuberkel jarang menginfeksi plasenta. Keadaan ini dapat menyebabkan infeksi pada janin yang
menyebabkan tuberkulosis kongenital. Tuberkulosis kongenital juga termasuk bayi yang
terinfeksi dari aspirasi sekret pada proses persalinan.
f. Kelainan pada cairan ketuban
Air ketuban yang terlalu banyak akan menyebabkan peregangan rahim dan menekan
diagfragma ibu. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernafasan yang berat pada ibu dan
terjadinya persalinan premature (bayi lahir belum cukup umur). Air ketuban terlalu banyak
cenderung terjadi pada :
(1) Ibu yang menderita diabetes yang tidak terkontrol.
(2) Kehamilan ganda
(3) Inkompatibilitas rh
(4) Bayi dengan cacat bawaan (misalnya penyumbatan kerongkongan atau kalainan sistem saraf)
Air ketuban terlalu sedikit ditemukan pada :
(1) Bayi yang memiliki hambatan pertumbuhan
(2) Bayi yang meninggal dalam kandungan
Kelainan pada cairan ketuban, yaitu : oligo hidramnion(air ketuban kurang dari normal),
hidramnion(jumlah air ketuban jauh lebih banyak dari normal), ketuban pecah dini(pecahnya
ketuban sebelum in partu.)
c.) Perkosaan (Serangan Seksual)
Perkosaan adalah persetubuhan ( persetubuhan sebenarnya adalah atau penetrasi labia
oleh penis) atau seorang wanita tanpa persetujuannya dan dengan paksaan melalui rasa takut,
kekuatan atau penipuan. Pemerkosaan sering terjadi pada anak besar kelompok umur menarche
atau adolesen ( 14-17).
Tindak perkosaan pada anak biasanya disertai dengan penganiyaan seksual dalam bentuk
pedofilia dan penganiayaan anak. Hal ini sering di temukan, yang mula-mula merupakan
masalah anak kecil baru diketahui setelah riwayat penganiyaan yang agak lama.
Di sisi lain, perkosaan dapat terjadi akibat mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan
alkohol yang mempengaruhi pikiran sehingga hanya di penuhi hawa nafsu. Tindak perkosaan
pasti menimbulkan trauma fisik pada korban. Korban perkosaan mempunyai resiko tinggi
menjadi tidak mampu melakukan aktivitas seksual secara normal pada kehidupan di masa
datang. Penularan penyakit kelamin dan HIV, perdarahan, adanya trauma perineum, biasanya
akibat penganiayaan digital atau akibat cedera mengangkang ( yaitu trauma non koital).
Cedera pada setengah posterior perineum ( frenulum labiorum pudendi posterior, hymen
dan daerah pudendus) biasanya dihubungkan dengan penetrasi penis ( abrasi, eritema, dan
laserasi ). Dan tidak menutup kemungkinan, wanita tersebut hamil meskipun pada akhirnya
banyak di antara mereka yang menggugurkan kandunganya dengan tidak aman.





























BAB III
PENUTUP


A. Kesimpulan
Wanita hamil mengalami beberapa perubahan fisik selama kehamilan pada sistem
tubuhnya. Perubahan ini terjadi karena adanya adaptasi terhadap pertumbuhan janin dan dapat
dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubungan dengan fisik pada ibu hamil, diantaranya:
1. Obat atau zat yang membahayakan janin
2. Lingkungan
3. Gaya hidup

B. Saran
Sebagai seorang tenaga medis khususnya bidan harus mampu membentuk suatu manajemen
yang baik agar permasalahan permasalahan kesehatan pada pasien yang terkhusus pada ibu
hamil dapat diatasi dengan baik. Sehingga menciptakan kenyamanan dan memberikan
kesejahteraan bagi pasien atau klien. Dengan menerapkan tindakan-tindakan yang seharusnya
dilakukan bagi klien khususnya ibu hamil dengan melihat lebih luas arti dan maksud dari faktor-
faktor yang mempengaruhi kehamilan, seperti yang dibahas dalam makalah ini.

Anda mungkin juga menyukai